Anda di halaman 1dari 21

’’DEMOKRASI EKONOMI dan GLOBALISASI EKONOMI’’

Dosen : Fitrah Mulyanti , MM

Disusun Oleh kelompok 3 :


1.Mila Amelia Natamiharja-331181280295 10.Intan Kurnia Putri-331181280205
2.Nurainy Saptina Pratiwi-331181280220 11.Ovi Intan Cahaya-331181280130
3.Wiyanti Kusuma Wardhani-331181280132 12.Sarah Purwanti-331181280150
4.Andreami Agung Perdana-331181280094 13.Syarifuddin-331181280195
5.Rizky Alfian Chahya-331181280118 14.Septiyan Irwandy-331181280282
6.Viani Septi Pertiwi-331201301065 15.Perdana Setianda-331201301082
7.Faris Ilyas Riad-331201301089 16.Yoga Putra Arianto-331181280206
8.Mohamad Fahmi Abubakar-331181280281
9.Rohani Martha Margaretha-331201301008

PROGRAM STUDI : MANAJEMEN

STIMA IMMI Tahun 2018/2019


Jl.Tanjung Barat Raya No.11,Pejaten Timur ,Pasar Minggu. Telp.(021)7817823
Email stieimmi@cbn.net
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.
Makalah ini berjudul “Demokrasi Ekonomi dan Globalisasi Ekonomi”.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun, selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca.

Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta
dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhoi segala usaha kita. Amin.

Jakarta, 28 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................................................... 1
1.1. LATAR BELAKANG.................................................................................................. 1
1.2. RUMUSAN MASALAH............................................................................................. 2
1.3.TUJUAN........................................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN............................................................................................................ 3
2.1 DEMOKRASI EKONOMI........................................................................................... 3
2.2 PENGERTIAN PEMBANGUNAN EKONOMI NASIONAL.................................... 5
2.3 DEMOKRASI EKONOMI DALAM UNDANG-UNDANG DASAR 1945.............. 6
2.4 IMPLEMENTASI DEMOKRASI EKONOMI DALAM KEHIDUPAN
EKONOMI BANGSA ................................................................................................. 8
2.5 GLOBALISASI EKONOMI........................................................................................ 9
2.6 FAKTOR PENDORONG GLOBALISASI EKONOMI.............................................. 12
2.7 DAMPAK GLOBALISASI TERHADAP PEREKONOMIAN SUATU
NEGARA...................................................................................................................... 13
BAB III PENUTUP.................................................................................................................... 16
3.1 KESIMPULAN............................................................................................................ 16
3.2 SARAN........................................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................. 18

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demokrasi ekonomi terkait erat dengan pengertian kedaulatan rakyat di

bidangekonomi.Kedaulatan dan kemandirian setiap warga atas sumbersumber daya ekonomi

akan menyebabkan kolektivitas individu warga itu mampu bersikap mandiri, yang pada

gilirannya akan membentuk sikap merdeka dan berdaulat atas sumber-sumber ekonomi kita

sendiri dalam berhadapan dengan berbagai aktor di dunia perekonomian pada umumnya.

Proses globalisasi ekonomi adalah perubahan perekonomian dunia yang bersifat mendasar

atau struktural dan proses ini akan berlangsung terus dengan laju yang akan semakin cepat

mengikuti perubahan teknologi yang juga akan semakin cepat dan peningkatan serta perubahan

pola kebutuhan masyarakat dunia. Perkembangan ini telah meningkatkan kadar hubungan

saling ketergantungan ekonomi dan juga mempertajam persaingan antar negara, tidak hanya

dalam perdagangan internasional tetapi juga dalam investasi, keuangan, dan produksi.

Globalisasi ekonomi ditandai dengan semakin menipisnya batas-batas geografi dari kegiatan

ekonomi atau pasar secara nasional atau regional, tetapi semakin mengglobal menjadi “satu”

proses yang melibatkan banyak negara.

1
1.2 Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Demokrasi Ekonomi dan Pembangunan Ekonomi Nasional?

2. Bagaimana Demokrasi Ekonomi dalam UUD 1945?

3. Bagaimana implementasi demokrasi ekonomi dalam kehiduan ekonomi bangsa?

4. Apa pengertian Globalisasi Ekonomi dan bagaimana Dampak Globalisasi Ekonomi

terhadap perekonomian suatu negara

5. Faktor Apa saja yang mendorong Globalisasi Ekonomi?

1.3 Tujuan

1. Mengetahui arti demokrasi ekonomi dan pembangunan ekonomi nasional.

2. Mengetahui demokrasi ekonomi dalam UUD 1945.

3. Mengetahui implementasi demokrasi ekonomi dalam kehidupan ekonomi bangsa.

4. Mengetahui pengertian globalisasi ekonomi dan dampak globalisasi ekonomi terhadap

suatu Negara

5. Mengetahui faktor pendorong ekonomi.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Demokrasi Ekonomi

Demokrasi ekonomi atau demokrasi pemangku kepentingan adalah filsafat sosial ekonomi

yang menganjurkan penggantian kekuasaan pembuatan keputusan dari manajer korporasi dan

pemegang saham korporasi ke kelompok pemegang saham publik yang lebih besar, termasuk di

dalamnya pekerja, pelanggan, penyuplai, lingkungan sekitar dan publik luas. Tidak ada definisi

atau pendekatan tunggal yang mencakup demokrasi ekonomi, tetapi sebagian besar

pendukungnya berpendapat bahwa relasi milik di masa modern ini mengeksternalisasi biaya,

mengesampingkan kepentingan publik untuk keuntungan pribadi, dan mengingkari praktik

suara demokrasi dalam pembuatan kebijakan ekonomi. Selain mengenai permasalahan moral,

demokrasi ekonomi membentuk klaim praktikal, seperti dapat mengkompensasi jurang

permintaan efektif yang melekat pada kapitalisme. Pendukung demokrasi ekonomi secara

umum berpendapat bahwa kapitalisme modern secara periodik menghasilkan krisis ekonomi

yang dikarakteristikan dengan defisiensi permintaan efektif, dan masyarakat tidak bisa

mendapatkan penghasilan yang cukup untuk membeli produksi keluarannya. Monopoli

korporat atas sumber daya umum secara tipikal membuat kelangkaan buatan, dan menghasilkan

ketidak seimbangan sosial ekonomi yang membatasi pekerja untuk mengakses kesempatan

ekonomi dan menghilangkan kekuatan membeli konsumen. Demokrasi ekonomi telah diajukan

sebagai bagian dari ideologi sosial-ekonomi yang lebih besar, sebagai teori berdiri sendiri, dan

sebagai variasi agenda reformasi. Misalnya, dengan maksud untuk mengamankan hak ekonomi

secara penuh, teori ini membuka jalan untuk mendapatkan hak politik secara penuh, termasuk

3
juga hak yang sebelumnya. Baik teori pasar dan non-pasar dari demokrasi ekonomi telah

diajukan. Sebagai agenda reformasi, teori-teori pendukung dan contoh di dunia nyata berkisar

antara desentralisasi sampai koperasi demokratis, bank publik, perdagangan adil, dan

regionalisasi produksi makanan dan mata uang lokal.

Demokrasi ekonomi terkait erat dengan pengertian kedaulatan rakyat di bidang ekonomi.

Istilah kedaulatan rakyat itu sendiri biasa dikembangkan oleh para ilmuwan sebagai konsep

filsafat hukum dan filsafat politik. Sebagai istilah, kedaulatan rakyat itu lebih sering digunakan

dalam studi ilmu hukum daripada istilah demokrasi yang biasa dipakai dalam ilmu politik.

Namun, pengertian teknis keduanya sama saja, yaitu samasamaberkaitan dengan prinsip

kekuasaan yang berasal dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat.

Gagasan demokrasi ekonomi tercantum eksplisit dalam konstitusi sebagai hokum tertinggi

di negara kita. UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 memang mengandung gagasan

demokrasi politik dan sekaligus demokrasi ekonomi. Artinya, dalam pemegang kekuasaan

tertinggi di negara kita adalah rakyat, baik di bidang politik maupun ekonomi. Seluruh sumber

daya politik dan ekonomi dikuasai oleh rakyat yang berdaulat. Dalam sistem demokrasi yang

dibangun tentu tidak semuanya secara langsung dikuasai oleh rakyat. Beberapa bagian yang

pokok diwakilkan pengurusannya kepada negara, dalam hal ini kepada (i) MPR, DPR, DPD,

dan Presiden dalam urusan penyusunan haluan-haluan dan perumusan kebijakan-kebijakan

resmi bernegara, dan (ii) kepada Presiden dan lembaga-lembaga eksekutif-pemerintahan

lainnya dalam urusan-urusan melaksanakan haluan-haluan dan kebijakan-kebijakan negara itu,

serta (iii) secara tidak langsung kepada lembaga peradilan dalam urusan mengadili pelanggaran

terhadap haluan dan kebijakan-kebijakan negara itu.

4
Namun, terlepas dari adanya pendelegasian kewenangan dari rakyat yang berdaulat kepada para

delegasi rakyat, baik di bidang legislatif, eksekutif, maupun judikatif itu, makna kedaulatan

rakyat sebagai kekuasaan tertinggi menurut system demokrasi politik dan demokrasi ekonomi

itu tidak dapat dikurangi dengan dalih kewenganan rakyat sudah diserahkan kepada para

pejabat. Dalam konteks bernegara, kedaulatan rakyat itu bersifat ‘relatif mutlak’, meskipun

harus diberi makna yang terbatas sebagai perwujudan ke-Maha-Kuasaan Allah sebagaimana

diakui dalam Alinea Ketiga Pembukaan UUD 1945. Sebagai konsekwensi tauhid, yaitu

keimanan bangsa Indonesia kepada Allah swt, Tuhan Yang Maha Esa, maka setiap manusia

Indonesia dipahami sebagai Khalifah Tuhan di atas muka bumi yang diberi kekuasaan untuk

mengolah dan mengelola alam kehidupan untuk sebesar-besarnya kemakmuran bersama

berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi-berkeadilan,

berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan

kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional, sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 33 ayat (4)

UUD 1945.

2.2 Pengertian Pembangunan Ekonomi Nasional

Suryana (2000: 4) menyatakan bahwa dalam memberikan definisi pembangunan ekonomi,

para ahli ekonomi pembangunan dan para perencana ekonomi pembangunan nampaknya terjadi

suatu evolusi dalam pemikiran mereka sehingga lahirlah pengertian pembangunan ekonomi

yaitu sebagai suatu proses multidimensional yang melibatkan perubahan-perubahan besar

dalam struktur sosial, sikap-sikap mental yang sudah terbiasa, dan lembaga-lembaga nasional

termasuk percepatan pertumbuhan ekonomi, pengurangan dan pemberantasan kemiskinan yang

absolut.

5
Sebagian ahli ekonomi mengartikan istilah pembangunan ekonomi sebagai pertumbuhan

ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam struktur dan corak kegiatan ekonomi” (Sukirno,

2012: 423). Pembangunan ekonomi hanya berlaku apabila pendapatan per kapita mengalami

kenaikan secara berkepanjangan. Dengan perkataan lain, dalam mengartikan istilah

pembangunan ekonomi, ahli ekonomi bukan saja tertarik kepada masalah perkembangan

pendapatan nasional riil, tetapi juga kepada modernisasi kegiatan ekonomi.

Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa pembangunan ekonomi adalah

pertumbuhan ekonomi yang diikuti oleh perubahan dalam aspek lain dalam perekonomian

seperti perkembangan pendidikan, perkembangan kemahiran tenaga kerja, perbaikan teknologi

dan kenaikan dalam taraf kemakmuran masyarakat.

2.3 Demokrasi Ekonomi dalam Undang-Undang Dasar 1945

Demokrasi ekonomi dalam penjelasan pasal 33 UUD 1945 merupakan Ekonomi Pancasila

yang merupakan penjelmaan dari tujuan nasional bangsa Indonesia. Salah satu diantaranya

adalah memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan melaksanakan

kehidupan yang berkeadilan sosial. Dalam kehidupan Pancasila atau demokrasi ekonomi tidak

lain merupakan bentuk pemenuhan kebutuhan dasar manusia yang memenuhi hajat hidup orang

banyak, seperti sandang, pangan dan papan serta kesempatan kerja untuk dapat memberikan

sumber penghasilan agar dapat menikmati kehidupan yang layak, memperoleh cukup

pelayanan kesehatan, air minum yang bersih, lingkungan hidup yang sehat, serta alat-alat

pengangkutan umum yang mencukupi dan dalam jangkauan daya beli masyarakat pada

umumnya.

6
Peningkatan kecerdasan kehidupan bangsa tidak terlepas dari cita-cita untuk meningkatkan

keahlian dan keterampilan bangsa yang menjadi hak bagi setiap warganegara agar dapat

memperoleh kesempatan kerja yang lebih baik demi kehidupan yang lebih baik pula. Dengan

kesempatan kerja yang baik, mereka akan memperoleh penghasilan yang lebih baik.

Masyarakat yang berkeadilan sosial dalam hal ini dapat pula digambarkan dalam bentuk

masyarakat tidak mengenal adanya pengangguran, harus tercermin pada hak untuk memperoleh

kesempatan kerja bagi setiap warganegara Republik Indonesia dan dari kesempatan kerja

tersebut dapat menikmati kehidupan yang layak. Untuk mewujudkan keadilan sosial tersebut,

maka strategi kebijakan ekonomi Negara Indonesia harus berlandaskan demokrasi ekonomi

dalam pasal 33 UUD 1945 yang berbunyi: Perekonomian disusun sebagai usaha bersama atas

azas kekeluargaan. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan menguasai hajat

hidup orang banyak dikuasai negara. Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di

dalamnya dikuasai oleh negara dan digunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.

Azas kekeluargaan yang dimaksud dalam ayat (1) tersebut, dalam lampiran penjelasan pasal 33

bentuk badan hukum perusahaannya adalah koperasi. Koperasi di sini berarti adanya kerjasama

antar masyarakat untuk menolong diri sendiri atau kelompok tanpa menghiraukan RAS

maupun status dalam masyarakat, memupuk solidaritas sosial antara anggota dalam suasana

kegotong-royongan dan kekeluargaan. Semangat kekeluargaan atau solidaritas inilah moral dari

demokrasi ekonomi.

Pengertian dikuasai negara dalam ayat (2) dan (3) pasal 33 UUD 1945 bukan berarti

negara melakukan penguasaan sepenuhnya atas semua kegiatan kehidupan ekonomi yang

menguasai hajat hidup orang banyak ataupun kekayaan alam yang ada di bumi Indonesia.

7
Lebih tepat apabila istilah “dikuasai negara” di sini diartikan bahwa negara berhak dan

berkewajiban untuk mengatur, membina dan mengarahkan kebijakan ekonomi secara tepat,

sehinggga terhindar dari terjadinya sistem ekonomi monopoli yang dapat menciptakan

masyarakat kapitalis dan eksploitasi oleh golongan ekonomi kuat terhadap ekonomi lemah

yang pada dasarnya tidak dibenarkan oleh UUD 1945 pasal 27 ayat (2).

2.4 Implementasi Demokrasi Ekonomi dalam Kehidupan Ekonomi Bangsa

Rachbini (2004: 78) menyatakan bahwa implementasi sistem Ekonomi Pasar Sosial (EPS)

merupakan bagian dari prinsip dan sistem demokrasi ekonomi dan politik yang bertujuan untuk

membangun kemakmuran masyarakat secara menyeluruh. Sebagaimana prinsip demokrasi

politik yang memberikan otonomi terhadap lembaga-lembaga organisasi atau individu, sistem

EPS juga memberikan kebebasan dan peluang besar dimana inisiatif dan kebebasan individu

dikembangkan untuk memaksimalkan kreativitas, produktivitas dan efisiensi ekonomi.

Persaingan ekonomi ditumbuhkan dalam suasana yang sehat tetapi tetap dalam kerangka sistem

hukum, kelembagaan dan norma-norma sosial yang berkembang. Kerangka kebebasan ini

dibuka untuk memberi peluang kepada kemampuan kewirausahaan masyarakat agar

berkembang secara optimal dan memberi kontribusi yang optimal pula kepada pertumbuhan

ekonomi.

Orientasi terhadap pencapaian suatu prestasi tertentu (achievement oriented) dan tanggung

jawab sosial adalah dua pilar penting untuk membangun sistem ekonomi yang kuat dan

bermanfaat, baik untuk individu maupun masyarakat keseluruhan” (Rachbini, 2004: 79).

Kebebasan individu dan hak-hak individu untuk melakukan pekerjaan sesuai minat dan

kemampuannya diberi peluang yang terbuka untuk terus hidup di dalam sistem ekonomi dan

8
bahkan mempunyai tempat tersendiri jika suatu kreativitas dilakukan. Sementara itu,

pelaksanaan prinsip tanggung jawab sosial juga menjadi tumpuan dan jaminan bahwa segenap

lapisan masyarakat secara keseluruhan bisa menikmati hasil-hasil pembangunan ekonomi yang

tengah dilaksanakan. Golongan bawah, buruh dan UMKM mendapat tempat yang sangat

memadai untuk ikut serta dalam kegiatan ekonomi produktif secara keseluruhan.

Dalam Perpres nomor 2 tahun 2015 Buku I: 12 disebutkan bahwa “kepribadian dalam

kebudayaan diwujudkan melalui pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar

pada realitas kebhinekaan dan kemaritiman sebagai kekuatan potensi bangsa dalam

mewujudkan implementasi demokrasi politik dan demokrasi ekonomi Indonesia masa depan”.

Dari beberapa penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa selain ekonomi koperasi,

demokrasi ekonomi dapat diimplementasikan menggunakan sistem Ekonomi Pasar Sosial (EPS)

dalam kehidupan bangsa, karena EPS memberikan kebebasan dan peluang besar dimana

inisiatif dan kebebasan individu dikembangkan untuk memaksimalkan kreativitas,

produktivitas dan efisiensi ekonomi. Selain itu, implementasi demokrasi ekonomi dapat diawali

melalui pembangunan karakter dan kegotong-royongan yang berdasar pada realitas

kebhinnekaan dan kemaritiman.

2.5 Globalisasi Ekonomi

Globalisasi ekonomi adalah peningkatan integrasi ekonomi dan saling ketergantungan

ekonomi nasional, regional, dan lokal di seluruh dunia melalui intensifikasi pergerakan barang,

jasa, teknologi, dan modal lintas batas. Apabila globalisasi merupakan serangkaian proses yang

melibatkan berbagia jaring pertukaran ekonomi, politik, dan budaya, globalisasi ekonomi

9
kontemporer didorong oleh pertumbuhan informasi yang cepat di semua jenis aktivitas

produktif dan pemasaran dan perkembangan sains dan teknologi. Ketika globalisasi secara

radikal menaikkan pendapatan dan pertumbuhan ekonomi di negara berkembang dan

menurunkan harga barang di negara maju, globalisasi juga mengubah keseimbangan kekuasaan

antara negara maju dan berkembang dan memberi dampak pada kebudayaan negara yang

terlibat dalam globalisasi. Perubahan lokasi produksi barang membuat banyak lapangan

pekerjaan pindah ke negara lain sehingga pekerja di negara maju terpaksa ganti karier. Ada

empat aspek globalisasi: Perdagangan, Negara-negara berkembang secara keseluruhan telah

meningkatkan kontribusinya atas perdagangan dunia. Pangsa komoditas utama ekspor-seperti

makanan dan bahan baku yang sering diekspor negara-negara miskin kelihatannya menurun.

Perpindahan Modal, pada 1990-an perpindahan modal ke negara-negara berkembang

sangat tinggi. Bantuan keuangan untuk pembangunan terlihat menurun pada 1990-an diganti

dengan arus dana swasta. Perpindahan Orang, dalam kasus di Indonesia misalnya, para

profesional dari negara-negara tetangga seperti Singapura, Filiphina, dan India sudah banyak

mengisi posisi-posisi manajerial di berbagai perusahaan lokal. Berbeda dengan Indonesia yang

mengirim tenaga manajerialnya keluar negri. Penyebaran Pengetahuan dan Teknologi,

pertukaran informasi merupakan sebuah bagian integral yang sering diabaikan, dari aspek

globalisasi. Pengetahuan mengenai metode produksi, teknik manajemen, pasar ekspor, dan

kebijakan ekonomi tersedia dengan ongkos yang murah, dan menghadirkan sumber daya yang

tinggi bagi negara berkembang.

Menurut Tanri Abeng (Menteri Pendayagunaan BUMN), perwujudan nyata dari

globalisasi ekonomi antara lain terjadi dalam bentuk-bentuk berikut:

10
1. Globalisasi produksi, di mana perusahaan berproduksi di berbagai negara, dengan sasaran

agar biaya produksi lebih rendah. Hal ini dilakukan baik karena upah buruh yang rendah,

tarif bea masuk yang murah, infrastruktur yang memadai ataupun karena iklim usaha dan

politik yang kondusif. Dunia dalam hal ini menjadi lokasi manufaktur global. Kehadiran

tenaga kerja asing merupakan gejala terjadinya globalisasi tenaga kerja.

2. Globalisasi pembiayaan. Perusahaan global mempunyai akses untuk memperoleh pinjaman

atau melakukan investasi (baik dalam bentuk portofolio ataupun langsung) di semua

negara di dunia. Sebagai contoh, PT Telkom dalam memperbanyak satuan sambungan

telepon, atau PT Jasa Marga dalam memperluas jaringan jalan tol telah memanfaatkan

sistem pembiayaan dengan pola BOT (build-operate-transfer) bersama mitrausaha dari

manca negara.

3. Globalisasi tenaga kerja. Perusahaan global akan mampu memanfaatk-an tenaga kerja dari

seluruh dunia sesuai kelasnya, seperti penggunaan staf profesional diambil dari tenaga

kerja yang telah memiliki pengalaman internasional atau buruh kasar yang biasa diperoleh

dari negara berkembang. Dengan globalisasi maka human movement akan semakin mudah

dan bebas.

4. Globalisasi jaringan informasi. Masyarakat suatu negara dengan mudah dan cepat

mendapatkan informasi dari negara-negara di dunia karena kemajuan teknologi, antara lain

melalui: TV,radio,media cetak dll. Dengan jaringan komunikasi yang semakin maju telah

membantu meluasnya pasar ke berbagai belahan dunia untuk barang yang sama. Sebagai

contoh : KFC, celana jeans levi’s, atau hamburger melanda pasar dimana-mana. Akibatnya

11
selera masyarakat dunia baik yang berdomisili di kota ataupun di desa menuju pada selera

global.

5. Globalisasi Perdagangan. Hal ini terwujud dalam bentuk penurunan dan penyeragaman

tarif serta penghapusan berbagai hambatan nontarif. Dengan demikian kegiatan

perdagangan dan persaingan menjadi semakin cepat, ketat, dan fair. Globalisasi ekonomi

tersebut tentunya menunjukkan bahwa tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri tanpa

bantuan dan ketergantungan dengan negara lain. sehingga dengan globalisai ekonomi

tersebut terciptalah perdagangan internasional yang mengadakan pertukaran barang dan

jasa antar negara. Globalisasi ekonomi dapat saja terjadi di bidang ekspor-impor, tenaga

kerja, dan permodalan antar negara di dunia.

2.6 Faktor Pendorong Globalisasi Ekonomi

Berikut ini adalah faktor pendorong globalisasi:

1. Kemajuan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan

teknologi yang menghasil-kan alat-alat komunikasi dan transportasi yang semakin canggih

menimbulkan mobilitas dalam berbagai bidang kehidupan manusia yang semakin cepat.

Adanya setelit, handphone, internet maupun pesawat terbang mempercepat mendapatkan

informasi lebih mudah.

2. Terbukanya System Perekonomian Negara. Adanya perdagangan bebas baik dalam bidang

perdagangan, produksi maupun investasi keuangan telah memaksa tiap negara untuk

menerima dan memasarkan produknya ke semua negara di dunia tanpa ada lagi proteksi

dari negara sehingga nanti produk-produk negara lain akan mudah di dapat.

12
Ketergantungan antar Negara dalam pembuatan, distribusi sampai pemasaran akan

semakin kuat.

3. Liberalisme Keuangan Internasional. Mengglobalnya keuangan dunia sangat terkait

dengan perdagangan dunia yang menimbulkan saling ketergantungan dalam sistem

perekonomian dan keuangan antar negara. Pemilik modal besar, setiap saat dapat

memainkan modalnya dari negara satu ke negara lainnya, sehingga dapat menimbulkan

krisis bagi negara yang modalnya diambil oleh investor. Contohnya di Negara Indonesia

krisis moneter pada tahun 1997.

4. Dorongan Untuk Perpindahan Antar Negara. Semakin besarnya keinginan penduduk dunia

untuk melakukan perjalanan atau traveling ke luar negara karena di dorong oleh keperluan

bisnis dan keperluan lainnya. Hal ini akan mengundang para investor dari negara lain

untuk menanamkan modalnya di negara yang sedang berkembang tersebut. Akhirnya

mereka tidak lagi dianggap sebagai orang asing oleh penduduk asli dan diterima dengan

baik di dalam pergaulan sehari-hari.

2.7 Dampak Globalisasi Terhadap Perekonomian Suatu Negara

Dampak dari globalisasi ekonomi terhadap perekonomian suatu negara bisa positif atau

negatif, tergantung pada kesiapan negara tersebut dalam menghadapi peluang-peluang maupun

tantangan-tantangan yang muncul dari proses tersebut. Secara umum, ada empat (4) wilayah

yang pasti akan terpengaruh, yakni:

1. Ekspor. Dampak positifnya adalah ekspor atau pangsa pasar dunia dari suatu negara

meningkat; sedangkan efek negatifnya adalah kebalikannya: suatu negara kehilangan

13
pangsa pasar dunianya yang selanjutnya berdampak negatif terhadap volume produksi

dalam negeri dan pertumbuhan produk domestiik bruto (PDB) serta meningkatkan jumlah

pengangguran dan tingkat kemiskinan. Dalam beberapa tahun belakangan ini ada

kecenderungan bahwa peringkat Indonesia di pasar dunia untuk sejumlah produk tertentu

yang selama ini diunggulkan Indonesia, baik barang-barang manufaktur seperti tekstil,

pakaian jadi dan sepatu, maupun pertanian (termasuk perkebunan) seperti kopi, cokelat dan

biji-bijian, terus menurun relatif dibandingkan misalnya Cina dan Vietnam. Ini tentu suatu

pertanda buruk yang perlu segera ditanggapi serius oleh dunia usaha dan pemerintah

Indonesia. Jika tidak, bukan suatu yang mustahil bahwa pada suatu saat di masa depan

Indonesia akan tersepak dari pasar dunia untuk produk-produk tersebut.

2. Impor. Dampak negatifnya adalah peningkatan impor yang apabila tidak dapat dibendung

karena daya saing yang rendah dari produk-produk serupa buatan dalam negeri, maka tidak

mustahil pada suatu saat pasar domestik sepenuhnya akan dikuasai oleh produk-produk

dari luar negeri. Dalam beberapa tahun belakangan ini ekspansi dari produk-produk Cina

ke pasar domestik Indonesia, mulai dari kunci inggris, jam tangan tiruan hingga sepeda

motor, semakin besar. Ekspansi dari barang-barang Cina tersebut tidak hanya ke

pertokoan-pertokoan moderen tetapi juga sudah masuk ke pasar-pasar rakyat dipingir jalan.

Investasi. Liberalisasi pasar uang dunia yang membuat bebasnya arus modal antarnegara

juga sangat berpengaruh terhadap arus investasi neto ke Indonesia. Jika daya saing

investasi Indonesia rendah, dalam arti iklim berinvestasi di dalam negeri tidak kondusif

dibandingkan di negara-negara lain, maka bukan saja arus modal ke dalam negeri akan

berkurang tetapi juga modal investasi domestik akan lari dari Indonesia. Tenaga kerja.

14
Dampak negatifnya adalah membanjirnya tenaga ahli dari luar di Indonesia, dan kalau

kualitas sumber daya manusia (SDM) Indonesia tidak segera ditingkatkan untuk dapat

menyaingi kualitas SDM dari negara-negara lain, tidak mustahil pada suatu ketika pasar

tenaga kerja atau peluang kesempatan kerja di dalam negeri sepenuhnya dikuasai oleh

orang asing. Sementara itu, tenaga kerja Indonesia (TKI) semakin kalah bersaing dengan

tenaga kerja dari negara-negara lain di luar negeri. Juga tidak mustahil pada suatu ketika

TKI tidak lagi diterima di Malaysia, Singapura atau Taiwan dan digantikan oleh tenaga

kerja dari negara-negara lain seperti Filipina, India dan Vietnam yang memiliki keahlian

lebih tinggi dan tingkat kedisiplinan serta etos kerja yang lebih baik dibandingkan TKI.

Keempat jenis dampak tersebut secara bersamaan akan menciptakan efek yang sangat

besar dari globalisasi ekonomi dunia terhadap perekonomian dan kehidupan sosial di setiap

negara yang ikut berpartisipasi di dalam prosesnya. Lebih banyak pihak yang berpendapat

bahwa globalisasi ekonomi akan lebih merugikan daripada menguntungkan negara sedang

berkembang (NSB) seperti Indonesia.

15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Proses perkembangan demokrasi dan globalisasi dewasa ini banyak memberikan pengaruh

dalam proses pembentukan dan pelaksanaan fungsi administrasi publik. Proses demokratisasi

dalam perspektif liberal adalah peran negara yang minimal (minimal state) atau dibatasi,

karenaNegara dianggap suatu kejahatan tapi dibutuhkan (necessary evil). Dalam perspektif ini,

proses demokratisasi dilakukan justru dengan niengurangi peran Negara. Proses demokratisasi

ekonomi dilakukan dengan mengurangi sebanyak mungkin perilaku invesionis Negara,

sehingga perkernbangan ekonomi sebebas mungkin niengikuti mekanisme pasar dan

persaingan bebas. Kapitalisme merupakan prasyarat (necessary condition) dari suatu deniokrasi

dan bukan sebaliknya. Dalam kapitalisme, hak milik perseorangan diakui dan dilindungi.

Selanjutnya, alokasi sumberdaya tidak ditentukan oleh Negara, melainkan diserahkan kepada

tangan-tangan gaib (invisible hand), yaitu mekanisme pasar. Negara adalah visible hand yang

peranannya bisa mendistorsi pasar dan karena itu harus dibatasi hinggaseminimal mungkin.

Itulah demokrasi ckonomi yang akan membuadt emokrasi politik, yang menjunjung tinggi nilai

individu itu terwujud.

16
3.2 Saran

Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dimana pun. Serta dapat

menjadikan makalah ini sebagai salah satu contoh dalam pembuatan makalah-makalah yang

lainnya. Kami sebagai penyusun makalah ini sangat mengharapkan saran, kritik, dan masukan

dari semua pihak demi kesempurnaan makalah ini.

17
DAFTAR PUSTAKA

Bunyi Pasal 33 UUD 1945 (1-5) dan Pembahasannya. (Online), (http://www.si-

pedia.com/2014/03/bunyi-pasal-33-uud-1945-1-5-dan-pembahasannya.html). Peraturan

Presiden Nomor 2 Tahun 2015 Tentang RPJMN 2015-2019.(Online),

(http://www.kemenkopmk.go.id/content/peraturan-presiden-nomor2-tahun-2015).

Rachbini, D. J. 2004. Ekonomi Politik: Kebijakan dan Strategi Pembangunan. Edisi Pertama.

Jakarta:Granit.

Website:

https://vacil1201.blogspot.co.id/2016/08/demookrasi-ekonomi-sebagai-dasar.html

pipsapatlas.blogspot.co.id/2015/09/demokrasi-ekonomi-dan-globalisasi.html

http://makalahterbaruku.blogspot.co.id/2017/12/makalah-globalisasi-ekonomi.html

18

Anda mungkin juga menyukai