Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN MATERI KULIAH KOMUNIKASI BISNIS

REVISI PESAN – PESAN BISNIS

DISUSUN OLEH :

1. Kadek Dwi Jayanti (1902612010020)

2. Gusti Ngurah Sariadi Putra (1902612010021)

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MAHASARASWATI DENPASAR

2021/2022
DAFTAR ISI

PEMBAHASAN..............................................................................................1

Keterampilan Merevisi.....................................................................................1

Pemilihan Kata yang Tepat...............................................................................4

Membuat Kalimat Yang Efektif.......................................................................6

PENUTUP.......................................................................................................11

Kesimpulan.......................................................................................................11

Saran.................................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................13

i
PEMBAHASAN

1. Keterampilan Merevisi

Kegiatan merevisi pesan – pesan bisnis merupakan salah satu cara untuk

menghindari atau mencegah terjadinya kesalahan atau kekeliruan baik kesalahan

tulis, tanda baca, maupun kesalahan fatal pada saat menyampaikan pesan – pesan

bisnis kepada pihak lain. Karena itu, kegiatan merivisi pesan – pesan bisnis harus

diperhatikan secara seksama dan tidak boleh dianggap remeh atau enteng.

Ada beberapa hal yang perlu dilakukan dalam merevisi pesan – pesan bisnis, yaitu

mengedit isi atau substansi suatu pesan dan pengorganisasiannya, mengedit gaya

penulisan dan mengedit format penulisan surat.

a) Mengedit Isi dan Pengorganisasiannya

Salah satu kegiatan dalam merevisi pesan – pesan bisnis adalah melakukan cek

ulang atau substansi suatu pesan. Beberapa pertanyaan berikut ini digunakan

untuk membantu mengedit isi dan pengorganisasian pesan – pesan bisnis, yaitu :

 Apakah isi suatu pesan telah sesuai dengan yang direncanakan ?

 Apakah poin – poin penting suatu pesan telah dimasukan dengan urutan yang

logis dan runtut ?

 Apakah ada keseimbangan yang baik antara yang umum dan yang khusus?

 Apakah ada ide – ide yang paling penting (ide utama) telah memperoleh porsi

pembahasan yang cukup?

1
 Apakah fakta – fakta pendukung yang cukup telah tersedia ?

 Apakah fakta – fakta yang ada telah diperiksa ulang ?

 Apakah perlu menambahkan informasi yang baru ?

Dalam penyampaian pesan – pesan bisnis, bahan – bahan yang perlu, penting, dan

relevan dengan pesan – pesan bisnis yang ingin disampaikan kepada pihak lain harus

diperhatikan secara seksama. Sebagai contoh, jika ingin menyampaikan suatu pesan

bisnis yang berkaitan penurunan omset penjualan tersebut, maka dapat menyajikan

fakta pendukung yang relevan dengan bahasan seperti mengapa omset penjualanya

menurun. Jawaban atas permasalahan tersebut, yaitu karena semakin ketatnya

persaingan akibat munculnya pesaing baru dengan produk-produk baru dan menarik,

pelayanan purna jual yang kurang menarik, atau banyaknya pelanggan yang sering

komplain (mengadu) karena suku cadangnya sulit siperoleh. Pada awal pengeditan,

perhatikan secara seksama pesan-pesan awal dan akhir, karena pesan – pesan tersebut

mempunyai pengaruh terbesar terhadap penerima pesan. Perhatikan pembuka surat

atau memo, apakah sudah relevan, menarik, dan mengundang reaksi pembaca.

b) Mengedit Gaya (Style) Penulisan

Setelah yakin terhadap isi dan pengorganisasian suatu pesan bisnis, langkah

berikutnyan adalah memperhatikan gaya penulisannya. Pada umumnya, gaya

penulisan pesan-pesan bisnis bersifat formal dengan tetap memperhatikan tata cara

penulisan yang baik sesuai dengan kaedah kaedah kebahasaan, namun juga tetap

harus menarik perhatian bagi penerima pesan.

2
Beberapa pernyataan yang dapat digunakan untuk membantu mengedit gaya

penulisan pesan-pesan bisnis, yaitu:

 Apakah pesan-pesan penting yang disampaikan sudah jelas, tidak

membingungkan, dan mudah dipahami oleh penerima pesan?

 Apakah dalam penulisan pesan-pesan bisnis telah memberikan suatu kesan

yang baik bagi penerima pesan?

 Apakah kata kata dan frasa-frasa yang digunakan dalam penulisan pesan-

pesan bisnis tersebut mampu menghidupkan suatu pesan, sehingga semakin

menarik bagi penerima pesan?

 Apakah transisi yang digunakan diantara kalimat telah sddinyatakan secara

jelas?

Agar penerima pesan lebih mudah memahami suatu pesan, dapat ditempuh

berbagai cara seperti membuat judul, sub judul, sub-sub judul, identasi, huruf tebal,

garis bawah, huruf miring, huruf berwarna, bulet, huruf bayangan, pengeblokan,

pengotakan, grafik, tabel, dan gambar.

Dalam penulisan judul sebaiknya menggunakan huruf capital atau huruf besar dan

tebal, sedangkan untuk penulisan sub judul maupun sub-sub judul dapat

menggunakan kombinasi huruf kapital pada awal suku kata kemudian diikuti dengan

huruf kecil dan tebal. Sementara itu pemilihan grafik, tabel, dan gambar sebaiknya

disesuikan dengan pesan yang ingin disampaikan. Misalnya, dalam memilih jenis

grafik yang akan ditampilkan, apakah yang standar atau tiga dimensi(3-D) dengan

3
tipe column, bar, line, radar, pie, area, scatter, surface, stock, cone, cylinder, buble,

dan pyramid.

c) Mengedit Format

Langkah terakhir dalam mengedit pesan-pesan bisnis adalah mengedit format

secara keseluruhan. Disamping melakukan penelaahan terhadap tata bahasa, ejaan,

kesalahan-kesalahan tulis atau ketik, dan tanda baca, format penulisannya juga tidak

boleh diabaikan begitu saja. Jika format penulisannya menarik, penerima pesan akan

tertarik untuk membacanya. Sebagaimana diketahui bahwa ada beberapa bentuk

format penulisan surat menyurat yang lazim digunakan dalam dunia bisnis, yaitu full-

block style(bentuk lurus penuh), semi-block style(bentuk setengah lurus), block

style(bentuk lurus), idented style(bentuk bertekuk), dan hanging paragraph(bentuk

paragraf menggantung).

Disamping pemilihan format penulisannya, masalah kerapian, kebersihan, dan

pemilihan kertas yang berkualitas baik juga tidak boleh diabaikan begitu saja, karena

semua itu akn menjadi daya tarik tersendiri bagi pembaca untuk memberikan

tanggapan yang baik dengan segera membacanya.

2. Pemilihan Kata yang Tepat

Pemilihan kata merupakan cara memilih kata-kata yang akan digunakan untuk

mencurahkan ide atau pikiran ke dalam sebuah kalimat. Agar pesan yang terkandung

4
dalam kalimat yang disampaikan kepada orang lain dengan mudah dapat dipahami,

maka harus dapat memilih kata-kata dengan sebaik-baiknya. Penggunaan kata yang

sama sekali tidak diketahui atau sangat asing bagi penerima pesan, bukan saja

pemborosan atau membuang-buang waktu, tetapi yang lebih penting dari itu adalah

penyampaian maksud atau tujuan pesan-pesan bisnis tersebut menjadi terganggu.

Agar maksud penyampaian pesan-pesan bisnis dapat tercapai, perlu diperhatikan

beberapa hal berikut :

 Memilih Kata-kata yang Sudah Familiar/Dikenal

Dalam menyampaikan pesan-pesan bisnis gunakanlah kata-kata yang suudah

dikenal, umum, dan lazim sehingga mudah dipahami oleh pembaca. Jangan

menggunakan kata-kata atau istilah yang nampaknya mentereng yang justru

hanya membuat bingung pembaca. Dengan pemahaman yang baik atas latar

belakang penerima pesan, diharapkan penyampaian pean-pesan bisnis tersebut

dapat dengan mudah dipahami.

 Memilih Kata-kata yang Singkat

Disamping memilih kata-kata yang sudah dikenal, juga harus menggunakan

kata-kata yang singkat dan tepat dalam penyampian pesan-pesan bisnis.

Penggunaan kata-kata yang singkat dan tepat, selain efisien, juga mudah

dipahami oleh pembaca. Meskipun pemilihan kata yang singkat dan tepat

diperlukan, harus tetap diperhatikan berbagai kaidah penulisan bahasa yang

baik dan benar. Misalnya, dalam penggunaan kata sapaan Bapak, Ibu,

Saudara, dan Anda hendaknya juga digunakan secara tepat sesuai dengan

5
pangkat dan kedudukan penerima pesan tersebut, apakah pangkat dan

kedudukan penerima pesan (secara struktural) lebih tinggi, sederajat, atau

lebih rendah dengan pengirim pesan.

 Memilih Kata-kata yang Bermakna Tunggal

Kata-kata yang memiliki berbagai pengertian sebaiknya dihindari dalam

penyampaian pesan-pesan bisnis karena penggunaan kata-kata tersebut akan

mengakibatkan terjadinya penafsiran atau persepsi yang bermaca-macam.

Akibat selanjutnya adalah kemungkinan tidak tercapainya maksud

penyampaian pesan-pesan bisnis tersebut. Untuk menghindari penafsiran yang

bermacam-macam tersebut, sedapat mungkin usahakan menggunakan kata

yang memiliki makna yang jelas dan tegas. Di samping itu, juga perlu melihat

bagaimana kata tersebut digunakan dalam konteks bahasan tertentu dan

budaya di suatu daerah bermakna positif (baik), namun di daerah lain bisa

bermakna negatif (kurang sopan/baik).

3. Membuat Kalimat yang Efektif

Kalimat yang efektif merupakan bentuk kalimat yang dengan sadar dan sengaja

disusun untuk mencapai daya informasi yang tepat dan baik. Dengan itu kalimat yang

efektif harus sesuai dengan kaidah bahasa (minimal memiliki unsur subjek dan

predikat), singkat (tidak berbelit-belit), serta enak dibaca dan sopan.

6
Dalam menyusun suatu kalimat perlu diperhatikan tiga hal yaitu, kesatuan

pikiran, kesatuan susunan, dan kelogisan. Sebagaimana diketahui bahwa setiap

kalimat paling tidak terdiri atas subjek dan predikat agar terbentuk sebuah kalimat

yang efektif.

1) Tiga Jenis Kalimat :

a. Kalimat Sederhana/Kalimat Tunggal (simple sentence)

Kalimat sederhana hanya memiliki sebuah subjek dan sebuah predikat.

Namun tidak menutup kemungkinan suatu kalimat dilengkapi dengan objek

baik langsung maupun tidak langsung. Contoh :

 Saya membeli buku Komunikasi Bisnis di toko buku “Berkah” kemarin.

 Andi mengirim pesanan buku ke konsumen.

b. Kalimat Majemuk (compound sentence)

Kalimat majemuk berisi dua atau lebih klausa independen dan tidak

mempunyai klaua dependen. Klausa independen merupakan anak kalimat

yang dapat berdiri sendiri atau mempunyai pengertian yang utuh, sedangkan

klausa dependen adalah anak laimat yang tidak dapat berdiri sendiri, sehingga

tidak memiliki pengertian yang utuh. Suatu kalimat majemuk dihubungkan

dengan kata penghubung seperti “dan”,”tetapi”,”atau”. Contoh :

 Adik membeli kertas dan kakak membeli baju.

 Omzet penjualan meningkat 10 persen tetapi keuntungan perusahaan

menurun 15 persen.

7
c. Kalimat Kompleks (complex sentence)

Kalimat kompleks berisi sebuah klausa independen dan satu atau lebih klausa

dependen sebagai anak kalimat. Contoh :

 Meskipun gaji tidak naik, para pegawai bekerja sebagaimana mestinya.

 Karena tuntutan kenaikan gaji tidak dihiraukan oleh majikan, karyawan

melakukan unjuk rasake gedung DPR.

2) Cara Mengembangkan Paragraf

Suatu paragraf dapat dekembangkan dengan memberikan ilustrasi atau contoh,

perbandingan (persamaan dan perbedaan), pembahasan sebab-akibat, klasifikasi, dan

pembahasan pemecahan masalah. Pendekatan yang akan kita pilih sangat tergantung

pada subjek kita, maksud pembaca, dan maksud suatu pesan.

a. Ilustrasi

Untuk mengembangkan suatu paragraf dapat digunaka ilustrasi atau contoh

yang dapat memberikan gambaran tentang ide atau gagasan umum. Pemberian

contoh terhadap sesuatu topik bahasan yang relevan akan memberikan

gambaran yang lebih jelas dan mudah dipahami oleh pembaca. Contoh yang

diberikan dalam penyampaian pesan bisa diambil dari lingkungan

pembacanya sendiri, supaya mereka lebih mudah mencernanya. Misalnya,

membahas teknologi komunikasi yang mengalami perkembangan cukup pesat

akhir-akhir ini, selain itu dapat menambahkan contoh penggunaan telepon

seluler (ponsel) dan surat elektronik (e-mail).

8
b. Perbandingan (Persamaan dan Perbedaan)

Untuk mengembangkann suatu paragraph dengan cara membandingkan

persamaan maupun perbedaan dari suatu pemikiran yang lain. Cara

pengembangan paragraf ini memerlukan wawasan berpikir yang luas bagi

penyampaian pesan-pesan bisnis. Penyampaian pesan-pesan bisnis yang

memiliki wawasan berpikir luas tentunya akan dapat membuat perbandingan

yang berkaitan dengan persamaan maupun perbedaan terhadap suatu pokok

bahasan tertentu. Misalnya, jika topik bahasannya adalah belanja online

(shopping online), kita dapat mengembangkannya dengan membandingkan

hal itu dengan sistem belanja tradisional baik di pasar maupun pertokoan.

c. Pembahasan Sebab-Akibat

Ketika mengembangkan suatu paragraf, kita dapat memfokuskan perhatian

pada alasan-alasan mengenai suatu hal. Mengapa harus dipilih atau

dilakukan? Apa alasan yang mendasari suatu eputusan? Mengapa suatu

keputusan tidak melalui musyawarah? Mengapa suatu keputusan dianggap

cacat hukum? Apa akibatnya kalau suatu keputusan diberlakukan? Apa

akibatnya kalau suatu keputusan yang baru diberlakukan dibatalkan? Apa

akibatnya kalau suatu keputusan ditunda? Dan masih banyak pertanyaan lain

yang dapat dikembangkan lebih lanjut. Paling tidak, pola pengembangan

paragraf dengan sebab-akibat akan membantu memberikan arah yang jelas

terhadap suatu pokok bahasan tertentu.

d. Klasifikasi

9
Paragraf dapat dikembangkan dengan cara melakukan klasifikasi atau

pengelompokan ide-ide yang lebih khusus. Pola pengembangan ini akan

mempermudah pemahaman bagi pengirim pesan maupun penerima pesan.

Selain itu, pengelompokan ini juga menjadikan suatu topik bahasan menjadi

lebih terarah atau terfokus. Misalnya, jika topik bahasannya tentang masalah

Internet, pengertian Internet, keunggulan dan kelemahan Internet, sistem

pengamanannya, serta bagaimana Internet kedepannya.

e. Pembahasan Pemecahan Masalah

Cara lain untuk mengembangkan paragraf adalah dengan menyajikan

masalah, kemudian menjelaskan cara pemecahan masalah tersebut. Cara

pengembangan paragraf ini akan mampu memberikan latihan analisi yang

sangat diperlukan oleh seseorang dalam pengambilan keputusan-keputusan

penting bagi suatu organisasi. Dengan kata lain, pola pengembangan ini

memberikan arah yang sistematis.

10
PENUTUP

Kesimpulan

Revisi merupakan langkah terakhir dalam mengembangkan pesan pesan bisnis secara

efektif. Setiap pesan bisnis perlu diedit baik menyangkut masalah isi dan

pengorganisasianya, gaya penyampaianya, maupun format penulisanya. Gaya

penulisan yag efektif dimulai dengan pemilihan kata kata yang tepat. Dalam

pemilihan kata perlu diperhatikan antara lain memilih kata yang sudah familiar/sudah

dikenal secara umum, singkat, dan hidarkan kata yang memiliki pengertian ganda.

Penulisan pesan-pesan bisnis yang paling efektif akan mencakup keseimbangan

pemilihan terhadap ketiga jenis kalimat, yaitu kalimat sederhana, majemuk, dan

kompleks. Kalimat-kalimat yang singkat dan menggunakan kalimat aktif akan

mempermudah pembaca dalam memahami maksud dan tujuan suatu pesan-pesan

bisnis. Dalam mengembangkan suatu paragraph dapat dilakukan dengan berbagai

macam antara lain menggunakan ilustrasi, perbandingan, pembahasan mengenai

sebab-akibat, melakukan klarifikasi (penglompokan), dan pembahasan mengenai

pemecahan masalah (problem solving). Pusatkan perhatian pada ide tunggal, dan

usahakan untuk setiap paragraph singkat saja.

Saran

Pada saat melakukan revisi pesan-pesan bisnis sebaiknya memperhatikan poin-poin

pentingnya dan juga memperhatikan aturan penulisan karena setelah pesan bisnis

11
direvisi dapat mudah dipahami oleh pihak-pihak yang terlibat atau berkepentingan

dalam bisnis, sehingga mendapat respon dari para pembaca.

12
DAFTAR PUSTAKA

Purwanto, Djoko. (2019). Komunikasi Bisnis (Edisi Kelima). Jakarta : Erlangga.

13

Anda mungkin juga menyukai