Pencatatannya
Sistem biaya taksiran (estimated cost system) adalah akuntansi biaya
yang membahas pengumpulan biaya produksi yang ditentukan di muka
(predetermined cost). Tujuannya adalah untuk pengendalian biaya. Manajemen
memerlukan data biaya, baik mengenai sifat maupun jumlahnya, sebelum
produksi dilakukan atau sebelum kontrak penjualan disetujui.Harga pokok produk
perlu dihitung lebih dulu untuk menentukan harga jual, untuk penyediaan
sumber-sumber keuangan yang dibutuhkan untuk produksi.
2. Untuk menghindari biaya yang relatif besar dalam pemakaian sistem biaya
standar
Dalam perusahaan-perusahaan tertentu, pemakaian sistem biaya
taksiran lebih ekonomis bila dibandingkan dengan sistem biaya standar.
Dalam perusahaan kecil, penentuan biaya standaradalah beban berat dan
pada umumnya manajemen belum membutuhkan sistem pengendalian
biaya yang sangat seksama. Dalam perusahaan yang seringkali
mengalami perubahan produk atau produksi, waktu dan biaya yang
diperlukan untuk penentuan biaya standar sangat besar. Sehingga
pemakaian sistem biaya standar tidak ekonomis.
dari perhitungan
dari dari rumus kimia atau matematika
atau secar sederhana dengan taksiran
Biaya taksiran ditentukan untuk setiap jenis produk yang diproduksi,
pada awal masa produksi atau pada awal tahun anggaran.
Metode #1:
Rekening Barang Dalam Proses didebit dengan
biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode
tertentu. Jurnal pencatatan biaya overhead pabrik yang
sesungguhnya terjadi adalah sebagai berikut:
Metode #2:
Jurnal #2:
Untuk mencatat selisih rugi, yaitu biaya overhead pabrik
sesungguhnya lebih tinggi dari yang dibebankan atas dasar tarif.
= Rp 1.276.500 – Rp 1.258.000
= Rp 18.500
Prosedur #2
Prosedur #3:
Prosedur #4:
Note:
Tahap #1:
Tabel: Kuantitas persediaan produk selesai diolah dan persediaan produk dlm
proses.
Tahap #2:
Membagikan jumlah selisih yang dialokasikan ke produk selesai
tersebut di atas pada rekening-rekening produk jadi dan harga pokok
penjualan (HPP) atas dasar jumlah unit sebagai berikut:
Note:
= (35.000/35.500) x Rp 19.134 = Rp 18.865
Dengan adanya jurnal ini, maka selisih yang masih tertinggal dalam
rekening Persediaan Produk Jadi adalah sebesar:
= (500/35.500) x Rp 19.134
= Rp 269