Anda di halaman 1dari 27

PERGERAKAN SUMBER DAYA INTERNASIONAL DAN

PERUSAHAAN MULTINASIONAL

Disusun Oleh:

Kelompok 11

1. Inge Rahmah (1930603266)


2. Jesica Weny Pratiwi (1930603261)
3. Hilmi ( 1930603265)

Kelas : S1 Perbankan Syariah (SPS)5

Dosen Pengampu:
Chici Rima Putri Pratama, M.E

Prodi S1 Perbankan Syariah


Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang
2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
kami, sehingga kami dapat meyelesaikan makalah Ekonomi Moneter yang berjudul
“Pergerakan Sumber Daya Internasional dan Perusahaan Multinasional”

Adapun tujuan dari penulisan makalah adalah untuk memenuhi tugas Ibu Chici
Rima Putri Pratama,M.Epada mata kuliah Ekonomi Internasioanl. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang Pergerakan Sumber
Daya Internasional dan Perusahaan Multinasional dalam Ekonomi Internasional
bagi para pembaca dan juga bagi kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Chici Rima Putri Pratama,M.E
selaku dosen pengampu mata kuliah Ekonomi Internasional yang telah memberikan
tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Semoga makalah ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya.


Sekiranya makalah yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami maupun orang
yang membacanya. Kami menyadari, makalah yang kami tulis masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini.

Palembang, 22 November 2021

Kelompok 11

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................2

DAFTAR ISI ...................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................4

A. Latar Belakang......................................................................................4
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Makalah....................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
A. Arus Modal Internasional......................................................................6
1. Pengertian Arus Modal Internasional..............................................6
2. Sifat Arus Modal Internasional.......................................................6
3. Motif Arus Modal............................................................................7
4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Investasi Portopolio
Internasional....................................................................................7
B. Penanaman Modal Asing dan Kesejahteraan........................................8
1. Motif-Motif Penanaman Modal Asing............................................8
2. Dampak-Dampak Kesejahteraan Dari Arus Modal Internasional
11
C. Perusahaan Multinasional....................................................................16
1. Sebab-Sebab Kehadiran Perusahaan Multinasional......................17
2. Dampak Perusahaan Multinasional...............................................20
3. Dampak Negatif Perusahaan Multinasional..................................22
4. Contoh Perusahaan Multinasional yang Ada di Indonesia ...........23

BAB III PENUTUP...............................................................................................25


A. Kesimpulan.............................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA 22.............................................................................................26

3
BAB I
PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Dalam beberapa hal, perdagangan internasional dan pergerakan sumber-sumber
daya produktif sesungguhnya dapat dipandang sebagai subtitusi, dimana yang satu
dapat menggantikan atau mendukung yang lain. Sebagai contoh, sebuah negara
yang memiliki modal melimpah namun terbatas namun terbatas sumberdaya tenaga
kerjanya, seperti Amerika Serikat, dapat mengekspor komoditi padat modal , atau
mengekspor modal itu sendiri. Di sisi lain, Amerika Serikat akan mengekspor
produk-produk padat karya, atau mendatangkan faktor-faktor produksinya seperti
membuka pintu bagi masuknya para pekerja dari negara-negara lain dimana faktor
produksi tenaga kerjanya melimpah sama halnya dengan perdagangan internasional,
pergerakan sumber-sumber daya produktif dari negara atau tempat-tempat yang
memilikinya dalam jumlah yang relatif melimpah (sehingga harga atau imbalan bagi
faktor produksi yang bersangkutan relatif rendah) ke negara-negara yang relatif
miskin dengan sumber daya tadi (sehingga harga/imbalannya tinggi) dan akan
senantiasa berlangsung sehingga dalam jangka panjang pergerakan faktor produksi
antatr negara itu akan menyamakan harga faktor-faktor produksi tersebut secara
internasional, dan selanjutnya akan meningkatkan kesejahteraan bagi semua pihak
yang terlibat secara keseluruhan.
Wujud intgrasi nasional memang tidak semata-mata berupa pertukaran barang
dan jasa antar negara saja, namun juga perpindahan internasional dari faktor-faktor
produksi, yang biasa disebut sebagai perpindahan faktor. Pada dasarnya, landasan
pokok bagi berlangsungya arus perpindahan faktor internasional tersebut tidak
berbeda dengan prinsip perdagangan barang-barang dan jasa antar negara.

4
Perdagangan Internasional dan pergerkan faktor-faktor produksi masing-
masing menimbulkan berbagai dampak ekonomi yang berbeda terhadap negara-
negara yang terkait. Walaupun terdapat kesamaan konsep ekonomi yang mendasar
antara perdagangan (barang dan jasa) serta perpindahan faktor, terdapat perbedaan –
perbedaan yang cukup besar diantara keduanya dalam konteks politik. Negara yang
berkelimpahan tenaga kerja mungkin harus mengimpor barang-barang padat modal
atau dalam keadaan yang lain ia akan berusaha memperoleh modal dengan menarik
pinjaman dari luar negeri.
Sementara itu, negara yang berkelimpahan modal mungkin mengimpor barang-
barang padat karya atau mempekerjakan tenaga kerja migran. Suatu negara yang
terlalu kecil untuk untuk membuat aneka produk yang membutuhkan skala
ekonomis atau unit usaha yang cukup besar mungkin akan mengimpor barang-
barang atau produk tersebut dari perusahaan-perusahaan besar luar negeri yang
memiliki keunggulan untuk memproduksinya atau mengijinkan barang-berang
tersrbut diproduksi oleh anak atau cabang dari perusahaan-perusahaan tersebut.

B.Rumusan Masalah

1. Bagaimana arus modal Internasional?


2. Bagaimana dampak penanaman modal asing terhadap kesejahteraan?
3. Apa sebab-sebab kehadiran perusahaan Internasional dan apa dampak
yang ditimbulkannya?

C.Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui arus modal Internasional


2. Untuk mengetahui dampak penanaman modal asing (PMA) terhadap
kesejahteraan.

5
3. Untuk mengetahui sebab-sebab kehadiran perusahaan Internasional dan
dampaknya.
BAB II
PEMBAHASAN

A.Arus Modal Internasional

1.Pengertian Arus Modal Internasional

Arus Modal Internasional adalah hubungan kausal/timbal balik antara transaksi


perdagangan barang internasional dan modal sebagai salah satu faktor produksi
tertentu akan menimbulkan arus modal secara internasional karena adanya suatu
negara yang memiliki banyak modal dan ada pula yang mengalami kelangkaan
modal. Semakin banyak modal maka semakin kecil renumerasi (return) yang
diperoleh. Demikian sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi hasil yang
diperoleh. Hal inilah yang menyebabkan timbulnya arus modal internasional yang
mengalir dari suatu wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan
modal.
Arus Modal Internasional terjadi karena adanya wilayah yang memiliki banyak
modal (capital-abundant) dan ada pula yang mengalami kelangkaan modal (capital-
scare). Sebagai suatu faktor produksi yang memiliki marginal product,semakin
banyak modal maka semakin kecil renumerasi (return) yang diperoleh. Demikian
sebaliknya, semakin langka modal semakin tinggi hasil yang diperoleh. Hal inilah
yang menyebabkan timbulnya arus modal internasional yang mengalir dari suatu
wilayah yang kelebihan modal ke wilayah yang kekurangan modal.1

2. Sifat Arus Modal Internasional

1
Salvatore, (1996), Ekonomi Internasional (edisi kelima), Jakarta, Erlangga.

6
Secara umum arus modal internasional ini dapat bersifat sebagai berikut :
a. Partofolio Invesmen
Yaitu arus modal internasional dalam bentuk asset-aset financial, seperti
saham (Stock), obligasi (Bond) dan commercial paperlain. Arus
Partofolio saat ini paling cepat dan paling banyak mengalir keseluruh
penjuru dunia melalui pasar uang dan pasar modal dipusat pusat
keuangan seperti di New York , London, Paris, Frankfur, Tokyo,
Hongkong, Singapura.
b. Direct Invesment
Yaitu Investasi Riil dalam bentuk pendirian perusahaan , pembangunan
pabrik, pembelian barang modal , tanah , dan bahan baku , dan persediaan,
dimana investor terlibat langsung dalam menejemen perusahaan dan
mengontrol penanaman modal tersebut.

3. Motif Arus Modal

a. Investasi Portofolio
b. High Return
Yaitu mencari return yang lebih tinggi, yaitu sesuai dengan teori H-O, suatu
negara akan membeli saham atau obligasi dari perusahaan yang berada di
negara lain yang memberikan pengembalian tertinggi
c. Risk Diversification
d. Diversifikasi resiko, hal ini sesuai dengan portofolio teori, yang
menyatakan bahwa investasi di berbagai negara akan menghasilkan return
tertentu dengan resiko yang lebih kecil, atau return yang lebih tinggi dapat
dihasilkan dengan risiko tertentu

4.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Portofolio Internasional

7
Keinginan investor individu atau institusi untuk melakukan investasi portofolio
asing langsung disuatu negara dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut :
a. Tarif pajak atas bunga atau dividen, investor umumnya lebih suka
melakukan investasi pada negara yang tarif pajak atas pendapatan bunga
atau dividen relatif rendah. Investor akan menilai potensi laba setelah
pajak dari investasi pada sekuritas asing.
b. Tingkat bunga, investasi portofolio juga dipengaruhi tingkat bunga. Uang
cenderung mengalir ke negara yang tingkat bunganya tinggi, selama mata
uang domestik diperkirakan tidak melemah.
c. Kurs mata uang, ketika para investor berinvestasi dalam sekuritas dinegara
asing, tingkat pengembalian mereka dipengaruhi oleh perubahan nilai
sekuritas dan perubahan nilai tukar dari satuan mata uang sekuritas
tersebut. Jika mata uang negara setempat diperkirakan akan menguat,
investor asing mungkin akan berinvestasi dalam sekuritas negara tersebut
untuk mendapatkan manfaat dari pergerakan kurs. Sebaliknya jika mata
uang negara setempat diperkirakan melemah, investor asing mungkin akan
membeli sekuritas di negara lain.2

B. Penanaman Modal Asing dan Kesejahteraan

1. Motif-motif Penanaman Modal Asing.

Secara umum, motif-motif bagi berlangsungnya investasi portofolio, yakni


untuk mempeoleh tingkat hasil yang setinggi mungkin dan mendiversifikasikan atau
memecahkan resiko. Investasi asing portofolio maupun investasi secara langsung
juga acap kali dilakukan untuk menghindari pajak yang terlalu berat di suatu negara,
atau untuk mendukung kegiatan bisnis di suatu negara yang sarana infrastrukturnya
belum memadai. Data-data yang ada menunjukkan perusahaan-perusahaan yang

2
Salvatore “Perekonomian Indonesia”. Jakarta. Erlangga.1996.

8
memiliki orientasi internasional (baik itu karena ia giat mengadakan ekspor atau
memiliki fasilitas produksi di negara lain) biasanya memiliki tingkat laba yang lebih
tinggi, dan variabilitas atau gejolak labanya itupun lebih rendah (artinya lebih stabil)
daripada perusahaan-perusahaan domestik murni.
Alasan-alasan diatas sesungguhnya sudah memadai untuk menjelaskan
terjadinya investasi secara umum. Namun untuk memahami berlangsungnya
investasi langsung dalam kenyataan sehari-hari, kita juga dituntut untuk menjawab
satu pertanyaan lagi yang memang belum dapat dijawab berdasarkan penjelasan
diatas. Alasan-alasan yang telah disebutkan sebelumnya belum dapat menjelaskan
mengapa penduduk di suatu negara menanamkan modalnya di suatu negara secara
langsung (misalnya dengan mendirikan pabrik) diluar negeri, sedangkan dalam
waktu yang bersamaan mereka menerima masuknya modal asing dari negara lain.
Mengapa mereka tidak menanamkan modalnya atau membuka pabrik didalam
negerinya sendiri ? bukankah itu akan lebih baik karena penduduk disuatu negara
tentunya adalah mereka yang paling mengetahui kondisi dinegara yang
bersangkutan, dan mereka pula yang mengetahui keuntungan kompetitif yang
terkandung dalam perekonomiannya sendiri. Ada beberapa hal yang bisa
dikemukakan untuk menjelaskan hal tersebut. Salah satu diantaranya yang paling
penting adalah banyak perusahaan-perusahaan besar (biasanya yang bergerak dalam
pasar-pasar monopolistik dan oligopolistik) memiliki pengetahuan produksi atau
keterampilan manajerial yang unik yang akan dapat dimanfaatkan untuk mencetak
keuntungan lebih besar jika keunggulannya itu diterapkan di luar negri.
Dorongan untuk beroperasi ke luar menjadi besar, karena pasar domestik sudah
mereka kuasai. Dalam situasi seperti itulah, sebuah perusahaan akan melakukan
penanaman modal asing secara langsung dinegara lain. Langkah ini melibatkan
integrasi horizontal (horizontal integration) atau perluasan kegiatan produksi ke
wilayah yang lebih luas. Apa yang telah diproduksikan di dalam negri, juga hendak
diproduksikan diluar negeri. Sebagai contoh, IBM memiliki teknologi komputer
yang sangat canggih yang bisa dimanfaatkannya untuk mencetak keuntungan besar

9
disetiap tempat dimana ia beroprasi. Namun jika teknologi itu dikembangkan terus
didalam negeri, maka resiko pemalsuan atau duplikasi akan meningkat (karena
banyak perusahaan lain yang memiliki pengetahuan dasar dibidang teknologi
komputer).
Seandainya perluasan produksi itu dilakukan ke negara lain, maka risiko
duplikasi tersebut semakin berkurang, karena kemampuan teknologi dinegara yang
bersangkutan tentunya belum ada, atau kalaupun ada tidak setinggi di Amerika.
Karena teknologi itu sangat mahal, maka IBM tidak ingin menerbitkan lisensi untuk
produsen asing yang ingin memanfaatkan teknologi tersebut. Singkatnya, IBM ingin
memepertahankan rahasia dan hak paten teknologinya itu demi memastikan
terciptanya kualitas produk barang dan jasa yang konsisten.
Sekalipun IBM bersedia menegosiasikan penerbitan lisensi untuk pemakaian
teknologi tadi, kemajuan teknologi komputer yang demikian pesat akan membuat
suatu teknologi yang hari ini sangat canggih menjadi tertinggal esok hari. Dalam
situasi seperti ini, pilihan terbaik bagi IBM untuk memperluas operasi bisnisnya
adalah dengan mengadakan penanaman modal asing secara langsung ke negara-
negara lain. Situasi serupa juga dihadapi oleh Xerox, Gillette, Toyota, dan berbagai
perusahaan multinasonal yang berukuran raksasa lainnya. Hal tu pulalah yang
menjadi motif bagi berlangsungnya investasi secara langsung dua arah dalam
sektor-sektor industri manufaktur diantara sesame negara industri maju.
Alasan penting lainnya bagi sebuah perusahaan untuk mengadakan penanaman
modal asing secara langsung adalah memperoleh kontrol atas jalur pasokan bahan-
bahan mentah atau komoditi primer yang mereka butuhkan diluar negeri.
Seandainya mereka dapat menguasai jalur pasokan itu, maka mereka akan
memperoleh suplai bahan mentah secara kontinyu dengan harga yang relatif murah.
Itulah yang biasa disebut sebagai integrasi vertical (vertical integration) yang
merupakan bentuk dari sebagian besar penanaman modal asing langsung negara-
negara berkembang dan sejumlah negara maju yang kaya dengan bahan tambang.

10
Alasan lain yang masih melatar belakangi terjadinya penanaman modal asing
langsung adalah untuk menghindari tarif impor dan berbagai bentuk restriksi atau
hambatan perdagangan lainnya yang diterapkan oleh pemerintah negara-negara
tertentu terhadap komoditi impor, atau untuk memanfaatkan penawaran subsidi
yang sengaja dilakukan oleh pemerintah sejumlah negara dalam rangka memikat
investasi dari luar negeri. Contoh investasi asing dalam rangka menghindari tarif
atau hambatan-hambatan perdagangan itu adalah penanaman modal asing langsung
secara besar-besaran yang dilakukan oleh perusahaan Amerika Serikat dan negara-
negara Uni Eropa yang bergerak dibidang manufaktur keberbagai negara
berkembang. Sedangkan contoh investasi langsung yang bertujuan untuk memanfaat
subsidi pemerintah ahdalah penanaman modal asing yang terjadi di sebagian besar
kawasan dunia ketiga yang tengah mengalami kemerosotan ekonomi (sehinggga
sangat membutuhkan investasi asing). Tanpa adanya insentif atau tawaran subsidi
itu, negara-negara berkembang yang bersangkutan memang sulit mendapatkan
investasi langsung dari luar negeri. Alasan atau motif-motif berikutnya bagi
dilakukannya penanaman modal asing secara langsung untuk memasuki suatu pasar
oliogopolistik diluar negeri, untuk membeli suatu perusahaan tertentu yang dimasa
mendatang berpotensi menjadi menjadi pesaing, dan mencegah tertutupnya akses
pasar disuatu negara yang bersangkutan. Alasa terakhir inilah yang sering sekali
mendorong perusahaan-perusahaan multinasional raksasa untuk memasuki daerah-
daerah baru, yakni karena mereka ingin memanfaatkan sumber- sumber pembiayaan
yang tersedia.

2. Dampak-Dampak Kesejahteraan Dari Arus Modal Internasional

a. Dampak-Dampak Untuk Negara Sumber Investasi Dan Negara Penerima


Investasi.
Kita menyimak sebuah dunia khayalan yang hanya terdiri dari dua negara,
yakni negara 1 dan negara 2 dengan total cadangan modal gabungan

11
sebesar OO’ dari seluruh cadangan modal itu, sebagian diantaranya yakni
sebanyak OA, dimiliki oleh negara 1, sedangkan sisanya yakni O’A
dimiliki oleh negara 2. Kurva-kurva VMPK1 dan VMPK2 menunjukkan
nilai produk marginal modal di negara 1 dan di negara 2. Hal itu berlaku
untuk setiap tingkatan investasi. Dalam kondisi kompetitif (antara terjadi
persaingan penuh diantara unit-unit ekonomi yang ada), nilai produk
marginal tersebut merupakan tingkat hasil atau keuntungan yang
dibuahkan oleh modal itu. Sedangkan dalam kondisi isolasi (tidak ada
perdagangan), negara 1 akan menanamkan modalnya sebanyak OA di
dalam negeri dan tingkat hasil yang akan diperolehnya adalah sebanyak
OC.
Total produk yang akan diperoleh (diukur berdasarkan luas wilayah atau
bidang yang berada dibawah kurva nilai produk marginal) sama dengan
OFGA. Sebagian diantaranya yakni sebanyak OCGA, akan diterima oleh
para pemilik modal di negara 1 sedangkan sisanya yakni sebanyak CFG
akan diterima oleh para pemilik faktor produksi lainnya (tenaga kerja dan
tanah). Demikian pula, dalam kondisi isolasi negara 2 akan
menginvestasikan seluruh modalnya sebanyak O’A di dalam negeri yang
akan memberinya tingkat hasil O’H. Total produknya sama dengan
O’JMA. Sebagian dintaranya, yakni O’HMA, akan diterima oleh para
pemilik modal di negara 2, sedangkan sisanya yakni sebanyak HJM, akan
diterima oleh pemilik faktor-faktor produksi lainnya.
Sedangkan kita asumsikan saja bahwa kedua negara tersebut mengadakan
hubungan ekonomi (perdagangan dan atau investasi internasional)
sehingga berlangsunglah pergerakan modal dintara keduanya. Karena
tingkat hasil di negara 2 (O’H) lebih tinggi daripada yang terdapat di
negara 1 (OC), maka sebagian modal di negara 1 akan berpindah ke
negara 2 (sebanyak AB), dan perpindahan modal ini lambat laun akan
menyamakan tingkat hasil modal di kedua negara tersebut sebesar BE

12
(=ON=O’T). Total produksi dosmetik di negara 1 berubah menjadi OFEB.
Namun karena sebagian modalnya berada di negara lain, maka hasil
investasi diluar negeri itu juga harus ditambahkan, yakni sebanyak ABER,
sehingga total pendapatan nasional negara 1 adalah OFERA. Tingkat
produksi itu lebih tinggi ketimbang yang ada sebelum berlangsungnya
investasi antar negara tersebut. Berkat perpindahan sebagian modalnya ke
negara lain yang tingkat hasilnya lebih tinggi, maka total pendapatan
nasional negara 1 meningkat sebanyak ERG. Disamping itu berkat adanya
arus modal internasional secara bebas tersebut, total tingkat hasil modal di
negara 1 meningkat memjadi ONRA, sedangkan tingkat hasil bagi faktor-
faktor produksi lainnya menjadi NFE.
Arus masuk modal ke negara 1 sebanyak AB ke negara 2 akan
menurunkan tingkat hasil modal di negara itu dari O’H menjadi O’T.
Karena modalnya kini lebih banyak, maka total domestik di negara 2 akan
bertambah dari O’JMA menjadi O’JEB.
Berdasarkan sudut pandang dunia (yakni jika kedua negara tersebut
digabung), maka total produksi meningkat dari OFGA + O’JEB, atau
bertambah ERG + ERM = EGM. Dengan demikian terjadinya arus modal
internasional tersebut meningkatkan efisiensi alokasi sumber daya secara
internasional dan memperbesar output dunia, serta sekaligus
meningkatkan kesejahteraan bagi kedua negara yang terkait.

b. Dampak-Dampak lainnya untuk Negara Sumber Investasi dan Negara


Penerima Investasi berdasarkan asumsi bahwa kedua faktor produksi yang
ada, yakni modal dan tenaga kerja, seluruhnya terserap dalam kegiatan-
kegiatan industri (full employment), baik sebelum atapun sesudah transfer
modal antarnegara, itu kita juga dapat melihat naiknya tingkat hasil total
dan tingkat hasil dari faktor produksi modal mengalami peningkatan,
sedangkan tingkat hasil total dan rata-rata dari faktor produksi tenaga

13
kerja dinegara sumber investasi mengalami penurunan. Jadi meskipun
negara sumber investasi itu secara keseluruhan memperoleh keuntungan
dari berlangsungnya transfer modal kenegara lain, ada sebagian warga
(yakni para pekerja) yang mengalami kerugian. Itu berarti transfer modal
tadi juga mengakibatkan redistribusi pendapatan domestik dari para
pemilik faktor produksi tenaga kerja buruh diberbagai negara sumber
investasi, seperti di Amerika Serikat, acapkali menentang dilakukakannya
investasi oleh perusahaan-perusahaan amerika serikat ke luar negeri.
Dilain pihak, reditribusi pendapatan domestik juga terjadi di negara tuan
rumah atau penerima investasi itu. Meskipun negara penerima investasi
secara keseluruhan diuntungkan oleh adanya modal dari negara lain,
namun adapula sebagian warganya yang mengalami kerugian, yakni para
pemilik modal (krena hasil tingkat modal domestik menjadi berkurang
setelah masuknya modal asing itu). Jika asumsi pengerahan sumber daya
secara penuh (full employment) kita tinggalkan, maka dari sisi lain
cederung meningkatkan kebutuhan tenaga kerja dinegara penerima
invesatsi. Dalam kalimat lain, tenaga kerja dinegara sumber investasi akan
dirugikan sedangkan tenaga kerja dinegara penerima investasi
diuntungkan.
Transfer modal internasional juga mempengaruhi rencana pembayaran
kedua negara tersebut. Pada dasarnya, neraca pembayaran suatu negara
mengitung total penerimaan suatu negara dari negara-negara lain dan total
pembayaran atau pengeluarannya kepada negara-negara lain. pada saat
suatu negara menerima investasi dari negara lain, maka pengeluaran luar
negeri bagi negara sumber investasi akan menurun sehinggga ia akan
mengalami defisit neraca pembayaran (kelebihan pengeluaran luar negeri
dan penerima luar negeri). Dalam kenyataannya, lonjakan investasi
mancanegara memang merupakan salah satu penyebab besarnya defisit
pembayaran neraca Amerika Serikat selama dasawarsa 1960an sehinggga

14
hal ini mendorong pemerintah Amerika Serikat untuk membatasi arus
keluar modal kenegara-negara lain pada periode antara tahunn 1965
hingga tahun 1974. Di pihak lain, memburuknya neraca pembayaran
negara yang menerima investasi dari negara lain.
Meskipun demikian, defisit neraca pembayaran yang dialami oleh negara
sumber investasi itu tidak berlangsung lama. Meskipun pada awalnya
transfer modal dan meningktnya pengeluaran luar negeri akan
menciptakan defisit, namun peningkatan ekspor barang-barang modal,
suku cadang dan berbagai produk pendukung lainnya ke negara penerima
investasi, akan menciptakan pemasukan sehingga defisit neraca
pembayaran negara sumber investasi itu akan berkurang, atau bahkan
lenyap (bisa pula menjadi surplus). Diperkirakan bahwa periode
pengembalian transfer modal itu belangsung antara 5 hingga 10 tahun
(rata-rata).
Dampak kesejahteran yang penting lainnya dari berlangsungnya
penanaman modal asing baik bagi negara sumber investasi maupun negara
penerima investasi bertolak dari tingkat perpajakan dan tingkat hasil
modal di masing-masing negara. Dengan demikian, jika pajak perusahaan
yang ditetapkan oleh pemerintah Amerika Serikat 48% sedangkan
pemerintah swiss hanya memungut 40%, maka adalah wajar seandainya
perusahaan-perusahaan Amerika Serikat berbondong-bondong
menanamakan modalnya di swiss atau mengubah letak pijakan ekspornya
disalah satu cabang atau anak perusahaannya di luar negeri, agar mereka
dapat menghemat pengeluaran pajak. Secara relatif, peruahaan-perusahaan
itupun memperoleh peningkatan kesejahteraan. Namun karena sebagian
negara, termasuk Amerika Serikat, sudah menjadi pihak atau
penandatanganan perjanjian pencegahan pajak ganda, maka pihak negara
asal investasi menjadi lebih dirugikan. Sebagai contoh, dalam kasus tadi,
pemerintah Amerika Serikat hanya dapat memungut pajak sebesar 8%

15
(karena 40% pajak sudah disetorkan oleh pemerintah asing, dalam hal ini
pemerintah swiss). Jadi, jelas bahwa transfer modal internasional itu
cenderung menurunkan penerimaan pajak bagi pemerintah negara sumber
penerima investasi, dan disisi lain cederung memperbesar pemasuk pajak
bagi pemeritah dinegara penerima investasi.
Sehubungan dengan tingginya pengaruh investasi asing terhadap output
dan volume perdagangan di negara sumber investasi dan negara penerima
investasi, maka transfer modal international juga cederung mempengaruhi
nilai tukar perdagangan mereka. Meskipun demikian, sejauh mana nilai
tukar perdagangan itu akan berubah akibat adanya transfer modal, turut
ditentukan oleh berbagai kondisi lainnya dikedua negara, dan mana yang
dominan ternyata berbeda dari satu kasus ke kasus lainnya. Penanaman
modal asing juga dapat mempengaruhi tingkat kemajuan teknologi yang
ada dinegara sumber investasi maupun dinegara penerima invetasi. Lebih
jauh, investasi asing itu juga mempengaruhi kemampuan pemerintah
disuatu Negara (khususnya negara penerima investasi) dalam
mengendalikan perekonomian nasionalnya dan kemampuannya dalam
memberlakukakan kebijakan ekonomi secara independen.

C.Perusahaan Multinasional

Salah satu perkembangan paling penting dalam ekonomi internasional sejak


usainya perang dunia kedua adalah muncul dan berkembangnya perusahaan-
perusahaan multinasional atau terkadang disebut pula perusahaan transnasional.
Sesuai dengan namanya, perusahaan multinasional adalah suatu badan usaha yang
memiliki, mengendalikan dan atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar
di sejumlah negara. Dewasa ini perusahaan-perusahaan multinasional secara
keseluruhan menguasai lebih dari 20% output dunia, sedangkan nilai transaksi

16
perdagangan intra perusahaan (yakni perdagangan yang berlangsung antara
perusahaan induk dengan cabang-cabang perusahannya yang tersebar di berbagai
negara) mencapai 25% dari seluruh nilai perdagangan manufaktor di dunia. Beberapa
perusahaan maltinasional, seperti General Motor dan Exxon benar-benar berukuran
raksasa dan nilai penjualan tahunannya mencapai puluhan miliar dolar. Perusahaan
multinasional menguasai sejumlah besar perusahaan yang tersebar di berbagai negara,
baik negara maju maupun negara berkembang. Perusahaan multinasional kadangkala
sekedar menghimpun dana untuk keperluan perluasan anak-anak perusahaannya
dimana di negara dimana anak-anak perusahaan tersebut beroperasi, sebagai
alternatif dari perluasan operasi bisnis dari perusahaan induk di negara asalnya
sendiri.

1.Sebab-Sebab Kehadiran Perusahaan Multinasional

Alasan utama bagi keberadaan perusahaan-perusahaan multinasional itu adalah


bersarnya keuntungan kompetitif yang terkandung dalam jaringan produksi dan
distribusi global. Artinya, semakin luas jaringan produksi dan distribusi yang dimiliki
oleh suatu perusahaan, akan semakin tinggi daya saingnya. Keunggulan kompetitif
perusahaan multinasional juga didasarkan pada peningkatan skala ekonomis dalam
produksi, pembiayaan, riset dan pengembangan serta penghimpunan informasi-
informasi pasar. Besarnya output perusahaan-perusahaan multinasional juga
memungkinkan mereka untuk melakukan pembagian kerja dan spesialisasi produksi
yang jauh lebih baik ketimbang yang dapat dilakukan oleh perusahaan-perusahaan
nasional berskala kecil yang menjadi saingan mereka. Disamping itu, perusahaan-
perusahaan multinasional dan cabang-cabangnya yang tersebar di mancanegara
biasanya juga memiliki akses lebih luas ke sumber-sumber modal internasional
ketimbang perusahaan nasional murni, dan hal itu tentu saja memungkinkan
perusahaan multinasional untuk memperoleh sumber pembiayaan murah dalam

17
jumlah yang nyaris tidak terbatas sehingga kemampuan mereka menyelenggarakan
proyek-proyek berskala besar sangat sulit ditandingi.

Perusahaan-perusahaan multinasional yang pada umumnya sangat besar


senantiasa siap menanamkan modalnya keluar negeri apabila perkiraan laba dari
setiap unit investasi dalam sektor industri tertentu diluar negeri memang lebih tinggi
dibandingkan dengan perkiraan tingkat hasilnya di dalam negeri. Karena perusahaan-
perusahaan tersebut senantiasa menguasai keunggulan kompetitif dan memiliki
informasi terlengkap mengenai sektor-sektor industri yang digelutinya, maka ia tidak
selalu mengungkap semua peluang keuntungan yang lebih tinggi dalam semua sektor
industri domestik sebelum memutuskan untuk menanamkan modalnya di luar negeri.
Artinya mereka enggan meninggalkan sektor industri yang sudah dikelola sejak lama,
sekalipun sektor-sektor industri lainnya di dalam negeri menjanjikan tingkat
keuntungan yang lebih baik. Itu berarti hal terpenting yang menjadi bahan
pertimbangan mereka dalam menanamkan modal di luar negeri adalah selisih tingkat
keuntungan dalam industri tertentu diluar dan didalam negeri. Itulah sebabnya
perusahaan-perusahaan multinasional biasanya setia pada sektor industri tertentu
yang menjadi andalannya.

Perusahaan-perusahaan multinasional juga memiliki posisi yang jauh lebih baik


dalam mengontrol atau mengubah kondisi-kondisi lingkungan mereka sedemikian
rupa sehingga menguntungkan pihak mereka sendiri. Dalam hal ini mereka benar-
benar tidak dapat ditandingi perusahaan lokal atau unit bisnis nasional murni. Sebagai
contoh dalam memilih tempat atau lokasi pabrik baru yang khusus diperuntukkan
membuat komponen tertentu, sebuah perusahaan multinasional dapat dan biasanya
memang melakukan penjajakan keliling ke berbagai negara yang tingkat upahnya
relatif murah. Meskipun mereka sudah diuntungkan oleh murahnya tenaga kerja
mereka masih mencari bentuk-bentuk insentif yang lain. Mereka tahu bahwa modal
mereka dibutuhkan oleh banyak negara. Oleh karena itu mereka akan membangun

18
pabrik di salah satu negara yang paling banyak memberikan insentif, baik itu berupa
pembebasan pajak, subsidi, kemudahan akses perdagangan, dsb.

Kepemilikan sumberdaya yang begitu besar oleh perusahaan multinasional


menjadikan mereka begitu berpengaruh sehingga seringkali dapat menentukan arah
kebijakan dari pemerintah di negara yang menjadi tuan rumah. Mereka bahkan
sanggup mengalahkan perusahaan-perusahaan nasioanl. Perusahaan multinasional itu
tidak hanya mempengaruhi substansi kebijakan pemerintah setempat, tetapi mereka
juga dapat meminta berbagai keistimewaan seperti keringanan pajak atau berbagai
keringanan yang lainnya.

Perusahaan-perusahaan multinasional itu acap kali juga mencantumkan harga


yang kelewat tinggi atas pembelian komponen-komponen yang dibuat oleh salah satu
anak cabang perusahaannya disuatu Negara yang dikirimkan ke cabang atau anak
perusahaan lainnya yang berada dinegara lain. Biasaya, pengenaan harga ynag lebih
tinggi dari pada harga yang seharusnya itu dilakukan terhadap ekspor komponen ke
cabang Negara yang tingkat pajaknya relatif tinggi (agara pos biaya pihak yang
mengimpor Nampak meningkat, sehingga kewajiban pajaknya dapat ditekan).
Sebaliknya, jika komponen atau produk itu diekspor dari Negara yang tingkat
pajaknya relatif tinggi, maka harganya akan diturunkan (agar peresentase penjualan
yang harus diserahkan sebagai pihak pajak dapat dikurangi). Dengan cara illegal yang
disebut “pengalihan harga” (transfer pricing) ini sebuah perusahaan multinasional
dapat meminimalkan pajaknya secara keseluruhan. Taktik pengalihan atau transfer
harga secara diam-diam itu juga dapat meningkatkan hubungan perdagangan intra-
perusahaan sehingga akan mengurangi perdagangan antara suatu perusahaan lain
(yang masing-masing berdiri sendiri).

Semua faktor itulah yang menjadikan perusahaan begitu unggul dan sulit untuk
disaingi oleh perusahaan nasional, apalagi yang berasal dari Negara-negra
berkembang. Faktor-faktor itu pula yang dapat menjelaskan terjadinya proliferasi atau

19
pembiakan jumlah serta lonjakan peranan perusahaan multinasonal dalam
perekonomian internasional dewasa ini.

2,Dampak perusahaan multinasional

Dewasa ini kehadiran perusahaan-perusahaan multinasional di bidang ekonomi


dan politik dunia, terasa sangat mencolok. Perusahaan-perusahaan multinasional yang
“menancapkan kukunya” juga tentu saja memberikan implikasi kepada, saya sebut
sebagai, Negara yang di’ekspansi’nya, baik dampak positif maupun dampak
negatifnya.

Dampak positif antara lain :


a. Dampak positif pertama yang paling sering disebut-sebut sebagai
sumbangan positif penanaman modal asing ini adalah, peranannya dalam
mengisi kekosongan atau kekurangan sumber daya antara tingkat investasi
yang ditargetkan dengan jumlah actual “tabungan domestik” yang dapat
dimobilisasikan.
b. Dampak positif kedua adalah, dengan memungut pajak atas keuntungan
perusahaan multinasional dan ikut serta secara financial dalam kegiatan-
kegiatan mereka di dalam negeri, pemerintah Negara-negara berkembang
berharap bahwa mereka akan dapat turut memobilisasikan sumber-sumber
financial dalam rangka membiayai proyek-proyek pembangunan secara
lebih baik.
c. Dampak positif ketiga adalah, perusahaan multinasional tersebut tidak
hanya akan menyediakan sumber-sumber financial dan pabrik-pabrik baru
saja kepada Negara-negara miskin yang bertindak sebagai tuan rumah,
akan tetapi mereka juga menyediakan suatu “paket” sumber daya yang
dibutuhkan bagi proses pembangunan secara keseluruhan, termasuk juga
pengalaman dan kecakapan manajerial, kemampuan kewirausahaan, yang

20
pada akhirnya nanti dapat dimanifestasikan dan diajarkan kepada
pengusaha-pengusaha domestik.
d. Dampak positif keempat adalah, perusahaan multinasional juga berguna
untuk mendidik para manajer local agar mengetahui strategi dalam rangka
membuat relasi dengan bank-bank luar negeri, mencari alternative
pasokan sumber daya, serta memperluas jaringan-jaringan pemasaran
sampai ke tingkat internasional.
e. Dampak positif kelima adalah, perusahaan multinasional akan membawa
pengetahuan dan teknologi yang tentu saja dinilai sangat maju dan maju
oleh Negara berkembang mengenai proses produksi sekaligus
memperkenalkan mesin-mesin dan peralatan modern kepada Negara-
negara dun ia ketiga.

Selain dampak positif yang telah dikatakan diatas, tentu saja dalam pelaksanaan
kegiatan ekonominya, perusahaan multinasional juga mempunyai dampak negatif
yang terjadi pada Negara tamu. Pada umumnya pasar yang menjadi sasaran
pemasaran perusahaan multinasional ini memang adalah Negara-negara yang
notabenenya adalah Negara-negara yang sedang berkembang atau Negara-negara
dunia ketiga. Hal ini mereka lakukan karena Negara-negara dunia ketiga ini dinilai
belum mempunyai perlindungan yang baik atau belum mempunyai “kekuatan” yang
cukup untuk menolak “kekuatan” daripada perusahaan-perusahaan raksasa
multinasional ini sehingga bukan tidak mungkin mereka bisa melakukan intervensi
terhadap pemerintahan yang dilangsungkan oleh Negara yang bersangkutan, atau
dengan kata lain Negara-negara ini menghadapi dilema di mana sebagian besar
negara terlalu lemah untuk menerapkan prinsip aturan hukum, dan juga perusahaan-
perusahaan raksasa ini sangat kuat menjalankan kepentingan ekonomi untuk
keuntungan mereka sendiri.

Kemudian kita juga harus menyadari bahwa perusahaan-perusahaan mutinasional


ini tidak tertarik untuk menunjang usaha pembangunan suatu Negara. Perhatian

21
mereka hanya tertuju kepada upaya maksimalisasi keuntungan atau tingkat hasil
finansial atas setiap sen modal yang mereka tanamkan. Perusahaan-perusahaan multi
nasional ini senantiasa mencari peluang ekonomi yang paling menguntungkan, dan
mereka tidak bisa diharapkan untuk memberi perhatiam kepada soal-soal kemiskinan,
ketimpangan pendapatan dan lonjakan pengangguran. Pada umumnya, perusahaan-
perusahaan multinasional hanya sedikit memperkerjakan tenaga-tenaga setempat.
Operasi mereka cenderung terpusat di sektor modern yang mampu menghasilkan
keuntungan yang maksimal yaitu di daerah perkotaan.

3.Dampak Negatif Perusahaan Multinasional

Alasan utama banyaknya negara berhati-hati sebelum mengizinkan operasi suatu


perusahaan multinasional di negaranya adalah dampak-dampak negatif yang mungkin
ditimbulkannya. Salvatore paling tidak menyebutkan 6 dampak ini di dalam
bukunya,

Terhadap negara asal :


a. Hilangnya sejumlah lapangan kerja domestik. Ini karena perusahaan
multinasional mengalihkan sebagian modal dan aktivitas bisnisnya ke luar
negeri.
b. Ekspor teknologi, yang oleh sebagian pengamat, secara perlahan-lahan
akan melunturkan prioritas teknologi negara asal dan pada akhirnya
mengancam perekonomian negara bersangkutan.
c. Kecenderungan praktik pengalihan harga sehingga mengurangi
pemasukan perpajakan
d. Mempengaruhi kebijakan moneter domestik.
Terhadap negara tuan rumah:
a. Keengganan cabang perusahaan multinasional untuk mengekspor suatu
produk karena negara tersebut bukan mitra dagang negara asalanya.

22
b. Mempengaruhi kebijakan moneter negara yang bersangkutan.
c. Budaya konsumsi yang dibawa perusahaan tersebut bisa mengubah
budaya konsumsi konsumen local dan pada akhirnya mematikan unit-unit
usaha tradisional.
d. Dan tentu saja dampak-dampak lainnya masih banyak mengingat masalah
ini adalah masalah yang kompleks. Mulai dari politik yang
mempengaruhinya, belum lagi bidang lainnya yang mempengaruhi dan
dipengaruhi baik di bidang sosial, budaya, pendidikan dan sebagainya.

4.Contoh Perusahaan Multinasional yang Ada di Indonesia

DUNKIN DONUTS

Dunkin’Donuts pertama kali masuk ke Indonesia melalui Penanaman Modal


Asing Langsungnya dengan membuka perusahaan pertamanya di Jakarta. Dunkin’
Donuts sebelumnya juga telah membuka cabang-cabangnya (franchise) di berbagai
negara, seperti negara-negara di Eropa. Dunkin’Donuts pada mulanya tumbuh dan
berkembang di kota Boston, Amerika Serikat pada tahun 1940 (dengan nama awal
Open Kettle). Kemudian perusahaan ini terus tumbuh dan berkembang hingga
akhirnya pada tahun 1970, Dunkin’Donuts telah berhasil menjadi perusahaan dengan
merek internasional. Kemudian pada tahun 1983 perusahaan Dunkin’Donuts dibeli
oleh Domecq Sekutu (Allied Domecq) yang juga membawahi Togo’s dan Baskin
Robins.

Di bawah Allied Domecq, perluasan pasar Dunkin’Donuts secara internasional


semakin diintensifkan. Hingga akhirnya gerai Dunkin’Donuts tersebar tidak hanya di
benua Amerika saja, tetapi juga meluas ke benua-benua seperti Eropa dan Asia. Di
Indonesia sendiri, Dunkin’ Donuts mulai merambah pasarnya pada tahun 1985
dengan gerai pertama didirikan di Jalan Hayam Wuruk, Jakarta Pusat. Khusus
wilayah Indonesia, master franchise Dunkin’Donuts dipegang oleh Dunkin’ Donuts

23
Indonesia[10]. Saat pertama kali Dunkin’Donuts membuka gerai pertamanya di
Indonesia (pada tahun 1980-an), tidak ada reaksi keras dari masyarakat yang
menentang perusahaan tersebut untuk masuk. Masyarakat cenderung menganggap
positif atas upaya perusahaan tersebut dalam memperluas jaringan pasarnya. Mereka
justru cenderung merasa senang atas hadirnya Dunkin’Donuts di Indonesia.

24
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Arus Modal Internasional adalah hubungan kausal/timbal balik antara transaksi


perdagangan barang internasional dan modal sebagai salah satu faktor produksi
tertentu akan menimbulkan arus modal secara internasional karena adanya suatu
negara yang memiliki banyak modal dan ada pula yang mengalami kelangkaan
modal.

Alasan perusahaan untuk mengadakan penanaman modal asing adalah untuk


menghindari pajak yang terlalu berat di suatu negara, alasan penting lainnya bagi
sebuah perusahaan untuk mengadakan penanaman modal asing secara langsung
adalah memperoleh kontrol atas jalur pasokan bahan-bahan mentah atau komoditi
primer yang mereka butuhkan diluar negeri.

Perusahaan multinasional adalah suatu badan usaha yang memiliki,


mengendalikan dan atau mengelola fasilitas-fasilitas produksi yang tersebar di
sejumlah negara. Alasan utama bagi keberadaan perusahaan-perusahaan
multinasional itu adalah bersarnya keuntungan kompetitif yang terkandung dalam
jaringan produksi dan distribusi global. Perusahaan-perusahaan multinasional juga
memiliki posisi yang jauh lebih baik dalam mengontrol atau mengubah kondisi-
kondisi lingkungan mereka sedemikian rupa sehingga menguntungkan pihak mereka
sendiri. Dalam hal ini mereka benar-benar tidak dapat ditandingi perusahaan lokal
atau unit bisnis nasional murni

25
DAFTAR PUSTAKA

Salvatore, (1996), Ekonomi Internasional (edisi kelima), Jakarta, Erlangga.

Salvatore “Perekonomian Indonesia”. Jakarta. Erlangga.1996.

Husna,Aisa,Makalah Pergerakan Sumber Daya Internasonal dan Perusahaan

Multinasional,http://id.scribd.com/document/500224763/PERGERAKAN-

SUMBER-DAYA-INTERNASIONAL-DAN-PERUSAHAAN-MULTINASIONAL-
TUGAS-KELOMPOK-docx,diakses pada tanggal 22November 2021,pukul:12:01

Putra,Wuriyanto,2011,Ekonomi Internasional,http://agitpraditya.blogspot.com/2011/
04/ekonomi-intenasional-pendahuluan-pada.html?m=1.diakses pada 23
November 2021, pukul:14:10

26
27

Anda mungkin juga menyukai