Anda di halaman 1dari 15

DAFTAR ISI

1 BAB I.......................................................................................................................................

2 PENDAHULUAN...................................................................................................................

A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..................................................................................................2
C. Tujuan Masalah......................................................................................................2
BAB II.............................................................................................................................................

PEMBAHASAN.............................................................................................................................

A. Pengertian Krisis Ekonomi.....................................................................................3


2.C.1 Faktor-faktor Internal.................................................................................4
2.C.2 Faktor Eksternal Selain faktor-faktor internal.............................................6
menurut Fischer (1998), krisis ekonomi di Asia juga diakibatkan oleh perkembangan
perekonomian negara-negara maju dan pasar keuangan global yang menyebabkan
ketidakseimbangan global. Maksudnya, seperti di Jepang dan Eropa Barat,
pertumbuhan ekonomi mengalami kesulitan dan kebijaksanaan moneter tidak
berubah serta tingkat suku bunga sangat rendah. Semua ini membuat kedua
wilayah itu menjadi kurang menarik bagi investasi. Dengan perkataan lain, dana
berlimpah ruah tetapi proyek-proyek yang menarik untuk investasi berkurang.
Faktor eksternal lainnya adalah disebabkan oleh daya saing Indonesia di Asia yang
lemah. Tingkat nilai tukar mata uang-mata uang dari Negara-Negara Asia Tenggara,
termasuk Indonesia, terhadap dolar AS yang terlalu kuat (Over valued). 26 Selain
faktor-faktor ekonomi, krisis di Asia itu juga disebabkan oleh faktor-faktor
nonekonomi, seperti sosial, budaya, kultur dan politik. Dan faktor psikologis juga
sangat berperan, paling tidak membuat krisis rupiah itu menjadi suatu krisis
ekonomi besar. Dampak psikologis muncul dari krisis di Indonesia adalah
merebaknya fenomena kepanikan di mana-mana yang melanda masyarakat
keuangan internasional, sehingga para pemilik modal internasional memindahkan
modal mereka dari Indonesia secara tiba-tiba dalam jumlah yang sangat besar.
Kepanikan ini, kemudian diikuti oleh warga Negara di Indonesia dengan melakukan
hal yang sama, hal serupa juga terjadi di Thailan dan Korea selatan.........................6
B. Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Secara Umum Yakni:.................................6
1. Utang Negara Yang Berlebihan...........................................................................6
2.C.3 Tingginya Laju inflasi...................................................................................6

i
2.C.4 Macetnya Perkembangan Ekonomi............................................................7
C. Efek Dari Krisis Ekonomi.....................................................................................7
D. Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Krisis Ekonomi..........................................8
1. Mempersiapkan keuangan.................................................................................8
2. Mengurangi Utang..............................................................................................8
3. Mencari penghasilan tambahan..........................................................................8
4. Diversifikasi aset yang dimiliki..........................................................................9
5. Memperkuat Hubungan Dengan Keluarga Dan Masyarakat Sekitar..................9
6. Menjaga kesehatan.............................................................................................9
7. Menjaga Keamanan Rumah dan Keluarga.........................................................9
8. Menyimpan Stok Makanan...............................................................................10
3 BAB III..................................................................................................................................

4 PENUTUP.............................................................................................................................

A. Kesimpulan...........................................................................................................11
B. Saran....................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................

ii
1 BAB I
2 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Krisis ekonomi yang terjadi di Indonesia telah sukses menghancurkan sendisendi
perekonomian masyarakat, banyak pengusaha kecil dan menengah yang gulung tikar
terkena dampak krisis ekonomi tersebut. Apalagi masyarakat Indonesia banyak yang
bergerak dibidang industri usaha kecil dan menengah, tentu saja hal ini semakin
menambah ketidakmampuan masyarakat kecil dalam memenuhi kebutuhan hidupnya,
baik kehidupan pokok lebih-lebih kebutuhan sekunder yang disebabkan oleh tidak
mempunyai mata pencaharian yang layak. Akibatnya, berbagai permasalahan sosial
maupun ekonomi mencuat kepermukaan, salah satunya diantaranya adalah fenomena
kemiskinan yang semakin meningkat diberbagai daerah khususnya di Jawa Timur, maka
pengembangan masyarakat merupakan suatu gerakan guna menciptakan kehidupan yang
lebih baik bagi seluruh masyarakat dengan partisipasinya yang aktif1.

Di Indonesia, pembangunan sudah menjadi kunci bagi segala hal. Secara umum
kata ini diartikan sebagai usaha untuk memajukan masyarakat dan warganya. Seringkali
kemajuan yang dimaksud terutama adalah kemajuan material, maka pembangunan
seringkali diarahkan sebagai kemajuan yang dicapai oleh sebuah bidang ekonomi.
Adapun tujuan pembangunan masyarakat adalah meningkatkan taraf hidup masyarakat,
dengan demikian kondisi peningkatan taraf hidup yang rendah merupakan sasaran utama
usaha perbaikan dalam rangka pembangunan masyarakat tersebut. Untuk mencapai
tujuan yang diaharapkan, yakni kemakmuran dan kesejahteraan rakyat, maka upaya
pengembangan dan pemeberdayaan ekonomi kerakyatan perlu diarahkan untuk
mendorong terjadinya perubahan perekonomian yang lebih baik dengan melalui
pemberian peluang yang lebih besar kepada aset produksi.

1
Nanih Machendrawaty, dkk, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994). 69

1
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengertian krisis ekonomi ?
2. Apa penyebab terjadinya krisis ekonomi ?
3. Apa dampak dari krisis ekonomi ?
4. Upaya apa untung menanggulangi adsnya krisis ekonomi ?

C. Tujuan Masalah
1. Supaya mengetahui apa yang dimaksud dengan krisis ekonomi
2. Agar dapat mengetahui apa penyebab dari krisis ekonomi
3. Untuk mengetahui dampak yang terjadi dari krisis ekonomi
4. Untuk mengetahui upaya apa yang harus dilakukan ketika krisis ekonomi terjadi

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Krisis Ekonomi
Krisis ekonomi merupakan peristiwa dimana seluruh sektor ekonomi pasar
mengalami keruntuhan (keadaan gawat) dan memperngaruhi sektor lainnya. dan yang
dimaksud dengan krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam
suatu negara mengalami penurunan yang sangat signifikan. Umumnya, negara yang
mengalami kondisi tersebut akan mengalami penurunan produk domestik bruto,
menurunnya harga properti dan saham, dan juga tingginya angka inflasi. Kondisi ini
memang sangatlah menakutkan, karena akan ada banyak sekali orang yang dirugikan.
Dikutip dari laman Detik, gejala yang hadir saat krisis ekonomi umumnya diawali dengan
penurunan belanja dari pihak pemerintah. Lalu, persentase pengangguran yang melebihi
50 % dari jumlah tenaga kerja yang ada.

Selain itu, akan terjadi juga kenaikan pada harga pokok yang tinggi, menurunnya
konsumsi masyarakat, menurunnya nilai tukar yang sulit dikontrol, dan penurunan
perkembangan ekonomi yang sangat signifikan. Akibat dari krisis ekonomi yang terjadi
di beberapa negara maju seperti Amerika Serikat, memberi dampak besar pada negara-
negara Asia yang sedang berkembang, salah satunya adalah Indonesia pada ekspor
perkebunan komoditi kelapa sawit, karet, dan kakao. Ini memberikan tekanan yang cukup
besar terhadap kinerja ekspor komoditi tersebut, dimana terjadinya penurunan hraga
berbagai komoditas anjlok akibat adanya perlambatan ekonomi dunia, sehingga peluang
untuk memasarkan sangat sulit 18. Menurut ahli ekonomi, pengertian krisis ekonomi
secara sederhana adalah suatu keadaan dimana sebuah Negara yang pemerintahnya tidak
dipercaya lagi oleh rakyatnya, khususnya masalah finansial. Rakyatnya tidak mau lagi
menyimpan uang di bank-bank yang ada, sehingga bank-bank mengalami kesulitan uang
tunai. Jika itu terjadi maka bank sentral akan mencairkan asetnya untuk menalangi semua
bank-bank itu. Setelah itu maka harga-harga naik seiring dengan banyaknya uang tunai di
masyarakat akibat bank kelebihan uang tunai.

Jika keadaan itu terjadi maka negara memasuki masa krisis. Negara tidak mampu
membayar hutangnya sehingga hutangnya sudah jauh diatas PDBnya. Maksudnya, ketika

3
Indonesia mempunyai hutang terhadap negara lain dan bunga dari hutang tersebut
semakin bertambah setiap tahunnya, tetapi pendapatan Indonesia tidak mengalami
pertambahan akibar krisis ekonomi global, sehingga membuat Indonesia mengalami
kesulitan untuk membayar hutang-hutangnya.

Faktor-faktor Penyebebab Krisis Secara teori kemungkinan bisa ada lebih dari
satu faktor yang secara bersamaan menyebabkan krisis tersebut terjadi. Misalnya, tingkat
atau laju inflasi yang tinggi; apakah ini disebabkan oleh harga-harga dari produkproduk
impor yang melonjak tinggi akibat depresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, atau
karena jumlah uang yang beredar di Masyarakat (M1) lebih besar daripada penawaran
agregat (kemampuan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan pasar di dalam Negeri).
Menurut Fischer, Adapun faktor-faktor penyebab krisis antara lain

2.C.1 Faktor-faktor Internal


a. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan PDB adalah salah satu indikator utama
ekonomi makro yang sering digunakan dalam menganalisis kinerja ekonomi
sebuah Negara.DB (Produk domestik Bruto) merupakan alat pengukur dari
pertumbuhan ekonomi. PDB pada dasarnya merupakan jumlah nilai tambah
yang dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu negara tertentu atau
merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh
unit ekonomi. PDB atas dasar harga berlaku dapat digunakan untuk melihat
pergeseran dan struktur ekonomi, sedangkan harga konstan digunakan untuk
mengetahui pertumbuhan ekonomi dari tahun ke tahun.
b. Struktur Ekonomi Kelemahan fundamental ekonomi makro dalam hal stuktur
ekonomi juga bisa merupakan salah satu penyebab, mungkin bukan yang
membuat terjadinya krisis tetapi yang mengakibarkan krisis tersebut terus
berlangsung dan semakain parah. Pada dasarnya struktur ekonomi yang lemah
mencerminkan tidak seimbangnya perkembangan dan pertumbuhan
antarsektor di satu pihak, dan tidak adanya “sektor kuci” (walaupun sektor
tersebut dominan di dalam sturktur ekonomi dengan suatu kinerja yang baik di
pihak lain. Sektor-sektor ekonomi tidak menunjukkan kinerja yang sama,
misalnya dalam hal tingkat produktivitas, efisiensi atau profitabilitas, atau

4
kontibusi terhadap pembentukan dan pertumbuhan PDB tidak seimbang
antarsektor.
c. Perdagangan Luar Negeri (Ekspor Neto) Berdasarkan suatu laporan dari WTO
(1996), struktur perdagangan dunia menunjukkan bahwa pada tahun 1995
Indonesia tidak termasuk dalam 25 besar Negara-negara pengespor produk-
produk manufaktur. Masih lemahnya Indonesia dalam mengembangkan
ekspor bernilai tambah tinggi, sementara masih sangat tergantung pada impor
produkproduk bernilai tambah tinggi dapat dianggap sebagai penyebab utama
kurangnya cadangan devisa (khususnya dolar AS) yang dimilik Indonesia,
untuk mempertahankan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, sehingga rupiah
melemah terus dan akhirnya tidak hanya menyebabkan tetapi juga
memperparah krisis ekonomi2.
d. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Dalam fundamentall ekonomi
Indonesia pada tingkat meso, ada dua sektor penting yang turut juga
bertanggungjawab atas terjadinya atau terus berlangsungnya krisis ekonomi di
Indonesia hingga saat ini, yakni sektor industri manufaktur dan sektor
perbankan. Perkembangan sektor industri manufaktur di Indonesia yang tidak
sehat selama periode Orde Baru, dalam arti tingkat produktivitas, efisiensi dan
daya saing yang rendah, serta ketergantungan yang tinggi terhadap impor dan
modal asing, juga merupakan salah satu penyebab lemahnya fundamental
ekonomi Indonesia.

2
Ibid, hal : 221-222

5
2.C.2 Faktor Eksternal Selain faktor-faktor internal
menurut Fischer (1998), krisis ekonomi di Asia juga diakibatkan oleh
perkembangan perekonomian negara-negara maju dan pasar keuangan global
yang menyebabkan ketidakseimbangan global. Maksudnya, seperti di Jepang dan
Eropa Barat, pertumbuhan ekonomi mengalami kesulitan dan kebijaksanaan
moneter tidak berubah serta tingkat suku bunga sangat rendah. Semua ini
membuat kedua wilayah itu menjadi kurang menarik bagi investasi. Dengan
perkataan lain, dana berlimpah ruah tetapi proyek-proyek yang menarik untuk
investasi berkurang. Faktor eksternal lainnya adalah disebabkan oleh daya saing
Indonesia di Asia yang lemah. Tingkat nilai tukar mata uang-mata uang dari
Negara-Negara Asia Tenggara, termasuk Indonesia, terhadap dolar AS yang
terlalu kuat (Over valued). 26 Selain faktor-faktor ekonomi, krisis di Asia itu juga
disebabkan oleh faktor-faktor nonekonomi, seperti sosial, budaya, kultur dan
politik. Dan faktor psikologis juga sangat berperan, paling tidak membuat krisis
rupiah itu menjadi suatu krisis ekonomi besar. Dampak psikologis muncul dari
krisis di Indonesia adalah merebaknya fenomena kepanikan di mana-mana yang
melanda masyarakat keuangan internasional, sehingga para pemilik modal
internasional memindahkan modal mereka dari Indonesia secara tiba-tiba dalam
jumlah yang sangat besar. Kepanikan ini, kemudian diikuti oleh warga Negara di
Indonesia dengan melakukan hal yang sama, hal serupa juga terjadi di Thailan dan
Korea selatan.

1. Penyebab Terjadinya Krisis Ekonomi Secara Umum Yakni:


1. Utang Negara Yang Berlebihan
salah satu penyebab kenapa krisis ekonomi bisa terjadi adalah karena
menumpuknya beban utang negara, sehingga negara pun sudah tidak mampu lagi
membayarnya.

2.C.3 Tingginya Laju inflasi


Inflasi adalah suatu peristiwa yang mana harga barang dan jasa mengalami
peningkatan harga dalam waktu yang sangat panjang. Umumnya, inflasi ini tidak selalu
dipandang negatif, tergantung pada tinggi atau rendahnya tingkat persentase inflasi.
Namun, bila inflasi tersebut terjadi dalam waktu yang lama dan mengalami laju yang
sangat tinggi, maka hal tersebut akan menyebabkan nilai mata uang menjadi rendah dan
membuat perekonomian dalam suatu negara memburuk.

6
2.C.4 Macetnya Perkembangan Ekonomi
Penyebab krisis ekonomi lainnya adalah perkembangan ekonomi pada suatu
negara yang tidak turut jalan atau macet. Memburuknya laju perkembangan tersebut,
memungkinkan negara masuk kedalam jurang krisis ekonomi. Salah satu contoh
sederhana dari lambatnya laju perkembangan laju ekonomi dari suatu negara adalah
karena adanya pandemi virus corona. Beberapa negara bahkan ada yang sudah
mengalami resesi dari adanya pandemi ini. Seperti yang sudah kita jelaskan sebelumnya,
pada kuartal II, III, dan IV tahun 2020 lalu perkembangan ekonomi di mengalami hasil
yang negatif dan mengalami resesi.Walaupun begitu, pemerintah terus berusaha untuk
keluar dari jurang resesi dengan melakukan berbagai kebijakan ekonomi tertentu. Hal ini
akan sama seperti suatu perusahaan. Bila perusahaan sudah memiliki banyak utang dan
tidak bisa membayarnya, maka bisa kita pastikan perusahaan tersebut mengalami
kebangkrutan.

2. Efek Dari Krisis Ekonomi


Krisis ekonomi bisa memberikan efek yang sangat besar untuk negara dan untuk semua
pihak di dalamnya. Dilansir dari laman Detik, saat suatu negara sedang mengalami krisis
ekonomi, bisa dipastikan akan banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya.
Hal ini dilakukan karena perusahaan tidak mempunyai dana yang cukup untuk memberikan
gaji pada karyawan. Berdasarkan kondisi tersebut, maka bisa dipastikan juga tingkat
pengangguran akan semakin meningkat. Setelah itu, angka kemiskinan pun akan turut
meningkat karena banyak orang yang tidak lagi mempunyai pendapatan.

Selain itu, pihak pemerintah juga akan dipastikan kesulitan dalam memenuhi keperluan
belanja negaranya. Ditambah lagi dengan adanya masyarakat yang kesulitan dalam
memenuhi kehidupan sehari-hari karena harga kebutuhan yang naik secara tajam.
Berdasarkan efek tersebut, krisis ekonomi memang akan selalu menjadi hal yang sangat
menakutkan bagi suatu negara. Bila memang terjadi, maka bisa dipastikan kondisi akan
semakin kacau. Bahkan, bisa jadi akan ada penjarahan dan juga perampokan di mana-mana3.

3
https://accurate.id/ekonomi-keuangan/krisis-ekonomi/

7
3. Hal-hal yang Harus Dilakukan Ketika Krisis Ekonomi
1. Mempersiapkan keuangan
Keuangan menjadi sangat krusial ketika menghadapi krisis ekonomi. Untuk itu,
Anda harus bisa mempersiapkan keuangan agar bisa tetap berusahaa keras melewati
kondisi ekonomi yang semakin tidak menentu. Bukan hanya untuk Anda yang sedang
mengandalkan gaji dari pekerjaan saja, namun untuk Anda para wirausahawan juga.
Krisis ekonomi ini akan banyak menampar sebagian besar sektor industri dalam segala
skala bisnis.

2. Mengurangi Utang
Harus Anda sadari dari awal bahwa dalam kondisi krisis ekonomi semua orang
akan memiliki risiko kehilangan pekerjaan dan berbagai asetnya seperti rumah dan
kendaraan yang disebabkan oleh utang. Untuk itu, cobalah untuk mengurangi dan segera
melunasi utang yang masih tersisa sebagai upaya menghadapi krisis ekonomi.

Bayarlah utang yang memiliki tingkat bunga paling tinggi lebih dahulu. Hal ini
akan bisa mengurangi beban biaya bunga yang harus Anda bayar dalam jangka waktu
yang panjan. Bila Anda berhasil melunasinya, maka Anda sudah tidak perlu lagi khawatir
cara membayar utang ketika kehilangan pekerjaan karena krisis ekonomi.

3. Mencari penghasilan tambahan


Dalam kondisi krisis ekonomi, menjadi korban PHK memang sangatlah tidak
menyenangkan. Lalu, bagaimana cara membiaya hidup dan juga memenuhi kebutuhan
pokok bila sumber penghasilan sudah terenggut? Caranya adalah dengan meningkatkan
keterampilan Anda, sehingga Anda bisa melakukan kreasi agar bisa memperoleh sumber
penghasilan tambahan. Anda bisa memulainya dengan melakukan bisnis rumahan seperti
warung makan, snack ataupun cemilan, jasa laundry, jual beli pulsa, dll.

8
4. Diversifikasi aset yang dimiliki
Aset akan menjadi suatu komponen yang sangat penting untuk menghadapi badai
krisis ekonomi. Saat industri perbankan sedang kolaps karena mengalami kredit macet,
maka rekening simpanan, baik itu dalam bentuk tabungan atau deposito, umumnya akan
sulit untuk diakses dan dicairkan dalam kurun waktu yang cepat.

5. Memperkuat Hubungan Dengan Keluarga Dan Masyarakat Sekitar


Disadari ataupun tidak, kondisi badai krisis ekonomi mampu mengubah
kehidupan seseorang yang awalnya sangat kaya raya menjadi sangat miskin dalam waktu
yang singkat. Kehilangan sejumlah materi berupa aset berharga jelas akan sangat
mengguncang jiwa mereka yang mengalaminya. Untuk itu dukungan emosional dari
keluarga dan masyarakat sekitar akan sangat penting sekali.

6. Menjaga kesehatan
Menjaga kesehatan fisik dan psikologis saat terjadi badai krisis tak kalah
pentingnya untuk dilakukan. Kondisi fisik yang kuat akan mendorong jiwa yang kuat,
sehingga Anda bisa mengurangi beban stress karena kondisi ekonomi yang sedang tidak
menentu.

7. Menjaga Keamanan Rumah dan Keluarga


Kondisi krisis ekonomi bisa memicu adanya aksi huru-hara, kejahatan, dan juga
kekerasan. Menurunnya daya beli dan meningkatnya biaya hidup tak jarang akan
mendorong manusia untuk melakukan hal nekat, seperti mencuri, mencopet, dan
melakukan penjarahan. Kondisi ini jelas akan mengganggu kondisi stabilitas keamanan
yang sangat meresahkan masyarakat. Untuk itu, menjaga keaman rumah dan juga
keluarga sangat penting untuk dilakukan.

9
8. Menyimpan Stok Makanan
Krisis ekonomi umumnya terjadi karena adanya kelangkaan bahan pokok
makanan. Kalaupun ada, harganya akan sangat mahal. Untuk bisa menyiasatinya, Anda
bisa menyimpan stok makanan Anda sebelum badai krisis ekonomi datang. Namun, Anda
tidak perlu stok makanan dengan jumlah yang berlebihan. Jenis makanan yang di stok
juga yang tidak gampang busuk saat disimpan di suhu ruang.

10
3 BAB III
4 PENUTUP
A. Kesimpulan
Demikianlah penjelasan dari kami tentang krisis ekonomi. Jadi, bisa kita simpulkan
bahwa krisis ekonomi adalah suatu kondisi yang mana perekonomian dalam suatu negara
mengalami penurunan yang sangat signifikan. Beberapa penyebabnya adalah utang negara yang
berlebihan, tingginya laju inflasi, dan macetnya perkembangan ekonomi.

Faktor-faktor Internal

a. Laju Pertumbuhan Laju pertumbuhan PDB

b. Struktur Ekonomi Kelemahan fundamental ekonomi makro

c. Perdagangan Luar Negeri (Ekspor Neto).

d. Perkembangan Sektor Industri Manufaktur Dalam fundamentall ekonomi Indonesia pada


tingkat meso.

Dampaknya banyak perusahaan yang melakukan PHK pada karyawannya dan angka
kemiskinan pun akan turut meningkat karena banyak orang yang tidak lagi mempunyai
pendapatan. Bedanya dengan resesi ekonomi adalah bahwa resesi merupakan perlambatan laju
ekonomi yang masih dinilai sehat. Sementara krisis sudah mengalami penurunan yang sangat
parah dan tidak dinilai sehat lagi. Indonesia pun sudah pernah mengalami krisis ekonomi di
tahun 1998 , saat itu kondisi ekonomi sangatlah anjlok, dan bahkan terkoneksi 17,9% dalam
kuartal III.

Agar bisa menghadapi kondisi ini, maka anda harus mempersiapkan keuangan, mengurangi
utang, mencari penghasilan tambahan, diversifikasi aset yang dimiliki, memperkuat hubungan
dengan keluarga dan masyarakat sekitar, menjaga kesehatan, menjaga keamanan rumah dan
keluarga, dan menyimpan stok makanan.

11
B. Saran

12
DAFTAR PUSTAKA
Machendrawaty Nanih, dkk, Pengembangan Masyarakat Islam, (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 1994). 69
Ibid, hal : 221-222

https://accurate.id/ekonomi-keuangan/krisis-ekonomi/

13

Anda mungkin juga menyukai