Anda di halaman 1dari 19

SIKLUS BISNIS

MAKALAH

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Ekonomi Makro Islam

Dosen : Vinna Sri Yuniarti, S.E., M.M.

Disusun Oleh :

Citra Zahrotun Najiah 1143070046

Dewi Purwati Ningsih 1143070051

Deyannoer Hijriani 1143070052

Dhian Kusuma Wardhani 1143070053

Didha Noor Affandy 1143070057

Divina Mahardika Dewi 1143070060

Dwi Asih Surtini 1143070061

MANAJEMEN KEUANGAN SYARIAH (B)

FAKULTAS HUKUM DAN SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG

Jl. A.H. Nasution No. 105 Bandung 40614


2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. atas karunia serta
hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“Siklus Bisnis” dengan harapan dapat dimanfaatkan oleh semua jurusan di
perguruan tinggi dan sebagai bahan diskusi pada tatap muka perkuliahan.
Shalawat serta salam semoga Allah Swt. selalu mencurahkan kepada
baginda Nabi besar kita, pemimpin yang arif, penunutun jalan kebenaran yaitu
nabi Muhammad Saw. Dan kita selaku umatnya selalu mengharapkan syafa’atnya
di yaumul qiyamat nanti.
Diakhir kata kami sangat berharap kepada seluruh yang membaca makalah
yang kami sajikan ini untuk selalu memberikan motivasi kepada kami dan kami
sangat mengharapkan kritik serta saran dari kalian. Terutama untuk dosen
pembimbing kami dan para kerabat dekat kami. Penulis menyadari akan
keterbatasan makalah ini dan dalam keterbatasan ini penulis mohon maaf. Penulis
berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat. Umumnya bagi pembaca dan
khususnya bagi penulis sendiri.

Bandung, 9 Oktober 2015

Penulis

i
3

DAFTAR ISI

Kata Pengantar............................................................................................................i
Daftar Isi......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN..........................................................................................1
A. Latar Belakang Masalah...................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................2
C. Tujuan Masalah................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN...........................................................................................3
A. Siklus Ekonomi (Siklus Bisnis)........................................................................3
1. Durasi Siklus dan Faktor yang Mempengaruhinya...............................5
2. Teori Siklus Bisnis................................................................................6
B. Siklus Bisnis dalam Perspektif Islam...............................................................8
1.Pengertian Bisnis dalam Islam...............................................................8
2. Harta dalam Bisnis Islam......................................................................8
3. Orientasi Syariah Sebagai Kendali Bisnis Islam...................................9
4. Cara Berbisnis dalam Islam...................................................................10
5. Pemegang Kepentingan dalam Bisnis...................................................11
6. Kepentingan Bisnis................................................................................12
7. Prinsip-prinsip Bisnis Islam..................................................................13
BAB III PENUTUP...................................................................................................14
Kesimpulan................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................15

ii
1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Perekonomian yang ideal adalah perekonomian yang terus-menerus
tumbuh, tanpa satu tahun atau bahkan satu triwulan pun mengalami penurunan.
Pertumbuhan tersebut disertai stabilitas harga dan kesempatan kerja yang terbuka
luas neraca perdagangan dan neraca pembayaran pun mengalami surplus yang
baik. Perekonomian seperti ini dipercaya akan mampu memberikan kemakmuran
dan keadilan bagi rakyatnya dari generasi ke generasi. Sayangnya, perekonomian
tersebut hanya ada di dunia khayal. Dalam dunia nyata, perekonomian umumnya
mengalami gelombang pasang surut. Gelombang naik-turun tersebut relatif teratur
dan terjadi berulang-ulang dengan rentang waktu yang bervariasi. Ada yang
berdurasi pendek, panjang dan sangat panjang. Dalam ilmu ekonomi, gerak naik-
turun tersebut dikenal dengan siklus ekonomi (business cycle). Di era modernisasi
ini produksi barang dan jasa meningkat, oleh karena itu akan berpengaruh juga
pada meningkatnya jumlah tenaga kerja, meningkatnya jumlah modal dan
berbagai kemajuan teknologi. Pertumbuhan ekonomi ini membuat semua orang
dapat hidup dengan standar yang lebih tinggi. Pada saat itu perusahan gagal
menjual seluruh barang dan jasa yang harus mereka tawarkan, sehingga produksi
harus dikurangi. Dampaknya, para pekerja dirumahkan, angka pengangguran
meningkat, dan pabrik-pabrik terpaksa berhenti beroperasi.
Mengapa kegiatan perekonomian suatu negara selalu tidak stabil? Suatu
saat mengalami pertumbuhan yang pesat dan disaat lain mengalami kelesuan.
Kelesuan perekonomian menunjukkan produktivitas rendah dan tingkat
pengangguran tinggi. Pada saat kegiatan perekonomian mengalami kemajuan,
sering diikuti dengan perkembangan harga yang tinggi, sehingga muncul inflasi.
Untuk memahami semua persoalan tersebut dalam bab ini akan dijelaskan
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan konsep siklus bisnis (ekonomi).
2

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka yang menjadi rumusan
masalahnya adalah sebagai berikut.
1. Apa yang dimaksud dengan siklus bisnis (siklus ekonomi)?
2. Apa yang dimaksud dengan durasi siklus? Dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya?
3. Apa yang dimaksud dengan teori siklus bisnis? Serta bagaimana prinsip
berbisnis dalam Islam?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuannya
adalah sebagai berikut.
1. Untuk mengetahui apa itu siklus bisnis (siklus ekonomi).
2. Untuk mengetahui apa itu durasi siklus dan faktor apa saja yang
mempengaruhinya.
3. Untuk mengetahui apa itu teori siklus bisnis serta bagaimana prinsip
berbisnis dalam Islam.
3

BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Ekonomi (Siklus Bisnis)
Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naiknya
kegiatan perekonomian suatu negara. Gelombang kegiatan ekonomi tersebut dapat
dilihat dari perkembangan jumlah produksi nasional, perkembangan harga, serta
perkembangan kesempatan kerja. Siklus ekonomi yang disebut sebagai
kunjungtur mempunyai gelombang naik turun yang relatif teratur dan terjadi
berulang-ulang. Untuk mengamati siklus bisnis, dapat melalui beberapa jangka
waktu jangka pendek (bulanan atau tahunan), jangka panjang (belasan tahun), dan
jangka waktu sangat panjang (puluhan tahun).
Siklus ekonomi dapat digambarkan sebagai gelombang naik turun
aktivitas ekonomi yang terdiri dari hal-hal berikut,
1. Expansion, suatu kondisi pemulihan ekonomi (recovery). Pertumbuhan
ekonomi terlihat mulai bergerak naik yang ditandai dengan adanya
gerakan peningkatan produk nasional, kesempatan kerja mulai
meningkatkan, upah cenderung mengalami kenaikan, dan keuntungan
perusahaan mengalami peningkatan. Kegiatan ekonomi disebut ekspansi
bila terjadi kenaikan selama minimal dua triwulan berturut-turut.
2. Peak, titik puncak kegiataan ekonomi tercapai setelah mngalami ekspansi.
Pada saat ini kondisi upah dan kesempatan berada dalam kondisi yang
ideal bagi suatu negara. Kondisi peak ini tidak terjadi selamanya, tapi akan
terjadi penurunan kembali. Pertumbuhan ekonomi disebut dalam kondisi
Boom, bila meningkat dengan pesat. Sehingga pertumbuhan ekonomi naik
dan mencapai titik puncak, melebihi puncak yang biasanya terjadi. Hal ini
dapat terjadi disebabkan beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau
faktor lain yang bersifat non ekonomi.
3. Recession, suatu kondisi kegiatan perekonomian yang sedang mengalami
penurunan. Laju pertumbuhan ekonomi turun ditandai dengan nilai produk
nasional (GNP) yang semakin rendah, tingkat upah dan permintaan
4

terhadap tenaga kerja turun, atau kesempatan kerja terlihat mengalami


penurunan dan keuntungan perusahaan merosot tajam.
4. Trought, penurunan kegiatan perekonomian tidak akan berlangsung terus
tapi akan terhenti pada titik terendah (trought). Pada saat ini pertumbuhan
ekonomi berada pada tingkat terendah, kesempatan kerja sangat rendah,
dan tingkat upah berada pada subsisten. Bila kegiatan perekonomian
menurun secara tajam dan mencapai titik terendah, melebihi titik terendah
yang biasa terjadi, perekonomian dikatakan mengalami depression. Hal ini
dapat terjadi disebabkan beberapa faktor. Misalnya faktor ekonomi atau
bisa juga faktor lain yang bersifat ekonomi.

Siklus ekonomi yang memperlihatkan gelombang naik turunnya kegiatan


perekonomian dapat di gambarkan seperti gambar 9.1 berikut.

Gambar 9.1

Keterangan gambar 9.1


1. Titik A, merupakan perkembangan ekonomi berada pada titik puncak (peak).
2. Antara titik A dan titik B perekonomian mengalami penurunan (recession).
3. Titik B merupakan perkembangan ekonomi mengalami titik terendah (trough).
4. Antara titik B dan titik C perekonomian mengalami kenaikan (expansion).
5. Ttitk C merupakan perkembangan ekonomi mencapai titik puncak kembali.
5

6. Antara titik C dan titik B perekonomian mengalami resesi.


7. Titik D merupakan perkembangan ekonomi berada di titik terendah (trough).
8. Antara titik D dan titik E perekonomian mengalami peningkatan (recovery)
atau ekspansi.
9. Titik E perekonomian mengalami Boom.
10. Antara titik E dan titik F perekonomian mengalami penurunan resesi.
11. Titik F perkembangan ekonomi mengalami depresi (depression).
12. Gelombang antara satu puncak dan puncak berikutnya atau satu titik terendah
dengan titik terendah berikutnya disebut periode satu siklus.

Misalnya pada gambar, gerakan dari periode atau sampai dengan periode
tiga merupakan periode satu siklus untuk titik puncak. Gerakan dari periode dua
sampai periode empat merupakan periode satu siklus untuk titik terendah.

1. Durasi Siklus Dan Faktor Yang Mempengaruhinya


Durasi atau rentan waktu yang di butuhkan dalam pergerakan satu siklus telah
lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa
variasi siklus ( Pratama R dan Mandala M; 2004 ).
1.1 Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle). Durasi siklus jangka pendek
sekitar 40 bulan (antara 3 s/d 4 tahun). Pola siklus ini di temukan oleh
Joseph Kitchin (1923). Faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka
pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau kebiasaan
(custom). Pengaruh faktor alam contohnya pengaruh musim, iklim, dan
cuaca yang terdapat di setiap negara. Pengaruh adat istiadat contohnya
perubahan kegiatan produksi menjelang tahun baru atau menjelang hari
raya keagamaan.
2.1 Siklus jangka menegah (Juglar Cycle). Durasi siklus jangka
menengah adalah berkisar 7 s/d 11 tahun (belasan tahun). Pola siklus ini
pertama kali ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Siklus ini
diakibatkan oleh faktor eksternal yaitu siklus matahari yang berdaur ulang
11 tahun sekali. Siklus matahari ini akan mempengaruhi iklim dan cuaca
6

di setiap negara sehingga mempengarui output nasional.


3.1 Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle). Durasi siklusnya berkisar
antara 48-60 tahun (puluhan tahun). Pola siklus jangka panjang di temukan
oleh Nikolai D Kondratief (1925). Faktor yang mempengaruhi siklus
jangka panjang adalah invention dan innovation, yaitu adanya ciptaan dan
penemuan baru dalam kegiatan ekonomi. Contoh adanya penemuan dan
perkembangan teknologi.

2. Teori Siklus Bisnis

Teori yang berkaitan dengan siklus bisnis dikemukakan oleh Samuelson


(2001).Menurutnya siklus bisnis terjadi sebagai akibat dari pergeseran
permintaan aggregate (AD). Kondisi inilah yang menyebabkan terjadinya
siklus bisnis yang dapat dijelaskan melalui gambar 9.2 berikut.

Gambar 9.2

Keterangan Gambar 9.2

1. Bila terjadi penurunan permintaan agregat dari AD menjadi AD 1, output aktual


turun dari Q menjadi Q1. Sehingga kesenjangan output aktual dengan output
potensial semakin besar. Kondisi ini akan menimbulkan resesi.
2. Bila terjadi penurunan permintaan agregat dari AD menjadi AD2, output
aktual turun dari Q menjadi Q2, sehingga kesenjangan output aktual dengan
output potensial semakin kecil. Kondisi ini akan menimbulkan ekspansi.
7

Selanjutnya dikemukakan dari berbagai teori siklus bisnis dapat di kelompokkan


pada dua pendekatan.
1. Teori-teori eksternal menyatakan bahwa akar siklus bisnis terletak pada
fluktuasi sesuatu hal yang berada di luar system ekonomi. Misalnya perang,
revolusi, iklim dan cuaca, pertumbuhan penduduk, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
2. Teori-teori internal menyatakan bahwa siklus bisnis disebabkan oleh
mekanisme yang berada dalam sistem ekonomi itu sendiri. Misalnya:
a. aktivitas moneter berupa ekspansi atau kontraksi jumlah uang dan kredit,
b. aktivitas akselator multiplier karena terjadi kegiatan investasi dan
c. aktivitas kebijakan fiskal dalam mengendalikan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN).

Berdasarkan uraian-uraian siklus bisnis di atas, diperoleh suatu gambaran


bahwa siklus bisnis (ekonomi) tidak bisa dihindari. Hal ini disebabkan adanya
unsur-unsur yang bersifat eksternal dan internal yang sangat sulit untuk
diprediksi. Di samping itu pengaruh ekonomi terbuka, mengakibatkan sulit untuk
memprediksi perkembangan kegiatan ekonomi negara-negara lain yang akan
memengaruhi kegiatan ekonomi suatu negara.

Hal yang dapat kita lakukan dalam siklus bisnis/ekonomi adalah


mengelola siklus agar dampak negatifnya dapat ditekan seminimal nungkin.
Dalam arti selalu berupaya untuk memperkecil kepincangan (gap) antara output
potensial dan output riil, sehingga gelombang naik-turun siklus ekonomi semakin
kecil. Sementara kecenderungan (trend) perkembangan ekonomi jangka panjang
terus diupayakan meningkat.Kondisi tersebut terlihat seperti gambar berikut.
8

Gambar 9.3

Kondisi perekonomian pada gambar 9.3 secara teoritis dapat dicapai


dengan mengombinasikan kebijakan jangka pendek dan jangka panjang.Kebijakan
yang digunakan adalah kebijakan fiskal dan kebijakan moneter.Pada jangka
pendek, kebijakan fiskal dan moneter bertujuan untuk meningkatkan stimulus
permintaan, misalnya kebijakan suku bunga.Sedangkan untuk jangka panjang
diarahkan kepada stimulus penawaran, misalnya kebijakan pemberian kredit
jangka panjang dan kebijakan pendidikan di bidang pendidikan.

B. Siklus Bisnis dalam Perspektif Islam


1. Pengertian Bisnis dalam Islam
Setiap manusia memerlukan harta untuk mencukupi segala kebutuhan
hidupnya. Oleh karena itu, manusia akan selalu berusaha memperoleh harta
kekayaaan itu. Salah satunya melalui bekerja dan salah satu dari ragam bekerja
adalah berbisnis.
Islam mewajibkan setiap muslim, khususnyaa yang memiliki
tanggungan, untuk “bekerja”. Bekerja merupakan salah satu sebab pokok yang
memungkinkan manusia memiliki harta kekayaan. Untuk memungkinkan manusia
berusaha mencari nafkah, Allah SWT melapangkan bumi serta menyediakan
berbagai fasilitas yang dapat dimanfaatkan manusia untuk cari rezeki.
Bisnis islami dapat diartikan sebagaai serangkaian aktivitas bisnis dalam
berbagai bentuknya yang tidak kuantitas kepemilikan hartanya (barang/jasa)
termassuk profitnya, tetapi dibatasi dalam cara perolehaan dan pendayagunaan
hartanya terdapat aturan halal dan haram.
9

2. Harta dalam Bisnis Islam


Secara bahasa, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Muhith karya Al-Fairuz
Abadi, dalam bahasa Arab, harta disebut al-mal atau jamaknya al-amwal. Secara
harfiah, harta (al-mal) adalah ma malaktahu min kulli syai artinya segala sesuatu
yang kamu miliki. Adapun dalam istilah syar’i harta diartikan sebagai sesuatu
yang dimanfaatkan dalam perkara yang legal menurut hukum syara’ (hukum
islam), seperti bisnis, pinjaman, konsumsi dan hibah (pemberian). Berdasarkan
hal ini, dapat dikatakan bahwa apapun, baik barang maupun jasa, yang digunakan
oleh manusia dalam kehidupan dunia merupakan harta. Uang, tanah, kendaraan,
rumah, perhiasan, perabotan rumah tangga, hasil perkebunan, hasil kelautan, dan
pakaian termassuk kategori harta kekayaan.

3. Orientasi Syariah Sebagai Kendali Bisnis Islam


Sejarah dengan kaidah ushul “al-aslufi al-afal at-taqayyud bihuhmi asy-
syar’i”, yang berarti bahwaa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan
hukum syara’: wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, pelaksanaan bisnis
harus tetap berpegang pada ketentuan syariat. Dengan kata lain, syariat
merupakan nilai yang menjadi paling strategis ataupun taktis organisasi bisnis.
Dengan kendali syariat, bisnis bertujuan mencapai empat hal utama,
yaitu: (1) target hasil: profit-materi dan benefit non-materi; (2) pertumbuhan,
artinya terus meningkat; (3) keberkahan atau keridhaan Allah.
Target hasil: profit-materi dan benefit non-materi. Tujuan perusahaan
tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-
tingginya, tetapi juga memperolrh dan memberikan benefit (keuntungan atau
manfaat) non-materi kepada internal, organisasi perusahaan dan eksternal
(lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, dan sebagainya.
Benefit yang dimaksudkan tidak semata-mata memberikan manfaat
kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non-materi. Islam memandang bahwa tujuan
suatu amal perbuatan tidak hanya beorientasi padaa qimah madiyah. Masih ada
tiga orientasi lainnya, yaitu qimah insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah
10

ruhiyah. Dengan orientasi al- insaniyah berarti pengelola perusahaan juga dapat
memberikan manfaat yang bersifat kemaanusiaan melalui kesempatan kerja,
sedekah, dan bantuan lainnya. Qimah khuluqiyan mengandung pengertian bahwa
nilai-nilai akhlaqul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu kemestian yang harus
muncul dalam setiap aktivitas pengelolaan perusahaan, sehingga dalam
perusahaan tercipta hubungan fungsional atau professional. Sementara itu, qimah
ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk mendekatkan diri kepadaa
Allah. Dalam setiap amalnya, seorang muslim selain harus berusaha meraih
qimah yang dituju, upaya yang dilakukan itu juga harus sesuai dengan aturan
islam. Dengan kata lain, suatu aktivitas harus disertai dengan kesadaaran
hubungan dengan Allah.

4. Cara Berbisnis dalam Islam


1) Bangun Motivasi Dan Bulatkan Tekad
Untuk menjadi pengusaha diperlukan tekad yang kuat untuk menghadapi
berbagai kesulitan selama mengembangkan usahanya untuk menembus semak
belukar dunia usaha yang gelap dan tajam.

2) Tawakal Kepada Allah SWT


Setelah tekad sudah bulat, bertawakallah kepada allah SWT. dengan
sebaik-baik tawakal. Dengan tawakal pikiran menjadi tenang saat bekerja, tidak
khawatir akan sesuatu kemungkinan yang terjadi karena sudah memasrahkan
kepada Allah SWT.

3) Saat merintis usaha, jangan memaksakan diri untuk berbisnis sesuai gambaran
ideal yang anda miiliki.

4) Pilih Bisnis Yang Dapat Dikuasai Dengan Cepat


Pilihlah bisnis yang ada hubungannya dengan latar belakang pendidikan
atau hobi agar dapat dikuasai dengan cepat dan lebih mudah.
11

5) Tentukan Deferensiai Produk


Pikirkan produk apa yang kira-kira dapat dijual tanpa banyak persaingan
serta belum ada produk lain dengan merek yang kuat yang berhubungan pada
produk tersebut.

6) Pilih Fokus Dan Bekerjalah Secara Fokus


Tujuan fokus adalah semakin ahli dan menguasai bidang usaha yang kita
geluti yang pada akhirnya akan terbangun merek yang kuat yang terkait erat
dengan satu jenis produk saja dibenak pelanggan contohnya pizza-hut.

7) Carilah Teman Atau Partner


Janaganlah takut mencari partner, jangan mengerjakan semua
pekerjaan sendiri, masing masing orang mempunyai kelebihan dan
kekurangannya. Carilah teman yang dapat menutupi kekurangan anda.

8) Perkuat Kesabaran, Ketakwaan, Dan Tawakal


Bersabarlah atas segala masalah dan kegagalan yang terjadi, maju
terus jangan berputus asa dari jalan allah swt.

9) Berbuat baiklah dan tinggalkan maksiat.


Banyak jalan kebaikan yang dapat melapangkan rezeki dan
memudahkan urusan dan dengan meninggalkan maksiat akan melapangkan
rezeki.

5. Pemegang Kepentingan Dalam Bisnis


Orang-orang yang merencanakan bisnis, yang melaksanakan bisnis dan
menanggung risiko akibat bisnis disebut pemegang kepentingan dalam bisnis
(stakeholders). Jeff Madura (2002) meengemukakan bahwa pada prinsipnya ada
enam stakeholders dalam bisnis, yaitu sebagai berikut.
1. Pemilik, yaitu orang-orang atau individu yang menciptakan atau merencanakan
bisnis dan mengorganisasikan, mengelola, dan menanggung risiko bisnis. Pemilik
12

bisnis daapat disebut seorang wiraswasta (entrepreneur), yaitu orang yang


mengorganisasi, mengelola, dan menanggung risiko yang dihadapi untuk melalui
bisnis. Seorang yang berwiraswsta disebut juga wiraswastawan.
2. Kreditor, yaitu institusi keuangan (bank) atau individu yang memberikan
pinjaman.
3. Karyawan, yaitu orang-orang yang mengelola bisnis (perusahaan) tersebut.
Ada karyawaan non-majerial skill daan inilah yang dinamakan pekerja, dan ada
pula karyawan manajerial skill, yaitu manajer.
4. Pemasok, yaitu orang atau perusahaan yang menyuplai bahan baku.
5. Konsumen, yaitu mereka yang membutuhkan dan menginginkan produk atau
jasa tersebut.
6. Masyarakat (umah), yaitu orang-orang yang berhak menerima zakat dan
shadaqah dan pemilik bisnis.

6. Kepentingan Bisnis
Semua manusia mempunyai kebutuhan yang serba aneka, dan kebutuhan ini
harus dipenuhi, misalnya berupa kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
perumahan, dalam istilah populernya, kebutuhan akan sandang, pangan dan papan
mulai dari bentuk sederhana, sampai bentuk yang mewah, canggih dan sangat
mahal dengan segala perlengkapannya. Misalnya pakaian, dari pakaian sederhana
orang primitif sampai pakaian manusia abad terakhir, berbagai perlengkapan
orang miskin, pakaian keluarga raja-raja sampai pakaian para astronot, dan
sebagainya. Demikian pula, perumahan mulai dari gubuk liar, perumahan kumuh
sampai real estat.

7. Prinsip – Prinsip Bisnis Islam


Asas-Asas Dalam Bisnis
Sebelum membahas lebih lanjut tentang pembentukan lingkungan yang
islami, ada baiknya kita sedikit mengenal prinsip-prinsip dasar dalam etika bisnis
islam yaitu:
13

1) Kesatuan
Kesatuan disini merupakan kesatuan sebagiamana terefleksikan dalam
konsep tauhid,yang memadukan keseluruhan aspek kehidupan muslim baik dalam
bidang ekonomi,politik, social, menjadi keseluruhan yang homogeny, serta
mementingkan konsep konsistensi dan keteraturan yang menyeluruh. Dari konsep
ini,islam menawarkan keterpaduan agama,ekonomi, dan social demi membentuk
kesatuan.
2) Keseimbangan
Dalam beraktivitas di dunia kerja dan bisnis, islam mengharuskan untuk
berbuat adil, tidak terkecuali pada pihak yang tidak disukai.
3) Kehendak bebas
Kebebasan merupakan bagian penting dalam etika bisnis islam, tetapi
kebebasan itu tidak merugikan kepentingan kolektif.
4) Tanggung Jawab
Kebebasab tanpa batas adalah suatu hal yang mustahil dilakukan oleh
manusia karena tidak menuntut adanya pertanggungjawaban dan akuntabilitas.
Untuk memenuhi tuntunan keadilan dan kesatuan manusia harus
mempertanggungjawabkan tindakannya.
5) Kebenaran
Dalam konteks bisnis, kebenaran dimaksudkan sebagian niat, sikap, dan
perilaku benar yang meliputi proses akad (transaksi) proses mencari atau
memperoleh komoditas pengembangan ataupun dalam proses upaya meraih atau
menetapkan keuntungan.
14

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Kesimpulan

Siklus bisnis (business cycle) merupakan gelombang turun naiknya


kegiatan perekonomian suatu negara. Gelombang kegiatan ekonomi tersebut dapat
dilihat dari perkembangan jumlah produksi nasional, perkembangan harga, serta
perkembangan kesempatan kerja.
Durasi atau rentan waktu yang di butuhkan dalam pergerakan satu siklus telah
lama menjadi pengamatan para ahli ekonomi. Mereka menemukan beberapa
variasi siklus ( Pratama R dan Mandala M; 2004 ).
1. Siklus jangka pendek (Kitchin Cycle). Durasi siklus jangka pendek
sekitar 40 bulan (antara 3 s/d 4 tahun). Pola siklus ini di temukan oleh
Joseph Kitchin (1923). Faktor yang diduga mempengaruhi siklus jangka
pendek adalah pengaruh alamiah (nature) dan adat istiadat atau kebiasaan
(custom). Pengaruh faktor alam contohnya pengaruh musim, iklim, dan
cuaca yang terdapat di setiap negara. Pengaruh adat istiadat contohnya
perubahan kegiatan produksi menjelang tahun baru atau menjelang hari
raya keagamaan.
2. Siklus jangka menegah (Juglar Cycle). Durasi siklus jangka menengah
adalah berkisar 7 s/d 11 tahun (belasan tahun). Pola siklus ini pertama kali
ditemukan oleh Clement Juglar (1860). Siklus ini diakibatkan oleh faktor
eksternal yaitu siklus matahari yang berdaur ulang 11 tahun sekali. Siklus
matahari ini akan mempengaruhi iklim dan cuaca di setiap negara
sehingga mempengarui output nasional.
3. Siklus jangka panjang (Kondratief Cycle). Durasi siklusnya berkisar
antara 48-60 tahun (puluhan tahun). Pola siklus jangka panjang di temukan
oleh Nikolai D Kondratief (1925). Faktor yang mempengaruhi siklus
jangka panjang adalah invention dan innovation, yaitu adanya ciptaan dan
penemuan baru dalam kegiatan ekonomi. Contoh adanya penemuan dan
15

perkembangan teknologi.

Yang dimaksud teori bisnis adalah apabila terjadi penurunan


permintaan agregat dari AD menjadi AD1, output aktual turun dari Q
menjadi Q1. Sehingga kesenjangan output aktual dengan output potensial
semakin besar. Kondisi ini akan menimbulkan resesi.
Bila terjadi penurunan permintaan agregat dari AD menjadi AD2, output
aktual turun dari Q menjadi Q2, sehingga kesenjangan output aktual
dengan output potensial semakin kecil. Kondisi ini akan menimbulkan
ekspansi.

Bisnis islami dapat diartikan sebagaai serangkaian aktivitas bisnis dalam


berbagai bentuknya yang tidak kuantitas kepemilikan hartanya (barang/jasa)
termasuk profitnya, tetapi dibatasi dalam cara perolehaan dan pendayagunaan
hartanya terdapat aturan halal dan haram.
Sejarah dengan kaidah ushul “al-aslufi al-afal at-taqayyud bihuhmi asy-
syar’i”, yang berarti bahwa hukum asal suatu perbuatan adalah terikat dengan
hukum syara’: wajib, sunnah, mubah, makruh atau haram, pelaksanaan bisnis
harus tetap berpegang pada ketentuan syariat. Dengan kata lain, syariat
merupakan nilai yang menjadi paling strategis ataupun taktis organisasi bisnis.
Dengan kendali syariat, bisnis bertujuan mencapai empat hal utama,
yaitu: (1) target hasil: profit-materi dan benefit non-materi; (2) pertumbuhan,
artinya terus meningkat; (3) keberkahan atau keridhaan Allah.
Target hasil: profit-materi dan benefit non-materi. Tujuan perusahaan
tidak hanya untuk mencari profit (qimah madiyah atau nilai materi) setinggi-
tingginya, tetapi juga memperolrh dan memberikan benefit (keuntungan atau
manfaat) non-materi kepada internal, organisasi perusahaan dan eksternal
(lingkungan), seperti terciptanya suasana persaudaraan, dan sebagainya.
16

DAFTAR PUSTAKA

Asfia Murni, Ekonomika Makro, PT Refika Aditama Bandung, 2006.

Abdurrahman,N.H.2013. Manajemen Bisnis Syari’ah dan


Kewirausahaan. Bandung. CV Pustaka Setia.

Nawawi, Ismail. 2008. Ekonomi Islam. Surabaya. CV Putera Media


Nusantara. Hal. 41-96 & 160.

Anda mungkin juga menyukai