Anda di halaman 1dari 7

Transaksi Akuisisi Dengan Menerbitkan Saham Baru

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok

Mata Kuliah : Merger dan Akuisisi

Dosen Pengampu : Dian Wahyuni, SE,MM

Disusun Oleh :

Kelompok 5

Sindi (19030019)

Intan Ramadayani (19030173)

Muhammad Hafiz (19030256)

Rimhot Syafrizal Mangunsong (19030096)

PRODI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ASAHAN

TA 2022/2023
Pengaruh Akuisisi terhadap Pendapatan Perlembar Saham Jika Akuisisi dilakukan
dengan Pertukaran Saham

Akuisisi Saham adalah suatu transaksi di mana suatu perusahaan memperoleh pengendalian
atas satu atau lebih perusahaan lain. Pengendalian suatu perusahaan dapat diperoleh melalui
pembelian >50% saham berhak suara (saham biasa). Saham yang diperoleh /dibeli dicatat ke
akun “investasi saham” sebesar nilai wajar imbalan yang diserahkan (consideration
transferrend). Perusahaan pengakuisisi (acquirer) tidak perlu mencatat masing – masing aset
dan liabilitas dari perusahaan yang diakuisisi (acquire).

Akuisisi saham

Sutu perusahaan membeli (mengakuisisi) >50% saham perusahaan lain.

Perusahaan A Perusahaan A

Perusahaan B Perusahaan B

 Perusahaan A mengakuisisi >50% saham Perusahaan B


 Perusahaan A memperoleh pengendalian terhadap Perusahaan B

Metode akuisisi mensyaratkan :

a. Aset dan liabilitas (aset neto) yang diambil- alih dicatat sebesar nilai wajarnya.
b. Goodwill diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih besar dari nilai wajar
aset neto yang diambil- alih.
c. Laba akuisisi diakui jika nilai wajar imbalan yang diserahkan lebih rendah dari nilai
wajar aset neto yang diambil- alih. (Tidak boleh mengakui goodwill negatif).

Contoh :

1.Grup Djarum Akuisisi PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) Rp 17 T

Emiten menara telekomunikasi milik Grup Djarum, PT Sarana Menara Nusantara Tbk
(TOWR) resmi mengakuisisi 94,03% saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) dengan
nilai transaksi Rp 16,73 triliun.Transaksi tersebut dilakukan pada 1 Oktober 2021 yang
dilakukan melalui anak usaha TOWR, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo)
dengan harga pelaksanaan Rp 15.640 per saham.

Protelindo mengambialih saham SUPR dari 14 pihak, antara lain, PT Kharisma Indah
Ekaprima, Cahaya Anugerah Nusantara Holdings Limited; Pioneering Networks Investment
Fajarindo Nusantara Holdings; Perdana Indonesia Holdings; Uniperkasa Indonesia
Investments; Nusantara Connectivity Ventures; Puncak Pratama Holdings Limited.
Selanjutnya, Clearwater Insight Investments; Tumbuh Abadi Holdings Limited; Sentral
Nusantara Holdings Limited; Great Archipelago Capital; Evergreen Digital Capital; dan
Towering Heights Investments Limited. Dalam penjelasannya kepada Bursa Efek Indonesia,
manajemen TOWR menyampaikan, latar belakang dilakukannya transaksi pengambilalihan
di antaranya adalah untuk pengembangan usaha Protelindo serta perluasan jaringan usaha
agar dapat memperkuat posisi Protelindo sebagai pemilik dan operator tower independen
dalam rangka melayani operator telekomunikasi Indonesia.STP merupakan salah satu
perusahaan menara telekomunikasi di Indonesia dengan 6.780 menara dan 12.500 penyewaan
dan lebih dari 9.000 km jaringan kabel fiber optic. STP didirikan tahun 2006 dan merupakan
perusahaan tercatat di BEI. Selain menyewakan menara telekomunikasi, STP juga
menyediakan layanan fiber optic backhaul capacity dan layanan lain terkait dengan operator
jaringan telekomunikasi, penyedia jasa internet dan lainnya. Protelindo merupakan salah satu
pihak yang berpartisipasi dalam proses lelang kompetitif selama 4 bulan, dan telah terpilih
menjadi pemenang lelang.

"Protelindo melihat bahwa portfolio milik STP akan semakin melengkapi portfolio yang
dimiliki oleh Protelindo saat ini," ungkap manajemen TOWR, dikutip Rabu (6/10/2021).
Transaksi pengambilalihan ini akan memperkuat posisi Protelindo sebagai perusahaan tower
independen terbesar di Indonesia dengan lebih dari 28.300 tower dan hampir 53.000 tenant
dan rasio tenancy mendekati 1,9x. Sebagai tambahan, STP memiliki fokus signifikan atas
pendapatan dari Top-3 operator sehingga akuisisi ini akan semakin memperkuat profil
pelanggan Tier-1 Protelindo. Nantinya, Protelindo akan melakukan integrasi terhadap
portfolio milik STP ke dalam milik Protelindo.

2. Grup Medco Akuisisi ConocoPhillips

Selanjutnya, di sektor pertambangan, Emiten migas yang didirikan pengusaha Arifin


Panigoro, PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) juga mengakuisisi seluruh saham
yang diterbitkan ConocoPhillips Indonesia Holding Ltd. (CIHL).Perseroan akan mengakuisisi
kepemilikan saham dari Phillips International Investment Inc., yang merupakan anak
perusahaan dari ConocoPhillips (COP). CIHL memegang 100% saham di ConocoPhillips
(Grissik) Ltd. (CPGL) dan 35% saham di Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. (Transasia).
CPGL adalah Operator dari Corridor PSC dengan kepemilikan 54% working interest.

Nilai transaksi akuisisi ini diperkirakan mencapai US$ 1,35 miliar atau sekitar Rp 19,30
triliun. CEO Medco Energi, Roberto Lorato mengatakan, transaksi ini melanjutkan rekam
jejak MedcoEnergi dalam memberikan nilai tambah melalui akuisisi dan sesuai dengan
strategi perubahan Iklim perseroan."Akuisisi ini akan semakin memperkuat posisi
MedcoEnergi di Asia Tenggara dan akan menghasilkan sinergi yang kuat dengan wilayah
kerja kami di Sumatra. Kami siap menyambut seluruh pekerja berkualitas dari Corridor PSC
untuk bergabung ke dalam grup MedcoEnergi," katanya dalam keterangan resmi.Transaksi
ini diharapkan selesai pada Q1 2022, dengan mengikuti persyaratan yang berlaku umum serta
persetujuan para pemegang saham di Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB).
3. .Blibli Akusisi Pengelola Ranch Market Rp 2,03 T

Selanjutnya, ekspansi Grup Djarum terus bergulir. PT Global Digital Niaga (GDN) atau
lebih dikenal dengan Blibli resmi menuntaskan akuisisi atas 51% saham pengelola Ranch
Market, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) senilai Rp 2,03 triliun.Perseroan mengambilalih
sebanyak 797.888.628 saham milik PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC) dari PT Wijaya
Sumber Sejahtera, PT Prima Rasa Inti, PT Gunaprima Karyaperkasa, PT Ekaputri Mandiri,
David Kusumodjojo, Suharno Kusumodjojo dan Harman Siswanto.

"Pengambilaihan saham tersebut mengakibatkan perubahan pengendalian pada RANC.


Saham-saham tersebut dibeli pada harga Rp 2.550 per saham, sehingga total nilai transaksi
pengambilalihan adalah sebesar Rp 2.034.616.001.400," ungkap Direksi Blibli, Jumat
(1/10/2021).Manajemen Blibli menyatakan, saat ini penerima manfaat dari GDN adalah
Robert Budi Hartono dan Bambang Hartono, pendiri Grup Djarum."Tujuan pengambilalihan
ini untuk pengembangan usaha dan perluasan ekosistem perseroan sebagai salah satu
perusahaan e-commerce terkemuka di Indonesia," urai manajemen.

4. Masuk Bisnis Bank Digital, Emtek Akuisisi Bank Fama

Konglomerasi lainnya yang juga melakukan akuisisi di tahun ini adalah Grup Emtek.
Konglomerasi yang dimiliki Eddy Sariaatmadja ini mengakuisisi 93% saham PT Bank Fama
International melalui anak usahanya, PT Elang Media Visitama (EMV). EMV membeli
sebanyak 9.089.503.800 lembar saham Bank Fama dengan nilai nominal Rp 100 per saham
atau setara Rp 908,95 miliar. Saham yang akan dibeli EMV terdiri dari 4.428.701.427 saham
yang dimiliki oleh Junus Jen Suherman, 1.704.285.876 saham yang dimiliki Edi Susanto,
1.704.285.876 saham yang dimiliki Dewi Janti, dan 1.252.230.621 saham yang dimiliki PT
Surya Putra Mandiri Sejahtera.Pengambilalihan Bank Fama ini sejalan dengan rencana bisnis
jangka panjang dari EMV untuk mengembangkan usahanya di Indonesia, termasuk untuk
mendukung gerakan pemerintah dalam meningkatkan literasi keuangan dan akses perbankan
pada sektor UMKM. "Pengambilalihan yang diusulkan mewakili investasi strategis oleh
EMV dan diharapkan meningkatkan pendapatan di masa depan dan nilai dari EMV," ungkap
manajemen, dikutip Jumat (5/11/2021).

Dalam akuisisi ini, perusahaan akan menggunakan dana internal yang sudah disetor Grup
Emtek kepada EMV."Setelah transaksi ini diselesaikan, EMV memiliki 93% kepemilikan
dari total seluruh modal ditempatkan dan disetor dalam FAMA. Pendanaan transaksi
pengambilalihan akan menggunakan dana internal EMV," tulis keterbukaan tersebut, Jumat
(24/12/2021).

5. Bos Adaro Akuisisi Saham Trimegah Sekuritas


Pengusaha yang juga Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO), Garibaldi Thohir
mengakuisisi 34,64% saham PT Trimegah Sekuritas Tbk (TRIM).Berdasarkan keterangan
yang disampaikan Trimegah, Boy Thohir selaku pengendali baru telah menandatangani
perjanjian jual beli bersyarat atas rencana pengambilalihan perseran dengan Advance Wealth
Finance Ltd selaku penjual pada 22 Desember 2021 dari Grup Northtar

"Calon pengendali baru berencana untuk membeli 2.462.700.000 saham di perseroan milik
penjual yang merupakan sekitar 34,64 persen dari seluruh saham yang dikeluarkan oleh
perseroan," ungkap keterangan tersebut, dikutip Jumat (23/12/2021). Nantinya, bila transaksi
itu diselesaikan akan terjadi perubahan pengendalian pada PT Trimegah Sekuritas Tbk
(TRIM). Catatan CNBC Indonesia, jumlah saham yang diakuisisi ini lebih kecil dari rencana
yang disampaikan sebelumnya, yakni 49% saham.

Sebelumnya, dalam pertimbangan akuisisi tersebut, Boy Thohir menilai, saat ini industri
pasar modal, terutama setelah pandemi Covid-19 diyakini mempunyai prospek yang baik.
Terlebih, kata dia, saat ini banyak investor ritel dari generasi muda yang mulai aktif
berinvestasi saham, sehingga investasi ini menjadi langkah strategis."Intinya saya sangat
optimis dengan masa depan perekonomian Indonesia pasca Covid-19 dan tentunya juga
terhadap pasar modal Indonesia apalagi banyak banget para millenial yang sekarang aktif di
Bursa Efek Indonesia," kata Boy, kepada CNBC Indonesia, Senin (6/10/2021).

Latihan 1.1

PT. Melati pada 1 Juli 2015 mengakuisisi asset bersih PT. Lawu dengan hargaakuisisi Rp
25.000.000.000. Dalam akuisisi tersebut PT. Melati membayartunai kepada pemegang saham
PT. Lawu sebesar Rp 200.000.000 dan sisanyadengan penerbitan saham sebanyak 1.000.000
lembar dengan nominal 1.000.Saham PT. Melati tidak diperjualbelikan di pasar modal
sehingga tidakmemiliki nilai wajar. Nilai wajar asset bersih PT. Lawu adalah
Rp20.000.000.000. PT. Melati mengeluarkan biaya konsultan sebesar Rp2.000.000.000 dan
biaya registrasi saham sebanyak Rp 5.000.000.000.

Diminta :Hitunglah goodwill yang diakui atas akuisisi tersebut !

Jawab :

Goodwill = Harga Akuisisi – Nilai Wajar Aset= Rp 25.000.000.000 – Rp 20.000.000.000=

Rp 5.000.000

Latihan 1.2
PT. P membayar Rp 80.000.000 untuk mengakuisisi asset dan liabilitas PT.S.PT.S
melaporkan asset dengan nilai tercatat Rp 60.000.000 dan nilai wajar Rp98.000.000 serta
liabilitas dengan nilai tercatat dan nilai wajar Rp 23.000.000 pada saat akuisisi PT.P juga
membayar Rp 3.000.000 untuk jasa mencari target perusahaan yang akan diakuisisi.

Diminta :Hitunglah goodwill yang diakui atas akuisisi tersebut!

Jawab :

Nilai Wajar Aset Bersih = Nilai Wajar Aset – Nilai Wajar Liabilitas= Rp 98.000.000 –

Rp 23.000.000= Rp 75.000.000

Goodwill = Membayar Akuisisi – Nilai Wajar Aset Bersih= Rp 80.000.000 – Rp


75.000.000= Rp 5.000.0003.

Latihan 1.3

PT.P dan PT.S melakukan merger pada tanggal 1 Januari 2015. Dalam rangkamerger
tersebut, PT.P membayar jasa untuk mencari target akuisisi Rp40.000.000, biaya legal Rp
13.000.000, biaya audit terkait penerbitan sahamRp 10.000.000, biaya registrasi saham Rp
5.000.000, dan biaya pendaftaran di bursa Rp 4.000.000.

Diminta :Hitunglah biaya yang harus dibebankan pada saat akuisisi!

Jawab :

Jasa Mencari Target Akuisisi + Biaya Legal= Rp 40.000.000 + Rp 13.000.000=

RP 53.000.000

Latihan 1.4

PT.S melaporkan nilai tercatat asset bersih Rp 400.000.000 ketika diakuisisi100% oleh PT.P.
Nilai wajar asset bersih PT.S pada tanggal akuisisi Rp510.000.000. PT.P membayar Rp
500.000.000 atas akuisisi tersebut.

Diminta :Hitunglah goodwill yang diakui atas akuisisi tersebut!

Jawab :

Membayar Akuisisi – Nilai Wajar Asset Bersih = Goodwill= Rp 500.000.000– Rp


510.000.000 = (Rp 10.000.000)
Daftar Pustaka

https://www.cnbcindonesia.com

Anda mungkin juga menyukai