Anda di halaman 1dari 6

RIVIEW JURNAL

ANALISIS MANAJEMEN RISIKO BISNIS PADA CUANKI ASOY JEMBER

Nama : Niken Ayu Nur Indah Sari

NIM : 20106620072

Kelas : Manajemen D

Judul ANALISIS PENGARUH MANAJEMEN REKOD DAN MANAJEMEN

RISIKO TERHADAP BISNIS PROSES PERUSAHAAN

MENGGUNAKAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELING

(SEM)
Jurnal JURNAL ILMU INFORMASI, PERPUSTAKAAN, DAN KEARSIPAN

Volume dan Halaman VOLUME 23, NOMOR 2


Tahun 2021

Penulis Vina Puspitasari, Miftahul Jannah

Reviewer Leora Kayla Ivane

Tanggal 26 April 2022

Tujuan Penelitian Untuk menganalisis resiko terhadap bisnis proses perusahaan menggunakan
metode structural equation modeling (SEM)
Kerangka Penelitian -

Subjek Penelitian perusahaan yang berada di daerah DKI Jakarta

dan menerapkan sistem manajemen dokumen dan

rekod elektronik atau Electronic Document and


Records Management System (EDRMS).
Metode Penelitian Metode dalam penelitian ini menggunakan

pendekatan kuantitatif untuk melihat seberapa besar

pengaruh variabel bebas dan variabel terikat. Metode

kuantitatif dapat digunakan untuk populasi besar

maupun kecil dengan mengambil data dari sampel

sehingga didapatkan relatifitas, dan distribusi

hubungan antar variabel (Kerlinger & Lee,

2000:599). Tujuan dari penelitian kuantitatif yaitu

untuk pembuktian teoritis dan hipotesis yang

dibentuk saat melakukan penelitian dengan

melakukan proses pengukuran berupa skor sebagai

kerangka dasar analisis. Untuk menghasilkan skor

maka jenis penelitian yang digunakan berupa metode

survei.
Hasil Penelitian 1. UMKM Cuanki Asoy telah teridentifikasi risiko-risiko yang terbagi atas 4
kelompok risiko yaitu :
1. Risiko Keuangan
a) Usaha terhenti disebabkan oleh kuranagnya modal karena
bisnis ini merupakan suatu bisnis keluarga sehingga
menimbulkan keterbatasan persediaan dan menyebabkan
warung terbengkalai dan tidak ada pemasukan.
b) Harga yang semakin mahal disebebkan karena adanya inflasi
dari bahan aku yang digunakan.
c) Uang usaha yang dihasilkan dan dijadikan mdal digunakan
untuk kepentingan lain mengakibatkan mdal ousaha berkurang.
2. Risiko Operasional
a) Kurangnya tenaga kerja disebebkan karena terbatasnya modal
usaha
b) Operasional tidak teratur disebabkan karena tidak ada SOP
yang jelas sehingga menyebabkan tidak ada knsistensi rasa,
pelayananm dan pencatatan laporan keuangan.
c) Kehilagan branding perusahaan disebebkan karena tidak
memiliki SIUP yang menyebabkan tidak knsistenya dalam
waktu buka dan tutup.
3. Risiko Pemasaran
a) Tempat yag digunakan jauh dari target pemasaran dikarenakan
terobatasnya modal usaha sehingga menyebabkan
berkurangnya konsumen dan target tidak tepat pada sasaran.
b) Pemasaran yang lambat disebabkan kareona prmsoi yang
minim, tidak membuka cabang, buta sasaran pemasaran, dan
kurang melihat potensi pasar yang menyebabkan mzet
berokurang.
c) produk tidak terkenal secara luas disebabkan karena makanan
tidak tahan lamo dan tidak moemiliki mesin vakum karena
produk ini merupakan produk basah sehingga dalam
penjualannya tidak dapat dijual luas.
4. Risiko Produk
1. Produk Kadaluarsa
Cuanki Asoy ini tidak dapat bertahan lama sehinga cepat
kadaluarsa dapat diartikan bahwa dalam pengelloaan produk ini
masih lemah dari hasil penelitian cuanki asoy jember selama 2
tahun terakhir hanya mengalami probabilitas sebanyak 6 kali,
hal itu dapat mempengaruhi kepercayaan pelanggan terhadap
produk yang dihasilkan dan mengalami penurunan penjualan.
2. Kemasan
Dari hasil penelitian, kemasan yang digunakan produk
terseabut kurang menarik sehingga daya tarik berkurang. Hal
ini dapat ditangani dengan melakukan peruahan kemasan yang
dpat meningkatkan daya tarik produk dan dapat beradaptasi
dengan selera konsumen. Sejauh ini cuanki asoy hanya
melakukan 1 kali evaluasi terhadap produk mereka.
3. Kuantitas Produk
Kuantitas produk tidak sesuai dengan standar, risiko ini sering
teerjadi karena produk yang dihasilkan tidak sesuai dengan
ekspektasi. Biasanya dalam bisnis ini banyak mendapatkan
keluahan dari knsumen terkait dengan standar atau proporsi
yang perlu diperhatikan. Hal ini disebabkan karena Human
Resource yang lali . dapat disimpulkan bahwa perlunya
evaluasi agar dapat teliti dan lebih selektif dalam menyajikan
produknya. Risiko ini terjadi 2 kali di Cuanki Asoy.
2. Penilaian Risiko
Hasil dari penelitian risiko ditemukan bahwa risiko yang paling bersar
terjadi pada UMKM Cuanki Asoy terletak pada risiko produk, selain itu
risiko keuangan juga perlu diwaspadai dan dapat dikelola dengan baik
agar risiko-risiko yang terjadi menjadi sebuah kesembatan untuk
mendapatkan keuntungan. Dilihat dari skala bisnis yang relative kecil
dan bergerak di bidang kuliner yang sifatnya tidak tahan lama harus
pandai mengelola dan Teknik penyimpanannya.
Cuanki Asoy memiliki ketahanan yang rendah karena rata-rata bahan
pokok yang dijual diambil langsung dari produk frozen. Kendala
lainnya ialah dari segi ongkos kirim yang ditanggung, semakin banyak
pembelian bahan maka ongkos kirim akan semakin murah. Maka dari
itu cuanki asoy harus membeli dalam jumlah yang banyak untuk
menghemat biaya yang tentunya terjadi trade off antara ketahan produk
dan biaya ongkos kirim.
3. Pengelolaan Risiko
Produk cuanki asoy untuk mengelola risikonya terbagi atas beberapa
hal yaitu penghindaran, ditahan, diversifikasi, atau ditransfer ke pihak
lainnya (Hanafi, 2014). Pengelolaan yang ditahan maksudnya adalah
menghadapi risiko terosebut. Risiko yang harus ditahan adalah harga
yang semakin mahal, kurangnya tenaga kerja, produk kadaluarsa, dan
pemasaran yang lambat. Risiko harga yang semakin mahal dapat di
hadapi dengan cara mengurangi kuantitas atau volume produknya.
Kurangnya tenaga kerja dapat dilakukan dengan bantuan tenaga pada
keluarga yang dapat membantu untuk kelangsungan usahanya sebelum
memngembangkan lebih besar. Produk yang kadaluarsa memang harus
diterima karena tidak mungkin cuanki asoy menjual produk yang tidak
layak konsumsi. Untuk itu cuanki asoy harus mempromosikan
produknya. Semakin cepat terjual maka semakin bagus karena tidak
akan ada produk yang terbuang kareona kadaluarsa. Pemasaran yang
lambat juga harus dihadapi dengan cara mendekat dengan target
konsumen seperti di tengah kota sehingga dapat dijangkau oleh
konsumen.
Penghindaran risiko yang harus dilakukan adalah usaha terhenti dan
kehilangan branding perusaahaan. Risiko ini harus dihindari karena
Ketika usaha terhenti akan memengaruhi keluarga dari pemilik itu
sendiri. Tidak ada pemasukan dari usahanya, produknya dilarang
beredar, dan meninggalkan asset. Oleh karena itu penting bagi Cuanki
Asoy untuk mengelola risiko yang ada agar tidak menimbulkan
kerugian yang berarti.
Kekuatan Penelitian 1. Sumber data yang luas dan tuntas
2. Metode Risk and Control Self Assessment (RSCA) adalah metode
kerangka kerja yang dapat digunakan perusahaan dalam menganalisis
risiko yang dijelaskan secara detail dan rinci.
Kelemahan Penelitian 1. Membutuhkan banyak waktu untuk mengumpulkan data informasi.

Kesimpulan UMKM Cuanki Asoy dalam menganalisis risiko, hal yang dilakukan adalah
melalui 3 cara yaitu mengidentifikasi risiko, menilai risiko, dan mengelola
risiko. Identifikasi risiko terbagi atas 4 risiko yaitu risiko keuangan, risiko
produk, risiko operasional, dan risiko pemasaran. Masing-masing risiko terbagi
lagi menjadi beberapa yaitu risiko usaha terhenti, harga yang semakin mahal,
modal usaha yabg digunakan untuk kepentingan pribadi, kurangnya tenaga
kerja, operasional yang tidak teratur, kehilangan branding usaha,tempat yang
jauh dari target pemasaran, pemasaran yang lambat, produk tidak terkenal
secara luas, produk kadaluarsa, dan kemasan produk yang kurang mrnarik
sehingga akan kehilangan pelanggan.
Hasil dari penilaian risiko ditemukan bahwa risiko paling besar terjadi di
UMKM Cuanki Asoy terletak pada risiko produk. Selain itu risiko keuangan
juga diwaspadai. Seperti halnya pada UMKM lainnya yang masih berkutat
dengan masalah permodalan. Untuk itu dibutuhkan pengelolaan risiko pada
risiko yang telah diidentifikasi dan dinilai. Cara yang harus dilakukan oleh
UMKM untuk mengelola risikonya terbagi atas beberapa hal yaitu
penghindaran, ditahan (Retention), diversifikasi, atau ditransfer ke pihak
lainnya. (Hanafi, 2014).
Pengelolaan risiko yang ditahan maksudnya adalah menghadapi risiko
tersebut. Risiko yang harus ditahan adalah harga yang semakin mahal,
kurangnya tenaga kerja, produk kadaluarsa, dan pemasaran yang lambat. Selain
menghadapi risiko itu sendiri, hal yang dapat dilakukan lainnya adalah
menghadapi risiko yang harus seperti usaha terhenti dan kehilangan branding
perusahaan.

Anda mungkin juga menyukai