Latar
Belakang
Perusahaan merupakan lembaga ekonomi yang bertujuan menghasilkan barang dan jasa
melalui penggunaan sumber-sumber ekonomi secara efektif dan efisien. Setiap perusahaan
yang menjalankan usaha selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja itu antara lain
digunakan untuk pembelian bahan baku, aktiva tetap, pembayaran gaji karyawan dan
pembayaran
biaya-biaya
lainnya.
Manajemen modal kerja yang efektif dan efisien menjadi sangat penting untuk
pertumbuhan dan kelangsungan perusahaan dalam jangka panjang. Apabila perusahaan
kekurangan modal kerja maka besar kemungkinannya perusahaan tersebut akan kehilangan
pendapatan dan keuntungan. Perusahaan yang tidak memiliki modal kerja yang cukup tetapi
tidak dapat membayar kewajiban jangka pendek pada waktunya maka akan menghadapi
masalah
likuiditas.
Dalam menyusun dan menyempurnakan makalah ini penyusun mencoba untuk
menyampaikan bahwa modal kerja memiliki arti penting dalam pengaturan jasa-jasa
monopoli yang di beriakan oleh perusahaan-perusahaan. sehingga pembaca dapat
mengambil
manfaat
yang
terkandung
dalam
makalah
ini.
B.
1.
2.
3.
4.
Adapun
Apa
Rumusan
rumusan
masalah
yang
penulis
rumuskan
Apa
pengertiam
modal
Bagaimana
konsep
modal
Apa
saja
jenis
modal
saja
faktor
yang
mempengaruhi
modal
Masalah
adalah:
kerja?
kerja?
kerja?
kerja?
C.
Tujuan
Makalah ini kami buat untuk membahas masalah manajemen modal kerja serta hal-hal yang
berkaitan dengannya. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menambah wawasan ilmu
pengetahuan kita tentang hal ini
BAB IIPEMBAHASAN
A.
Pengertian
Modal
Kerja
Bambang Riyanto (2007 : 20) menyatakan bahwa pengertian modal kerja dimaksudkan
sebagai jumlah keseluruhan aktiva lancar. Pengertian tersebut sama dengan pengertian
modal kerja yang dinyatakan oleh Susan Irawati (2006 : 89) bahwa modal kerja merupakan
investasi
perusahaan
dalam
bentuk
aktiva
lancar
atau
current
assets.
Sementara itu menurut J. Fred Weston dan Thomas E. Copeland Modal kerja adalah selisih
antara aktiva lancar dengan hutang lancar. Dengan demikian modal kerja merupakan
investasi dalam kas, surat- surat berharga, piutang dan persediaan dikurangi hutang lancar
yang
digunakan
untuk
melindungi
aktiva
lancar
B.
Konsep
Modal
Kerja
Riyanto (2001:57-58) mengemukakan konsep modal kerja yang biasa digunakan untuk
analisis,
yaitu:
1.
Modal Kerja Kuantitatif. Konsep ini menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang
tertanam dalam aktiva yang masa perputarannya kurang satu tahun. Modal kerja menurut
konsep ini adalah keseluruhan elemen aktiva lancar. Oleh karena semua elemen aktiva
lancar diperhitungkan sebagai modal kerja tanpa memperhatikan kewajiban-kewajiban
jangka pendeknya, maka modal kerja ini sering disebut modal kerja bruto atau gross working
capital.
2. Modal Kerja Kualitatif. Pada konsep ini, modal kerja bukan semua aktiva lancar tetapi
telah mempertimbangkan kewajiban-kewajiban yang segera harus dibayar. Dengan
demikian dana yang digunakan benar-benar khusus digunakan untuk membiayai operasi
perusahaan sehari-hari tanpa khawatir terganggu oleh pembayaran-pembayaran hutang
yang
segera
jatuh
tempo.
3.
Modal Kerja Fungsional. Konsep ini lebih menitik beratkan pada fungsi dana dalam
menghasilkan penghasilan langsung atau current income. Dan pengertian modal kerja
menurut konsep ini adalah dana yang digunakan oleh perusahaan untuk menghasilkan
current income sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan pada satu periode tertentu.
C.
Jenis-Jenis
Modal
Kerja
Menurut A. W. Taylor (Dalam Riyanto, 2001:60-61) menyatakan bahwa modal kerja bisa
dikelompokkan
ke
dalam
dua
jenis
sebagai
berikut:
1.
Modal
Kerja
Permanen
Modal kerja permanen adalah modal kerja yang selalu harus ada dalam perusahaan agar
dapat menjalankan kegiatannya untuk memenuhi kebutuhan konsumen. Modal kerja
permanen
dibagi
menjadi
dua
macam
yakni:
a.
Modal Kerja Primer. Modal kerja primer adalah modal kerja minimal yang harus ada
dalam
perusahaan untuk menjamin agar perusahaan tetap bisa beroperasi.
b.
Modal Kerja Normal. Merupakan modal kerja yang harus ada agar perusahaan bias
beroperasi dengan tingkat produksi normal.
2. Modal Kerja Variabel
Modal kerja variabel adalah modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan perubahan
kegiatan ataupun keadaan lain yang mempengaruhi perusahaan atau berfluktuasi berdasarkan
volume produksi atau penjualan. Modal kerja variabel terdiri dari:
a. Modal Kerja Musiman. Merupakan sejumlah dana yang dibutuhkan untuk mengantisipasi
apabila ada fluktuasi kegiatan perusahaan, misalnya perusahaan biscuit harus menyediakan modal
kerja lebih besar pada saat musim hari raya.
b. Modal Kerja Siklus. Adalah modal kerja yang jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh fluktuasi
konjungfur.
c. Modal Kerja Darurat. Modal kerja ini jumlah kebutuhannya dipengaruhi oleh keadaan- keadaan
yang terjadi diluar kemampuan perusahaan. Sebuah usaha akan sehat apabila posisi modal
kerjanya stabil, artinya dari dua jenis modal kerja di atas tersedia.
Kebutuhan modal kerja dari waktu ke waktu dalam satu periode belum tentu sama. Hal ini
disebabkan oleh berubah-ubahnya proyeksi volume produksi yang akan dihasilkan oleh
perusahaan. Perubahan itu sendiri kemungkinan disebabkan adanya permintaan yang tidak sama
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu kebutuhan modal kerja juga mengalami perubahan.
D. Komponen Modal Kerja
Modal kerja yang dibahas disini adalah modal kerja dalam konsep kualitatif, yaitu modal kerja neto
(net working capital) yang merupakan kelebihan antara aktiva lancar di atas utang lancarnya.
Komponen modal kerja mencakup aktiva lancar dan utang lancar, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Aktiva Lancar.
Munawir (2004:14) menyatakan pengertian aktiva lancar sebagai berikut: Aktiva lancar adalah uang
kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukarkan menjadi uang tunai,
dijual atau dikonsumer dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran
dalam waktu satu tahun atau kurang (jangka waktu operasi perusahaan yang normal).
c) Penghasilan Yang Ditangguhkan (Differed Revenue) Penghasilan yang diterima terlebih dahulu
merupakan penghasilan yang sebenarnya yang belum menjadi hak perusahaan. Pihak lain telah
menyerahkan uang terlebih dahulu kepada perusahaan sebelum perusahaan menyerahkan barang
atau jasanya (perusahaan berkewajiban untuk memenuhinya). Penghasilan baru direalisasi bila jasajasa telah dipenuhi atau transaksi penjualan telah selesai.
d) Hutang Dividen (Divident Payable) Hutang dividen merupakan bagian laba perusahaan yang
diberikan sebagai deviden kapada pemegang saham, tetapi belum dibayarkan ketika neraca
disusun. Hutang Pajak (Tax Payable) Beban pajak perseroan yang belum dibayarkan pada waktu
neraca disusun.Kewajiban Yang Masih Harus Dipenuhi (Accrual Payables) Kewajiban yang timbul
karena jasa-jasa yang diberikan kepada perusahaan selama jangka waktu tertentu, tetapi
pembayarannya belum dilakukan.Misalnya: upah, bunga, sewa, pensiun dan lain-lain.
E. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Jumlah Modal Kerja
Untuk menentukan jumlah modal kerja yang dianggap cukup bagi suatu perusahaan bukanlah
merupakan hal yang mudah, karena modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu perusahaan
tergantung atau dipengaruhi oleh beberapa faktor.
Munawir (2004:117) menyatakan bahwa besarnya modal kerja yang dibutuhkan oleh suatu
perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut:
1)
Sifat atau tipe dari perusahaan
2)
Waktu yang dibutuhkan untuk memproduksi atau memperoleh barang yang akan
dijual serta harga per satuan dari barang tersebut.
3)
Syarat pembelian bahan atau barang dagangan
4)
Syarat penjualan
5)
Tingkat perputaran persediaan.
F. Pentingnya Modal Kerja Yang Cukup
Modal kerja sebaiknya tersedia dalam jumlah yang cukup agar memungkinkan perusahaan untuk
beroperasi secara ekonomis dan tidak mengalami kesulitan keuangan. Misalnya dapat menutup
kerugian dan mengatasi keadaan krisis atau darurat tanpa membahayakan keuangan perusahaan.
Menurut Munawir (2004:116) manfaat lain dari tersedianya modal kerja yang cukup adalah sebagai
berikut :
1. Melindungi perusahaan dari akibat buruk berupa turunnya nilai aktiva lancar, seperti adanya
kerugian karena debitur tidak membayar, turunnya nilai persediaan karena harganya merosot.
2. Memungkinkan perusahaan untuk melunasi kewajiban-kewajiban jangka pendek tepat pada
waktunya.
3. Memungkinkan perusahaan untuk dapat membeli barang dengan tunai sehingga dapat
mendapatkan keuntungan berupa potongan harga.
4. Menjamin perusahaan memiliki kredit standing dan dapat mengatasi peristiwa yang tidak dapat
diduga seperti kebakaran, pencurian dan sebagainya.
5. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup guna melayani
permintaan konsumennya.
6. Memungkinkan perusahaan dapat memberikan syarat kredit yang menguntungkan kepada
pelanggan.
7. Memungkinkan perusahaan dapat beroperasi denan lebih efisien karena tidak ada kesulitan
dalam memperoleh bahan baku biasa dan supply yang dibutuhkan.
8. Memungkinkan perusahaan mampu bertahan dalam posisi resesi atau depresi.
Di luar kondisi diatas, yakni adanya modal kerja yang berlebihan dan terjadinya kekurangan modal
kerja, keduanya merupakan kondisi yang tidak menguntungkan bagi perusahaan. Modal kerja yang
berlebihan menunjukkan pengelolaan dana yang tidak efektif disamping akan menimbulkan
keburukan- keburukan seperti, dapat menimbulkan pemborosan-pemborosan, investasi- investasi
pada cabang yang tidak diinginkan dan kerugian bunga karena saldo bank yamg tidak digunak
G. Sumber Modal Kerja
Modal kerja yang permanen seharusnya atau sebaiknya dibiayai oleh perusahaan atau para
pemegang saham. Semakin besar jumlah modal kerja yang dibiayai atau berasal dari investasi
pemilik perusahaan akan semakin baik bagi perusahaan tersebut karena akan semakin besar
jaminan bagi kreditur jangka pendek.
Munawir (2004:120) menyatakan bahwa pada umumnya modal kerja suatu perusahaan dapat
berasal dari:
1. Hasil Operasi Perusahaan Adalah jumlah net income yang tampak dalam laporan perhitungan
rugi laba ditambah dengan depresiasi dan amortisasi. Jumlah ini menunjukkan jumlah modal kerja
yang berasal dari operasi perusahaan.
2. Keuntungan Dari Penjualan Surat-Surat Berharga (Investasi Jangka Pendek). Surat berharga yang
dimiliki perusahaan untuk jangka pendek adalah salah satu elemen aktiva lancar yang segera dapat
dijual dan menimbulkan keuntungan bagi perusahaan. Dengan adanya penjualan surat-surat
berharga ini mengakibatkan perubahan dalam unsur modal kerja yaitu dari bentuk surat berharga
menjadi uang kas.
3. Penjualan Aktiva Tidak Lancer.Sumber lain yang dapat menambah modal kerja adalah hasil dari
penjualan aktiva tetap. Investasi jangka panjang dan aktiva tidak lancar lainnya yang tidak
diperlukan lagi oleh perusahaan. Perubahan dari aktiva ini menjadi kas atau piutang menyebabkan
bertambahnya modal kerja sebesar jumlah penjualan tersebut.
4. Penjualan Saham Atau Obligasi. Untuk menambah dana atau modal kerja yang diperlukan,
perusahaan dapat pula mengadakan emisi saham baru atau meminta kepada para pemilik
perusahan untuk menambah modalnya, disamping itu perusahaan juga dapat mengeluarkan
obligasi atau bentuk utang jangka panjang lainnya guna memenuhi kebutuhan modal kerjanya.
Penjualan obligasi ini mempunyai konsekuensi bahwa perusahaan harus membayar bunga tetap,
oleh karena itu dalam mengeluarkan utang dalam bentuk obligasi harus disesuaikan dengan
kebutuhan perusahaan.
H. Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dari dua faktor :
1. Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,
lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan
digudang, jangka waktu penerimaan piutang.
2. Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari utk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
I. Manfaat Manajemen Modal Kerja
a. Melindungi perusahaan terhadap krisis modal kerja karena turunnya nilai dari aktiva lancar.
b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.
c. Menjamin dimilikinya kredit standing perusahaan semakin besar dan memungkinkan bagi
perusahaan untuk dapat menghadapi bahaya-bahaya atau kesulitan keuangan yang mungkin
terjadi.
d. Memungkinkan untuk memiliki persediaan dalam jumlah yang cukup untuk melayani
konsumen.
e. Memungkinkan bagi perusahaan untuk memberikan syarat kredit yang lebih menguntungkan
kepada para langganannya.
f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapat beroperasi dengan lebih efisien karena tidak ada
kesulitan untuk memperoleh barang atau jasa yang dibutuhkan.
g. Laporan modal kerja akan sangat berguna bagi management untuk mengadakan pengawasan
terhadap modal kerja.
J.
d) Hutang Lancar Merupakan cash outflows yang terdiri dari hutang-hutang jangka pendek seperti
hutang wesel, hutang perniagaan dan hutang-hutang pada bank lainnya yang berusia kurang dari 1
tahun.
L.
Penentuan Besarnya Kebutuhan Modal Kerja
Besar Kecilnya Modal Kerja tergantung dr 2 faktor :
a) Periode perputaran atau periode terikatnya modal kerja
Merupakan keseluruhan atau jumlah dari periode yang meliputi jangka waktu pemberian kredit beli,
lama penyimpanan bahan mentah di gudang, lamamya proses produksi, lamanya barang di simpan
digudang, jika waktu penerimaan piutang
b) Pengeluaran kas rata-rata setiap hari
Merupakan jumlah pengeluaran kas rata-rata setiap hari untuk keperluan bahan mentah, bahan
pembantu, pembayaran upah buruh, dan lain-lain.
Modal Kerja makin besar, jika :
JUMLAH
Rp. 2.120.000
Kesimpulan
Modal kerja merupakan aspek penting dalam manajemen pembelanjaan perusahaan. Apabila
perusahaaan tidak dapat mempertahankan tingkat modal kerja yang memuaskan, maka
kemungkinan perusahaan berada dalam keadaan insolvent (tidak mampu membayar kewajibankewajiban yang sudah jatuh tempo) dan bahkan mungkin terpaksa harus dilikuidasi atau bangkrut.
Dalam perusahaan atau badan usaha salah satu peranan modal kerja adalah menjamin kontinuitas
perusahaan yang menyangkut penggunaan modal, sehingga dapat menentukan modal kerja yang
cukup. Perusahaan dihadapkan pada masalah seberapa besar tingkat efisiensi dan efektivitas
penggunaan modal kerja yang harus dikelola perusahaan.
Dalam analisis penggunaan dana tidak terlepas dari laporan keuangan, karena neraca terdiri dari
aktiva dan passiva yang mencerminkan hasil keputusan pendanaan. Sedangkan perhitungan laba
rugi dapat dilihat dari seberapa efektifnya penggunaan aktiva yang mendukung penjualan dan
seberapa efisien laba yang diperoleh dapat digunakan untuk memberikan imbalan kepada para
pemilik dana dan sebagai sumber dana untuk investasi. Sehingga dengan menganalisis efisiensi dan
efektivitas penggunaan dana akan diketahui bagaimana kebijaksanaan yang ditempuh oleh
pimpinan perusahaan dalam mengoperasikan dana yang ada dan dapat diketahui efisiensi dari
dana yang dioperasikan.
B.
Saran
Dengan adanya makalah ini diharapkan kepada para pembaca pada umumnya dan penulis pada
khususnya dapat mengetahui, memahami dan menambah wawasan tentang Manajemen Modal
Kerja dan dapat mengaplikasikannya dalm kehidupan sehari-hari.
http://www.ekonomiplanner.com/2014/06/contoh-makalah-manajemenkeuangan.html