Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pasar modal mempunyai peranan yang sangat penting dan strategis dalam
pambangunan ekonomi nasional, karena pasar modal merupakan salah satu
sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat.
Pada hakikatnya, pasar modal adalah sarana yang efektif dalam
menggerakkan dana masyarakat yang untuk selanjutnya dana tersebut
disalurkan kepada kegiatan-kegiatan yang produktif. Dana masyarakat yang
masuk ke pasar modal merupakan dana atau investasi jangka panjang. Oleh
karena itu, upaya pemerintah dalam meningkatkan modal atau menghimpun
modal dalam perekonomian dapat dilakukan melalui pasar modal, dalam arti
bahwa masyarakat yang memiliki kelebihan dana (surplus of funds) dapat
menginvestasikan dananya tersebut melalui pasar modal.1

Ditinjau dari segi ekonomi dan keuangan, pasar modal dipandang sebagai
tempat perusahaan mencari dana segar untuk meningkatkan kegiatan bisnis
sehingga dapat memperoleh lebih banyak keuntungan. Dana segar yang ada
di pasar modal berasal dari masyarakat yang disebut dengan investor. Para
investor melakukan berbagai teknik analisis dalam menentukan investasi.
Semakin tinggi sebuah perusahaan menghasilkan laba dan semakin kecil
risiko yang dihadapi makan semakin tinggi pula permintaan investor untuk
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.2

Pasar modal merupakan salah satu kegiatan ekonomi yang sangat penting
di berbagai negara, baik itu di negara maju maupun di negara berkembang,
salah satunya yaitu di Indonesia. Alasan mengapa pasar modal dikatakan

1
Saliman, Abdul R, Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus (Jakarta:
Prenadamedia Group, 2016), hlm. 228.
2
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis (Jakarta: Salemba
Empat, 2011), hlm. 93-94.
sangat penting karena pasar modal merupakan salah satu tolak ukur yang
digunakan untuk menilai kemajuan suatu negara. Menurut Undang-Undang
Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal disebutkan bahwa yang dimaksud
dengan pasar modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan penawaran
umum dan perdagangan efek, perusahaan publik yang berkaitan dengan efek
yang diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan efek.

Terdapat beberapa lembaga yang terkait dalam kegiatan pasar modal,


baik lembaga atau instansi pemerintah maupun swasta. Keberadaan lembaga
atau instansi pemerintah yang terkait dengan pasar modal sangat penting
karena ia berperan sebagai pembina, pengatur dan pengawas, sedangkan
lembaga swasta memegang peranan penting karena berperan sebagai
perantara dalam kegiatan pasar modal. Oleh karenanya, transaksi antara pihak
perusahaan atau emiten dengan pihak investor yang berkaitan dengan pasar
modal tidak dapat dilakukan secara langsung tanpa didukung oleh
lembaga-lembaga tersebut.3

Salah satu lembaga atau instansi yang terkait dengan pasar modal yaitu
perusahaan efek. Perusahaan efek adalah pihak yang berfungsi sebagai
pengatur emisi dan transaksi. Perusahaan efek ini di pasar modal melakukan
kegiatan usaha sebagai penjamin emisi. Dapat dikatakan, perusahaan efek
adalah perusahaan yang telah mendapat izin usaha dari Badan Pengawas
Pasar Modal (selanjutnya ditulis Bapepam) untuk dapat melakukan kegiatan
sebagai penjamin emisi, perantara pedagang efek atau manajer investasi, atau
kegiatan lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan oleh
Bapepam.4

Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari para pelaku


perdagangan efek di dalamnya yang mendukung eksistensi pasar modal,
dalam hal memperlancar perputaran dana dan informasi.

3
Ibid., hlm. 231.
4
Abdul R. Saliman, op.cit., hlm. 232.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka Penulis tertarik
untuk lebih lanjut membahas mengenai peranan perusahaan efek dalam
bentuk makalah dengan judul PERUSAHAAN EFEK DAN PELAKU
PERUSAHAAN EFEK

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut di atas, maka


dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana kedudukan perusahaan efek di dalam kegiatan pasar modal?


2. Bagaimana peran para pelaku efek di dalam kegiatan pasar modal?
BAB II
ANALISA TOPIK

A. Peran Perusahaan Efek dalam Kegiatan Pasar Modal

Menurut Pasal 1 angka 21 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang


Pasar Modal menyebutkan definisi Perusahaan Efek, “Perusahaan Efek
adalah Pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek,
Perantara Pedagang Efek, dan atau Manajer Investasi.”
Perusahaan efek di samping melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin
emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi, juga dapat
melakukan kegiatan usaha lain yang sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan oleh Bapepam. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 Pasal
32 menyebutkan bentuk perusahaan efek berupa perusahaan yang sahamnya
dimiliki seluruhnya oleh Warga Negara Republik Indonesia dan atau
berbadan hukum; atau perusahaan patungan yang sahamnya dimiliki oleh
Warga Negara Republik Indonesia dan atau badan hukum Indonesia dan
Warga Negara Asing atau badan hukum asing.5
Pengembangan pasar modal tidak dapat dilepaskan dari pendidikan dan
pemasaran jangka panjang yang dibiayai oleh industri perdagangan efek.
Apabila bursa efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian (LPP), serta
Lembaga Kliring dan Penjaminan (LKP) berperan dalam menyediakan sarana
dan fasilitas perdagangan efek dan penyelesaiannya, maka perusahaan efek
akan memainkan perannya dalam pengembangan kegiatan perdagangan,
pelayanan, dan penciptaan produk baru. Perusahaan efek bebas untuk
mengembangkan sistem jasa pendukungnya sendiri dan bebas memilih bursa
yang sesuai dengan tujuannya dalam memberikan pelayanan yang berkualitas
bagi nasabahnya.6

5
M. Irsan Indra Surya et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta: Prenada Media
Group, 2011), hlm. 141,
6
Ibid., hlm. 143 - 144.
Bila dibandingkan dengan negara-negara yang lebih maju pasar
modalnya, perusahaan efek merupakan leading agent dalam pengembangan
jasa dan produk investasi eceran. Metode yang dipakai negara-negara lain
sangat bervariasi, tetapi yang pasti, diperlukan dana investasi yang cukup
besar di bidang pemasaran. Untuk itu diperlukan tenaga yang handal dan
profesional.7
Pada dasarnya operasi perusahaan efek mencakup ruang lingkup sebagai
berikut:8
a) Jasa Kustodian9, bertanggung jawab atas penerimaan dan penyerahan dan
penyimpanan dana dan efek.
b) Pembukuan, yaitu bagian yang bertanggungjawab atas pemeliharaan
catatan dan buku perusahaan yang meliputi antara lain, rekening efek
nasabah (securities account), buku pembantu efek (securities ledger),
buku besar (general ledger), dan buku pembantu (transaction ledger).
c) Pesanan dan perdagangan, yakni bagian yang bertanggungjawab untuk
memproses pesanan baik untuk kepentingan nasabah maupun untuk
kepentingan perusahaan efek dan melakukan transaksi efek.
d) Pemasaran, bagian yang bertanggungjawab untuk membuat kontrak
dengan nasabah mengenai pembukuan rekening efek dan menerima
pesanan dari nasabah dalam hal perintah membeli atau menjual efek.
Untuk membahas tugas dan fungsi dari perusahaan efek yang ada di
Indonesia, maka tidak dapat dilepaskan dari pembahasan tentang para pelaku
perdagangan efek dan kegiatannya. oleh perusahaan efek, yakni Perantara
Pedagang Efek, Manajer Investasi, Penasehat Investasi.

7
Ibid, hlm., 144.
8
Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhrudin, Pasar Modal Pendekatan Tanya Jawab ( Jakarta:
Salemba Empat, 2001). hlm. 21.
9
Menurut Pasal 1 angka 8 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal yang
dimaksud dengan Kustodian adalah pihak yang memberikan jasa penitipan efek serta jasa lain,
termasuk menerima deviden, bunga, dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi efek, dan mewakili
pemegang rekening yang menjadi nasabahnya.
B. Peran Pelaku Perusahaan Efek dalam Kegiatan Pasar Modal

1. Perantara Pedagang Efek

Selain kegiatan usaha sebagai penjamin emisi efek, suatu perusahaan efek
juga dapat menjalankan kegiatan usaha sebagai perantara Perdagangan efek
(pialang atau broker). Menurut Pasal 1 angka 18 Undang-Undang Nomor 8
Tahun 1995 yang dimaksud dengan Perantara Pedagang Efek adalah pihak
yang melakukan kegiatan usaha jual beli efek untuk kepentingan diri sendiri
atau kepentingan orang lain. Perantara Pedagang Efek mempunyai peran yang
sangat penting dalam kegiatan pasar modal Indonesia supaya pasar modal
berjalan dan berfungsi dengan baik.

Perantara Pedagang Efek berperan penting dan dominan agar pasar modal
berfungsi. Oleh karenanya Perantara Pedagang Efek, sebagai salah satu pihak
yang terkait dengan pasar modal, dituntut untuk bersikap jujur dan dapat
dipercaya dalam melaksanakan tugasnya (“my word is my bond” - motto
dalam industri pasar modal).10

Berkaitan dengan itu dapat dikemukakan bahwa penanam modal (investor)


yang berminat membeli efek bisa mengamanatkan kepada pialang atau broker
yang ia percaya. Demikian juga halnya dengan investor yang ingin menjual
efek, maka ia cukup memberi amanat kepada pialang atau broker yang ia
percaya. Selain menerima pesanan dari investor, perantara pedagang efek
dapat pula memberi pelayanan lain kepada investor. Pelayanan ini berupa
pemberian informasi yang dibutuhkan investor untuk mengambil keputusan
dalam pengelolaan keuangan.11

Perushaaan efek menjalankan fungsinya sebagai Perantara Pedagang Efek


sesuai dengan izin yang diberikan oleh Bapepam sebagaimana diatur dalam
Peraturan V.E.1 tentang Perilaku Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan

10
M. Irsan Nasarudin Indra Surya et al, op.cit., hlm. 147.
11
Abdul R. Saliman, op.cit., hlm. 234.
Sebagai Pedagang Efek. Dalam melakukan kegiatannya perusahaan efek
dapat diwakili oleh orang perorangan yang telah mendapatkan izin dari
Bapepam untuk mewakili kepentingan Perusahaan Efek dalam melaksanakan
perdagangan efek, yang dikekanl dengan Wakil Perantara Pedagang Efek
(WPEE). Wakil Perantara Pedagang Efek ini merupakan pihak yang
berhubungan secara langsung dengan nasabah suatu perusahaan efek dalam
transaksi perdagangan efek. Setiap nasabah perusahaan efek pada umumnya
menghubungi Wakil Perantara Pedagang Efek yang sama dalam
menyampaikan order selama ia menjadi nasabah pada perusahaan efek yang
bersangkutan. Wakil Perantara Perdagangan Efek menjalankan fungsinya
untuk membeli atau menjual efek sesuai dengan order atau perintah dari
nasabah.

Wakil Perantara Pedagang Efek (WPEE) adalah orang perorangan yang


telah mendapatkan izin dari Bapepam untuk bertugas mewakili kepentingan
perusahaan efek untuk melaksanakan perdagangan efek. Dalam memilih
perantara (pialang) yang baik, investor sebaiknya mempertimbangkan hal-hal
sebagai berikut:12

a. Kejujuran pialang dalam bertugas untuk kepentingan pemodal.

b. Mempunyai standar profesionalisme yang tinggi.

c. Melaksanakan pekerjaan dengan penuh dedikasi seriius dengan

berkonsentrasi penuh pada tugas tanpa terpengaruh oleh pihak lain

berkepentingan.

d. Mendahulukan kepentingan nasabah.

e. Menjaga ketat rahasia nasabah.

f. Berhati-hati atas kebenaran informasi yang diberikan dan tidak

menganjurkan nasabah agar membeli saham mereka sendiri tidak

diketahui dan diyakini manfaat bagi pemodal.

12
M. Irsan Nasarudin Indra Surya et al, loc.cit.
g. Menaati hukum yang berlaku dan segala peraturan yang berhubungan

dengan usaha sekruitas serta tidak ikut serta bersama orang lain melakukan

pelanggaran di bidang pasar modal.

h. Tidak mengambil kesempatan yang dapat merugikan nasabah.

i. Tidak akan melakukan tindakan yang mengakibatkan nama buruk bagi

anggota lainnya.

j. Para anggota saling bekerja sama demi kepentingan bersama.

k. Memberikan advis atau penjelasan kepada investor beserta alasan-alasan

dan analisis risiko yang dapat terjadi, evaluasi, dan espektasi yang wajar.

2. Manajer Investasi

Menurut Pasal 1 angka 11 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang


Pasar Modal, yang diamaksud dengan Manajer Investasi adalah pihak yang
kegiatan usahanya mengelola Portofolio Efek untuk para nasabag atau
mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah, kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri
kegiatan usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Salah satu bentuk portofolio efek dan dana investor yang diinvestasikan
manajer investasi adalah dana reksa.13

Wakil Manajer Investasi (WMI) adalah orang perorangan yang bertindak


mewakili kepentingan perushaaan efek untuk kegiatan yang bersangkutan
dengan pengelolaan portofolio efek, izin untuk Wakil Manajer Investor
dikeluarkan Bapepam dengan standarisasi.14 Izin menjadi Wakil Penjamin
Emisi (WPEE), Wakil Perantara Pedagang Efek (WPPE), dan Wakil Manajer
Investasi (WMI) secara keseluruhan diatur di dalam Peraturan Bapepam
Nomor V.B.1 tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek.

13
Abdul R. Saliman, loc.cit.
14
M. Irsan Nasarudin Indra Surya, op.cit., hlm. 148.
Karena tidak semua orang mempunyai pengetahuan yang memadai dalam
melakukan analisis efek dan melakukan prediksi mengenai prospek
perusahaan, atau bisa juga karena kesibukan pekerjaan tidak sempat
melakukan analisis terhadap perusahaan-perusahaan yang ada di bursa efek,
maka untuk menjawab kebutuhan ini, manajer investasi yang akan melakukan
semua hal di atas untuk kepentingan calon investor.

3. Penasihat Investasi

Pada Undang-undang Pasar Modal, Penasihat Investasi dijelaskan sebagai


Pihak yang memberi nasihat kepada Pihak lain mengenai penjualan atau
i
pembelian Efek, dengan memperoleh imbalan jasa.Izin usaha sebagai
Penasihat Investasi dapat berupa Penasihat Investasi Orang Perorangan
maupun sebagai Penasihat Investasi Berbentuk Perusahaan. Keduanya wajib
memperoleh izin usaha dari OJK.

Kegiatan Penasihat Investasi adalah memberikan nasihat mengenai


penjualan atau pembelian Efek dengan memperoleh imbalan jasa. Oleh karena
itu, Penasihat Investasi harus memenuhi persyaratan tertentu seperti keahlian
dalam bidang analisis Efek. Kegiatan usaha Perusahaan Efek dan Penasihat
Investasi pada dasarnya dilandasi oleh adanya kepercayaan dari nasabah. Oleh
karena itu, dalam melaksanakan kegiatannya Penasihat Investasi harus
mendahulukan dan menjaga kepentingan nasabahnya, sepanjang kepentingan
nasabah tersebut tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan
yang berlaku dan wajib menghindarkan segala tindakan yang bertentangan
dengan kepentingan nasabah yang bersangkutan.termasuk dalam kegiatan
Penasihat Investasi adalah kegiatan yang dilakukan oleh Perusahaan
Pemeringkat Efek15

15https://www.ojk.go.id/id/kanal/pasar-modal/regulasi/undang-undang/Documents/Pages/undang-undang-

nomor-8-tahun-1995-tentang-pasar-modal/(official).pdf, diakses tanggal 2 Desember 2019.


Berdasarkan ketiga kegiatan usaha perusahaan efek yang telah dijelaskan
diatas, maka dapat dikatakan bahwa peran, tugas, dan fungsi perusahaan efek
meliputi banyak hal dan banyak aspek dalam pasar modal Indonesia. Peran
perusahaan efek secara umum adalah sebagai berikut:16
a. Sebagai pendukung eksistensi pasar modal, dalam hal perputaran dana
dan informasi.

b. Mendukung sistem dan aktifitas bursa sebagai bagian dan pasar modal
dan sebagai unit usaha.

c. Meningkatkan kegiatan berinvestasi di bidang pasar modal untuk


meningkatkan perekonomian nasional.

Adapun fungsi perusahaan efek secara umum adalah sebagai berikut:17

a. Sebagai perantara mengalirnya arus dana dan informasi antara investor


dengan investor lainnya dan investor dengan emiten.

b. Sebagai ujung tombak pasar modal dalam meningkatkan pergerakan dan


volume investasi.

Sedangkan tugas perusahaan efek secara umum antara lain sebagai berikut: 18

a. Memayarakatkan pasar modal dan meningkatkan minat masyarakat untuk


berinvestasi dalam pasar modal sebagai salah satu alternatif berinvestasi.

b. Membantu mobilisasi dana masyarakat luas dengan cara


memperjualbelikan efek diantara investor dengan investor lain maupun
investor dengan emiten.

Adapun perusahaan efek mempunyai fungsi di dalam penawaran umum


dalam memberikan jasa antara lain:19

16
Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhrudin, op.cit. hlm. 24
17
Ibid.,.hlm.32.
18
Ibid., hlm.44.
19
Ibid., hlm.65
a. Melakukan transaksi atas aset finansial untuk kepentingan dan rekening
nasabah maupun kepentingan dan rekening sendiri.

b. Menciptakan atau lebih tepatnya membentuk asset financial untuk


nasabahanya dna kemudian menjualnya kepada imvestor.

c. Memberikan nasihat dan melakukan pengelolaan atas asset financial


nasabahnya.

Penegasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


Pasal 39 bahwa Penjamin Emisi Efek wajib mematuhi semua ketentuan
dalam kontrak penjaminan emisi sebagaimana dimuat dalam pernyataan
pendaftaran. Secara teoritis, ada beberapa macam kontrak penjaminan emisi
yang dikenal yaitu:20

1. Full/Firm Commitmen, (kesanggupan penuh), PEE bertanggungjawab


untuk mengambil sisa yang tidak terjual.21 Bahwa penjamin emis efek
menjamin secara penuh atas penjualan efek yang yang dikeluarkan oleh
perusahaan go public. Apabila efek yang dikeluarkan perusahaan ada
yang tidak laku sampai batas akhir waktu penawaran, maka penjamin
emisi bersedia membeli semua efek yang tidak laku tersebut dengan
harga yang sama dengan harga penawaran untuk umum.

2. Best Effort Commitmen (kesanggupan terbaik), mengandung arti bahwa


penjamin emisi efek tidak bertanggungjawab atas sisa efek yang tidak
terjual tetapi penjamin emisi akan berusaha sebaik-baiknya agar efek
yang ditawarkan dapat terjual dalam kuantitas yang paling tinggi.
Penjamin emisi dituntut untuk mengusahakan sebaik-baiknya dalam

20
Abdul R. Saliman, op.cit., hlm. 233.
21
Lihat M. Irsan Nasarudin Indra Surya et al., loc.cit.

Dalam praktiknya komitmen ini banyak dipilih untuk dilaksanakan. Strategi ini dipilih untuk lebih
meyakinkan calon investor mengenai kualitas efek yang dikeluarkan, reputasi emiten dan
penjamin emisi serta memperlihatkan bonafiditas perusahaan, sehingga penerimaan masyarakat
investor diperkirakan akan bagus. Namun, bisa saja pihak penjamin memilih komitmen lain
dengan berdasarkan berbagai pertimbangan. Pada dasarnya penjamin emisi akan selalu berupaya
menjadikan efek yang dikeluarkan emiten bisa diterima oleh masyarakat investor.
menjual efek yang berupa saham atau obligasi agar efek yang
dikeluarkan banyak atau semuanya laku.

3. Standby Commitment (kesanggupan siaga), berarti apabila sampai batas


akhir penawaran yang telah ditentukan dalam kontrak atau perjanjian
penjaminan ternyata ada efek yang tidak laku, maka penjamin emisi efek
bersedia membeli efek tersebut dengan harga di bawah harga penawaran
untuk umum.

4. All or None Commitment (kesanggupan semua atau tidak sama sekali),


yang berarti bahwa penjamin emisi efek laku semua atau tidak sama
sekali. Apabila ada efek yang yang tidak dapat dijual, maka semua
transaksi efek yang dilakukan oleh penjamin emisi efek dan investor
dibatalkan dan semua efek dikembalikan kepada emiten. Transaksi resmi
akan terjadi jika penjamin emisi dapat menjual semua efek yang
ditawarkan.

Komitmen ini timbul dengan latar belakang pemikiran bahwa perusahaan


membutuhkan modal dalam jumlah tertentu. Bila jumlah itu tidak tercapai
maka investasi perusahaan kurang bermanfaat. Oleh karena itu, lebih baik
tidak jadi sama sekali. Modifikasi dari komitmen ini adalah komitmen “paling
sedikit, paling banyak (minimun-maksimum)”. Penjamin Emisi Efek harus
berusaha untuk mencapai penjualan sebatas minumun yang ditentukan,
apabila batas minimum tercapai, maka emisi dapat diteruskan. Maka dengan
demikian permohonan pembelian akan menjadi kenyataan apabila batas
minimum dapat tercapai.22 Saat ini adalah lazim dalam proses penjaminan
emisi efek dipersyaratkan adanya green shoe option. Menurut R.J. Shook dan
Robert L. Shook, gree shoe option adalah klausul perjanjian penjaminan yang
memperbolehkan sindikasi untuk membeli lebih banyak saham pada harga
penawaran awal yan dapat melindungi harga saham ketika dijual dalam waktu
yang singkat (short sale).

22
Usman Siggih Riphat et al., Pengetahuan Dasar Pasar Modal (Jakarta: Jurnal Keuangan dan
Moneter dan IBI, 1999), hlm. 19.
4. Pemeringkat Efek

Berdasarkan Peraturan Bapepam- LK Nomor IX.C.11 tentang


Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang diatur bahwa Emiten yang akan
menerbitkan efek bersifat utang wajib memperoleh hasil pemeringkatan atas
efek tersebut. Kemudian, Peraturan OJK Nomor 51/POJK.04/2015 tentang
Perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek mengatur bahwa Perusahaan
Pemeringkat Efek yang mendapat izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan
wajib melakukan kegiatan pemeringkatan melalui analisis yang mendalam
(in-depth analysis), dilakukan secara independen, bebas dari pengaruh pihak
yang memanfaatkan jasa Perusahaan Pemeringkat Efek, obyektif, dan dapat
dipertanggungjawabkan dalam pemberian peringkat. Pemeringkat efek
dilarang baik secara implisit maupun eksplisit memberikan kepastian dan/atau
jaminan atas hasil Peringkat tertentu sebelum selesainya proses
pemeringkatan. Meskipun demikian, ada saja perusahaan pemeringkat efek
yang tidak mematuhi aturan-aturan tersebut.

Kewajiban memperoleh hasil pemeringkatan pada pasar perdana tersebut


diatur dalam Peraturan Bapepam-LK Nomor IX.C.11 Pasal 2 tentang
Pemeringkatan atas Efek Bersifat Utang :

Emiten yang akan menerbitkan Efek Bersifat Utang wajib:23

a. Memperoleh hasil pemeringkatan atas efek tersebut yang


sekurang-kurangnya memuat informasi tentang:
1) Keunggulan atau kelebihan yang dimiliki Emiten dan Efek Bersifat
Utang yang diterbitkannya serta kaitannya dengan kemampuan Emiten
untuk memenuhi kewajiban atas Efek Bersifat Utang yang
diterbitkannya;
2) Kelemahan-kelemahan yang dimiliki atau dihadapi Emiten dan Efek
Bersifat Utang yang diterbitkannya serta kaitannya dengan risiko yang
dihadapi oleh pemegang Efek Bersifat;

23 Tandelilin, Eduardus, Portofolio dan Investasi: Teori dan Aplikasi (Yogyakarta: Edisi Pertama,
2010), hlm. 251.
3) Simbol peringkat Efek yang mencerminkan informasi pada butir 1 dan
2 di atas.

Hasil pemeringkatan atas Efek tersebut diterbitkan oleh perusahan


pemeringkat efek yang telah memperoleh izin usaha sebagai perusahaan
pemeringkat Efek dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan;dan

Memuat hasil pemeringkatan Efek tersebut dan tanggal penerbitan hasil


pemeringkatan Efek dimaksud dalam perjanjian perwaliamanatan dan
Prospektus. Berdasarkan Pasal tersebut dapat dipahami bahwa peringkat efek
yang berbentuk simbol peringkat harus mencerminkan keunggulan Efek dan
Emiten yang berkaitan dengan kemampuan Emiten untuk memenuhi
kewajiban membayar utang pokok beserta bunganya. Selain keunggulan,
juga harus mencerminkan kelemahan Efek dan Emiten yang berkaitan
dengan risiko gagal bayar (default risk) pokok utang dan bunganya.

Perusahaan Pemeringkat Efek sebagai pihak yang berwenang melakukan


pemeringkatan atas efek bersifat utang tentu memiliki tanggung jawab yang
dapat dilihat dari Undang-Undang Pasar Modal, Peraturan BAPEPAM-LK
dan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Tanggung jawab Perusahaan
Pemeringkat Efek tidak terlepas dari tugasnya menilai kualitas efek bersifat
utang dan memberikan jasa informasi mengenai perusahaan yang
menerbitkan efek yang diperingkat, serta kewajibannya dalam melakukan
kegiatan pemeringkatan.

A. Tanggung Jawab Perusahaan Pemeringkat Efek Untuk Mencegah


Dikeluarkan Peringkat Yang Tidak Mencerminkan Kemampuan
Sebenarnya Pihak Yang Efeknya Diperingkat

Komite Pemeringkat harus memiliki wewenang dan tanggung jawab


yang jelas, bertindak independen dan objektif, dan menerapkan sistem
pengambilan keputusan mengenai hasil peringkat berdasarkan asas setiap
anggota komite pemeringkat hanya memiliki satu suara.
Komite Pemeringkat minimal berjumlah 3 (tiga) orang, apabila lebih dari
3 (tiga) maka harus berjumlah ganjil. Dengan rincian: 1 (satu) analis yang
terlibat langsung dalam proses pemeringkatan, direktur yang memiliki tugas
dan wewenang terhadap fungsi pemeringkatan, serta 1 (satu) analis yang
pernah berkedudukan di posisi manajerial. Ketentuan jumlah komite
pemeringkat harus ganjil tersebut agar mudah tercapainya keputusan
mengenai Peringkat yang akan dikeluarkan.24

Sementara mengenai Pejabat kepatuhan selain harus bertindak secara


independen dan objektif juga memiliki kewajiban membuat rekomendasi
yang dianggap perlu apabila ditemukan atau diketahui terjadinya pelanggaran
pedoman perilaku Perusahaan Pemeringkat Efek, atau tindakan melawan
hukum dan/atau pelanggaran peraturan perundang-undangan yang berlaku,
yang dilakukan oleh karyawan Perusahaan Pemeringkat Efek. Kemudian,
Pejabat kepatuhan wajib menjaga kerahasiaan identitas pelapor dan isi
laporan tentang pelanggaran dan mengadministrasikan laporan tersebut serta
tindakan yang telah dilakukan terhadap pelanggaran dimaksud.

Perusahaan Pemeringkat Efek wajib memiliki prosedur dan metodologi


tertulis dalam setiap tahapan pada proses pemeringkatan kemudian
menerapkan prosedur dan metodologi tersebut serta mentaatinya.
Tahapan proses pemeringkatan yang harus diterapkan tersebut meliputi:25

a. Pemaparan metodologi pemeringkatan kepada pengguna jasa


pemeringkatan

b. Pelaksanaan survei, pengumpulan, dan penelitian berbagai informasi


yang menjadi sumber pemeringkatan

c. Proses analisa dan penetapan peringkat

d. Proses keberatan oleh Pihak yang Efeknya diperingkat.

24 Iswi Hariyani dan R. Serfianto, Strategi Tepat Investasi Saham, Obligasi, Waran, Right, Opsi,
Reksadana, & Produk Pasar Modal Syari’ah, (Jakarta: Buku Pintar Hukum Bisnis Pasar Modal
Visimedia, 2010), hlm. 198.

25 Ibid., hlm. 7.
e. Publikasi hasil Peringkat

f. Pemantauan hasil Peringkat

B. Tanggung Jawab Pemeringkat Efek Untuk Memenuhi Kewajiban


Prosedur Pemeringkatan

Perusahaan Pemeringkat Efek bertanggungjawab untuk memenuhi


kewajiban prosedur pemeringkatan. Kewajiban prosedur pemeringkatan
meliputi; Pelaporan, Pemeliharaan Dokumen, Publikasi medotologi dan hasil
pemeringkatan melalui website.

1) Prosedur Pelaporan

Prosedur Pelaporan yang dilakukan Perusahaan Pemeringkat Efek diatur


dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 57/POJK.04/2015 tentang
Laporan Perusahaan Pemeringkat Efek. Dalam peraturan ini, diatur bahwa
Perusahaan Pemeringkat Efek yang mendapat izin usaha dari OJK wajib
menyampaikan laporan kepada OJK, laporan-laporan tersebut yakni:26

a) Laporan Perubahan anggota Direksi dan/atau Dewan Komisaris paling


lama 7 (tujuh) hari kerja setelah perubahan, dengan
dokumen-dokumen lampirannya.
b) Perubahan terkait dengan analis paling lambat 7 (tujuh) hari kerja
setelah perubahan, dengan melampirkan surat pernyataan dari analis
yang menyatakan bahwa analis tidak bekerja rangkap dalam jabatan
apapun pada perusahaan lain dan berdomisili di Indonesia
c) Perubahan struktur organisasi, prosedur dan standar operasi, dan/atau
prosedur dan metodologi pemeringkatan paling lama 7 (tujuh) hari
kerja setelah perubahan, dengan melampirkan dokumen perubahan.
d) Perubahan yang berkaitan dengan Alamat usaha, Identitas Perusahaan
Pemeringkat Efek (diantaranya nama dan logo), Anggaran dasar, Izin
Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) dan Izin Kerja Tenaga
Kerja Asing (IKTA), Daftar khusus terkait dengan pemegang saham

26 Ibid., hlm. 7.
perseroan. Laopran tersebut harus disampaikan ke OJK paling lama 14
(empat belas) hari setelah perubahan, dengan melampirkan dokumen
perubahan.
e) Agenda Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) ke OJK paling lama
14 (empat belas) hari kerja sebelum pemanggilan RUPS yang terkait
dengan perubahan anggaran dasar yang mencakup maksud dan tujuan
atau kegiatan usaha, permodalan, anggota Direksi dan Komisaris,
perubahan pemegang saham.
f) Hasil RUPS tersebut di atas paling lama 7 (tujuh) hari kerja setelah
tanggal penyelenggaraan RUPS.

C. Akibat Hukum Yang Diterima Perusahaan Pemeringkat Efek Apabila


Melakukan Pelnggaran Dalam Menilai Efek Surat Utang

Mengenai kejahatan Undang-Undang Pasar Modal telah menggariskan


jenis-jenis tindak pidana di bidang pasar modal, seperti penipuan, manipulasi
pasar, dan perdagangan orang dalam. Dalam tindak pidana di bidang pasar
modal yang menjadi objek dari tindak pidana adalah informasi.27

1) Penipuan

Penipuan menurut Undang-Undang Pasar Modal Pasal 90 huruf C adalah


membuat pernyataan tidak benar mengenai fakta material atau tidak
mengungkapkan fakta material agar pernyataan yang dibuat tidak
menyesatkan mengenai keadaan yang terjadi pada saat pernyataan dibuat
dengan maksud untuk menguntungkan atau menghindarkan kerugian
untuk diri sendiri atau pihak lain atau dengan tujuan mempengaruhi pihak
lain untuk membeli atau menjual efek. Semua pihak yang melakukan
penipuan dalam kegiatan penawaran, pembelian, dan/atau penjualan efek
yang terjadi dalam rangka penawaran umum dapat dikenakan pidana
penjara dan denda yang besarnya ditentukan dalam Undang-Undang Pasar
Modal dan peraturan pelaksana lainnya.

27 Ibid., hlm. 105-110.


2) Manipulasi pasar

Manipulasi pasar menurut Undang- Undang Pasar Modal Pasal 91


adalah tindakan yang dilakukan oleh setiap pihak secara langsung maupun
tidak dengan maksud untuk mencipatakan gambaran semu atau
menyesatkan mengenai perdagangan, keadaan pasar, atau harga efek di
bursa efek. Kegiatan manipulasi pasar dilakukan untuk menciptakan
gambaran semu atau menyesatkan mengenai kegiatan perdagangan,
keadaan pasar, atau harga efek di bursa efek atau memberi keterangan atau
pernyataan tidak benar atau menyesatkan hingga mempengaruhi harga
efek di bursa. Motif dari manipulasi pasar antara lain adalah untuk
meningkatkan, menurunkan, atau mempertahankan harga efek.

3) Orang dalam

Orang dalam atau yang lebih dikenal dengan istilah insider trading
(perdagangan orang dalam) berdasarkan Pasal 95 dan Pasal 96
Undang-Undang Pasar Modal adalah pihak-pihak yang mememiliki
kepentingan (komisaris, direktur, atau pegawai emiten/perusahaan publik),
pemegang saham, orang perseorangan yang karena kedudukan atau
profesinya memiliki hubungan usaha dengan emiten mempengaruhi pihak
lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek dimaksud, atau
memberi informasi kepada pihak mana pun yang patut diduga dapat
menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau
penjualan atas efek.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penjelasan di atas, berikut merupakan simpulannya:

1. Perusahaan efek di samping melakukan kegiatan usaha sebagai penjamin


emisi efek, perantara pedagang efek, dan atau manajer investasi, juga
dapat melakukan kegiatan usaha lain yang sesuai dengan ketentuan yang
telah ditetapkan oleh Bapepam. Perusahaan efek mempunyai peranan
sebagai pendukung aktifitas pasar modal dalam hal memperlancar
perputaran dana dan infromasi, mendukung sistem dan aktifitas pasar
modal dan meningkatkan kegiatan investasi pasar modal untuk
menunjang kegiatan ekonomi nasional. Perusahaan efek juga berfungsi
sebagai perantara dalam aliran dana dan informasi antar pemodal dengan
pemodal, dan antara pemodal dengan perusahaan go public.

2. Penegasan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal


Pasal 39 bahwa Penjamin Emisi Efek wajib mematuhi semua ketentuan
dalam kontrak penjaminan emisi sebagaimana dimuat dalam pernyataan
pendaftaran. Secara teoritis, ada beberapa macam kontrak penjaminan
emisi yang dikenal yaitu:

a. Full/Firm Commitmen;

b. Best Effort Commitmen;

c. Best Effort Commitmen; dan

d. All or None Commitment

B. Saran

1. Baik itu perusahaan efek melakukan kegiatan sebagai penjamin emisi efek,
pedagang perantara efek, maupun manajer investasi, perusahaan efek harus
melakukan kegiatannya berdasarkan regulasi yang berlaku, yaitu berdasarkan
Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal dan Peraturan
Bapepam Nomor V.B.1 tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek. Kegiatan
perusahaan efek haruslah dijalankan dengan baik dna hati-hati, karena salah
satu tujuan dari perusahaan efek itu sendiri yaitu meningkatkan kegiatan
investasi untuk menunjang kegiatan ekonomi nasional.

2. Penjaminan emisi yang dituangkan di dalam kontrak sebaiknya perhatikan


juga ketentuan-ketentuan mengenai perjanjian yang tertuang dalam
KUHPerdata. Harus sangat diperhatikan mengenai syarat sah perjanjian yang
tercantum dalam Pasal 1320 KUHPerdata serta Asas Kebebasan Berkontrak
yang tercantum dalam Pasal 1338 KUHPerdata. Apabila dalam pembuatan
kontra penjaminan emisi tidak memperhatikan ketentuan-ketentuan yang
sebagaimana tercantum dalam KUHPerdata, maka jika terjadi masalah, akan
merugikan baik itu penjamin emisi atau emiten.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul R. Saliman, Hukum Bisnis untuk Perusahaan Teori dan Contoh Kasus
(Jakarta: Prenadamedia Group, 2016), hlm. 228.
Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis
(Jakarta: Salemba Empat, 2011)

“Kedudukan Perusahaan Efek dalam Pasar Modal”,


repository.binus.ac.id/content/F0322/F032229982.ppt, diakses 29 November 2017

M. Irsan Indra Surya et al., Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta:
Prenada Media Group, 2011), h

Tjiptono Darmadji dan Hendry M. Fakhrudin, Pasar Modal Pendekatan


Tanya Jawab ( Jakarta: Salemba Empat, 2001)

Robbie Julius, “Tinjauan Umum Perusahaan Efek dan Kliring dan


Penjaminan di
Indonesia,”https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&c
d=6&cad=rja&uact=8&ved=0ahUKEwiKtaD7hevXAhXCv48KHcPRD6cQFghJ
MAU&url=http%3A%2F%2Flib.ui.ac.id%2Ffile%3Ffile%3Ddigital%2F122729-
PK%2BIV%2B2125.8259-Analisa%2Bpenerapan-Literatur.pdf&usg=AOvVaw1_
EAsvbDjlLPHohrUEWOlZ, diakses 2 Desember 2012

Badan Pengawas Pasar Modal, Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar


Modal tentang Perilaku Perusahaan Efek Yang Melakukan Kegiatan Sebagai
Penjamin Emisi Efek, Peraturan BAPEPAM No. V.E.1, KEP No. Kep
30/PM/1996

Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal

Peraturan Bapepam Nomor V.B.1 tentang Perizinan Wakil Perusahaan Efek

Anda mungkin juga menyukai