PERTEMUAN :4
PENGAMBILAN KEPUTUSAN
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai fungsi manajemen dalam
pengambilan keputusan anda harus mampu menejelaskan :
4.1 Jenis-jenis keputusan manajemen
4.2 keputusan dan jenjang manajemen
4.3 Tahap-tahap pengambilan keputusan
4.4 Gaya pengembilan keputusan
4.5 Model pengembilan keputusan
4.6 Keputusan individu dan kelompok
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 4.1:
Jenis-jenis keputusan manajemen
PENGANTAR MANAJEMEN 43
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 44
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Gambar 4.1
Macam-macam keputusan dalam manajemen
PENGANTAR MANAJEMEN 45
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 46
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Gambar 4.2
Hubungan Macam Keputusan Dan Tingkatan Manajemen
PENGANTAR MANAJEMEN 47
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Gambar 4.3
Bagan Arus Keputusan Menurut Herbert A. Simon
PENGANTAR MANAJEMEN 48
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 49
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Gambar 4.4
Tahap-Tahap Pengambilan Keputusan
Type-Type Masalah
Setiap hari seorang manajer selalu menghadapi permasalahan-
permasalahan pekerjaan. Masalah itu muncul dengan cepat dalam situasi yang
kompleks dan membutuhkan tipe-tipe keputusanyang berbeda. Secara umum
tipe masalah dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu masalah terstruktur dan
tidak terstruktur, serta masalah menghadapi krisis.
a. Masalah terstruktur
Masalah-masalah terstruktur merupakan masalah pada umumnya, terus
terang dan jelas dalam hal informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikannya.
Beberapa masalah sering diantisipasi dengan membiasakan situasi-situasi yang
muncul secara reguler. Manajer dapat berencana ke depan dan
mengembangkan cara-cara khusus untuk menghadapi masalah tersebut atau
bahkan mengambil tindakan untuk menjaga munculnya masalah. Sebagai
contoh, masalah-masalah pribadi biasanya terjadi ketika pembuatan keputusan
kenaikan gaji dan proposi, permintaan liburan, tugas-tugas kepanitiaan, dan
sebagainya.
PENGANTAR MANAJEMEN 50
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 51
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 52
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 53
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 54
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 55
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 56
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Tinggi
Tolenransi
Rendah
Gambar 4.5
Gaya Pengambilan Keputusan Manajer
PENGANTAR MANAJEMEN 57
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 58
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
PENGANTAR MANAJEMEN 59
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Kepribadian
Para pengambil keputusan dipengaruhi oleh banyak kekuatan
psikologis, baik disadari ataupun tidak. Salah satunya yang terpenting adalah
kepribadian mereka, yang sangat jelas tergambar dalam pilihan mereka.
Sebuah penelitian telah berusaha menentukan pengaruh dari beberapa variabel
terpilih terhadap proses pengambilan keputusan. Penelitian tersebut tidak
hanya memusatkan perhatian pada serangkaian variabel kepribadian, tetapi
juga memasukan tiga rangkaian variabel lain, yaitu:
1. Variabel Kepribadian. Hal ini mencakup sikap, kepercayaan, dan kebutuhan
individu.
2. Variabel Situasional. Menyinggung situasi ekstern, yang dapat diamati,
yang dihadapi oleh orang-orang itu sendiri.
PENGANTAR MANAJEMEN 60
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
3. Variabel Interaksional. Ini menyinggung keadaan pada saat itu dari orang-
orang sebagai akibat dari interaksi situasi tertentu dengan ciri-ciri khas
kepribadian orang.
Nilai
Dalam lingkup pengambilan keputusan, nilai-nilai adalah pedoman
yang digunakan setiap orang ketika berhadapan dengan situasi di mana suatu
keputusan harus dibuat. Nilai itu diperoleh pada waktu orang masih muda
sekali dan merupakan bagian dasar dari pikiran seseorang. Pengaruh nilai
terhadap proses pengambilan keputusan itu sangat besar. Pengaruh itu dapat
dilihat dari setiap proses pengambilan keputusan manajemen sebagai berikut:
1. Dalam menetapkan sasaran, pertimbangan nilai perlu sekali mengenai
pemilihan kesempatan dan penentuan orioritas.
2. Dalam mengembangan alternatif, orang perlu mempertimbangkan nilai
mengenai berbagai macam kemungkinan.
3. Apabila memilih alternatif, nilai dari orang yang mengambil keputusan
memepengaruhi alternatif manakah yang akan dipilih.
4. Apabila melaksanakan keputusan, pertimbangan nilai sangat perlu dalam
memilih cara melaksanakannya.
5. Dalam fase evaluasi dan pengendalian, pertimbangan nilai tidak dapat
dihindari apabila mengambil tindakan koreksi.
Jelaslah bahwa nilai itu meresap dalam proses pengambilan
keputusan. Nilai itu tergambar dalam perilaku pengambil keputusan sebelum
ia mengambil keputusan, menentukan pilihan yang sebenarnya, dan
melaksanakan keputusan.
PENGANTAR MANAJEMEN 61
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Kemungkinan Ketidakcocokan
Sangat dimungkinkan bahwa keputusan yang diambil seseorang
nantinya tidak sesuai (cocok) dengan apa yang diharapkan. Ketidakcocokan
itu nantinya akan menimbulkan kegelisahan tersendiri bagi pengambil
keputusan. Terjadinya kegelisahan setelah keputusan (occurrence of
postdecision anxiety) berkaitan dengan apa yang dinamakan oleh Festinger
“disonansi kognitif” atau ketidakcocokan kognitif (cognitive dissonance).
Teorinya menyatakan bahwa sering kali terdapat kurang konsistensi atau
harmoni diantara berbagai macam kognisi seseorang (sikap, kepercayaan, dan
sebagainya) sesudah keputusan itu diambil.
Apabila terjadi ketidakcocokan, maka tentu saja ketidakcocokan ini
dapat dikurangi dengan megakui bahwa telah terjadi kesalahan. Sayangnya,
diketahui bahwa banyak orang segan mengakui bahwa mereka mengambil
keputusan yang salah. Orang tersebut lebih memungkinkan menggunakan satu
atau beberapa metode berikut ini untuk mengurangi ketidakcocokan mereka,
yaitu:
1. Mencari informasi yang mendukung kebijakan dari keputusan mereka.
2. Secara selektif memahami (mengubah) informasi dengan sesuatu cara
yang dapat mendukung keputusan mereka.
3. Mengubah sikap mereka sehingga mereka memiliki pandangan yang baik
terhadap alternatif yang telah ditetapkan sebelumnya.
4. Mengelakkan pentingnya segi-segi negatif dan mempertinggi unsur-unsur
positif dari keputusannya.
Walaupun masing-masing diantara kita dapat termasuk kedalam
perilaku tertentu ini dalam pengambilan keputusan kita sendiri, namun kita
mudah mengetahui bahwa sebagian besar dari padanya dapat sangat berbahaya
dari segi efektivitas keorganisasian. Kemungkinan ketidakcocokan sangat
dipengaruhi oleh kepribadian seseorang, khususnya kepercayaan akandiri
sendiri dan keyakinannya.
Selain pengambilan keputusan individual, alternatif lain dari
pengambilan keputusan adalah pengambilan keputusan kelompok.
Pengambilan keputusan kelompok memiliki keuntungan dan kerugian masing-
PENGANTAR MANAJEMEN 62
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
Keuntungan
1. Informasi dan pengetahuan lebih banyak.
2. Lebih banyak alternatif yang dapat dihasilkan.
3. Penerimaan terhadap hasil akhir akan lebih besar.
4. Komunikasi yang lebih baik akan muncul.
Kerugian
1. Membutuhkan waktu yang lebih lama dan biaya yang lebih besar karena
waktu yang hilang lebih banyak.
2. Menimbulkan kompromistis.
3. Satu atau beberapa orang barangkali akan mendominasi kelompok.
4. Tekanan kelompok akan muncul dan membatasi kreativitas individual.
Untuk meminimumkan kerugian dari pengambilan keputusan
kelompok, perlu dilakukan beberapa penyesuaian-penyesuaian.Misalnya,
untuk menghindari waktu yang berlarut-larut, dapat ditentukan jadwal
(deadline), tidak memasang atau menempatkan orang-orang yang diperkirakan
akan mendominasi keputusan, atau dipasang beberapa orang dominan agar ada
perimbangan dalam kelompok tersebut. Untuk menghindari tekanan kelompok
bahwa kreativitas sangat dihargai, tidak ada salah dan benar dalam diskusi.
PENGANTAR MANAJEMEN 63
UNIVERSITAS PAMULANG S1 AKUNTANSI
D. DAFTAR PUSTAKA
1. Amirullah dan Budiyono, Haris. (2004) Pengantar Manajemen. Graha
Ilmu. Yogyakarta.
2. Anthony, Robert dan Govindarajan, Vijay. (2005). Management Control
System 11th ed. Jakarta: Salemba Empat.
3. Abdul kadir dan Terra Ch. Triwahyuni (2003). Pengenalan Teknologi
Informasi. Yogyakarta: Andi
4. Bayangkara, IBK. (2008). Audit Manajemen Prosedur dan Implementasi,
Edisi kedua, Jakarta: Salemba Empat.
5. Brantas.(2009). Dasar-dasar Manajemen. Alfabeta Cv.
6. Dessler, Gary. (2003). Human Resources Management. Jakatra Barat: PT
Indeks
7. Fahmi, Irham. (2014). Majanejemen Kepemimpinan teori dan Aplikasi.
Alfabeta. Bandung.
8. Handoko, Hani. (2013). Manajemen. Yogyakarta: BPFE.
9. Hasan, Ali. (2009). Marketing. Yogyakarta: MedPress.
10. Heizer, Jay dan Render, Barry. 2009. Manajemen Operasional. Jakarta:
Salemba empat.
11. James dan John. (1997). Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan. Jakarta:
Salemba Empat.
12. Kotler dan Gary. (2000). Principles of Marketing. Jakarta: Prenhallindo.
13. Rusdiana dan Ahmad ghazin. (2014). Asas-asas manajemen Berwawasan
Global. Bandung: Pustaka setia
14. Siswanto. (2005). Pengantar Manajemen. Jakarta: PT Bumi Aksara
15. Suharno dkk. (2012). Aplikasi Komputer. Jakarta : Mercu Buana
PENGANTAR MANAJEMEN 64