Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

“ANGGARAN SEKTOR PUBLIK DENGAN PENDEKATAN KONVENSIONAL DAN


NEW PUBLIC MANAGEMENT”

Dosen Pengampu : RR Sri Pancawati Martiningsih, SE.,M.Sc., Ak.

Disusun Oleh Kelompok 4

Anggota :

1. Dhea Indah Puji Lestari (A1C019060)


2. Dita Ayudia Shanti (A1C019065)
3. Dyah Sima Puspa Sari (A1C019067)
4. Enis Tasia (A1C019078)

PROGRAM S1 AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MATARAM

2023

1
KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
dan hidayahnya kepada kita semua, tak lupa juga shalawat beriring salam kita haturkan kepada
baginda kita nabi Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Anggaran Sektor Publik Dengan Pendekatan Konvensional Dan New Public
Management”.

Dengan maksud penyelesaian makalah ini agar memenuhi tugas Komunikasi Bisnis.
Terima kasih kami haturkan kepada yang terhormat Ibu RR Sri Pancawati Martiningsih,
SE.,M.Sc., Ak. selaku dosen pengampu mata kuliah Akuntansi Sektor Publik dan tak lupa untuk
semua pihak yang mendukung didalam penyusunan makalah ini.

Harapan penulis pun semoga makalah ini dapat bermanfaat, khususnya bagi si pembaca
untuk menambah wawasan baru atau pengetahuan tentang judul makalah yang disebutkan diatas.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang mungkin tidak
disadari dengan keterbatasan yang penulis miliki. Kritik dan saran dari pembaca akan diterima
dengan tangan terbuka demi perbaikan dan kesempurnaan makalah ini.

Mataram, 11 Januari 2023

Penulis,

Kelompok 4

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ------------------------------------------------------------------------------------ 2
DAFTAR ISI ----------------------------------------------------------------------------------------------- 3
BAB I PENDAHULUAN -------------------------------------------------------------------------------- 4
A. Latar Belakang ------------------------------------------------------------------------------------ 4
B. Rumusan Masalah --------------------------------------------------------------------------------- 4
C. Tujuan Penulisan ---------------------------------------------------------------------------------- 5
BAB II PEMBAHASAN --------------------------------------------------------------------------------- 6
A. Konsep Anggaran Sektor Publik --------------------------------------------------------------- 6
B. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik ------------------------------------------------------------ 8
C. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik ----------------------------------------------------- 14
D. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik ------------------------------------------------ 16
E. Prinsip-Prinsip Pokok Dalam Siklus Anggaran --------------------------------------------- 17
BAB III PENUTUP ------------------------------------------------------------------------------------- 20
A. KESIMPULAN ---------------------------------------------------------------------------------- 20
B. SARAN ------------------------------------------------------------------------------------------- 20

DAFTAR PUSTAKA ---------------------------------------------------------------------------------- 21

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Sistem anggaran sektor publik dalam perkembangannya telah menjadi instrumen
kebijakan yang multifungsi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan organisasi.
Hal tersebut terutama tercermin pada komposisi dan besarnya anggaran yang secara langsung
merefleksikan arah dan tujuan pelayanan masyarakat yang diharapkan. Anggaran sebagai alat
perencanaan kegiatan publik yang dinyatakan dalam satuan moneter sekaligus dapat
digunakan sebagai alat pengendalian. Agar fungsi pengendalian dan pengawasan dapat
berjalan dengan baik, maka sistem anggaran serta pencatatan atas penerimaan dan
pengaluaran harus dilakukan dengan cermat dan sistematis.
Sebagai sebuah sistem, perencanaan anggaran sektor publik telah mengalami banyak
perkembangan. Sistem perencanaan anggaran sektor publik berkembang dan berubah sesuai
dengan dinamika perkembangan manajemen sektor publik dan perkembangan tuntutan yang
muncul di masyarakat. Pada dasarnya terdapat beberapa jenis pendekatan dalam perencanaan
dan penyusunan anggaran sektor publik. Secara garis besar terdapat dua pendekatan utama
yang memiliki perbedaan mendasar. Kedua pendekatan tersebut adalah anggaran tradisional
atau anggaran konvensional dan pendekatan baru yang sering dikenal dengan pendekatan
New Public Management.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep anggaran sektor publik?
2. Apa saja jenis-jenis anggaran sektor publik?
3. Apa saja prinsip-prinsip anggaran sektor publik?
4. Bagaimana proses penyusunan anggaran sektor publik?
5. Bagaimana prinsip-prinsip pokok dalam siklus anggaran?

4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari makalah ini dibuat adalah untuk memenuhi kriteria penilaian dalam mata
kuliah Komunikasi Bisnis, dan tujuan lain sebagai berikut:
1 Untuk mengetahui konsep anggaran sektor publik.
2 Untuk mengetahui jenis-jenis anggaran sektor publik.
3 Untuk mengetahui prinsip-prinsip anggaran sektor publik.
4 Untuk mengetahui proses penyusunan anggaran sektor publik.
5 Untuk mengetahui prinsip-prinsip pokok dalam siklus anggaran.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penganggaran Sektor Publik

Anggaran merupakan suatu alat untuk perencanaan dan pengawasan operasi keuntungan
dalam suatu organisasi laba dimana tingkat formalitas suatu budget tergantung besar kecilnya
organisasi. Untuk melaksanakan tugas di atas, tentu saja diperlukan rencana yang matang.
Dengan demikian dari gambaran tersebut dapat terasa pentingnya suatu perencanaan dan
pengawasan yang baik hanya dapat diperoleh manajemen dengan mempelajari, menganalisa dan
mempertimbangkan dengan seksama kemungkinan-kemungkinan, alternatif-alternatif dan
konsekwensi yang ada. Anggaran dapat diinterpretasikan sebagai paket pernyataan menyangkut
perkiraan penerimaan dan pengeluaran yang diharapkan akan terjadi dalam satu atau beberapa
periode mendatang. Dalam anggaran selalu disertakan data penerimaan dan pengeluaran yang
terjadi di masa lalu.

Pengertian Anggaran sektor publik adalah perencanaan finansial tentang perkiraan


pengeluaran dan penerimaan yang diharapkan akan terjadi di masa mendatang dengan melihat
data yang diperoleh dari masa lalu sebagai acuan penetapan anggaran. Anggaran sektor publik
harus dapat memenuhi kriteria, antara lain: merefleksikan perubahan prioritas kebutuhan dan
keinginan masyarakat serta menentukan penerimaan dan pengeluaran departemen-departemen
pemerintah atau pemerintah daerah.

Menurut National Committee on Governmental Accounting (NCGA), saat ini


Governmental Accounting Standarts Board (GASB), definisi anggaran (budget) sebagai berikut:
“…. Rencana operasi keuangan, yang mencakup estimasi pengeluaran yang diusulkan, dan
sumber pendapatan yang diharapkan untuk membiayainya dalam periode waktu tertentu.”

Perencanaan dalam menyiapkan anggaran sangatlah penting. Bagaimanapun juga jelas


mengungkapkan apa yang akan dilakukan dimasa mendatang. Pemikiran strategis disetiap
organisasi adalah proses dimana manajemen berfikir tentang pengintegrasian aktivitas

6
organisasional ke arah tujuan yang beroerientasi kesasaran masa mendatang. Semakin bergejolak
lingkungan pasar, teknologi atau ekonomi eksternal, manajemen akan didorong untuk menyusun
stategi. Pemikiran strategis manajemen, direalisasi dalam berbagai perencanaan, dan proses
integrasi keseluruhan ini didukung prosedur penganggaran organisasi. Anggaran sektor publik
dibuat untuk membantu menentukan tingkat kebutuhan masyarakat, seperti listrik, air bersih,
kualitas kesehatan, pendidikan, dan lain-lain agar terjamin secara layak. Maka dari itu tingkat
kesejahteraan masyarakat dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh pemerintah melalui
anggaran yang dibuatnya.Kebanyakan organisasi sector publik membedakan antara tambahan
modal dan penerimaan, serta tambahan pendapatan dan pengeluaran. Hal itu akan berdampak
pada pemisahan penyusunan anggaran tahunan dan anggaran modal tahunan.

1. Contoh jenis anggaran publik antara lain :


b. Anggaran Negara dan Daerah/APBN/APBD (Budget of State)

c. Rencana Kegiatan dan Anggaran Perusahaan (RKAP), yaitu anggaran usaha setiap
BUMN/BUMD serta badan hukum publik atau gabungan publik-privat.

2. Fungsi Anggaran Sektor Publik

Anggaran berfungsi sebagai berikut :

a. Anggaran merupakan hal akhir dari proses penyusunan rencana kerja.

b. Anggran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan di masa mendatang.

c. Anggaran sebagai alat komunikasi internal yang menghubungkan berbagai unit kerja dan
mekanisme kerja antaratasan serta bawahan.

d. Anggaran sebagai alat pengendalian unit kerja.

e. Anggaran sebagai alat motivasi dan persuasi tindakan yang efektif serta efisien dalam
pencapaian visi organisasi.

f. Anggaran merupakan instrument politik.

g. Anggaran merupakan instrument kebijakan fiskal.

7
B. Jenis-jenis Anggaran Sektor Publik
1. Pendekatan Tradisional
Pendekatan tradisional merupakan pendekatan yang banyak digunakan di negara
berkembang. Terdapat dua ciri utama dalam pendekatan ini, yaitu (a) cara penyusunan
anggaran yang didasarkan atas pendekatan incremental dan (b) struktur dan susunan
anggaran yang bersifar line- item.
Ciri lain yang melekat pada pendekatan tradisional tersebut adalah (c) cenderung
sentralistis; (d) bersifat spesifikasi; (e) tahunan; (f) menggunakan prinsip bruto. Struktur
pendekatan tradisional dengan ciri-ciri tersebut tidak mampu mengungkapkan besarnya
dana yang dikeluarkan untuk setiap kegiatan, dan bahkan pendekatan tradisional tersebut
gagal dalam memberikan informasi tentang besarnya rencana kegiatan. Oleh karena itu
tidak tersedianya berbagai informasi tersebut, maka satu-satunya tolak ukur yang dapat
digunakan untuk tujuan pengawasan hanyalah tingkat kepatuhan penggunaan anggaran.
a. Incremental
Pendekatan tradisional bersifat incremental, yaitu hanya menambah dan
mengurangi jumlah rupiah pada item-item anggran yang sudah ada sebelumnya
dengan menggunakan data tahun sebelumnya sebagai dasar untuk menyesuaikan
besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yang mendalam.
Pendekatan tradisional yang besifat incremental cenderung menerima konsep harga
pokok pelayanan historis (historic cost of service).
b. Line-item
Ciri lain pendekatan tradisional adalah struktur anggaran bersifat line-item
yang didasarkan atas sifat (nature) dari penerimaan dan pengeluaran. Metode line-
item budget tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau
pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran, walaupun sebenarnya secara riil
item tertentu sudah tidak relevan lagi untuk digunakan pada periode sekarang.
Penyusunan anggaran dengan menggunakan struktur line-item dilandasi alasan
adanya orientasi sistem anggaran yang dimaksudkan untuk mengontrol pengeluaran.
Berdasarkan hal tersebut, anggaran tradisional disusun atas dasar sifat penerimaan

8
dan pengeluaran, seperti misalnya pendapatan dari pemerintah atasan, pendapatan
dari pajak atau pengeluaran untuk gaji, pengeluaran untuk belanja barang, dan
sebagainya, bukan berdasarkan pada tujuan yang ingin dicapai dengan pengeluaran
yang dilakukan.
Namun, pendekatan tradisional ini juga memiliki beberapa kelemahan, antara
lain:
1. Hubungan yang tidak memadai (terputus) antara anggaran tahunan dengan
rencana pembangunan jangka panjang.
2. Pendekatan incrementalmenyebabkan sejumlah besar pengeluaran tidak pernah
diteliti secara menyeluruh efektivitasnya.
3. Lebih berorientasi pada input daripada output. Hal tersebut menyebabkan
pendekatan tradisional tidak dapat dijadikan sebagai alat untuk membuat
kebijakan dan pilihan sumber daya, atau memonitor kinerja. Kinerja dievaluasi
dalam bentuk apakah dana tersebut telah habis dibelanjakan, bukan apakah tujuan
telah tercapai.
4. Sekat-sekat antarkementerian yang kaku membuat tujuan nasional secara
keseluruhan sulit dicapai. Keadaan tersebut berpeluang menimbulkan konflik,
overlapping, kesenjangan, dan persiapan antardepartemen.
5. Proses anggaran terpisah untuk pengeluaran rutin dan pengeluaran
modal/investasi.
6. Pendekatan tradisional bersifat tahunan. Anggarab tahunan tersebut terlalu
pendek, terutama untuk proyek modal dan hal tersebut dapat mendorong praktik-
praktik yang tidak diinginkan (korupsi dan kolusi).
7. Sentralisasi penyiapan anggaran, ditambah dengan informasi yang tidak memadai
menyebabkan lemahnya perencanaan anggaran. Sebagai akibatnya adalah
munculnya budget padding atau budgetary slack.
8. Persetujuan anggaran yang terlambat sehingga gagal memberikan mekanisme
pengendalian untuk pengeluaran yang sesuai, seperti seringnya dilakukan revisi
anggaran dan “manipulasi anggaran”.
9. Aliran informasi (sistem informasi finansial) yang tidak memadai yang menjadi
dasar mekanisme pengendalian rutin, mengidentifikasi masalah dan tindakan.

9
2. Pendekatan New Public Management
Sejak tahun pertengahan tahun 1980-an telah terjadi perubahan manajemen sektor
publik yang cukup drastis dari sistem manajemen tradisional yang terkesan kaku,
birokratis, dan hierarkis menjadi modal model manajemen sektor publik yang lebih
fleksibel dan lebih mengakomodasikan pasar. Perubahan etrsebut telah mengubah peran
pemerintah terutama dalam hal hubungan antara pemerintah dengan masyarakat.
Paradigma baru yang muncul dalam manajemen sektor publik tersebut adalah pendekatan
New Public Management. Pendekatan ini berfokus pada manajemen sektor publik yang
berorientasi pada kinerja, bukan berorientasi pada kebijakan. Penggunaan paradigma
New Public Managementtersebut menimbulkan beberapa konsekuensi bagi pemerintah,
di antaranya adalah tuntutan untuk melakukan efisiensi, pemangkasan biaya (cost
cutting), dan kompetisi tender.
a. Anggaran Kinerja
Pendekatan kinerja disusun untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat
dalam anggaran tradisional, khususnya kelemahan yang disebabkan oleh tidak
adanya tolak ukur yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja dalam pencapaian
tujuan dan sasaran pelayanan publik. Deddi Nordiawan dan Ayuningtyas Hertianti
menyebutkan bahwa karakteristik utama dari pendekatan ini dapat diringkas sebagai
berikut:
1. Mengelompokkan anggaran berdasarkan program atau aktivitas.
2. Setiap program atau aktivitas dilengkapi dengan indikator kinerja yang menjadi
tolak ukur keberhasilan.
3. Pada tingkat yang lebih maju, pendekatan ini dicirikan dengan diterapkannya
unit costing untuk setiap aktivitas.

Penggunaan anggaran berbasis kinerja memberikan beberapa keuntungan antara lain:

a. Mengalihkan perhatian dari pengendalian anggaran ke pengendalian manajerial.


b. Mendorong perencanaan yang lebih baik.
c. Manajemen memiliki alat pengendalian yang lebih terhadap bawahannya karena
tidak hanya melihat banyak yang dibelanjakan oleh bawahannya, tetapi juga

10
menilai kinerja aktivitas menggunakan standar satuan mata uang atau unit
aktivitas.
d. Anggaran kinerja menekankan pada aktivitas yang memakai anggaran daripada
besarnya jumlah anggaran yang terpakai.
e. Dianggap lebih sesuai dengan karakteristik organisasi sektor publik yang tidak
mengejar profit dan lebih berorientasi pada kualitas pelayanan.

Namun, anggaran berbasis kinerja juga memiliki beberapa kelemahan yakni:

a. Tidak banyak personel bagian anggaran atau akuntansi yang memiliki


kemampuan memadai untuk mengidentifikasi unit pengukuran dan
melaksanakan analisis biaya.
b. Terkadang terdapat kondisi yang sulit, bahkan tidak memungkinkan pengukuran
kinerja mengingat banyaknya jasa dan aktivitas organisasi sektor publik yang
tidak dapat langsung terukur dalam satuan unit output atau biaya per unit yang
dapat dimengerti dengan mudah.
c. Sering terjadi aktivitas langsung mengukur biayanya secara detail dan dilakukan
pengukuran secara detail lainnya tanpa pertimbangan memadai yang diberikan
kepada perlu atau tidaknya aktivitas itu sendiri. Dengan kata lain,pendekatan ini
kurang menghubungkan aktivitas yang dijalankannya dengan visi dan misi yang
diusung oleh organisasi.

b. Zero-Based Budgeting (ZBB)


Konsep Zero-Based Budgetingdimaksudkan untuk mengatasi kelemahan yang
ada pada sistem anggaran tradisional. Menurut Mardiasmo, Penyusunan anggaran
dengan menggunakan konsep Zero-Based Budgeting dapat menghilangkan
Incremental dan line-item karena anggaran diasumsikan mulai dari nol (Zero-Base).
Penyusunan anggaran yang bersifat incremental mendasarkan besarnya realisasi
anggaran tahun ini untuk menetapkan anggaran tahun depan, yaitu dengan tingkat
inflasi atau jumlah penduduk.

11
ZBB berpatokan pada anggaran tahun lalu untuk menyusun anggaran tahun ini,
namun penentuan anggaran didasarkan pada kebutuhan saat ini. Dengan ZBB seolah-
olah proses anggaran dimulai dari hal yang baru sama sekali.
Proses implementasi ZBB Proses implementasi ZBB terdiri dari tiga tahap,
yaitu:
A. Identifikasiunit-unit Setelah dilakukan identifikasi unit-unit keputusan secara
tepat, tahap berikutnya adalah menyiapkan dokumen yang berisi tujuan unit
keputusan dan tindakan yang dapat dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Dokumen tersebut disebut paket-paket keputusan (decision packages).
B. Penentuan paket-paket keputusan Paket keputusan merupakan gambaran
komprehensif mengenai bagian dari aktivitas organisasi atau fungsi yang dapat
dievaluasi secara individual. Paket keputusan dibuat oleh manajer pusat
pertanggungjawaban dan harus menunjukkan secara detail estimasi biaya dan
pendapatan yang dinyatakan dalam bentuk pencapaian tugas dan perolehan
manfaat.
C. Memeringkat dan mengevaluasi paket keputusan. Jika paket keputusan telah
disiapkan, tahap berikutnya adalah memeringkat semua paket berdasarkan
manfaatnya terhadap organisasi. Tahap ini merupakan jembatan untuk menuju
proses alokasi sumber daya di antara berbagai kegiatan yang beberapa di
antaranya sudah ada dan lainnya baru sama sekali.

Keunggulan ZBB yaitu:

a. Jika ZBB dilaksanakan dengan baik, dapat menghasilkan alokasi sumber daya
secara lebih efisien.
b. ZBB berfokus pada Value For money.
c. Memudahkan untuk megidentifikasi terjadinya inefisiensi dan ketidakefektifan
biaya. d. Meningkatkan pengetahuan dan motivasi staf dan manajer.
d. Meningkatkan partisipasi manajemen level bawah dalam proses penyusunan
anggaran. Merupakan cara yang sistematik untuk mengeser status quo dan
mendorong organisasi untuk selalu menguji alternatif aktivitas dan pola perilaku
biaya serta tingkat pengeluaran.

12
ZBB juga memiliki beberapa kelemahan sebagai berikut:

a. Prosesnya memakan waktu(time consuming), terlalu teoritis dan tidak praktis,


memerlukan biaya yang besar serta menghasilkan kertas kerja yang menumpuk
karena pembuatan paket keputusan.
b. ZBB cenderung menekankan manfaat jangka pendek.
c. Implementasi ZBB memerlukan teknologi yang maju.
d. Implementasi ZBB menimbulkan masalah keperilakuan dalam organisasi.
e. Memungkinkan munculnya kesan yang keliru bahwa semua paket keputusan
harus masuk dalam anggaran.

c. Planning, Programming and Budgeting System (PBBS)


PBBS merupakan teknik penganggaran yang didasarkan pada teori sistem yang
berorientasi pada output dan tujuan dengan penekanan utamanya adalah alokasi
sumber daya berdasarkan analisis ekonomi. Sistem anggaran PPBS tidak
mendasarkan pada struktur organisasi tradisional yang terdiri dari divisi-divisi, tetapi
berdasarkan program, yaitu pengelompokan aktivitas untuk mencapai tujuan tertentu.

Proses implementasi PBBS

Langkah-langkah implementasi meliputi:

a. Menentukan tujuan umum organisasi dan tujuan unit organisasi dengan jelas.
b. Mengidentifikasi program-program dan kegiatan untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan.
c. Mengevaluasi berbagai alternatif program dengan menghitung cost-benefit dari
masing-masing program.
d. Pemilihan program yang memiliki manfaat besar dengan biaya yang kecil.
e. Alokasi sumber daya ke masing-masing program yang disetujui.

PBBS dapat dipahami dengan karakteristik antara lain:

a. Berfokus pada tujuan dan aktivitas (program) untuk mencapai tujuan.

13
b. Secara eksplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yang akan
datang karena PBBS berorientasi pada masa depan.
c. Mempertimbangkan biaya yang semua terjadi.
d. Dilakukan analisis secara sistematik atas berbagai alternatif program.

PBBS memiiki beberapa kelebihan antara lain:

a. Memudahkan dalam pendelegasian tanggung jawab dari manajemen puncak ke


manajemen menegah.
b. Dalam jangka panjang dapat mengurangi beban kerja.
c. Memperbaiki kualitas pelayanan melalui pendekatan sadar biaya dalam
perencanaan program.
d. Lintas departemen sehingga dapat meningkatkan komunikasi, koordinasi, dan
kerjasama antar departemen.

PBBS juga memiliki beberapa kelemahan yaitu:

a. PBBS membutuhkan sistem informasi yang canggih, ketersediaan data, adanya


sistem pengukuran, dan staf yang memiliki kapasitas tinggi.
b. Implementasi PBBS membutuhkan biaya yang besar karena PBBS
membutuhkan teknologi yang canggih.
c. PBBS bagus secara teori, tetapi sulit untuk diimplementasikan.
d. PBBS mengabaikan realitas politik dan reallitas organisasi sebagai kumpulan
manusia yang kompleks.
e. Pengaplikasian PBBS menghadapi masalah teknis.

C. Prinsip-prinsip Anggaran Sektor Publik


Secara tradisional, prinsip penggangaran yang sangat terkenal adalah apa yang di kenal
dengan “the three Es”, yaitu Ekonomis, Efesien, Efektif (jones dan pendlebury,1998). Jones
menjelaskan bahwa ekonomis hanya berkaitan dengan input; efektivitas hanya berkaitan
dengan output; sedangkan efesien adalah kaitan antara output dengan input. Dengan
demikian, prinsip penggangaran terlihat sangat terkait dengan prinsip akuntasi sector public.

Dalam implementasinya prinsip-prinsip didalam anggaran sektor publik meliputi:

14
 Otorisasi oleh legislatif

Anggaran publik harus mendapatkan otorisasi dari legislatif terlebih dahulu sebelum
eksekutif dapat membelanjakan anggaran tersebut.

 Komprehensif
Anggaran harus menunjukkan semua penerimaan dan pengeluaran pemerintah. Oleh
karena itu, adanya dana non budgetair pada dasarnya menyalahi prinsip anggaran yang
bersifat

 Keutuhan anggaran

Semua penerimaan dan belanja pemerintah harus terhimpun dalam dana umum.

 NondiscretionaryAppropriation

Jumlah yang disetujui oleh dewan legislatif harus termanfaatkan secara ekonomis, efisien
dan efektif.

 Periodik
Anggaran merupakan suatu proses yang periodik, bisa bersifat tahunan maupun multi
tahunan.

 Akurat
Estimasi anggaran hendaknya tidak memasukkan cadangan yang tersembunyi, yang dapat
dijadikan sebagai kantong-kantong pemborosan dan in efisiensi anggaran serta dapat
mengakibatkan munculnya understimate pendapatan dan over estimate pengeluaran.

 Jelas
Anggaran hendaknya sederhana, dapat difahami masyarakat dan tidak membingungkan.
Diketahui publik.

 Anggaran harus diinformasikan kepada masyarakat luas.

15
D. Proses Penyusunan Anggaran Sektor Publik
Freeman & Shoulders (2003) menyatakan bahwa anggaran yang ditetapkan dapat
dipandang sebagai suatu kontrak kinerja antara legislatif dan eksekutif. Menurut Rubin
(1992) penganggaran publik adalah pencerminan dari kekuatan relatif dari berbagai budget
actors yang memiliki kepentingan atau preferensi berbeda terhadap outcomes anggaran.
Adanya keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemerintah menjadi alasan mengapa
penganggaran menjadi mekanisme terpenting untuk pengalokasian sumber daya. Bagi
Hagen et.al (1996) penganggaran di sektor publik merupakan bargaining process antara
eksekutif dan legislatif. Menurut Samuels (2000) penganggaran setidaknya mempunyai 3
tahapan, yakni (1) perumusan proposal anggaran, (2) pengesahan proposal anggaran, (3)
pengimplementasian anggaran yang telah ditetapkan sebagai produk hukum. Sedangkan
menurut Von Hagen (2002) penganggaran terbagi ke dalam empat tahapan yaitu executive
planning, legislative approval, executive implementation dan expost accontability.

Proses penyusunan anggaran mempunyai 4 tujuan yaitu :

1. Membantu pemerintah mencapai tujuan fiskal dan meningkatkan koordinasiantarbagian


dalam lingkungan pemerintahan.
2. Membantu menciptakan efisiensi dan keadilan dalam menyediakan barang dan jasa
publik melalui proses pemrioritasan.
3. Memungkinkan bagi pemerintah untuk memenuhi prioritas belanja.
4. Meningkatkan transparansi dan pertanggungjawaban pemerintah kepada DPR/DPRD dan
masyarakat luas.

Faktor dominan yang terdapat dalam proses penganggaran adalah :

1. Tujuan dan target yang hendak dicapai


2. Ketersediaan sumber daya (faktor-faktor produksi yang dimiliki pemerintah)
3. Waktu yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan dan target.
4. Faktor-faktor lain yang memengaruhi anggaran, seperti: munculnya peraturan pemerintah
yang baru, fluktuasi pasar, perubahan sosial dan politik, bencana alam,dan sebagainya.

16
E. Prinsip - Prinsip Pokok dalam Siklus Anggaran

Richard Musgrave seperti yang dikutip Coe (1989) mengidentifikasikan tiga


pertimbangan mengapa pemerintah perlu terlibat dalam bisnis pengadaan barang dan jasa
bagi masyarakat. Ketiga pertimbangan tersebut meliputi stabilitas ekonomi,redistribusi
pendapatan, dan alokasi sumber daya.Lemahnya perencanaan anggaran memungkinkan
munculnya underfinancing atau overfinancing yang akan mempengaruhi tingkat efisiensi
dan efektivitas anggaran. Siklus anggaran meliputi empat tahap yang terdiri atas:

1. Tahap persiapan anggaran (preparation);


2. Tahap ratifikasi (approval/ratification)
3. Tahap implementasi (implementation)
4. Tahap pelaporan dan evaluasi (reporting and evaluation)

1. Tahap Persiapan Anggaran (Budget Preparation)


Pada tahap persiapan anggaran dilakukan taksiran pengeluaran atas dasar taksiran
pendapatan yang tersedia. Yang perlu diperhatikan adalah sebelum menyetujui taksiran
pengeluaran, terlebih dahulu harus dilakukan penaksiran pendapatan secara lebih akurat.
Dalam persoalan estimasi, yang perlu mendapat perhatian adalah terdapatnya faktor
“uncertainty” (tingkat ketidakpastian)yang cukup tinggi. Oleh sebab itu, manajer
keuangan public harus memahami betul dalam menentukan besarnya suatu mata
anggaran.
Besarnya mata anggaran pada suatu anggaran yang menggunakan “line-item
budgeting´ akan berbeda pada “input-output budgeting”, “program budgeting” atau
“zero based budgeting”.
Di Indonesia, proses perencanaan APBD dengan paradigma baru menekankan
pada pendekatan bottom-up planning dengan tetap mengacu pada arah kebijakan
pembangunan pemerintah pusat. Arahan kebijakan pembangunan pembangunan
pemerintah pusat tertuang dalam dokumen perencanaan berupa GBHN, Program
Pembangunan Nasional (PROPE NAS), Rencana Strategis (RESENTRA), dan
RencanaPembangunan Tahunan (REPETA). Sinkronisasi perencanaan pembangunan
yang digariskan oleh pemerintah pusatdengan perencanaan pembangunan daerah sejak

17
spesifik diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 105 dan 108 Tahun 2000. Pada
pemerintah pusat, perencanaan pembangunan dimulai dari peyusunan PROPENAS yang
merupakan operasionalisasi GBHN. PROPERNAS tersebut kemudian dijabarkan dalam
bentuk RESENTRA. Berdasarkan PROPER NAS dan RESENRA serta analisis fiscal
dan makro ekonomi,kemudian dibuat persiapan APBN dan REPETA. Sementara itu, di
tingkat daerah (propinsi dan kabupaten/kota) berdasarkan ketentuan Peraturan
Pemerintah No. 108 Tahun 2000 pemerintah daerah disyaratkanuntuk membuat
dokumen perencanaan daerah yang terdiri atas PROPEDA (REN STRADA).
Dokumen perencanaan daerah tersebut diupayakan tidak menyimpang dari
PROPENAS dan RENSTRA yang dibuat pemerintah pusat. Dalam PROPEDA
dimungkinkan adanya penekanan prioritas program pembangunan yang berbeda dari
satu daerah dengan daerah yang lain sesuai kebutuhan masing-masing daerah.
PROPEDA (RENSTRADA) dibuat oleh pemerintah daerah bersama dengan DPRD
dalam kerangka waktu lima tahun yang kemudian
dijabarkan pelaksanaannya dalam kerangka tahunan. Penjabaran
rencana strategis jangka panjang dalam REPETADA tersebut dilengkapi dengan:

1. Pertimbangan-pertimbangan yang berasal dari hasil evaluasi kinerja pemerintah


daerah pada periode sebelumnya.
2. Masukan-masukan dan aspirasi masyarakat.
3. Pengkajian kondisi yang saat ini terjadi, sehingga bisa diketahui
kekuatan,kelemahan, peluang dan tantangan yang sedang dan akan dihadapi.

2. Tahap Ratifikasi Anggaran

Tahap berikutnya adalah budget ratification. Tahap ini merupakan tahap


yang melibatkan proses politik yang cukup rumit dan cukup berat. Pimpinan
eksekutif dituntut tidak hanya memiliki “managerial skill” namun juga harus
mempunyai “ political skill” salesmanship´dan ‘coalition building’ yang memadai.
Integritas dan kesiapan mentalyang tinggi dari eksekutif sangat penting dalam tahap
ini.

3. Tahap Pelaksanaan Anggran

18
(Budget Implementation)Sistem informasi akuntansi dan sistem
pengendalian manajemen sangat diperlukan untuk mendukung pelaksanaan
anggaran. Manajer keuangan public dalam hal ini bertanggung jawab untuk
menciptakan sistem akuntansi yang memadai dan handal untuk perencanaandan
pengendalian anggran yang telah disepakati, dan bahkan dapat diandalkan untuk
tahap penyusuanan anggaran periode berikutnya.
4. Tahap Pelaporan dan Evaluasi Anggaran

Tahap terakhir dari siklus anggaran adalah pelaporan dan evaluasi anggaran.
Tahap persiapan, ratifikasi, dan implementasi anggaran terkait dengan aspek
operasionalanggaran, sedangkan tahap pelaporan dan evaluasi terkait dengan aspek
akuntanbilitas. Jika tahap implementasi telah didukung dengan sistem akuntansi
dan sistem pengendalian manajemen yang baik, maka diharapkan tahap budget
reporting and evaluation tidak akan menemui banyak masalah.

BAB III
19
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Penganggaran sektor publik merupakan proses yang sangat vital bagi organisasi sektor
publik. Anggaran politik penting sebab anggaran membantu menentukan tingkat kebutuhan
masyarakat. Anggaran merupakan instrumen kebijakan fiskal pemerintah untuk mempengaruhi
keadaan ekonomi melalui kebijakan pengeluaran dan perpajakan. Dengan anggaran, pemerintah
dapat mengalokasikan sumber daya yang langka untuk menggerakkan pembangunan sosial
ekonomi, menjamin kesinambungan, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Dan yang
paling penting lagi, anggaran merupakan sarana untuk menunjukkan akuntabilitas pemerintah
terhadap publik.
Anggaran publik terdiri dari anggaran operasional dan modal. Anggaran operasional
adalah pengeluaran yang dilakukan secara rutin dan tidak menambah kekayaan serta manfaatnya
hanya untuk satu tahun anggaran. Sedangkan anggaran modal manfaatnya lebih dari satu tahun
anggaran dan menambah kekayaan.
Dalam menyusun anggaran sektor publik terdapat dua pendekatan, yaitu pendekatan tradisional
dan pendekatan new public management. Pendekatan tradisional memiliki ciri utama line-item
dan incrementaism. Pendekatan NPM dimaksudan untuk mengatasi kelemahan dari sistem
tradisional. Anggaran dengan pendekatan NPM terdiri dari beberapa jenis, yaitu anggaran
kinerja, ZBB dan PPBS.
B. SARAN
Berdasarkan kesimpulan, maka penulis merekomendasikan berupa saran-saran sebagai
berikut:
Beberapa jenis anggaran tersebut perlu dikaji lebih mendalam sebelum diaplikasikan,
karena pada masing-masing jenis anggaran tersebut memiliki kelebihan dan kelemahan.
Penerapan sistem anggaran perlu mempertimbangkan aspek sosial, kultural, dan kesiapan
teknologi yang dimiliki oleh pemerintah.

DAFTAR PUSTAKA

20
https://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/10/31/penganggaran-sektor-
publik/#:~:text=PRINSIP%2DPRINSIP%20POKOK%20DALAM%20SIKLUS%20ANGGARA
N&text=Tahap%20persiapan%20anggaran%20(preparation)%3B,dan%20evaluasi%20(reporting
%20and%20evaluation)

https://spi.uin-alauddin.ac.id/index.php/2016/10/31/penganggaran-sektor-
publik/#:~:text=PRINSIP%2DPRINSIP%20POKOK%20DALAM%20SIKLUS%20ANGGARA
N&text=Tahap%20persiapan%20anggaran%20(preparation)%3B,dan%20evaluasi%20(reporting
%20and%20evaluation)

https://www.google.co.id/search?q=makalah+anggaran+sektor+publik+dengan+pendekatan+kon
vensional+dan+new+public+management&client=safari&channel=iphone_bm&source=hp&ei=
SCO-Y-
vpKqXJpgextKrABQ&oq=&gs_lcp=ChFtb2JpbGUtZ3dzLXdpei1ocBABGAAyAggpMgIIKTI
CCCkyAggpMgIIKTICCCkyAggpMgIIKTICCCkyBAgpEEMyBwgpEB4Q8QQyAggpMgIIKT
ICCCkyAggpUABYAGDxPWgAcAB4AIABAIgBAJIBAJgBALABDw&sclient=mobile-gws-
wiz-hp#ip=1

21

Anda mungkin juga menyukai