Anda di halaman 1dari 22

UTS MANAJEMEN KEUANGAN

Disusun Oleh:

Sharah Rizqiyyah (01012622024009)

MAGISTER MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN AJARAN 2020
BAB 5

KONSEP NILAI WAKTU UANG

1. Pak Joko dijanjikan uang pada 4 tahun yang akan datang (FV) sebesar Rp 3.000
oleh investasinya pada perusahaan CV Instiec Creative, suku bunga (r) 10% per
tahunnya. Berapakan nilai perusahaannya sekarang?

Penyelesaian :
FV (r;t)
PV = ---------------

( 1 + r )t

Rp 3.000
PV = -------------------

( 1 + 0,10)4

PV = Rp 2.049
Sehingga nilai perusahaan sekarang adalah Rp.2.049

2. Sinta merencanakan untuk menabung sebesar Rp 4.000 setiap akhir tahun


selama 4 tahun dengan bunga 11% per tahun.

a. Berapa nilai tabungan pada akhir tahun ke 2 ?

b. Berapa nilai tabungan pada akhir tahun ke 4 ?

Penyelesaian :
a. Nilai tabungan pada akhir tahun ke 2 :

FVA = a (1+r)n-1 + a (1+r)n-2

FVA = a {(1+r)n-1 + (1+r)n-2 }

FVA = Rp 4.000 {(1+0,11)2-1 + (1+0,11)2-2 }

FVA = Rp 4.000 { 2,11 }


= Rp 8.440
Jadi, nilai tabungan pada tahun kedua sebesar Rp. 8.440
b. Nilai tabungan pada akhir tahun ke 5 :

FVA = Rp 4.000 {(1+0,11)4-1 + (1+0,11)4-2 + (1+0,11)4-3 +

(1+0,11)4-4 }

FVA = Rp 4.000 {4,709731 }


= Rp 18.839

Sehingga nilai tabungan pada tahun kelima sebesar Rp 18.839

3. Suatu investasi menawarkan arus kas sebesar Rp. 360 Juta pertahun dan
pembayaran dilakukan 1 tahun dari sekarang jika tingkat keuntungan
diisyaratkan 15%.

a. Berapa present value arus kas atas investasi selama 6 tahun?

b. Berapa present value arus kas atas investasi selama 7 tahun?

Penyelesaian :
a. Present value selama 4 tahun :

PV = FV / (1+r)t
6
PV = 360 Juta / (1+0,15)
= 360 Juta / 2,313061
= Rp 155.637.919
Sehingga present value arus kas dari investasi selama 6 tahun sebesar
Rp 155.637.919
b. Present Value selama 7 tahun :
PV = FV / (1+r)t
7
PV = 360 Juta / (1+0,15)
= 360 Juta / 2,660020
= Rp 135.337.328
Sehingga present value arus kas dari investasi selama selama 7 tahun sebesar
Rp 135.337.328
4. Nana menawarkan kepada Una suatu alternatif pembayaran secara anuitas
sebesar Rp. 23 juta setiap tahun selama 2 tahun atau pembayaran sebesar Rp. X
sekarang. Bila suku bunga sebesart 9 % pertahun berapa nilai X yang dilakukan
pembayaran pada akhir setiap tahun ?

Penyelesaian :

PVA = a {(1/(1+r)1) +(1/(1+r)2)}

PVA = 23 juta {(1/(1+0,09)1)+(1/(1+0,09)2+(1/(1+0,09)3


+(1/(1+0,09)4)}

= 23 juta (0,9174 + 0,8416 + 0,7722 + 0,7084)

= 23 juta (3,2396)

= Rp 74.510.800
BAB 7
PENILAIAN SAHAM

1. PT Kania Group mempertimbangkan membeli satu lembar saham pada hari ini dan
merencanakan untuk menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian dengan
harga Rp13.000 Anda memprediksi saham tersebut akan membayarkan dividen pada
akhir tahun sebesar Rp4.000 per saham.

a. berapa tingkat keuntungan sebesar 25% atas investasai saham tersebut, berapa
harga saham yang bersedia Anda bayar ?

b. Berapa keuntungan yang di dapat pada tahun ke 3 jika tingkat keuntungan tetap
25%?

Penyelesaian :
a. Nilai sekarang = P0 = (D1 + P1) / (1 + r )

= (Rp 4.000 + Rp 13.000)/(1 + 0,25)

= Rp 13.600

Dengan demikian Rp 13.600 adalah merupakan nilai saham tersebut pada hari ini.

b. Keuntungan pada tahun ke 3 :

D3= Rp 4000 x (1 + 0,25)3

= Rp 4000 x 1,9531= Rp 7.812,4


Dengan demikian keuntungan pada tahun ke 3 sebesar Rp 7.812,4

2. Jika dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 300, tingkat keuntungan yang
disyaratkan r = 14 % dan tingkat pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 8%.
Berdasarkan informasi tersebut.

a. Berapa nilai atau harga saham saat ini ?

b. Berapa deviden pada tahun ke 3?

c. Berapa nilai atau harga saham pada tahun ke 3 dan ke 4 ?


Penyelesaian :

a. Harga nilai saham saat ini :

P0 = D0 x (1 + g)/(r – g)

= Rp 300 x (1 + 0,08)/(0,14 – 0,08)

= Rp 300 x 1,08/0,06

= Rp 5.400

b. Deviden pada tahun ke 3 :

= Rp 300 x (1 + 0,08)3 = Rp 377,91


=
c. Dengan demikian harga saham pada tahun ketiga dan keempat adalah :

P3= D3 x (1 + 0,08)/(0,14 – 0,08)

= Rp 377,91 x 1,08 / 0,06 = Rp 6.802,3

Harga saham pada tahun ke dua sebesar Rp 6.802,38

D4 = Rp 300 x (1 + 0,08)4

= Rp 300 x 1,3604 = Rp 408,15

P4= D4 x (1 + 0,08)/(0,14 – 0,08)

= Rp 408,15 x 1,08 / 0,06 = Rp 7.347

Harga saham pada tahun ke keempat sebesar Rp. 7.347

3. Jika dividen kas yang baru dibayarkan, D0 = Rp 800, tingkat keuntungan yang
disyaratkan r = 16 % dan tingkat pertumbuhan dividen yang tetap sebesar g = 9%.
Berdasarkan informasi tersebut.

a. Berapa nilai atau harga saham saat ini ?

b. Berapa deviden pada tahun ke 3?

c. Berapa deviden pada tahun ke 5 ?

Penyelesaian :
a. Harga nilai saham saat ini :
P0 = D0 x (1 + g)/(r – g)

= Rp 800 x (1 + 0,09)/(0,16 – 0,09)

= Rp 800 x 1,09/0,07

= Rp 12.457

b. Deviden pada tahun ke 3 :

D3 = Rp 800 x (1 + 0,09)3

= Rp 800 x 1,2950 = Rp 1.036


Deviden yang di bayarkan pada tahun ke 3 adalah Rp.1.036
c. Deviden pada tahun ke 5 :

D5 = Rp 800 x (1 + 0,09)5

= Rp 800 x 1,5386 = Rp 1.231


Deviden yang di bayarkan pada tahun ke 5 adalah Rp.1.231

4. PT Susanti Group memberikan deviden semi tahunan sebesar Rp 650 dan harga per
lembar Rp 12.000. berapakah tingkat pendapat tahunan atas saham biasa perusahaan
tersebut ?

Penyelesaian :
Deviden tahunan = 2x Rp 650= Rp 1.300

Pendapatan tahunan = deviden tahunan perlembar / harga per lembar =


Rp 1.300 / Rp 12.000 x 100% = 10,83%

5. PT Freya Group mempunyai kebijakan pembayaran dividen yang tetap setiap


tahun sebesar Rp6.500 per saham. Jika tingkat keuntungan yang disyaratkan
sebesar 26%. berapa nilai saham tersebut ?

Penyelesaian :
P0 = D/r
P0 = Rp6.500/0,26
= Rp25.000 per saham
Sehingga tingkat keuntungan nilai perusahaan adalah sebesar Rp 25.000 Per saham.
6. CV Musi Lawas memiliki saham suatu perusahaan dijual hari ini dengan harga Rp
12.000 per saham. Dividen tahun pertama sebesar Rp 650 per saham dan diperkirakan
akan tumbuh sebesar 13 % per tahun.

a. Berapa tingkat keuntungan saham perusahaan tersebut ?

b. Berapa harga saham tersebut pada tahun pertama ?

Penyelesaian :
a. Berdasarkan dividend growth model, total tingkat pendapatan adalah
r = Dividend yield + Capital gains yield

r = D1/P0 + g

r = Rp. 650/Rp 12.000 + 13%

= 5,42% + 13%

= 18%

Hal ini berarti saham tersebut mempunyai tingkat pendapatan yang


diharapkan sebesar 18%.

b. Dengan menggunakan tingakat pendapatan yang disyaratkan sebesar 18%,


dapat dihitung harga saham tersebut pada tahun pertama, P1, sebagai
berikut:

P1 = D1 x (1 + g)/(r – g)

= Rp650 x (1 + 0,13)/(0,18 – 0,13)

= Rp734,5/0,05 = Rp 14.690

Dapat disimpulkan harga saham pada tahun pertama bertambah menjadi Rp. 14.690

7. PT Daun Hijau akan membeli satu lembar saham pada hari ini dan merencanakan untuk
menjual kembali saham tersebut satu tahun kemudian dengan harga Rp23.000,- Anda
memprediksi saham tersebut akan membayarkan dividen pada akhir tahun sebesar
Rp5.000,- per saham.

a. Berapa tingkat keuntungan sebesar 18% atas investasai saham tersebut,


berapa harga saham yang bersedia Anda bayar ?

b. Berapa keuntungan yang di dapat pada tahun ke 4 jika tingkat keuntungan


tetap 18%?
Penyelesaian :
a. Nilai sekarang = P0 = (D1 + P1) / (1 + r )
= (Rp 5.000 + Rp 23.000)/(1 + 0,18)
= Rp 23.729

Dengan demikian Rp 23.729 adalah merupakan nilai saham tersebut pada hari
ini yang berdia untuk di bayar.

b. Keuntungan pada tahun ke 4 :

D4 = Rp 5000 x (1 + 0,18)4

= Rp 5000 x 1,9388 = Rp 9.694


Dengan demikian keuntungan pada tahun ke 4 sebesar Rp. 9.694

8. Pada PT Ponytail harga pasar saham “right-on” adalah Rp3.000 per saham, dan
harga subscription Rp1.500 per saham, dan dibutuhkan 5 hak untuk membeli
perlembar tambahan saham. Jika sampai dengan tanggal ex-right, maka harga
pasar saham teoritis akan mengalami penurunan,
a. Berapakah harga pasar teoritis 5 hak ?
b. Berapakah besarnya harga pasar teoritis ketika sampai dengan
tanggal ex-right?
c. Berapakah nilai teoritis dari right ketika saham dijual ex-right (Rx)

Penyelesaian :
a. Harga pasar teoritis 5 hak :
𝑃0 −𝑆
R0 =
𝑁+1
Rp3.000 – Rp1500
R0 = ---------------------- =Rp 250
5+1
Maka, harga pasar per lembar saham dengan right-on terdiri atas nilai satu
hak.
b. Besarnya harga pasar teoritis ketika sampai dengan tanggal ex – right :
(𝑃 )(𝑁)+𝑆
Px = 0
𝑁+1

(𝑅𝑝 3.000)(5)+𝑅𝑝 1.500


Px = = Rp 2.750
5+1

Sehingga nilai saham sebelum tanggal ex-right Rp3.000 Setelah tanggal ex- right
nilai sahamnya Rp 2.750 per lembar. Penurunan harga pasar saham ini persis
sama dengan nilai dari right , yaitu Rp250
c. Nilai teoritis dari right ketika saham dijual ex-right (Rx)
𝑃𝑥 −𝑆 𝑅𝑝 2.750−𝑅𝑝 1.500
Rx = =
5
= Rp 250
𝑁

Jadi benar, besarnya harga pasar teoritis ketika sampai dengan tanggal ex-
right sebesar Rp 250
BAB 10
Biaya Modal

1. Perusahaan PT Rizqi merencanakan investasi sebesar Rp 145 juta. Kebutuhan dana


tersebut akan dibiayai dengan utang 35%, saham istimewa 18%, dan modal sendiri 60%.
Modal sendiri dapat dipenuhi dari dua sumber, yaitu laba ditahan dan penerbitan saham
biasa baru. Biaya utang setelah pajak 9%, saham istimewa 14%, dan laba ditahan 16%.
Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka
perusahaan akan menerbitkan saham baru dengan biaya 22%.

Ditanya:

a) Berapakah nilai WACC jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan?

b) Berapakah nilai WACC jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dana modal sendiri?

Jawab:

a) Jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan, maka WACC yaitu:

WACC = 0,35 (9%) + 0,18 (14%) + 0,60 (16%) = 15,27%

b) Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka
nilai WACC menyesuaikan dengan biaya saham baru yang diterbitkan.

WACC = 0,35 (9%) + 0,18 (14%) + 0,60 (22%) = 18,87%

Terjadi peningkatan WACC dari 15,27% menjadi 18,87%

2. Perusahaan CV Lily merencanakan investasi sebesar Rp 120 juta. Kebutuhan dana


tersebut akan dibiayai dengan utang 43%, saham istimewa 13%, dan modal sendiri 39%.
Modal sendiri dapat dipenuhi dari dua sumber, yaitu laba ditahan dan penerbitan saham
biasa baru. Biaya utang setelah pajak 8%, saham istimewa 16%, dan laba ditahan 21%.

Ditanya:

Berapakah nilai WACC jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan?

Jawab:

Jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan, maka WACC yaitu:

WACC = 0,43 (8%) + 0,13 (16%) + 0,39 (21%) = 13,71%


3. Perusahaan CV Jenie merencanakan investasi sebesar Rp 115 juta. Kebutuhan dana
tersebut akan dibiayai dengan utang 31%, saham istimewa 17%, dan modal sendiri 59%.
Modal sendiri dapat dipenuhi dari dua sumber, yaitu laba ditahan dan penerbitan saham
biasa baru. Biaya utang setelah pajak 13%, saham istimewa 16%, dan laba ditahan 19%.
Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka
perusahaan akan menerbitkan saham baru dengan biaya 24%.

Ditanya:

a) Berapakah nilai WACC jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan?

b) Berapakah nilai WACC jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan
dana modal sendiri?

Jawab:

a) Jika modal sendiri dipenuhi dari sumber laba ditahan, maka WACC yaitu:

WACC = 0,31 (13%) + 0,17 (16%) + 0,59 (19%) = 17,96%

b) Jika laba ditahan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan dana modal sendiri, maka
nilai WACC menyesuaikan dengan biaya saham baru yang diterbitkan.

WACC = 0,31 (13%) + 0,17 (16%) + 0,59 (24%) = 20,91%

Terjadi peningkatan WACC dari 17,96% menjadi 20,91%

4. PT Kendys membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan investasinya


sebesar Rp. 3.000.000.000 yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah
dari masing-masing sumber pendanaan tersebut:

1) Hutang Obligasi:

Jumlah pendanaan sebesar Rp. 390.000.000 dengan nilai nominal Rp.350.000


perlembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 12% per tahun dan jangka waktu obligasi
4 tahun. Harga jual obligasi Rp. 295.000 per lembar dan tingkat pajak 18%.

2) Saham Preferen:

Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 410.000.000 Harga jual saham
preferen sebesar Rp 41.500 setiap lembar dengan dividen sebesar Rp 5.700 per lembar.

3) Saham Biasa:

Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp. 1.240.000.000 Harga jual
sahamRp 23.000 dengan dividen sebesar Rp 3.950 setiap lembar dengan pertumbuhan
7%.
Ditanya:

a) Biaya modal secara individual?

b) Biaya modal keseluruhan?


Jawab:

a) Biaya modal secara individual:

• Biaya modal hutang obligasi

I = Rp. 350.000 x 12%= Rp. 42.000

Maka:

I + (N - Nb)/n
Kd =
(Nb + N)/2

Kd = biaya modal hutang obligasi

I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah

N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya

Nb = Nilai bersih penjualan obligasi

n = Umur obligasi

42.000 + (350.000 – 295.000)/4


Kd =
(295.000 + 350.000)/2

55.750
Kd = = 17,29%
322.500

Lalu ka disesuaikan dengan tingkat pajak :

Ki = kd (1 – t)

Ki = 17,29% (1 – 0,18)

Ki = 17,29% (0,82) =14,18%

• Biaya modal saham preferen

Kp = Dp / PO

Kp = Biaya saham preferen

Dp = Dividen saham preferen

PO = Harga saham preferen saat penjualan


5.700
Kp = = 0.1373 =13,73%
41.500

• Biaya modal saham biasa

Ke = (Dl / PO) + g

Ke = biaya modal saham biasa

Di = dividen

P0 = harga penjualan saham saat ini

G = Grow/ pertumbuhan

Ke = (3.950 / 23.000) + 7% = 0,172 + 0,07 = 0,242 = 24,2%

b) Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital, WACC):

Sumber Dana Jumlad Dana Proporsi Biaya Modal Biaya Tertimbang


(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)

Obligasi 390.000.000 19,12% 14,18% 2,71%

Saham Preferen 410.000.000 20,10% 13,73% 2,75%

Saham Biasa 1.240.000.000 60,78% 24,2% 14,70%

JUMLAH 2.040.000.000 20,16%

Maka biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-ratanya adalah 20,16%

5. CV Nana membutuhkan modal yang akan digunakan dalam pendanaan investasinya


sebesar Rp. 8.500.000.000 yang terdiri atas beberapa sumber dana. Berikut ini jumlah dari
masing-masing sumber pendanaan tersebut:

1) Hutang Obligasi:

Jumlah pendanaan sebesar Rp. 500.000.000 dengan nilai nominal Rp 500.000


perlembar. Bunga yang ditawarkan sebesar 17% per tahun dan jangka waktu obligasi
5 tahun. Harga jual obligasi Rp 455.000 per lembar dan tingkat pajak 26%.
2) Saham Preferen:

Besarnya pendanaan saham preferen adalah Rp. 350.000.000 Harga jual saham
preferen sebesar Rp. 45.000 setiap lembar dengan dividen sebesar Rp 6.300 per lembar.

3) Saham Biasa:

Jumlah pendanaan dari modal saham biasa sebesar Rp.2.100.000.000 Harga jual
saham Rp. 29.550 dengan dividen sebesar Rp. 5.750 setiap lembar dengan pertumbuhan
7%.

Ditanya:

a) Biaya modal secara individual?

b) Biaya modal keseluruhan?

Jawab:

a) Biaya modal secara individual:

• Biaya modal hutang obligasi

I = Rp. 500.000 x 17%= Rp. 85.000

Maka:

I + (N - Nb)/n
Kd =
(Nb + N)/2

Kd = biaya modal hutang obligasi

I = Bunga hutang jangka panjang (obligasi) satu tahun dalam rupiah

N = Harga nominal obligasi atau nilai obligasi pada akhir umurnya

Nb = Nilai bersih penjualan obligasi

n = Umur obligasi

85.000 + (500.000 – 455.000)/5


Kd =
(455.000 + 500.000)/2

94.000
Kd = = 19,68%
477.500

Lalu ka disesuaikan dengan tingkat pajak sehingga:

Ki = kd (1 – t)

Kihy = 19,68% (1 – 0,26)


Ki = 19,68% (0,74) =14,56%

• Biaya modal saham preferen

Kp = Dp / PO

Kp = Biaya saham preferen

Dp = Dividen saham preferen

PO = Harga saham preferen saat penjualan

6.300
Kp = = 0.14 =14%
45.000

• Biaya modal saham biasa

Ke = (Dl / PO) + g

Ke = biaya modal saham biasa

Di = dividen

P0 = harga penjualan saham saat ini

G = Grow/ pertumbuhan

Ke = (5.750 / 29.550) + 7% = 0,194 + 0,07 = 0,2645 = 26,45%

b) Biaya modal keseluruhan (weighted average cost of capital, WACC)

Sumber Dana Jumlad Dana Proporsi Biaya Modal Biaya Tertimbang


(1) (2) (3) (4) (5) = (3) x (4)

Obligasi 500.000.000 16,95% 14,56% 2,47%

Saham Preferen 350.000.000 11,86% 14% 1,66%

Saham Biasa 2.100.000.000 71,19% 26,45% 18,83%

JUMLAH 2.950.000.000 22,96%

Jadi biaya modal keseluruhan atau biaya modal rata-ratanya adalah 22,96%
BAB 11
Struktur Modal

1) PT SR Group mempunyai utang Rp 2.500.000.000 dengan bunga 10% per tahun. Laba bersih
operasi yang diharapkan setiap tahun Rp 2.500.000.000 dan tingkat kapitalisasi saham biasa
(ke) sebesar 15%.

Ditanya:

a). Berapa nilai perusahaan ?

b). Berapa biaya modal perusahaan ?

c). Berapa harga pasar saham perusahaan ?

Penyelesaian:

a). Berdasarkan Net Income Approach, maka nilai perusahaan :

O - Laba bersih operasi Rp 2.500

F - Biaya bunga ( 250)

--------------

E - Laba bagi pemegang saham Rp 2.250

ke -Tingkat kapitalisasi saham 0,15

--------------

S - Nilai pasar saham Rp 15.000

B - Nilai pasar utang 2.500

--------------

V- Nilai total perusahaan Rp 17.500

b). Biaya modal perusahaan (ko):

𝑂 𝑅𝑝 2.500
ko = = x 100% = 14,29 %
𝑉 𝑅𝑝 17.500
Apabila perusahaan meningkatkan jumlah utang dari Rp 2.500.000.000 menjadi Rp
5.000.000.000, dan menggunakan tambahan utang untuk membeli kembali saham yang beredar
dan suku bunga tetap 10%, maka nilai perusahaan dan biaya modal perusahaan menjadi:

Nilai perusahaan setelah perubahan struktur modal :

O- Laba bersih operasi Rp 2.500

F- Biaya bunga (500)

-------------

E- Laba bagi saham biasa Rp 2.000

ke- tingkat kapitalisasi saham 0,15

-------------

S- Nilai pasar saham Rp 13.333

B- Nilai pasar utang 5.000

-------------

V- Nilai total perusahaan Rp 18.333

Biya modal perusahaan setelah perubahan struktur modal:


𝑜 𝑅𝑝 2.500
ko = = x 100% = 13,64%
𝑣 𝑅𝑝 18.333

c). Pengaruh perubahan struktur modal terhadap harga pasar saham berdasarkan pendekatan
Net Income:

Jika mula-mula harga saham Rp 15 per lembar, maka jumlah saham yang beredar sebanyak
350, (Rp 5.250/ Rp 15). Apabila tambahan utang Rp 1.500 dipakai membeli kembali saham yang
beredar, maka jumlah saham yang bisa dibeli sebanyak 100 lembar (Rp 1.500/ Rp 15). Dengan
demikian setelah sebagian saham dibeli kembali jumlah saham yang beredar tinggal sebanyak 190
lembar dengan nilai Rp 2.470 atau harga perlembar saham Rp 13 , (Rp 2.470 / 190), lebih tinggi
dari Rp 10.

2) Berdasarkan soal nomor 1 apabila di asumsikan biaya modal perusahaan (ko) tetap pada
berbagai tingkat penggunaan utang, yaitu (ko) = 15%.
Ditanya :
1. Hitunglah Biaya modal dengan menggunakan pendekatan laba bersih operasi ( Net
Operating Income Approach)
2. Hitunglah biaya modal saham
3. Hitunglah biaya modal saham apabila hutang ditambah menjadi 1.300

Penyelesaian :
a) Biaya modal dengan menggunakan pendekatan laba bersih operasi ( Net Operating
Income Approach)

O – Laba bersih operasi Rp 2.500


Ko – Biaya modal perusahaan 0,16

V – Nilai total perusahaan Rp 15.625


B – Nilai pasar utang 2.500

S – Nilai pasar saham Rp 18.125


b) Biaya Modal Saham
𝐸 𝑅𝑝 2.250
ke = = x 100% = 12,41%
𝑆 𝑅𝑝 18.125

c) Biaya modal saham apabila hutang ditambah menjadi 1.300

O – Laba bersih operasi Rp 2.500


Ko – Biaya modal perusahaan 0,16

V – Nilai total perusahaan Rp 15.625


B – Nilai pasar utang 1.300

S – Nilai pasar saham Rp 14.325

Maka, Biaya Modal saham setelah penambahan hutang :


𝐸 𝑅𝑝 2.000
Ke = = x 100% = 13,96%
𝑆 𝑅𝑝 14.325

Pengaruh perubahan struktur modal terhadap harga pasar saham berdasarkan pendekatan
Net Operating Income :

Jika mula-mula harga saham Rp 20 per lembar, maka jumlah saham yang beredar sebanyak
(Rp 2.000/ Rp 20) = 200 lembar. Apabila hutang ditambah dari 700 menjadi 1.300 atau
sebesar Rp 700 dipakai untuk membeli kembali saham yang beredar, maka jumlah saham
yang bisa dibeli sebanyak (Rp 1.400 / Rp 20) atau sebanyak 70 lembar. Dengan demikian
setelah sebagian saham dibeli kembali jumlah saham yang beredar tinggal sebanyak 200
lembar dengan nilai Rp 2.000 atau harga perlembar saham (Rp 2.000 / 200) yaitu Rp 20
dengan kata lain harga saham tetap dan tidak berubah.

3) Samsung dan iPhone adalah perusahaan yang sama-sama bergerak dalam bidang produksi
Smartphone, kedua perusahaan ini sama-sama memiliki laba operasi sebesar 11.000, namun
dalam operasional keuangannya perusahaan iPhone memiliki hutang sebesar Rp 22.000 dengan
bunga 13% sedangkan Samsung tidak memiliki hutang. Jika diketahui tingkat kapitalisasi
saham Samsung sebesar 19% sedangkan kapitalisasi saham iPhone sebesar 21%.
Maka, hitunglah :
A) Nilai total masing-masing perusahaan?
B) Biaya modal masing-masing perusahaan?
C) Jika diketahui Perusahaan iPhone :
i. Menjual 1% sahamnya sebesar (Rp 500)
ii. Meminjam sebesar 1% dari utang perusahaan B (Rp 340) dengan bunga 16%
iii. Membeli 1% saham perusahaan A (Rp 1.500)
Hitunglah pendapatan investasi saham !
Penyelesaian :

a) Nilai total masing-masing perusahaan :


Samsung iPhone
O – Laba bersih operasi Rp 11.000 Rp 11.000
F – Biaya bunga 0 Rp 2.860

E – Pendapatan saham Rp 11.000 Rp 8.140


Ke – Tingkat kapitalisasi saham 0,19 0,21

S – Nilai pasar saham Rp 57.895 Rp 38.762


B – Nilai pasar utang 0 22.000

V – Nilai total perusahaan Rp 57.895 Rp 60.762

Sehingga didapat nilai total pada Samsung sebesar Rp 57.895 sedangkan iPhone
sebesar Rp 60.762 Pendapatan yang diterima oleh iPhone lebih besar daripada
Samsung karena perusahaan menggunakan hutang lebih besar dari pada perusahaan
yang tidak menggunakan hutang.

b) Biaya modal Masing-masing perusahaan


1. Biaya Modal Samsung
𝑜 𝑅𝑝 14.000
ko = = x 100%
𝑣 𝑅𝑝 57.895

ko = 24,18 %

2. Biaya Modal iPhone


𝑜 𝑅𝑝 14.000
𝑘𝑜 = 𝑣 = x 100%
𝑅𝑝 57.895

ko = 23,04 %
c) Diketahui Perusahaan iPhone :
• Menjual 1% sahamnya sebesar (Rp 500)
• Meminjam sebesar 1% dari utang perusahaan B (Rp 340) dengan bunga 16%
• Membeli 1% saham perusahaan A (Rp 1.500)
Maka pendapatan bersih Investasi Samsung :
Pendapatan Investasi = 24,18% x Rp 57.895 = Rp 13.999
Bunga pinjaman = 16% x Rp 340 = Rp 54,4
Pendapatan Bersih Rp 14.053,41
Sehingga pendapatan Investasi saham iPhone = 21% x Rp 500 = Rp 10.500

4) Vaio dan Acer adalah suatu perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan Elektronik
yaitu laptop mempunyai EBIT yang sama yaitu Rp 7.000, Vaio tidak mempunyai hutang
sedangkan Acer mempunyai hutang sebesar Rp 4.000 dengan bunga 10% dan tarif pajak 35%
Hitunglah :
A) EAT pendapatan pemegang saham dan kreditur
B) PV tax shield
C) Laverage Firm

Penyelesaian :

A) Earning After Tax (EAT) pendapatan pemegang saham dan kreditur :

Vaio Acer

EBIT Rp 7.000 Rp 7.000


Biaya bunga 0 Rp 400

EBT Rp 7.000 Rp 6.600


Pajak (35%) 2.450 2.310

EAT Rp 4.550 Rp 4.290


Pendapatan Pemegang
Saham dan Kreditur Rp 4.550 Rp 4.690

Bagi perusahaan yang menggunakan hutang total pendapatan yang diterima oleh
pemegang saham dan kreditur lebih besar Rp 140 didapat dari hasil

Bunga x Pajak = 400 x 35% = Rp 140


tc x r x B
B) PV tax shield = = tc x B
r

PV tax shield = 0,35 ( Rp 4000) = Rp. 1.400

C) Value of laverage firm = Value if unleverage + PV of tax shield


𝑅𝑝 1.000
Nilai Vaio = = Rp 10.000
0,10
( 10% merupakan tingkat kapitalisasi modal sendiri)

Nilai tax shield perusahaan Vaio yang menggunakan utang Rp 1.400 Sehingga, Nilai Acer

= Rp 10.000+ Rp 1.400 = Rp 11.400

5) Berdasarkan soal nomor 4 buatlah perbandingan total pendapatan pemegang saham dan
kreditur antara laverage firm dan unlaverage firm dengan personal tax sebesar 35% dan buatlah
PV tax shield !

Penyelesaian :
Vaio Acer
Pendapatan Utang Rp 0 Rp 400
Personal tax (35%) 0 Rp 140

Pendapatan utang Rp 0 Rp 360


Setelah pajak

Pendapatan saham Rp 4.550 Rp 4.290


Personal tax (35%) Rp1.592,5 Rp1.501,5

Pendapatan saham Rp 2.957,5 Rp 2.788,5


Setelah pajak

Total pendapatan kreditur


Dan pemegang saham Rp 2.957,5 Rp 2.788,5

PV tax shield karena tps = tpd maka


PV tax shield = tc x B = 0,35 x Rp 4000 = Rp 1.400

Anda mungkin juga menyukai