Anda di halaman 1dari 3

I.

PENGANTAR
Hakekat dalam pengambilan keputusan manajerial adalah:
“Pemilihan dan penentuan alternatif tindakan untuk memecahkan persoalan manajemen
yang sedang dihadapi”.
Persoalan fungsional yang dihadapi organisasi merupakan masalah manajemen.
Generalisasi persoalan dan pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan pendekatan
sistem.Apabila pengambilan keputusan dapat dipandang sebagai suatu sistem maka
komponen pengambilan keputusan dari suatu masalah meliputi masukan (input), proses,
dan keluaran (output).
Dalam proses pengambilan keputusan apabila menggunakan metode kuantitatif,
maka informasi merupakan salah satu komponen input yang penting. Apabila
informasi yang diperlukan sudah cukup tersedia maka proses pengambilan keputusan bisa
segera dimulai.
Akan tetapi dalam prakteknya tidak mungkin mengumpulkan seluruh informasi, karena
terbatasnya waktu dan sumber daya.
Komponen yang kedua adalah proses. Proses dalam pengambilan keputusan adalah
“Black box” , oleh krn banyak pengambilan keputusan yang prosesnya tidak diketahui.
Seringkali proses ini diganti dengan suatu peralatan tertentu atau model tertentu.
Komponen yang ketiga adalah output. Output disini adalah keputusan itu sendiri.
Keputusan adalah hasil dari proses analisis suatu masalah, krnnya maka pengetahuan dan
kecakapan analisis mutlak diperlukan.

II. DEFINISI METODE KUANTITATIF


Metode Kuantitatif adalah pendekatan ilmiah terhadap pengambilan keputusan
manajerial dan ekonomi. Data merupakan informasi yang berharga bagi pengambilan
keputusan. Jadi pendekatan ini dimulai dari data. Pemrosesan data merupakan jantung
dari analisis kuantitatif. Alat bantu utama dalam analisis kuantitatif adalah komputer.

III. PENDEKATAN ANALISIS KUANTITATIF

Teori Ekonomi dan/atau Studi Empiris sebelumnya


Merumuskan masalah(pertanyaan penelitian)
Menyusun Model
Mendapatkan data
Mencari solusi (memilih metode kuantitatif yang sesuai)
Menguji solusi apakah model layak
Menganalisis hasil: uji hipotesis
Menggunakan model untuk prediksi dan kebijakan

Sumber: Render&Stair(2000:2); Maddale(1992,5-7)

Nurhayati – Metode Kuantitatif Untuk Bisnis -Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Jember 1
1. MERUMUSKAN MASALAH
Perumusan masalah harus tepat dan jelas. Pedoman dalam perumusan masalah
adalah mengungkap apa dibalik gejala masalah tersebut dan mengidentifikasi penyebab
utamanya. Perumusan masalah adalah konteks dari penelitian, alasan mengapa penelitian
dilakukan. Perumusan masalah harus disertai latar belakang masalah, karena latar
belakang masalah adalah segala informasi yang diperlukan untuk mengerti permasalahan
yang ada. Perumusan masalah merupakan komponen yang pertama, baik dalam proposal
maupun dalam laporan penelitian. Pernyataan masalah akan memberikan arah terhadap
penelitian yang dilakukan.

2. MENYUSUN MODEL
Secara umum model merupakan abstraksi dari realitas dunia nyata.
Suatu model adalah merupakan suatu representasi dari suatu realitas, dimana representasi
realitas merupakan penyederhanaan masalah dalam pengambilan keputusan. Dalam dunia
bisnis maka pembuatan model kuantitatif melibatkan spesifikasi dan interaksi banyak
variabel. Oleh karena itu untuk mendapatkan model kuantitatif, masalah harus dinyatakan
dalam bahasa matematis.
Proses penyusunan model keputusan kuantitatif dapat dibuat dalam 3 tahap sebagai
berikut:
1. Studi lingkungan
2. Formulasi dari representasi masalah
3. Penyusunan formulasi yang dinyatakan dalam
simbol matematik.
Tahap studi lingkungan dalam penyusunan model bagi pemula masalah yang dinyatakan
seringkali bukan masalah riil. Berbagai faktor, termasuk konflik dalam organisasi,
perbedaan antara tujuan organisasi dan tujuan pribadi, dan kompleksitas keseluruhan
situasi akan mempersulit pembuatan model dan pengetahuan yang jelas tentang masalah.
Pengalaman merupakan unsur terpenting untuk mencapai sukses.
Formulasi mencakup analisis konsepsi dasar dimana asumsi dan penyederhanaan biasanya
harus dibuat.Ditahap proses formulasi para pembuat model diharapkan dapat memilih atau
memisahkan semua aspek realitas yang relevan dengan skenario masalah dari keseluruhan
lingkungan.
Masalah harus diidentifikasi dan ditentukan dengan tegas karena masalah yang dihadapi
melibatkan keputusan dan tujuan. Antara formulasi dan penyusunan model pada
hakekatnya merupakan suatu proses yang terintregrasi. Penyusunan model tidak sekritis
formulasinya, karena formulasi membutuhkan analisis, pemilihan dan keputusan tentang
relevansi dan tujuan.Penyusunan model lebih ditekankan pada proses teknis yang
menyangkut matematik, penyesuaian dan penggunaan alat yang telah diketahui.

3. MENDAPATKAN DATA
Data hukumnya wajib, karena walaupun model merupakan representasi dari realitas
yang sempurna dan dipergunakan sebagai sarana yang dijamin memberikan perencana atas
“ keputusan yang terbaik”, faktanya keputusan terbaik adalah suatu pernyataan matematis
dan bukan ide dari dunia nyata. Model adalah pendekatan secara simbolis, suatu
pendekatan yang terpilih dari suatu realitas. Ketidakakuratan dan ketidaktepatan data akan

Nurhayati – Metode Kuantitatif Untuk Bisnis -Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Jember 2
menghasilkan hasil yang menyesatkan. Dikenal dengan istilah GIGO atau Garbage in
Garbage Out, artinya masuk sampah, ya keluar sampah.

4. MENCARI SOLUSI
Dalam beberapa kasus diperlukan suatu persamaan yang harus dipecahkan untuk
menghasilkan keputusan terbaik, juga mencoba semua yang mungkin untuk variabel-
variabel dalam model dan bisa menggunakan metode trial and error (uji coba) dengan
berbagai pendekatan dan memilih salah satu yang menghasilkan keputusan yang terbaik.

5. MENGUJI SOLUSI
Karena solusi tergantung dari data dan model maka solusi perlu diuji secara
menyeluruh, sebelum suatu solusi dapat dianalisis dan diimplementasi-kan. Walaupun
telah menggunakan komputer kita tetap perlu memecahkan sejumlah masalah secara
manual. Kita mengecek dari hasil komputasi untuk memastikan hasil tersebut konsisten
dengan teori ataupun studi sebelumnya.

6. MENGANALISIS HASIL
Dalam banyak kasus suatu solusi atas suatu masalah akan menghasilkan beberapa
jenis tindakan atau perubahan dalam operasi organisasi. Implikasinya perlu ditentukan dan
dianalisis sebelum hasil diimplementasikan. Oleh karena model merupakan sekedar
abstraksi dari dunia nyata maka sensitivitas atau kepekaan atas solusi terhadap perubahan
model dan data amat penting dilakukan.

7. MENGIMPLEMENTASIKAN HASIL
Pemantauan harus terus dilakukan setelah solusi diimplementasikan. Kemungkinan
adanya perubahan yang memerlukan modifikasi dari solusi yang asli, karena “Change is
the only constant” = Perubahan adalah satu2nya yang tetap di dunia yang fana ini.
Perubahan kondisi ekonomi , fluktuasi permintaan, krisis moneter dll.

Nurhayati – Metode Kuantitatif Untuk Bisnis -Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Jember 3

Anda mungkin juga menyukai