Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

MASALAH PERTUMBUHAN EKONOMI

DOSEN PENGAMPUH: Dra. Sitti Hajerah Hasyim, M.Si

DISUSUN OLEH:

Kelompok

Mangambo

Nuranggi Latif

Dewanita Nurul Aribah

Muhammad Iqbal Saleh

Indah Septiana Dewi 1992042040

KELAS B

PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR

2022-2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas kelompok untuk Mata Kuliah
Ekonomi Makro. Dengan judul: “Masalah Pertumbuhan Ekonomi”.

Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah
berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya. Penulis sangat
berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca.
Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan dalam
kehidupan sehari-hari. Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan
dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang
membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat bagi perkembangan dunia Pendidikan.

Makassar, 21 Februari 2022

Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dapat dikatakan bahwa yang menjadi jantungnya studi ekonomi itu ialah
masalah bagaimana negara-negara bermaksud untuk menyesuaikan permintaan
dalam kondisi sumber daya yang terbatas adanya. Meskipun pertumbuhan
produksi terjadi sejak revolusi industry, namun tak ada bukti baik di negara kaya
sekalipun, keinginan manusia tetap terpenuhi. Meskupun dinegara maju rakyatnya
mengalami perbaikan nasib kehidupan dimana hampir tiap rumah tangga hidup
dengan berkecukupan, dan secara kasat mata terlihat dari kepemilikan barang-
barang ekonomi, seperti kepemilikan mobil lebih dari satu dan mempunyai “suite
bath rooms” rumah dan perlengkapan serba lux dengan system pendingin
mutakhir, namun lebih dari setengah penduduk dunia, kehidupannya tetap masih
sulit.
Fokus persoalan ekonomi adalah bersumber dari keinginan dan kebutuhan
manusia tidak terbatas, tetapi sumber-sumber untuk memenuhi keinginan dan
kebutuhan itu terbatas adanya. Oleh karena itu, seluruh masyarakat mulai dari
yang kaya hingga yang paling miskin menghadapi masalah ekonomi yang sama,
yakni meliputi alokasi sumber daya yang terbatas untuk memenuhi kebutuhan dan
permintaan konsumen dan produsen secara optimum. Baik individu, perusahaan,
maupun pemerintah menghadapi masalah ekonomi yang sama. Seorang individu
yang membeli rumah mewah mungkin akan kehilangan kesempatan untuk
berlibur panjang keluar negeri tiap tahun. Seorang pengusaha yang
mempekerjakan tenaga kerja manusia, mungkin harus mengurasi investasinya
untuk membeli mesin-mesin. Ketika pemerintah ingin membeli buku-buku dan
alat-alat tulis pendidikan termasuk pengadaan laboratorium, mungkin akan
mengurangi rencana untuk menambah guru. Dengan kata lain, setiap keputusan
untuk memenuhi yang kita inginkan ditengah-tengah sumber yang adanya
terbatas, berurusan dengan keputusan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi biasa digunakan sebagai indicator kinerja
perekonomian suatu negara. Masalah pertumbuhan ekonomi merupakan bagian
dari masalah makri ekonomi. Pertumbuhan ekonomi dapat didefinisikan sebagai
perkembangan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang
diproduksi dalam suatu perekonomian mengalami peningkatan. Pertumbuhan
ekonomi biasa diukur dengan persentase pertahun.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang menjadi definisi pertumbuhan ekonomi?
2. Apa saja faktor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi?
3. Apa saja permasalahan ekonomi di Indonesia?
4. Bagaimana upaya yang mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia?

C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan yaitu:
1. Untuk mengetahui apa definisi pertumbuhan ekonomi.
2. Untuk mengetahui factor-faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi.
3. Untuk mengetahui permasalahan ekonomi di Indonesia.
4. Untuk mengetahui upaya mendorong peningkatan pertumbuhan ekonomi di
Indonesia.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi Pertumbuhan Ekonomi


Definisi pertumbuhan ekonomi atau yang dalam Bahasa inggris disebut
dengan economic growth, merupakan proses kenaikan output per kapita yang dimiliki
suatu negara dalam jangka atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara
yang terjadi dalam periode tertentu atau akumulasi dari tahun ke tahun. Pertumbuhan
ekonomi juga di definsi sebagai proses perubahan kondisi perekonomian suatu negara
secara berkesinambungan menuju keadaan yang lebih baik dalam periode tertentu.
Disamping itu, pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses
kenaikan kapasitas produksi suatu perekonomian yang diwujudkan dalam bentuk
kenaikan pendapatan nasional. Adanya, pertumbuhan ekonomi merupakan indikaso
keberhasilan pembangunan ekonomi dalam kehidupan masyarakat.
Pertumbuhan Ekonomi adalah dilihat dan diukur dengan cara membandingkan
komponen yang dapat mewakili keadaan ekonomi suatu negara masa kini dan periode
sebelumnya. Komponen yang digunakan untuk mengukur pertumbuhan ekonomi
adalah produk nasional bruto (PNB) atau produk domestik bruto (PDB). Sementara,
dikutip dari laman Gramedia blog, pertumbuhan ekonomi adalah proses perubahan
yang secara berkesinambungan menuju kondisi yang lebih baik dalam kondisi
perekonomian suatu negara. Ekonomi suatu negara dapat dikatakan bertumbuh jika
kegiatan ekonomi masyarakatnya berdampak langsung kepada kenaikan produksi
barang dan jasanya. Dalam buku Ekonomi Makro (2010) karya Joko Untoro
disebutkan, pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan kegiatan dalam
perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat
bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat dalam jangka panjang.
Pertumbuhan ekonomi menunjukkan adanya pertumbuhan produksi
barang/jasa di suatu wilayah. Semakin tinggi tingkat pertumbuhan ekonomi, maka
semakin cepat proses pertambahan outputnya. Adapun tiga komponen yang berkaitan
dalam peningkatan pertumbuhan ekonomi,yaitu seperti peningkatan produksi negara,
kemajuan teknologi untuk meningkatkan produktivitas, dan penyesuaian ideologi
yang terbuka menerima teknologi baru.
Istilah pertumbuhan ekonomi berbeda dengan istilah perkembangan ekonomi.
Dengan kata lain, pertumbuhan ekonomi hanya menyangkut ukuran fisik (berupa
peningkatan produksi barang dan jasa). Sedangkan perkembangan ekonomi tidak
hanya fisik pertambahan barang/jasa, namun terdapat kualitas maupun barang/jasa,
dan faktor yang terlibat dalam proses produksi.

Teori Pertumbuhan Ekonomi

1. Teori Klasik
a. Adam Smith
Teori ini menyatakan pertumbuhan ekonomi karena bertumpu pada pertambahan
penduduk. Teori ini tertuang pada buku yang berjudul An Inquiry into the Nature
and Causes of the Wealth of Nations.
b. David Ricardo
Ricardo mengungkapkan, faktor pertumbuhan penduduk yang makin besar
menjadi dua kali lipat akan menyebabkan jumlah tenaga kerja melimpah.
Kelebihan tenaga kerja ini mengakibatkan upah menjadi turun. Teori Ricardo
dituangkan dalam bukunya dengan judul The Principles of Political and Taxation.
2. Teori Neo Klasik
a. Teori Joseph Schumpeter
Pada teori ini terjadi jika para pengusaha mengadakan inovasi dan kombinasi baru
atas investasinya atau proses produksinya.
b. Teori Robert M. Solow
Robert Solow mengungkapkan pertumbuhan ekonomi yaitu rangkaian kegiatan
bersumber pada manusia, akumulasi modal, pemakaian teknologi modern dan
hasil serta berdampak positif dan negatif. Menurutnya, pertambahan penduduk
harus dimanfaatkan sebagai sumber daya positif.
c. Teori Harrod Domar
Teori ini beranggapan bahwa modal harus digunakan secara efektif karena
pertumbuhan ekonomi memengaruhi terhadap peranan pembentukan modal.Teori
ini juga membahas pendapatan nasional dan kesempatan kerja.
3. Teori Historis
a. Teori Friendrich List
Terdapat beberapa tahapan pada teori ini (ditinjau dari teknik produksi) yaitu:
 Masa berburu dan mengembara
 Masa berternak dan Bertani
 Masa bertani dan kerajinan
 Masa industri dan perdagangan.
b. Teori Bruno Hildebrand
 Masa pertukaran antar barang (barter)
 Masa pertukaran dengan uang
 Masa pertukaran dengan kredit
c. Teori Karl Bucher
Rumah tangga tertutup Rumah tangga kota Rumah tangga bangsa Rumah tangga
dunia
4. Teori Wernner Sombart
a. Zaman Perekonomian Tertutup
Kegiatan manusia dilakukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri. Individu atau
masyarakat sebagai produsen sekaligus konsumen.
b. Zaman Kerajinan Pertukangan
Kebutuhan semakin meningkat,sehingga diperlukan pembagian kerja yang sesuai
keahlian.Pembagian kerja ini menimbulkan pertukaran barang dan jasa. Namun
pertukaran tersebut belum didasari profit motif.
c. Zaman Kapitalis
Kaum kapitalis sudah mulai menguasai organisasi perekonomian
5. Teori Pertumbuhan Ekonomi-Modern
Menurut Walt Whitman Rostow dalam buku "The Stages of Economic Growth"
beranggapan bahwa pertumbuhan ekonomi terdapat 5 tahapan, di antaranya:
1) Masyarakat Tradisional (The Traditional Society). Pada tahap ini, kegiatan
produksi hanya untuk memenuhi kebutuhannya sendiri menggunakan alat-alat
sederhana dan tidak ada pembagian kerja.
2) Pra-Lepas Landas (The Pre-Condition for Take Off).Tahap ini berada pada
tingkatan di mana masyarakat sudah mulai penerapan ilmu pengetahuan
modern ke dalam fungsi produksi baru.
3) Lepas Landas (The Take Off). Pada tahap ini, diperlukan kekuatan yang dapat
mendorong pertumbuhan ekonomi. Dengan tingkat investasi yang efektif dan
tingkat produksi dapat meningkat. Serta berbagai industri baru berkembang
cepat.
4) Dorongan Menuju Kedewasaan (The Drive to Maturity). Pada tahap
ini,investasi akan efektif dan tabungan meningkat dari 10 persen hingga 20
persen dari pendapatan nasional.
5) Konsumsi Tinggi. Dalam hal ini, berarti pendapatan riil per kapita selalu
meningkat sehingga sebagian masyarakat mencapai tingkat konsumsi yang
tinggi.Sehingga kesempatan kerja penuh dengan pendapatan nasional tinggi.
B. Faktor yang menghambat pertumbuhan ekonomi
1. Rendahnya akses kesehatan dan pendidikan
Di Indonesia sendiri, masih banyak kelompok masyarakat yang sulit
mendapatkan akses kesehatan dan pendidikan yang memadai. Padahal kesehatan
dan pendidikan salah satu faktor yang bisa meningkatkan produktivitas
masyarakat. Oleh sebabnya, kelompok ini sangat sulit untuk bekerja lebih
produktif, karena keterbatasan akses tersebut. Pemerintah sendiri telah
mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memberikan fasilitas kesehatan dan
pendidikan yang adil bagi semua orang, salah satunya lewat BPJS Kesehatan dan
Bantuan Operasional Sekolah.
2. Kurangnya infrastruktur yang diperlukan
Inilah salah satu faktor yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi di daerah di
Indonesia mengalami ketimpangan. Sebut saja, Jawa lebih maju ketimbang daerah
Indonesia Timur, karena Jawa merupakan pusat pemerintahan dan memiliki
infrastruktur yang memadai. Sementara di Timur sana, infrastruktur baru mulai
dikebut beberapa tahun belakangan ini. Padahal sumber daya alam di sana
sangatlah melimpah dan bisa dimanfaatkan dengan baik untuk menggejot
pertumbuhan ekonomi Indonesia.
3. Tidak adanya kepastian investasi
Investasi bisa membantu pertumbuhan ekonomi suatu negara. Tapi sayangnya,
investor ogah mengalokasikan asetnya ke negara yang tidak bisa memberikan
keuntungan di masa depan bagi mereka.
4. Kondisi politik yang tidak stabil
Kondisi politik yang tidak stabil juga menimbulkan ketakutan bagi para
investor. Contohnya seperti pertarungan politik antara oposisi dan koalisi yang
terjadi secara terus-menerus bisa menimbulkan ketidakpastian iklim investasi.
5. Korupsi
Korupsi apalagi yang melibatkan keuangan negara jelas sangat menghambat
pertumbuhan ekonomi suatu negara. Maraknya kasus korupsi juga membuat iklim
investasi menjadi tidak stabil.

C. Masalah Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


Menurut Sri Mulyani, angka ini sudah merupakan usaha terbaik setelah
mengaami pertumbuhan negatif pada kuartal I dan pelambatan di kuartal III akibat
meningkatnya angka infeksi Covid-19 di Tanah Air "Kemungkinan pertumbuhan
ekonomi 2021 hanya 3,7 persen," kata Sri Mulyani dalam konferensi pers APBN Kita
edisi Desember 2021, Senin (3/1/2022). Angka ini masih masuk ke dalam kisaran
sasaran pemerintah. Seperti diketahui, Sri Mulyani pernah menyampaikan
pertumbuhan ekonomi sepanjang 2021 akan berkisar 3,5 persen sampai dengan 4,0
persen secara tahunan. melihat pertumbuhan pada kuartal IV/2021 dapat mencapai 5
persen sehingga keseluruhan tahun masih berada di kisaran tersebut. "Kuartal IV
semoga bisa mencapai 5 persen. Jadi full year di kisaran 3,5 persen - 4 persen.
Proyeksi Sri Mulyani sejalan dengan paparan Bank Mandiri. Sebelumnya,
Vice President Head of Industry and Regional Research Bank Mandiri Dendi
Ramdani memperkirakan perekonomian Indonesia hingga akhir tahun akan tumbuh
sebesar 3,69 persen. Proyeksi ini lebih rendah dibandingkan dengan proyeksi awal
yang dikeluarkan pada awal tahun, yaitu sebesar 4,43 persen. Revisi ini disebabkan
oleh terjadinya kenaikan kasus Covid-19, khususnya varian delta, pada juni 2021.
“Kenaikan kasus Covid-19 pada bulan Juni 2021 adalah faktor yang menekan
pertumbuhan ekonomi nasional maupun provinsi, khususnya pada kuartal III/2021.
 Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat ekonomi Indonesia pada Triwulan III-
2021 tumbuh 3,51 persen jika dibandingkan pada Triwulan III-2020 (y-on-y).
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,06 persen. Dari sisi pengeluaran,
Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar
29,16 persen. Kondisi pertumbuhan ekonomi ini disampaikan Kepala BPS,
Margo Yuwono pada Press Release Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Triwulan
III-2021 dan Keadaan Ketenagakerjaan Indonesia Agustus 2021, (5/11). Jika
dibandingkan dengan Triwulan II-2021 (q-to-q), tumbuh sebesar 1,55 persen.
Dari sisi produksi, Lapangan Usaha Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 16,10 persen. Sementara dari sisi
pengeluaran, Komponen Ekspor Barang dan Jasa mengalami pertumbuhan
tertinggi sebesar 9,28 persen. “Ini belum mencapai level pada tahun-tahun
sebelumnya dikarenakan ada berbagai peristiwa dan yang berpengaruh besar
adanya PPKM yang menghambat mobilitas yang akhirnya mengganggu aktivitas
ekonomi secara keseluruhan,” jelas Margo. BPS juga merilis jumlah angkatan
kerja pada Agustus 2021 sebanyak 140,15 juta orang, naik 1,93 juta orang
dibanding Agustus 2020. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) naik
sebesar 0,03 persen poin.
 Bank Indonesia (BI) memprakirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada
tahun 2022 akan mencapai 4,7-5,5%, dari 3,2-4,0% pada tahun 2021, didorong
oleh berlanjutnya perbaikan ekonomi global yang berdampak pada kinerja ekspor
yang tetap kuat, serta meningkatnya permintaan domestik dari kenaikan konsumsi
dan investasi. Hal ini didukung vaksinasi, pembukaan sektor ekonomi, dan
stimulus kebijakan. “Sinergi kebijakan yang erat dan kinerja perekonomian tahun
2021 menjadi modal untuk semakin bangkit dan optimis akan pemulihan ekonomi
Indonesia yang lebih baik pada tahun 2022. Penguatan sinergi dan inovasi
ditujukan untuk menciptakan imunitas masal dari pandemi Covid-19 dan
pembukaan kembali sektor ekonomi prioritas, mendorong pemulihan ekonomi
dalam jangka pendek melalui kebijakan peningkatan permintaan, serta
memperkuat pertumbuhan yang lebih tinggi dalam jangka menengah melalui
kebijakan reformasi struktural," demikian disampaikan Gubernur BI, Perry
Warjiyo, dalam Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) Tahun 2021 yang
digelar secara hibrida (daring dan luring) pada hari ini (24/11). Presiden RI, Joko
Widodo, dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasi atas sinergi dan
komunikasi yang terjalin intens dan baik diantara jajaran otoritas, baik antara BI,
OJK, LPS, dan Pemerintah, dalam hal ini Kementerian Keuangan. Hal ini
menjadi kunci dalam mengelola dampak varian delta Covid 19 terhadap
perekonomian nasional di 2021, sehingga setiap permasalahan kecil dapat
terselesaikan. Ke depan, Presiden RI juga mendorong untuk dikembangkannya
ekonomi hijau dan memperkuat digitalisasi ekonomi, khususnya UMKM.
Respons bauran kebijakan BI yang bersinergi dengan kebijakan ekonomi
nasional akan terus mengawal perekonomian pada tahun 2022. Inflasi rendah dan
terkendali pada sasaran 3±1% pada tahun 2022, didukung oleh kenaikan kapasitas
produksi nasional melalui peningkatan efisiensi dan produktivitas dalam
memenuhi kenaikan permintaan agregat di dalam perekonomian. Defisit transaksi
berjalan rendah, pada kisaran 1,1-1,9% pada 2022. Stabilitas sistem keuangan
terjaga, kecukupan modal tinggi, dan likuiditas melimpah. Dana Pihak Ketiga dan
kredit akan tumbuh 7,0-9,0% dan 6,0-8,0% pada 2022. Ekonomi-keuangan digital
akan meningkat pesat. Pada tahun 2022, nilai transaksi e-commerce diprakirakan
akan mencapai Rp530 triliun, uang elektronik Rp337 triliun, dan digital banking
lebih Rp48 ribu triliun. Bauran kebijakan BI pada tahun 2022 akan terus
disinergikan dan sebagai bagian dari arah kebijakan ekonomi nasional untuk
mengakselerasi pemulihan sekaligus menjaga stabilitas perekonomian. Bauran
kebijakan tersebut mencakup 5 instrumen kebijakan, yaitu:
1. Kebijakan moneter
Sejalan dengan risiko meningkatnya tekanan instabilitas pasar keuangan
global dari normalisasi kebijakan moneter the Fed dan sejumlah negara
Advanced Economies (AEs), kebijakan moneter BI pada tahun 2022 akan
lebih diarahkan untuk menjaga stabilitas (pro-stability), baik pencapaian
sasaran inflasi dan stabilitas nilai tukar, maupun stabilitas makroekonomi dan
sistem keuangan. Normalisasi kebijakan moneter akan dilakukan secara
sangat hati-hati dan terukur agar tidak mengganggu proses pemulihan
ekonomi nasional. Sementara itu, 4 instrumen kebijakan lainnya pada tahun
2022 akan terus diarahkan untuk dan sebagai bagian dari upaya bersama
untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi nasional (pro-growth),
2. Kebijakan makroprudensial
Kebijakan makroprudensial longgar akan tetap dilanjutkan dan bahkan
diperluas untuk mendorong kredit dan pembiayaan perbankan pada sektor-
sektor prioritas dan UMKM guna percepatan pemulihan ekonomi nasional,
sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan dan mengembangkan ekonomi
dan keuangan hijau.
3. Kebijakan sistem pembayaran
Digitalisasi sistem pembayaran terus diperluas untuk mengakselerasi
ekonomi dan keuangan digital nasional, antara lain melalui penguatan
konsolidasi industri, pengembangan infrastruktur sistem pembayaran yang
modern (QRIS, SNAP, BI FAST), termasuk perluasan QRIS dengan target
15 juta pengguna, kerja sama QRIS antarnegara, dan melanjutkan
Elektronifikasi Transaksi Keuangan Pemerintah Daerah, bansos G2P 4.0,
moda transportasi, serta digitalisasi UMKM dan pariwisata.
4. Kebijakan pengembangan pasar uang
Akselerasi pendalaman pasar uang dan pasar valas sesuai Blueprint
Pendalaman Pasar Uang (BPPU) 2025 juga ditempuh untuk memperkuat
efektivitas transmisi kebijakan, pembangunan infrastruktur pasar uang yang
modern dan berstandar internasional, serta pengembangan instrumen
pembiayaan termasuk pengembangan keuangan berkelanjutan.
5. Kebijakan UMKM dan ekonomi keuangan syariah
Program-program pengembangan ekonomi-keuangan inklusif pada
UMKM dan ekonomi-keuangan syariah juga terus diperluas, termasuk
dengan digitalisasi serta perluasan akses pasar domestik dan ekspor.

D. Upaya yang Mendorong Peningkatan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia


1. Untuk strategi penguatan neraca perdagangan, pemerintah akan meningkatkan
ekspor melalui pengembangan hortikultura berorientasi ekspor dan percepatan
perundingan internasional. Selain itu, Pemerintah juga mengurangi
ketergantungan impor melalui sinergi BUMN dalam percepatan mandatori
Biodiesel 30% (B30), restrukturisasi PT Tuban Petrochemical Industries (TPI) /
dan anak perusahaannya PT Trans Pasific Petrochemical Indotama (TPPI), serta
pengembangan usaha gasifikasi batubara.
2. Sisi penguatan permintaan domestik, Pemerintah akan meningkatkan konsumsi
masyarakat melalui kebijakan Kredit Usaha Rakyat (KUR), penerapan Kartu
Prakerja, dan kemudahan Sertifikasi Halal untuk Usaha Mikro dan Kecil (UMK).
Kemudian, untuk meningkatkan konsumsi Pemerintah, akan dilakukan dengan
percepatan dan perluasan digitalisasi transaksi daerah. “Lalu yang terpenting
adalah peningkatan investasi. Kita akan mengejarnya dengan Omnibus Law Cipta
Lapangan Kerja; perbaikan ekosistem ketenagakerjaan; percepatan penyelesaian
dan penetapan RT/RW dan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) Kabupaten/Kota;
serta percepatan pelaksanaan pengadaan tanah,” kata Menteri Koordinator Bidang
Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto pada acara Outlook
Perekonomian dan Strategi Kebijakan Pemerintah Tahun 2020, Jumat (20/12) di
Kemenko Perekonomian, Jakarta.
3. Untuk transformasi struktural, dilakukan melalui revitalisasi industri pengolahan,
transformasi sektor jasa, transformasi pertanian, pembangunan infrastruktur
berkelanjutan, dan hilirisasi pertambangan. “Program Quick Wins terkait ini,
antara lain pengembangan litbang industri farmasi, pengembangan usaha dan riset
green energy serta katalis, kemitraan pertanian berbasis teknologi, pengembangan
asuransi pertanian, pengembangan kawasan Batam, Bintan, Karimun, dan Tanjung
Pinang
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pertumbuhan ekonomi merupakan proses kenaikan output per kapita yang dimiliki
suatu negara dalam jangka atau perubahan tingkat kegiatan ekonomi suatu negara
yang terjadi dalam periode tertentu atau akumulasi dari tahun ke tahun. Dari setiap
pertumbuhan ekonomi tidak berjalan begitu saja, tetapi ada beberapa faktor yang
mempengaruhi salah satu faktornya yaitu secara garis besar pada bidang kesehatan,
politik dan infrastruktur sehingga pemerintah seharusnya memberikan jalan keluar
untuk mengatasi masalah tersebut.

B. Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi Indonesia maka pemerintah perlu
memperhatikan aspek-aspek pemerataan distribusi pendapatan terhadap masyarakat, menekan
laju pertumbuhan penduduk, mengurangi tingkat kemiskinan, meningkatkan investasi,
mengurangi tingkat konsumsi masyarakat, meminimalisir pengeluaran negara,
DAFTAR PUSTAKA

Sukirno Sadono, 2019 Makro Ekonomi Teori Pengantar

Prof. Dr. H. Detri Karya, S.E., M.A., dan Dr. Drs. Syamri Syamsuddin, M.Si. 2016. Makro
Ekonomi Pengantar Untuk Manajemen

https://lifepal.co.id/media/faktor-yang-mempengaruhi-pertumbuhan-ekonomi/

https://tirto.id/definisi-pertumbuhan-ekonomi-dan-teorinya-menurut-para-ahli-gkue

https://finance.detik.com/berita-ekonomi-bisnis/d-5932485/sri-mulyani-lega-ekonomi-tumbuh-369-
sesuai-skenario?_ga=2.79003927.2008572275.1645260611-2101036511.1645260611

https://www.bps.go.id/news/2021/11/05/435/ekonomi-indonesia-tumbuh-3-51-
persen.html#:~:text=Badan%20Pusat%20Statistik%20(BPS)%20mencatat,y%2Don
%2Dy).&text=BPS%20juga%20merilis%20jumlah%20angkatan,juta%20orang
%20dibanding%20Agustus%202020

https://www.bi.go.id/id/publikasi/ruang-media/news-release/Pages/sp_2331221.aspx
https://www.kemenkeu.go.id/publikasi/berita/ini-3-strategi-utama-pemerintah-dorong-
pertumbuhan-ekonomi-tahun-2020/ - :~:text=Jakarta%2C%2026%2F12%2F2019,Ketiga
%2C%20transformasi%20struktural.

Anda mungkin juga menyukai