Anda di halaman 1dari 76

BAB 1

Ruang Lingkup
Analisis Makroekonomi

HALHAL YANG DITERANGKAN :

 Hal-hal pokok yang dianalisis dalam teori mikroekonomi dan makroekonomi.


 Masalah-masalah pokok yang dihadapi perekonomian, yaitu:
1. Masalah pertumbuhan ekonomi. 2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi.
3.Masalah pengangguran. 4. Masalah inflasi. 5. Masalah neraca perdagangan
dan neraca pembayaran.
 Alat pengamat (indikator) kegiatan ekonomi:
1. Pendapatan nasional, tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita. 2.
Jumlah tenaga kerja, kesempatan kerja dan penggangguran. 3. Indeks harga dan
inflasi. 4. Kedudukan neraca perdagangan, neraca pembayaran dan kurs valuta
asing.
 Tujuan-tujan melaksanakan kebijakan ekonomi.
 Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi.

Teori atau analisis dasar dalam ilmu ekonomi dibedakan menjadi dua bentuk mikroekonomi
dan makroekonomi.Sebagian dari anda mungkin sudah mengenal dan mempelajari teori
mikroekonomi dari buku yang saya tulis.Buku ini merupakan pelengkap kepada buku
tersebut. Dalam buku ini akan diterangkan analisis dasar yang tergolong dalam teori
makroekonomi. Apabila teori yang terdapat dalam Mikroekonomi dan Makroekonomi sudah
anda pelajari, anda akan telah mengenal teori-teori dasar yang terdapat dalam ilmu ekonomi.

Untuk dapat memahami analisis dan teori yang akan di terangkan dalam teori
tersebut. Disamping itu bab ini akan menerangkan pula tiga aspek berikut :

i. Masalah-masalah makroekonomi utama.


ii. Berbagi jenis data utama yang di gunakan untuk mengamati dan menilai prestasi
kegiatan sesuatu perekonomian.
iii. Masalah-masalah makroekonomi dan kebijakan-kebijakan pemerintah yang dapat
digunakan untuk mengatasi berbagai masalah makroekonomi yang dihadapi.

DARI MIKRO KE MAKRO EKONOMI


Dalam Bab Satu buku Mikroekonomi telah secara ringkas diterangkan perbedaan di antara
teori mikroekonomi dan makroekonomi.Salah satu aspek yang membedakannya adalah corak
dari setiap analisis yang dibuat.Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi pada umumnya
meliputi bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian.Dalam teori
mikroekonomi yang dianalisis adalah kegiatan seorang konsumen, suatu perusahaan atau
suatu pasar.

Analisis-analisis dalam teori makroekonomi lebih global atau lebih menyeluruh


sifatnya.Dalam makroekonomi yang di perhatikan adalah tindakan konsumen secara
keseluruhan, kegiatan-kegiatan keseluruhan pengusaha dan perubahan-perubahan
keseluruhan kegiatan ekonomi.Atas dasar corak analisis yang berbeda ini ahli-ahli ekonomi
membedakan teori-teori dasar dalam ilmu ekonomi kepada teori mikro dan makro.

Disamping perbedaan diatas, yang lebih pening lagi, mikroekonomi dan


makroekonomi berbeda dalam ruang lingkup dan titik berat (focus) analisisnya.
Mikroekonomi lebih menitikberatkan kepada analisis mengenai masalah membuat pilihan
untuk :

i. Mewujudkan efisiensi dalam penggunaan sumber-sumber daya (resources).


ii. Mencapai kepuasan yang maksimum.

Sedangkan analisis-analisis dalam makroekonomi menerangkan tentang:

i. Bagaimana segi permintaan dan penawaran menentukan tingkat kegiatan dalam


perekonomian.
ii. Masalah-masalah utama yang selalu dihadapi setiap perekonomian.
iii. Peranan kebijakan dan campur tangan pemerintah untuk mengatasi masalah
ekonomi yang di hadapi.

ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MIKROEKONOMI


Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi bertitiktolak dari pandangan yang menganggap
bahwa faktor-faktor produksi atau sumber-sumber yang dimiliki masyarakat adalah terbatas,
sedangkan keinginan manusia tidak terbatas.Maka masyarakat haruslah membuat pilihan-
pilihan.Kegiatan memilih ini perlu dibedakan kepada dua aspek, yaitu (i) dalam kegiatan
memproduksi barang dan jasa dan (ii) dalam kegiatan menggunakan barang dan jasa.Kedua-
dua persoalan ini merupakan isu-isu utama yang dianalisisdalam teori mikroekonomi. Anda
yang telah pernah mempelajari teori mikroekonomi, dan terutama yang menggunakan buku
Mikroekonomi saya tentu telah menyadari bahwa masalah memilih tersebut di analisis dalam
teori mikroekonomi dengan mengemukakan tiga pertanyaan:

i. Apakah jenis-jenis barang dan jasa yang harus di produksikan ?


ii. Bagaimanakah caranya memproduksikan berbagai barang dan jasa yang
dibutuhkan tersebut ?
iii. Untuk siapakah berbagai barang dan jasa tersebut di produksikan ?

Menentukan Jenis Barang yang Perlu Diproduksi


Pertanyaan pertama, yaitu apakahjenis-jenis barang dan jasa yang harus di produksikan,
merupakan persoalan yang akan menentukan kegiatan-kegiatan ekonomi yang dijalankan
dalam perekonomian. Dengan perkataan lain, pilihan–pilhan para konsumen (pembeli)
merupakan factor penting dalam menentukan jenis-jenis kegiatan memproduksi yang harus
dijalankan. Analisis mengenai iteraksi di antara produsen dan komsumen (penjual dan
pembeli) diterangkan dalam teori permintaan dan penawaran. \Dan teori perilaku konsumen
menerangkan dengan lebih terinci sikap para pembeli dalam memilih barang dan jasa yang
akan dibelinya.

Menentukan Cara Memproduksi yang Paling Efisien


Untuk mewujudkan barang dan jasa di perlukan factor-faktor produksi yang sering
dinamakan juga sebagai sumber-sumber daya atau resources.Faktor-faktor produksi yang
tersedia dalam setiap perekonomian terbatas jumlahnya dan memerlukan biaya atau
pengorbanan untuk memperolehnya.Oleh sebab itu para pengusaha harus membuat pilihan
agar dapat mencapai efisiensi yang tinggi dalam menggunakan faktor-faktor produksi.

Dengan perkataan lain, sebelum menjalankan kegiatan memproduksinya, setiap


pengusaha harus menyelesaikan persoalan kedua yang di nyatakan sebelum ini, yaitu :
Bagaimanakah caranya memproduksikan barang yang akan dijualnya untuk memenuhi
kebutuhan para konsumen ? Analisis-analisis dalam teori mikroekonomi yang menerangkan
tentang teori produksi (fungsi produksi), biaya produksi dan struktur pasar (dan penentuan
harga dan jumlah produksi di berbagai pasar) bertujuan untuk menerangkan bagaimana
seorang produsen memecahkan persoalan tersebut.

Untuk Siapa Barang Akan Diproduksi ?


Setelah mengetahui jenis-jenis factor produksi yang di butuhkan untuk melakukan kegiatan
memproduksi, produsen akan pergi ke pasar factor untuk mendapatkan factor-faktor produksi
yang di perlukanya. Sifat interaksi di antara para pengusaha (pembeli factor produksi) dan
rumah tangga (pemilik factor produksi) dalam pasaran factor diterangkan dalam teori
distribusi.Teori ini menerangkan tentang (i) sifat umum dari interaksi di antara pengguna dan
penjual factor produksi di pasaran, dan (ii) caranya berbagai pendapatan factor produksi
(upah, sewa, bunga dan keuntungan) ditentukan di pasar.

Sebagai akibat dari penggunaan factor-factor produksi dalam kegiatan menghasilkan


barang dan jasa yang di butuhkan masyrakat, akan tercipta aliran pendapatan factor-factor
produksiyang digunakan. Aliran ini akan menentukan corak distribusi pendapatan dalam
masyarakat. Selanjutnya corak distribusi pendapatan ini akan menentukan corak permitaan
masyarakat keatas barang dan jasa. Dengan demikian, aliran-aliran pedapatan yang berlaku
sebagai akibat kegiatan memproduksikan barang dan jasa akan dapat memecahkan persoalan:
Untuk siapakah barang dan jasa perlu diproduksikan ?

ASAL MULANYA PERKEMBANGAN ANALISIS MAKROEKONOMI

Uraian ringkas di atas mengenai bentuk bentuk analisis dan ruang lingkup teori
mikroekonomi menunjukkan bahwa teori tersebut bertujuan untuk memberikan gambaran
tentang bagaimana sesuatu perekonomian berfungsi dan menjalankan kegiatannya. Teori
tersebut pada hakikatnya menerangkan bagaimana sesuatu masyarakat yang (i) memiliki
factor-faktor produksi yang terbatas, tetapi (ii) mempunyai keinginan memperoleh barang
dan jasa yang tidak terbatas, membuat pilihan-pilihan dalam memproduksi dan
mengkonsumsi barang dan jasa sehingga kepuasan dan kesejahteraan masyarakat dapat di
maksimumkan.

Isu-Isu yang Tidak Diliputi Teori Mikroekonomi


Analisis tersebut ternyata tidak dapat menerangkan sebab-sebab berlakunya beberapa
masalah penting yang selalu berlaku dalam perekonomian. Perhatikan beberapa pertanyaan
berikut :

i. Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi suatu Negara


dalam suatu periode tertentu ?
ii. Mengapakah setiap Negara menghadapi masalah pengangguran, yang ada kalanya
semakin lama semakin buruk keadaannya ?
iii. Mengapakah masalah kenaikan harga-harga berlaku, yang sering kali juga di ikuti
oleh masalah pengangguran yang cukup serius ?
iv. Mengapakah berbagai perekonomian tidak mengalami pertumbuhan yang sama
cepatnya ?
v. Mengapakah kegiatan perekonomian tidak mengalami perkembangan yang stabil,
yaitu adakalanya ia cepat berkembang, tetapi pada periode lain ia mengalami
perkemangan yang lambat atau kemunduran ?

Tumpuan Analisis Mazhab Klasik


Sehingga ke decade 1930an ahli-ahli ekonomi tidak menumpukkan analisis mereka kepada
berbagai isu dan masalah tersebut, terutama terhadap masalah pengangguran dan
pertumbuhan ekonomi yang lesu.Ahli-ahli ekonomi yang tergolong dalam mazhab Klasik
(classical economists), yaitu ahli ekonomi yang hidup diantara zamannya Adam Smith (1776)
dan zamannya Keynes (1936), tidak banyak membuat analisis mengenai masalah
pengangguran, inflasi, ketidakstabilan, ekonomi dan pertumbuhan ekonomi.

Kekurangan perhatian tersebut disebabkan karena menurut keyakinan mereka system


pasar bebas akan mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi yang efisien dalam jangka panjang.
Penggunaan tenaga kerja penuh (kesempatan kerja penuh) akan selalu tercapai dan
perekonomian akan mengalami pertumbuhan yang teguh. Ahli-ahli ekonomi Klasik
menyadari bahwa ketidakstabilan dalam perekonomian, yang menyebabkan pertumbuhan
ekonomi yang lambat atau kemunduran ekonomi dan pengangguran, dapat berlaku dalam
setiap perekonomian. Akan tetapi, menurut mereka masalah-masalah tersebut hanya
sementara saja berlakunya, Sistem pasar bebas akan membuat penyesuainan-penyesuaian
yang menyebabkan masalah-masalah tersebut akan lenyap dengan sendirinya dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh akan berlangsung kembali.
Perkembangan Teori Makroekonomi
Dalam tahun 1929-32 terjadi kemunduran ekonomi di seluruh dunia, yang bermula dari
kemerosotan ekonomi di Amerika Serikat.Periode itu dinamakan the Great Depression. Pada
puncak kemerosotan ekonomi itu, seperempat dari tenaga kerja di Amerika Serikat
menganggur dan pendapatan nasionalnya (ukuran dari tingkat kegiatan ekonomi yang di
capai suatu Negara ) mengalami kemerosotan yang sangat tajam. Kemunduan ekonomi yang
serius itu meluas ke seluruh dunia ke Negara –negara industri lain maupun kenegara-negara
miskin.

Kemunduran ekonomi tersebut menimbukan kesadaran kepada ahli-ahli ekonomi


bahwa mekanisme pasar tidak dapat secara otomatis enimbulkan pertumbuhan ekonomi yang
teguh dan tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.Dan teori – teori ekonomi sebelumnya juga
tidak dapat menerangkan mengapa peristiwa kemunduran ekonomi yang serius tersebut dapat
terjadi.Ketidak mampuan tersebut mendorong seorang ahli ekonomi Inggris yang terkemuka
pada masa tersebut, yaitu John Maynard Keynes, mengemukakan pandangan dan menulis
buku yang pada akhirnya menjadi landasan kepada teori makroekonomi modern. Pandangan
tersebut di kemukakan dalam buku yang berjudul :The General Theory of Employment,
Interest and money dan di terbitkan pada tahun 1936

Pandangan Utama Teori Keynes


Secara garis besarnya pandangan dalam buku Keynes tersebut dapat dibedakan kepada dua
aspek.Di satu pihak bukutersebut mengemukakan beberapa kritik ke atas pandangan ahli-ahli
ekonomi Klasik mengenai factor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan sesuatu
perekonomian.Kritik-kritik tersebut menunjukkan kelemahan-kelemahan dari pandangan
yang menjadi landasan kepada keyakinan ahli-ahli ekonomi Klasik bahwa penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh selalu dicapai.

Di pihak lain buku tersebut menerangkan pula factor utama yang akan menentukan
prestasi kegiatan ekonomi sesuatu Negara. Keynes berpendapat pengeluaran agregat, yaitu
perbelanjaan masyarakat keatas barang dan jasa, adalah factor utama yang menentukan
tingkat kegiatan ekonomi yang di capai sesuatu Negara.Seterusnya Keynes berpendapat
bahwa dalam system pasar bebas penggunaan tenaga kerja penuh tidak selalu tercipta dan di
perlukan usaha dan kebijakan pemerintah untuk menciptakan tingkat penggunaan tenaga
kerja penuh dan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Dalam Bab Tiga secara lebih terinci akan diterangkan perbedaan pendapat diantara
ahli-ahli ekonomi Klasik dan Keynes mengenai penentuan tingkat kegiatan ekonomi dalam
sesuatu Negara.

ISU-ISU UTAMA DALAM ANALISIS MAKROEKONOMI

Makroekonomi membahas isu-isu penting yang selalu dihadapi sesuatu perekonomian.


Analisisnya berusaha memberi jawaban kepada pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan di
bagian yang lalu, yaitu : Faktor-faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu
perekonomian ? Mengapa pertumbuhan ekonomi tidak selalu teguh ? Mengapa kegiatan
ekonomi tidak berkembang denganstabil ? Mengapa pengangguran dan kenaikan harga-harga
selalu berlaku ?

Disamping menerangkan factor-faktor yang menentukan tingkat kegiatan ekonomi


Negara

Penentuan Kegiatan Ekonomi


Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan yang dicapai sesuatu perekonomian
merupakan bagian terpenting dari analisis makroekonomi. Analisis tersebut menunjukkan
bagaimana pengeluaran agregat (permintaan agregat) dan penawaran agregat akan
menentukan tingkat kegiatan sesuatu perekonomian dalam suatu periode tertentu dan
pendapatan nasional/produksi nasional yang tercipta. Dalam analisis tersebut, akan
diterangkan pula komponen-komponen dari pengeluaran agregat, dan ciri-ciri dari setiap
komponen tersebut. Dalam suatu perekonomian modern komponen dari pengeluaran agregat
dibedakan kepada empat golongan :
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga
2. Investasi perusahaan-perusahaan
3. Pengeluaran konsumsi dan investasi pemerintah, dan
4. Ekspor (pembelian barang buatan dalam negeri oleh penduduk negara lain)
Analisis mengenai penentuan tingkat kegiatan dalam perekonomuan perlu dibedakan kepada
tiga bentuk abstraksi atau penyederhanaan. Ketiga jenis analisis tersebut adalah:
1. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisalkan bahwa harga tetap dan
suku bunga tetap. Dalam menunjukkan penentuan kegiatan perekononian berdasarkan
kepada dua pemisalan tersebut. Analisis dibuat secara bertahap, yaitu bermula dari
menerangkan, keseimbangan dalam perekonomian dua sektor (diterangkan dalam Bab
Empat), kepada keseimbangan dalam perekonomian tiga sektor (diterangkan dalam
Bab Lima), dan akhirnya dalam perekonomian yang terdiri dari empat sektor
(diterangkan dalam Bab Enam)
2. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisahkan harga mengalami
perubahan. Perubahan tersebut akan menimbulkan perubahan dakan tingkat kegiatan
perekonomian. Hal ini akan dianalisis di Bab Tujuh
3. Analisis penentuan kegiatan perekonomian yang memisahkan harga dan suku bunga
mengalami perubahan. Melaluui analisis ini dapatlah diterangkan bagaimana
perubahan-perubahan penawaran uang dan suku bunga mempengaruhi keseimbangan
kegiatan perekonomian. Analisis ini diterangkan dalam Bab Sembilan
Ketiga aspek yang dinyatakan diatas merupakan analisis yang menerangkan kegiatan
perekonomian dalam jangka pendek. Dalam jangka panjang, yaitu jangka waktu dimana
faktor-faktor produksi seperti buruh, kapasitas barang modal, dan teknologi mengalami
perubahan, akan dihadapi masalah yang berbeda. Persoalan dan kegiatan ekonomi dalam
jangka panjang diterangkan dalam Bab Tiga Belas.

Masalah dan Kebijakan Makroekonomi


Salah satu aspek penting dari sisi kegiatan perekonomian yang menjadi titik tolak analisis
dalam teori makroekonomi adalah pandangan, bahwa sistem pasarn bebas tidak selalu dapat
mewujudkan (i) penggunaan tenaga kerja penuh, (ii) kestabilan harga-harga, dan (iii)
pertumbuhan ekonomi yang teguh. Setiap perekonomian akan selalu menghadapi masalah
pengangguran, kenaikan harga-harga, dan pertumbuhan ekonomi yang tidak teguh. Masalah-
masalah ini menimbulkan akibat buruk kepada masyarkat dan harus dihindari atau magnitud
masalahnya dikurangi.Dalam bagian berikut secara lebih terperinci diterangkan masalah-
masalah makroekonomi utama yang dihadapi suatu perekenomian.
Menerangkan sebab-sebab dari berlakunya masalah tersebut dan kebijakan-kebijakan
pemerintah yang dapat dijalankan untukn mengatasi masalah-masalah tersebut merupakan
aspek penting lain yang dibicarakan dalam teori makroekonomi. Dalam buku ini, masalah-
masalah dan kebijakan-kebijakan makroekonomi diterangkan dalam beberapa bab.
Kebijakan fiskal (langkah pemerintah dibidang perpajakan dan pengeluarannya) di terangjan
di Bab Lima.kebijakan moneter (langkah pemerintah untuk mengatur penawaran uang dan
suku bunga) diterangkan dalam Bab Sembilan. Bab Sepuluh, disamping secara lebih
mendalam menerangkan masalah-masalah yang dihadapi suatu perekonomian, secara lebih
lengkapakan menerangkan pula bagaimana masalah-masalah tersebut diatasi oleh kebijakan-
kebijakan pemerintah, yaitu kebijakan fiskal, moneter, dan kebijakan segi penawaran.
Kebijakan pemerintah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi dalam
ekonomi terbuka (yaitu perekonomian yang menjalankan kegiatan ekspor dan impor)
diterangkan dalam Bab Dua Belas.

MASALAH UTAMA DALAM PEREKONOMIAN


Dibagian ini secara ringkas diterangkan masalah makroekonomi utama yang selalu dihadapi
suatu negara. Masalah-masalah tersebut adalah :
1. Masalah pertumbuhan ekonomi
2. Masalah ketidakstabilan kegiatan ekonomi
3. Masalah pengangguran
4. Masalah kenaikan harga-harga (inflasi)
5. Masalah neraca perdagangan dan neraca pembayaran

PERTUMBUHAN EKONOMI
Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan sebagai perkembangan kegiatan dalam perekonomian,
yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksikan dalam masyarakat
bertambah.Masalah pertumbuhan ekonomi dapat dipandang sebagai masalah makroekonomi
dalam jangka panjang. Dari satu periode ke periode lainnya, kemampuan suatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa akan meningkat, kemampuan yang meningkat ini disebabkan
karena faktor-faktor produksi akan selalu mengalami pertambahan dalam jumlah dan
kualitasnya. Investasi akan menambah jumlah barang modal. Teknologi yang digunakan
berkembang.Disamping itu, tenaga kerja bertambah sebagai akibat perkembangan penduduk,
dan pengalaman kerja, dan pendidikan menambah keterampilan mereka.
Perkembangan kemampuan memproduksi barang dan jasa sebagai akibat pertambahan
faktor-faktor produksi pada umumnya tidak selalui diikuti oleh pertambahan produksi barang,
dan jam yang sama besarnya. Pertyambahan potensi memproduksi kerap kali lebih besar dari
pertambahan produksi yang sebenarnya.Dengan demikian, perkembangan ekonomi adalah
lebih lambat dari potensinya.Gambar 1.1 dan 1.2 menerangkan perbedaaan diantara
pertumbuhan yang secara potensial dapat dicapai, dan pertumbuhan yang sebenarnya
berlaku.

Kurva Kemungkinan Produksi dan Pertumbuhan Ekonomi


Kurva AB dalam gambar 1.1 adlaah kurva kemungkinan penduduk, yaitu batas maksimum
produksi yang dapat diciptakan sesuatu negara poada suatu waktu tertentu. (analisis mengenai
kurva kemungkinan produksi diterangkan dalam Bab Tiga buku Mikroekonomi). Dalam
negara yang kurva batas produksinya adalah AB, kemakmuran masyarakat mencapai paling
maksimum aoabila kombinasi barang industri dan barang pertanian adalah seperti
ditunjukkan oleh salah satu titik pada kurva AB, misalnya dititik P. berarti untuk
memaksimumkan kemakmuran masyarakat, negara itu harus menghasilkan X0 barang
industri dan Y0 barang pertanian. Dalam kenyataannya, misalkan tingkat produksi yang
dicapai negara tersebut hanyalah seperti yang ditunjukkan oleh titik M, yaitu menghasilkan
X1 barang industri dan Y1 barang pertanian.Tingkat kegiatan ekonomi dibawah potensi ini
menyebabkan sebagian faktor-faktor produksi menganggur, ternasuk tenaga kerja dan ini
terutama disebabkan oleh kekurangan pengeluaran agregat.

Gambar 1.1
Pertumbuhan Potensial dan Pertumbuhan Sebenarnya

Pada periode berikutnya, pertambahan faktor-faktor produksi dan perkembangan teknologi


memungkinkan negara itu memperoduksi lebih banyak dan ini digambarkan oleh perubahan
kurva kemungkinan produksi dari AB ke CD.Perubahan itu menyebabkan masyarakat dapat
memproduksi kombinasi barang industri dan pertanian seperti yang ditunjukkan oleh titik-
titik pada kurva CD, dan titik R menggambarkan suatu kombinasi yang dapat dicapai.
Dengan demikian, secara potensial negara tersebut dapat menaikkan produksi dalam
perekonomian dari kombinasi yang ditunjukkan oleh titik P kepada kombinasi yang
ditunjukkan oleh titik R. akan tetapi,keadaan ekonomi yang sebenarnya hanya berkembang
dari M ke N, berarti pertumbuhan sebenarnya lebih lambat, dari yang secara potensioal
dapat berlaku.

Pendapatan Nasional Potensial dan Sebenarnya


Perbedaan diantara pertumbuhan ekonomi potensial, dan pertumbuhan ekonomi sebenarnya
dapat pula ditunjukkan oleh grafik yang menggambarkan potensi perkembangan pendapatan
nasional dalam jangka panjang, dan perkembangan sebenarnya pendapatan
nasional.Perhatikan gambar 1.2.
Grafik (a) menggambarkan pendapatan nasional potensial, yaitu tingkat pendapatan
nasional yang dicapai tenaga kerja sepenuhnya digunakan.Garis “pendapatan nasional
potensial” yang semakin naik tersebut menggambarkan bahwa faktor-faktor produksi yang
semakin banyak jumlahnya dari tahun ke tahun, dan kemajuan teknologi yang menaikkan
produktivitas, menyebabkan semakin lama semakin banyak produksi nasional yang dapat
diwujudkan. Akan tetapi, perekonomian akan selalu menggunakan semua faktor-faktor
produksi yang tersedia, termasuk tenaga kerja yang tersedia. Kekurangan pengeluaran agregat
menyebabkan sebagian tenaga kerja menganggur, dan perekonomian tidak akan mewujudkan
pendapatan nasional potensial. Pendapatan nasional yang sebenarnya terwujud dari tahun ke
tahun digambarkan oleh grafik (b), yaitu grafik yang menunjukkan pendapatan nasional
yang sebenarnya pada berbagai tahun.
Gambar 1.2
Pendapatan Nasional Potensial dan Pendapatan Nasional Sebemarnya

Perbedaan diantara pendapatan nasional potensial dengan pendapatan nasional sebenarnya


dinamakan Jurang Produk Nasional Bruto (Jurang PNB). Apabila jurang tersebut wujud,
pengangguran akan berlaku; semakin besar jurang PNB, semakin besar pula tingkat
pengangguran dalam perekonomian. Disamping keburukan ini, jurang PNB menyebabkan
masyarakat tidak menikmati kemakmuran potensial yang dapat dicapainya.

Jakarta, CNN Indonesia -- Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan pertumbuhan ekonomi Indonesia
sebesar 4,67 persen pada kuartal II 2015, melambat dari periode yang sama tahun lalu (year on year)
mencapai 5,12 persen. Perekonomian nasional juga melambat jika dibandingkan dengan kuartal
sebelumnya yang tumbuh 4,71 persen secara tahunan. Kepala BPS Suryamin mengatakan Produk
Domestik Bruto (PDB) nominal atas dasar harga berlaku tercatat sebesar Rp 2.866,9 triliun. Dia
menjelaskan pertumbuhan ekonomi Indonesia masih dipengaruhi oleh kondisi perekonomian global
yang belum menggembirakan. "Perekonomian global pada triwulan II 2015 diperkirakan melambat
masih dipicu oleh rendahnya harga komoditas di pasar internasional dan ketidakpastian Fed fund
rate (suku bunga AS)," ujar Suryamin dalam konferensi pers di Kantor BPS Pusat, Jakarta, Rabu (5/8).
Suryamin menilai wajar jika pertumbuhan ekonomi Indonesia masih belum menggembirakan.
Kendati demikian, menurutnya angka 4,67 persen tersebut dinilai lebih baik dibandingkan dengan
negara-negara lain. Ia menyebut pertumbuhan ekonomi negara mitra dagang Indonesia juga masih
cenderung stagnan dan bahkan melemah. Suryamin mencontohkan, pertumbuhan Amerika Serikat
melemah dari 2,9 persen pada kuartal I 2015 menjadi 2,3 persen pada kuartal II. "China stagnan
pada posisi pertumbuhan 7 persen, Singapura melemah dari 2,1 persen pada kuartal I 2015 menjadi
1,7 persen pada kuartal II 2015. Artinya bahwa kepada negara kita tentu akan ada imbasnya,"
ujarnya. Secara sektoral, lanjut Suryamin, tercatat sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan
mengalami pertumbuhan paling tinggi, yakni 10,09 persen atau meningkat dari 7,73 persen dari
periode yang sama tahun lalu.

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Ekonomi 1. Faktor Sumber Daya Manusia, Sama
halnya dengan proses pembangunan, pertumbuhan ekonomi juga dipengaruhi oleh SDM. Sumber
daya manusia merupakan faktor terpenting dalam proses pembangunan, cepat lambatnya proses
pembangunan tergantung kepada sejauhmana sumber daya manusianya selaku subjek
pembangunan memiliki kompetensi yang memadai untuk melaksanakan proses pembangunan.
2. Faktor Sumber Daya Alam, Sebagian besar negara berkembang bertumpu kepada sumber daya
alam dalam melaksanakan proses pembangunannya. Namun demikian, sumber daya alam saja tidak
menjamin keberhasilan proses pembanguan ekonomi, apabila tidak didukung oleh kemampaun
sumber daya manusianya dalam mengelola sumber daya alam yang tersedia. Sumber daya alam
yang dimaksud dinataranya kesuburan tanah, kekayaan mineral, tambang, kekayaan hasil hutan dan
kekayaan laut. 3. Faktor Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, Perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang semakin pesat mendorong adanya percepatan proses pembangunan, pergantian pola
kerja yang semula menggunakan tangan manusia digantikan oleh mesin-mesin canggih berdampak
kepada aspek efisiensi, kualitas dan kuantitas serangkaian aktivitas pembangunan ekonomi yang
dilakukan dan pada akhirnya berakibat pada percepatan laju pertumbuhan perekonomian.
4. Faktor Budaya, Faktor budaya memberikan dampak tersendiri terhadap pembangunan ekonomi
yang dilakukan, faktor ini dapat berfungsi sebagai pembangkit atau pendorong proses pembangunan
tetapi dapat juga menjadi penghambat pembangunan. Budaya yang dapat mendorong
pembangunan diantaranya sikap kerja keras dan kerja cerdas, jujur, ulet dan sebagainya. Adapun
budaya yang dapat menghambat proses pembangunan diantaranya sikap anarkis, egois, boros, KKN,
dan sebagainya. 5. Sumber Daya Modal, Sumber daya modal dibutuhkan manusia untuk mengolah
SDA dan meningkatkan kualitas IPTEK. Sumber daya modal berupa barang-barang modal sangat
penting bagi perkembangan dan kelancaran pembangunan ekonomi karena barang-barang modal
juga dapat meningkatkan produktivitas.

KONJUNGTUR (SIKLUS KEGIATAN PERUSAHAAN)


Perekonomian tidak selalu berkembang secara teratur dari satu periode ke periode lainnya.Ia
selalu mengalami masa naik dan turun. Adakalanya kegiatan perekonomian berkembang
dengan sangat pesat, sehingga menimbulkan kenaikan harga-harga. Pada periode lainnya
perekononian mengalami perlambatan dalam perkembangannya, dan ada kalanya ia merosot
dan berada ditingkat yang lebih rendah dari periode sebelumnya. Pergeseran naik turun
kegiatan perusahaan-perusahaan didalam jangka panjang dinamakan konjungtur atau siklus
kegiatan perusahaan (business cycle).
Suatu siklus (cycle) dalam suatu periode konjungtur berbeda dengan siklus pada periode yang
lainnya. Namun demikian, sifat-sifat dasar dari setiap siklus adalah sama. Bentuk khas dari
suatu siklus tidak banyak berbeda.Bentuk khas dari suatu fluktuasi atau siklus dalma
konjungtur ditunjukkan dalam gambar 1.3.Grafik yang digambarkan menerangkan hubungan
diantara periode (waktu) dengan pendapatan nasional yang diwujudkan pada waktu tersebut.
Gambar 1.3
Satu Siklus Kegiatan Ekonomi dalam Konjungtur

Dalam siklus ABCDE seperti yang terdapat dalam gambar 1.3 pergerakan dari A ke B dan
dari C ke D menggambarkan kegiatan ekonomi yang sedang mengalami kemunduran.
Sedangkan pergerakan dari B ke C dan dari D ke E menggambarkan kegiatan ekonomi yang
mengalami pertumbuhan. Kemunduran yang serius akan menimbulkan masalah
pengangguran, sedangkan perkembangan ekonomi yang terlalu pesat akan menimbulkan
kenaikan harga-harga atau lebih lazim dinyatakan sebagai inflasi.
Ahli-ahli ekonomi berkeyakinan, bahwa dalam suatu perekonomian yang sepenuhnya diatur
oleh mekanisme pasar, siklus kegiatan ekonomi sangat labil.Perkembangan yang sangat pesat
dapat diikuti oleh kemunduran kegiatan perekonomian yang serius.Siklius kegiatan ekonomi
seperti itu dapat menimbulkan akibat buruk kepada perekonomian dan
masyarakat.Pengangguran dan inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kehidupan
dan kesejahteraan masyarakat. Dalam jangka panjang ketidakstabilan ekonomi menimbulkan
ketidakpastian, dan ini akan menimbulkan pengaruh buruk terhadap perkembangan ekonomi.
Untuk menghindari terwujudnya masalah-masalah tersebut usaha-usaha perlulah dilakukan
agar siklus kegiatan perusahaan bergerak dengan stabil.

MASALAH PENGANGGURAN
Pengangguran adalah suatu keadaan dimana seseorang yang tergolong dalam angkatan
kerja ingin mendapatkan pekerjaan, tetapi belum dapat memperolehnya. Seseorang yang
tidak bekerja, tetapi tidak secara aktif mencari pekerjaan tidak tergolong sebagai
penganggur. Sebagai contoh, ibu rumah tangga, yang tidak ingin bekerja, karena ingin
mengurus keluarganya, tidak tergolong sebagai pengangguran.Seorang anak keluarga kaya,
yang tidak mau bekerja, karena gajinya lebih rendah dari yang diinginkanya, juga tidak
tergolong sebagai penganggur.Ibu rumah tangga dan anak orang kaya tersebut dinamakan
pengangguran sukarela.

Sebab Berlakunya Pengangguran


Faktor utama yang menimbulkan pengangguran adalah kekurangan pengeluaran
agregat.;para pengusaha memproduksi barang dan jasa dengan maksud untuk mencari
keuntungan. Keuntungan tersebut hanya akan dapat diperoleh apabila para pengusaha dapat
menjual barang yang mereka produksikan. Semakin besar permintaan, semakin banyak
barang dan jasa yang akan mereka wujudkan. Kenaikan produksi yang dilakukan akan
menambah penggunaan tenaga kerja. Dengan demikian, terdapat perhubungan yang erat
diantara tingkat pendapatan nasional yang dicapai dengan penggunaan kerja yang dilakukan,
semakin tinggi pendapatan nasioanl, semakin banyak penggunaan tenaga kerja dalam
perekonomian.
Telah diterangkan dalam uraian sebelum ini, bahwa pada umumnya pengeluaran agregat yang
terwujud dalam perekonomian adalah lebih rendah dari pengeluaran agregat yang diperlukan,
untuk mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh.Kekurangan permintaan agregat ini
adalah faktor penting yang menimbulkan pengangguran. Disamping itu, faktor-fakror lain
yang menimbulkan pengangguran adalah (i) menganggur karena ingin mencari kerja yang
lebih baik, (ii) pengusaha menggunakan peralatan produksi modern yang mengurangi
penggunaan tenaga kerja, dan (iii) ketidaksesuaian diantara keterampilan pekerja yang
sebenarnya dengan keterampilan yang diperlukan dalam industri-industri,
Akibat Buruk Penganguran
Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran sesuatu masyarakat adalah tingkat
pendapatannya.Pendapatan masyarakat mencapai maksimum apanbila tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh dapat diwujudkan.Pengangguran mengurangi pendapatan masyarakat, dan
ini mengurangi tingkat kemakmuran yang mereka capai.
Ditinjau dari sudut individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekomomi dan
sosial kepada yang mengalaminya.Ketiadaan pendapatan menyebabkan para penganggur
harus mengurangi pengeluaran konsumsinya. Disamping itu ia dapat menganggu taraf
kesehatan keluarga. Penganguran yang berkepanjangan menimbulkan efek psikologis yang
buruk keatas diri penganggur dan keluarganya.
Apabila keadaan pengangguran disesuatu negara adalah sangat buruk, kekacauan politik dan
sosial selalu berlaku, dan menimbulkan efek yang buruk kepada kesejahteraan masyarakat,
dan prospek pembangunan ekomomi dalam jangka panjang.
Nyatalah, bahwa masalah pengangguran adalah masalah yang sangat buruk efeknya kepada
perekonomian dan masyarakat.Dan oleh sebab itu, secara terus-menerus usaha-usaha harus
dilakukan untuk mengatasinya.

MASALAH INFLASI
Imflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam
suatu perekonomian. Tingkat inflasi (presentasi pertambahan kenaikan harga)berbeda dari
satu periode ke periode lainnya, dan berbeda pula dari satu negara ke negara lain. Ada
kalanya tingkat inflasi adalah rendah, yaitu mencapai dibawa 2 atau 3 persen.Tingkat inflasi
yang moderat mencapai diantara 4-10 persen, inflasi yang sangat serius dapat mencapai
tingkat beberapa puluh atau beberapa ratus persen dalam setahun.

Faktor-faktor Penyebab Inflasi


Masalah kenaikan harga-harga yang berlaku diberbagai negara diakibatkan oleh banyak
faktor. Di negara-negara industri pada umumnya inflasi bersumber dari salah satu atau
golongan dari dua maslaah berikut :
1. Tingkat pengeluaran agregat yang melebihi kemampuan perusahaan-perusahaan
untuk menghasillkan barang-barang dan jasa-jasa
Keinginan untuk mendapatkan barang yang mereka butuhkan akan mendorong para
konsumen meminta barang itu pada harga yang lebih tinggi. Sebaliknya, para
pengusaha akan mencoba menahan barangnya dan hanya menjual kepada pembeli-
pembeli yang bersedia membayar pada harga yang lebih tinggi
2. Pekerja-pekerja diberbagai kegiatan ekonomi menuntut kenaikan upah
Apabila para pengusaha mulain menghadapi kesukaran dalam mencari tambahan
pekerja untuk menambah produksinya, pekerja-pekerja yang ada akan terdorong
untuk menutut kenaikan upah. Apabila tuntutan kenaikan upah berlaku secara meluas,
akan terjadi kenaikan biaya produksi dan berbagai barang dan jasa yang dihasillkam
dalam perekonmomian. Kenaikan biaya produksi tersebut akan mendoorng
perusahaan-perusahaan menaikkan harga-harga barang mereka.
Kedua masalah yang diterangkan diatas biasanya berlaku apabila perekonomian sudah
mendekati tingkat penggunaan tenaga kerja penuh. Dengan perkataan lain, didalam
perekonomian yang sudah sangat maju, masalah inflasi sangat erat kaitannya dengan tingkat
penggunaan tenaga kerja.
Disamping itu, inflasi dapat pula berlaku sebagai akibat (i) kenaikan harga-harga barang yang
diimpor, (ii) penambahan penawaran uang yang berlebihan tanpa diikuti oleh pertambahan
produksi dan penawaran barang, dan (iii) kekacauan politik dan ekonomi sebagai akibat
pemerintahan yang kurang bertanggung jawab.

Akibat Buruk Inflasi


Seperti pengangguran, inflasi juga menimbulkan beberapa akibat buruk kepada individu,
masyarakat, dan kegiatan perekonomian secara keseluruhan.Oleh sebab itu, masalah tersebut
perlu dihindari. Salah satu akibat penting dari inflaso ialah ia cenderung menurunkan taraf
kemakmuran segolongan besar masyarakat mengalami kemerosotan.
Prospek pembangunan ekonomi jangka panjang akan menjadi semakin memburuk, sekiranya
inflasi tidak dapat dikendalikan. Inflasi cenderung akan bertambah menjadi cepat apabila
tidak diatasi. Inflasi yang bertambah serius tersebut cenderung untuk mengurangi investasi
yang produktif, mengurangi ekspor dan menaikkan impor. Kecenderungan ini akan
memperlambat pertumbuhan ekonomi.

KETIDAKSEIMBANGAN NERACA PEMBAYARAN


Kegiatan ekspor dan impor merupakan bagian yang penting dari kegiatan perekonomian
suatu negara.Istilah perekonomian terbuka berarti sesuatu perekonomian itu mempunyai
hubungan ekonomi dengan negara-negara lainm dan terutama ini dilakukan dengan
menjalanjan kegiatan ekspor dan impor.Disamping itu, aliran modal untuk investasi juga
berlaku diantara berbagai negara. Ketidakseimbangan diantara ekspor dan impor dab aliran
keluar/masuk modal dapat menimbulkan masalah serius terhadap kestabilan sesuatu
perekonomian.

Kebaikan dan Keburukan Perekonomian Terbuka


Sejak lama ahli-ahli ekonomi Klasik telah menunjukkan, bahwa kegiatan perdagangan luar
negeri mempunyai beberapa sumbangan penting kepada pertumbuhan ekonomi. Ekspor,
misalnya akan memperluas pasar barang buatan dalam negeri, dan ini memungkinkan
perusahaan-perusahaan dalam negeri mengembangkan kegiatannya. Penanaman karet di
Indonesia tidak akan seluas seperti yang ada sekarang ini, apabila tidak terdapat pasaran
diluar negeri. Kegiatan impor juga dapat memberi sumbangan kepada pertumbuhan
ekonomi.Industri-industri dapat mengimpor mesin-mesin, dan bahan mentah yang
diperlukannya.
Sebaliknya perlu pula disadari, bahwa keterbukaan sesuatu perekonomian tidak selalu
menguntungkan.Impor yang berlebihan dapat mengurangi kegiatan ekonomi didalam negeri,
karena hal tersebut berarti konsumen menggunakan barang luar negeri, dan tidak
menggunakan barang buatan dalam negeri. Lebih banyak pengangguran akan berlaku.
Implikasi berikuutnya, dari keadaan ini ialah modal dalam negeri akan mengalir ke luar
negeri. Maka ketidakseimbangan diantara pengaliran uang daru dalam keluar negeri akan
berlaku. Ini cenderung menurunkan nilai mata uang domestik.

Efek dari Defisit dalam Neraca Pembayaran


Neraca pembayaran adalah suatu ringkasan pembukuan yang menunjukkan aliran
pembayaran yang dilakukan dari negara-negara lain ke dalam negerim dan dari dalam
negeri ke negara-negara lain dalam satu tahun tertentu.Pembayaran-pembayaran yang
dilakukan tersebut meliputi :
1. Penerimaan dari ekspor dan pembayaran waktu impor barang dan jasa
2. Aliran masuk penanaman modal asing, dan pembayaran penanaman modal keluar
negeri
3. Aliran keluar dan aliran masuk modal jangka pendek (seperti mendepositkan uang ke
luar negeri)
Dua neraca penting dalam suatu neraca pembayaran adalah neraca perdagangan dan neraca
keseluruhan.Neraca perdagangan menunjukkan perimbangan diantara ekspor dan impor,
sedangkan neraca keseluruhan menunjukan perimbangan diantara keseluruhan aliran
pembayaran keluar negeri, dan keseluruhan aliran penerimaan dari luar negeri.Defisit neraca
pembayaran berarti pembayaran keluar negeri melebihi penerimaan dari luar negeri. Salah
satu faktor penting yang menimbulkan masalah ini adalah impor melebihi ekspor. Pengaliran
modal yang terlalu banyak keluar negeri adalah faktor lain yang menimbulkan defisit
tersebut.
Defisit dalam neraca pembayaran menimbulkan beberapa efek buruk terhadap kegiatan dan
kestabilan ekonomi negara. Defisit sebagai akibat impor yang berlebihan akanmengakibatkan
penurunan dalam kegiatan ekonomi dalam negeri, karena konsumen menggantikan barang
dalam negeri dengan barang impor. Harga valuta asing akan meningkat dan menyebabkan
harga-harga barang impor bertambah mahal. Kegiatan ekonomi dalam negeri yang menurun
mengurangi kegairahan pengusahan-pengusaha untuk melakukan penanaman modal dan
membangun kegiatan usaha yang lain.
Dengan demikian, sama halnya dengan masalah pengangguran dan inflasi, masalah defisit
dalam neraca pembayaran dapat menimbulkan efek yang buruk ke atas prestasi kegiatan
ekonomi dalam jangka pendek dan jangka panjang. Oleh karenanya, setiap negara harus
berusaha menghindari berlakunya defisit dalam neraca pembayaran.

ALAT PENGAMAT PRESTASI KEGIATAN EKONOMI


Beberapa jenis data makroekonomi dapat digunakan untuk menilai prestasi kegiatan
perekonomian pada suatu tahun tertentu, dan perubahannya dari satu periode ke periode
lainnya.Alat pengamat prestasi kegiatan perekonomian atau indikator makroekonomi
(macroecominc indicator) yang terutama adalah :
1. Pendapatan nasional, pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita
2. Penggunaan tenaga kerja dan pengangguran
3. Tingkat perubahan harga-harga atau inflasi
4. Kedudukan neraca perdagangan dan neraca pembayaran
5. Kestabilan nilai mata uang domestik

PENDAPATAN NASIONAL
Data pendapatan nasional menggambarkan tingkat produksi negara yang dicapai dalam satu
tahun tertentu, dan perubahannya dari tahun ke tahun. Maka ia mempunyai peranan penting
dalam menggambarkan (i) tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai, dan (ii) perubahan dan
pertumbuhannya dari tahun ke tahun.

Mengukur Prestasi Kegiatan Ekonomi


Produk nasional ataupendapatan nasional adalah istilah yang menerangkan tentang nilai
barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu.
Dalam konsep yang lebih spesifik, pengertian produk nasional atau pendapatan nasional
diatas, dibedakan kepada dua pengertian :Produk Nasional Bruto (PNB) dan Produk
Domestik Bruto (PDB). Produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik
warga negara sesuatu negara dinamakan Produk Nasional Bruto, sedangkan Produk
Domestik Bruto adalah produk nasional yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi
didalam negeri (milik warga negara dari orang asing) dalam suatu negara. Dari arti
pengertian PNB dan PDB dapat disimpulkan, bahwa kedua-dua konsep tersebut pada
hakekatnya merupakan ukurang mengenai besarnya kemampuan sesuatu negara untuk
menghasilkan barang dan jasa dalam suatu tahun tertentu.

Tingkat Pertumbuhan Ekonomi


Data produk nasional dapat pula digunakan untuk (i) menilai prestasi pertumbuhan ekonomi,
dan (ii) menentukan tingkat kemakmuran masyarakat dan perkembangannya.Untuk menilai
prestasi pertumbuhan ekonomi, haruslah terlebih dahulu dihitung pendapatan nasional riil
yaitu PNB atau PDB yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku dalam tahun
dasar.Tingkat (presentasi pertambahan) pertumbuhan ekonomi dihitung dari pertumbuhan
PNB atau PDB riil yang berlaku dari tahun ke tahun.
Perhatikan contoh berikut. Misalkan di suatu engara dalam tahun 2002 Produk Nasional
Bruto riil bernilai 120 triliun rupiahm dan meningkat menjadi 126 triliun rupiah pada tahun
2003. Berapakah tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2003?
Berdasarkan data diatas, tingkat pertumbuhannya adalah :
126 triliun – 120 triliun
tingkat pertumbuhan ekonomi tahun 2003= x100 = 5 persen
120 triliun
Tingkat Pertambahan Kemakmuran
Untuk menentukan tingkatb dan pertambahan kemakmuran penduduk perlu dihitung
pendapatan per kapita di berbagai tahun. Dalam negara yang dicontohkan diatas, misalkan di
tahun 2002 jumlah penduduknya 12 juta, dan meningkat menjadi 12,2 juta dalam tahun 2003.
Berapakah pendapatan perkapita tahun 2002 dan 2003, dan berapakah kelajuan pertambahan
kemakmurannya? Jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dilihat dalam perhitungan dibawah
ini:

Rp. 120 triliun


a) Tingkat pendapatan per kapita 2002 = = 10 juta
12 juta

Rp. 126 triliun


b) Tingkat pendapatan per kapita 2003 = = Rp. 10,3278 juta
12,2 juta

10,3278 juta – 10 juta


c) Pertambahan pendapatan per kapita 2003 = x100=3,3%
10 juta

TENAGA KERJA DAN PENGANGGURAN


Pengangguran dalam suatu negara adalah perbedaan diantara angkatan kerja dengan
penggunaan tenaga kerja yang sebenarnya.Yang dimaksud dengan angkatan kerja adalah
jumlah tenaga kerja yang terdapat dalam suatu perekonomian pada suatu waktu tertentu.
Untuk menentukan angkatan kerja, diperlukan dua informasi, yaitu (i) jumlah penduduk yang
berusia diantara 15 tahun dan 64 tahun, dan (ii) jumlah penduduk yang berusia diantara 15-64
tahun yang tidak ingin bekerja (contohnya adalah pelajar, mahasiswa, ibu runah tangga, dan
penganggur sukarela lain). Jumlah penduduk dalam golongan (i) dinamakan penduduk usia
kerja, dan penduduk dalam golongan (ii) dinamakan bukan golongan kerja. Dengan
demikian, angkatan kerja dalam suatu periode tertentu dapat dihitung dengan mengurangi
jumlah penduduk dalam (i) dengan jumlah penduduk dalam (ii). Perbandingan diantara
angkatan kerja dengan penduduk usia kerja (dan dinyatakan dalam persen), dinamakan
tingkat partisipasi angkatan kerja.
Uraian berikut menerangkan cara untuk menghitung pengangguran dan tingkat partisipasi
angkatan kerja. Dalam suatu perekonomian, yang tergolong sebagai penduduk usia kerja
berjumlah 14.891.761 orang, tetapi hanya sebanyak 9.124.458 orang yang tergolong sebagai
angkatan kerja. Diantara angkatan kerja tersebut sebanyak 8.528.571 orang mempunyai
pekerjaan. Berdasarkan kepada data diatas, tingkat partisipasi angkatan kerja dan
pengangguran adalah:
a. Tingkat partisipasi angkatan kerja
9.124.458
𝑥100=61,3 persen
14.891.761.
b. Jumlah pengangguran
9.124.458 – 8.528.571 = 595.887 orang
Apabila diketahui jumlah pengangguran dan angkatan kerja, tingkat pengangguran dalam
suatu waktu tertentu dapat ditentukan. Berdasarkan data diatas, tingkat (presentasi)
pengangguran adalah :
595.887
x100=6,5 persen
9.124.458

Dalam prakteknya sesuatu negara dianggap sudah mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja
penuh (atau kesempatan kerja penuh) apabila dalam perekonomian tingkat
penganggurannya adalah kurang dari 4 persen.Tidak banyak negara yang tingkat
penganggurannya adalah dibawah 4%.Di negara Eropa tingkat pengangguran pada waktu ini
mencapai disekitar 8-10%, sedangkan di Amerika Serikat dan Jepang tingkatnya adalah di
sekitar 5%.

INDEKS HARGA DAN TINGKAT INFLASI


Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu waktu ke waktu lainnya tdiak berlaku secara
seragam.Kenaikan tersebut biasanya berlaku ke atas kebanyakan barang, tetapi tingkat
kenaikannya berbeda.Ada yang tinggi presentasinya dan ada yang rendah.Disamping itu,
sebagian barang tidak mengalami kenaikan.Berlakunya tingkat perubahan harga yang
berbeda tersebut menyebabkan indeks harga perlu dibentuk untuk menggambarkan tingkat
perubahan harga-harga yang berlaku dalam suatu negara. Untuk mengukur tingkat inflasi,
indeks harga yang selalu digubakan adalah indeks harga konsumenm atau lebih dikenal
dengan istilah Consumer Price Index (CPI), yaitu indeks harga dari barang-barang yang
selalu digunakan para konsumen.

Cara Membentuk Indeks Harga


Untuk membentuk indeks harga, tiga langkah perlu dilakukan : (i) memilih tahun dasar, yaitu
tahun yang menjadi titik tolak dalam membandingkan perubahan harga, (ii) menentukan
jenis-jenis barang yang perubahan harga-harganya akan diamati untuk membentuk indeks
hargam dan (iii) menghitung indeks harga.
Dalam tabel 1.1 ditunjukkan suatu contoh sederhana untuk menghitung indeks harga,
dimisalkan tahun dasar adalah tahun 1997.Yang dihitung adalah indeks harga pada akhir
tahun 2003. Dalam perhitungan tersebut, dimisalkan 4 jenis barang digunakan untuk
membentuk indkes harga konsumen, yaitu barang A, B, C, dan D. disamping mengumpulkan
data perubahan harga-harganya, harus pula ditentukan Weightage atau kepentingan relatif
setiap kelompok barang dalam konsumsi masyarakat, sebagai contoh, misalkan kumpulan
barang A sangat penting dalam masyarakat, pengeluarannya meliputi 50% dari pengeluaran
keseluruhan masyarakat. Maka dalam contoh penghitungan kelompok barang A diberi
Weightage sebanyak 50.
Dengan mengetahui nilai kepentingan relatif (weightage) berbagai barang dan harga masing-
masing kumpulan barang tersebut, dapatlah dihitung nilai harga x weightage untuk 1997 dan
2003.Tabel 1.1 menunjukkan nilai tersebut adalah 250.000 pada tahun 1997, sedangkan
untuk tahun 2003, nilainya adalah 600.000.berdasarkan kepada kedua-dua angka tersebut
indeks harga tahun 2003, dapat dihitung yaitu :
600.000
𝐼𝐻2003 x100=240
250.000

Tabel 1.1
Contoh Sederhana Menghitung Indeks Harga Konsumen

Tahun dasar (1997) Tahun 2003


Kelompok
Weightage Harga Harga x Harga Harga x
Barang
(rupiah) Weightage (rupiah) Weightage
A 50 1.000 50.000 2.000 100.000
B 20 5.000 100.000 11.000 220.000
C 5 5.000 25.000 16.000 80.000
D 25 3.000 75.000 8.000 200.000
100 250.000 600.000
Indeks harga pada tahun dasar (1997) adalah 100. Dengan demikian, diantara tahun 1997 dan
2003 harga telah meningkat menjadi 240 persen, atau 2,4 kali lipat dari bunga asal.

Menentukan Tingkat Inflasi


Tingkat inflasi, terutama dimaksudkan untuk menggambarkan perubahan harga-harga yang
berlaku dari satu tahun ke tahun lainnya.Untuk menentukannya perlu diperhatikan data
indeks harga konsumen dari suatu tahun tertentu, dan seterusnya dibandingkan dengan indeks
harga pada tahun sebelumnya. Meneruskan contoh diatas, misalkan pada akhir tahun 2002
indeks harga konsumen adalah 231, dan pada akhir tahun 2003 indeks tersebut adalah 240.
Berapakah tingkat inflasi dalam tahun 2003? Perhitungan dibawah ini menjawab pertanyaan
tersebut. Tingkat inflasi dalam tahun 2003 adalah :
240-231
x100=3,9 persen
231

KEDUDUKAN NERACA PERDAGANGAN DAN NERACA


PEMBAYARAN
Neraca pembayaran memberikan beberapa informasi penting mengenai hubungan ekonomi
diantara satu negara dengan negara-negara asing.Neraca pembayaran merupakan data yang
memberi gambaran tentang lalu lintas perdagangan dan dana dari satu negara ke berbagai
negara lain dalam satu tahun tertentu. Dua komponen penting dari neraca pembayaran yang
perlu diperhatikan adalah neraca perdagangan dan neraca keseluruhan (overall balance).

Neraca Perdagangan dan Aliran Modal


Pertama-tama neraca pembayaran akan memberikan informasi mengenai nilai dan
perkembangan ekspor dan impor. Ekspor dan impor adalah kegiatan yang selalu dilakukan
setiap negara, dan sampai dimana peranan kegiatan tersebut dalam perekonomian dapat
diamati dari perkembangan neraca perdagangan. Defisit dalam neraca perdagangan, yang
disebabkan oleh impor yang melebihi ekspor mengurangi tingkat kegiatan ekonomi didalam
negeri, dan masalah pengangguran yang lebih serius akan dihadapi.
Masalah lain yang mungkin timbul adalah kehilangan kepercayaan orang terhadap prospek
ekonomi negara tersebut dalam jangka panjang. Sebagai akibatnya modal dalam negeri akan
mengalir keluarm dan modal luar negeri tidak akan ditanam di negara tersebut. Keadaan
seperti ini dapat memperhambat pertumbuhan ekonomi dimasa depan. Akibat-akibat buruk
seperti ini menyebabkan berbagai negara berusaha untuk menghindari masalah defisit dalam
neraca perdagangan dan aliran modal.

Neraca Keseluruhan (Neraca Pembayaran)


Dalam melihat prestasi hubungan ekonomi suatu negara dengan negara-negara lain perlu
diperhatikan kedudukan keseimbangan keseluruhan, keseimbangan keseluruhan ini
dinamakan neraca keseluruhan dari neraca pembayaran.Disamping menunjukkan data
ekspor dan impor, informasi penting lain yang dapat dilihat dari suatu neraca
pembayaran adalah aliran modal jangka pendek dan jangka panjang. Aliran modal ini
menggambarkan aliran neto (aliran masuk dikurangi aliran keluar) modal asing yang
dilakukan ke suatu negara. Dengan demikian, pada hakekatnya neraca pembayaran
menunjukkan perimbngan mutasi-mutasi keuangan dari satu negara ke negara-negara lain.
Perimbangan ini dinamakan neraca keseluruhan.
Neraca keseluruhan yang negatif, dan dinamakan defisit neraca pembayaran, berarti
mutasi-mutasi keuangan ke luar negeri adalah lebih banyak dari yang diterima dari luar
negeri, disamping dapat menunjukkan besarnya defisit yang dialami dalam suatu waktu
tertentu.Dari neraca pembayaran, dapat dilihat sebab-sebab yang menimbulkan defisit
tersebut. Mungkin sebabnya adalah impor yang lebih besar dari ekspor, disamping itu, ia
dapat disebabkan pula oleh pengaliran modal yang terlalu besar ke luar negeri.

KESTABILAN KURS VALUTA ASING


Salah satu alat pengukur lain yang selalu digunakan untuk menilai keteguhan sesuatu
ekonomi adalah perbandingan nilai sesuatu mata uang asing (misalnya dollar US) dengan
nilai mata uang asing domestik (misalnya Rupiah). Perbandingan ini dinamakan kurs valuta
asing.Kurs ini akan menunjukkan banyaknya uang dalam negeri yang diperlukan untuk
membeli satu unit valuta asing tertentu.Kurs valuta asing dapatlah dipandang sebagai “harga”
dari sesuatu mata uang asing.Salah satu faktor penting yang mempengaruhi kurs valuta asing
adalah neraca keseluruhan.Neraca keseluruhan yang mengalami defisit cenderung untuk
menaikkan nilai valuta asing. Dan sebaliknya, apabila neraca pembayaran teguh (surplus
dalam neraca keseluruhan) dan cadangan valuta asing yang dimiliki negara terus-menerus
bertambah jumlahnya, nilai valuta asing akan bertambah murah. Maka keteguhan kurva
valuta asing dapat digunakan sebagai salah satu ukuran untuk menilai kestabilan dan
perkembangan sesuatu perekonomian.
KEBIJAKAN MAKROEKONOMI
Bentuk-bentuk kebijakan ekonomi yang akan dilakukan suatu negara sangat bergantung
kepada tujuan-tujuan yang ingin dicapainya. Oleh sebab itu, dalam membicarakan mengenai
bentuk-bentuk kebijakan makoekonomi, ada baiknya apabila terlebih dahulu diterangkan
tujuan-tujuan dari menjalankan kebijakan-kebijakan tersebut.

TUJUAN-TUJUAN KEBIJAKAN MAKROEKONOMI


Setiap kebijakan ekonomi bertujuan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
dihadapi. Berdasarkan kepada masalah-masalah makroekonomi yang diterangkan sebelum
ini, tujuan-tujuan kebijakan makroekonomi dapat dibedakan kepada lima aspek berikut ini :
1. Menstabilkan kegiatan ekonomi
2. Mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja (kesempatan kerja) penuh tanpa inflasi
3. Menghindari masalah inflasi
4. Menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh
5. Mewujudkan kekukuhan neraca pembayaran dan kurs valuta asing

Menstabilkan Kegiatan Ekonomi


Kestabilan ekonomi yang diidam-idamkan setiap negara pada umumnya diartikan sebagai
suatu keadaan ekonomi dimana tidak terdapat pengangguran yang serius, dan perekonomian
menikmati kestabilan harga-harga.Pengertian tersebut meliputi pula kestabilan dalam neraca
pembayarannya. Dengan demikian, pengertian kestabilan ekonomi meliputi kewujudan dari
tiga hal berikut : (i) tingkat penggunaan tenaga kerja adalah tinggi, (ii) tingkat harga-harga
tidak menunjukkan perubahan yang berarti, dan (iii) terdapat keseimbangan diantara ekspor
dan impor dan lalu lintas modal dari/ke luar negeri.
Tujuan menstabilkan ekonomi berarti pula keinginan untuk menghindari fluktuasi yang tajam
dalam kegiatan ekonomi dari suatu waktu ke waktu lainnya.Pertumbuhan ekonomi yang
sangat cepat dapat menimbulkan inflasi.Apabila inflasi ini tidak dapat dikendalikan,
kemerosotan ekonomi yang serius dapat berlaku pada masa berikutnya. Fluktuasi yang tidak
dikendalikan tidak akan menjamin kewujudan tiga hal yang dinyatakan diatas, yaitu
pengangguran yang rendah, kestabilan harga-harga dan kstabilan neraca pembayaran.

Penggunaan Tenaga Kerja Penuh tanpa Inflasi


Berusaha mencapai tingkat penggunaan tenaga kerja penuh tanpa inflasi merupakan cita-cita
yang paling ideal kalau dibandingkan dengan tujuan-tujuan lainnya. Dalam bahasa Inggris,
tujuan ini dapat dinyatakan secara ungkapan berikut :”to acchive full employment without
imflation” atau kalau dinyatakan dalam bahasa Indonesia “mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh tanpa inflasi”. Apabila sesuatu masyarakat dapat selalu mencapai tujuan
ini, dengan sendirinya tujuan-tujuan lainnya, yaitu mencapai kestabilan ekonomi, dan
pertumbuhan ekonomi yang teguh akan tercapai. Pada umumnya berbagai negara tidak dapat
terus-menerus mencapai penggunaan tenaga kerja penuh.Kekurangan pengeluaran agregat
merupakan faktor yang terpenting yang menimbulkan keadaan tersebut. Kebijakan-kebijakan
pemerintah yang berusaha menambah pengeluaran agregat biasanya hanya mampu
mengurangi pengangguran, tetapi tidak selalu dapat mencapai kegiatan perekonomian pada
penggunaan tenaga kerja penuh.

Menghindari Masalah Inflasi


Telah ditunjukkan bahwa inflasi menimbulkan beberapa akibat buruk ke atas kesejahteraan
masyarakat dan kegiatan perekonomian.Adakalanya inflasi berlaku sebagai akibat
ketidakstabilan politik dan ekonomi suatu negara.Dalam keadaan seperti ini, biasanya tingkat
inflasi tinggi, dan sukar dikendalikan, tetapi sering sekali inflasi berlaku sebagai akibat
permintaan masyarakat yang berlebihan, pertambahan penawaran uang yang berlebihan dan
kenaikan dalam biaya produksi.Kebijakan pemerintah diperlukan untuk mengatasi masalah
inflasi seperti itu.

Mewujudkan Pertumbuhan Ekonomi yang Teguh


Tujuan ini merupakan tujuan makroekonomi jangka panjang.Dari satu periode ke periode
lainnya, faktor-faktor produksi mengalami pertambahan dalam kuantitas dan kualitasnya.
Pertambahan penduduk pada akhirnya akan menambah jumlah tenaga kerja. Penawaran
modal menambah barang-barang modalk, dan meningkatkan penggunaan teknologi yang
lebih modern. Keahlian keusahawan akan semakin berkembang. Berbagai perkembangan dan
perbaikan ini akan menambah kemampuan suatu negara untuk memproduksi barang dan jasa.
Sedikit-sedikitnya ada dua alasan yang menyebabkan sesuatu negara harus berusaha
mencapai pertumbuhan ekonomi yabng teguh dalam jangka panjang untuk menyediakan
kesempatan kerja kepada tenaga kerja yang terus-menerus bertambah, dan untuk menaikkan
tingkat kemakmuran masyarakat. Kedua-dua alasan ini merupakan pendorong utama ,kepada
pemerintah untuk berusaha menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh.

Mengukuhkan Neraca Pembayaran dan Kurs Valuta Asing


Krisis moneter yang dialami Indonesia dan beberapa negara Asia lain pad atahun 1997-1999
merupakan satu pengalaman pahit yang menunjukkan bagaimana sektor luar negeri dapat
meniumbulkan efek buruk terhadap kegiatan ekonomi dalam negeri. Neraca pembayaran
yang tidak kukuh akan mengurangi kemampuan suatu negara dalam menghadapi masalah
pengaliran dana keluar negeri yang melebihi dari jeadaan yang biasanya berlaku, sebagai
akibatnya cadangan mata uang asing akan merosot, dan kurs mata uang asing meningkat. Hal
ini akan menimbulkan beberapa efek buruk ke atas kegiatan ekonomi di dalam negeri seperti
inflasi berlaku, biaya produksi meningkat, akan tetapi sebaliknya, daya beli riil masyarakat
merosot. Berbagai perubahan ini akan mengurangi kegiatan ekonomi didalam negeri, dan
lebih banyak pengangguran akan berlaku. Pengalaman ini menunjukkan bahwa kebijakan-
kebijakan ekonomi perlu berusaha agar kedudukan neraca pembayaran dan kurs valuta asing
selalu tetap teguh keadaannya.

BENTUK-BENTUK KEBIJAKAN MAKROEKONOMI


Beberapa bentuk kebijakan ekonomi dapat dijalankan pemerintah untuk mencapai tujuan-
tujuan yang telah diterangkan diatas. Kebijakan-kebijakan yang dapat dijalankan dibedakan
kepada tiga bentuk kebijakan “
1. Kebihjakan fiskal
2. Kebijakan moneter
3. Kebijakan segi penawaran

Kebijakan Fiskal
Kebijakan fiskal meliputi langkah-langkah pemerintah membuat perubahan dalam bidang
perpajakanm dan pengeluaran pemerintah dengan maksiud untuk mempengaruhi
pengeluaran agregat dalam perekonomian.Menurut pandangan Keynes, kebijakan fiskal
adalah sangat penting untuk mengatasi pengangguran yang relatif serius. Melalui kebijakan
fiskal pengeluaran agregat dapat ditambah, dan langkah ini akan menaikkan pendapatan
nasional dan tingkat penggunaan tenaga kerja. Di bidang perpajakan, langkah yang perlu
dilaksanakan adalah mengurangi pajak pendapatan. Pengurangan pajak ini akan menambah
kemampuan masyarakat untuk membeli barang dan jasa, dan akan meningkatkan pengeluaran
agregat. Seterusnya pengeluaran agregat dapat lebih ditingkatkan lagi dengan cara menaikkan
pengeluaran pemerintah untuk membeli barang dan jasa yang diperlukannya maupun untuk
menambah investasi pemerintah.
Dalam masa inflasi, atau pada ketika kegiatan ekonomi tidak mencapai tingkat penggunaan
tenaga kerja penuh, dan kenaikan harga-harga sudah semakin pesat, langkah sebaliknya harus
dijalankan, yaitu pajak dinaikkan dan pengeliuaran pemerintah dikurangi, langkah ini akan
menurunkan pengeluaran agregat dan tekanan inflasi dapat dikurangi. Uraian mengenai
kebijakan fiskal akan dibuat dalam Bab Lima.
Kebijakan Moneter
Kebijakan moneter meliputi langkah-langkah pemerintah, yang dilaksanakan oleh Bank
Sentral (di Indonesia Bank sentral adalah Bank Indonesia), untuk mempengaruhi
(mengubah) penawaran uang dalam perekonomian atau mengubah suku bunga, dengan
maksud untuk mempengaruhi pengeluaran agregat..
Salah satu komponen dari pengeluaran agregat adalah penanaman modal (investasi) oleh
perusahaan-perusahaan. Suku bunga yang tinggi akan mengurangi penanaman modal, dan
apabila suku bunga rendah lebih banyak penawaran modal akan dilakukan. Dengan demikian
salah satu cara yang dapat dijalankan pemerintah untuk mempengaruhi pengeluaran agregat
ialah dengan mempengaruhi penanaman modal. Apabila pengangguran berlaku dalam
perekonomian pengaturan agregat perlu ditambah untuk mengurangi pengangguran.
Menurunkan suku bunga untuk menggalakkan pertambahan penanaman modal adalah salah
satu cara untuk mencapai tujuan tersebut. Tujuan ini dapat dicapai pemerintah dengan
menjalankan kebijakan moneter.
Menurut pandangan Keynes, suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran
uang.Bank sentral dapat mempengaruhi penawaran uang.Melalui alat-alat dalam kebijakan
moneter pemerintah dapat menambah penawaran uang.Ceteris paribus, pertambahan ini akan
menurunkan suku bunga. Dengan penurunan suku bunga tersebut diharapkan penanaman
modal akan bertambah, dan ini akan meningkatkan pengeluaran agregat. Sebagai implikasi
dari perubahan ini kegiatan ekonomi akan meningkat dan pengangguran menurun. Dalam
masa inflasi, langkah sebaliknya perlu dilakukan, yaitu penawaran uang dikurangi untuk
menaikkan suku bunga. Diharapkan langkah ini akan menurunkan investasi, dan seterusnya
pengeluaran agregat akan menurun. Hal ini akan mengurangi tekanan inflasi. Uraian
mengenai kebijakan moneter akan dibuat dalam Bab Sembilan.
Kebijakan Segi Penawaran
Kebijakan-kebijakan fiskal dan moneter seperti yang diterangkan sebelum ini dapat
dipandang sebagai kebijakan yang mempengaruhi pengeluaran agregat.Dengan demikian,
kebijakan fiskal dan moneter tersebut dapat dipandang sebagai kebijakan dari segi
permintaan.Disamping melalui permintaan, kegiatan perekonomian negara dapat pula
dipengaruhi melalui segi penawaran.Kebijakan segi penawaran bertujuan untuk
mempertinggi efesiensi kegiatan perusahaan-perusahaan, sehingga dapat menawarkan
barang-barangnya dengan harga yang lebih murah atau dengan mutu yang lebih baik.
Salah satu kebijakan segi penawaran adlaah kebijakan pendapatan (incomes policy), yaitu
langkah pemerintah yang bertujuan mengendalikan tuntutan kenaikan pendapatan
pekerja.Tujuan ini dilaksanakan dengan berursaha mencegah kenaikan pendapatan yang
berlebihan. Pemerintah akan melarang tuntutan kenaikan upah yang melebihi kenaikan
produktivitas pekerja, kebijakan seperti itu akan menghindari kenaikan biaya produksi yang
berlebihan.
Kebijakan segi penawaran yang lain lebih ditekankan kepada (i) meningkatkan kegairahan
tenaga kerja untuk bekerja, dan (ii) meningkatkan usaha para pengusaha untuk mempertinggi
efesiensi kegiatan memproduksinya. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan dalam (i) pajak
pendapatan rumah tangga akan dikurangi, terutama pajak pendapatan dari golongan
masyarakat yang berperndapatan tinggi. Untuk mencapai tujuan yang dinyatakan (ii)
pemerintah akan memberi insentif (misalnya berupa pengurangan pajak atau pembebasan
pajak) kepada perusahaan-perusahaan yanhg melakukan inovasi, menggunakan teknologi
yang lebih canggih atau menyediakan dana yang besar untuk membuat penyelidikan, dan
pengembangan untuk memperbaiki mutu barang yang diproduksi.
Disamping dengan meningkatkan kegairahan tenaga kerja untuk bekerja, dan member
insentif kepada perusahaan, kebijakan segi penawaran dapat dijalankan dengan cara (i)
mengembangkan infrasturktur, dan (ii) peningkatan pelayanan pemerintah dalam
mengembangkan kegiatan usaha sektor swasta. Infrastruktur yang lebih baik, dan peraturan
pemerintah yang kondusif kepada pengembangan sektor swasta sangat penting peranannya
dalam mengembangkan kegiatan usaha swasta, dan mengaitkan efesiensi kegiatan tersebut.
RINGKASAN DAN KONSEP PENTING

RINGKASAN
1. Makroekomomi adalah teori dasar kedua dalam ilmu ekonomi. Teori dasar lainnya adalah
mikroekonomi. Teori mikroekonomi menganalisis kegiatan suatu perekonomian dengan
melihat bagian-bagian kecil dari keseluruhan kegiatan ekonomi. Manakala
makroekonomi melihat kegiatan ekonomi dengan memperhatikan gambaran kegiatan
ekonomi secara menyeluruh
2. Dari segi analisisnya (dari segi bentuk analisis terhadap kegiatan ekonomi) teori
mikroekonomi menganalisis bagaimana suatu masyarakat menyelesaikan tiga persoalan
berikut : (a) apakah jenis barang-barang yang perlu diproduksikan? (b)bagaimana caranya
barang-barang tersebut diproduksikan? Dan (c) untuk siapakah barang-barang tersebut
diproduksikan>
3. Analisis dalam makroekonomi pada hakekatnya menerangkan (a) bagaimanakah kegiatan
ekonomi ditentukan, dan apakah faktor-faktor penentunya? (b) masalah-masalah apakah
yang selalu dihadapi setiap perekonomian? Dan (c) Apakah tujuan kebijakan pemerintah
dan bagaimanakah bentuk kebijakan pemerintah untuk mengatasi masalah ekonomi dan
mencapai tujuan tersebut
4. Analisis yang dinyatakan dalam 3(a), yaitu bagaimana tingkat ekonomi ditentukanm
merupakan bagian yang sangat penting dalam analisis makroekonomi. Analisis penentuan
tingkat kegiatan ekonomi (dan penentuan tingkat pendapatan nasional) dibedakan kepada
tiga bentuk analisis (i) analisis mengenai peranan pengeluaran agregat dalam penentuan
kegiatan ekonomi (diuraikan dalam Bab Empat hingga Bab Enam), (ii) analisis penentuan
kegiatan ekonomi pada harga yang dapat berubah (diuraikan dalam Bab Tujuh), dan (iii)
analisis penentuan kegiatan ekononi pada auku bunga dan tingkat harga yang dapat
berubah (diuraikan dalam Bab Sembilan)
5. Ahli-ahli ekonomi selalu mengamati prestasi kegiatan perekonomian dari waktu ke
waktu. Untuk mencapai tujuan tersebut perlu diperhatikan data statistik yang
menggambarkan perubahan-perubahan dalam kegiatan ekonomi negara. Data statistik
tersebut dinamakan indikator makroekonomi atau macroecomic indicator. Terdapat
banyak jenis indikator makroekononi atau alat pengamat makroekonomi. Dalam analisis
makroekonomi yang terutama perlu diperhatikan adalah pendapatan nasionak (PDB dan
PNB), tingkat pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan tingkat pengangguran, inflasi
dan neraca pembayaran
6. Kegiatan ekonomi tidak selalu mencapai efesiensi yang diharapkan, yaitu tidak mencapai
kesempatan kerja penuh secara terus-menerus. Dalam teori, untuk memberi gambaran
tentang efesiensi kegiatan ekonomi, perlu diperhatikan perbedaan diantara KNKn
potensial dan KNK sebenarnya, dan mengenai konjuungtur
7. Kegiatan ekonomi yang tidak efesien menimbulkan berbagai masalah makroekonomi,
yaitu masalah-masalah yang mempengarhi keseluruhan ekonomi. Masalah-masalah
tersebut adalah : pengangguran, pertumbuhan yang lambat, inflasi dan ketidakseimbangan
nerasa pembayaran
8. Telah dikatakan, mekanisme pasar tidak dapat mewujudkan tingkat kegiatan ekonomi
negara yang efesien secara terus-menerus. Hal ini menimbulkan berbagai masalah
ekonomi dan diperlukan kebijakan pemerintah untuk mengatasinya. Dalam mengatasi
masalah yang dihadapi keseluruhan ekonomi, mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
tanpa inflasi, memciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, menghindari masalah
inflasi yang tinggi, dan mewujudkan neraca pembayaran yang kukuh
9. Kebijakan pemerintah yang digunakan untuk mengatasi masalah-masalah ekonomi yang
telah diterangkan dibedakan kepada tiga bentuk tindakan, kebijakan fiskal, kebijakan
moneter, dan kebijakan segi penawaran. Dalam kebijakan fiskal akan dibuat perubahan
dalam pengeluaran pemerintah, atau pajak untuk mempengaruhi tingkat pengeluaran
agregat. Dalam kebijakan moneter yang dilakukan adalah membuat perubahan dalam
penawaran uang atau suku bunga untuk mempengaruhi pengeluaran agregat. Kebijakan
segi penawaran dilakukan dengan mengurangi pajak, memberikan insentif fiskal,
memberi subsidi, dan menyediakan infrastruktur yang baik untuk menaikkan efesiensi
kegiatan perusahaan-perusahaan. Mengembangkan infrastuktur dan membuat peraturan
yang kondusif kepada suasana usaha yang baik juga perlu dilakukan
KONSEP PENTING
1. Indeks harga
Suatu angka yang menggambarkan sejauh mana harga-harga dalam perekonomian pada
suatu tahun tertentu telah mengalami perubahan jika dibandingkan dengan harga pada
tahun dasar, yaitu tahun yang menjadi dasar perbandingan dalam penentuan indeks
harga.Indeks harga konsumen menggambarkan kenaikan /perubahan harga barang-barang
konsumsi.Indeks harga produsen menggambarkan kenaikan /perubahan harga –harga
barang ketika barang tersebut dijual produsen-produsen
2. Inflasi
Kenaikan harga-harga umum yang berlaku dalam suatu perekonomian, dan satu periode
ke periode lainnya.Tingkat inflasi adalah presentasi kenaikan harga-harga pada suatu
tahun tertentu berbanding dengan tahun sebelumnya
3. Jumlah kesempatan kerja
Jumlah tenaga buruh yang sedang bekerja untuk orang lain, atau perusahaan lain, dan
untuk usaha milik sendiri secara sepenuhb waktu. Tenaga buruh yang tidak bekerja atau
sedang bekerja tetapi jumlah jam kerjanya terbatas digolongkan sebagai pengangguran
4. Kebijakan makroekonomi
Langkah-langkah pemerinta yang bertujuan untuk mempengaruhi keseluruhan
perekonomian dengan tujuan untuk mempertinggi efesiensi kegiatan ekonomi,
menghindari inflasi, menciptakan pertumbuhan ekonomi yang teguh, dan mengukuhkan
kedudukan sektor luar negeri.Kebijakan fiskal adalah usaha pemerintah mempengaruhi
kegiatan ekonomi dengan membuat perubahan dalam pengeluarannya, dan dalam sistem
perpajakan.Kebijakan moneter adalah langkah pemerintah yang dijalankan melalui bank
sentral untuk mempengaruhi kegiatan perekonomian dengan membuat perubahan dalam
penawaran uang dan suku bunga.Kebijakan segi penawaran adalah langkah pemerintah
yang berusaha meningkatkan efesiensi kegiatan perusahaan-perusahaan dan tenaga kerja,
sehingga produksi nasional dapat ditingkatkan, biaya produksi dikurangkan, dan
teknologi semakin berkembang
5. Keseimbangan pendapatan nasional
Suatu keadaan dalam perekonomian, dimana pengeluaran agregat (keinginan masyarakat
untuk berbelanja) adalah sama dengan penawaran agregat (keinginan perusahaan-
perusahaan dalam perekonomian dalam mengeluarkan barang)
6. Konjungtur
Adalah kenyataan yang berlaku dalam perekonomian yang menunjukkan bahwa kegiatan
ekonomi tidak berkembang secara teratur, tetapi mengalami kenaikan atau kemunduran
yang selalu berubah dari waktu ke waktu. Gambaran atau grafik mengenai konjungtur
adalah suatu grafik yang menunjukkan perubahan pendapatan nasional, dan kegiatan
ekonomi dari suatu waktu ke waktu lain
7. Neraca pembayaran
Informasi atau catatan ringkas yang menunjukkan aliran keluar masuk keuangan diantara
satu negara dengan negara-negara lain. Dalam neraca pembayaran diliputi tiga aliran
keuangan berikut : ekspor dan impor barang nampak, ekspor dan impor jaas, dan aliran
keluar/masuk modal jangka pendek dan jangka panjang
8. Neraca perdagangan
Menggambarkan nilai ekspor dan impor barang, serta perbedaannya dalam suatu tahun
tertentu.
9. Pengangguran
Jumlah tenaga kerja dalam perekonomian yang secara aktif mencari kerja, tetapi belum
memperolehnya.Tingkat pengangguran adalah perbandingan (dinyatakan dalam persen)
diantara jumlah tenaga kerja yang mengatur dengan jumlah tenaga kerja pada suatu waktu
tertentu. Pengangguran sukarela adalah orang yang berada dalam lingkungan umur tenaga
kerja (15-64 tahun) yang tidak secara aktif mencari kerja.
10. Pendapatan nasional (produk nasional)
Nilai barang-barang dan jasa-jas yang dihasilkan sesuatu negara dalam suatu tahun
tertentu. Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah pendapatan negara yang dihitung
menurut harga-harga pada tahun yang diproduksi nasionalnya dihitung. Pendapatan
nasional riil atau menurut harga tetap adalah pendapatan nasional yang dihitung pada
harga-harga disuatu tahun tertentu yang berbeda dengan tahun dimana produksi
nasionalnya dihitung.Pendapatan nasional potensial adalah pendapatan nasional yang
diciptakan apabila perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh. Manakala
pendapatan nasional sebenarnya adalah nilai produk nasional yang sebenarnya
diwujudkan oleh kegiatan ekonomi pada suatu tahun tertentu
11. Pengeluaran (perbelanjaan) agregat
Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam perekonomian pada suatu waktu tertentu
(biasanya dalam satu tahun) pada berbagai tingkat pendapatan negara.
12. Permintaan agregat
Perbelanjaan yang akan dilakukan dalam suatu perekonomian dalam suatu periode
tertentu, misalnya satu tahun, pada berbagai tingkat harga.
13. Permintaan efektif
Perbelanjaan-perbelanjaan yang sebenarnya akan dilakukan dalam suatu perekonomian
pada waktu tertentu.
14. Pertumbuhan ekonomi
Perkembangan kegiatan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu, dan menyebabkan
perndapatan nasional riil semakin berkembang, tingkat pertumbuhan ekonomi
menunjukkan persentasi kenaikan pendaoatan nasional riil pada suatu tahun tertentu
apabila dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelunnya.
15. Tenaga buruh atau angkatan kerja
Jumlah penduduk yang tergolong dalam umur antara 15 tahun hinga 64 tahun, yang
sedang bekerja atau secara aktif sedang mencari pekerjaan.
16. Teori makroekonomi
Analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan gambaran yang menyeluruh mengenain
kegiatan ekonomi. Dalam analisisnya yang diperhatikan bukanlah kegiatan seorang
konsumen atau produsen, tetapi keseluruhan konseumen dan produsen dalam
perekonomian

17. Teori mikroekonomi


Analisis dalam ilmu ekonomi yang menerangkan bagian-bagian kecil dalam keseluruhan
kegiatan ekonomi, yaitu kegiatan dalam satu pasar barang tertentu, perilaku kegiatan
seseorang konsumen dan perilaku kegiatan seorang produsen.
PERTANYAAN DAN LATIHAN

PILIHAN GANDA
1. Antara yang berikut, yang manakah benar tentang pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik?
a. Sistem ekonomi pasaran bebas menimbulkan babyak efek buruh terhadap kegiatan
ekonomi
b. Penawaran dengan sendirinya akan mencipta penawaran
c. Kegiatan ekonomi suatu negara bergantung kepada permintaan efektif
d. Perekonomian tidak selalu mencapai tingkat kesempatan kerja penuh, karena
pengeluaran agregat tidak mencukupi
2. Apakah yang menyebabkan KNK sebenarnya suatu negara akan melebihi KNK
Potensial>
a. Pengeluaran agregat yang wujud dalam perekonomian tingkat rendah
b. Perekonomian belum mencapai tingkat kesempatan kerja penuh
c. Pengangguran rendah dan banyak pekerja sering digunakan dalam perekonomian
d. Impor barang dan jasa bertambah dan melebihi ekspor
3. Apabila dalam perekonomian dialami pertambahan dalam tingkat pengangguran
a. Inventaris perusahaan-perusahaan akan meningkat
b. Upah riil sama dengan upah nominal
c. PDB harga tetap bertambah
d. Tingkat inflasi negatif
4. Tabel dibawah menunjukkan jumlah tenaga kerja, dan jumlah kesempatan kerja disuatu
negara dari tahun 1998 hingga 2001
Tahun Jumlah tenaga buruh Jujmlah kesempatan kerja
1998 10.308.976 9.942.471
1999 10.618.245 10.211.324
2000 10.936.792 10.648.927
2001 11.264.895 11.976.955
Pada tahun manakah, tingkat pengangguran mencapai tahap yang paling tinggi?
a. 1998
b. 1999
c. 2000
d. 2001
5. Dalam perekonomian yang mencapai keseimbangan (ekuilibrium)
a. Kesempatan kerja penuh akan tercapai
b. Pendapatan nasional potensial sama dengan pendapat nasional sebenarnya
c. Pengeluaran agregat sama dengan pendapat nasional pada kesempatan kerja penuh
6. Misalkan dalam suatu negara, didapati data ekonomi seperti dibawah ini :
Tenaga kerja = 7.859.375 orang
Kesempatan kerja = 7.607.189 orang
Tingkat partisipasi tenaga kerja = 66,7%
Berapakah jumlah penduduk dalam lingkungan umur 15 hingga 64 tahun?
a. 10.885.346 orang
b. 11.156.504 orang
c. 11.446.640 orang
d. 11.783.170 orang

ESSAY
1. a. Secara ringkas, terangkan tiga masalah ekonomi utama yang dikaji dalam teori
makroekonomi
b. terangkan tdengan menggunakan iga tujuan utama kebijakan ekonomi pemerintah
2. Secara ringkas, terangkan konsep ekonomi berikut :
a. Tingkat partisipasi tenaga kerja
b. Pendapatan nasional potensial dan pendapatan nasional sebenarnya
c. Pengeluaran agregat
3. Apakah maksud istilah “kestabilan ekonomi”? terangkan peranan kebijakan fiskal,
kebijakan moneter, dan kebijakan segi penawaran dalam mewujudkan kestabilan ekonomi
4. a. Dengan menggunakan grafik, tunjukkan KNK potensial dan KNK sebenarnya
b. Terangkan arti inflasi dan pengangguran. Mengapa ibu rumah tangga dinamakan
pengangguran sukarela?
5. Dengan menggunakan grafik, terangkan :
a. Masalah pertumbuhan ekonomi
b. Konjungtur atau business cycle
6. a. Faktor apakah yang menentukan tingkat kegiatan suatu perekonomian? Apakah
kesempatan kerja penuh selalu dicapai? Mengapa!
b. Nyatakan dan secara ringkas, terangkan tiga bentuk kebikjakan pemerintah untukm
mempengaruhi tingkat kegiatan ekonomi

KUANTITATIF
1. Tabel dibawah menunjukkan PNB sebenarnya, dan PNB potensial pada berbagai tahun
untuk suatu perekonomian. (nilai dalam triliun rupiah)
Tahun PNB Sebenarnya PNB potensial
1998 148 180
1999 160 175
2000 180 180
2001 182 198
a. Apakah PNB sebenarnya dan PNB potensial?
b. 1) apakah jurang PNB?
2) Hitung jurang PNB perekonomian itu pada tahun 1998 hingga 2001
c. 1) Pada tahun berapakah keadaan ekonomi paling buruk? Mengapa!
2) Pada tahun berapakah perekonomian mencapai tingkat kesempatan kerja penuh?
Mengapa!
2. a) Defimisikan konsep berikut : tenaga kerja (angkatan kerja), kesempatan kerja, dan
pengangguran

b) Dari data berikut, hitung jumlah pengangguran dan tingkat pengangguran\


Tahun Tenaga kerja Kesempatan kerja
2000 12.210.121 11.787.140
2001 12.580.456 12.147.601
2002 13.101.132 12.878.731
2003 13.802.543 13.231.876

c) Definisikan tingkat kesempatan kerja penuh. Adakah pada tahun 2000, dan sesudahnya
perekonomian itu sudah mencapai tingkat kesempatan kerja penuh? Beri alasan jawaban
anda!
3. a) Defenisikan konsep berikut : indeks harga, pendapatan nasional, tingkat inflasim dan
tingkat pertumbuhan ekonomi
b) Data berikut menggambarkan PDB menurut harga berlaku, dan indeks harga pada
tahun 2000 hingga 2003
Tahun Produk Domestik Bruto Indeks
(Triliun Rupiah) Harga
2000 123.213 142.0
2001 132.741 145.8
2002 145.231 152,8
2003 160.478 160.9
Hitunglah
1) Tingkat inflasi pada tahun 2001, 2002 dan 2003
2) PDB riil tahun 2000 hingga 2003
3) Tingkat pertumbuhan ekonomi semenjak tahun 2001

BAB II

Penghitungan Pendapatan Nasional


HAL – HAL YANG DITERANGKAN
 Beberapa konsep dalam penghitungan pendapatan nasional
 Cara penghitungan I : cara pengeluaran
 Cara penghitungan II : cara produk neto
 Cara penghitungan III : cara pendapatan
 Pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel
 Pendapatan nasional dan tingkat pertumbuhan ekonomi
 Masalah penghitungan dan kegunaan data pendapatan nasional

Telah diterangkan dalam Bab Satu bahwa teori makroekonomi memusatkan perhatian dan
analisisnya kepada memperhatikan kegiatan ekonomi negara ditinjau secara global, yaitu
secara gambaran yang menyeluruh. Seperti telah diterangkan, analisis makroekonomi antara
lain perlu menjawab pertanyaan – pertanyaan berikut : Adakah keseluruhan tingkat kegiatan
ekonomi negara mengalami pertumbuhan dan berapa cepatkah pertumbuhannya? Adakah
tingkat pertumbuhan tersebut lebih baik atau lebih buruk dari masa lalu? Bagaimanakah
prospeknya di masa depan? Sektor–sektor manakah yang menjadi penggerak pertumbuhan
ekonomi yang berlaku?.
Sesuatu perekonomian tidak akan dapat memberikan informasi dan menjawab
pertanyaan – pertanyaan seperti itu apabila tidak terdapat data mengenai Produk Nasional
Bruto, Produk Domestik Bruto dan komponen – komponen lain dari konsep produk
nasional atau pendapatan nasional tersebut. Setiap negara akan mengumpulkan berbagai
informasi mengenai kegiatan ekonominya agar secara kontinu dapat diperhatikan perubahan-
perubahan tingkat dan corak kegiatan ekonomi yang berlaku.
Salah satu informasi penting yang akan dikumpulkan adalah data mengenai
pendapatan nasionalnya, yaitu nilai barang dan jasa yang diwujudkan pada suatu tahun
tertentu. Untuk menghitung nilai barang – barang dan jasa – jasayang dicipatkan oleh sesuatu
perekonomian tiga cara penghitungan dapat digunakan, yaitu :
i. Cara pengeluaran. Dengan cara ini pendapatan nasional dihitung dengan
menjumlahkan nilai pengeluaran/perbelanjaan ke atas barang – barang dan
jasa yang diproduksikan didalam negara tersebut.
ii. Cara produksi atau cara produk neto. Dengan cara ini pendapatan nasional
dihitung dengan menjumlahkan nilai produksi barang dan jasa yang
diwujudkan oleh berbagai sektor (lapangan usaha) dalam perekonomian.
iii. Cara pendapatan. Dalam perhitungan ini pendapatan nasional diperoleh
dengan cara menjumlahkan pendapatanyang diterima oleh faktor –faktor
produksi yang digunakan untuk mewujudkan pendapatan nasional.
Menerangkan ketiga – tiga cara penghitungan pendapatan nasional adalah tujuan
terpenting dari uraian dalam bab ini. Terlebih dahulu akan diterangkan beberapa konsep yang
erat hubungannya dengan pendapatan nasional sesuatu negara. Sesudah itu akan diterangkan
prinsip perhitungan pendapatan nasional menurut tiga cara yang dinyatakan di atas. Untuk
melengkapi uraian mengenai perhitungan pendapatan nasional ini, dalam bagian akhir bab ini
akan diterangkan (i) cara untuk menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi, (ii) tingkat
pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam periode 1986-2003, dan (iii) masalah perhitungan
dan keguanaan data pendapatan nasional.

BEBERAPA ISTILAH PENDAPATAN NASIONAL


Perhatikanlah pertanyaan-pertanyaan yang berikut. “Pendapatan nasional/di negara-negara
Asia Tenggara mengalami pertumbuhan yang pesat pada awal tahun 1990an”. “Produk
Domestik Bruto Indonesia pada tahun 2003 mengalami pertambahan sebanyak 4,1 persen”.
“Dalam tahun 2003 Produk Nasional Bruto Indonesia bertambah lebih lambat dari yang
dicapai Thailand. Perhatikan istilah: “Pendapatan nasional”, “Produk Domestik
Bruto”dan “Produk Nasional Bruto” yang digunakan dalam pertanyaan-pertanyaan
tersebut. Contoh ini menunjukkan bahwa (i) terdapat beberapa konsep yang berkaitan dengan
pendapatan nasional, dan (ii) arti setiap konsep tersebut perlu benar-benar dipahami agar
tidak timbul kesalahan dalam menafsirkan maksud pertanyaan-pertanyaan tersebut.
Berdasarkan kepada masalah yang dinyatakan ini, sebelum menguraikan mengenai cara-cara
perhitungan pendapatan nasional, sebaiknya apabila terlebih dahulu diterangkan arti beberapa
konsep penting mengenai pendapatan nasional.

PRODUK DOMESTIK BRUTO


Di negara-negara berkembang, yang disering juga dinamakan sebagai “Dunia Ketiga” konsep
produk domestik bruto adalah konsep yang paling penting kalau dibandingkan dengan konsep
pendapatan lainnya. Produk Domestik Bruto (PDB) dapatlah diartikan sebagai nilai barang
– barang dan jasa- jasa yang diproduksikan di dalam negara tersebut dalam satu tahun
tertentu.
Di dalam suatu perekonomian, di negara – negara maju maupun di negara – negara
berkembang, barang dan jasa diproduksikan bukan saja oleh perusahaan milik penduduk
negara tersebut tetapi oleh penduduk negara lain. Selalu didapati produksi nasional
diciptakan oleh faktor-faktor produksi yang berasal dari luar negeri. Perusahaan
multinasional beroperasi diberbagai negara dan membantu menaikan nilai barang dan jasa
yang dihasilakn oleh negara-negara tersebut. Perusahaan multinasional tersebut menyediakan
modal, teknologi dan tenaga ahli kepada negara dimana perusahaan itu beroperasi.
Operasinya membantu menambah barang dan jasa yang diproduksikan didalam negara,
menambah penggunaan tenaga kerja dan pendapatan dan sering sekali juga membantu
menambah ekspor. Operasi mereka merupakan bagian yang cukup penting dalam kegiatan
ekonomi suatu negara dan nilai produksi yang disumbangkan perlu dihitung dalam
pendapatan nasional. Dengan demikian, Produk Domesik Bruto atau dalam istilah Inggrisnya
Gross Domestic Bruto (GDP), adalah nilai barang dan jasa dalam suatu negara yang
diproduksikan oleh faktor-faktor produksi milik warga negaranegara tersebut dan negara
asing.

PRODUK NASIONAL BRUTO


Produk Nasional Bruto (PNB), atau dalam bahasa Inggris dinamakan Gross National
Product (GNP) adalah konsep yang mempunyai arti yang bersamaan dengan GDP, tetapi
memperkirakan jenis-jenis pendapatan yang sedikit berbeda. Dalam menghitung Pendapatan
Nasional Bruto, nilai barang dan jasa yang dihitung dalam pendapatan nasional hanyalah
barang dan jasa yang diproduksikan oleh faktor-faktor produksi yang dimiliki oleh warga
negara dari negara yang pendapatan nasionalnya dihitung. Oleh karena faktor-faktor
produksi yang dimiliki warga egara suatu negara terdapat di negara itu sendiri maupun di luar
negeri, maka nilai produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi yang digunakan di
luar negeri juga dihitung di dalam Produk Nasional Bruto. Tetapi sebaliknya, dalam Produk
Nasional Bruto tidak dihitung produksi yang diwujudkan oleh faktor-faktor produksi milik
penduduk atau perusahan negara lain yang digunakan di negara tersebut.
Ini berarti secara konsepsual, pendapatan warga negara Singapura yang bekerja di
Indonesia dan keuntungan perusahaan multinasional Jepang yang beroperasi di Indonesia
tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia. Tetapi sebaliknya pendapatan
pekerja-pekerja Indonesia yang bekerja di luar negeri termasuk dalam Produk Nasional Bruto
Indonesia.
Dengan memperhatikan perbedaan di antara arti PDB dan PNB di atas dapatlah
dirumuskan sifat hubungan di antara Produk Domestik Bruto dan Produk Nasional Bruto,
yaitu seperti dinyatakan oleh persamaan di bawah ini:
PDB = PNB – PFN dari LN
Dimana PFN dari LN adalah pendapatan faktor neto dari luar negeri. PFN dari LN adalah
pendapatan faktor-faktor produksi yang diterima dai luar negeri dikurangi dengan
pendapatan faktor-faktor produksi yang dibayarkan ke luar negeri.

DUA PENGERTIAN PENDAPATAN NASIONAL


Dalam analisis makroekonomi selalu digunakan istilah “pendapatan nasional” atau
“national income” dan biasanya istilah itu dimaksudkan untuk menyatkan nilai barang dan
jasa yang dihasilkan dalam suatu negara. Dengan demikian dalam konsep tersebut istilah
pendapatan nasional adalah mewakili arti Produk Domestik Bruto atau Produk Nasional
Bruto. Disamping itu ada arti lain dari “pendapatan nasional”, dan untuk pengertian yang
berlainan tersebut dalam buku ini ia ditulis sebagai “Pendapatan Nasional” yaitu dengan
huruf besar untuk P dan N. Pengertian lain dari Pendapatan Nasional adalah jumlah
pendapatan yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang digunakan untuk
memproduksikan barang dan jasa yang diterima dalam suatu tahun tertentu. Dalam sistem
penghitungan pendapatan nasional, jumlah pendapatan itu dinamakan Produk Nasional Neto
pada harga faktor atau secara ringkas: Pendapatan Nasional.

PENDAPATAN NASIONAL HARGA BERLAKU DAN HARGA TETAP


Pendapatan nasional pada harga berlaku adalah nilai barang-barang dan jasa-jasa yang
dihasilkan sesuatu negara dalamsuatu tahun dan dinilai menurut harga-harga yang
berlaku pada tahun tersebut. Cara ini adalah cara yang selalu dilakukan dalam menghitung
pendapatan nasional dari suatu periode ke periode lainnya. Dapatlah diramalkan bahwa
apabila dibandingkan data pendapatan nasional dalam berbagai tahun tersebut, nilainya akan
berbeda-beda dan menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Pertambahan nilai tersebut disebabkan oleh dua faktor:
i. Pertambahan fisikal barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian, dan
ii. Kenaikan harga-harga yang berlaku dari satu periode ke periode lainnya.
Pertumbuhan seseuatu perekonomian diukur dari pertambahan yang sebenarnya dalam
barang dan jasa yang diproduksikan. Untuk dapat menghitung kenaikan itu dari tahun ke
tahun, barang dan jasa yang dihasilkan haruslah dihitung pada harga yang tetap, yaitu harga
yang berlaku pada suatu tahun tertentu yang seterusnya digunakan untuk menilai barang dan
jasa yang dihasilkan pada tahun-tahun yang lain. Nilai pendapatan nasional yang didapat
dalam penghitungan secara ini dinamakan pendapatan nasional pada harga tetap atau
pendapatan nasional riil. Di bagian lain dari bab ini akan diterangkan cara menghitung
pendapatan nasional harga tetap.

PENDAPATAN NASIONAL HARGA PASAR DAN HARGA FAKTOR


Barang-barang dan jasajasa yang dihasilkan dalam perekonomian dapat dinilai dengan dua
cara, dengan menggunakan harga pasar dan dengan menggunakan harga faktor. Sesuatu
barang dikatakan dinilai menurut harga pasar apabila penghitungan nilai barang itu
menggunakan harga yang dibayar oleh pembeli. Misalnya seorang konsumen membeli baju
dan sepatu di toko dengan harga Rp. 40.000 dan Rp. 60.000. dalam memperhitungkan nilai
baju dan sepatu ini ke dalam pendapatan nasional, nilai yang diperhitungkan adalah rP.
40.000 untuk sumbangan produksi baju kepada pendapatan nasional, dan Rp. 60.000 untuk
sumbangan produksi sepatu kepada pendapatan nasional.
Apabila pendapatan nasional ingin dihitung menurut harga faktor, sumbangan baju
dan sepatu di atas kepada pendapatan nasional tergantung kepada jumlah pendapatan faktor-
faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang-barang tersebut. Misalkan
pendapatan faktor-faktor produksi untuk memproduksikan baju dna sepatu masing-masing
adalah Rp. 30.000 dan Rp. 50.000. dalam penghitungan pendapatan nasional menurut harga
faktor, nilai yang disumbangkan oleh baju adalah Rp. 30.000 dan nilai yang disumbangkan
oleh sepatu adalah Rp. 50.000. Hubungan haraga pasar dan harga faktor dapat dinyatakan
secara persamaan di bawah ini:

Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung – Subsidi

PENDAPATAN NASIONAL BRUTO DAN NETO


Dalam setiap harga pasar sesuatu barang termasuk nilai penyusutan (depresiasi). Industri-
industri akan menggunakan barang-barang modal (mesin, peralatan, produk bangunan dan
perabot kantor) untuk menghasilkan barang-barang mereka. Nilai barang modal tersebut akan
semakin susut dari satu periode ke periode lain. Kesusutan nilai tersebut meruapak bagian
dari biaya produksi, dan oleh sebab itu dalam setiap harga penjualan sesuatu barang termasuk
nilai depresiasi barang modal. Dengan perkataan lain dalam pendapatan nasional pada harga
pasar termasuk nilai penyusutan barang modal yang digunakan untuk menghasilkan
pendapatan nasional. Pendapatan nasional yang mana meliputi depresiasi dinamakan Produk
Nasional Bruto. Untuk memperoleh Produk Nasional Neto, nilai depresiasi harus dikurangi
dari Produk Nasional Bruto. Dengan demikian Produk Nasional Neto adalah Produk Bruto
kurang Depresiasi.

CARA PENGHITUNGAN I: CARA PENGELUARAN


Di negara-negara yang perekonomiannya sudah sangat maju seperti Belanda, Inggris, Jerman,
dan Amerika Serikat, penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran/
perbelanjaan adalah cara yang paling penting. Hal ini disebabkan karena cara tersebutdapat
memberikan keterangan-keterangan yang sangat bergunamengenai tingkat kegiatan ekonomi
yang dicapai.
Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara pengeluaran akan dapat
memberi gambaran tentang (a) sampai mana buruknya masalah ekonomi yang dihadapi atau
sampai di mana baiknya tingkat pertumbuhan yang dicapai dan tingkat kemakmuran yang
sedang dinikmati, dan (b) memberikan informasi dan data yang dibutuhkan dalam analisis
makroekonomi. Data pendapatan nasional dan komponen-komponen data yang dihitung
dengan cara pengeluaran dapat digunakan sebagai landasan untuk mengambil langkah-
langkah dalam mengatasi masalah-masalah ekonomi yang dihadapi.

KOMPONEN PENGELUARAN AGREGAT DALAM PEREKONOMIAN


Penghitungan pendapatan nasional dengan cara pengeluaran membedakan pengeluaran ke
atas barang dan jasa yang dihasilkan dalam perekonomian kepada 4 komponen, yaitu:
konsumsi rumah tangga, pengeluaran pemerintah, pembentukan modal sektor swasta
(investasi) dan ekspor neto (ekspor dikurangi impor).

Konsumsi Rumah Tangga


Nilai perbelanjaan yang dilakukan oleh rumah tangga untuk membeli berbagai jenis
kebutuhannya dalam satu tahun tertentu dinamakan konsumsi rumah tangga atau dalam
analisi makroekonomi lebih lazim disebut sebagai konsumsi rumah tangga.
Pendapatan yang diterima rumah tangga akan digunakan untuk membeli makanan,
membeli pakaian, membiayai jasa pengangkutan, membayar pendidikan anak, membayar
sewa rumah dan membeli kendaraan. Barang-barang tersebut dibeli rumah tangga untuk
memenuhi kebutuhannya, dan perbelanjaan tersebut dinamakan konsumsi, yaitu membeli
barang dan jasa untuk memuaskan keinginan dan menggunakan tersebut.
Tidak semua transaksi yang dilakukan oleh rumah tangga digolongkan sebagai
konsumsi (rumah tangga). Kegiatan rumah tangga untuk membeli rumah digolongkan
sebagai investasi. Seterusnya, sebaggian pengeluaran mereka, seperti membayar asuransi dan
mengirim uang kepada orang tua (atau anak sedang bersekolah) tidak digolongkan sebagai
konsumsi karena ia tidak merupakan perbelanjaan terhadap barang dan jasa yang dihasilkan
dalam perekonomian.

Pengeluaran Pemerintah
Berbeda dengan rumah tangga, yang membeli barang untuk memenuhi kebutuhannya,
pemerintah membeli barang terutama untuk kepentingan masyarakat. Pengeluaran untuk
menyediakan fasilitas pendidikan dan kesehatan, pengeluaran untuk menyediakan polisi dan
tentara, pembayaran gaji untuk pegawai pemerintah dan pembelanjaan untuk
mengembangkan infrastruktur dilakukan untuk kepentingan masyarakat.
Pembelian pemerintah ke atas barang dan jasa dapat digolongkan kepada dua
golongan yang utama: konsumsi pemerintah dan investasi pemerintah. Yang termasuk
dalam golongan yang pertama (konsumsi pemerintah) adalah pembelian ke atas barang dan
jasa yang akan dikonsumsikan, seperti membayar gaji guru sekolah, membeli alat-alt tulis
dan kertas untuk digunakan dan membeli bensin untuk kendaraan pemerintah.
Sedangkan investasi pemerintah meliputi pengeluaran untuk membangun prasarana
seperti jalan, sekolah, rumah sakit dan irigasi. Memberikan beasiswa, bantuan untuk korban
banjir, dan subsidi-subsidi pemerintah tidak digolongkan sebagai pengeluaran pemerintah ke
atas produk nasional karena itu bukanlah untuk membeli barang dan jasa.

Pembentukan Modal Tetap Sektor Swasta


Pembentukan modal tetap sektor swasta atau lebih sering dinyatakan sebagai investasi, pada
hakikatnya berarti pengeluaran untuk membeli barang modal yang dapat menaikkan produksi
barang dan jasa di masa akan datang. Membangun gedung perkantoran, mendirikan
bangunan industri, membeli alat-alat memproduksi adalah beberapa bentuk pengeluaran yang
tergolong sebagai investasi. Pengeluaran untuk investasi ini dilakukan bukan untuk
dikonsumsi, tetapi untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi di waktu akan datang.
Dalam pengumpulan data mengenai investasi, pengeluaran tersebut dibedakan
kepada tiga jenis perbelanjaan berikut:
i. Pengeluaran ke atas barang modal dan peralatan produksi
ii. Perubahan-perubahan dalam nilai inventori pada akhir tahun
iii. Pengeluaran-pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal.
Ekspor Neto
Nilai ekspor yang dilakukan sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan
nilai impor dalam periode yang sama dinamakan ekspor neto. Ekspor sesuatu negara, seluruh
atau sebagian dari nilainya, merupakan barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negeri. Oleh
sebab itu dilainya harus dihitung ke dalam pendapatn nasional. Barang impor merupakan
produksi dari negara lain; oleh sebab itu sebenarnya tidak perlu dihitung ke dalam
pendapatan nasional. Dalam praktek penghitungan pendapatan nasional tidak dapat dielakkan
keadaan di mana nilai barang impor termasuk dalam penghitungan. Sebagai contoh, ketika
seorang konsumen membeli mobil yang dipasang di dalam negeri, dia akan membayar nilai
barang impor—yaitu benda-benda yang dipasang dalam mobil tersebut yang berasal dari
impor. Contoh ini menunjukkan bahwa banyak di antara barang jadi yang dibeli di dalam
negeri (dan dibayar pada harga pasar) meliputi juga nilai barang impor.
Contoh lain: sepatu yang dihasilkan di pabrik sepatu di Bandung menggunakan kulit
yang diimpor dari India. Nilai kulit yang diimpor tersebut tidak termasuk dalam pendapatan
nasional Indonesia dan harus dikurangi dari harga sepatu. Oleh karena keadaan-keadaan
seperti yang dicontohkan ini, tidak dapat dielakkan keadaan di mana nilai barang impor
termasuk dalam penghitungan pendapatan nasional. Untuk mengatasi kelemahan ini nilai
impor harus dikurangi dari nilai perbelanjaan lain. Dengan perkataan lain yang perlu dihitung
ke dalam pendapatan nasional hanyalah ekspor neto, yaitu ekspor setelah dikurangi dengan
impor.

MENGHITUNG PRODUK DOMESTIK


DAN PRODUK NASIONAL BRUTO
Seperti telah dinyatakan pada bagian yang terdahulu, pendapatan nasional dapat dihitung
menurut harga yang berlaku dan menurut harga tetap yang dilakukan di Indonesia pada masa
ini menggunakan harga-harga pada tahun 1993. Kedua cara penghitungan itu—menurutharga
tetap dan harga yang berlaku ditunjukkan dalam table 2.1. data yang dikemukaka adalah data
Pendapatan Domestik Bruto, Pendapatan Nasional Bruto, dan data Pendapatan Nasional
(yaitu Pendapatan Nasional Bersih (Neto) pada harga faktor).
Berdasarkan kepada harga yang berlaku, Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia
pada tahun 2002 mencapai Rp 1.610 triliun. Pendapatan neto faktor-faktor produksi bernilai
negatif, yaitu sebesar Rp -77,8 triliun, yang berarti Indonesia lebih banyak membayar ke luar
dibandingkan dengan penerimaan dari luar negeri. Sebagai akibatnya nilai Produk Nasional
Bruto (PNB) lebih kecil dari Produk Domestik Bruto—yaitu hanya mencapai Rp 1.532,2
triliun.
Komponen pengeluaran agregat yang terbesar adalah pengeluaran konsumsi rumah
tangga, yaitu sebanyak Rp 1.138,3 triliun dan meliputi 70,7 persen dari Pendapatan Domestik
Bruto. Ekspor juga relatif penting peranannya dalam perekonomian dan nilai mencapai Rp
569,9 triliun dan meliputi 35,4 persen dari Produk Domestik Bruto. Investasi hanya meliputi
20,2 persen dari PNB dan pengeluaran pemerintah peranannya lebih kecil lagi, yaitu hanya
meliputi 8,2 persen dari PDB.
TABEL 2.1
Penghitungan Pendapatan Nasional Indonesia, 2002 (Triliun Rupiah)
Menurut harga berlaku
Jenis Pengeluaran Menurut harga tetap 1993
Nilai Presentasi
1. Pengeluaran konsumsi rumah tangga 1.138,3 70,7 302,1
2. Pengeluaran konsumsi pemerintah 132,1 8,2 35,3
3. Pembentukan modal tetap domestik bruto 325,3 26,2 96,1
4. Perubahan stok -96,0 -6,0 -25,7
5. Ekspor barang dan jasa 569,9 35,4 116,9
6. Dikurangi: impor barang dan jasa 459,6 28,5 98,0
PRODUK DOMESTIK BRUTO (PDB) 1.610,0 100 426,7
7. Pendapatan neto faktor dari luar negeri -77,8 -4,8 -22,2
PRODUK NASIONAL BRUTO 1.532,2 95,2 404,5
Dikurangi: Pajak tak langsung 71,2 4,4 18,9
Dikurangi: Depresiasi 80,5 5,0 21,3
PENDAPATAN NASIONAL 1.380,5 85,8 361,3

Konsep pendapatan nasional, seperti talah diterangkan, perlu dibedakan di antara


penegertian neto dan bruto. PNB (Pendapatan Nasional Bruto) perlu dikurangi oleh depresiasi
untuk memperoleh Pendapatan Nasional Neto atau Net National Product (NNP). Selanjutnya
NNP dapat dibedakan menurut harga pasar dan menurut harga faktor. NNP menurut harga
faktor adalah Pendapatan negara. Di banyak negara, hubungan di antara Produk Nasional
Bruto (PNB) dan Pendapatan Negara (PN) dapat dinyatakan dengan persamaan.
PN = PNB – Pajak tak langsung + Subsidi - Depresiasi
Akan tetapi, dalam penghitungan di Indonesia Subsidi tidak dihitung. Oleh sebab itu di antara
PNB dan PN terdapat hubungan yang berikut:
PN = PNB – Pajak tak langsung – Depresiasi
Dalam Tabel 2.1 juga dihitung Pendapatan Nasional, yaitu dengan mengurangi (i) Pajak tak
langsung dan (ii) depresiasi dari Pendapatan Nasional Bruto. Pada tahun 2002 Pendapatan
Nasional atau Pendapatan Nasional Neto pada harga faktor bernilai Rp 1.380,5 triliun.
Di samping dihitung menurut harga yang berlaku, PDB, PNB dan PP – dan
komponen-komponennya, juga dihitung harga tetap dan tahun dasarnya adalah 1993. Data
pendapatan nasional dan komponennya yang terdapat dalam Tabel 3.1 menunjukkan bahwa
nilai menurut harga tetap jauh lebih rendah dari menurut harga yang berlaku. Perbedaan yang
besar tersebutterutama disebabkan oleh kenaikan harga yang tinggi dalam periode 1993
dingga 2002, dan bukan karena pertumbuhan output negara yang pesat. PDB menurut harga
tetap hanya mencapai Rp 426,7 triliun, dam PNB pada harga tetap adalah 404,5 triliun.
MASALAH PENGHITUNGAN DUA KALI
Dengan cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai
perbelanjaan dari berbagai masyarakat ke atas barang-barang jadi dan jasa-jasa yang
diproduksikan dalam perekonomian tersebut. Barang-barang atau jasa-jasa yang diimpor,
tidak dimasukkan dalam penghitungan ini. Begitu juga, barang-barang produksi dalam negeri
yang akan diproses kembali oleh perusahaan-perusahaan lain untuk dijadikan barang-barang
lain, tidak turut dihitung untuk menentukan besarnya pendapatan nasional. Barang-barang
yang akan diproses lagi, nilainya tidak turut ditambahkan dalam penghitungan pendapatan
nasional dengan cara pengeluaran adalah untuk menghindari berlakunya penghitungan dua
kali.
Ditinjau dari sudut apakah sesuatu barang itu mengalami proses produksi
selanjutnya atau tidak, barang-barang yang diproduksikan dalam perekonomian perlu
dibedakan dalam dua jenis: barang-barang jadi dan barang-barang setengah jadi atau
barang antara. Barang jadi adalah barang yang tidak mengalami proses produksi lebih lanjut,
dan dapat langsung digunakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Contohnya: baju,
celana dan sepatu. Sedangkan barang setengah jadi atau barang antara adalah barang yang
harus mengalami proses produksi lebih lanjut sebelum ia dapat digunakan oleh masyarakat.
Contohnya: tepung, karet, minyak kelapa sawit dan benang tenun.

NILAI BARANG JADI DAN NILAI TAMBAH


Dalam menghitung nilai pendapatan nasional menurut cara pengeluaran adalah penting untuk
membedakan dengan sebaik-baiknya di antara abarang-barang jadi dan barang-barang
setengah jadi. Tindakan itu perlu dilakukan, seperti telah dikatakan, untuk menghindari
penghitungan dua kali ke atas nilai barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan dan
dihitung dalam pendapatan nasional.
Di dalam setiap perekonomian kebanyakan barang, sebelum menjadi barang jadi,
harus memlalui beberapa tingkat proses produksi. Di dalam perekonomian seringkali berlaku
keadaan di mana sesuatu barang itu diproses oleh beberapa perusahaan sebelum menjadi
barang jadi. Ini berarti sesuatu barang tertentu sudah beberapa kali diperjualbelikan di pasar
sebelum ia selesai mengalami proses produksi. Apabila semua nilai jual beli yang berlaku
dalam perekonomian dijumlahkan ke dalam pendapatan nasional, maka nilai yang diperoleh
adalah lebih besar dari nilai produksi yang sebenarnya telah diciptakn. Penghitungan nilai
pendapatan nasional yang terlalu besar ini terjadi karena nilai barang yang sama telah
beberapa kali dijumlahkan dalam pendapatan nasional.
Untuk menghindari terjadinya hal seperti ini, yang harus dijumlahkan di dalam
menghitung pendapatan nasional adalah: (i) nilai barang-barang jadi, atau (ii) nilai-nilai
tambahan yang diciptakan dalam setiap tingkat proses produksi. Penghitungan pendapatan
nasional dengan cara pengeluaran dilakukan dengan menjumlahkan nilai barang-barang jadi
yang dihasilkan dalam perekonomian. Dalam cara kedua, yaitu cara produk neto pendapatan
nasional dihitung dengan cara menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh berbagai
perusahan. Cara yang kedua ini diterangkan dibagian berikut.

CARA PENGHITUNGAN II:


CARA PRODUK NETO
Produk neto (net output) berarti nilai tambah yang diciptakan dalam suatu proses produksi.
Dengan demikian, cara kedua untuk menghitung pendapatan nasional ini adalah cara
menghitung dengan menjumlahkan nilai tambah yang diwujudkan oleh perusahaan-
perusahaan di berbagai lapangan usaha dalam perekonomian. Penggunaan cara ini dalam
menghitung pendapatan nasional mempunyai dua tujuan penting:
i. Untuk mengetahui besarnya sumbangan berbagai sektor ekonomi di dalam
mewujudkan pendapatan nasional.
ii. Sebagai salah satu cara untuk menghindari penghitungan dua kali—yaitu dengan
hanya menghitung nilai produksi neto yang diwujudkan pada berbagai tahap proses
produksi.
Sebelum penghitungan cara produk neto (cara produksi) diterangkan, terlebih dahulu akan
ditunjukkan suatu contoh sederhana untuk menghitung nilai tambah.

MENGHITUNG NILAI TAMBAH


Dalam contoh ini akan diperhatikan transaksi dan kegiatan memproduksi yang akan dilalui
dalam mewujudkan perabot rumah tangga—seperti kursi, tempat tidur, dan lemari. Kegiatan-
kegiatan ayng perlu dilakukan untuk membuat perabot itu adalah: menebang kayu di hutan,
menggergaji kayu hutan untuk dijadikan papan, membuat perabot, dan menjual perabot itu di
toko perabot.
Seterusnya misalkan kegiatan-kegiatan tersebut dilakukan oleh 4 perusahan yang
berbeda. Perusahaan yang menebang kayumenjual kayu hutan kepada penggergaji papan
seharga Rp 50 ribu. Papan yang digergaji dijual kepada pembuat perabot dengan harga Rp
200 ribu. Pengusah perabot, setelah membuat berbagai jenis perabot dan menjualnya,
memperoleh hasil penjualan sebanyak 600 ribu. Secara keseluruhan toko perabot menerima
800 ribu dari penjualan perabot kepada konsumen. Berdasarkan contoh di atas, dalam Tabel
2.2 ditunjukkan cara menghitung nilai tambah.
Dimisalkan pengambilan kayu hutan tidak membayar sesuatu pun untuk menebang
kayu di hutan. Dengan demikian nilai tambah yang diciptakan penebang kayu hutan adalah
Rp 50 ribu. Secara keseluruhannya nilai tambah yang diciptakan oleh keempat kegiatan
ekonomi tersebut adalah sebagai berikut (nilai dalam ribu rupiah):

TABEL 2.2
Contoh Menghitung Nilai Tambah
Nilai Penjualan Nilai Tambah
Jenis Kegiatan
(Ribu Rupiah)
1. Mengambil kayu hutan 50 50
2. Menggergaji papan 100 150
3. Membuat perabot 600 400
4. Menjual perabot di toko 800 200
Jumlah nilai penjulan dan nilai tambah 1.650 800

i. Penebang kayu hutan Rp 50 ribu


ii. Penggergaji papan Rp. 200 – Rp 50 = Rp 150 ribu
iii. Pembuat perabot: Rp 600 – Rp 200 = Rp 400 ribu
iv. Toko perabot Rp 800 – Rp 600 = Rp 200 ribu
Dengan demikian jumlah nilai tambah yang diwujudkan oleh keempat kegiatan itu adalah:
(50 + 150 + 400 + 200) = Rp 800 ribu. (Catatan: Jumlah nilai penjualan adalah Rp 1.650
ribu). Pengeluaran konsumen untuk membeli perabot ini adalah Rp 800 ribu juga. Ini berarti
dalam penghitungan menurut cara produk neto, nilai pendapatan nasional yang
disumbangkan berbagai kegiatan di atas adalah sama dengan dalam penghitungan menurut
cara pengeluaran.
Contoh ini jelas menunjukkan bahwa terdapat dua alternatif dalam menghitung
pendapatan nasional, yaitu cara pengeluaran dan cara produk neto. Dalam cara pengeluaran
yang diperhatikan adalah nilai barang jadi (perabot) yang dijual toko perabot, sedangkan
dalam cara produk neto yang diperhatikan adalah tambahan nilai yang diwujudkan oleh
empat kegiatan ekonomi di atas.

PNB MENURUT LAPANGAN USAHA


Dalam Tabel 2.3 ditunjukkan bagaimana pendapatan nasional menurut cara produk neto
dihitung. Data yang dikemukakan adalah untuk tahun 2002. Data yang dikumpulkan
digolongkan kepada berbagai sektor di mana nilai tambah diwujudkan. Oleh sebab itu data
yang dikemukakan dinamakan Produk Domestik Bruto (PDB) menurut lapangan usaha.
Tabel 2.3 menunjukkan berbagai kegiatan ekonomi di Indonesia dan sumbangannya
dalam mewujudkan pendapatan nasional. Nilai produksi suatu sektor menggambarkan nilai
tambah yang diwujudkan oleh sektor tersebut. Sebagai contoh, misalkan produksi sektor
pertanian adalah Rp 300 triliun dan sektor tersebut membeli bahan mentah dari sektor lain
dengan nilai Rp 100 triliun. Berdasarkan contoh ini dapatlah disimpulkan bahwa sektor
pertanian menghasilkan nilai tambah sebanyak Rp 200 triliun.
Penghitungan seperti yang ditunjukkan dalam Tabel 2.3 menunjukkan sektor-sektor
ekonomi dalam perekonomian Indonesia dibedakan kepada 9 sektor. Dua sektor yang
pertama dinamakan juga sebagai sektor primer. Tiga sektor berikutnya, yaitu (i) industri
pengolahan, (ii) listrik, gas dan air, dan (iii) bangunan digolongkan kepada sektor

TABEL 2.3
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2002 (Triliun Rupiah)
Menurut harga berlaku Harga tetap tahun 1993
Lapangan Usaha
Nilai % Nilai %
1. Pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan 281,3 17,6 68,0 15,9
2. Pertambangan dan penggalian 191,8 11,9 39,8 9,3
3. Industri pengolahan 402,6 25,0 113,7 26,7
4. Listrik, gas dan air 29,1 1,8 7,5 1,8
5. Bangunan 92,4 5,7 25,3 5,9
6. Perdagangan, hotel dan restoran 258,9 16,1 69,3 16,2
7. Pengangkutan dan komunikasi 97,3 6,0 33,6 7,9
8. Keuangan, sewa dan jasa perusahaan 105,6 6,5 29,9 7,0
9. Jasa-jasa lain (termasuk pemerintahan 151,0 9,4 39,6 9,3
PRODUK DOMSETIK BRUTO 1.610,0 100,0 426,7 100,0

Sumber: Badan Pusat Statistik, Statistik Indonesia 2002

Sekunder, dan sektor ke-6 hingga ke-9 digolongkan sebagai sektor jasa atau sektor tertier.
Data PDB menurut harga yang berlaku untuk tahun 2002 memberikan informasi yang
berikut:
i. Lapangan usaha terpenting dalam ekonomi Indonesia adalah kegiatan industri
pengolahan, yang menghasilkan nilai tambah sebesar Rp 402,6 triliun dan
meliputi 25 persen dari PDB.
ii. Sektor primer—yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan, perikanan dan
pertambangan adalah lebih penting dari sektor sekunder dan sektor jasa-jasa.
Sektor primer menghasilkan Rp 473,1 triliun (dihitung dari menambahkan
nilai tambah yang diwujudkan sektor pertanian dan pertambangan) dan
meliputi 39,5 persen dari PDB
iii. Kegiatan perdagangan, hotel dan restoran memberi sumbangan kepada PDB
yang hampir sama dengan sektor pertanian.

CARA PENGHITUNGAN III:


CARA PENDAPATAN
Dalam buku Makroekonomi telah diterangkan bahwa, faktor-faktor produksi dibedakan
menjadi 4 golongan: tanah, tenaga kerja, modal dan keahlian keusahawanan. Apabila faktor-
faktor produksi itu digunakan untuk mewujudkan barang dan jasa akan diperoleh berbagai
jenis pendapatan, yaitu tanah dan harta tetap lainnya memperoleh sewa, tenaga kerja
memperoleh gaji dan upah, modal memperoleh bunga dan keahlian keusahawanan
memperoleh keuntungan. Dengan menjumlahkan pendapatan-pendapatan tersebut akan
diperoleh suatu nilai pendapatan nasional lain, yang berbeda dengan yang diperoleh dalam
penghitungan pendapatan nasional dengan kedua cara lainnya. Pendapatan nasional itu
dinamakan Pendapatan Nasional atau Produk Nasional Neto menurut harga faktor

PENGGOLONGAN PENDAPATAN FAKTOR PRODUKSI


Dalam penghitungan Pendapatan Nasional yang sebenarnya, penggolongan pendapatan
faktor-faktor produksi tidak selalu mengikuti penggolongan pendapatan faktor-faktor
produksi seperti yang dinyatakan di atas. Dengan perkataan lain, Pendapatan Nasional tidak
ditentukan dengan menghitung dan menjumlahkan seluruh gaji dan upah, sewa, bunga, dan
keuntungan yang diterima oleh seluruh faktor-faktor produksi dalam suatu tahun tertentu.
Sebabnya adalah karena dalam perekonomian terdapat banyak kegiatan di mana
pendapatannya merupakan gabungan dari gaji atau upah, sewa, bunga dan keuntungan.
Contoh dari bentuk pendapatan yang demikian adalah pendapatan yang diperoleh
perusahaan-perusahaan perseorangan. Untuk suatu perusahaan perseorangan (misalnya
restoran yang dikelola keluarga), yang dimaksudkan “keuntungan usahanya” adalah
gabungan dari gaji, upah, bunga, sewa, dan keuntungan sebenarnya dari usaha yang
dilakukan oleh keluarga tersebut. Oleh karenanya, penghitungan pendapatan nasional dengan
cara pendapatan pada umumnya menggolongkan pendapatan yang diterima faktor-faktor
produksi secara berikut:
i. Pendapatan para pekerja, yitu gaji dan upah
ii. Pendapatan dari usaha perseorangan (perusahaan perseorangan)
iii. Pendapatan dari sewa
iv. Bunga neto-yaitu seluruh nilai pembayaran bunga yang dilakukan dikurangi
bunga ke atas pinjaman konsumsi dan bunga ke atas pinjaman pemerintah.
v. Keuntungan perusahaan.
Yang dinyatakan dalam (ii) mencerminkan jumlah gaji dan upah, sewa dan
keuntungan yang diperoleh perusahaan-perusahan yang dijalankan oleh pemiliknya sendiri
dan keluarganya.

CONTOH PENGHITUNGAN
Sampai sekarang Indonesia belum menggunakan cara ini untuk menghitung pendapatan
nasionalnya. Salah satu negara yang menggunakan cara penggolongan data Pendapatan
Nasional seperti cara yang dijelaskan di atas adalah Amerika Serikat. Pendapatan nasional
dari Negara itu pada tahun 1997 ditunjukkan dalam Tabel 2.4.
Data yang diberikan menunjukkan bahwa Pendapatan Nasional Amerika Serikat
pada tahun tersebut adalah US$ 6.650 milyar. Nilai ini adalah lebih rendah dari Produk
Domestik Bruto Amerika Serikat pada tahun yang sama, yaitu sebesar US$ 8.084. Hal
tersebut disebabkan karena depresiasi, pajak tak langsung, dan pendapatan neto faktor dari
luar tidak termasuk lagi dalam nilai tersebut.

TABEL 2.4
Pendapatan Nasional Amerika Serikat, 1997 (milyar dolar Amerika)
Nilai
Jenis Kegiatan Persentasi
(milyar)
1. Ganjaran untuk pekerja 4.703 70,7
2. Pendapatan usaha perseorangan 545 8,2
3. Pendapatan dari sewa 148 2,2
4. Keuntungan perusahaan perseroan 804 12,1
5. Bunga bersih neto 450 6,8
Pendapatan Nasional 6.650 100,0

Komponen yang terutama dari Pndapatan Nasional adalah “Ganjaran untuk pekerja”
yaitu upah, gaji, bonus dan pendapatan pekerja yang lain yang nilainya adalah sebanyak
US$4,703 milyar dan meliputi hamper 71 persen dari Pendapatan Nasional. Keuntungan
perusahaan perseroan hanya meliputi bagian yang kecil saja dari Pendapatan Nasional ;
nilainya berjumlah US$ 804 milyar dan meliputi 12,1 persen dari Pendapatan Nasional.
Bunga neti berjumlah US$ 450milyar dan meliputi 6,8 persen dari Pendapatan Nasional.
Dalam penghitungan Pendapatan Nasional, salah satu istilah yang perlu diterangkan
secara lebih mendalam adalah bunga neto. Bunga neto adalah jumlah bunga yang dibayar
dalam perekonomian dalam suatu tahun tertentu dikurangi dengan: (i) bunga ke atas pinjaman
pemerintah dan (ii) bunga ke atas pinjaman konsumen. Kedua jenis bunga tersebut adalah
bunga ke atas pinjaman yang digunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang produktif,
dan oleh sebab itu tidak termasuk dalam Pendapatan Nasional (yang meliputi pendapatan
faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan barang dan jasa dalam
perekonomian). Meminjam uang untuk membeli mobil misalnya adalah pinjaman yang bukan
membiayai kegiatan produktif. Begitu juga halnya dengan pinjaman pemerintah. Kerjap kali
ia gunakan bukan untuk membiayai kegiatan yang tidak produktif; misalnya apabila pinjaman
itu digunakan untuk memberi subsidi dan membayar pensiun pegawai.

HUBUNGAN DI ANTARA GNP DAN NI


Dalam penghitungan cara pengeluaran nilai pendapatan nasional yang diperoleh adalah
Produk Nasional Bruto atau GNP, sedangkan penghitungan cara pendapatan menghasilkan
Pendapatan Nasional (National Income) atau NI. Bagaimanakah perkaitan di antara kedua
konsep tersebut?. Data dalam Tabel 2.5 menunjukkan cara mendapatkan Pendapatan
Nasional dari Nilai Produk Nasional Bruto. Untuk memperoleh nilai Produk Nasional Neto,
Produk Nasional Bruto harus dikurangi oleh depresiasi. Pada tahun 1997 nilai Produk
Nasional Bruto Amerika Serikat adalah 8.063 milyar dolar US. Nilai depresiasi adalah US$
868 milyar dan ini meliputi hamper 11 persen dari Produk Nasional Bruto. Dengan demikian
Produk Nasional Neto bernilai US$ 7.195 milyar . untuk memperoleh Pendapatan Nasional
pajak tak langsung harus dikurangkan dari Produk Nasional Neto,

TABEL 2.5
PErhubungan di antara GNP dan NI di Amerika Serikat, 1997
Jenis Pendapatan Nilai (US $ milyar)
Produk Nasional Bruto 8.063
Kurang: Depresiasi 868
Produk Nasional Neto 7.195
Kurang:
Pajak tak langsung setelah dikurangi subsidi 545
Pendapatan Nasional 6.650
sedangkan subsidi di tambahkan. Penghitungan dalam Tabel 2.5 menunjukkan Pendapatan
Nasional adalah US$ 6.650 milyar dan nilai ini adalah sama dengan yang dihitung dalam
Tabel 2.4.

PENDAPATAN PRIBADI DAN PENDAPATAN DISPOSEBEL


Di dalam penghitungan pendapatan nasional Amerika Serikat dan negara-negara industri
lainnya terdapat dua jenis istilah lain yang selalu ditentukan nilainya dan yang rasanya adalah
penting untuk diketahui dan diterangkan. Kedua istilah itu tidak terdapat di dalam sistem
penghitungan pendapatan nasional di Indonesia. Istilah-istilah itu yang dimaksud adalah
pendapatan pribadi dan pendapatan disposebel.
PENDAPATAN PRIBADI
Pendapatan pribadi dapat diartikan sebagai semua jenis pendapatan, termasuk pandapatan
yang diperoleh tanpa memberikan sesuatu kegiatan apa pun, yang diterima oleh penduduk
sesuatu negara. Dari arti istilah pendapatan pribadi ini dapatlah disimpulkan bahwa dalam
pendapatan pribadi telah termasuk juga pembayaran pindahan. Pembayaran tersebut
merupakan pemberian-pemberian yang dilakukan oleh pemerintah kepada berbagai golongan
masyarakat di mana para penerimanya tidak perlu memberikan suatu balas jasa atau usaha
apa pun sebagai imbalannya.
Jenis-jenis Pembayaran Pindahan
Pengeluaran pemerintah yang dapat digolongkan sebagai pembayaran pindahan antara lain
adalah bantuan-bantuan yang diberikan kepada para penganggur, uang pensiun yang
dibayarkan kepada pegawai pemerintah yang tidak bekerja lagi, bantuan-bantuan kepada
orang cacat, bantuan kepada veteran dan berbagai beasiswa yang diberikan pemerintah.
Penerima-penerima berbagai jenis pendapatan ini tidak perlu melakukan sesuatu pekerjaan
apa pun untuk memperoleh bantuan-bantuan tersebut. Dengan demikian pembayaran itu
bukanlah pendapatan yang tercipta sebagai akibat dari penggunaan sesuatu jenis faktor
produksi dalam kegiatan produktif.
Di dalam penghitungan pendapatan nasional terdapat pula satu bentuk lain dari
pembayaran pindahan, dan ia lebih lazim disebut dengan istilah: subsidi atau bantuan, yaitu
bantuan pemerintah kepada perusahaan-perusahaan yang penting artinya dalam
perekonomian, dan bantuan kepada para petani. Di banyak negara maju para petani dibantu
oleh pemerintah dengan cara memberikan pembayaran tambahan kepada mereka apabila
harga penjualan produksi mereka di pasar sangat rendah. Subsidi atau bantuan seperti ini
tidak tergolong sebagai pembayaran pindahan karena penerima subsidi telah melakukan
kegiatan yang produktif dan faktor inilah yang menyebabkan mereka memperoleh bantuan-
bantuan pemerintah yang diberikan kepada mereka.
Oleh sebab itu, berbeda dengan pepmabayaran pindahan yang disebutkan terlebih
dahulu, subsidi yang diberikan kepada para petani tersebut termasuk dalam Pendapatan
Nasional. Subsidi yang diterima oleh perusahaan-perusahaan dan para petani dari pemerintah
termasuk dalam pendapatan nasional yang dihitung menurut harga faktor. Apabila sesuatu
perusahaan menerima subsidi dari pemerintah maka subsidi ini pada akhirnya akan diterima
oleh faktor-faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan itu. Dengan demikian pada
akhirnya subsidi tersebut akan merupakan pendapatan kepada faktor-faktor produksi, maka ia
harus merupakan bagian dari Pendapatan Nasional. Ini berarti subsidi bukan saja termasuk
dalam pendapatan pribadi tetapi juga termasuk dalam Pendapatan Nasional.
Bunga Pinjaman Konsumen dan Pemerintah
Pendapatan masyarakat lain yang tidak tergolong kepada Pendapatan Nasional tetapi
termasuk dalam pendapatan pribadi adalah pendapatan yang berupa bunga ke atas utang
Negara dan bunga ke atas pinjaman untuk konsumsi. Sebab-sebabnya kedua jenis bunga
tersebut tidak termasuk sebagai Pendapatan Nasional telah diterangkan dalam bagian yang
lalu. Karena pendapatan pribadi meliputi semua pendapatan masyarakat, tanpa menghiraukan
apakah pendapatan itu diperoleh dari menyediakan faktor-faktor produksi atau tidak, maka
wajiblah kedua jenis bunga di atas dimasukkan ke dalam pendapatan pribadi.
Yang Tidak Termasuk dalam Pendapatan Pribadi
Uraian yang baru dilakukan menerangkan tentang jenis pendapatan yang tidak termasuk
Pendapatan Nasional tetapi merupakan bagian dari pendapatan pribadi. Sekarang baiklah
dilihat penapatan yang tergolong dalam Pendapatan Nasional tetapi tidak termasuk sebagai
pendapatan pribadi. Pendapatan yang dimaksudkan adalah:
i. Keuntungan perusahaan yang tidak dibagikan
ii. Pajak yang dikenakan pemerintah ke atas keuntungan perusahaan
iii. Kontribusi yang dilakukan oleh perusahaan dan para pekerja kepada Dana Pensiun

Hubungan antara Pendapatan Nasional dan Pendapatan Pribadi


Dari uraian mengenai hal-hal yang membedakan Pandapatan Nasional dan pendapatan
pribadi dapatlah diringkaskan sifak hubungan di antara kedua konsep tersebut. Hubungan
tersebut adalah seperti yang diringkaskan di bawah ini:

PENDAPATAN NASIONAL
Dikurangi:
1. Keuntungan perusahan tak dibagi
2. Pajak keuntungan perusahaan
3. Kontribusi kepada dana pensiun (kalau ada)
Ditambah:
1. Pembayaran pindahan
2. Bunga pinjaman konsumen
3. Bunga pinjaman pemerintah
= PENDAPATAN PRIBADI

PENDAPATAN DISPOSIBEL
Apabila pendapatan pribadi dikurangi oleh pajak yang harus dibayar oleh para penerima
pendapatan, nilai yang tersisai dinamakan pendapatan disposibel. Dengan demikian pada
hakikatnya pendapatan disposebel adalah pendapatan yang dapat digunakan oleh para
penerimanya, yaitu semua rumah tangga yang ada dalam perekonomian, untuk membeli
barang-barang dan jasa-jasa yang mereka ingini. Tetapi biasanya tidak semua pendapatan
disposebel itu digunakan untuk tujuan konsumsi, sebagian darinya ditabung dan sebagian
lainnya digunakan untuk membayar bunga untuk pinjaman untuk membeli barang-barang
secara mencicil. Seperti telah diterangkan sebelum ini, pembayaran bunga oleh konsumen ke
atas pinjaman untuk membeli barang-barang secara mencicil tidak termasuk ke dalam
Pendapatan Nasional karena pinjaman yang dilakukan oleh konsumen itu bukanlah
digunakan untuk menciptakan pendapatan nasional.
Untuk memudahkan mengingat hubungan di antara (i) pendapatan disposebel (Yd)
dan pendapatan pribadi (Yp) dan (ii) pendapatan disposebel (Yd) dengan konsumsi dan
tabungan, di bawah ini dinyatakan formula (rumus) dari hubungan tersebut:
i. Yd = Yp – T
ii. Yd = C + S
MENENTUKAN TINGKAT PERTUMBUHAN EKONOMI
Salah satu kegunaan penting dari data pendaptan nasional adalah untuk menentukan tingkat
pertumbuhan ekonomi yang dicapai sesuatu negara dari tahun ke tahun. Dengan mengamati
tingkat pertumbuhan yang tercapai dari tahun ke tahun dapatlah dinilai prsetasi dan
kesuksesan negara tersebut dalam mengendalikan kegiatan ekonominya dalam jangka pendek
dan usaha mengembangkan perekonomiannya dalam jangka panjang. Perbandingan juga
dapat dilakukan di antara kesuksesan negara itu dalam mengendalikan dan membangun
perekonomiannya kalau dibandingkan dengan yang dicapai negara-negara lain

CARA MENGHITUNG TINGKAT PERTUMBUHAN


Telah diterangkan dalam bab lalu bahwa tingkat pertumbuhan ekonomi ditentukan oleh
pertambahan yang sebenarnya barang-barang dan jasa-jasa yang diproduksikan sesuatu
perekonomian. Dengan demikian untuk menentukan tingkat pertmubuhan ekonomi yang
dicapai oleh sesuatu negara perlulah dihitung pendapatan nasional riil, yaitu Produk Nasional
Bruto riil atau Produk Domestik Bruto riil. Dalam penghitungan pendapatan nasional di
beberapa negara telah dilakukan penghitungan pendapatan nasional dan komponen-
komponennya menurut harga tetap, yitu pada harga-harga barang yang berlaku di tahun dasar
yang dipilih.

Formula Penghitungan
Penghitungan pendapatan nasional secara ini memungkinkan tingkat pertumbuhan ekonomi
secara langsung dihitung dari data pendapatan nasional riil yang tersedia. Formula yang akan
digunakan untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi ialah:

PN − 𝑟𝑖𝑖𝑙1 − 𝑃𝑁 − 𝑟𝑖𝑖𝑙0
g= x 100
𝑃𝑁 − 𝑟𝑖𝑖𝑙0
di mana g adalah tingkat pertumbuhan ekonomi dan dinyatkan dalam persen. PN-riil1 adalah
pendapatan nasional untuk tahun dimana tingkat pertumbuhan ekonominya dihitung dan PN-
riil0 adalah pendapatan nasional pada tahun sebelumnya.
Dalam keadaan dimana sesuatu negara tidak melakukan penghitungan pendapatan
nasional menurut harga tetap, untuk menentukan tingkat pertumbuhan ekonomi
ppenghitungan harus dilakukan secara dua tahap: (i) menghitung pendapatan nasional riil
dengan mendeflasikan pendapatan nasional pada harga masa ini, dan (ii) menghitung tingkat
pertumbuhan ekonomi menghitung pendapatan nasional riil dengan mendeflasikan
pendapatan nasional pada harga masa ini dilakukan dengan menggunakan formula berikut:
100
PNrilln = xPNmasa ini
HI𝑛
dimana PNriiln adalah pendapatan nasional riil tahun n, HIn adalah indeks harga atau
pendeflasi pendapatan nasional (GNP deflator) pada tahun n, dan PN masa ini adalah
pendapatan nasional pada harga masa ini, yaitu pada tahun n.
Apabila dengan menggunakan cara penghitungan di atas telah didapat data
pendapatan nasional riil untuk berbagai tahun, tingkat pertumbuhan ekonomi telah dapat
dihitung, yaitu dengan menggunakan persamaan penghitungan tingkat pertumbuhan ekonomi
(g) yang diterangkan sebelum ini.

Contoh Penghitungan
Berdasarkan kepada formula yang diterangkan di atas di bawah ini ditunjukkan dua contoh
hipotesis mengenai cara penghitungan tingkat pertumbuhan. Dalam contoh yang pertama
dimisalkan kita dapat memperoleh data Produksi Domestik Bruto riil dari tahun ke tahun.
Misalkan kita mendapat dat berikut: Pada tahun 2001 pendapatan nasional riil adalah Rp
120,2 triliun sedangkan pada tahun 2002 nilainya telah meningkat kepada 128,8 triliun.
Dengan demikian tingkat pertumbuhan yang dicapai negara itu adalah:
128,2 − 120,2
g2002 = 𝑥 100 = 7,0 persen
120,2
dalam contoh yang kedua kita akan menggunakan pemisalan berikut. Pada tahun 2001
Produk Domestik Bruto menurut harga yang berlaku bernilai Rp 198,5 triliun pada tahun
2002 nilainya telah menjadi 225,7 triliun. Indeks harga tahun 2001 adalah 152 dan dalam
tahun 2002 indeks harganya adalah 160. Dengan data seperti ini terlebih dahulu harus
dihitung pendapatan nasional riil tahun 2002, yaitu:
152
PN − riil2002 = 𝑥 Rp 225,7 triliun = Rp 214,4 triliun
160
Nilai Rp 214,4 triliun tersebut adalah nilai Produk Domestik Bruto tahun 2002 yang dihitung
berdasarkan harga-harga yang berlaku pada tahun 2001. Dengan demikian sekarang kita telah
dapat menghitung tingkat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2002, yaitu:
214,4 − 198,5
Tingkat pertumbuhan ekonomi = 𝑥 100 = 8,0 persen
198,5
Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Data mengenai tingkat pertumbuhan ekonomi yang dihitung dapat digunakan untuk
membandingkan (i) tingkat pertumbuhan yang dicapai seuatu negara dalam suatu periode
tertentu, dan (ii) tingkat pertumbuhan ekonomi yang dicapai berbagai negara. Dalam Tabel
2.7 ditunjukkan tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia di antara tahun 1986-2003. Data
tersebut menunjukkan gambaran yang berikut:
i. Dalam periode 1986-96 perekonomian Indonesia mengalami pertumbuhan yang
relatif pesat. Hanya pada tahun 1987 tingkat pertumbuhannya di bawah 5 persen.
Secara kasar dapat dibuat kesimpulan berikut: Dalam periode 1986-96 secara rata-
rata pertumbuhan ekonomi mencapai hamper 7 persen.
ii. Krisis moneter yang mulai berlaku pada tahun 1977 ternyata menimbulkan efek
buruk ke atas pertumbuhan perekonomian Indonesia. Pada tahun 1997 tingkat
pertumbuhan berada di bawah 5 persen, dan pada tahun berikutnya perekonomian
mengalami kemunduran yang sangat tajam—yaitu output negara merosot sebesar
13,1 persen pada tahun 1998 dan dalam tahun 1999 hingga 2003 pertumbuhan rata-
rata mencapai kurang lebih 4 persen.

TABEL 2.3
Produk Domestik Bruto Menurut Lapangan Usaha, 2002 (Triliun Rupiah)
Tahun % Tahun %
1986 5,9 1995 6,8
1987 4,9 1996 5,8
1988 6,9 1997 4,7
1989 7,5 1998 -13,1
1990 7,0 1999 0,9
1991 7,0 2000 4,9
1992 6,2 2001 3,4
1993 5,8 2002 3,6
1994 7,2 2003 4,1

Adakah pertumbuhan ekonomi yang dicapai Indonesia “cepat” atau “lambat”?


Penilaian mengenai capat atau lambatnya pertumbuhan ekonomi sesuatu negara haruslah
dibandingkan dengan (i) pertumbuhan di masa lalu, dan (ii) pertumbuhan yang dicapai
negara-negara lain. Dibandingakan dengan masa lalu, data dalam Tabel 2.6 menunjukkan
bahwa pertumbuhan ekonomi yang dicapai dalam tahun 1989 dan 1996 adalah lebih baik dari
tahun 1986 hingga 1988. Tetapi, semenjak tahun 1997 pertumbuhan ekonomi Indonesia
sangat lambat. Dibandingkan dengan negara lain, kesimpulan yang dapat dibuat adalah: (i)
dalam periode 1988-96 yang dicapai Indonesia adalah lebih cepat dari negara-negara lin,
tetapi (ii) semenjak tahun 1997 tingkatnya tak banyak berbeda dengan banyak negara
berkembang.

MASALAH PENGHITUNGAN DAN KEGUNAAN DATA


Uraian diatas telah memberikan penerangan cara-cara yang digunakan untuk (a) menghitung
pendapatan nasional, (b) menentukan struktur perbelanjaan ke atas pendapatan nasional, (c)
menentukan struktur sektor produksi dalam negara, (d) membandingkan pendapatan nasional
dari satu masa ke masa lainnya, dan (e) menentukan pendapatan per kapita dan
perubahannya. Sebagai penutup kepada uraian mengenai penghitungan pendapatan nasional
perlu pulalah diperhatikan dua hal berikut:
i. Masalah-masalah utama yang dihadapi dalam penghitungannya.
ii. Berbagai kegunaandan pendapatan nasional yang dihitung.

MASALAH-MASALAH PENGHITUNGAN
Menghitung pendapatan nasional sesuatu negara bukanlah mudah. Beberapa masalah perlulah
diatasi untuk memastikan penghitungan pendapatan nasional yang cermat dan teliti. Di bawah
ini diterangkan beberapa masalah penting di dalam penghitungan tersebut.
Masalah Mengumpulkan Data dan Informasi
Tidak semua kegiatan ekonomi di dalam suatu negara dicatatkan dengan baik. Dan apabil
dicatatkan, tidaklah selalu informasi tersebut diperoleh dengan mudah. Di banyak kegiatan
ekonomi ukuran perusahaan kecil dan dalam sesuatu negara terdapat banyak sekali
perusahaan dalam suatu industri yang sama. Dalam keadaan seperti itu tidaklah mudah
mengetahui nilai produksi yang diwujudkan oleh berbagai perusahaan dan industri. Pada
umumnya nilai produksi yang diperoleh hanyalah merupakan taksiran yang dibuat oleh
Badan Pusat Statistikdan bukan yang diberikan oleh setiap perusahaan dalam negara.

Mimilih Kegiatan yang Nilai Produksinya Dihitung


Dalam prinsip penghitungan pendapatn nasional, yang dihitung dalam pendapatan nasional
adalah nilai barang-barang ygn dihasilkan oleh kegiatan-kegiatan yang produktif dan barang-
barang tersebut adalah diproduksikan untuk keperluan pasar (dijual). Dengan demikian
memasak di rumah, mencuci mobil sendiri, membuat baju sendiri dan memelihara ayam di
rumah tidak akn dihitung dalam pendapatan nasional karena walaupun mereka diwujudkan
oleh kegiatan yang produktif tetapi tidak dipasarkan. Sebaliknya ada pula hasil kegiatan
produktif dan dipasarkan tetapi tidak dihitung dalam pendapatan nasional, seperti menanam
ganja dan kegiatan pasar gelap. Ini disebabkan kegiatan tersebut adalah salah menurut hukum
negara. Pada umumnya yang dihitung dalam pendapatan nasional adalah: nilai produksi dari
kegiatan ekonomi yang produktif dan hasilnya dipasarkan. Tetapi disamping prinsip ini,
dibuat pula beberapa pengecualian yang berikut:
i. Hasil pertanian tradisional. Di sebagian kegiatan pertanian hasil yang
diprodusikan tidak dijual ke pasar tetapi digunakan sendiri. Sebagai contoh, petani-
petani tradisional biasanya tidak menjual semua hasil padi atau bahan makanan
lainnya. Mereka memproduksikan hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan
keluarganya. Di negara-negara berkembang seperti Indonesia produksi seperti itu
nilainya ditaksir dan dihitung ke dalam pendapatan nasional.
ii. Kegiatan menyalahi hukum. Kegiatan menyalahi hukum sepeti menanam dan
mengedarkan ganja, kegiatan yang berkaitan dengan pelacuran dan judi dan
perdagangan pasar gelap adalah kegiatan yang produktif. Oleh karena kegiatan
tersebut adalah salah menurut undang-undang negara, nilai produksinya tidak
dihitung dalam pendapatan nasional.
iii. Kegiatan disekitar rumah. Dalam kehidupan di rumah terdapat banyak kegiatan
yang produktif seperti memask, membersihkan rumah atau kebun, mencuci mobil
dan menjahit pakaian. Nilai kegiatan seperti itu, apabila dilakukan oleh anggota
keluarga tersebut, tidak dihitung dalam pendapatan nasional. Tetapi apabila
dilakukan oleh pembantu rumah tangga dan dibayar, ia dihitung dalam pendapatan
nasional.
iv. Ganjaran yang bukan berupa uang. Sebagian perusahaan, disamping memberi
gaji, memberi fasilitas lain seperti perumahan dan kendaraan. Fasilitas ini termasuk
sebagai “gaji” pekerja dan dihitung dalam pendapatan nasional.

Masalah Penghitungan Dua Kali


Dalam praktik adakalanya timbul kesulitan dalam menentukan apakah sesuatu barang itu
barang jadi atau barang setengah jadi. Kerumitan ini menyebabkan masalah penghitunga dua
kali mungkin wujud. Kelapa sawit dan karet adalah dipandang sebagai barang jadi apabila
diekspor dan barang setengah jadi apabila diproses di dalam negeri. Maka apabila nilai
produksi kelapa sawit dan karet dihitung dan sesudah itu pula nilai minyak masak (yang
dibuat dari kelapa sawit) dan nilai sepatu dan barang-barang dari karet lain, penghitungan dua
kali telah berlaku. Satu contoh lain: apabila tepung dan gula dibeli ibu rumah tangga, maka
kedua-dua barang itu adalah barang jadi; akan tetapi apabila tepung dan gula dibeli pembuat-
pembuat roti dan restoran-restoran, maka mereka adalah barang setengah jadi. Dengan
demikian apabila nilai produksi tepung dan gula ditambahkan kepada nilai produksi roti dan
kue maka akan berlaku penghitungan dua kali.

Menentukan Harga Barang-Barang


Masalah ini merupakan satu hal yang rumit. Pada suatu masa tertentu harga adalah berbeda
antara satu kawasan dengan kawasan yang lain, dan berbeda pula di pasarnya dan di pasar
malam. Di samping itu dalam jangka masa satu tahun harga barang dapat berubah. Karet dan
kelapa sawit misalnya, harganya berubah setiap hari. Keadaan- keadaan seperti ini
menimbulkan kesulitan dalam menentukan harga yang akan dipilih dalam menghitung
sumbangan sesuatu kegiatan kepada pendapatan nasional. Sebagai contoh, walaupun dengan
mudah dapat dihitung jumlah produksi karet dan kelapa sawit, tetapi adalah sukar untuk
menentukan nilai produksi karet dan kelapa sawit dalam pendapatan nasional oleh kerena
harga barang- barangitu berubah setiap hari.

Investasi Bruto dan Investasi Neto


Perbedaan antara investasi neto dan investasi brutoadalah depresiasi. Dengan perkataan lain
untuk menghitung investasi neto, yang perlu dilakukan adalah mengurangi depresiasi dari
investasi bruto. Dalam suatu perusahaan tidak susah untuk menentukan nilai depresiasi,
karena perusahaan sudah mempunyai dasar tertentu mengenai hal itu, dan juga catatan
keuangan perusahaan adalah lengkap. Hal ini sangat berbeda dengan keadaan disesuatu
negara. Untuk menaksir besarnya depresiasi dalam sesuatu negara adalah sukar karena (i)
tiada catatan yang lengkap mengenai depresiasi di berbagai kegiatan ekonomi, dan (ii)
depresiasi menurut konsep perusahaan adalah berbeda dengan menurut pandangan negara.
Sebagai contoh, dari segi negara kemajuan teknologi menyebabkan mesin dalam sesuatu
industri perlu didepresiasikan, tetap dari segi perusahaan depresiasi itu belum diperlukan oleh
karena barang produksi dari mesin lama masih dapat dijual dengan menguntungkan.

Masalah Kenaikan Harga dan Perubahan Kualitas Barang


Data pendapatan nasional bukan saja digunakan untuk melihat nilai produksi dalam suatu
tahun tertentu tetapi juga perubahannya dari tahun ke tahun. Untuk tujuan ini, seperti telah
diterangkan, perlulah dihitung pendapantan nasional riil dengan bantuan indeks harga. Indeks
harga memberikan gambaran mengenai tingkat perubahan harga umum dari tahun ke tahun.
Terdapat beberapa masalah dalam menghitung indeks harga, seperti misalnya memilih barang
yang akan digunakan untuk mewujudkan indeks harga, masalah menentukan weightage dan
sebagainya. Masalah masalah itu mungkin menyebabkan indeks harga tidak dihitung dengan
tepat. Selanjutnya hal ini menyebabkan perubahan- perubahan dalam pendapatan nasional
yang dihitung dengan bantuan indeks harga tidak secara tepat menggambarkan perubahan
jumlah produksi negara yang sebenarnya dicapai.

Seterusnya dari waktu ke waktu produsen-produsen akan menggunakan teknologi yang lebih
baik dan ini akan menambah mutu barang yang diproduksikan. Kenaikan harga ke atas
barang-barang seperti itu meliputi pula kenaikan “nilai” dari barang yang diproduksikan.
Dengan demikian perhitungan produksi negara pada harga tetap dari masa ke masa
mengabaikan kenaiakan kualitas barang-barang yang diproduksikan.

KEGUNAAN DATA PENDAPATAN NASIONAL


Data pendapatan nasional memberikan informasi yang berguna mengenai berbagai aspek dan
kegiatan ekonomi. Data pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu memberi gambaran
tentang: (i) tingkat kegiatan ekonomi negara yang dicapai dan nilai output yang
diproduksikan, (ii) komposisi dari perbelanjaan agtegat, (iii) sumbangan berbagai sektor
dalam mewujudkan pendapatan nasional, dan (iv) taraf kemakmuran yang dicapai.

Seterusnya, membandingkan data pendapatan nasional sari tahun ke tahun akan memberikan
gambaran tentang: (i) tingkat pertumbuhan ekonomi, (ii) perubahan struktur ekonomi dan (iii)
peningkatan taraf kemakmuran masyarakat. Di samping itu data pendapatan nasional berguna
sebagai dasar dalam membuat ramalan dan perencanaan ekonomi di masa depan. Uraian
berikut menerangkan dengan lebih mendalam berbagai kegunaan tersebut.

Menilai Prestasi Kegiatan Ekonomi


Pendapatan nasional pada hakikatnya merupakan ukurnan dari sejauh mana perusahaan-
perusahaan beroperasi dan mengeluarkan barang-barang dan jasa. Semakin tinggi pendapatan
nasional, semakin besar jumlah output yang diciptakan dalam sesuatu negara dan semakin
tinggi kapasitas barang-barang modal yang digunakan oleh perusahaan-perusahaan. Kenaikan
pendapatan nasional juga berkaitan rapat dengan kenaikan kesempatan kerja.
Apabila negara tersebut membuat ramalan mengenai pendapatan nasional
potensinya, perbedaan di antara PDB-potensial dan PDB-sebenaranya akan memberikan
gambaran tentang sejauh mana PNB-sebenarnya adalah berbeda dengan PNB-potensialnya—
yaitu sejauh mana kegiatan ekonomi yang sebenarnya berbeda dengan potensial yang dapat
dicapainya.
Cara lain dalam menggunakan data pendapatan nasional sebagai pengukur prestasi
kegiatan ekonomi adalah dengan melihat keadaan pengangguran dalam perekonomian
tersebut. Apabila pengangguran masih tinggi tingkatnya, keadaan itu berarti pendapatan
nasional yang dicapai adalah masih di bawah potensinya yang maksimum. Keadaan itu
berarti kegiatan ekonomi belum mencapai taraf yang menggalakkan.

Menentukan Tingkat Pertumbuhan Ekonomi yang Dicapai


Dengan membandingkan data pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dengan
pendapatn nasional riil pada masa lalu akan dapat ditentukan tingkat pertumbuhan ekonomi.
Setiap negara menghendaki pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kesempatan kerja
penuh dapat dicapai secara terus-menerus. Tetapi keadaan ini sukar dicapai. Pertumbuhan
ekonomi sudah dapat digolongkan “menggalakkan” apabila tingkat yang dicapai mampu
mengurangi tingkat pengangguran. Paling minimum setiap negara harus berusaha agar
tingkat pertumbuhan ekonominya melibihi dari tingkat pertambahan penduduk, agar
pendapatan per kapita (atau taraf kemakmuran masyarakat) dapat ditingkatkan

Memberi Informasi Mengenai Struktur Kegiatan Ekonomi


Data pendapatan nasional yang dihitung dengan cara perbelanjaan dapat menunjukkan nilai
dan komposisi perbelanjaan agregat. Dengan menggunakan data ini akan diketahui persentasi
konsumsi rumah tangga, perbelanjaan pemerintah, investasi, ekspor dan impor. Maka dari
data ini dapat diketahui kepentingan relatif dari berbagai jenis perbelanjaan ini kepada
pendapatan nasional, sebagai contoh: dari data pendapatan nasional Indonesia dapat dilihat
bahwa pengeluaran konsumsi rumah tangga sangat penting peranannya dalam perbelanjaan
agregat Indonesia.
Data pendapatan nasional yang dihitung daengan cara produk neto memberikan
gambaran tentang peranan berbagai sektor dalam perekonomian—yaitu menunjukkan output
yang mereka cipatkan dan persentasi sumbangan berbagai sektor dalam pendapatan nasional.
Apabila data untuk berbagai tahun dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran
mengenai pola perubahan kegiatan ekonomi dalam negara tersebut. Dalam perekonomian
yang berkemabng, peranan sektor industri meningkat manakala peranan sektor pertanian
merosot. Data pendapatan nasional yang dihitung menurut cara produk neto dapat
memberikan informasi secara angka (kuantitatif) tentang perubahan sebenarnya yang berlaku.

Memberi Gambaran Mengenai Taraf Kemakmuran


Pendapatan per kapita penduduk berbagai negara selalu digunakan sebagai ukuran kasar
untuk menentukan tingkat kemakmuran penduduknya. Data itu memberikan gambaran kasar
tentang sebanyak mana uang yang tersedia kepada seorang individu untuk dibelanjakan
dalam satu tahun. Pada tahun 2000 pendapatan per kapita Malaysia adalah US$3,832 dan
pendapatan per kapita SIngapura adalah US$22,984, yaitu di Singapura pendapatan per
kepitanya adalah 6 kali ganda dari di Malaysia. Keadaan tersebut berarti secara rat-rata
penduduk Singapura dapat melakukan perbelanjaan yang jau lebih banyak dari penduduk
Malaysia.
Dalam jangka panjang, apabila data pendapatan per kapita menurut harga tetap
dibandingkan, dapat pula diperoleh gambaran tentang peningkatan taraf kemakmuran yang
dicapai penduduk sesuatu negara. Seterusnya data pendapatan per kapita di berbagai negara
dalam satu periode tertentu dapat digunakan untuk membandingkan kesuksesan berbagai
negara dalam usaha untuk meningkatkan taraf kemakmuran masyarakatnya.

Data Asas untuk Membuat Ramalan dan Perencanaan


Data pendapatan nasional pada masa ini dan masa lau dapat memberi informasi penting
mengenai ciri-ciri dari kegiatan ekonomi, seperti dapat menunjukkan tingkat pertumbuhan
yang dicapai dan sektor-sektor yang mewujudkan pertumbuhan tersebut, perkembangan
sektor manufaktur (industri dan sektor eskpor, dan berbagai informasi lain. Data seperti itu
dapat digunakan untuk landasan dalam membuat ramalan mengenai keadaan ekonomi di
masa dating. Ramalan tersebut dapat digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk
merencanakan kegiatan ekonominya di masa depan. Data tersebut juga berguna kepada
pemerintah untuk merumuskan perencanaanekonomi untuk mewujudkan pembangunan di
masa mendatang, seperti meramalkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang akan dicapai,
membuat ramalan mengenai perkembangan investasi dan ekspor-impor, pertambahan
kesempatan kerja yang berlaku.
RINGKASAN DAN KONSEP PENTING
RINGKASAN

1. Setiap negara akan selalu menghitung pendapatan nasionalnya—yaitunilai produksi


dalam perekonomian, untuk mengetahui nilai output yang diciptakan dalam negara itu
pada suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional merupakan suatu ukuran penting untuk
menentukan sejauh mana tingkat kegiatan ekonomi yang dicapai sesuatu negara. Tiga
cara dapat digunakan untuk menghitung pendapatan nasional: cara pengeluaran, produk
neto dan pendapatan.
2. Dalam cara pengeluaran, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan nilai
pengeluaran yang dilakukan oleh empat golongan pengguna barang dan jasa: rumah
tangga, pemerintah, perusahaan-perusahaan yang melakukan investasi dan penduduk
negara lain yang membeli produksi dalam negara. Yang dijumlahkan hanyalah nilai
pengeluaran ke atas barang jadi dan bertujuan untuk menghindarkan penghitungan dua
kali. Nilai jual-beli (transaksi) barang antara (misalnya pembelian bahan mentah oleh
perusahaan-perusahaan) tidak dimasukkan dalam penghitungan.
3. Dalam cara produk neto yang dijumlahkan adalah nilai tambah yang diwujudkan oleh
berbagai kegiatan ekonomi. Nilai tambah adalah pertambahan nilai rupiah sesuatu barang
sebagai hasil dari kegiatan sesuatu perusahaan. Perusahaan sepatu membeli bahan
mentah sebanyak Rp 100 ribu dan menjual hasil produknya dengan harga Rp 200 ribu.
Dalam contoh ini produsen sepatu mewujudkan nilai tambah sebanyak Rp 100 ribu dan
nilai ini merupakan sumbangan kegiatan memproduksi sepatu tersebut kepada kegiatan
mewujudkan pendapatan nasional. Dalam perhitungan menurut cara produk neto, sektor-
sektor ekonomi yang mewujudkan pendapatan nasional dibedakan kepada sektor-sektor
berikut: (a) pertanian, kehutanan dan perikanan, (b) pertambangan, (c) industri
pengolahan, (d) pembangunan (konstruksi), (e) listrik, gas dan air, (f) pengangkutan, (g)
perdagangan, (h) keuangan dan real estate, (i) jasa pemerintah dan (j) jasa lain.
4. Dalam cara pendapatan, pendapatan nasional dihitung dengan menjumlahkan pendapatan
yang diterima faktor-faktor produksi yang digunakan untuk menghasilkan pendapatan
nasional. Berbagai jenis pendapatan itu adalah; gaji dan upah (pendapatan tenaga kerja),
sewa (pendapatan tanah dan bangunan), bunga (pendapatan modal), dan keuntungan
(pendapatan pengusaha). Disamping itu perlu ditambahkan “pendapatan perusahaan
perseorangan”---yaitu pendapatan perusahaan milik perseorangan atau keluarga.
Pendapatan ini belum dihitung dalam empat golongan pendapatan yang dinyatakan
sebelumnya.
5. Dalam penghitungan pendapatan negara digunakan beberapa konsep yang lebih
spesifik/khusus artinya. Konsep-konsep pendapatan nasional yang lebih khusus artinya
adalah: PDB (Pendapatan Domestik Bruto), PNB (Pendapatan Nasional Bruto), PNN
(Pendapatan Nasional Neto) atau Pendapatan Nasional. Penghitungan pendapatan
nasional juga perlu dibedakan kepada: (a) penghitungan dengan menggunakan harga
yang berlaku dan harga tetap, dan (b) penghitungan dengan menggunakan harga pasar
dan harga faktor.
6. Di antara berbagai konsep pendapatan nasional, dan di antara harga pasar dan harga
faktor, sifak hubungannya adalah seperti dinyatakan dibawah ini:
i. PDBhp = PNBhp – PFN dari LN
ii. PNBhp = PNhp + Pajak tak langsung – Subsidi + Depresiasi
iii. Harga pasar = Harga faktor + Pajak tak langsung - Subsidi
7. Dua konsep penting lain dalam penghitungan pendapatan nasional adalah pendapatan
individu dan pendapatan disposibel. Pendapatan individu merupakan keseluruhan jumlah
pendapatan yang diterima oleh semua rumah tangga dalam suatu perekonomian.
Pendapatan tersebut diperoleh dari (a) menyediakan faktor-faktor produksi untuk
digunakan dalam kegiatan menghasilkan pendapatan nasional, dan dari (b) pembayaran
pindahan—yaitupendapatan yang diperolehi bukan dari menyediakan faktor-faktor
produksi yang dimiliki (contoh: uang pensiun dan beasiswa). Pendapatan disposibel
merupakan pendapatan rumah tangga yang dapat digunakan mereka untuk perbelanjaan.
Pendapatan disposibel nilainya adalah sama dengan pendapatan individu setelah
dikurangi pajak pendapatan.
8. Menghitung pendapatan nasional suatu negara bukanlah kerja yang mudah. Dalam
perekonomian tidak terdapat informasi yang lengkap mengenai kegiatan produksi dan
nilai barang dan jasa yang diwujudkan oleh setiap kegiatan ekonomi. Masalah utama
yang dihadapi dalam menghitung pendapatan nasional adalah: (i) masalah
mengumpulkan data, (ii) masalah menentukan jenis kegiatan yang diproduksinya perlu
dihitung dalam menentukan pendapatan nasional. Persoalan-persoalan seperti: adakah
hasil petani yang tidak dipasarkan termasuk dalam pendapatan nasional, adakah hasil
dari kegiatan melanggar hukum negara perlu diperkirakan, adakah kegiatan ekonomi
dalam rumah merupakan bagian dari pendapatan nasional dan adakah ganjaran berupa
barang dihitung dalam pendapatan nasional, perlu dipikirkan dalam menghitung
pendapatan nasional. Seterusnya (i) masalah penghitungan dua kali, (ii) masalah
menentukan harga barang, dan (iii) masalah kenaikan harga dan perubahan kualiti
barang, perlu dipertimbangkan.
9. Data pendapatan nasional dan komponen-komponen sangat penting untuk mengetahui
ciri kegiatan ekonomi sesuatu negara pada suatu periode tertentu dan perubahan kegiatan
itu dari waktu ke waktu. Kegunaan utama data pendapatan nasional adalah: (i)
menentukan prestasi kegiatan ekonomi pada suatu waktu tertentu, (ii) mengetahui tingkat
pertumbuhan ekonomi yang berlaku dari tahun ke tahun dan dalam jangka panjang, (iii)
menunjukan peranan tiap sektor dalam perekonomian dan peranan berbagai komponen
pengeluaran agregat, (iv) menentukan perubahan struktur ekonomi yang berlaku dalam
suatu periode tertentu, (v) menggambarkan taraf kemakmuran masyarakat dan
perubahannya dari waktu ke waktu, dan (vi) menyediakan data untuk meramalkan
kegiatan ekonomi di tahun berikutnya dan merencanakan perkembangan ekonomi di
masa depan.

KONSEP PENTING

Barang jadi: Barang yang telah sepenuhnya siap diproses dan dapat digunakan oleh berbagai
golongan pengguna barang untuk memenuhi keperluan mereka. Untuk menjadi barang jadi
kerjap kali barang tersebut di proses dalam beberapa tingkat, misalnya: kayu hutan menjadi
kayu gelondongan, seterusnya jadi papan dan papan menjadi perabot. Dalam contoh ini
barang jadi adalah perabot. Secara kasar barang akhir dapat dibedakan kepada dua golongan
barang konsumsi (kursi, pakaian dan sepatu) dan barang modal (mesin, bangunan kantor dan
bus penumpang).
Barang antara: Barang yang belum sepenuhnya selesai diproses, yaitu memerlukan proses
lebih lanjut sebelum menjadi barang jadi, dan dapat memenuhi kebutuhan masyarakat. Kayu
gelondongan dan papan---yaitu sebelum diproses menjadi perabot adalah barang antara.
Bunga neto: Pendapatan yang diperoleh dari modal yang dipinjamkan kepada perusahaan-
perusahaan untuk digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dalam bunga
neto tidak termasuk (i) bunga ke atas pinjaman pemerintah, dan (ii) bunga ke atas pinjaman
rumah tangga untuk membeli barang konsumsi (seperti kendaraan pribadi). Akan tetapi
bunga ke atas pembelian barang modal oleh perusahaan tergolong sebagai bunga bersih.
Depresiasi: Kehausan atau pengurangan nilai ke atas barang modal yang digunakan dari
waktu ke waktu sebagai akibat dari penggunaan barang modal dalam proses produksi dan
karena barang tersebut semakin lama semakin using.
Ekspor bersih: Nilai ekspor barang dari sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu dikurangi
dengan nilai impor barang dari negara-negara lain ke negara tersebut dalam suatu tahun
tertentu.
Harga faktor: Nilai sesuatu barang (atau pendapatan negara) yang dihitumg berdasarkan
pembayaran kepada faktor-faktor produksi yang digunakan untuk mewujudkan barang
tersebut (atau produksi negara).
Harga pasar: Nilai suatu barang (atau produksi negara) yang ditentukan oleh pembayaran
yang dilakukan konsumen atau pengguna lain untuk memperoleh barang tersebut (produksi
nasional).
Konsumsi rumah tangga: jumlah pembelian rumah tangga ke atas barang dan jasa yang
dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya. Dalam perhitungan pendapatan nasionaldata yang
dikumpulkan adalah jumlah perbelanjaan yang dilakukan dalam satu tahun
Nilai tambah: pertambahan nilai yang wujud ke atas sesuatu barang sebagai akibat dari
pemrosesan terhadap barang tersebut (misalnya dari papan menjadi kursi) atau kesan dari jasa
untuk menjual barang tersebut (biaya pengangkutan dan keuntungan penjual).
Pajak tak langsung: Pajak (pungutan) pemerintah yang dikenakan ke atas barang dan jasa
pada ketika barang tersebut di jual pada pihak lain, terutama konsumen, atau di impor dari
luar negara. Contoh: pajak penjualan dan impor.
Pembayaran pindahan: pendapatan yang diperoleh seseorang (atau rumah tangga secara
keseluruhan) tanpa rumah tangga tersebut pemberi jasa untuk memperoleh pendapatan
tersebut. Contoh: Beasiswa dan pendapatan pensiun.
Pembentukan modal tetap (investasi) kasar: Nilai pengeluaran perusahaan-perusahaan dan
pemerintah ke atas barang – barang modal seperti mesin, peralatan pabrik, dan bangunan
dalam suatu tahun tertentu. Pengeluaran ini lebih dikenal sebagai investasi (kasar). Apabila
nilai pengeluaran ini dikurangi oleh depresiasi barang modal yang tersedia dalam
perekonomian maka nilai yang diperoleh dinamakan investasi neto (bersih). Dalam
perhitungan pendapatan nasional pengeluaran ini dibedakan kepada: pembentukan modal
tetap bruto pemerintah (investasi pemerintah) dan pembentukan modal tetap bruto swasta
(investasi swasta).
Pendapatan nasional: nilai produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan (diwujudkan)
dalam sesuatu negara dalam suatu tahun tertentu. Pendapatan nasional dapat dibedakan
kepada tiga konsep (pengertian), PDB, PNB dan Pendapatan Nasional (PNN harga faktor).
Nilainya dapat dihitung pada harga tetap dan harga yang berlaku. Seterusnya pada harga tetap
dan harga berlaku, ia dapat pula dihitung menurut harga pasar dan harga faktor.
Pendapatan disposebel: Pendapatan yang sebenarnya yang diterima oleh semua rumah
tangga dalam suatu negara dan dapat mereka gunakan untuk membeli keperluan mereka.
Dalam praktiknya, sebahagian daripadanya akan disimpan/ditabung. Konsep pendapatan
disposebel dapat juga ditinjau dari sudut individu, yaitu: jumlah pendapatan suatu rumah
tangga dalam suatu tahun tertentu yang dapat dibelanjakan (dan ditabung).
Pendapatan faktor neto dari luar negeri: Pendapatan yang diperoleh dari penggunaan
faktor-faktor produksi milik warga negara suatu negara yang digunakan di luar negara di
tolak dengan pendapatan faktor-faktor produksi milik asing yang digunakan di negara
tersebut. Nilai ditentukan berdasarkan aliran pendapatan yang berlaku dalam satu tahun.
Apabila nilai PFN dari LN adalah negatif, PFN dari LN dapat dinamakan juga sebagai
pembayaran faktor neto ke luar negeri.
Pendapatan nasional riil (PDB-riil atau PNB-riil): Nilai produksi nasional pada suatu
tahun tertentu yang dihitung menurut harga-harga yang berlaku pada tahun dasar. Konsep ini
biasanya dinamakan juga sebagai PDB menurut harga tetap dan PNB menurut harga tetap.
Pendapatan pribadi: pendapatan yang diterima semua rumah tangga dalam perekonomian
(atau yang diterima satu keluarga) dari penggunaan dari faktor-faktor produksi yang
dimilikinya dari pembayaran pindahan. Dalam pendapatan pribadi tidak dihitung pendapatan
nasional yang tidak diterima rumah tangga (contoh: keuntungan yang tak dibagi dan pajak
perusahaan).
Pengeluaran (pembelanjaan) pemerintah: Pembelanjaan pemerintah ke atas barang-barang
modal, barang konsumen dan ke atas jasa-jasa. Contoh pembelanjaan ini adalah pengeluaran
untuk membeli kertas untuk urusan administrasi dan gaji guru. Pengeluaran ke atas barang
modal adalah pengeluaran pemerintah untuk membuat sekolah dan jalan raya.
Penghitungan dua kali: Penghitungan dua atau beberapa kali yang mungkin dilakukan
dalam menentukan sumbangan nilai suatu barang ke dalam nilai pendapatan nasional. Untuk
menghindari masalah penghitungan dua kali ini pendapatan negara perlu dihitung menurut
nilai barang jadi (dalam cara perbelanjaan) atau menurut nilai tambah yang diwujudkan
(dalam cara produk neto).
Produk Domestik Bruto (PDB): Nilai barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara
dalam suatu tahun tertentu dengan menggunakan faktor-faktor produksi milik warga
negaranya dan milik penduduk di negara-negara lain. Biasanya di nilai menurut harga pasar
dan dapat didasarkan kepada harga yang berlaku dan harga tetap.
Produk Nasional Bruto (PNB): Nilai barang dan jasa yang dihasilkan di dalam negara atau
di luar negeri, yang dilakukan oleh faktor-faktor produksi milik warga negara tersebut.
Seperti PDB, nilainya juga dapat dihitung menurut harga berlaku atau harga tetap dan
biasanya di nilai menurut harga pasar. Apabila PNB dikurangi dengan depresiasi akan di
peroleh Produk Nasional Neto (PNN). Apabila PNN dihitung pada harga faktor, nilainya
dinamakan Pendapatan Nasional.
Subsidi (bantuan): Bantuan dalam bentuk barang atau uang kepada produsen ataupun
konsumen untuk mengurangi biaya produksi (apabila subsidi diberi kepada produsen) atau
mengendalikan harga (apabila subsidi di beri kepada konsumen). Subsidi pupuk adalah
subsidi kepada produsen, sedangkan subsidi yang untuk menurunkan harga bahan baku
adalah subsidi kepada konsumen.

PERTANYAAN DAN LATIHAN

PILIHAN GANDA

1. Yang manakah dari yang berikut tidak tergolong dalam konsumsi rumah tangga?
A. Membayar uang sekolah anak-anak
B. Membeli obat ke apotik
C. Membawa seorang turis makan di restoran
D. Membeli barang di luar negeri
2. Yang manakah dari berikut tidak termasuk investasi neto?
A. Mendirikan bangunan kantor
B. Mendirikan pabrik baru yang lebih modern
C. Mengimpor mesin yang sangat canggih dari luar negeri
D. Membeli berbagai jenis peralatan-peralatan berat untuk perusahaan
3. Dari yang di bawah ini, yang manakah termasuk dalam Pendapatan Nasional?
A. Subsidi kepada produsen
B. Pajak tak langsung
C. Depresiasi
D. Pembayaran pendapatan faktor ke luar negeri
4. Transaksi yang manakah dari yang berikut nilainya tidak termasuk dalam pendapatan
nasional?
A. Pengusaha roti membeli tepung dari pabrik tepung
B. Suatu perusahaan perkebunan mengekspor karet ke luar negeri
C. Pemerintah membayar gaji dokter-dokter di rumah sakit pemerintah
D. Orang tua anda menjual rumahnya yang didirikan pada tahun 1990
5. Apabila pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan pendapatan yang
diperoleh faktor-faktor peroduksi, nilai yang diperoleh adalah
A. PDB menurut harga faktor
B. PNB menurut harga faktor
C. PNB menurut harga pasar
D. PNN menurut harga faktor
6. Yang manakah dari yang berikut tidak termasuk dalam Produk Nasional Bruto Indonesia
A. Gaji, pekerja Indonesia di Saudi Arabia
B. Gaji pekerja Indonesia di suatu perusahaan asing
C. Ekspor minyak Indonesia ke jepang
D. Keuntungan perusahaan minyak Jepang di Indonesia

ESEI

1. Definisikan arti nilai tambah. Dengan contoh angka terangkan bagaimana nilai tambah
diwujudkan dari memproses bahan mentah menjadi barang jadi. Contoh yang diberi harus
paling sedikit meliputi empat kegiatan ekonomi.
2. Dengan menggunakan cara pengeluaran terangkan bagaimana pendapatan nasional
dihitung
3. Bandingkan cara menghitung pendapatan nasional dengna cara produksi neto dan cara
pendapatan. Mengapa nilai yang diperoleh berbeda?
4. Secara ringkas terangkan:
i. Empat masaalah untuk menghitung pendapatan nasional.
ii. Tiga kegunaan data pendapatan nasional
5. Terangkan arti konsep-konsep berikut:
a. Produk Domestik Bruto
b. Produk Nasional Bruto
c. Pendapatan per kapita
d. Penghitungan dua kali
e. Nilai tambah.
6. Misalkan anda mempunyai data yang lengkap mengenai berbagai jenis pendapatan dan
pengeluaran dalam suatu negara. Dari nilai Produk Nasional Bruto bagaimana anda dapat
memperoleh Pendapatan Disposibel? (Atau: Bentuk-bentuk pendapatan dan pengeluaran
manakah harus ditambah/dikurangi dari Produk Nasional Bruto untuk memperoleh
Pendapatan Disposibel)?

KUANTITATIF

1. Data di bawah ini adalah mengenai komponen-komponen pendapatan nasional di suatu


negara pada tahun 2003. (Angak-angka dalam triliun rupiah).
1. Konsumsi rumah tangga 44,5
2. Depresiasi 7,5
3. Sewa 5,6
4. Pembentukan modal swasta 15,1
5. Ekspor 18,7
6. Pengeluaran pemerintah 17,7
7. Impor 16,1
8. Pendapatan faktor neto dari luar negeri -0,5
9. Gaji dan upah 25,2
10. Bunga neto 6,2
11. Subsidi 2,2
12. Pendapatan perusahaan seseorang 10,4
13. Keuntungan perusahaan 12,8
14. Pajak tak langsung 12,0

Berdasarkan data di atas hitunglah:


a. Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto
b. Pendapatan Nasional (Produk Nasional Neto menurut harga faktor).
c. Apakah perbedaan di antara Produk Domestik Bruto menurut harga pasar dan harga
faktor?
2. Data pendapatan nasional di sesuatu negara pada tahun 2003 adalah seperti ditunjukkan
data di bawah ini. (Angka-angka dalam triliun rupiah)
1. Pendapatan perusahaan seseorang 18,7
2. Pajak pendapatan perseorangan 13,2
3. Tabungan masyarakat 18,9
4. Sewa 7,8
5. Bunga pinjaman pemerintah 1,3
6. Keuntungan tak dibagi 4,1
7. Pembayaran pindahan 4,9
8. Bunga pinjaman konsumen
9. Pajak keuntungan perusahaan 7,3
10. Bunga bersih 11,3
11. Dana pensiun yang dipegang pemerintah 6,1
12. Keuntunga perusahaan 20,1
13. Subsidi kepada perusahaan 2,2
14. Gaji dan upah 40,6
15. Pajak tak langsung 12,2
16. Pendapatan faktor neto dari luar negeri 1,2
Berdasarkan data di atas hitunglah:
a. Pendapatan Nasional (Produk Nasional Neto menurut harga faktor)
b. Produk Nasional Bruto dan Produk Domestik Bruto menurut harga pasar dan harga
faktor
c. Pendapatan Pribadi dan Pendapatan Disposibel
d. Konsumsi rumah tangga
3. Di suatu negara data Produk Nasional Bruto menurut harga yanga berlaku, indeks harga
konsumen, dan jumlah penduduk adalah seperti dalam table berikut:

Produk
Indek
Nasional Bruto
Tahun harga
harga berlaku
konsumen
(triliun rupiah)
2000 21,98 100.0
2001 24,18 101.2
2002 27,81 105.9
2003 31,70 109.8

Hitunglah:
a. Produk Nasional Bruto rill (menurut harga tetap)
b. Tingkat inflasi
c. Tingkat pertumbuhan ekonomi

Anda mungkin juga menyukai