KURVA KONJUNGTUR
(SIKLUS EKONOMI)
Disusun oleh:
Pembimbing:
Ahmad Mustofa S.Pd., M.Pd
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaian tugas yang berjudul “KONJUNGTUR (SIKLUS EKONOMI)”.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi makro.
Tugas ini terdiri dari beberapa pembahasan mengenai konjungtur (siklus ekonomi).
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis sendiri. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas
ini selesai tepat pada waktunya.
Kelompok 5
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Fenomena kegiatan perekonomian yang digambarkan di atas telah lama disadari oleh
ahli-ahli ekonomi. Mereka telah melihat bahwa pada ketika-ketika tertentu kegiatan suatu
perekonomian adalah jauh di bawah tingkat kegiatan pada kesempatan kerja penuh.
Pengangguran yang serius berlaku. Pada ketika lain kegiatan ekonomi sangat tinggi dan
menimbulkan inflasi. Sejak lama pemikir-pemikir ekonomi telah mengemukakan berbagai
pendapat mengenai (i) sebab-sebabnya suatu perekonomian tidak beroperasi pada tingkat
potensi maksimumnya yaitu pada kesempatan kerja penuh dan (ii) mengapa suatu
perekonomian tidak berkembang secara teratur. Pandanganpandangan seperti itu digolongkan
sebagai teori mengenai konjungtur atau business cycle.
Oleh sebab itu uraian mengenai konjungtur ini adakalanya akan melihat kembali
analisis-analisis mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi
yang telah diterangkan sebelumnya. Hanya teori konjungtur yang dikenal sebagai real
business cycle atau konjungtur rill yang merupakan padangan baru yang akan diterangkan
dalam bagian ini.
1
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan konjungtur?
2. Bagaimana pandangan para ahli ekonomi mengenai penyebab konjungtur?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi?
4. Apa itu konjungtur rill?
C. Tujuan
1. Unutk mengetahui pengertian konjungtur
2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab konjungtur menurut pandangan para ahli
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
4. Untuk mengetahui pengertian konjungtur rill
2
BAB II
PEMBAHASAAN
A. KONJUNGTUR
Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang menunjukkan
perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu ke waktu lain.
3
sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.
B. PENYEBAB KONJUNGTUR
Pandangan Malthus
Menurut pendapatnya, dalam jangka panjang proses tabungan dan investasi yang
berlebihan akan menimbulkan masalah kekurangan permintaan agregat. Tabungan
mengurangi konsumsi sedangkan investasi menambah kapasitas memproduksi.
Pandangan Schumpeter
Analisis penting mengenai konjungtur dalam periode klasik adalah teori yang
dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, seorang professor Australia yang kemudian berhujrah
dan mengajar di Amerika. Dalam system pasar bebas, menurut schaumpeter , setiap
penyimpangan dari tingkat kesempatan kerja penuh atau pengunaan sepenuhnya sumber-
4
sumber ekonomi (full utilizationof economic resources) adalah bersifat mengoreksi diri
sendiri (self-correcting).
Jhon Stuart Mill dan Alfred Marshall adalah ahli ekonomi klasik lainnya yang
menyinggung mengenai masalah konjungtur. Kedua ahli ekonomi klasik ini yakin dengan
hokum Say yang berkeyakinan bahwa dalam perekonomian tidak terdapat kekuarangan
permintaan agregat.
5
Gambar 23 Permintaan Agregat Dan Konjungtur
Diantara golongan Keynesian dan golongna monetaris terdapat dua perbedaan penting
dalam pandangan mereka mengenai konjungtur. Yang pertama, menurut golongan monetaris,
fluktuasi kegiatan ekonomi terutama bersumber dari perubahan-perubahan dalam
penawaran uang dan bukan oleh perubahan dalam komponen- komponen perbelanjaan
agregat. Sedangkan golongan Keynes berkeyakinan, sumber utama dari fluktuasi kegiatan
ekonomi adalah perubahan-perubahan dalam komponen perbelanjaan agregat terutama
dalam keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi.
Golongan klasik baru, melalui analisis konjungtur ynag dilakukan oleh Robert Lucas
– pelopor golongan klasik baru, tidak sepenuhnya menyetujui pendapat golongan moneteris.
Menurut Lucas konjungtur berlaku dalam perekonomian hanya dalam keadaan dimana para
pelaku kegiatan ekonomi tidak mengantisipasi (meramalkan) perubahan yang berlaku
tersebut.
6
3. Teori Konjungtur Rill
Teori konjungtur rill atau real business cycle theory dikembangkan oleh ahlli-ahli
ekonomi yang tidak dapat menerima pandangan pelopor golongan klasik baru. Yang mula-
mula mengembangkan teori konjungtur rill adalah Robert G. King dan Charles Plosser.
Untuk melihat bagaimana factor rill menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi, berikut
uraian beberapa efek yang dapat mempengaruhi produksi sector pertanian.
Perhatikan Gambar 3.11. Grafik (a), yaitu grafik di bagian atas, menggambarkan efek
dari perkembangan teknologi. pada mulanya fungsi produksi adalah Y=f(N)0. Perkembangan
teknologi memindahkan fungsi produksi ke atas menjadi Y=f(N)1. Grafik (b) menunjukkan
keadaan di pasaran tenaga kerja. pada mulanya
Penawaran tenaga kerja adalah Ns. dan permintaan tenaga kerja adalah ND0 Dengan
demikian pada mulanya keseimbangan di pasaran tenaga kerja dicapai di titik Eo.
Kesempatan kerja adalah pada tingkat N0 dan produksi nasional rill yang dicapai adalah Y0
(lihat grafik a). Kemajuan teknologi bukan saja menimbulkan perubahan fungsi produksi dari
Y=f(N) menjadi Y=f(N)1 tetapi juga akan memindahkan kurva permintaan tenaga kerja dari
ND0 menjadi ND1 . Dengan demikian perubahan teknologi dan kesempatan kerja akan
meningkatkan pendapatan nasional riil dart Y0 menjadi Y1 yaitu seperti ditunjukkan pada
grafik (a).
7
2. Efek cuaca buruk
Cuaca yang buruk akan mempengaruhi produktivitas kegiatan pertanian, yaitu tingkat
produktivitasnya akan merosot. Perubahan seperti ini menyebabkan perpindahkan fungsi
produksi ke sebelah
bawah dan kurva permintaan tenaga kerja akan pindah ke kiri. Efek dari perubahan-
perubahan ini ke atas kesempatan kerja dan pendapatan nasional ditunjukkan dalam Gambar
3.12. Grafik (a) menggambarkan fungsi produksi sebelum berlakunya perubahan cuaca –
yang digambarkan oleh Y=f(N)0, dan sesudah perekonomian mengalami masalah cuaca
buruk, yang digambarkan oleh kurva Y=f(N)1 Di pasaran tenaga kerja, yang ditunjukkan oleh
grafik (b), pada mulanya permintaan tenaga kerja adalah NDo dan penawarannya adalah Ns.
Dengan demikian keseimbangan asal yang dicapai adalah di Eo dan pendapatan nasional
adalah Yo. Cuaca buruk secara serentak memindahkan fungsi produksi menjadi Y=f(N)1 dan
permintaan tenaga kerja menjadi N1 Sebagai akibatnya keseimbangan ekonomi tercapai di
titik El – yang berarti kesempatan kerja menurun menjadi N1 dan pendapatan nasional
menjadi Y1.Keadaan ini menggambarkan cuaca buruk mengurangi kesempatan kerja dan
pendapatan nasional riil.
8
Kebijakan pemerintah dan kegiatan ekonomi
Sesuai dengan pandangan ini, ahli ahli ekonomi yang mengembangkan teori
konjungtur riil tidak melihat perlunya kebijakan moneter dalam mempengaruhi tingkat
kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan tingkat pendapatan nasional riil.
Pandangan teori konjungtur riil adalah lebih positif dalam menilai kebijakan fiskal.
Menurut pendapat mereka, kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi faktor-
faktor riil akan mewujudkan perubahan dalam kegiatan ekonomi. Sebagai contoh,
pengurangan pajak kepada individu dan perusahaan akan dapat menambah penawaran tenaga
kerja dan
Pandangan golongan Keynesian Baru sangat berbeda dengan teori konjungtur rill.
Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut ialah keyakinan golongan Keynesian
baru yang masih tetap mempertahankan pandangan bahwa salah satu sumber penting dari
konjungtur adalah fluktuasi dalam perbelanjaan agregat. Di samping itu mereka masih tetap
berkeyakinan bahwa sistem pasaran bebas adalah tidak sempurna. Kebanyakan pasar yang
terdapat dalam ekonomi bukanlah berbentuk pasaran persaingan sempuma.
Sumber dalam negeri dapat pula dibedakan kepada dua, yaitu pinjaman dari Bank
Sentral dan pinjaman dari masyarakat – terutama lembaga-lambaga keuangan. Untuk
memenuhi pinjaman tersebut Bank Sentral perlu mencetak uang baru dan ini akan
mempercepat pertambahan dalam uang yang beredar(penawaran uang). Oleh sebab itu
penawaran seperti ini akan menyebabkan timbulnya inflasi dan selalu dinamakan dengan
tabungan paksa (forced saving).
Cara kedua untuk membiayai deficit dalam anggaran belanja pemerintah adalah
dengan meminjam dari masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan. Pemerintah akan
mengeluarkan berbagai bentuk surat hutang seperti obligasi jangka panjang atau obligasi
9
jangka pendek. Masyarakat dan lembaga-lembaga keuangan akan membeli obligasi tersebut
untuk memperoleh pendapatan yaitu dengan bunga yang akan dibayar kepda pemegang
obligasi tersebut. Membiayai deficit engan cara ini memiliki kelemahan yaitu:
(i) Dalam jangka pendek, yaitu ketika deficit tersebut berlaku, pinjaman yang dilakukan
pemerintah akan menimbulkan efek “crowding-out”-yaitu pemerintah tersebut dengan swasta
untuk memperoleh dana tabungan yang tersedia dalam masyarakat. Persaingan tersebut dapat
menyebabkan suku bunga naik dan infestasi swasta turun.
(ii) dalam jangka panjang, dari tahun ke tahun pinjaman tersebut akan terus-menerus membayar
bunga. Semakin pinajaman yang dilakukan semakin besar pula bunga yang harus dibayar.
Pembayaran bunga ini akan menguarangi dana untuk membiayai operasi pemerintahan dan
pembangunan. Dimasa dtang pendapatan pajak akan meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan
ekonomi.
Pinjama luar negeri untuk membiayai stabilitasi dan pembangunan mempunyai beberapa
keburukan yang sangat serius, yaitu:
- Seperti juaga pinjaman dalam negeri, pinjaman luar negeri perlu membayar bunga
kepada pihak yang meminjamkan dana tersebut dan bunga tersebut harus dibayar
dalam valuta asing.
- Dalam jangka yang lebih panjang pinjaman-pinjaman yang dilakukan di masa lalu
perlu dibayar kembali dan valuta asing juga harus digunakan untuk melakukan
pembayaran tersebut. Maka sebagian besar devisa yang diperoleh dari ekspor harus
disisihkan untuk membayar huatng tersebut.
- Apabila ekspor tidak berkembang dengan pesat dan menghasilkan surplus yang besar
dalam neraca perdagangan, kewajiban membayar bunga keluar negeri dan mencicil
pinajaman luar negeri akan menimbulakan tekanan ke atas kestabilan nilai kurs valuta
asing dan tingkat harga umum di dalam negeri.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap: (1) Tahap Depresi , (2) Tahap Ekspansi, (3)
Tahap Resesi , (4) Tahap Recovery.
Factor rill menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi, beberapa efek yang dapat
mempengaruhi produksi sector pertanian yaitu: (1) Efek perkembangan teknologi, (2) Efek
cuaca buruk
11
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.2000.Makroekonomi modern perkembangan pemikiran dari klasik hingga
Keynesian baru. PT Rajagrafindo Persada.Jakarta
12