Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN AKHIR MAGANG

ANALISIS ATAS MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK REKLAME DI BADAN


PENGELOLAAN PAJAK DAERAH KOTA PALEMBANG

Disusun Oleh

Kevin Josava Okchavianda 222018200

Dosen Pembimbing :Dr.Fadhil Yamaly, S.E.AK.,M.si.

PRODI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG
2021
LEMBAR PENGESAHAN

Judul Laporan : MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK REKLAME DI BADAN


PENGELOLAAN PAJAK DAERAH KOTA PALEMBANG

Nama : KEVIN JOSAVA OKCHAVIANDA

Nim : 222018200

Program Studi : Akuntansi

Konsentransi : Akuntansi Perpajakan

Laporan ini telah diperiksa dan disetujui oleh Dosen Pembimbing

Palembang, Februari 2021

Disetujui Oleh,

DR.Fadhil Yamaly SE.AK., M.Si

NIDN : 0217107002

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunianya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan akhir magang ini yang berjudul
“MEKANISME PEMBAYARAN PAJAK REKLAME DIBADAN PENGELOLAAN
PAJAK DAERAH KOTA PALEMBANG” dengan baik. Shalawat dan salam senantiasa
tercurah kepada Rasulullah SAW yang mengantarkan manusia dari zaman kegelapan ke
zaman yang terang benderang ini. Penyusunan laporan ini dimaksudkan untuk memenuhi
sebagai syarat-syarat mata kuliah magang di Universitas Muhammadiyah Palembang,

Dalam penyusunan laporan akhir magang ini banyak hambatan serta rintangan yang
penulis hadapi namun pada akhirnya dapat melaluinya berkat adanya bimbingan dan bantuan
dari berbagai pihak baik secara moral ataupaun spiritual. Untuk itu untuk pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr Abid Djazuli, S.E., M.M. Selaku rektor Universitas Muhammadiyah


Palembang
2. Bapak Drs. H. Fauzi Ridwan, M.M. Selaku dekan Universitas Muhammadiyah
Palembang
3. Bapak Betri, SE., M.Si., AK., CA Selaku Kepala Program Studi Akuntansi Fakultas
Ekonomu dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Palembang
4. Bapak Dr. Fadhil Yamaly S.E.,AK.,MM Selaku Dosen Pembimbing Magang yang
selalu meluangkan waktu untuk memeberikan bimbingan, nasehat, serta waktunya
sampai laporan ini selesai
5. Ibu Tamara Selaku Pembimbing S.Ip.,M.Si selaku pembi,bing ,aging diperusahaan
aatau instansi.
6. Untuk kedua orang tua yang tercinta yang telah mendoakan dan mendukung penulis
dan menyelesaikan laporan magang di badan pengelolaan pajak daerah
7. Seluruh pegawai Dinas Badan Pengelolaan Pajak Daerah yang tidak bisa disebutkan
satu persatu yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan kegiatan
magang dengan sebaik baiknya,
8. Dan yang terakhir kepada teman-teman yang belum bisa disebutkan satu persatu.
Terimakasih atas bantuannya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan magang
ini dengan sebaik baiknya.

2
Penulis menyadari bahwa laporan akhir magang ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis.Oleh karena itu,
penulis mengharapkan segala bentu saran serta masukkan bahkan kritik yang membangun
dari berbagai pihak. Semoga laporan magang ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan
semua pihak khususnya dalam bidang akuntansi perpajakan.

Palembang, Februari 2021

Penulis,

Kevin Josava Okchavianda

3
DAFTAR ISI

Cover

Lembar pengesahan………………………………………………………1

Kata Pengantar……………………………………………………………2

Daftar Isi………………………………………………………………….3

BAB 1

 PENDAHULUAN
a. Latar Belakang……………………………………………4
b. Tujuan Penelitian…………………………………………5
c. Manfaat Penelitian………………………………………..5

BAB 2

 GAMBARAN UMUM INSTANSI


a. Sejarah Badan Pengelolaan Pajak Daerah…………………...7
b. Visi Dan Misi Badan Pengelolaan Pajak Daerah…………….8
c. Struktur Organisasi…………………………………………...8

BAB 3

 ANALISIS DAN PEMBAHASAN


a. Analisis dan Pembahasan…………………………………...11

BAB 4

 KESIMPULAN DAN SARAN


a. Kesimpulan……………………………………………….…18
b. Saran………………………………………………………...18

Lampiran ……………………………...………………………………….....19

Daftar Pustaka………………………………………………………………20

4
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Praktek Kerja lapangan merupakan salah satu syarat bagi mahasiswa Program
Studi Strata 1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah
Palembang.Praktek kerja Lapangan merupakan awal mula bertemunya mahasiswa
dengan dunia kerja yang nyata. Setelah melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
diharapkan mahasiswa lebih mengenal dunia kerja dan mampu mengaplikasikan ilmu
yang diperoleh selama kuliah di perusahaan tempat iamelaksanakan Praktek Kerja
Lapangan. Pada saat ini sebagai negara berkembang indonesia banyak melaksanakan
pembangunan di segala bidang baik ekonomi, sosial, politik, hukum maupun bidang
pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan secara adil dan makmur. Untuk mewujudkan tujuan dari
Pembangunan Nasional tersebut setiap negara harus memperhatikan masalah
pembiayaan.Salah satu usaha yang harus ditempuh pemerintah dalam mendapatkan
pembiayaan yaitu dengan memaksimalkan potensi pendapatan yang berasal dari
negara Indonesia sendiri yaitu salah satunya berasal dari pajak.
Pada saat ini sebagai Negara berkembang Indonesia banyak melakukan
pembangunan disegala bidang baik ekonomi, social,politik, hukum, maupun
pendidikan dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat, mencerdaskan
kehidupan bangsa dengan cara adil dan makmur. Untuk memastikan tujuan dari
pembangunan nasional tersebut setiap Negara harus mempertimbangkan masalah
pembiayaan.Salah satu usaha yang harus ditempuh oleh pemerintah dalam
mendapatkan pembiayaan yaitu dengan memaksimalkan potensi pendapatan yang
berasal dari Negara Indonesia sendiri salah satunya berasal dari pajak.
Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang
terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-
Undang dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk
keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. Oleh karena itu harus
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya membayar pajak walaupun
nantinya manfaat dari membayar pajak tidak dapat dirasakan secara langsung oleh
masyarakat.

5
Pengelolaan dan pemungutan pajak dibagi menjadi dua yaitu pajak pusat dan
pajak daerah.Pajak pusat adalah pajak yang dikelola dan dipungut oleh negara.Pajak
daerah adalah pajak yang pengelolaan dan pemungutannya dilaksanakan oleh
pemerintah daerah dan untuk kepentingan daerah itu sendiri.
Tugas pokok Badan pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang diatur melalui
Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2018 Tentang Pajak Daerah. Pajak daerah yang ada
pada Badan Pengelolaan Pajak Daerah Terdiri dari 11jumlah pajak, Yaitu, pajak
reklame, pajak peneramgan jalan non PLN, pajak penerangan PLN, Pajak parkir,
pajak restoran, pajak hotel, pajak hiburan, pajak air bawah tanah, pajak sarang burung
wallet,pajak mineral bukan logan dan bebatuan, bea perolehan hak atas tanah dan
bangunan(BPHTB).
Pajak reklame adalah salah satu pajak yang dikelola secara langsung oleh
pemerintah daerah yang secara langsung memberi kontribusi terhadap Pendapatan
Asli Daerah (PAD) sebagai pendukung kesinambungan dan keseimbangan kota
Palembang.
Pajak reklame merupakan pajak yang kewenangan memungutnya
diberikan kepada kabupaten/kota. Pajak reklame mempunyai tarif sebesar 25%, tarif
ini kemudian dikalikan dengan dasar pengenaan pajak. Dasar pengenaan pajak ini
terdiri atas dua komponen utama yaitu komponen nilai sewa reklame, yang
dipengaruhi oleh faktor lama pemasangan, nilai strategis jaringan jalan, sudut
pandang lokasi komponen yang kedua yaitu faktor harga pasar pembuatan dan
pemasangan reklame, yang dipengaruhi oleh faktor jenis reklame dan ukuran reklame.
Adapun objek pajak ialah penyelenggara reklame, yaitu Reklame Papan /
Billboard, videotron / megatron, kain, vynil / plastik, stiker / melekat, selebaran,
berjalan, udara, apung, suara, peragaan, cahaya / film / slide. Kehadiran Reklame
selalu di dekati dari 3 bentuk kepentingan yaitu pertama; reklame sebagai
penyumbang pendapatan daerah, kedua; reklame sebagai elemen estetika perkotaan
dan ketiga; reklame sebagai komoditi bisnis bagi para pengusaha.

6
B. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penulis dalam menyusun laporan praktek kerja lapangan yaitu:
 Untuk mengetahui macam-macam pajak daerah.
 Untuk mengetahui Sistem Pembayaran Pajak Reklame di Badan
Pengelolaaan Pajak Daerah Kota Palembang.
 Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan Sistem pembayaran Pajak Reklame
diBadan Pengelolaan Pajak daerah kota Palembang.

C. Manfaat Penelitian

1. Bagi Penulis :

 Menambah pengetahuan mahasiswa tentang macam-macam pajak


daerah
 Sebagai sarana untuk menambah pengetahuan mahasiswa tentang Sistem Pembayaran
Pajak Reklame di Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang.

2. Bagi Perusahaan :
Dengan dilakukan magang selama 30 hari hari kerja, diharapkan
memberikan manfaat bagi perusahaan berupa sumbangan pemikiran, ide dan saran
oleh penulis.

3. Bagi Universitas Muhammadiyah Palembang :


Bagi Universitas Muhammadiyah Palembang Laporan tugas akhir ini
dapat menjadi bahan informasi dan referensi serta pertimbangan bagi
mahasiswa lain yang hendak ingin mengulas tentang Sistem
Pembayaran Pajak Reklame di badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang.

4. Bagi Pembaca
Bagi Wajib Pajak Orang Pribadi atau Badan, laporan tugas akhir
ini sangat berguna karena dengan adanya laporan ini, masyarakat bisa
mengetahui Sistem Pembayaran Pajak Reklame di Badan Pengelolaan
Pajak Daerah Kota Palembang tanpa adanya kesalahan yang terjadi.

7
BAB 2

GAMBARAN UMUM INSTANSI

A. Deskripsi Umum Instansi


Awal mulanya Dinas Pendapatan Daerah atau sebelum menjadai Dinas
Pendapatan Daerah dulu namanya Pajak Daerah (PD) Sekitar tahun 1980-an, Pajak
Daerah ini dibagi menjadi dua tim yaitu IPEDA (Instansi Pendapatan Daerah) dan tim
DIPEDA (Dinas Pendapatan Daerah). Sekitar 6 tahun berjalan IPEDA bergabung
dengan DIPEDA ynag disebut dengan DISPENDA (Dinas Pendapatan Daeah) tingkat
dua yang sekarang ini disebut Dinas Pendapatan Daerah Kota Palembang. Dinas
Pendapatan Daeah Kota Palembang adalah suatu instansi yang bertujuan untuk
mengumpulkan penerimaan pendapatan asli daerah (PAD) yang bersumber dari pajak
daerah dan restribusi dareah dan pajak lainnya untuk pembangunan daerah, untuk
mewujudkan keinginan tersebut, supaya pengelolaan pendapatan asli daerah dapat
dilaksanakan dengan baik serta berhasil guna maka dengan keputusan walikota
palembang No.67 tahun 2001 tentang tugas dan fungsi dinas pendapatan daerah kota
palembang bahwa dinas pendapatan daerah kota palembang mempunyai struktur
organisasi, kedudukan, tugas pokok dan fungsi. Terhitung mulai tanggal 01 januari
2017 DISPENDA Kota Palembang berubah menjadi BPPD (Badan Pengelolaan Pajak
Daerah) berdasarkan PP No.18 Tahun 2016.
Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang Sumatera selatan berfungsi
sebagai unit pelaksanaan untuk mengkoordinasi urusan pemerintah dalam bidang
keuangan.Selain fungsi tersebut, Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang
memiliki fungsi dan tugas lainnya.Tugas Utama dari BPPD adalah badan pengelola
pajak daerah sesuai dengan undang-undang yabg berlaku. Fungsi BPPD sendiri ialah
menyusun kebujakan teknis pengelolaan pajak daerah , pemantauan, evaluasi, dan
pelaporan pajak daerah.

B. Visi dan Misi Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang

~VISI : Visi Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang: Terwujudnya


pengelolaan pendapatan daerah yang professional untuk mendukung pelaksanaan
pembangunan daerah yang mandiri dan sejahtera.

8
~MISI :

Misi Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang:


1. Merumuskan dan menyusun kebijakan di bidang pengelolaan pendapatan daerah
2. Meningkatkan kualitas sumber daya apatur bidang pendapatan daerah sesuai
dengan prinsip-prinsip penyelenggaraan pemerintah yang baik (Good
Governance)
3. Menjalin jejaring kerja (Networking) dan koordinasi secara sinergis di bidang
pendapatan daerah.
4. Meningkatkan penerimaan pajak daerah sebagai Pendapatan Asli Daerah (PAD)
untuk pembiayaan pembangunan daerah
5. Mewujudkan pelayanan public yang berkualitas.

C. Struktur Organisasi
Berdasarkan Peraturan Walikota Palembang Nomor 74 Tahun 2016 Susunan
Organisasi Badan Pengelolaan Pajak Daerah terdiri dari:
1. Kepala Badan.
2. Sekretariat, membawahi:
a) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian.
b) Sub Bagian Keuangan.
c) Sub Bagian Perencanaan dan Pelaporan.
3. Bidang PBB dan BPHTB, membawahi:
a) Sub Bidang PBB.
b) Sub Bidang BPHTB.
c) Sub Bidang Pengurangan PBB.
4. Bidang Pajak Daerah Lainnya, membawahi:
a) Sub Bidang Pajak Hotel, Pajak Air Bawah Tanah, dan Pajak Reklame.
b) Sub Bidang Pajak Restoran, Pajak Sarang Burung Walet, dan Pajak
Penerangan Jalan.
c) Sub Bidang Pajak Hiburan, Pajak Parkir, dan Pajak Mineral Bukan Logam
dan Batuan.

5. Bidang Pengelolaan Piutang Pajak Daerah, membawahi:


a) Sub Bidang Penagihan Piutang Pajak Daerah.

9
b) Sub Bidang Keberatan Piutang Pajak Daerah.
c) Sub Bidang Pembukuan Piutang Pajak Daerah.
6. Bidang Pengkajian dan Pengembangan Pajak Daerah, membawahi:
a) Sub Bidang Pengkajian Potensi Pajak Daerah.
b) Sub Bidang Pengembangan Potensi Pajak Daerah.
c) Sub Bidang Evaluasi Pajak Daerah.
7. Unit Pelaksana Teknis (UPT).
8. Kelompok Jabatan Fungsional.

10
BAB 3

KAJIAN PUSTAKA

A. PAJAK
 Pengertian Pajak
Pajak adalah pungutan wajib dari rakyat untuk Negara. Setiap sen uang pajak yang
dibayarkan rakyat akan masuk dalam pos pendapatan Negara sector pajak.
Penggunaannya untuk membiayai belanja pemerintah pusat maupun daerah demi
kesejahteraan rakyat.
Uang Pajak digunakan untuk kepentingan umum, bukan untuk kepentingan pribadi.
Pajak merupakan salah satu sumber dana pemerintah untuk mendanai pembangunan
pusat dan daerah, seperti membangun fasilitas umum, membiayai anggaran kesehatan
dan pendidikan, dan kegiatan produktif yang lain.Pemungutan pajak dapat dipaksakan
karena dilaksanakan berdasarkan undang-undang.
 Ciri-Ciri Pajak :
Berdasarkan UU KUP nomor 28 tahun 2007, pasal 1, ayat 1, pengertian pajak adalah
kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh pribadi atau badan yang bersifat
memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara
langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran
rakyat. Berdasarkan pengertian tersebut, maka pajak memiliki ciri-ciri sebagai
berikut:
1. Pajak merupakan Kontribusi Wajib Warga Negara, artinya setiap orang
memiliki kewajiban untuk membayar pajak. Namun hal tersebut harus hanya
berlaku untuk warga Negara yang sudah memenuhi syarat objektif, yaitu
warga Negara yang memiliki penghasilan melebihi penghasilan tidak kena
pajak (PTKP).
2. Pajak Bersifat Memaksa untuk Setiap Warga Negara, artinya jika seorang
sudah memenuhi syarat subjektif dan objektif, maka wajib untuk membayar
pajak. Dalam Undang-Undang Pajak sudah dijelaskan, jika seseorang dengan
sengaja tidak membayar pajak yang seharusnya dibayarkan, maka ada
ancaman sanksi administrative maupunhukuman secara pidana.

11
3. Warga Negara tidak dapat Imbalan langsung, artinya pajak berbeda dengan
retribusi. Contoh retribusi, ketika mendapat manfaat parkir, maka harus
membayar sejumlah uang, yaitu retribusi parkir, namun pajak tidak seperti itu.
Pajak merupakan salah satu saranapemerataan pendapatan warga. Jadi ketika
membayar jumlah pajak dalam jumlah tertentu, Kita tidak langsung menerima
manfaat dari membayar pajak. Yang akan didapatkan misalnya, perbaikan
jalan raya, fasilitas kesehatan gratis, beasiswa pendidikan bagi anak-anak, dan
lainnya.
4. Berdasarkan Undang-Undang, artinya pajak diatur dalam undang-undang
Negara. Ada beberapa undang-undang yang mengatur tentang mekanisme
perhitungan, pembayaran, dan pelaporan pajak.

B. Pengertian dan Macam-Macam Pajak Daerah


a. Pengertian pajak Daerah
Menurut undang-undang nomor 34 tahun 2000 tentang pajak daerah dan
retribusi daerah, pengertian pajak daerah adalah iuran wajib yang
dilakukan oleh orang pribadi atau badan kepala daerah tanpa imbalan
langsung yang seimbang, yang dapat dipaksakan berdasarkan perundang-
undangan yang berlaku, yang digunakan untuk membiayai
penyelenggaraan pemerintahan daerah dan pembangunan daerah.
b. Jenis-Jenis Pajak Daerah
Berdasarkan undang-undang Nomor 34 tahun 2000 jenis-jenis pajak
daerah adalah sebagai berikut :
1. Pajak Provinsi yang terdiri dari :
 Pajak Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas air
 Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan kendaraan diatas
air
 Pajak Bahan bakar kendaraan bermotor
 Pajak pengambilan dan pemanfaatan air bawah tanah dan
air permukaan.
2. Pajak Kabupaten/kota yang terdiri dari:
 Pajak Hotel
 Pajak Restoran
 Pajak Hiburan

12
 Pajak Reklame
 Pajak penerangan jalan Non PLN
 Pajak penerangan jalan PLN
 Pajak Parkir
 Pajak Sarang Burung wallet
 Pajak air tanah
 Pajak Bumi Dan Bangunan Pedesaan dan Perkotaan
 Bea Perolehan atas Tanah dan bangunan
c. Karakteristik Pajak Daerah
1) Pajak Hotel
Menurut peraturan daerah No.26 tentang pajak hotel (2002):1 “pajak
hotel di sebut pajak daerah pungutan daerah tas penyelenggaraan
hotel”. Hotel adalah “bangunan yang khusus disediakan bagi orang
untuk dapat menginap / istirahat, memperoleh pelayanan atau
fasilitas lainnya dengan di pungut biaya, termasuk bangunan yang
lainnya yang mengatur, di kelola dan dimiliki oleh pihak yang sama
kecuali untuk pertokoan dan perkantoran”.

Objek pajak adalah: “setiap pelayanan yang disediakan


dengan pembayaran di hotel, objek pajak berupa :
 Fasilitas penginapan seperti: gubuk pariwisata, Hotel,
wisma, losmen, dan rumah penginapan termasuk rumah kos
dengan jumlah kamar 15 atau lebih menyediakan fasilitas
seperti rumah penginapan.
 Pelayanan penunjang antara lain: Telepon, faksimilie, teleks,
foto copy, layanan cuci, setrika, taksi dan pengangkut
lainnya disediakan atau dikelola hotel.
 Fasilitas Olahraga dan hiburan.

Subjek pajak hotel adalah orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan hotel.Wajib pajak hotel adalah
“pengusaha hotel”. Dasar pengenaan adalah: “jumlah pembayaran
dilakukan kepada hotel dan tarif pajak ditetapkan sebesar 10%, masa

13
pajak 1 (satu) bulan, jangka waktu lamanya pajak terutang dalam
masa pajak pada saat pelayanan di hotel.

2) Pajak Restoran
Menurut Peraturan Daerah No. 29 tentang Pajak Restoran
(2002:1): “pajak restoran yang di sebut pajak adalah pungutan
daerah atas pelayanan restoran”. Restoran atau rumah makan
adalah: “Tempat menyantap makanan dan atau minuman yang
disediakan dengan dipungut bayaran, tidak termasuk usaha jasa
boga atau cathering”.

Objek Pajak yaitu setiap pelayanan yang disediakan dengan


pembayaran di restoran.
Subjek pajak orang pribadi atau badan yang melakukan
pembayaran atas pelayanan restoran, Wajib pajak restoran yaitu
pengusaha restoran dan tarif pajak di tetapkan sebesar 10%
(sepuluh persen).

3) Pajak Hiburan
Menurut Peraturan daerah No. 28 tentang Pajak Hiburan (2002:1),
Hiburan ialah “semua jenis pertunjukan permainan dengan nama dan
bentuk apapun yang di tonton atau di nikmati oleh setiap orang
dengan dipungut bayaran.

Objek pajak semua penyelenggaraan Hiburan berupa:


a) Penyelenggara pertunjukan film di bioskop denga tarif
pajak sebesar 31%.
b) Pertunjukan kesenian tradisional, pertunjukan sirkus,
pemeran seni, pameran busana dengan tarif 10%.
c) Pergelaran Musik dan tarif ditetapkan sebesar 15%.
d) Karaoke ditetapkan sebesar 20%.
e) Permainan Bilyar ditetapkan sebesar 20%.
f) Pertandingan Olahraga ditetapkan sebesar 10%.

14
Subjek pajak hiburan orang pribadi atau badan yang
menonton atau menikmati hiburan, Wajib pajak hiburan orang
pribadi atau badan penyelenggara hiburan.

4) Pajak Reklame ,Menurut Peraturan Daerah No. 27 Tentang Pajak


Reklame (2002:2): pajak reklame selanjutnya disebut pajak adalah
pungutan daerah atas penyelenggaraan reklame.Reklame yaitu
benda, alat, media yang menurut bentuk susunan dan corak raganya
untuk tujuan komersial di pergunakan untuk memperkenalkan,
mengajukan atau memujikan suatu barang, jasa atau orang yang di
tempatkan atau di dengar kecuali yang di lakukan oleh pemerintah.

Objek Pajak Reklame adalah semua penyelenggaraan reklame,


seperti:
a) Reklame videotron / megatron;
b) Reklame bando jalan;
c) Reklame neon box; dan
d) Reklame papan.
e) Reklame kain;
f) Reklame baliho;
g) Reklame melekat, stiker;
h) Reklame selebaran;
i) Reklame udara;
j) Reklame suara;
k) Reklame apung;
l) Reklame film/slide; dan
m) Reklame peragaan.

Tidak termasuk objek pajak reklame adalah:

a) Penyelenggaraan reklame melalui internet, televisi, radio, warta


harian, warta ingguan, warta bulanan dan sejenisnya;

15
b) Label/merek produk yang melekat pada barang yang
diperdagangkan, yang berfungsi untuk membedakan dari produk
sejenis lainnya;
c) Nama pengenal usaha atau profesi yang dipasang melekat pada
bangunan tempat usaha atau profesi dengan ukuran tidak melebihi 0,50
m2 (lima per seratus) meter persegi;
d) Reklame yang diselenggarakan oleh pemerintah, pemerintah
provinsi atau pemerintah kabupaten; dan
e) Penyelenggaraan reklame yang dipergunakan untuk keperluan amal,
sosial, keagamaan dan politik. Subjek Pajak Reklame adalah “Orang
pibadi atau badan yang menyelenggarakan atau memesan reklame.
Tarif pajak di tetapkan sebesar 25%.

5) Pajak Penerangan Jalan


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Penerangan Jalan adalah pajak
atas penggunaan tenaga listrik, baik yang dihasilkan sendiri maupun
diperoleh dari sumber lain. Tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan
paling tinggi sebesar 10% (sepuluh persen). Penggunaan tenaga
listrik dari sumber lain oleh industri, pertambangan minyak bumi dan
gas alam, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi
sebesar 3% (tiga persen). Penggunaan tenaga listrik yang dihasilkan
sendiri, tarif Pajak Penerangan Jalan ditetapkan paling tinggi sebesar
1,5% (Pasal 55 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

6) Pajak Parkir
Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Parkir adalah pajak atas
penyelenggaraan tempat parkir di luar badan jalan, baik yang
disediakan berkaitan dengan pokok usaha maupun yang disediakan
sebagai suatu usaha, termasuk penyediaan tempat penitipan
kendaraan bermotor. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu
kendaraan yang tidak bersifat sementara. Tarif Pajak Parkir

16
ditetapkan paling tinggi sebesar 30% (Pasal 65 Undang-Undang
Nomor 28 Tahun 2009).

7) Pajak Sarang Burung Walet


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Sarang Burung Walet adalah
pajak atas kegiatan pengambilan dan/atau pengusahaan sarang
burung walet. Burung walet adalah satwa yang termasuk marga
collocalia, yaitu collocalia fuchliap haga, collocalia maxina,
collocalia esculanta, dan collocalia linchi.Tarif Pajak Sarang Burung
Walet ditetapkan paling tinggi sebesar 10% (Pasal 75 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).

8) Pajak Air Tanah


Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak
Daerah dan Retribusi Daerah, Pajak Air Tanah adalah pajak atas
pengambilan dan/atau pemanfaatan air tanah. Air Tanah adalah air
yang terdapat dalam lapisan tanah atau batuan di bawah permukaan
tanah. Tarif Pajak Air Tanah ditetapkan paling tinggi sebesar 20%
(Pasal 70 Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

9) Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan Menurut


Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah, Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan adalah pajak atas bumi dan/atau bangunan yang dimiliki,
dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh orang pribadi atau Badan,
kecuali kawasan yang digunakan untuk kegiatan usaha perkebunan,
perhutanan, dan pertambangan. Bumi adalah permukaan bumi yang
meliputi tanah dan perairan pedalaman serta laut wilayah
kabupaten/kota. Bangunan adalah konstruksi teknik yang ditanam
atau dilekatkan secara tetap pada tanah dan/atau perairan pedalaman
dan/atau laut. Tarif Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan
Perkotaan ditetapkan paling tinggi sebesar 0,3% (Pasal 80 Undang-
Undang Nomor 28 Tahun 2009).

17
10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan adalah pajak atas
perolehan hak atas tanah dan/atau bangunan.Perolehan Hak atas
Tanah dan/atau Bangunan adalah perbuatan atau peristiwa hukum
yang mengakibatkan diperolehnya hak atas tanah dan/atau bangunan
oleh orang pribadi atau Badan.Tarif Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan Bangunan ditetapkan paling tinggi sebesar 5% (Pasal 88
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009).

C. Pembahasan
 Izin Penyelenggaraan Reklame

a. Syarat administrasi dan teknis dari reklame papan/billboard dan videotron/megatron,


sebagai berikut:

1. Permohonan baru :
a) Foto copy Izin Mendirikan Bangunan;
b) Surat kerelaan dari pemilik tanah persil untuk menjadi lokasi reklame;
c) Foto copy/Akte Pendirian Perusahaan apabila penyelenggara dalam bentuk
badan/lembaga, kecuali alat peraga;
d) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP);
e) Foto lokasi simulasi pemasangan reklame;
f) Gambar desain;
g) Gambar potongan konstruksi reklame terhadap taman kota/selokan/trotoar/badan
jalan;
h) Surat pernyataan bertanggungjawab menanggung segala resiko;
i) Foto copy Izin Gangguan (HO) apabila reklame nama usaha;
j) Surat kuasa dari pemohon izin apabila tidak dapat mengurus sendiri;
k) Surat pernyataan tidak menyilaukan khusus Reklame Videotron/Megatron.

2. Permohonan perpanjangan :
a) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku;
b) Foto reklame terbaru;
c) Fotocopy izin penyelenggaraan reklame sebelumnya;
18
d) Fotocopy bukti pembayaran pajak reklame/surat keterangan lunas pajak;
e) eSurat kerelaan dari pemilik tanah persil untuk menjadi lokasi reklame;
f) Surat pernyataan reklame tidak ada perubahan naskah, ukuran, jenis dan lokasi
dan pernyataan bertanggungjawab menanggung segala resiko;
g) Surat kuasa dari pemohon izin apabila tidak dapat mengurus sendiri;
h) Foto copy Bukti Setor Jaminan Bongkar; dan
i) Menunjukkan surat izin asli periode sebelumnya.

b. Syarat administrasi dan teknis reklame kain, vynil/plastik, melekat/stiker, selebaran,


berjalan termasuk pada kendaraan, udara, apung, suara, peragaan, dan cahaya/film sebagai
berikut:

1) Permohonan baru:

a) Foto copy Kartu Tanda Penduduk (KTP) yang masih berlaku;


b) Gambar desain;
c) Gambar denah lokasi kecuali di tempat yang disediakan oleh Pemerintah Daerah;
d) Surat kuasa dari pemohon izin apabila tidak dapat mengurus
sendiri atau foto copy surat perjanjian/kontrak.

2) Permohonan perpanjangan:

a) Menunjukkan surat izin asli periode sebelumnya;


b) Surat kerelaan pemilik tanah persil (perseorangan) bila di tanah persil orang; dan
c) Surat kuasa dari pemohon izin apabila tidak dapat mengurus sendiri atau foto copy
perjanjian/kontrak.

 Masa berlaku izin

Masa berlaku izin dibedakan menjadi:

1. Izin reklame insidental berlaku paling lama 1 (satu) bulan;


2. Izin reklame permanen berlaku paling lama 1 (satu) tahun;
3. Izin reklame papan nama usaha / profesi yang berukuran sampai dengan 1 m2 (satu
meter persegi) yang peletakannya melekat pada bangunan tempat usaha atau profesi
diselenggarakan berlaku paling lama 5 (lima) tahun.

19
 Dasar Pengenaan Pajak Reklame dan cara perhitungannya

o Dasar Pengenaan Pajak Reklame

Dasar Pengenaan Pajak Reklame adalah Nilai Sewa Reklame (NSR) Dalam hal
reklame diselenggarakan oleh pihak ketiga, Nilai

Sewa Reklame (NSR) adalah ditetapkan berdasarkan nilai kontrak reklame.


Sementara itu, jika reklame diselenggarakan sendiri, maka Nilai Sewa Reklame
(NSR) dihitung dengan memperhatikan faktor sebagai berikut:

1) Jenis reklame.

2) Bahan yang digunakan.

3) Lokasi penempatan (Kawasan A, Kawasan B, dan Kawasan C)

4) Jangka waktu penyelenggaraan.

5) Jumlah media reklame.

6) Ukuran media reklame.

 Cara Perhitungan

1) Rumus :

 Pajak Reklame = 25% x Nilai Sewa Reklame.


 Nilai Sewa Reklame = Nilai Strategis Lokasi x Satuan
 Media Reklame x Jangka Waktu x Harga Satuan Reklame.
 Nilai Strategis Lokasi (NSL) = Nilai Kelompok Jalan
(bobot 50%) + Nilai Sudut Pandang (bobot 40%) + Nilai
Ketinggian (bobot 10%).
 Jaminan Biaya Pembongkaran Reklame = Luas x Tarif

2) Satuan Media Reklame

Satuan Media Reklame adalah harga yang ditentukan berdasarkan satuan media
reklame dan jangka waktu.

20
21
22
Tarif dan Perhitungan Pajak Reklame

23
Target Pajak Daerah 2020

Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota Palembang

24
N Uraian Target Pajak Daerah Bertambah/Berkurang
APBD 2019 APBD 2020
o
(RP) (RP) (RP) %
1 Pajak Hotel 108.000.000.000 140.000.000.000 32.000.000.000 29,63
2 Pajak Restoran 170.000.000.000 250.000.000.000 80.000.000.000 47,06
3 Pajak Hiburan 81.120.000.000 81.120.000 - -
4 Pajak Reklame 20.000.000.000 50.000.000.000 30.000.000.000 150,00
5 Pajak 5.980.000.000 5.980.000.000 - -
Penerangan
Jalan Non PLN
Pajak 240.000.000.000 335.000.000.000 95.000.000.000 39,58
Penerangan
Jalan PLN
6 Pajak Parkir 34.000.000.000 53.000.000.000 19.000.000.000 55,88
7 Pajak Air 62.400.000 90.000.000 27.600.000 44,23
Bawah Tanah
8 Pajak Sarang 109.200.000 115.000.000 5.800.000 5,31
Burung Walet
9 Pajak Mineral 1.320.000.000 1.700.000.000 379.200.000 28,71
Bukan Logam
dan Batuan
1 Pajak Bumi 275.600.000.000 225.000.000.000 (202.600.000.000) (7,47)
0 Dan Bangunan
1 Bea Perolehan 378.040.000.000 330.000.000.000 (48.040.000.000) (12,71)
1 Hak Atas dan
Bangunan
Jumlah 1.314.232.400.000 1.502.005.000.000

D. ANALISIS

Pajak adalah kontribusi wajib kepada Negara yang terutang oleh orang pribadi atau
badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang dengan tidak mendapatkan
imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara.

Pajak reklame adalah pajak pungutan daerah atas reklame, Reklame yaitu benda, alat
media, yang menurut bentuk, susunan, dan corak raganya untuk tujuan

25
komersialdipergunakan untuk memperkenalkan, mengajukan, atau memujikan suatu barang,
jasa atau orang yang ditempatkan atau didengar kecualiyang dilakukan oleh pemerintah.

A. Mekanisme Pembayaran Pajak Reklame


1. Mengisi Surat atau Form
2. Memenuhi Syarat Berkas
3. Meminta Validasi Input
4. Menunggu SPPD Keluar
5. Membayar di Bank sumsel Babel, Indomaret dan Alfamart
6. Lalu melapor ke Wajib Pajak Reklame dengan menunjukan Bukti Pembayaran

B. Pelaporan pajak Reklame


1. Melampirkan NPWPD (Nommor Pokok Wajib Pajak Daerah) Pajak reklame
2. Mengisi Form pelaporan Pajak Reklame secara lengkap
3. Melampirkan KTP pimpinan/penanggung jawab apabila diwakilkan wajib
melampirkan surat kuasa (Bermaterai)
4. Melampirkan foto reklame
5. Mengisi surat pernyataan yang ditandatangani (bermaterai)

C. Kelebihan dan Kekurangan Pembayaran Pajak Reklame DI Bdan Pengelolaan


Pajak Daerah Kota Palembang

 Kelebihan
 Mekanisme yang dianjurkan terbilang tertata dan terurut
 Setiap WP memiliki salinan berkas atau bukti pembayaran
 Pelayanan yang diberikan juga terbilang baik dan terkontrol
 Setiap urutan kerja memiliki staff dan tenaga ahli yang begitu
kompeten
 WP yang kehilangan bukti bayar dapat meminta salinan yang telah
diberikan sewaktu- waktu jika WP membutuhkan
 Cara menuntut dan memberikan arahan terhadap WP pun
dilakukan dengan sangat-sangant baik

26
 Kekurangan
 Sistem pembayaran begitu rumit sehingga memerlukan waktu yang
cukup banyak untuk mengurus pembayaran
 Beberapa tata cara yang terbilang menyulitkan karna
mengharuskan WP bolak balik saat ingin membayar pajak
 Kekeliruan saat menulis nomor objek pajak tak dapat terelakan
karna banyaknya WP yang ingin membayar dan mengurus pajak

27
BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Jenis-jenis pajak daerah ada 2 (dua) yaitu:

o Pajak Provinsi, macam-macamnya terdiri dari:

(1) Pajak Kendaraan Bemotor dan Kendaraan di Atas Air,

(2) Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor dan Kendaraan di Atas Air,

(3) Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, dan

(4) Pajak Pengambilan dan Pemnafaatan Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

o Pajak Kabupaten/Kota, macam-macamnya terdiri dari:

(1) Pajak Hotel,

(2) Pajak Restoran,

(3) Pajak Hiburan,

(4) Pajak Reklame,

(5) Pajak Penerangan Jalan,

(6) Pajak Parkir,

(7) Pajak Sarang Burung Walet,

(8) Pajak Air Tanah,

(9) Pajak Bumi dan Bangunan

Perdesaan dan Perkotaan,

(10) Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan.

28
Sistem Pembayaran Pajak Reklame di Badan Pengelolaan Pajak Daerah Kota
Palembang, wajib pajak harus mengisi dengan benar dan lengkap formulir mendirikan pajak
reklame Baru / Perpanjangan serta mengumpulkan syarat administrasi dan teknis reklame.
Berkas tersebut diserahkan ke izin penyelenggara reklame agar di proses dan diterima atau
tidak berkas tersebut.

Berkas tersebut jika tidak disetujui maka wajib pajak harus melengkapi persyaratan
dan jika diterima, wajib pajak harus membayar perpajaknnya di pelayanan pajak daerah.
Wajib pajak mengisi SPTPD yang diberikan oleh Pelayanan pajak Daerah dan membayar
pajak reklame serta jaminan bongkar reklame yang telah dihitung menurut SPTPD. Jaminan
bongkar reklame dibayar tiga tahun sekali pada tahun pertama.Setelah membayar pajak
reklame dan jaminan bongkar reklame, wajib pajak diberikan bukti pembayaran pajak
reklame berupa SPTPD, SKPD, SSPD dan JABONG rangkap pertama.Bukti tersebut
diberikan oleh pelayanan pajak daerah.

Saran

Berdasarkan kesimpulan dari sistem pembayaran pajak reklame di Badan Pengelolaan


Pajak Derah Kota Palembang, maka penulis dapat memberikan saran agar lebih tegas dalam
menerapkan sanksi berupa bunga sebesar 2% per bulan jika pembayaran pajak reklame telah
melewati masa berlaku.

untuk para karyawan, ada baiknya jika prosedur yang digunakan dipermudan agar
para WP tak harus bolak-balik untuk melakukan pembayaran dan menyerahkan bukti bayar.
Karna pada situasi sekarang tak baik jika harus ada ditengah keramaian terlalu lama, apalagi
para WP yang terbilang sudah banyak yang lanjut usia.

29
DAFTAR PUSTAKA

 Baridwan, Zaki. 2002. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: BPFE.


 Brotodiharjo, R, Santoso. 2003. Pengantar Ilmu Hukum Pajak. Bandung: PT Refika
Aditama.
 Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi. Yogyakarta: Salemba Empat.
 Pasal 55 Undag-undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Penerangan Jalan.
 Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota Nomor 1 Tahun 2011 tentang Perhitungan
Pembayaran Pajak Reklame.
 Peraturan Daerah Nomor 27 Tahun 2002 tentang Pajak Reklame.
 Susanto, Azhar,2004, Sistem Informasi Akuntansi, Bandung : Linggar Jaya.
 Dokumentasi dan informasi dari Badan Pengelolaan pajak Daerah Kota Palembang.

30
LAMPIRAN

 Dokumen yang digunakan dalam pembayaran Pajak Reklame

1. Surat Pemberitahuan

31
2. Surat Pernyataan

32
3. Surat Kerelaan

33
4. Surat Izin

34
5. SPTPD

6. SKPD

35
7. SSPD

36
37
38
39

Anda mungkin juga menyukai