Anda di halaman 1dari 11

JUMLAH UANG BEREDAR

Nama kelompok:
Intan aida putri

Jodi Azhar

Merisha kemalasari

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS GUNADARMA

DEPOK

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,
karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
meskipun banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Ibu Angga
Putri Ekanova selaku Dosen mata kuliah Ekonomi Uang dan Bank Universitas Gunadarma
yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan kami.
Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini terdapat kekurangan dan jauh
dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya
laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang
kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun dari Anda demi
perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.
DAFTAR ISI

Kata pengantar .......................................................................................................................... i

Daftar isi ....................................................................................................................................ii

BAB I Pendahuluan .................................................................................................................. 1

A. Latar belakang ...................................................................................................... 1.1

B. Rumusan masalah ................................................................................................. 1.2

C. Tujuan ................................................................................................................... 1.3

BAB II Pembahasan ................................................................................................................. 2

A. Konsep dan Pengertian ......................................................................................... 2.1

B. Jumlah Uang Beredar dalam arti Sempit (M1) ..................................................... 2.2

C. Jumlah Uang Beredar dalam arti Luas (M2) ........................................................ 2.3

D. Model Penciptaan Uang ....................................................................................... 2.4

E. Neraca Otoritas Moneter ....................................................................................... 2.5

F. Jumlah Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya

BAB III Penutup ....................................................................................................................... 3

A. Saran ..................................................................................................................... 3.1

B. Kesimpulan ........................................................................................................... 3.2


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Semakin besar jumlah uang yang beredar dalam masyarakat maka inflasi juga akan
meningkat. Oleh karena itu sebaiknya pemerintah harus memperhitungkan atau
memperkirakan akan timbulnya inflasi yang bakal terjadi bila ingin mengadakan penambahan
pencetakan uang baru, karena pencetakan uang baru yang terlalu besar akan mengakibatkan
goncangnya perekonomian

Dibandingkan dengan teori permintaan akan uang, teori penawaran uang merupakan hal yang
baru berkembang dalam teori moneter.

Pada umumnya JUB dianggap bisa ditentukan secara langsung oleh penguasa moneter tanpa
mempersoalkan hubungannya dengan uang inti, yang terdiri dari uang kartal ditambah
dengan uang cadangan yang dimiliki oleh Bank-bank Umum. Perilaku seperti ini
berlandaskan pada analisa penentuan JUB secara mekanis, dimana JUB dihubungkan dengan
uang inti lewat angka pengganda. Besarnya angka pengganda ini ditentukan oleh rasio
cadangan perbankan dan rasio antara uang kartal dan uang giral.

Dengan menganggap bahwa kedua perbandingan (rasio) tersebut konstan untuk suatu periode
tertentu, maka penguasa moneter bisa mengendalikan JUB secara langsung dengan
menentukan cadangan perbankan. Namun kenyataannya tidak sesederhana itu, JUB pada
suatu periode merupakan hasil perilaku penguasa moneter yang dalam hal ini adalah : Bank
Sentral, Bank-bank Umum dan masyarakat (termasuk lembaga keuangan bukan bank) secara
bersama-sama. Bank Sentral menentukan besarnya uang inti.

Bank-bank Umum menentukan volume kredit atau kekayaan lainnya dan besarnya cadangan
yang ingin mereka pegang sebagai excess free reserves dan masyarakat menentukan alokasi
kekayaan liquid yang ingin mereka pegang.

Akan tetapi masih dipertanyakan apakah dengan kemampuannya mengendalikan uang inti,
Bank Sentral juga mampu melakukan pengendalian terhadap JUB dengan ketepatan yang
sama. Hal ini tergantung pada keeratan hubungan antara uang inti dengan cadangan
perbankan dan antara cadangan perbankan dengan JUB. Jika terdapat kaitan yang erat maka
penguasa moneter dapat merumuskan kebijaksanaannya dan mampu mencapai target JUB
yang telah ditetapkan. Sebaliknya jika kaitan antara variabel-variabel diatas tidak begitu erat,
maka penguasa moneter tidak akan mampu mencapai target JUB dengan tepat. Oleh karena
itu kita perlu mengetahui lebih dalam tentang teori jumlah uang yang beredar ini.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan beberapa masalah,
yaitu :

1. Konsep dan Pengertian JUB?

2. Jumlah Uang Beredar dalam arti Sempit (M1)?

3. Jumlah Uang Beredar dalam arti Luas (M2)?

4. Model Penciptaan Uang?

5. Neraca Otoritas Moneter?

6. Jumlah Uang Beredar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian JUB.

2. Untuk mengetahui bagaimana hubungan JUB dengan monetary base.

3. Untuk mengetahui bagaiman JUB di negara berkembang.

4. Untuk mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang beredar?

5. Untuk mengetahui bagaimana Kebijakan Pemerintah dalam Mempengaruhi Jumlah Uang


Beredar?
BAB II

PEMBAHASAN

JUMLAH UANG BEREDAR

Pengertian Jumlah Uang yang Beredar (JUB)

Jumlah uang beredar (money supply) adalah jumlah nilai keseluruhan uang yang
berada di tangan masyarakat dan beredar dalam sebuah perekonomian suatu negara. Ada
sebagian ahli yang mengkalifikasikan jumlah uang beredar menjadi dua, yaitu:

1. Jumlah uang beredar dalam arti sempit atau disebut Narrow Money (M1), yang terdiri
dari uang kartal dan uang giral (demand deposit); dan

2. Uang beredar dalam arti luas atau Broad Money (M2), yang terdiri dari M1 ditambah
dengan deposito berjangka (time deposit).

Sementara ahli lain menambahkan dengan M3, yang terdiri dari M2 ditambah dengan semua
deposito pada lembaga-lembaga keuangan non bank. Jumlah uang beredar dibedakan menjadi
dua yaitu uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang beredar dalam arti luas (M2).

Namun sebelum menguraikan uang beredar dalam arti sempit dan luas tersebut, penting
dijelaskan disini tentang uang primer atau uang inti (reserve money), yang dinotasikan
dengan M0.Uang inti merupakan cikal-bakal lahirnya uang kartal dan uang giral.

Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Sempit (M1)

Telah dikatakan bahwa M1 terdiri atas uang kartal dan uang giral.Uang kartal terdiri
atas uang kertas dan uang logam.Uang kertas dan uang logam yang dihitung sebagai uang
kartal adalah yang secara hukum ditetapkan masih berlaku, namun berada di KPKN dan juga
yang ada pada bank umum, tidak dihitung sebagai jumlah uang beredar.

2.1.1 Uang Kartal

Uang kartal terdiri atas uang kertas dan uang logam yang memiliki nilai nominal.Uang kertas
dan uang logam digunakan untuk transaksi sehari-hari.Umumnya uang kartal di gunakan
untuk transaksi yang nilai nya tidak terlalu besar.Jika nilai transaksinya besar, misalnya
mencapai ratusan juta rupiah atau lebih, umumnya pihak-pihak yang bertransaksi lebih
menyukai penggunaan rekening giro.

1. Uang Kertas

Sampai saat ini, nilai nominal pecahan uang kertas rupiah yang berlaku di Indonesia adalah
Rp100,00; Rp500,00; Rp1.000,00; Rp 5.000,00; Rp10.000,00; Rp20.000,00; Rp50.000,00;
dan Rp100.000,00; tujuan penyediaan uang kertas adalah untuk memenuhi kebutuhan
transaksi sehari-hari.

2. Uang Logam

Fungsi uang logam adalah sama dengan uang kertas, tetapi nilai nominal pecahan uang logam
pada umumnya lebih kecil bahkan jauh lebih kecil dibandingkan uang kertas

2.1.2 Uang Giral

Uang Giral terdiri atas rekening giro, kiriman uang, simpanan berjangka, dan tabungan dalam
rupiah yang sudah jatuh tempo, yang seluruhnya merupakan simpanan penduduk dalam
rupiah pada system moneter.Dari definisi itu dapat dikatakan simpanan dalam bentuk mata
uang rupiah dan mata uang asing merupakan komponen yang perlu di perhatikan.

Jumlah Uang Beredar Dalam Arti Luas (M2)

Jumlah uang beredar dalam arti luas M2 adalah M1 ditambah dengan uang kuasi,
yang di Indonesia adalah deposito berjangka.Definisi yang agak luas adalah M2 merupakan
penjumlahan dari M1 dengan deposito berjangka (time defosit) dan tabungan (saving
deposit). (M2=M1+TD+SD). Tabungan dan deposito berjangka inilah yang disebut dengan
uang kuasi. Hal ini karena tabungan dan deposito berjangka dapat di ubah menjadi uang
tunai, sehingga fungsinya sama dengan uang kartal di atas. Dalam perekonomian yang
semakin maju, biasanya JUB akan didominasi oleh uang kuasi ini. Hal ini karena dalam
perekonomian yang semakin maju lebih banyak transaksi dilakukan melalui bank.

Penciptaan Uang

Dalam mekanisme penciptaan Uang terdapat tiga pelaku penciptaan uang : Otoritas
Moneter, Bank Umum, Sektor Swasta Domestik. Ketiga pelaku tersebut saling bersinergi
sehingga Deman dan Suplay berada pada keseimbangan yang diinginkan dimana Otoritas
moneter sebagai pencetak uang kartal, Bank umum sebagai pencipta Uang giral dan kuasi,
Sektor swasta domestik sebagai pengguna daripada uang yang di ciptakan otoritas moneter
dan bank umum. Otoritas moneter dalam hal ini disebut dengan Bank sentral sebagai lembaga
independen mengatur peredaran uang yang dicetaknya, hanya pada bank sentral uang kartal
di ciptakan yang nantinya uang tersebut didistribusikan ke Bank umum dalam bentuk uang
kartal, oleh bank umum di ubah lagi bentuk unag kartal tersebut menajdi uang giral yang
berbentuk tabungan giro dan saving deposit, uang tersebut yang nantinya akan di salurkan ke
sektor sawasta domestik. Dari bentuk-bentuk uang ini lah yang disebut dengan uang inti atau
uang primer, dengan kata lain, uang primer adalah uang kartal yang dipegang bank umum
dan masyarakat umum ditambahkan dengan saldo rekening giro milik bank umum dan
masyarakat di Bank Indonesia.Jika dilihat dari neraca otoritas moneter dapat dilihat bahwa
sisi pasiva adalah jumlah uanga primer yang beredar dan sebelah aktiva adalah faktor-faktor
yang mempengarui uang beredar.Penciptaan Uang oleh bank umum hanya dalam bentuk
uang giral dan kuasi, karena uang kartal hanya diciptakan oleh bank sentral itu sendiri.
M0 : Uang kartal (uang kertas dan Uang Logam)

M1 : M0 + Uang Giral + Deposito berjangka di Bank Sentral

M2 : M1 + Uang Kuasi (Bank Umum)

M3 : M2 + Uang Kuasi (non Bank)

Dalam dunia perbankan ada istilah pengganda uang (Money Multiplier) dimana jika ada
seorang masyarakat yang menabungkan uangnya kepada bank umum, maka untuk
memberikan bunga atas simpanan nasabah tersebut dan mendapatkan profit untuk badan
usahanya, bank memberlakukan spread atau yang disebut dengan rentang perbedaan antara
bunga simpanan dan bunga pinjaman, dimana bunga pinjaman berada diatas bunga simpanan
untuk mendapatkan laba dan memberikan bunga kepada nasabah penyimpan uang. Untuk
melindungi konsumen agar bunga pinjaman tidak terlalu besar sehingga membebankan
nasabah peminjam uang pada bank umum, bank sentral memberlakukan Reserve
Requirement atau GWM (Giro Wajib Minimum) atau yang biasa kita kenal di Bank
Indonesia ada istilah BI Rate diman nilai ini sebagai acuan dalam penggandaan uang. Naik
turunnya niali pelipatganda tergantung pada tiga hal : Currency ratio, time & savings deposit
ratio, dan reserve ratio.

Currency Ratio dipengarui oleh prilaku masyarakat dalam menggunakan uang kartal dan
giral, seperti : Biaya penggunaan uang giral, kenyamanan dan keamanan.

Time and Savings Deposit Ratio yang dipengarui oleh prilaku manusia meliputi : Biaya
Relatif, Pendapatan Masyarakat, Kemajuan layanan sektor perbankan.

Reserve Ratio (cadangan uang) besar kecilnya cadangan uang bank bergantung pada:
Ketentuan otoritas moneter dan Likuiditas.

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Uang Beredar


Di dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh kebijakan
dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan moneter.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar adalah:

1. Kebijakan Bank Sentral berupa hak otonom dan kebijakan moneter (meliputi: politik
diskonto, politik pasar terbuka, politik cash ratio, politik kredit selektif) dalam mencetak dan
mengedarkan uang kartal.

2. Kebijakan pemerintah melalui menteri keuangan untuk menambah peredaran uang


dengan cara mencetak uang logam dan uang kertas yang nominalnya kecil.

3. Bank umum dapat menciptakan uang giral melalui pembelian saham dan surat berharga.

4. Tingkat pendapatan masyarakat

5. Tingkat suku bunga bank

6. Selera konsumen terhadap suatu barang (semakin tinggi selera konsumen terhadap
suatu barang maka harga barang tersebut akan terdorong naik, sehingga akan mendorong
jumlah uang yang beredar semakin banyak, demikian sebaliknya)

7. Harga barang

8. Kebijakan kredit dari pemerintah

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah uang yang beredar di masyarakat, maka
kita dapat melihat hal apa saja yang mempengaruhi permintaan uang, yaitu:

1. besar kecilnya pembelanjaan negara yang berkaitan dengan pendapatan nasional.

2. cepat lambatnya laju peredaran uang

3. motif memiliki uang tunai, J.M Keynes dalam teori liquidity preference: motif transaksi
(transaction motive), motif berjaga-jaga (precautionary motive), motif spekulasi (speculative
motive)

Bila ada hal yang mempengaruhi permintaan uang, berarti ada hal yang mempengaruhi
penawaran uang juga, yaitu:

1. tinggi rendahnya tingkat bunga

2. tingkat pendapatan masyarakat

3. jumlah penduduk

4. keadaan letak geografis

5. struktur ekonomi masyarakat

6. penguasaan iptek
7. globalisasi ekonomi

Kebijakan pemerintah terhadap jumlah uang yang beredar di masyarakat dilakukan dengan
cara:

1. Pengendalian tingkat bunga melalui politik diskonto.

2. Menarik atau menambah jumlah uang yang beredar melalui politik pasar terbuka
dengan cara membeli atau menjual surat-surat berharga.

3. pemotongan nilai mata uang melalui kebijakan sanering yang dilakukan bank sentral

4. melakukan revaluasi/devaluasi.
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Jumlah uang beredar adalah jumlah uang yang berada dalam sebuah perekonomian
suatu negara. Dalam kehidupan masyarakat, jumlah uang yang beredar ditentukan oleh
kebijakan dari bank sentral untuk menambah atau mengurangi jumlah uang melalui kebijakan
moneter.

3.2 Saran

Bank indonesia harus mampu mengendalikan jumlah uang beredar dengan sebaiknya
agar tidak menyebabkan kestabilan nilai uang menjadi tidak terpelihara dan tidak memicu
kemakmuran Masyarakat secara keseluruhan mengalami pernurunn, namun sebaiknya dalam
hal pengendalian jumlah uang beredar Bank Indonesia juga tidak perlu terlalu intervensi agar
tidak mempersulit atau menyebabkan aktivitas ekonomi menjadi terkendala dan lesu.

Anda mungkin juga menyukai