Ruang Lingkup
Analisis Makroekonomi
Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi
dan makroekonomi.Sebagian dari anda mungkin sudah mengenal dan mempelajari teori
mikroekonomi dari buku yang saya tulis.Buku ini merupakan pelengkap kepada buku
tersebut. Dalam buku ini akan diterangkan analisis dasar yang tergolong dalam teori
makroekonomi. Apabila teori yang terdapat dalam Mikroekonomi dan Makroekonomi sudah
anda pelajari, anda akan telah mengenal teori-teori dasar yang terdapat dalam ilmu ekonomi.
Untuk dapat memahami analisis dan teori yang akan di terangkan dalam teori
tersebut. Disamping itu bab ini akan menerangkan pula tiga aspek berikut :
Uraian ringkas di atas mengenai bentuk bentuk analisis dan ruang lingkup teori
mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana sesuatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori
tersebut pada hakikatnya menerangkan bagaimana sesuatu masyarakat yang (i) memiliki
factor-faktor produksi yang terbatas, tetapi (ii) mempunyai keinginan memperoleh barang
dan jasa yang tidak terbatas, membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan
mengkonsumsi barang dan jasa sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat di
maksimumkan.
Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula factor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi sesuatu Negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat keatas barang dan jasa, adalah factor utama yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang di capai sesuatu Negara.Seterusnya Keynes berpendapat
bahwa dalam system pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan di
perlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.
Dalam Bab Tiga secara lebih terinci akan diterangkan perbedaan pendapat diantara
ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam
sesuatu Negara.
PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian,
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya, kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat, kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan
berkembang.Disamping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk,
dan pengalaman kerja, dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalui diikuti oleh pertambahan produksi barang,
dan jam yang sama besarnya. Pertyambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya.Dengan demikian, perkembangan ekonomi adalah
lebih lambat dari potensinya.Gambar 1.1 dan 1.2 menerangkan perbedaaan diantara
pertumbuhan yang secara potensial dapat dicapai, dan pertumbuhan yang sebenarnya
berlaku.
Gambar 1.1
Pertumbuhan Potensial dan Pertumbuhan Sebenarnya
Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 4,67 persen pada kuartal II 2015, melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year)
mencapai 5,12 persen. Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal
sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan. Kepala BPS Suryamin mengatakan Produk
Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.866,9 triliun. Dia
menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global
yang belum menggembirakan. "Perekonomian global pada triwulan II 2015 diperkirakan melambat
masih dipicu oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan ketidakpastian Fed fund
rate (suku bunga AS)," ujar Suryamin dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (5/8).
Suryamin menilai wajar jika pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum menggembirakan.
Kendati demikian, menurutnya angka 4,67 persen tersebut dinilai lebih baik dibandingkan dengan
negara-negara lain. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia juga masih
cenderung stagnan dan bahkan melemah. Suryamin mencontohkan, pertumbuhan Amerika Serikat
melemah dari 2,9 persen pada kuartal I 2015 menjadi 2,3 persen pada kuartal II. "China stagnan
pada posisi pertumbuhan 7 persen, Singapura melemah dari 2,1 persen pada kuartal I 2015 menjadi
1,7 persen pada kuartal II 2015. Artinya bahwa kepada negara kita tentu akan ada imbasnya,"
ujarnya. Secara sektoral, lanjut Suryamin, tercatat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
mengalami pertumbuhan paling tinggi, yakni 10,09 persen atau meningkat dari 7,73 persen dari
periode yang sama tahun lalu.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber
daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses
pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut. 3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN,
dan sebagainya. 5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas.
Dalam siklus ABCDE seperti yang terdapat dalam gambar 1.3 pergerakan dari A ke B dan
dari C ke D menggambarkan kegiatan ekonomi yang sedang mengalami kemunduran.
Sedangkan pergerakan dari B ke C dan dari D ke E menggambarkan kegiatan ekonomi yang
mengalami pertumbuhan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah
pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan
kenaikan harga-harga atau lebih lazim dinyatakan sebagai inflasi.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan, bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur
oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil.Perkembangan yang sangat pesat
dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius.Siklius kegiatan ekonomi
seperti itu dapat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian dan
masyarakat.Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi menimbulkan
ketidakpastian, dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi.
Untuk menghindari terwujudnya masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan
agar siklus kegiatan perusahaan bergerak dengan stabil.
MASALAH PENGANGGURAN
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang
tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai
penganggur. Sebagai contoh, ibu rumah tangga, yang tidak ingin bekerja, karena ingin
mengurus keluarganya, tidak tergolong sebagai pengangguran.Seorang anak keluarga kaya,
yang tidak mau bekerja, karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkanya, juga tidak
tergolong sebagai penganggur.Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan
pengangguran sukarela.
MASALAH INFLASI
Imflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentasi pertambahan kenaikan harga)berbeda dari
satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Ada
kalanya tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai dibawa 2 atau 3 persen.Tingkat inflasi
yang moderat mencapai diantara 4-10 persen, inflasi yang sangat serius dapat mencapai
tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.
PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu
tahun tertentu, dan perubahannya dari tahun ke tahun. Maka ia mempunyai peranan penting
dalam menggambarkan (i) tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, dan (ii) perubahan dan
pertumbuhannya dari tahun ke tahun.
Dalam prakteknya sesuatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh (atau kesempatan kerja penuh) apabila dalam perekonomian tingkat
penganggurannya adalah kurang dari 4 persen.Tidak banyak negara yang tingkat
penganggurannya adalah dibawah 4%.Di negara Eropa tingkat pengangguran pada waktu ini
mencapai disekitar 8-10%, sedangkan di Amerika Serikat dan Jepang tingkatnya adalah di
sekitar 5%.
Tabel 1.1
Contoh Sederhana Menghitung Indeks Harga Konsumen
Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakanm dan pengeluaran pemerintah dengan maksiud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian.Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal
adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan
fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah, dan langkah ini akan menaikkan pendapatan
nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan, langkah yang perlu
dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah
kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, dan akan meningkatkan pengeluaran
agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan
pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk
menambah investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi, atau pada ketika kegiatan ekonomi tidak mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh, dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus
dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeliuaran pemerintah dikurangi, langkah ini akan
menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi. Uraian mengenai
kebijakan fiskal akan dibuat dalam Bab Lima.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah, yang dilaksanakan oleh Bank
Sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia), untuk mempengaruhi
(mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat..
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal, dan
apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian
salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat
ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam
perekonomian pengaturan agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran.
Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah
satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan
menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
uang.Bank sentral dapat mempengaruhi penawaran uang.Melalui alat-alat dalam kebijakan
moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang.Ceteris paribus, pertambahan ini akan
menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman
modal akan bertambah, dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi
dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam
masa inflasi, langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk
menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi, dan seterusnya
pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi. Uraian
mengenai kebijakan moneter akan dibuat dalam Bab Sembilan.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter seperti yang diterangkan sebelum ini dapat
dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat.Dengan demikian,
kebijakan fiskal dan moneter tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan dari segi
permintaan.Disamping melalui permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula
dipengaruhi melalui segi penawaran.Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk
mempertinggi efesiensi kegiatan perusahaan-perusahaan, sehingga dapat menawarkan
barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adlaah kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu
langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan
pekerja.Tujuan ini dilaksanakan dengan berursaha mencegah kenaikan pendapatan yang
berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan
produktivitas pekerja, kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang
berlebihan.
Kebijakan segi penawaran yang lain lebih ditekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan
tenaga kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi
efesiensi kegiatan memproduksinya. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak
pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan
masyarakat yang berperndapatan tinggi. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan (ii)
pemerintah akan memberi insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan
pajak) kepada perusahaan-perusahaan yanhg melakukan inovasi, menggunakan teknologi
yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan, dan
pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang diproduksi.
Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan member
insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara (i)
mengembangkan infrasturktur, dan (ii) peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik, dan peraturan
pemerintah yang kondusif kepada pengembangan sektor swasta sangat penting peranannya
dalam mengembangkan kegiatan usaha swasta, dan mengaitkan efesiensi kegiatan tersebut.
RINGKASAN DAN KONSEP PENTING
RINGKASAN
1. Makroekomomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya adalah
mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian dengan
melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Manakala
makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan
ekonomi secara menyeluruh
2. Dari segi analisisnya (dari segi bentuk analisis terhadap kegiatan ekonomi) teori
mikroekonomi menganalisis bagaimana suatu masyarakat menyelesaikan tiga persoalan
berikut : (a) apakah jenis barang-barang yang perlu diproduksikan? (b)bagaimana caranya
barang-barang tersebut diproduksikan? Dan (c) untuk siapakah barang-barang tersebut
diproduksikan>
3. Analisis dalam makroekonomi pada hakekatnya menerangkan (a) bagaimanakah kegiatan
ekonomi ditentukan, dan apakah faktor-faktor penentunya? (b) masalah-masalah apakah
yang selalu dihadapi setiap perekonomian? Dan (c) Apakah tujuan kebijakan pemerintah
dan bagaimanakah bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi dan
mencapai tujuan tersebut
4. Analisis yang dinyatakan dalam 3(a), yaitu bagaimana tingkat ekonomi ditentukanm
merupakan bagian yang sangat penting dalam analisis makroekonomi. Analisis penentuan
tingkat kegiatan ekonomi (dan penentuan tingkat pendapatan nasional) dibedakan kepada
tiga bentuk analisis (i) analisis mengenai peranan pengeluaran agregat dalam penentuan
kegiatan ekonomi (diuraikan dalam Bab Empat hingga Bab Enam), (ii) analisis penentuan
kegiatan ekonomi pada harga yang dapat berubah (diuraikan dalam Bab Tujuh), dan (iii)
analisis penentuan kegiatan ekononi pada auku bunga dan tingkat harga yang dapat
berubah (diuraikan dalam Bab Sembilan)
5. Ahli-ahli ekonomi selalu mengamati prestasi kegiatan perekonomian dari waktu ke
waktu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan data statistik yang
menggambarkan perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi negara. Data statistik
tersebut dinamakan indikator makroekonomi atau macroecomic indicator. Terdapat
banyak jenis indikator makroekononi atau alat pengamat makroekonomi. Dalam analisis
makroekonomi yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan nasionak (PDB dan
PNB), tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan tingkat pengangguran, inflasi
dan neraca pembayaran
6. Kegiatan ekonomi tidak selalu mencapai efesiensi yang diharapkan, yaitu tidak mencapai
kesempatan kerja penuh secara terus-menerus. Dalam teori, untuk memberi gambaran
tentang efesiensi kegiatan ekonomi, perlu diperhatikan perbedaan diantara KNKn
potensial dan KNK sebenarnya, dan mengenai konjuungtur
7. Kegiatan ekonomi yang tidak efesien menimbulkan berbagai masalah makroekonomi,
yaitu masalah-masalah yang mempengarhi keseluruhan ekonomi. Masalah-masalah
tersebut adalah : pengangguran, pertumbuhan yang lambat, inflasi dan ketidakseimbangan
nerasa pembayaran
8. Telah dikatakan, mekanisme pasar tidak dapat mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi
negara yang efesien secara terus-menerus. Hal ini menimbulkan berbagai masalah
ekonomi dan diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi
masalah yang dihadapi keseluruhan ekonomi, mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
tanpa inflasi, memciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, menghindari masalah
inflasi yang tinggi, dan mewujudkan neraca pembayaran yang kukuh
9. Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
telah diterangkan dibedakan kepada tiga bentuk tindakan, kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, dan kebijakan segi penawaran. Dalam kebijakan fiskal akan dibuat perubahan
dalam pengeluaran pemerintah, atau pajak untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran
agregat. Dalam kebijakan moneter yang dilakukan adalah membuat perubahan dalam
penawaran uang atau suku bunga untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Kebijakan
segi penawaran dilakukan dengan mengurangi pajak, memberikan insentif fiskal,
memberi subsidi, dan menyediakan infrastruktur yang baik untuk menaikkan efesiensi
kegiatan perusahaan-perusahaan. Mengembangkan infrastuktur dan membuat peraturan
yang kondusif kepada suasana usaha yang baik juga perlu dilakukan
KONSEP PENTING
1. Indeks harga
Suatu angka yang menggambarkan sejauh mana harga-harga dalam perekonomian pada
suatu tahun tertentu telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan harga pada
tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi dasar perbandingan dalam penentuan indeks
harga.Indeks harga konsumen menggambarkan kenaikan /perubahan harga barang-barang
konsumsi.Indeks harga produsen menggambarkan kenaikan /perubahan harga –harga
barang ketika barang tersebut dijual produsen-produsen
2. Inflasi
Kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian, dan satu periode
ke periode lainnya.Tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu
tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya
3. Jumlah kesempatan kerja
Jumlah tenaga buruh yang sedang bekerja untuk orang lain, atau perusahaan lain, dan
untuk usaha milik sendiri secara sepenuhb waktu. Tenaga buruh yang tidak bekerja atau
sedang bekerja tetapi jumlah jam kerjanya terbatas digolongkan sebagai pengangguran
4. Kebijakan makroekonomi
Langkah-langkah pemerinta yang bertujuan untuk mempengaruhi keseluruhan
perekonomian dengan tujuan untuk mempertinggi efesiensi kegiatan ekonomi,
menghindari inflasi, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, dan mengukuhkan
kedudukan sektor luar negeri.Kebijakan fiskal adalah usaha pemerintah mempengaruhi
kegiatan ekonomi dengan membuat perubahan dalam pengeluarannya, dan dalam sistem
perpajakan.Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah yang dijalankan melalui bank
sentral untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian dengan membuat perubahan dalam
penawaran uang dan suku bunga.Kebijakan segi penawaran adalah langkah pemerintah
yang berusaha meningkatkan efesiensi kegiatan perusahaan-perusahaan dan tenaga kerja,
sehingga produksi nasional dapat ditingkatkan, biaya produksi dikurangkan, dan
teknologi semakin berkembang
5. Keseimbangan pendapatan nasional
Suatu keadaan dalam perekonomian, dimana pengeluaran agregat (keinginan masyarakat
untuk berbelanja) adalah sama dengan penawaran agregat (keinginan perusahaan-
perusahaan dalam perekonomian dalam mengeluarkan barang)
6. Konjungtur
Adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan
ekonomi tidak berkembang secara teratur, tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran
yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur
adalah suatu grafik yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional, dan kegiatan
ekonomi dari suatu waktu ke waktu lain
7. Neraca pembayaran
Informasi atau catatan ringkas yang menunjukkan aliran keluar masuk keuangan diantara
satu negara dengan negara-negara lain. Dalam neraca pembayaran diliputi tiga aliran
keuangan berikut : ekspor dan impor barang nampak, ekspor dan impor jaas, dan aliran
keluar/masuk modal jangka pendek dan jangka panjang
8. Neraca perdagangan
Menggambarkan nilai ekspor dan impor barang, serta perbedaannya dalam suatu tahun
tertentu.
9. Pengangguran
Jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari kerja, tetapi belum
memperolehnya.Tingkat pengangguran adalah perbandingan (dinyatakan dalam persen)
diantara jumlah tenaga kerja yang mengatur dengan jumlah tenaga kerja pada suatu waktu
tertentu. Pengangguran sukarela adalah orang yang berada dalam lingkungan umur tenaga
kerja (15-64 tahun) yang tidak secara aktif mencari kerja.
10. Pendapatan nasional (produk nasional)
Nilai barang-barang dan jasa-jas yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun
tertentu. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah pendapatan negara yang dihitung
menurut harga-harga pada tahun yang diproduksi nasionalnya dihitung. Pendapatan
nasional riil atau menurut harga tetap adalah pendapatan nasional yang dihitung pada
harga-harga disuatu tahun tertentu yang berbeda dengan tahun dimana produksi
nasionalnya dihitung.Pendapatan nasional potensial adalah pendapatan nasional yang
diciptakan apabila perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Manakala
pendapatan nasional sebenarnya adalah nilai produk nasional yang sebenarnya
diwujudkan oleh kegiatan ekonomi pada suatu tahun tertentu
11. Pengeluaran (perbelanjaan) agregat
Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu
(biasanya dalam satu tahun) pada berbagai tingkat pendapatan negara.
12. Permintaan agregat
Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam suatu perekonomian dalam suatu periode
tertentu, misalnya satu tahun, pada berbagai tingkat harga.
13. Permintaan efektif
Perbelanjaan-perbelanjaan yang sebenarnya akan dilakukan dalam suatu perekonomian
pada waktu tertentu.
14. Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu, dan menyebabkan
perndapatan nasional riil semakin berkembang, tingkat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan persentasi kenaikan pendaoatan nasional riil pada suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelunnya.
15. Tenaga buruh atau angkatan kerja
Jumlah penduduk yang tergolong dalam umur antara 15 tahun hinga 64 tahun, yang
sedang bekerja atau secara aktif sedang mencari pekerjaan.
16. Teori makroekonomi
Analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan gambaran yang menyeluruh mengenain
kegiatan ekonomi. Dalam analisisnya yang diperhatikan bukanlah kegiatan seorang
konsumen atau produsen, tetapi keseluruhan konseumen dan produsen dalam
perekonomian
PILIHAN GANDA
1. Antara yang berikut, yang manakah benar tentang pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik?
a. Sistem ekonomi pasaran bebas menimbulkan babyak efek buruh terhadap kegiatan
ekonomi
b. Penawaran dengan sendirinya akan mencipta penawaran
c. Kegiatan ekonomi suatu negara bergantung kepada permintaan efektif
d. Perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, karena
pengeluaran agregat tidak mencukupi
2. Apakah yang menyebabkan KNK sebenarnya suatu negara akan melebihi KNK
Potensial>
a. Pengeluaran agregat yang wujud dalam perekonomian tingkat rendah
b. Perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
c. Pengangguran rendah dan banyak pekerja sering digunakan dalam perekonomian
d. Impor barang dan jasa bertambah dan melebihi ekspor
3. Apabila dalam perekonomian dialami pertambahan dalam tingkat pengangguran
a. Inventaris perusahaan-perusahaan akan meningkat
b. Upah riil sama dengan upah nominal
c. PDB harga tetap bertambah
d. Tingkat inflasi negatif
4. Tabel dibawah menunjukkan jumlah tenaga kerja, dan jumlah kesempatan kerja disuatu
negara dari tahun 1998 hingga 2001
Tahun Jumlah tenaga buruh Jujmlah kesempatan kerja
1998 10.308.976 9.942.471
1999 10.618.245 10.211.324
2000 10.936.792 10.648.927
2001 11.264.895 11.976.955
Pada tahun manakah, tingkat pengangguran mencapai tahap yang paling tinggi?
a. 1998
b. 1999
c. 2000
d. 2001
5. Dalam perekonomian yang mencapai keseimbangan (ekuilibrium)
a. Kesempatan kerja penuh akan tercapai
b. Pendapatan nasional potensial sama dengan pendapat nasional sebenarnya
c. Pengeluaran agregat sama dengan pendapat nasional pada kesempatan kerja penuh
6. Misalkan dalam suatu negara, didapati data ekonomi seperti dibawah ini :
Tenaga kerja = 7.859.375 orang
Kesempatan kerja = 7.607.189 orang
Tingkat partisipasi tenaga kerja = 66,7%
Berapakah jumlah penduduk dalam lingkungan umur 15 hingga 64 tahun?
a. 10.885.346 orang
b. 11.156.504 orang
c. 11.446.640 orang
d. 11.783.170 orang
ESSAY
1. a. Secara ringkas, terangkan tiga masalah ekonomi utama yang dikaji dalam teori
makroekonomi
b. terangkan tdengan menggunakan iga tujuan utama kebijakan ekonomi pemerintah
2. Secara ringkas, terangkan konsep ekonomi berikut :
a. Tingkat partisipasi tenaga kerja
b. Pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasional sebenarnya
c. Pengeluaran agregat
3. Apakah maksud istilah “kestabilan ekonomi”? terangkan peranan kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran dalam mewujudkan kestabilan ekonomi
4. a. Dengan menggunakan grafik, tunjukkan KNK potensial dan KNK sebenarnya
b. Terangkan arti inflasi dan pengangguran. Mengapa ibu rumah tangga dinamakan
pengangguran sukarela?
5. Dengan menggunakan grafik, terangkan :
a. Masalah pertumbuhan ekonomi
b. Konjungtur atau business cycle
6. a. Faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? Apakah
kesempatan kerja penuh selalu dicapai? Mengapa!
b. Nyatakan dan secara ringkas, terangkan tiga bentuk kebikjakan pemerintah untukm
mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi
KUANTITATIF
1. Tabel dibawah menunjukkan PNB sebenarnya, dan PNB potensial pada berbagai tahun
untuk suatu perekonomian. (nilai dalam triliun rupiah)
Tahun PNB Sebenarnya PNB potensial
1998 148 180
1999 160 175
2000 180 180
2001 182 198
a. Apakah PNB sebenarnya dan PNB potensial?
b. 1) apakah jurang PNB?
2) Hitung jurang PNB perekonomian itu pada tahun 1998 hingga 2001
c. 1) Pada tahun berapakah keadaan ekonomi paling buruk? Mengapa!
2) Pada tahun berapakah perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh?
Mengapa!
2. a) Defimisikan konsep berikut : tenaga kerja (angkatan kerja), kesempatan kerja, dan
pengangguran
c) Definisikan tingkat kesempatan kerja penuh. Adakah pada tahun 2000, dan sesudahnya
perekonomian itu sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh? Beri alasan jawaban
anda!
3. a) Defenisikan konsep berikut : indeks harga, pendapatan nasional, tingkat inflasim dan
tingkat pertumbuhan ekonomi
b) Data berikut menggambarkan PDB menurut harga berlaku, dan indeks harga pada
tahun 2000 hingga 2003
Tahun Produk Domestik Bruto Indeks
(Triliun Rupiah) Harga
2000 123.213 142.0
2001 132.741 145.8
2002 145.231 152,8
2003 160.478 160.9
Hitunglah
1) Tingkat inflasi pada tahun 2001, 2002 dan 2003
2) PDB riil tahun 2000 hingga 2003
3) Tingkat pertumbuhan ekonomi semenjak tahun 2001
BAB II
Telah diterangkan dalam Bab Satu bahwa teori makroekonomi memusatkan perhatian dan
analisisnya kepada memperhatikan kegiatan ekonomi negara ditinjau secara global, yaitu
secara gambaran yang menyeluruh. Seperti telah diterangkan, analisis makroekonomi antara
lain perlu menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : Adakah keseluruhan tingkat kegiatan
ekonomi negara mengalami pertumbuhan dan berapa cepatkah pertumbuhannya? Adakah
tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik atau lebih buruk dari masa lalu? Bagaimanakah
prospeknya di masa depan? Sektor–sektor manakah yang menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi yang berlaku?.
Sesuatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan – pertanyaan seperti itu apabila tidak terdapat data mengenai Produk Nasional
Bruto, Produk Domestik Bruto dan komponen – komponen lain dari konsep produk
nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara akan mengumpulkan berbagai
informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-
perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang berlaku.
Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data mengenai
pendapatan nasionalnya, yaitu nilai barang dan jasa yang diwujudkan pada suatu tahun
tertentu. Untuk menghitung nilai barang – barang dan jasa – jasayang dicipatkan oleh sesuatu
perekonomian tiga cara penghitungan dapat digunakan, yaitu :
i. Cara pengeluaran. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang – barang dan
jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut.
ii. Cara produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang
diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
iii. Cara pendapatan. Dalam perhitungan ini pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatanyang diterima oleh faktor –faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
Menerangkan ketiga – tiga cara penghitungan pendapatan nasional adalah tujuan
terpenting dari uraian dalam bab ini. Terlebih dahulu akan diterangkan beberapa konsep yang
erat hubungannya dengan pendapatan nasional sesuatu negara. Sesudah itu akan diterangkan
prinsip perhitungan pendapatan nasional menurut tiga cara yang dinyatakan di atas. Untuk
melengkapi uraian mengenai perhitungan pendapatan nasional ini, dalam bagian akhir bab ini
akan diterangkan (i) cara untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, (ii) tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode 1986-2003, dan (iii) masalah perhitungan
dan keguanaan data pendapatan nasional.
Pengeluaran Pemerintah
Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya,
pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk
menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polisi dan
tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk
mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat.
Pembelian pemerintah ke atas barang dan jasa dapat digolongkan kepada dua
golongan yang utama: konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Yang termasuk
dalam golongan yang pertama (konsumsi pemerintah) adalah pembelian ke atas barang dan
jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alt tulis
dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.
Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana
seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi. Memberikan beasiswa, bantuan untuk korban
banjir, dan subsidi-subsidi pemerintah tidak digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah ke
atas produk nasional karena itu bukanlah untuk membeli barang dan jasa.
TABEL 2.2
Contoh Menghitung Nilai Tambah
Nilai Penjualan Nilai Tambah
Jenis Kegiatan
(Ribu Rupiah)
1. Mengambil kayu hutan 50 50
2. Menggergaji papan 100 150
3. Membuat perabot 600 400
4. Menjual perabot di toko 800 200
Jumlah nilai penjulan dan nilai tambah 1.650 800
TABEL 2.3
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2002 (Triliun Rupiah)
Menurut harga berlaku Harga tetap tahun 1993
Lapangan Usaha
Nilai % Nilai %
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan 281,3 17,6 68,0 15,9
2. Pertambangan dan penggalian 191,8 11,9 39,8 9,3
3. Industri pengolahan 402,6 25,0 113,7 26,7
4. Listrik, gas dan air 29,1 1,8 7,5 1,8
5. Bangunan 92,4 5,7 25,3 5,9
6. Perdagangan, hotel dan restoran 258,9 16,1 69,3 16,2
7. Pengangkutan dan komunikasi 97,3 6,0 33,6 7,9
8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan 105,6 6,5 29,9 7,0
9. Jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan 151,0 9,4 39,6 9,3
PRODUK DOMSETIK BRUTO 1.610,0 100,0 426,7 100,0
Sekunder, dan sektor ke-6 hingga ke-9 digolongkan sebagai sektor jasa atau sektor tertier.
Data PDB menurut harga yang berlaku untuk tahun 2002 memberikan informasi yang
berikut:
i. Lapangan usaha terpenting dalam ekonomi Indonesia adalah kegiatan industri
pengolahan, yang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 402,6 triliun dan
meliputi 25 persen dari PDB.
ii. Sektor primer—yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan dan
pertambangan adalah lebih penting dari sektor sekunder dan sektor jasa-jasa.
Sektor primer menghasilkan Rp 473,1 triliun (dihitung dari menambahkan
nilai tambah yang diwujudkan sektor pertanian dan pertambangan) dan
meliputi 39,5 persen dari PDB
iii. Kegiatan perdagangan, hotel dan restoran memberi sumbangan kepada PDB
yang hampir sama dengan sektor pertanian.
CONTOH PENGHITUNGAN
Sampai sekarang Indonesia belum menggunakan cara ini untuk menghitung pendapatan
nasionalnya. Salah satu negara yang menggunakan cara penggolongan data Pendapatan
Nasional seperti cara yang dijelaskan di atas adalah Amerika Serikat. Pendapatan nasional
dari Negara itu pada tahun 1997 ditunjukkan dalam Tabel 2.4.
Data yang diberikan menunjukkan bahwa Pendapatan Nasional Amerika Serikat
pada tahun tersebut adalah US$ 6.650 milyar. Nilai ini adalah lebih rendah dari Produk
Domestik Bruto Amerika Serikat pada tahun yang sama, yaitu sebesar US$ 8.084. Hal
tersebut disebabkan karena depresiasi, pajak tak langsung, dan pendapatan neto faktor dari
luar tidak termasuk lagi dalam nilai tersebut.
TABEL 2.4
Pendapatan Nasional Amerika Serikat, 1997 (milyar dolar Amerika)
Nilai
Jenis Kegiatan Persentasi
(milyar)
1. Ganjaran untuk pekerja 4.703 70,7
2. Pendapatan usaha perseorangan 545 8,2
3. Pendapatan dari sewa 148 2,2
4. Keuntungan perusahaan perseroan 804 12,1
5. Bunga bersih neto 450 6,8
Pendapatan Nasional 6.650 100,0
Komponen yang terutama dari Pndapatan Nasional adalah “Ganjaran untuk pekerja”
yaitu upah, gaji, bonus dan pendapatan pekerja yang lain yang nilainya adalah sebanyak
US$4,703 milyar dan meliputi hamper 71 persen dari Pendapatan Nasional. Keuntungan
perusahaan perseroan hanya meliputi bagian yang kecil saja dari Pendapatan Nasional ;
nilainya berjumlah US$ 804 milyar dan meliputi 12,1 persen dari Pendapatan Nasional.
Bunga neti berjumlah US$ 450milyar dan meliputi 6,8 persen dari Pendapatan Nasional.
Dalam penghitungan Pendapatan Nasional, salah satu istilah yang perlu diterangkan
secara lebih mendalam adalah bunga neto. Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar
dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan: (i) bunga ke atas pinjaman
pemerintah dan (ii) bunga ke atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah
bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif,
dan oleh sebab itu tidak termasuk dalam Pendapatan Nasional (yang meliputi pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam
perekonomian). Meminjam uang untuk membeli mobil misalnya adalah pinjaman yang bukan
membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman pemerintah. Kerjap kali
ia gunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang tidak produktif; misalnya apabila pinjaman
itu digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pensiun pegawai.
TABEL 2.5
PErhubungan di antara GNP dan NI di Amerika Serikat, 1997
Jenis Pendapatan Nilai (US $ milyar)
Produk Nasional Bruto 8.063
Kurang: Depresiasi 868
Produk Nasional Neto 7.195
Kurang:
Pajak tak langsung setelah dikurangi subsidi 545
Pendapatan Nasional 6.650
sedangkan subsidi di tambahkan. Penghitungan dalam Tabel 2.5 menunjukkan Pendapatan
Nasional adalah US$ 6.650 milyar dan nilai ini adalah sama dengan yang dihitung dalam
Tabel 2.4.
PENDAPATAN NASIONAL
Dikurangi:
1. Keuntungan perusahan tak dibagi
2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah:
1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah
= PENDAPATAN PRIBADI
PENDAPATAN DISPOSIBEL
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima
pendapatan, nilai yang tersisai dinamakan pendapatan disposibel. Dengan demikian pada
hakikatnya pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para
penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan
disposebel itu digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian
lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman untuk membeli barang-barang
secara mencicil. Seperti telah diterangkan sebelum ini, pembayaran bunga oleh konsumen ke
atas pinjaman untuk membeli barang-barang secara mencicil tidak termasuk ke dalam
Pendapatan Nasional karena pinjaman yang dilakukan oleh konsumen itu bukanlah
digunakan untuk menciptakan pendapatan nasional.
Untuk memudahkan mengingat hubungan di antara (i) pendapatan disposebel (Yd)
dan pendapatan pribadi (Yp) dan (ii) pendapatan disposebel (Yd) dengan konsumsi dan
tabungan, di bawah ini dinyatakan formula (rumus) dari hubungan tersebut:
i. Yd = Yp – T
ii. Yd = C + S
MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Salah satu kegunaan penting dari data pendaptan nasional adalah untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari tahun ke tahun. Dengan mengamati
tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun dapatlah dinilai prsetasi dan
kesuksesan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek
dan usaha mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang. Perbandingan juga
dapat dilakukan di antara kesuksesan negara itu dalam mengendalikan dan membangun
perekonomiannya kalau dibandingkan dengan yang dicapai negara-negara lain
Formula Penghitungan
Penghitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi
secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula yang akan
digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:
PN − 𝑟𝑖𝑖𝑙1 − 𝑃𝑁 − 𝑟𝑖𝑖𝑙0
g= x 100
𝑃𝑁 − 𝑟𝑖𝑖𝑙0
di mana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan dinyatkan dalam persen. PN-riil1 adalah
pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung dan PN-
riil0 adalah pendapatan nasional pada tahun sebelumnya.
Dalam keadaan dimana sesuatu negara tidak melakukan penghitungan pendapatan
nasional menurut harga tetap, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
ppenghitungan harus dilakukan secara dua tahap: (i) menghitung pendapatan nasional riil
dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan (ii) menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan
pendapatan nasional pada harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut:
100
PNrilln = xPNmasa ini
HI𝑛
dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau
pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah
pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n.
Apabila dengan menggunakan cara penghitungan di atas telah didapat data
pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun, tingkat pertumbuhan ekonomi telah dapat
dihitung, yaitu dengan menggunakan persamaan penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi
(g) yang diterangkan sebelum ini.
Contoh Penghitungan
Berdasarkan kepada formula yang diterangkan di atas di bawah ini ditunjukkan dua contoh
hipotesis mengenai cara penghitungan tingkat pertumbuhan. Dalam contoh yang pertama
dimisalkan kita dapat memperoleh data Produksi Domestik Bruto riil dari tahun ke tahun.
Misalkan kita mendapat dat berikut: Pada tahun 2001 pendapatan nasional riil adalah Rp
120,2 triliun sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada 128,8 triliun.
Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah:
128,2 − 120,2
g2002 = 𝑥 100 = 7,0 persen
120,2
dalam contoh yang kedua kita akan menggunakan pemisalan berikut. Pada tahun 2001
Produk Domestik Bruto menurut harga yang berlaku bernilai Rp 198,5 triliun pada tahun
2002 nilainya telah menjadi 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001 adalah 152 dan dalam
tahun 2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus
dihitung pendapatan nasional riil tahun 2002, yaitu:
152
PN − riil2002 = 𝑥 Rp 225,7 triliun = Rp 214,4 triliun
160
Nilai Rp 214,4 triliun tersebut adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002 yang dihitung
berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan demikian sekarang kita telah
dapat menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002, yaitu:
214,4 − 198,5
Tingkat pertumbuhan ekonomi = 𝑥 100 = 8,0 persen
198,5
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Data mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk
membandingkan (i) tingkat pertumbuhan yang dicapai seuatu negara dalam suatu periode
tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai berbagai negara. Dalam Tabel
2.7 ditunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara tahun 1986-2003. Data
tersebut menunjukkan gambaran yang berikut:
i. Dalam periode 1986-96 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang
relatif pesat. Hanya pada tahun 1987 tingkat pertumbuhannya di bawah 5 persen.
Secara kasar dapat dibuat kesimpulan berikut: Dalam periode 1986-96 secara rata-
rata pertumbuhan ekonomi mencapai hamper 7 persen.
ii. Krisis moneter yang mulai berlaku pada tahun 1977 ternyata menimbulkan efek
buruk ke atas pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada tahun 1997 tingkat
pertumbuhan berada di bawah 5 persen, dan pada tahun berikutnya perekonomian
mengalami kemunduran yang sangat tajam—yaitu output negara merosot sebesar
13,1 persen pada tahun 1998 dan dalam tahun 1999 hingga 2003 pertumbuhan rata-
rata mencapai kurang lebih 4 persen.
TABEL 2.3
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2002 (Triliun Rupiah)
Tahun % Tahun %
1986 5,9 1995 6,8
1987 4,9 1996 5,8
1988 6,9 1997 4,7
1989 7,5 1998 -13,1
1990 7,0 1999 0,9
1991 7,0 2000 4,9
1992 6,2 2001 3,4
1993 5,8 2002 3,6
1994 7,2 2003 4,1
MASALAH-MASALAH PENGHITUNGAN
Menghitung pendapatan nasional sesuatu negara bukanlah mudah. Beberapa masalah perlulah
diatasi untuk memastikan penghitungan pendapatan nasional yang cermat dan teliti. Di bawah
ini diterangkan beberapa masalah penting di dalam penghitungan tersebut.
Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi
Tidak semua kegiatan ekonomi di dalam suatu negara dicatatkan dengan baik. Dan apabil
dicatatkan, tidaklah selalu informasi tersebut diperoleh dengan mudah. Di banyak kegiatan
ekonomi ukuran perusahaan kecil dan dalam sesuatu negara terdapat banyak sekali
perusahaan dalam suatu industri yang sama. Dalam keadaan seperti itu tidaklah mudah
mengetahui nilai produksi yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan dan industri. Pada
umumnya nilai produksi yang diperoleh hanyalah merupakan taksiran yang dibuat oleh
Badan Pusat Statistikdan bukan yang diberikan oleh setiap perusahaan dalam negara.
Seterusnya dari waktu ke waktu produsen-produsen akan menggunakan teknologi yang lebih
baik dan ini akan menambah mutu barang yang diproduksikan. Kenaikan harga ke atas
barang-barang seperti itu meliputi pula kenaikan “nilai” dari barang yang diproduksikan.
Dengan demikian perhitungan produksi negara pada harga tetap dari masa ke masa
mengabaikan kenaiakan kualitas barang-barang yang diproduksikan.
Seterusnya, membandingkan data pendapatan nasional sari tahun ke tahun akan memberikan
gambaran tentang: (i) tingkat pertumbuhan ekonomi, (ii) perubahan struktur ekonomi dan (iii)
peningkatan taraf kemakmuran masyarakat. Di samping itu data pendapatan nasional berguna
sebagai dasar dalam membuat ramalan dan perencanaan ekonomi di masa depan. Uraian
berikut menerangkan dengan lebih mendalam berbagai kegunaan tersebut.
KONSEP PENTING
Barang jadi: Barang yang telah sepenuhnya siap diproses dan dapat digunakan oleh berbagai
golongan pengguna barang untuk memenuhi keperluan mereka. Untuk menjadi barang jadi
kerjap kali barang tersebut di proses dalam beberapa tingkat, misalnya: kayu hutan menjadi
kayu gelondongan, seterusnya jadi papan dan papan menjadi perabot. Dalam contoh ini
barang jadi adalah perabot. Secara kasar barang akhir dapat dibedakan kepada dua golongan
barang konsumsi (kursi, pakaian dan sepatu) dan barang modal (mesin, bangunan kantor dan
bus penumpang).
Barang antara: Barang yang belum sepenuhnya selesai diproses, yaitu memerlukan proses
lebih lanjut sebelum menjadi barang jadi, dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kayu
gelondongan dan papan---yaitu sebelum diproses menjadi perabot adalah barang antara.
Bunga neto: Pendapatan yang diperoleh dari modal yang dipinjamkan kepada perusahaan-
perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dalam bunga
neto tidak termasuk (i) bunga ke atas pinjaman pemerintah, dan (ii) bunga ke atas pinjaman
rumah tangga untuk membeli barang konsumsi (seperti kendaraan pribadi). Akan tetapi
bunga ke atas pembelian barang modal oleh perusahaan tergolong sebagai bunga bersih.
Depresiasi: Kehausan atau pengurangan nilai ke atas barang modal yang digunakan dari
waktu ke waktu sebagai akibat dari penggunaan barang modal dalam proses produksi dan
karena barang tersebut semakin lama semakin using.
Ekspor bersih: Nilai ekspor barang dari sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi
dengan nilai impor barang dari negara-negara lain ke negara tersebut dalam suatu tahun
tertentu.
Harga faktor: Nilai sesuatu barang (atau pendapatan negara) yang dihitumg berdasarkan
pembayaran kepada faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang
tersebut (atau produksi negara).
Harga pasar: Nilai suatu barang (atau produksi negara) yang ditentukan oleh pembayaran
yang dilakukan konsumen atau pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut (produksi
nasional).
Konsumsi rumah tangga: jumlah pembelian rumah tangga ke atas barang dan jasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perhitungan pendapatan nasionaldata yang
dikumpulkan adalah jumlah perbelanjaan yang dilakukan dalam satu tahun
Nilai tambah: pertambahan nilai yang wujud ke atas sesuatu barang sebagai akibat dari
pemrosesan terhadap barang tersebut (misalnya dari papan menjadi kursi) atau kesan dari jasa
untuk menjual barang tersebut (biaya pengangkutan dan keuntungan penjual).
Pajak tak langsung: Pajak (pungutan) pemerintah yang dikenakan ke atas barang dan jasa
pada ketika barang tersebut di jual pada pihak lain, terutama konsumen, atau di impor dari
luar negara. Contoh: pajak penjualan dan impor.
Pembayaran pindahan: pendapatan yang diperoleh seseorang (atau rumah tangga secara
keseluruhan) tanpa rumah tangga tersebut pemberi jasa untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Contoh: Beasiswa dan pendapatan pensiun.
Pembentukan modal tetap (investasi) kasar: Nilai pengeluaran perusahaan-perusahaan dan
pemerintah ke atas barang – barang modal seperti mesin, peralatan pabrik, dan bangunan
dalam suatu tahun tertentu. Pengeluaran ini lebih dikenal sebagai investasi (kasar). Apabila
nilai pengeluaran ini dikurangi oleh depresiasi barang modal yang tersedia dalam
perekonomian maka nilai yang diperoleh dinamakan investasi neto (bersih). Dalam
perhitungan pendapatan nasional pengeluaran ini dibedakan kepada: pembentukan modal
tetap bruto pemerintah (investasi pemerintah) dan pembentukan modal tetap bruto swasta
(investasi swasta).
Pendapatan nasional: nilai produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan (diwujudkan)
dalam sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional dapat dibedakan
kepada tiga konsep (pengertian), PDB, PNB dan Pendapatan Nasional (PNN harga faktor).
Nilainya dapat dihitung pada harga tetap dan harga yang berlaku. Seterusnya pada harga tetap
dan harga berlaku, ia dapat pula dihitung menurut harga pasar dan harga faktor.
Pendapatan disposebel: Pendapatan yang sebenarnya yang diterima oleh semua rumah
tangga dalam suatu negara dan dapat mereka gunakan untuk membeli keperluan mereka.
Dalam praktiknya, sebahagian daripadanya akan disimpan/ditabung. Konsep pendapatan
disposebel dapat juga ditinjau dari sudut individu, yaitu: jumlah pendapatan suatu rumah
tangga dalam suatu tahun tertentu yang dapat dibelanjakan (dan ditabung).
Pendapatan faktor neto dari luar negeri: Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan
faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara yang digunakan di luar negara di
tolak dengan pendapatan faktor-faktor produksi milik asing yang digunakan di negara
tersebut. Nilai ditentukan berdasarkan aliran pendapatan yang berlaku dalam satu tahun.
Apabila nilai PFN dari LN adalah negatif, PFN dari LN dapat dinamakan juga sebagai
pembayaran faktor neto ke luar negeri.
Pendapatan nasional riil (PDB-riil atau PNB-riil): Nilai produksi nasional pada suatu
tahun tertentu yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku pada tahun dasar. Konsep ini
biasanya dinamakan juga sebagai PDB menurut harga tetap dan PNB menurut harga tetap.
Pendapatan pribadi: pendapatan yang diterima semua rumah tangga dalam perekonomian
(atau yang diterima satu keluarga) dari penggunaan dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya dari pembayaran pindahan. Dalam pendapatan pribadi tidak dihitung pendapatan
nasional yang tidak diterima rumah tangga (contoh: keuntungan yang tak dibagi dan pajak
perusahaan).
Pengeluaran (pembelanjaan) pemerintah: Pembelanjaan pemerintah ke atas barang-barang
modal, barang konsumen dan ke atas jasa-jasa. Contoh pembelanjaan ini adalah pengeluaran
untuk membeli kertas untuk urusan administrasi dan gaji guru. Pengeluaran ke atas barang
modal adalah pengeluaran pemerintah untuk membuat sekolah dan jalan raya.
Penghitungan dua kali: Penghitungan dua atau beberapa kali yang mungkin dilakukan
dalam menentukan sumbangan nilai suatu barang ke dalam nilai pendapatan nasional. Untuk
menghindari masalah penghitungan dua kali ini pendapatan negara perlu dihitung menurut
nilai barang jadi (dalam cara perbelanjaan) atau menurut nilai tambah yang diwujudkan
(dalam cara produk neto).
Produk Domestik Bruto (PDB): Nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara
dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga
negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya di nilai menurut harga pasar
dan dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga tetap.
Produk Nasional Bruto (PNB): Nilai barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negara atau
di luar negeri, yang dilakukan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut.
Seperti PDB, nilainya juga dapat dihitung menurut harga berlaku atau harga tetap dan
biasanya di nilai menurut harga pasar. Apabila PNB dikurangi dengan depresiasi akan di
peroleh Produk Nasional Neto (PNN). Apabila PNN dihitung pada harga faktor, nilainya
dinamakan Pendapatan Nasional.
Subsidi (bantuan): Bantuan dalam bentuk barang atau uang kepada produsen ataupun
konsumen untuk mengurangi biaya produksi (apabila subsidi diberi kepada produsen) atau
mengendalikan harga (apabila subsidi di beri kepada konsumen). Subsidi pupuk adalah
subsidi kepada produsen, sedangkan subsidi yang untuk menurunkan harga bahan baku
adalah subsidi kepada konsumen.
PILIHAN GANDA
1. Yang manakah dari yang berikut tidak tergolong dalam konsumsi rumah tangga?
A. Membayar uang sekolah anak-anak
B. Membeli obat ke apotik
C. Membawa seorang turis makan di restoran
D. Membeli barang di luar negeri
2. Yang manakah dari berikut tidak termasuk investasi neto?
A. Mendirikan bangunan kantor
B. Mendirikan pabrik baru yang lebih modern
C. Mengimpor mesin yang sangat canggih dari luar negeri
D. Membeli berbagai jenis peralatan-peralatan berat untuk perusahaan
3. Dari yang di bawah ini, yang manakah termasuk dalam Pendapatan Nasional?
A. Subsidi kepada produsen
B. Pajak tak langsung
C. Depresiasi
D. Pembayaran pendapatan faktor ke luar negeri
4. Transaksi yang manakah dari yang berikut nilainya tidak termasuk dalam pendapatan
nasional?
A. Pengusaha roti membeli tepung dari pabrik tepung
B. Suatu perusahaan perkebunan mengekspor karet ke luar negeri
C. Pemerintah membayar gaji dokter-dokter di rumah sakit pemerintah
D. Orang tua anda menjual rumahnya yang didirikan pada tahun 1990
5. Apabila pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan yang
diperoleh faktor-faktor peroduksi, nilai yang diperoleh adalah
A. PDB menurut harga faktor
B. PNB menurut harga faktor
C. PNB menurut harga pasar
D. PNN menurut harga faktor
6. Yang manakah dari yang berikut tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia
A. Gaji, pekerja Indonesia di Saudi Arabia
B. Gaji pekerja Indonesia di suatu perusahaan asing
C. Ekspor minyak Indonesia ke jepang
D. Keuntungan perusahaan minyak Jepang di Indonesia
ESEI
1. Definisikan arti nilai tambah. Dengan contoh angka terangkan bagaimana nilai tambah
diwujudkan dari memproses bahan mentah menjadi barang jadi. Contoh yang diberi harus
paling sedikit meliputi empat kegiatan ekonomi.
2. Dengan menggunakan cara pengeluaran terangkan bagaimana pendapatan nasional
dihitung
3. Bandingkan cara menghitung pendapatan nasional dengna cara produksi neto dan cara
pendapatan. Mengapa nilai yang diperoleh berbeda?
4. Secara ringkas terangkan:
i. Empat masaalah untuk menghitung pendapatan nasional.
ii. Tiga kegunaan data pendapatan nasional
5. Terangkan arti konsep-konsep berikut:
a. Produk Domestik Bruto
b. Produk Nasional Bruto
c. Pendapatan per kapita
d. Penghitungan dua kali
e. Nilai tambah.
6. Misalkan anda mempunyai data yang lengkap mengenai berbagai jenis pendapatan dan
pengeluaran dalam suatu negara. Dari nilai Produk Nasional Bruto bagaimana anda dapat
memperoleh Pendapatan Disposibel? (Atau: Bentuk-bentuk pendapatan dan pengeluaran
manakah harus ditambah/dikurangi dari Produk Nasional Bruto untuk memperoleh
Pendapatan Disposibel)?
KUANTITATIF
Produk
Indek
Nasional Bruto
Tahun harga
harga berlaku
konsumen
(triliun rupiah)
2000 21,98 100.0
2001 24,18 101.2
2002 27,81 105.9
2003 31,70 109.8
Hitunglah:
a. Produk Nasional Bruto rill (menurut harga tetap)
b. Tingkat inflasi
c. Tingkat pertumbuhan ekonomi