Anda di halaman 1dari 11

BAB I PENDAHULUAN

1. Latar belakang
Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam
pembelajaran etika. Perilaku seseorang dalam penerapan etika
tergantung pada pengalaman dan pembelajaran yang diberikan oleh
keluarganya sejak seseorang dilahirkan. Masyarakat merupakan pihak
kedua sebagai sumber pengetahuan etika. Masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu kelompok kecil dimana seseorang dan keluarganya
menjadi anggota dan dan masyarakat secata luas. Kelompok-kelompok
tersebut berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seseorang.
Seperti yang kita ketahui bahwa etika merupakan tindakan
seseorang baik atau buruknya, benar atau salahnya. Etika berkaitan
dengan baik dengan “doing the right things”, tidak sekedar “doing things
right”. Konsep doing the rights memperhatikan adanya tanggung jawab
sosial dalam setiap tindakannya. Artinya, ada hak dan kepentingan pihak
lain yang harus diperhitungkan saat memutuskan untuk melakukan suatu
tindakan. Pihak lain tersebut dapat tediri atas individu lain, masyarakat
(baik dalam skala kecil maupun luas), atau lingungan. Kalimat “baik-
buruk” harus dikaitkan dengan tanggung jawab sosial ini. Tanggung jawab
sosial adalah inti dari perilaku etis. Etika berkaitan dengan pedoman
perilaku dalam publik. Etika bersumber pada norma, prinsip moral, dan
nilai. Pada akhirnya, norma, prinsip moral, dan nilai tersebut dijabarkan
dalam bentuk kode etik.
2. Rumusan masalah
1. Apa Konsep etika?
2. Norma, Prinsip Moral, Dan Nilai?
3. Apa saja Sumber Etika?
4. Apa itu Sistem Ekonomi?
5. Pengertian Keserakahan dan ketakutan?
6. Apa itu Sikap, Perilaku, dan Perbuatan?
7. Pengertian Etika bisnis?
8. Pengertian Etika profesi?
9. Perbedaan Etika Murni dan Etika Organisasi?
10. Apa itu Pengendalian diri?

3. Tujuan
1. Mengetahui Konsep etika
2. Norma, Prinsip Moral, Dan Nilai

1
3. Dapat mengetahui Apa saja Sumber Etika
4. Menjelaskan tentang apa itu Sistem Ekonomi
5. Menjelaskan pengertian Keserakahan dan ketakutan
6. Menjelaskan apa itu Sikap, Perilaku, dan Perbuatan
7. Menjelaskan pengertian Etika bisnis
8. Menjelaskan pengertian Etika profesi
9. Menjelaskan perbedaan Etika Murni dan Etika Organisasi
10. Menjelaskan apa itu Pengendalian diri

2
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep Etika
Asshiddiqie (2014:42) menyatakan bahwa secara umum, etika atau
ethics merupakan salah satu cabang filsafat yang memperbincangkan
tentang perilaku benar(ringht) dan baik(good). Etika tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar atau salah seperti yang dianut oleh filsafat hukum.
Tujuannya adalah kegiatan yang lebih baik, tidak hanya sekedar kehidupan
yang selalu benar. Persoalan etika bersangkutan dengan keyakinan
tentang ”baik-buruk”.
Etika berkaitan dengan baik dengan “doing the right things”, tidak
sekedar “doing things right”. Konsep doing the rights memperhatikan
adanya tanggung jawab sosial dalam setiap tindakannya. Artinya, ada hak
dan kepentingan pihak lain yang harus diperhitungkan saat memutuskan
untuk melakukan suatu tindakan. Pihak lain tersebut dapat tediri atas
individu lain, masyarakat (baik dalam skala kecil maupun luas), atau
lingungan. Kalimat “baik-buruk” harus dikaitkan dengan tanggung jawab
sosial ini. Tanggung jawab sosial adalah inti dari perilaku etis.
Etika berhubungan dengan nperilaku (behaviour) dan perbuatan
yang seharusnya diterapkan seseorang dalam kehidupan bermasyarakat.
Perilaku adalah budi, sementara perbuatan adalah pekerti. Jadi pada
dasarnya berkaitan dengan budi pekerti.
Pengetahuan dan emosi seseorang tentang perilaku “benar-salah”
dan “baik-buruk” diperoleh melalui pengalaman, pembelajaran, dan
pendidikan. Perilaku dijabarkan dalam norma (norm), prinsip moral moral
(moral principles), atau nilai (value) yang diyakini sebagai kebenaran dan
dijadikan pedoman oleh seseorang dalam berperilaku dan melakukan
perbuatan. Norma, prinsip moral, atau nilai dapat dinyatakan secara
tertulis atau lisan. Norma, prinsip moral, dan nilai berkaitan berkaitan
dengan perilaku dan perbuatan yang mendatangkan manfaat bagi orang
lain, yang memerhatikan hak orang lain, yang mendatangkan keadilan
manfaat bagi orang lain, yang memperhatikan hak orang lain, yang
mendatangkan keadilan bagi sesama, dan yang didasarkan atas nilai-nilai
keutamaan.
B. Norma, Prinsip Moral, Dan Nilai
Norma, prinsip moral, dan nilai adalah sesuatu yang diyakini
sebagai suatu kebenaran, kebaikan, dan kemuliaan dalam berperi-
kehidupan. Dalam kaidah-kaidah dalam agama umumnya memuat tentang
norma-norma tersebut. Etika berkaitan dengan pedoman perilaku dalam
publik. Etika bersumber pada norma, prinsip moral, dan nilai. Pada

3
akhirnya, norma, prinsip moral, dan nilai tersebut dijabarkan dalam bentuk
kode etik.
Asshiddiqie (2014:43) mengklarifikasi filsafat etika ke dalam 4 (empat)
cabang etika berikut:
1. Etika deskriptif (Descriptive ethics).
2. Etika normatif (Normative ethcs).
3. Etika terapan ( Applied ethics)
4. Etika meta ( Meta ethics)
Etika deskriptif berkenaan dengan perilaku benar dan baik
sebagaimana yang dipikirkan orang. Etika deskriptif mencakup berbagai
kajian filsafat dan teori, misalnya ekonomi, politik, dan hukum.
Etika normatif atau etika preskripsi (prscriptive ethics) merupakan
perilaku yang dinilai sudah seharusnya demikian. Etika normatif
berhubungan dengan kepercayaan atau keyakinan ajaran adalah salah
satu contohnya. Etika terapan berkenaan dengan pengetahuan tentang
sebagai mana perwujudannya dalam praktik. Etika dalam bisnis dan
profesi adalah salah satu dari perwujudan etika terapan. Etika meta atau
epistomologi moral berkaitan dengan hakikat pernyataan-peryataan
moral, terutama mengenai konsep-konsep dan teori-teori etika yang
terkait. Etika meta menjelaskan hakikat pernyataan moral, terutama
tentang konsep dan teorinya.
C. Sumber Etika
Sumber etika dapat bermacam-macam. Paling tidak, terdapat
dua hak tentang sumber etika yang dapat dibhas, yaitu pihak-pihak
dengan siapa seseorang dapat belajar etika dan ajaran-ajaran yang
dapat digunakan sebagai sebagai rujukan etika.
Individu adalah perilaku akhir dari norma, prinsip moral atau nilai
yang secara keseluruhan disebut etika. Tindakan etis dipengaruhi oleh
lingkungan sekitar. Pembelajaran tersebut bermula dari keluarga,
kelompok agama yang dianut, organisasi tempat bernaung, masyarakat
sekitar, bahkan oleh negara. Hubungan yang terjadi adalah saling antara
mereka.
Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam
pembelajaran etika. Perilaku seseorang dalam penerapan etika
tergantung pada pengalaman dan pembelajaran yang diberikan oleh
keluarganya sejak seseorang dilahirkan. Masyarakat merupakan pihak
kedua sebagai sumber pengetahuan etika. Masyarakat dapat dibedakan
menjadi 2, yaitu kelompok kecil dimana seseorang dan keluarganya

4
menjadi anggota dan dan masyarakat secata luas. Kelompok-kelompok
tersebut berpengaruh terhadap perkembangan perilaku seseorang.
Organisasi tempat seseorang berkecimpung dan mengembangkan
karier merupakan sumber ketiganya untuk mengenal dan menerapkan
etika. Perusahaan tempat ia bekerja, profesi tmpat bernaung, atau
organisasi-organisasi lain termasuk sebagai pihak tempat seseorang
dapat belajar tentang etika. Demikian juga negara.
Bisnis dan Profesi sebagai Sumber Etika
Salah satu konsep utama Adam Smith dalam sistem ekonomi
pasar adalah adanya pembagian kerja (division of labor). Konsep ini
meluas dan semakin banyak variansinya. Pembagian kerja menghasilkan
keahlian. Mereka yang mempunyai keahlian yang sama minat sama ,
atau tujuan yang sama akan membentuk sebuah kelompok. Kelompok
ini dapat berbentuk organisasi, profesi, atau perusahaan. Tidak tertutup
kemungkinan bahwa kelompok tersebut berdiri lepas dari tanpa
organisasi walaupun mereka terikat satu sama lain.
Pada dasarnya, perusahaan adalah organisasi bisnis yang
mempunyai tujuan sama, yaitu menghasilkan dan memasarkan suatu
barang atau jasa tertentu. Profesi adalah suatu organisasi keahlian
dengan minat yang sama. Organisasi atau profesi itu sendiri, sebagai
satu kesatuan, merupakan pihak yang berperilaku dalam masyarakat.
Perilaku dijabarkan dalam tindakan. Sementara, tindakan adalah hasil
dari pengambilan keputusan. Tujuan menjadi dasar dari pengambilan
keputusan dan tindakan.
Perusahaan atau profesi didirikan dengan suatu tujuan. Untuk
mencapai tujuan tersebut, mereka merupakan subjek perilaku.
Organisasi, perusahaan, atau profesi sebagai sumber prilaku berusaha
untuk memastikan bahwa anggotanya mempunyai perilaku yang sama.
Lingkungan sebagai sumber etika
Seseorang dapat belajar banyak tentang penerapan etika dari
lingkungansekitar. Upaya untuk menjaga keseimbangan dapat
dilakukan dengan motivasi, teknologi, dan aturan (regulasi). Teknologi
yang dikembangkan melalui kemajuan ilmu pengetaahuan berpengaruh
terdapat cara berproduksi dan memasarkan suatu produk. Awalnya,
teknologi tersebut justru berpengaruh negatif terdapat lingkungan
hidup. Kerusakan lingkungan hidup menjadi perhatian masyarakat dan
negara. Bentuk perhatian tersebut terwujud dengan dengan

5
dikeluarkan suatu regulasi, terutama yang berkaitan dengan cara
bereproduksi. Tujuannya dari regulasi tersebut adalah untuk menjaga
keseimbangan lingkungan dan mencegah kerusakan lebih lanjut.
Sementara, sebagai penjaran dari tanggung jawab sosialnya,
perusahaan mulai beinisiatif untuk menjalankan kegiatan dengan
memerhatikan upaya keseimbangan dan berkelanjutan lingkungan. Di
antara upaya tersebut, yaitu dengan mencipta teknologi yang ramah
lingkungan. Melalui program-program yang diselenggarakan,
perusahaan juga aktif memperbaiki ekosistem.
Negara sebagai Sumber Etika
Setiap negara didirikan atas dasar konstitusi sebagai sumber
hukum. Pancasila sebgai dasar negara dan pedoman hidup (way of life)
berbangsa dan bernegara sarat dengan nilai-nilai keutamaan. Manusia
Indonesia harus berkeTuhanan terhadap Tuhan yang Maha Esa,
berperikmanusiaan secara adil dan beradap, menjunjung tinggi
persatuan dan kesatuan Indonesia kediadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia. Jika pedoman hidup tersebut menjadi dasar utuk bersikap,
berperilaku, dan berbuat dalam dalam khidupan bermasyarakat, nilai-
nilai kesalehan, kemanusiaan, nasionalisme, gotong-gotong, dan
keadilan sosial sudah akan terkandung dalam setiap hati nurani rakyat
Indonesia.
Agama sebagai Sumber Etika
Norma (norm) atau kaidah merupakan perkembangan dari nilai
yang diidealkan sebagai kebagai kebaikan, keseluruhan, dn kemuliaan
(Assiddiie, 2014: 49). Norma atau kaidah dapat dibedakan menjadi
norma agama, norma hukum, norma etika. Assiddiqie membagi norma
atau kaidah menjadi 5 kategori berdasarkan berdasarkan idealisme
tentang baik dan buruk dalam Agama islam.
Berikut ini yang termasuk dalam kelima kategori tersebut:
1. Wajib (keharusan)
2. Haram (larangan)
3. Sunah (anjuran untuk melakukan atau anjuran positif).
4. Makruh (anjuran untuk tindakan melakukan atau atau anjuran
negatif)
5. Mubah ( kebolehan)
D. Sistem Ekonomi
Perbedaan utama dalam sistem ekonomi terdapat dalam jawaban
dari pertanyaan mengenai siapa dan bagaimana mengatur ekonomi.
Dalam sistem ekonomi. Dalam sistem ekonomi pasar, jawaban dari

6
pertanyaan tentang siapa yang mengatur, yaitu pribadi-pribadi yang
menjadi warga suatu negara dan negara diperkenankan untuk melakukan
intervensi dalam hal-hal tertentu.
E. Keserakahan Dan Ketakutan
Kendala yang dihadapi oleh seseorang dalam menerapkan etika
adalah adanya sifat serakah (greedy) yang merupakan sifat dasar
manusia. Keserakahan menodorong individu untuk melanggar prinsip-
prinsip moral yang seharusnya dia anut. Keserakahan menibulkan
egoisme (selfishness) dimana kepentingan pribadi yang berlebihan
menjadi acuan utama dalam bertindak.
Ketakutan (fear) merupakan penyebab utama keserakahan. Rasa
takut karena merasa tidak aman atau rasa takut karea tidak adanya
kepastian membuat seseorang berusaha melakukan segala upaya untuk
meraihnya. Kalimat “segala upaya
“ dapat meliputi hal-hal yang bertentangan dengan nilai-nilai hanya
seharusnya dianut. Umumnya ketakutan terdapat rasa aman atau
kepastian berkaitan dengan hal-hal negatif yang sudah akan terjadi,
misalnya kerugian, kehilangan atau yang dirasakan tidak mungkin
diperoleh.
F. Kesempatan Dan Konsekuensi
Kesempatan atau peluang dapat menjadi pemicu bagi seseorang
untuk melanggar etika. Masyarakat yang permisif terhadap pelanggaran
norma atau karna pnyimpangan nilai telah dilakukan oleh sebagian besar
aggota kelompok yang bersangkutan merupakan kesempatan bagi
seseorang untuk ikut melanggar prinsip-prinsip moral yang berlaku.
Konsekuensi adalah akibat atau sangksi yang diberikan kepsda
seseorang jika ia ketahuan melanggar etika. Konsekuensi dapat berupa
probabilitas diketahuinya (tertangkapnya) suatu pelanggaran. Jika
probabilitas ketahuan ternyata rendah, orang akan cenderung untuk
melanggar peraturan yang ada.
G. Sikap, Perilaku, Dan Perbuatan
Tujuan utamadari pembelajaran tentang norma, prinsip moral, nilai,
dan etika adalah agar kaidah-kaidah yang tercantum didalamnya dapat
direfleksikan dalam perbuatan seseorang dimasyarakat. Perbuatan-
perbuatan seseorang menentukan penilaian masyarakat (kelompok
sosial lain) tentang baik buruk atau benar salahnya perbuatan orang
tersebut.

7
H. Etika Bisnis
Salah satu kegian seseorang dalam bermasyarakat adalah kegiatan
usaha (Bisnis). Pelaku-pelakunya juga harus memperhitungkan
kepentingan masyarakat (pihak-pihak lain) tersebut karna interkasi
dengan masyarakat (pihak lain) merupakan kegiatan pokok dalam
berbisnis. Etika bisnis merupakan salah satu cabang dari etika terapan.
Namun, etika bisnis tidak dapat keluar dari konsep-konsep etika lainnya,
seperti agama, budaya, dan filsafat-filsafat etika yang mendasarinya.
Assiddiqie (2014:46) menyebutkan bahwa etika bisnis , pada dasarnya
mengatur tentang batasan-batansan perusahaan dalam mencapai tujuan
untuk mencari keuntungan. Kaidah-kaidah dalam sistem ekonomi juga
harus diperhatikan dalam pengembangan etika bisnis karna bisnis
merupakan bagian dari sistem ekonomi pasar. Kaidah utamanya, yaitu
bisnis harus dilakukan secara sah, tidak boleh merugikan orang lain, harus
mwnghindari kecurangan, dan harus menghidari penipuan. Kaidah
tersebuat sesuai dengan yang diajarkan oleh Adam Smith, pencetus sitem
ekonomi pasar.
I. Etika Profesi
Dalam mengembangan usahanya, seorang pengusaha akan selalu
memerlukan 3 pihak yang dipercaya untuk mendapinginya, yaitu bank,
pemgacara, dan akuntan publik. Ktiga pihka inilah yang akan selalu
dibawa oleh seorang pengusaha kemanapun ia pergi. Oleh karana itu
penegmbangan bidang-bidang tersebut akan sejalan dengan
pengembangan bisnis. Bank diperlukan karna unsur pendanaan,
pengacara dibaw karna nasehat hukum yang ia perlukan, akuntan publik
diprlukan untuk memberikan pernyataan tentang kewajaran atas
prtanggung jawaban atas keuangannya sehingga ia tidak disalahkan oleh
investor.
J. Etika Murni Dan Etika Organisasi
Dalam kaitannya dengan bisnis dan profesi, buku ini membedakan
etika murni dan etika organisasi. Etika murni berlaku bagi individu. Dasar
pengembangannya adalah norma, prinsip moral, dan nilai yang tertanam
dalam hai nurani. Sementara, etika organisasi adalah kode etik atau
pernyataan nilai yang dianut oleh organisasi. Sekolompok orang yang
bersepakat untuk bekerjasama dalam encapai tujuan bersama dapat
mendirikan organisasi baik formal maupun tidak formal.
K. Pengendalian Diri
Aristoteles, dalam harnoko (2010:48), menyatakan bahwa keadilan
adalah kebajiakan yang utama. Cisero, dalam buku yang sama menyaakan

8
bahwa seseorang dinilai baik atau buruk berdasarkan 3 kebajikan
moralnya, yaitu keadilan, pengandalian diri dan sopan santun.
Hati nurani menilai baik buruknya suatu perilaku atau perbuatan.
Dasarnya adalah pengabdian kepada sang pencipta, hubungan dengan
manusia berlandaskan kasih sayang dan kepedulian sebagai rahmat bagi
seluruh alam. Tujuan yang ingin dicapai adalah kebahagian dunia dan
akhirat.

9
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Asshiddiqie (2014:42) menyatakan bahwa secara umum, etika atau
ethics merupakan salah satu cabang filsafat yang memperbincangkan
tentang perilaku benar(ringht) dan baik(good). Etika tidak hanya berkaitan
dengan masalah benar atau salah seperti yang dianut oleh filsafat hukum.
Tujuannya adalah kegiatan yang lebih baik, tidak hanya sekedar kehidupan
yang selalu benar. Persoalan etika bersangkutan dengan keyakinan tentang
”baik-buruk”.
Individu adalah perilaku akhir dari norma, prinsip moral atau nilai yang
secara keseluruhan disebut etika. Tindakan etis dipengaruhi oleh lingkungan
sekitar. Pembelajaran tersebut bermula dari keluarga, kelompok agama
yang dianut, organisasi tempat bernaung, masyarakat sekitar, bahkan oleh
negara. Hubungan yang terjadi adalah saling antara mereka.
Keluarga merupakan sumber utama dan pertama dalam pembelajaran
etika. Perilaku seseorang dalam penerapan etika tergantung pada
pengalaman dan pembelajaran yang diberikan oleh keluarganya sejak
seseorang dilahirkan. Masyarakat merupakan pihak kedua sebagai sumber
pengetahuan etika. Masyarakat dapat dibedakan menjadi 2, yaitu kelompok
kecil dimana seseorang dan keluarganya menjadi anggota dan dan
masyarakat secata luas.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini jauh dari kata
sempurna, tujuan penulisan makalah ini ialah agar dapat mmbantu pembaca
untuk menambah wawasan seputar pengetahuan tentang konsep etika.

10
DAFTAR PUSTAKA
Rhardjo, Soemarso Slamet, 2018, “Etika dalam Bisnis & Profesi Akuntan
dan Tata Kelola Perusahaan”, salemba empat, jakarta.

11

Anda mungkin juga menyukai