Anda di halaman 1dari 15

Tugas makalah

KURVA KONJUNGTUR
(SIKLUS EKONOMI)

Disusun oleh:

Yessi afriani (1806101030024)


Rada fauziah (1806101030056)
Zaira (18061010300)

Pembimbing:
Ahmad Mustofa S.Pd., M.Pd

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM
BANDA ACEH / 2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Illahi Rabbi, berkat rahmat dan karunia-Nya
penulis dapat menyelesaian tugas yang berjudul “KONJUNGTUR (SIKLUS EKONOMI)”.
Tugas ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah ekonomi makro.
Tugas ini terdiri dari beberapa pembahasan mengenai konjungtur (siklus ekonomi).
Penulis berharap semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan bagi
penulis sendiri. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan tugas ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang. Akhir kata,
penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu sehingga tugas
ini selesai tepat pada waktunya.

Banda Aceh, 17 oktober 2019

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 1
PENDAHULUAN .................................................................................................................................. 1
A. Latar belakang .......................................................................................................................... 1
B. Permasalahan ............................................................................................................................ 2
C. Tujuan ........................................................................................................................................ 2
BAB II..................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAAN .................................................................................................................................. 3
A. KONJUNGTUR ........................................................................................................................ 3
B. PENYEBAB KONJUNGTUR ................................................................................................. 4
1. Berbagai pendapat di zaman klasik ............................................................................................. 4
2. Pandangan Keynes dan Pengkritiknya ........................................................................................ 5
3. Teori Konjungtur Rill.................................................................................................................. 7
Kebijakan pemerintah dan kegiatan ekonomi ................................................................................. 9
Kritik golongan Keynesian baru ..................................................................................................... 9
BAB III................................................................................................................................................. 11
PENUTUP............................................................................................................................................ 11
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 11
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 12

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terusmenerus bertumbuh, tanpa


satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan. Pertumbuhan tersebut
disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka luas.

Konjungtur atau siklus kegiatan sesuatu perekonomian, menunjukkan gambaran yang


sama di berbagai negara. Pada dasarnya siklus kegiatan perekonomian dalam jangka panjang
menunjukkan bahwa (i) ia mengalami arah aliran yang semakin meningkat, dan (ii) sepanjang
trend yang menaik ini perkembangannya tidak teratur. Adakalanya berkembang dengan
cepat, adakalanya lambat dan sekali-sekali ia mengalami kemunduran.

Fenomena kegiatan perekonomian yang digambarkan di atas telah lama disadari oleh
ahli-ahli ekonomi. Mereka telah melihat bahwa pada ketika-ketika tertentu kegiatan suatu
perekonomian adalah jauh di bawah tingkat kegiatan pada kesempatan kerja penuh.
Pengangguran yang serius berlaku. Pada ketika lain kegiatan ekonomi sangat tinggi dan
menimbulkan inflasi. Sejak lama pemikir-pemikir ekonomi telah mengemukakan berbagai
pendapat mengenai (i) sebab-sebabnya suatu perekonomian tidak beroperasi pada tingkat
potensi maksimumnya yaitu pada kesempatan kerja penuh dan (ii) mengapa suatu
perekonomian tidak berkembang secara teratur. Pandanganpandangan seperti itu digolongkan
sebagai teori mengenai konjungtur atau business cycle.

Oleh sebab itu uraian mengenai konjungtur ini adakalanya akan melihat kembali
analisis-analisis mengenai faktor-faktor yang menyebabkan perubahan kegiatan ekonomi
yang telah diterangkan sebelumnya. Hanya teori konjungtur yang dikenal sebagai real
business cycle atau konjungtur rill yang merupakan padangan baru yang akan diterangkan
dalam bagian ini.

1
B. Permasalahan
1. Apa yang dimaksud dengan konjungtur?
2. Bagaimana pandangan para ahli ekonomi mengenai penyebab konjungtur?
3. Bagaimana kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi?
4. Apa itu konjungtur rill?

C. Tujuan
1. Unutk mengetahui pengertian konjungtur
2. Untuk mengetahui penyebab-penyebab konjungtur menurut pandangan para ahli
3. Untuk mengetahui kebijakan-kebijakan pemerintah dalam kegiatan ekonomi
4. Untuk mengetahui pengertian konjungtur rill

2
BAB II
PEMBAHASAAN

A. KONJUNGTUR

Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian


yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Gambaran atau grafik mengenai konjungtur adalah suatu grafik yang menunjukkan
perubahan pendapatan nasional dan kegiatan ekonomi dari satu wkatu ke waktu lain.

Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap:

1. Tahap Depresi = Kemerosotan. Yaitu kemerosotan yang disebabkan antara


lain banyak produksi berkurang, banyak pabrik tutup, banyak terjadi pengangguran
(baisse atau konjungtur rendah). Tetapi akhirnya keadaan berubah lagi (titik balik
bawah/trough).
2. Tahap Ekspansi = Kegiatan ekonomi cepat. Yaitu tahap kegiatan ekonomi
dalam perkembangan atau pertumbuhan yang cepat sampai tercapainya puncak
kegiatan (masa “boom” atau “hausse” = konjungtur tinggi)
3. Tahap Resesi = Kelesuan. Yaitu semula kemacetan yang timbul menyebabkan
laju pertumbuhan ekonomi terhenti (stagnasi) dan/atau mundur sedikit. Jika
berlangsung lama dan hebat, dimana semua sektor ekonomi ikut lesu maka kelesuan
menjadi kemrosotan.
4. Tahap Recovery = Pemulihan. Yaitu tahap yang mulai pulih kembali normal.

Yang menjadi pokok permasalahan timbulnya konjungtur menurut teori moneter


adalah jumlah uang yang beredar di masyarakat. Menurut John Maynard Keynes, sistem
moneter dan kredit bukanlah penyebab terbentuknya gelombang konjungtur, tetapi
merupakan akibat. Penyebab utamanya adalah tidak stabilnya investasi. Apabila masyarakat
banyak memegang uang, maka akan timbul kecenderungan mempergunakan uangnya untuk
keperluan konsumsi dan investasi, sedangkan sebaliknya, apabila uang sulit diperoleh, maka
pengeluaran dunia bisnis dan masyarakat juga akan berkurang. Pengurangan jumlah uang

3
sampai pada tingkat minimum ini akan menghalangi upaya dari perusahaan untuk melakukan
ekspansi.

Kecenderungan masyarakat untuk mengurangi tingkat konsumsinya dan lebih banyak


melakukan kegiatan menabung akan menyebabkan pengeluaran total tidak akan mencukupi
untuk mempekerjakan semua angkatan kerja. Besarnya tingkat tabungan masyarakat ini,
walaupun bisa dijadikan sebagai sumber investasi, dianggap kurang menguntungkan karena
hal tersebut diikuti dengan rendahnya tingkat konsumsi masyarakat. Investasi sebagai
kekuatan pendorong yang menentukan konjungtur akan berpengaruh terhadap gerakan
konjungtur.

Pengaruh dari adanya konjungtur terhadap perekonomian Indonesia sangat terasa


pada neraca perdagangan Indonesia. Hal ini dikarenakan Indonesia merupakan salah satu
negara eksportir terbesar. Selain berpengaruh terhadap neraca perdagangan aktivitas
perekonomian di dalam negeri, juga akan berpengaruh terhadap aktivitas usaha, penyerapan
tenaga kerja, tingkat investasi, tingkat harga di dalam negeri, dan sebagainya.

Untuk menanggulangi hal tersebut, pemerintah Indonesia melakukan kebijaksanaan


fiskal dan moneter seperti deregulasi, diberlakukannya undang-undang perpajakan yang baru,
dan menjaga kestabilan nilai rupiah terhadap mata uang asing.

B. PENYEBAB KONJUNGTUR

1. Berbagai pendapat di zaman klasik


Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi klasik, masalah pengangguran atau inflasi adalah
masalah sementara dan system pasar bebas akan secara otomatis membuat penyesuaian yang pada
akhirnya menyebabkan kesempatan kerja penuh akan tercapai kembali.

Ahli ekonomi klasik berpendapat, apabila berlaku pengangguran, penyesuaian-penyesuaian


di pasaran barangn dan pasaran tenaga kerja akan berlaku sehingga menyebabkan permintaan
agregat akan sama dengan tingakat produksi dalam kesempatan kerja penuh.

Pandangan Malthus

Menurut Malthus, suatu masyarakat dapat menghadapi masalah pengangguran oleh


karena berlakunya “Undercomsumption” yaitu perbelanjaan yang tidak mencukupi untuk
mencapai tingkat kesempatan kerja penuh.

Menurut pendapatnya, dalam jangka panjang proses tabungan dan investasi yang
berlebihan akan menimbulkan masalah kekurangan permintaan agregat. Tabungan
mengurangi konsumsi sedangkan investasi menambah kapasitas memproduksi.

Pandangan Schumpeter

Analisis penting mengenai konjungtur dalam periode klasik adalah teori yang
dikemukakan oleh Joseph Schumpeter, seorang professor Australia yang kemudian berhujrah
dan mengajar di Amerika. Dalam system pasar bebas, menurut schaumpeter , setiap
penyimpangan dari tingkat kesempatan kerja penuh atau pengunaan sepenuhnya sumber-

4
sumber ekonomi (full utilizationof economic resources) adalah bersifat mengoreksi diri
sendiri (self-correcting).

Dalam menerangkan teorinya mengenai ciri-ciri dari pertumbuhan ekonomi


Schumpeter mengatakan bahwa proses itu tidak selalu berjalan dengan teguh, tetapi
berbentuk suatu siklus dimana suatu kemajuan ekonomi akan diikuti oleh kemunduran pada
periode berikutnya dan seterusnya diikuti pula oleh kemajuan kembali.

Pandangan beberapa ahli ekonomi klasik

Jhon Stuart Mill dan Alfred Marshall adalah ahli ekonomi klasik lainnya yang
menyinggung mengenai masalah konjungtur. Kedua ahli ekonomi klasik ini yakin dengan
hokum Say yang berkeyakinan bahwa dalam perekonomian tidak terdapat kekuarangan
permintaan agregat.

Menurut Mill pemberian kredit yang berlebih-lebihan dapat menimbulkan masalah


penawaran barang yang berlebihan. Hal ini menimbulkan perubahan ekspektasi dalam
lingkungan para pengusaha dan kegiatan ekonomi akan menurun. Alfert Marshall
menyokong pandangan Mill, menurut pendapatnya, perubahan dalam ekspektasi dan
keyakinan dunia usaha atau business confidence sangat penting pengaruhnya keatas fluktasi
kegiatan ekonomi. Pada ketika perekonomian sedang mengalami ekspansi, keyakinann dunia
usaha juga berkembang dan mengakibatkan perkembangan kredit yang semakin cepat.
Sebaliknya, pada ketika kegiatan perekonomian menurun atau lambat berkembang,
kepercayaan dunia usaha merosost dan bersifat pesimis. Keadaan ini seterusnya akan
menimbulkan resesi.

2. Pandangan Keynes dan Pengkritiknya

Analisis mengenai teori konjungtur di antara masa Keynes sehingga permulaan


perkembangan teori konjungtur Lucas akan dibedakan kepada dua bagian yaitu: (1)
pandangan Keynes mengenai Konjungtur dan (2) pandangan golongan Monetaris dan Lucas
mengenai konjungtur.

Pandangan Keynes: perbelanjaan Agregat dan konjungtur

Pandagan golongan Keynesian sangat menekankan segi perbelanjaan dan permintaan


agregat sebagai sumber fluktuasi kegiatan ekonomi. Pendapat Keynes ini berdasarkan pada
(i) tabungan dan investasi ditentukan oleh factor yang berbeda dan, (ii) suku bunga
ditentukan oleh permitaan dan penawaran uang.

Menurut pandangan klasik dalam perekonomian tidak terdapat kekurangan


permintaan agregat oleh karena fleksibilitas suku bunga akan selalu menjamin keadaaan
keadaan dimana tabungan pada kesempatan kerja penuh sama dengan investasi. Argumentasi
klasik ini dikenal sebagai hokum Say.

5
Gambar 23 Permintaan Agregat Dan Konjungtur

Beberapa cara dapat digunakan untuk menerangkan pandangan golongan Keynesian


mengenai efek perbelanjaan dan permintaan agregat dalam menentukan fluktuasi kegiatan
ekonomi.

Pandangan Monetaris dan Klasik Baru (Lucas)

Diantara golongan Keynesian dan golongna monetaris terdapat dua perbedaan penting
dalam pandangan mereka mengenai konjungtur. Yang pertama, menurut golongan monetaris,
fluktuasi kegiatan ekonomi terutama bersumber dari perubahan-perubahan dalam
penawaran uang dan bukan oleh perubahan dalam komponen- komponen perbelanjaan
agregat. Sedangkan golongan Keynes berkeyakinan, sumber utama dari fluktuasi kegiatan
ekonomi adalah perubahan-perubahan dalam komponen perbelanjaan agregat terutama
dalam keinginan para pengusaha untuk melakukan investasi.

Perbedaan yang kedua adalah: menurut pendapat golongan Keynesian, masalah


ekonomi yang ditimbulkan oleh konjungtur perlu diatasi melalui kebijakan pemerintah.
Sedangkan, menurut golongan monetaris dalam jangka panjang penyesuaian dalam pasaran
tenaga kerja akan mengembalikan kegiatan ekonomi ketingkat kesempatan kerja penuh.

Golongan klasik baru, melalui analisis konjungtur ynag dilakukan oleh Robert Lucas
– pelopor golongan klasik baru, tidak sepenuhnya menyetujui pendapat golongan moneteris.
Menurut Lucas konjungtur berlaku dalam perekonomian hanya dalam keadaan dimana para
pelaku kegiatan ekonomi tidak mengantisipasi (meramalkan) perubahan yang berlaku
tersebut.

6
3. Teori Konjungtur Rill

Teori konjungtur rill atau real business cycle theory dikembangkan oleh ahlli-ahli
ekonomi yang tidak dapat menerima pandangan pelopor golongan klasik baru. Yang mula-
mula mengembangkan teori konjungtur rill adalah Robert G. King dan Charles Plosser.

Penyebab konjungtur: Pandangan teori konjugntur rill

Menurut penyokong teori konjungtur rill, fluktuasi kegiatan ekonomi disebabkanoleh


factor-faktor rill (dan bukan kewangan dan perbelanjaan) seperti perkembangan teknologi,
perubahan-perubahan cuaca dan alam sekitar, perubahan harga rill barang-barang yang
diimpor (anda tentu masih ingat penyebab stagflasi) perubahan pajak yang dipungut
pemerintah dan suasana dunia peniagaan pada keseluruhannya.

Untuk melihat bagaimana factor rill menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi, berikut
uraian beberapa efek yang dapat mempengaruhi produksi sector pertanian.

1. Efek perkembangan teknologi

Perhatikan Gambar 3.11. Grafik (a), yaitu grafik di bagian atas, menggambarkan efek
dari perkembangan teknologi. pada mulanya fungsi produksi adalah Y=f(N)0. Perkembangan
teknologi memindahkan fungsi produksi ke atas menjadi Y=f(N)1. Grafik (b) menunjukkan
keadaan di pasaran tenaga kerja. pada mulanya

Penawaran tenaga kerja adalah Ns. dan permintaan tenaga kerja adalah ND0 Dengan
demikian pada mulanya keseimbangan di pasaran tenaga kerja dicapai di titik Eo.
Kesempatan kerja adalah pada tingkat N0 dan produksi nasional rill yang dicapai adalah Y0
(lihat grafik a). Kemajuan teknologi bukan saja menimbulkan perubahan fungsi produksi dari
Y=f(N) menjadi Y=f(N)1 tetapi juga akan memindahkan kurva permintaan tenaga kerja dari
ND0 menjadi ND1 . Dengan demikian perubahan teknologi dan kesempatan kerja akan
meningkatkan pendapatan nasional riil dart Y0 menjadi Y1 yaitu seperti ditunjukkan pada
grafik (a).

Gambar 24 Konjungtur Yang Disebabkan Perkembangan Teknologi

7
2. Efek cuaca buruk

Cuaca yang buruk akan mempengaruhi produktivitas kegiatan pertanian, yaitu tingkat
produktivitasnya akan merosot. Perubahan seperti ini menyebabkan perpindahkan fungsi
produksi ke sebelah

bawah dan kurva permintaan tenaga kerja akan pindah ke kiri. Efek dari perubahan-
perubahan ini ke atas kesempatan kerja dan pendapatan nasional ditunjukkan dalam Gambar
3.12. Grafik (a) menggambarkan fungsi produksi sebelum berlakunya perubahan cuaca –
yang digambarkan oleh Y=f(N)0, dan sesudah perekonomian mengalami masalah cuaca
buruk, yang digambarkan oleh kurva Y=f(N)1 Di pasaran tenaga kerja, yang ditunjukkan oleh
grafik (b), pada mulanya permintaan tenaga kerja adalah NDo dan penawarannya adalah Ns.
Dengan demikian keseimbangan asal yang dicapai adalah di Eo dan pendapatan nasional
adalah Yo. Cuaca buruk secara serentak memindahkan fungsi produksi menjadi Y=f(N)1 dan
permintaan tenaga kerja menjadi N1 Sebagai akibatnya keseimbangan ekonomi tercapai di
titik El – yang berarti kesempatan kerja menurun menjadi N1 dan pendapatan nasional
menjadi Y1.Keadaan ini menggambarkan cuaca buruk mengurangi kesempatan kerja dan
pendapatan nasional riil.

Gambar 25 Konjungtur yang Disebabkan Cuaca Buruk

8
Kebijakan pemerintah dan kegiatan ekonomi

Sesuai dengan pandangan ini, ahli ahli ekonomi yang mengembangkan teori
konjungtur riil tidak melihat perlunya kebijakan moneter dalam mempengaruhi tingkat
kegiatan ekonomi, kesempatan kerja dan tingkat pendapatan nasional riil.

Pandangan teori konjungtur riil adalah lebih positif dalam menilai kebijakan fiskal.
Menurut pendapat mereka, kebijakan-kebijakan fiskal yang dapat mempengaruhi faktor-
faktor riil akan mewujudkan perubahan dalam kegiatan ekonomi. Sebagai contoh,
pengurangan pajak kepada individu dan perusahaan akan dapat menambah penawaran tenaga
kerja dan

Kritik golongan Keynesian baru

Pandangan golongan Keynesian Baru sangat berbeda dengan teori konjungtur rill.
Salah satu faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut ialah keyakinan golongan Keynesian
baru yang masih tetap mempertahankan pandangan bahwa salah satu sumber penting dari
konjungtur adalah fluktuasi dalam perbelanjaan agregat. Di samping itu mereka masih tetap
berkeyakinan bahwa sistem pasaran bebas adalah tidak sempurna. Kebanyakan pasar yang
terdapat dalam ekonomi bukanlah berbentuk pasaran persaingan sempuma.

Keadaan ini menghalangi penyesuaian otomatis untuk mencapai kesempatan kerja


penuh. Golongan Keynesian Baru menganut keyakinan yang berikut: i. Pasaran barang
bukanlah selalu berbentuk pasaran persaingan sempurna. Kebanyakan perusahaan tidak
beroperasi dalam pasar persaingan sempurna tetapi dalam pasaran persaingan monopolistic,
oligopoli dan adakalanya monopoli. Dalam pasar seperti ini penyesuaian harga tidaklah
sefleksibel seperti dalam pasaran persaingan sempurna. Harga yang rigid menghalangi proses
penyesuaian kegiatan ekonomi ke arah kesempatan kerja penuh. ii. Pasaran tenaga kerja
adalah bersifat rigid. Beberapa faktor menyebabkan keadaan itu, seperti adanya kontrak
penentuan upah di perusahaan-perusahaan besar, masalah tenaga kerja "insider" dan
"outsider", dan keinginan perusahaan untuk memberi pendapatan yang setimpal kepada
pekerja yang efisien. Keadaan pasaran tenaga kerja yang rigid ini menyebabkan dalam
perekonomian selalu berlaku pengangguran tak sukarela (involuntary unemployment).

Untuk membiayai deficit dalam perbelanjaannya beberapa sumber pinjaman


digunakan pemerintah. Dalam membicarakan mengenai sumber-sumber pinjaman ini akan
dibedakan dan dinilai sumber pinjaman menurut penggolongan berikut:

a. Pinjaman dalam negeri dan masalahnya

Sumber dalam negeri dapat pula dibedakan kepada dua, yaitu pinjaman dari Bank
Sentral dan pinjaman dari masyarakat – terutama lembaga-lambaga keuangan. Untuk
memenuhi pinjaman tersebut Bank Sentral perlu mencetak uang baru dan ini akan
mempercepat pertambahan dalam uang yang beredar(penawaran uang). Oleh sebab itu
penawaran seperti ini akan menyebabkan timbulnya inflasi dan selalu dinamakan dengan
tabungan paksa (forced saving).

Cara kedua untuk membiayai deficit dalam anggaran belanja pemerintah adalah
dengan meminjam dari masyarakat melalui lembaga-lembaga keuangan. Pemerintah akan
mengeluarkan berbagai bentuk surat hutang seperti obligasi jangka panjang atau obligasi

9
jangka pendek. Masyarakat dan lembaga-lembaga keuangan akan membeli obligasi tersebut
untuk memperoleh pendapatan yaitu dengan bunga yang akan dibayar kepda pemegang
obligasi tersebut. Membiayai deficit engan cara ini memiliki kelemahan yaitu:

(i) Dalam jangka pendek, yaitu ketika deficit tersebut berlaku, pinjaman yang dilakukan
pemerintah akan menimbulkan efek “crowding-out”-yaitu pemerintah tersebut dengan swasta
untuk memperoleh dana tabungan yang tersedia dalam masyarakat. Persaingan tersebut dapat
menyebabkan suku bunga naik dan infestasi swasta turun.

(ii) dalam jangka panjang, dari tahun ke tahun pinjaman tersebut akan terus-menerus membayar
bunga. Semakin pinajaman yang dilakukan semakin besar pula bunga yang harus dibayar.
Pembayaran bunga ini akan menguarangi dana untuk membiayai operasi pemerintahan dan
pembangunan. Dimasa dtang pendapatan pajak akan meningkat sebagai akibat dari pertumbuhan
ekonomi.

b. Pinjaman luar negeri dan masalahnya

Pinjaman luar negeri dapat dibedakan kepada tiga sumber:

1. Dari pemerintah Negara lain(biasanya Negara maju),


2. Dari badan –badan keuangan internasional (Bank Dunia, Bank Pembangunan Asia
dan IMF)
3. Dari pihak swasta asing (dari institusi keuangan dan terutama bank-bank swasta
internasional di Negara-negara maju).

Pinjama luar negeri untuk membiayai stabilitasi dan pembangunan mempunyai beberapa
keburukan yang sangat serius, yaitu:

- Seperti juaga pinjaman dalam negeri, pinjaman luar negeri perlu membayar bunga
kepada pihak yang meminjamkan dana tersebut dan bunga tersebut harus dibayar
dalam valuta asing.
- Dalam jangka yang lebih panjang pinjaman-pinjaman yang dilakukan di masa lalu
perlu dibayar kembali dan valuta asing juga harus digunakan untuk melakukan
pembayaran tersebut. Maka sebagian besar devisa yang diperoleh dari ekspor harus
disisihkan untuk membayar huatng tersebut.
- Apabila ekspor tidak berkembang dengan pesat dan menghasilkan surplus yang besar
dalam neraca perdagangan, kewajiban membayar bunga keluar negeri dan mencicil
pinajaman luar negeri akan menimbulakan tekanan ke atas kestabilan nilai kurs valuta
asing dan tingkat harga umum di dalam negeri.

10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

Menurut Sadono, konjungtur adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian


yang menunjukkan bahwa kegiatan ekonomi tidak berkembang secara teratur tetapi
mengalami kenaikan atau kemunduran yang selalu berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Gelombang Konjungtur dibagi menjadi 4 tahap: (1) Tahap Depresi , (2) Tahap Ekspansi, (3)
Tahap Resesi , (4) Tahap Recovery.

Factor rill menimbulkan fluktuasi kegiatan ekonomi, beberapa efek yang dapat
mempengaruhi produksi sector pertanian yaitu: (1) Efek perkembangan teknologi, (2) Efek
cuaca buruk

Untuk membiayai deficit dalam perbelanjaannya beberapa sumber pinjaman


digunakan pemerintah. Sumber pinjaman menurut penggolongan berikut: (1), Pinjaman
dalam negeri dan masalahnya, (2) Pinjaman luar negeri dan masalahnya

11
DAFTAR PUSTAKA
Sukirno, Sadono.2000.Makroekonomi modern perkembangan pemikiran dari klasik hingga
Keynesian baru. PT Rajagrafindo Persada.Jakarta

12

Anda mungkin juga menyukai