DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
TEKNIK KOMPUTER
POLITEKNIK SUKABUMI
2019
KATA PENGANTAR
Dengan segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha
Esa, karena berkat rahmat serta hidayah-Nya akhirnya kami dapat menyelesaikan
makalah dengan judul “PERTUMBUHAN EKONOMI DI INDONESIA” dalam
rangka untuk memenuhi tugas mata kuliah BAHASA INDONESIA.
Kami menyadari bahwa pada makalah ini masih terdapat banyak kekurangan
mengingat keterbatasan kemampuan kami. Oleh sebab itu, kami sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca
sebagai masukan bagi kami.
Akhir kata kami berharap karya tulis ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada
umumnya dan kami sebagai penulis pada khususnya. Atas segala perhatiannya
kami mengucapkan banyak terima kasih.
Kelompok 4
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................................... ii
1.3 Tujuan........................................................................................... 1
4.1 Kesimpulan................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 21
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
2. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian pertumbuhan ekonomi ?.
2. Perbedaan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
3. Teori tentang pertumbuhan ekonomi.
4. Faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
5. Perkembangan pertumbuhan Indonesia.
3. TUJUAN
1. Mengetahui definisi pertumbuhan ekonomi.
2. Dapat membedakan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan ekonomi.
3. Mengetahui teori-teori tentang pertumbuhan ekonomi.
4. Mengetahui faktor-faktor yang menentukan pertumbuhan ekonomi.
5. Mengetahui perkembangan pertumbuhan Indonesia terkini
2
BAB II
LANDASAN TEORI
b. Teori Harrod-Domar
Harrod-Domar mengemukakan syarat-syarat yang diperlukan agar
pertumbuhan ekonomi dapat tumbuh dan berkembang dengan mantap
atau steady growth dalam jangka panjang di dalam pertumbuhan mantap
semua variabel seperti output, tabungan, investasi, dan kemajuan
teknologi, masing-masing tumbuh secara konstan atau pada laju yang lurus
secara eksponensial.
ΔY / Y = s / k
Dimana:
ΔY / Y = tingkat pertumbuhan output
PEMBAHASAN
a) Pengertian Pertumbuhan
Pertumbuhan ekonomi secara singkat diartikan sebagai proses
kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Tekanannya
dititikberatkan pada tiga aspek, yaitu proses, peningkatan output per kapita
dan dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi adalah suatu proses,
bukan suatu gambaran ekonomi pada suatu saat (one shoot). Di sini dapat
dilihat adanya aspek dinamis dari suatu perekonomian, yaitu melihat
perekonomian sebagai sesuatu yang berkembang atau berubah dari waktu
ke waktu. Tekanannya pada perubahan atau perkembangan itu sendiri
(Budiono, 1992: 1).
Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita.
Dalam hal ini, terdapat dua sisi yang perlu diperhatikan, yaitu sisi output
total (GDP/Gross Domestik Product) dan sisi jumlah penduduk. Output per
kapita adalah output total di bagi jumlah penduduk. Jadi proses kenaikan
output per kapita, tidak dapat tidak, harus dianalisis dengan jalan melihat
apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah penduduk di
lain pihak. Suatu teori pertumbuhan ekonomi yang lengkap haruslah dapat
6
menjelaskan apa yang terjadi dengan GDP total dan apa yang terjadi
dengan jumlah penduduk. Karena dengan hanya mengkaitkan kedua aspek
tersebut maka perkembangan output per kapita dapat dijelaskan juga.
Aspek yang ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah
perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu
atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita
bukan merupakan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan
tumbuh apabila kenaikan output per kapita berada dalam jangka waktu
yang cukup lama (10, 20, atau 50 tahun, bahkan lebih lama lagi). Tentu saja
dapat terjadi bahwa pada suatu tahun tertentu, output per kapita merosot
(misalnya, gagal panen). Tetapi, apabila selama jangka waktu yang cukup
panjang tersebut output per kapita menunjukkan kecenderungan yang jelas
mengalami kenaikan maka dapat dikatakan telah terjadi pertumbuhan
ekonomi. Makna perspektif jangka panjang ini dapat pula dilihat dari segi
lain.
Beberapa ekonom berpendapat bahwa adanya kecenderungan
kenaikan output per kapita saja tidaklah cukup untuk melihat pertumbuhan
ekonomi. Pertumbuhan ekonomi, dikatakan terjadi apabila ada
kecenderungan kenaikan output per kapita yang bersumber dari proses
internal perekonomian tersebut. Jadi, kecenderungan tersebut, menurut
persyaratan ini, haruslah berasal dari kekuatan yang berasal dari dalam
perekonomian sendiri, bukan berasal dari luar dan bersifat sementara.
Istilahnya, proses pertumbuhan ekonomi haruslah bersifat self-generating,
yang berarti bahwa proses pertumbuhan itu menghasilkan kekuatan atau
momentum bagi munculnya kelanjutan pertumbuhan tersebut pada periode-
periode selanjutnya. Persyaratan ini mungkin terlalu ketat. Tetapi apabila
dipenuhi maka kita dapat yakin bahwa kenaikan output per kapita tersebut
akan merupakan proses jangka panjang.
Pertumbuhan dalam masyarakat sering kali dititikberatkan pada proses
peningkatan produksi dan jasa dalam kegiatan ekonomi. Paham
pertumbuhan digunakan dalam teori dinamika sebagaimana hal itu
dikembangkan oleh para pemikir Neo-Keynes dan Neo-Klasik.
7
aktif semua anggota masyarakat yang mampu untuk berperan serta dalam
proses ekonomi ke dalam kegiatan yang bersifat produktif. Kegiatan
ekonomi yang produktif mengandung berbagai dampak positif, di
antaranya adalah menambah pendapatan nyata bagi sebagian besar
penduduk. Penambahan pendapatan ini dapat meningkatkan daya konsumsi
penduduk secara kuantitatif maupun kualitatif. Lebih jauh lagi, peningkatan
pendapatan ini dapat mengurangi ketimpangan dalam distribusi pendapatan
di antara berbagai golongan dalam masyarakat. Dengan demikian,
pengertian tentang pembangunan ekonomi selain mencakup juga perubahan
kuantitatif pada produksi dan pendapatan, juga perubahan kualitatif dalam
susunan masyarakat secara menyeluruh. Pembangunan merupakan suatu
transformasi, dalam arti perubahan struktural, yaitu perubahan pada
struktur ekonomi masyarakat yang meliputi perubahan pada perimbangan-
perimbangan keadaan yang melekat pada landasan kegiatan ekonomi dan
susunan ekonomi.
b) Era Reformasi
i. BJ Habibie (1998-1999)
Pemerintahan Presiden Baharuddin Jusuf Habibie dikenal sebagai
rezim transisi. Salah satu tantangan sekaligus capaiannya adalah
12
pemerintah saat itu yakni menjaga sektor perbankan lebih ketat hingga
menerbitkan surat utang atau obligasi secara langsung.
Saat itu, perekonomian Indonesia mulai terarah kembali. Meski
tak ada lagi repelita seperti di era Soeharto, namun ekonomi Indonesia
bisa lebih mandiri dengan tumbuhnya pelaku-pelaku ekonomi.
iv. Soesilo Bambang Yudhoyono (2004-2014)
Meski naik-turun, pertumbuhan ekonomi Indonesia di bawah
kepemimpinan Soesilo Bambang Yudhoyono (SBY) relatif stabil.
Pertumbuhan Indonesia cukup menggembirakan di awal
pemerintahannya, yakni 5,69 persen pada 2005.
Pada 2006, pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melambat
jadi 5,5 persen. Di tahun berikutnya, ekonomi Indonesia tumbuh di atas
6 persen, tepatnya 6,35 persen.
Lalu, pada 2008, pertumbuhan ekonomi masih di atas 6 persen
meski turun tipis ke angka 6,01 persen. Saat itu, impor Indonesia
terbilang tinggi. Namun, angka ekspor juga tinggi sehingga neraca
perdagangan lumayan berimbang.
Pada 2009, di akhir periode pertama sekaligus awal periode kedua
kepemimpinan SBY, ekonomi Indonesia tumbuh melambat di angka
4,63 persen.
Perlambatan tersebut merupakan dampak krisis finansial global
yang tak hanya dirasakan Indonesia tetapi juga ke negara lain. Pada
tahun itu, Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) menaikkan suku
bunga yang membuat harga komoditas global naik.
Meski begitu, Indonesia masih bisa mempertahankan
pertumbuhan ekonomi walaupun melambat. Pada tahun itu,
pertumbuhan ekonomi Indonesia masuk tiga terbaik di dunia.
Lalu, pada 2010, ekonomi Indonesia kembali tumbuh dengan
capaian 6,22 persen. Pemerintah juga mulai merancang rencana
percepatan pembangunan ekonomi Indonesia jangka panjang.
Pada 2011, ekonomi Indonesia tumbuh 6,49 persen, berlanjut
dengan pertumbuhan di atas 6 persen pada 2012 yaitu di level 6,23
14
b) Eksternal
v. Harga Komoditas
Perubahan harga komoditas dunia menjadintantangan tersendiri bagi
perekonomian Indonesia. Harga komoditas dapatnmempengaruhi kinerja
perdagangan domestik yang selanjutnya mempengaruhi neraca
perdagangan Indonesia. IMF, Bank Dunia, maupun EIA memprediksi
harga komoditas dunia akan memperlihatkan kecenderungan tren
menurun seiring dengan melambatnya pertumbuhan volume perdagangan
dunia. Penurunan harga komoditas ini tercermin dari penurunan IHKEI
hingga triwulan I 2019.
4. FAKTOR-FAKTOR YANG MENENTUKAN PERTUMBUHAN
EKONOMI
1. Faktor Sumber Daya Alam
Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya alam
dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber
daya alam saja tidak menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi,
apabila tidak didukung oleh kemampuan sumber daya manusianya dalam
mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam yang
dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang,
kekayaan hasil hutan dan kekayaan laut.
2. Faktor Sumber Daya Manusia
Sama halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga
dipengaruhi oleh SDM. Sumber daya manusia merupakan faktor terpenting
dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses pembangunan
tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan
proses pembangunan.
3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat
mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola kerja
yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin
canggih berdampak kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas
19
PENUTUP
1. KESIMPULAN
2. SARAN