Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

BAB 6

PRINSIP DAN KODE ETIK DALAM BISNIS

Dosen:
Prof. Dr. Dra. Ec. Sri Trisnaningsih,M.Si

Disusun oleh:
Kelompok 5 Kelas A – Akuntansi:
1. Melyta Yonada (17013010188)
2. Lutfiana Ayu Pradita. (17013010192)
3. Fabiola Dinda Effendi (17013010199)
4. Agustina Aisyah Dewi (17013010302)

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

JURUSAN AKUNTANSI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

JAWA TIMUR

2019
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena tanpa rahmat,
taufik dan hidayah-Nya kami senantiasa masih diberi kesempatan untuk menulis
Makalah yang berjudul Prinsip dan Kode Etik dalam Bisnis yang bertujuan untuk
menuntaskan tugas mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi.
Harapan kami semoga makalah ini dapat digunakan sebagai acuan, pedoman
maupun petunjuk bagi para pembaca, namun yang paling utama semoga makalah ini
dapat menambah wawasan para pembaca mengenai materi yang kami bahas dalam
makalah ini.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari kata
sempurna dan masih membutuhkan banyak perbaikan. Oleh karena itu kritik dan
saran dari pembaca yang membangun sangat kami butuhkan untuk
menyempurnakan pembuatan makalah-makalah kami yang akan datang.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan pembuatan makalah ini dari awal sampai akhir.
Semoga Allah SWT membalas jasa-jasanya dan senantiasa meridhoi kita semua.
Amin.

Surabaya, 29 April 2019

Penyusun
DAFTAR ISI

COVER ........................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................ iii

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB II : PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Profesi ........................................................................................ 3

2.2 Bisnis Sebagai Profesi .................................................................................. 4

2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis ......................................................................... .5

2.4 Etika Lingkungan Hidup .............................................................................. .6

2.4.1 Isu lingkungan hidup ......................................................................... .6

2.4.2 Akumulasi bahan beracun ................................................................. .7

2.4.3 Efek rumah kaca (Greenhouse effect) ............................................... .8

2.4.5 Perusakan lapisan ozon ..................................................................... .8

2.4.6 Hujan asam (Acid Rain) .................................................................... .9

2.4.7 Deforestasi dan Penggurunan ............................................................ .9

2.4.8 Keanekaragaman hayati .................................................................... .10


2.5 Paradigma Etika Lingkungan....................................................................... 10

2.6 Kode Etik di Tempat Kerja .......................................................................... 11

Perbandingan Kode Etik ..................................................................................... 17

BAB III : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ...... .................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Banyak perusahaan telah meyakini prinsip bisnis yang baik adalah bisnis yang
memiliki etika, yang dijalankan dengan mentaati kaidah-kaidah etika yang sejalan
dengan hukum dan peraturan yang berlaku. Etika Bisnis dapat menjadi standar dan
pedoman bagi seluruh karyawan termasuk manajemen dan menjadikannya sebagai
pedoman untuk melaksanakan pekerjaan sehari-hari dengan dilandasi moral yang
luhur, jujur, transparan dan sikap yang professional. Seiring dengan munculnya
masalah pelanggaran etika dalam bisnis menyebabkan dunia perdagangan
menuntut etika dalam berbisnis segera diperbarui agar tatanan ekonomi dunia
semakin membaik. Seiring dengan munculnya masalah pelanggaran etika dalam
bisnis akan menyebabkan dunia perdagangan menuntut etika dalam berbisnis
segera diperbarui agar tatanan ekonomi dunia semakin membaik.
Kode Etik dapat meningkatkan kredibilitas suatu perusahaan, karena etika
telah dijadikan sebagai corporate culture. Dengan adanya kode etik, secara intern
semua karyawan terikat dengan standard etis yang sama. Kode etik menjelaskan
bagaimana perusahaan menilai tanggung jawab sosialnya. Kode Etik bagi
perusahaan dan dunia bisnis pada umumnya, kemungkinan untuk mengatur diri
sendiri (self regulation).

1.2 PERUMUSAN MASALAH

1. Apa Pengertian Profesi ?


2. Bagaimana Bisnis Sebagai Profesi ?
3. Apa Prinsip-prinsip Etika Bisnis ?
4. Bagaimana Etika Lingkungan Hidup ?
5. Bagaimana Paradigma Etika Lingkungan ?
6. Bagaimana Kode Etik di Tempat Kerja ?
7. Bagaimana Perbandingan Kode Etik ?

1.3 TUJUAN MAKALAH


1. Untuk membantu pembaca memahami prinsip-prinsip etika bisnis.
2. Untuk mengetahui pengertian tentang istilah profesi dan profesional.
3. Untuk mengetahui tentang keberadaan organisasi-organisasi profesi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN PROFESI

Definisi yang sangat luas, profesi adalah sebuah pekerjaan yang secara
khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, kontinu ditekuni, sehingga orang bisa
menyebut kalau dia memang berprofesi di bidang tersebut.

Definisi lebih sempit, profesi adalah pekerjaan yang ditandai oleh pendidikan
dan keterampilan khusus. Sedangkan definisi yang lebih khusus lagi, profesi
ditandai oleh tiga unsur penting yaitu pekerjaan, pendidikan atau keterampilan
khusus, dan adanya komitmen moral/nilai-nilai etis.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia:

“Profesi : bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan,


kejujuran, dan sebagainya tertentu”

Menurut Sonny Keraf (1998) :

“Profesi adalah pekerjaan yang dilakukan sebagai nafkah hidup dengan


mengandalkan keahlian dan keterampilan tinggi dan dengan melibatkan pribadi
(moral) yang mendalam.

Menurut Hidayat Nur Wahid:

“Profesi adalah sebuah pilihan yang sadar dilakukan oleh seseorang, sebuah
‘pekerjaan’ yang secara khusus dipilih, dilakukan dengan konsisten, ditekuni
secara konsisten, sehingga orang bisa menyebut kalau dia memang berprofesi di
bidang tersebut. Sedangkan profesional yang memayungi profesi tersebut adalah
semangat, paradigma, spirit, tingkah laku, ideologi, pemikiran, gairah untuk terus
menerus secara dewasa, secara intelek meningkatkan kualitas profesi mereka”
Ciri-ciri Profesi :

1. Profesi adalah suatu pekerjaan mulia.


2. Untuk menekuni profesi ini diperlukan pengetahuan, keahlian dan
keterampilan tinggi.
3. Pengetahuan, keahlian dan keterampilan diperoleh melalui pendidikan formal,
pelatihan dan praktik/pengalaman langsung.
4. Memerlukan komitmen moral (kode etik) yang ketat.
5. Profesi ini berdampak luas bagi kepentingan masyarakat umum.
6. Profesi ini mampu memberikan penghasilan/nafkah bagi penyandang profesi
untuk hidup layak.
7. Ada organisasi profesi sebagai wadah untuk bertukar pikiran,
mengembangkan program pelatihan dan pendidikan berkelanjutan, serta
menyempurnakan, menegakkan dan mengawasi pelaksanaan kode etik di
antara anggota profesi tersebut.
8. Ada ijin dari pemerintah untuk menekuni profesi ini.

2.2 BISNIS SEBAGAI PROFESI

Salah satu pengertian profesi adalah “suatu pekerjaan sebagai penunjang


nafkah hidup”, dari susut pandang ini maka semua aktivitas bisnis dapat dianggap
sebagai profesi. Bisnis dapat menentukan pertumbuhan investasi, produksi dan
peningkatan pendapatan nasional. Namun sebaliknya bisnis dapat menimbulkan
suatu krisis ekonomi jika tidak dikelola secara profesional. Oleh karena itu sesuai
dengan ciri-ciri profesi tersbut diatas maka, bisnis adalah suatu profesi karena
dalam bisnis terdapat banyak pekerjaan, menuntut ilmu untuk mengelola dan para
manajemen dituntut bermoral tinggi dan harus dikelola secara profesional.

Bisnis dianggap sebagai profesi karena telah sesuai dengan definisi dan
ciri-ciri suatu profesi, yaitu :
1. Profesi adalah pekerjaan dan di dalam bisnis terdapat banyak jenis pekerjaan.
2. Sebagian besar jenis pekerjaan di dalam perusahaan.
3. Profesi menuntut penerapan kaidah moral/etika yang sangat ketat.
4. Tuntutan kaidah moral yang tinggi menjadi keharusan dalam bisnis.

Adanya pro & kontra apakah Bisnis bisa disebut Sebagai profesi/ tidak?.
Pandangan yang mengganggap bisnis itu adalah Amoral. Bisnis tidak ada
hubungannya dengan etika. Yang lemah akan kalah, yang kuat akan unggul.
Banyaknya pandangan bisnis amoral ini akan ditinggalkan karena saat Ini dan
dimasa yang akan datang makin banyak yang menyadari bahwa dalam berbisnis
pun diperlukan komitmen moral yang tinggi.

2.3 PRINSIP-PRINSIP ETIKA BISNIS


1. Menurut Caux Round :
a. Tanggung Jawab Bisnis: dari stakeholders ke stakeholders
b. Dampak Ekonomis dan Sosial dari Bisnis
c. Perilaku Bisnis: dari Hukum yang Tersurat ke Semangat Saling
Percaya.
d. Sikap menghormati aturan
e. Dukungan bagi perdagangan multilateral
f. Sikap hormat bagi lingkungan alam.
g. Menghindari operasi-operasi yang tidak etis

2. Menurut Weiss :
a. martabat/hak
b. Kewajiban
c. Kewajaran
d. Keadilan
3. Menurut Sonny Keraf :
a. Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk
mengambil keputusan dan bertindak berdasarkan kesadarannya
tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.
b. Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa
ditunjukkan secara jelas bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama
dan berhasil kalau tidak didasarkan atas kejujuran. Pertama, jujur
dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga
yang sebanding. Ketiga, jujur dalam hubungan kerja intern dalam
suatu perusahaan.
c. Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara
sama sesuai dengan aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional
obyektif, serta dapat dipertanggung jawabkan.
d. Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut
agar bisnis dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan
semua pihak.
e. Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal
dalam diri pelaku bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan
bisnis dengan tetap menjaga nama baik pimpinan atau orang-orangnya
maupun perusahaannya.

2.4 ETIKA LINGKUNGAN HIDUP

2.4.1 Isu Lingkungan Hidup


Persoalan lingkungan hidup—yaitu hubungan dan keterlibatan antara
manusia dengan alam dan pengaruh tindakan manusia terhadap kerusakan
lingkungan—baru mulai disadari pada paruh kedua abad ke-20. Sebagaimana
dikatakan oleh Bertens (2001), pertumbuhan ekonomi global saat ini telah
memunculkan enam persoalan lingkungan hidup, yaitu:
1. Akumulasi bahan beracun,
2. Efek rumah kaca,
3. Perusakan lapisan ozon,
4. Hujan asam,
5. Deforestari dan penggurunan, serta
6. Kematian bentuk-bentuk kehidupan.
Keenam isu lingkungan hidup ini dibahas secara lebih rinci dalam bahasan berikut.

2.4.2 Akumulasi Bahan Beracun


Sudah bukan rahasia lagi bahwa pabrik-pabrik yang berdiri selama ini
umumnya membuang limbahnya ke dalam saluran-saluran yang pada akhirnya
mengalir ke sungai-sungai dan laut. Akibatnya, hampir semua air sungai ataupun
laut tidak lagi jernih dan berubah warna kehitam-hitaman sehingga tidak
memenuhi syarat untuk air minum.
Bukan saja air sungai dan laut yang mulai tercemar. Udara di sekitar
kita—terutama di kota-kota besar—juga telah tercemar oleh asap hitam yang
mengandung gas beracun yang keluar dari knalpot berbagai merek dan jenis
kendaraan bermotor. Produksi kendaraan yang tanpa dibatasi mengakibatkan
kemacetan parah dan memperparah polusi udara di sekitarnya.
Banyaknya penggunaan berbagai jenis pupuk kimia non-organik dengan
takaran tak terkendali untuk meningkatkan produksi pertanian telah terbukti mulai
mencemari hasil produksi pertanian, khususnya berbagai jenis bahan pangan.
Belum lagi, saat ini makin banyak dijumpai kasus di mana produk hasil pertanian
dan hasil olahan industri rakyat seperti tahu, tempe, bakso, diawetkan dengan
formalin. Minuman dan makanan pun ada yang dicampur dengan zat pewarna yang
berbahaya untuk kesehatan.
Penemuan teknologi nuklir untuk pembuatan berbagai jenis senjata jelas
merupakan ancaman besar bagi keberadaan bumi beserta seluruh isinya. Hal ini
dikarenakan adanya bahaya radioaktif dari limbah nuklir yang bisa bertahan
selama ribuan tahun. Bagi umat manusia, bahaya radioaktif bukan hanya
menyebabkan kematian,tetapi juga menimbulkan penyakit kanker, keguguran,
mutasi gen, cacat lahir, dan sebagainya.

2.4.3 Efek Rumah Kaca (Greenhouse Effect)


Para ahli mengatakan bahwa salah satu penyebab terjadinya pemanasan
global adalah akibat efek rumah kaca. Hawa panas yang diterima bumi dari sinar
matahari terharang dan terperangkap tidak dapat keluar dari atmosfer bumi oleh
partikel-partikel gas polutan atau yang sering disebut gas rumah kaca (CO2, CH4,
O3, Nox, CFC). Hal ini dapat menimbulkan berbagai bencana, seperti kekeringan,
banjir, badai, dan topan akibat iklim yang tidak menentu, mengganggu pola hidup
flora dan fauna, mengacaukan pola tanam petani dan pola penangkapan ikan
nelayan di laut, merubah habitat hama dan penyakit dan sebagainya,
Gas polutan penyebab pemanasan global sebagian besar berasal dari
pembakaran bahan bakar fosil (minyak bumi dan batubara), yang saat ini masih
menjadi sumber energi terbesar di dunia untuk industri, transportasi, dan keperluan
rumah tangga. Gas metana berasal dari pembakaran sampah kota dan
chloro-fluoro-carbon (CFC) yang banyak digunakan untuk penyejuk ruangan (AC),
kulkas, industri pabrik, dan sebagian gas pendorong pada aerosol.

2.4.4 Perusakan Lapisan Ozon


Kegunaan lapisan ozon (O3) bagi bumi dan suluruh isinya adalah untuk
melindungi semua kehidupan di bumi dan sinar ultraviolet yang dipancarkan oleh
sinar matahari. Bahaya radiasi sinar ultraviolet ini, antara lain bisa menyebabkan
kanker kulit, penurunan sistem kekebalan tubuh, katarak, serta kerusakan
bentuk-bentuk (spesies) kehidupan di laut dan di daratan. Fugsi utama lapisan ozon
adalah untuk menyaring atau memperlemah daya sinar UV yang dipancarkan sinar
matahari sebelum memasuki bumi.
Ada laporan bahwa bukan saja telah terjadi penipisan ozon, tetapi juga
telah terjadi perobekan sehingga menimbulkan lubang pada bagian tertentu dari
lapisan ozon tersebut. Penyebab paling umum dari kerusakan lapisan ozon ini
adalah gas polutan yang disebut chloro-fluoro-carbon (CFC). CFC banyak
digunakan untuk penyejuk ruangan, kulkas, industri plastik dan busa, dan aerosol.
Bila ini tidak dapat dikendalikan, gas polutan CFC akan makin banyak memenuhi
lapisan ozon sehingga dapat membahayakan lapisan ozon tersebut.

2.4.5 Hujan Asam (Acid Rain)


Asap tebal yang berwarna hitam akibat polusi pabrik kemudian akan
menyatu dengan udara dan awan yang pada gilirannya akan menurunkan hujan
asam (acid rain). Hujan asam ternyata sangat berbahaya bagi kehidupan di bumi.
Bila ini terus berlangsung, maka hujan asam dapat merusak hutan, mencemari air
danau, dan bahkan merusak gedung-gedung.

2.4.6 Deforestasi dan Penggurunan


Hutan mempunyai fungsi dan kegunaan yang sangat besar bagi
kepentingan lingkungan hidup dan untuk menjamin kelangsungan dan kelestarian
bumi dan seluruh isinya. Fungsi dan kegunaan hutan antara lain: menjadi unsur
penting mata rantai proses transformasi awan menjadi hujan, menjaga
konservasi/reservoir tanah, mencegah erosi, menyerap gas CO2, dan sebagainya.
Akibat negatif dari penyempitan dan perusakan hutan antara lain: tejadi
erosi dan banjir yang meluas; berkurangnya fungsi hutan untuk menyerap gas
polutan; musnah/berkurangnya spesis flora dan fauna tertentu; meluasnya
penggurunan daratan; menurunnya kualitas kesuburan tanah; berkurangnya
cadangan air tanah; serta terjadi perubahan pola cuaca. Akibat lanjutan dari proses
penggundulan dan perusakan hutan ini adalah berkurangnya kapasitas produksi
hasil pertanian karena perubahan pola cuaca, berkurangnya kesuburan tanah, dan
mempercepat proses pemanasan global.

2.4.7 Keanekaragaman Hayati


Keanekaragaman hayati (biodiversity) adalah keragaman berbagai bentuk dan
jenis kehidupan (species) di bumi ini. Keanekaragaman hayati berfungsi sebagai
unsur dalam mata rantai kehidupan yang membentuk satu kesatuan sistem
kehidupan yang utuh, sekaligus menjaga keseimbangan alam sebagai suatu sistem.
Terjadinya pencemaran lingkungan, perusakan hutan, dan pemanasan global,
secara pasti telah menyebabkan berkurangnya populasi jenis-jenis (species)
kehidupan tertentu. Bahkan tidak mustahil jenis-jenis kehidupan tertentu telah
punah dari muka bumi, seperti punahnya dinosaurus pada zaman dahulu.

2.5 PARADIGMA ETIKA LINGKUNGAN


Ada beberapa paradigma (cara pandang/pola pikir) yang berkembang dalam
memahami etika dalam kaitannya dengan isu lingkungan hidup.
1. Etika kepentingan generasi mendatang, yang memandang bahwa suatu
keputusan dan tindakan hendaknya jangan hanya memikirkan kepentingan umat
manusia pada generasi saat ini saja, tetapi juga kepentingan umat manusia pada
generasi-generasi mendatang.
2. Etika lingkungan biosentris, yang memandang perilaku etis bukan saja dari sudut
pandang manusia, tetapi juga dari sudut pandang nonmanusia (flora, fauna, dan
benda benda bumi non-organisme) sebagai satu kesatuan sistem lingkungan
(ecosystem).
3. Etika ekosistem (ecosystem) menganggap Sang Pencipta (Tuhan) dan seluruh
ciptaannya (bumi dan seluruh isinya, sistem surya, sistem galaksi, dan alam jagat
raya) dianggap sebagai moral patients.

2.6 KODE ETIK DI TEMPAT KERJA


Dalam setiap organisasi bisnis terdapat lebih dari satu orang pelaku bisnis yang
bekerja sama untuk mencapai tujuan bisnis. Setiap fungsi dalam organisasi
membentuk satu kesatuan secara bersama, tetapi tetap ada perbedaan mengenai tujuan
dan tanggungjawab, persyaratan pengetahuan dan keterampilan, serta batas tertentu
yang berhubungan dengan sikap dan perilaku. Oleh karena itu, masing-masing fungsi/
jabatan berlaku isu-isu etika yang spesifik. Pada bagian berikut akan dibahas prinsip
dan etika untuk beberapa fungsi antara lain: fungsi SDM, pemasaran, akuntansi,
keuangan, TI, dan fungsi lainnya.

Kode Etik Sumber Daya manusia :

Enam dimensi program etik agar kode etik dapat dipenuhi :

1. Kode etik formal : Kode etik yang dirumuskan/ditetapkan secara resmi oleh
suatu organisasi profesi, suatu lembaga/entitas tertentu dsb.
2. Kode Etika : Entitas yang mengembangkan kebijakan, mengevaluasi tindakan,
menginvestigasi, dan menghakimi pelanggaran-pelanggaran etika.
3. Sistem komunikasi etika : Cara untuk mensosialisasikan kode etik dan
perubahannya, termasuk isu-isu dan cara mengatasinya yang bersifat dua arah
4. Pejabat etika : Pihak yang mengkoordinasikan kebijakan, memberikan
pendidikan, dan menyelidiki tuduhan adanya pelanggaran etika
5. Program pelatihan etika : Program yang bertujuan untuk meningkatkan
kesadaran dan membantu karyawan dalam merespon masalah-masalah etika
6. Proses penetapan disiplin : dalam hal terjadi perilaku tidak etis.
Kode Etik Pemasaran :

American Marketing Association (AMA)

1. Tanggung jawab (responsibilities), …. pelaku pemasaran harus


bertanggungjawab atas konsekuensi aktivitas mereka dan selalu berusaha agar
keputusan, rekomendasi dan fungsi tindakan mereka mengidentifikasi,
melayani, dan memuaskan masyarakat (publik) yang relevan : para pelanggan,
organisasi dan masyarakat.
2. Kejujuran dan kewajaran (honesty and fairness), pelaku pemasaran harus
menjaga dan mengembangkan integritas, kehormatan dan martabat profesi
pemasaran.
3. Rights and duties of parties (Hak (Rights) dan Kewajiaban (Duties),
pihak-pihak).
4. Organizational relationships (Hubungan Organisasi)

Kode Etik Akuntansi :

Insitute of Management Accountants

1. Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya,
mengikuti hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas
dan lengkap berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan. Praktisi
manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
 Menjaga tingkat kompetensi profesional sesuai dengan pembangunan
berkelanjutan, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
 Melakukan tugas sesuai dengan hukum, peraturan dan standar teknis
yang berlaku.
 Mampu menyiapkan laporan yang lengkap, jelas, dengan informasi
yang relevan serta dapat diandalkan.
2. Kerahasiaan
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan
informasi rahasia kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk
melakukan hal tersebut. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
 Mampu menahan diri dari mengungkapkan informasi rahasia yang
diperoleh dalam pekerjaan, kecuali ada izin dari atasan atau atas dasar
kewajiban hukum.
 Menginformasikan kepada bawahan mengenai kerahasiaan informasi
yang diperoleh, agar dapat menghindari bocornya rahasia perusahaan.
Hal ini dilakukan juga untuk menjaga pemeliharaan kerahasiaan.
 Menghindari diri dari mengungkapkan informasi yang diperoleh untuk
kepentingan pribadi maupun kelompok secara ilegal melalui pihak
ketiga.
3. Integritas
Mengharuskan untuk menghindari “conflicts of interest”, menghindari
kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan mereka
dalam menjunjung etika. Praktisi manajemen akuntansi dan manajemen
keuangan memiliki tanggung jawab untuk :
 Menghindari adanya konflik akrual dan menyarankan semua pihak
agar terhindar dari potensi konflik.
 Menahan diri dari agar tidak terlibat dalam kegiatan apapun yang akan
mengurangi kemampuan mereka dalam menjalankan tugas secara etis.
 Menolak berbagai hadiah, bantuan, atau bentuk sogokan lain yang
dapat mempengaruhi tindakan mereka.
 Menahan diri dari aktivitas negatif yang dapat menghalangi dalam
pencapaian tujuan organisasi.
 Mampu mengenali dan mengatasi keterbatasan profesional atau
kendala lain yang dapat menghalangi penilaian tanggung jawab kinerja
dari suatu kegiatan.
 Mengkomunikasikan informasi yang tidak menguntungkan serta yang
menguntungkan dalam penilaian profesional.
 Menahan diri agar tidak terlibat dalam aktivitas apapun yang akan
mendiskreditkan profesi.
4. Objektivitas
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara
wajar dan objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua
informasi relevan yang diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user
terhadap pelaporan, komentar dan rekomendasi yang ditampilkan. Praktisi
manajemen akuntansi dan manajemen keuangan memiliki tanggung jawab
untuk :
 Mengkomunikasikan atau menyebarkan informasi yang cukup dan
objektif.
 Mengungkapkan semua informasi relevan yang diharapkan dapat
memberikan pemahaman akan laporan atau rekomendasi yang
disampaikan.
5. Resolusi atas Etis
Dalam menerapkan standar kode etik, praktisi akuntansi manajemen dan
manajemen keuangan mungkin menghadapi masalah dalam
mengidentifikasikan perilaku tidak etis atau di dalam memecahkan suatu
konflik etis.
Kode Etik Keuangan :

Akhir-akhir ini makin banyak dan makin sering terdengar berita tentang
isu/skandal pelanggaran etika dibidang keuangan yang dilakukan dan melibatkan
oknum pejabat terkait di bidang keuangan. Pelanggaran etika yang sudah sering
terdengar, antara lain: insider trading, transaksi saham ilegal, proyeksi laporan
keuangan yang direkayasa untuk memperoleh kredit bank, rekayasa laporan
keuangan untuk tujuan pembayaran pajak atau untuk mendongkrak harga saham,
dan sebagainya.

Association for Investment Management and Research (AIMR)

1. Bertindak berdasarkan integritas, kompetensi, martabat dan bertindak etis


dalam berhubungan dengan publik dst.
2. Menjalankan dan mendorong pihak lain untuk bertindak etis dan professional.
3. Berusaha keras untuk memeliharan dan meningkatkan kompetensi dan
kompetensi pihak lain.
4. Menerapkan kehati-hatian dan menjalankan penilaian yang bersifat independen.

Standar-standar perilaku professional juga meliputi :

1. Tanggung jawab fundamental


2. Hubungan dan tanggung jawab atas profesi
3. Hubungan dan tanggung jawab pada atasan
4. Hubungan dan tanggung jawab pada pelanggan dan calon pelanggan
5. Hubungan dan tanggung jawab kepada publik

Kode Etik Teknologi Informasi :

Bersamaan dengan manfaat nyata bagi kehidupan umat manusia, kemajuan


teknologi informasi dan komunikasi ini juga telah memunculkan berbagai isu
etika yang makin serius, terutama di kalangan mereka yang berprofesi di bidang
teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Sehubungan dengan hal-hal
tersebut, maka makin disadari pentingnya membangun dan menanamkan sikap
dan perilaku etis di kalangan profesi di bidang teknologi informasi.

Association for Computing Machinary

Komitmen terhadap kode etik professional diharapkan bagi setiap anggota


(anggota yang mempunyai hak suara, anggota asosiasi dan anggota mahasiswa)
dari Association for Computing Machinary. Kode ini mencakup 24 keharusan yang
dirumuskan sebagai pernyataan tentang tanggung jawab pribadi, mengidentifikasi
unsur-unsur seperti komitmen.

Kode Etik Fungsi Lainnya :

Komunikasi yang tidak efektif antar orang di dalam satu bagian, atau
komunikasi yang tidak kondusif antar bagian di dalam satu perusahaan bisa
menimbulkan suasana dan budaya perusahaan yang tidak kondusif. Hal ini akan
menimbulkan stress bagi karyawan yang pada akhirnya merugikan perusahaan
secara keseluruhan. Oleh karena itu, semua karyawan pada semua fungsi di suatu
perusahaan harus selalu bersikap profesional, yaitu: menguasai bidang ilmu dan
keterampilan teknis pada bidangnya, serta harus mempunyai sikap dan perilaku
etis.
Setiap elemen di dalam perusahaan akan berinteraksi satu dengan yang
lainnya yang akan memengaruhi perusahaan secara keseluruhan, sekecil apapun
peran yang dimainkan oleh setiap elemen tersebut. Misalnya bagian produksi di
suatu perusahaan. Walaupun bagian produksi tidak berhubungan langsung dengan
pelanggan, namun kualitas produk yang dihasilkan sangat menentukan kinerja
fungsi pemasaran.
PERBANDINGAN KODE ETIK

American Marketing Institute of Association for Association for


Association (AMA) Management Investment Computing Machine
Accountants Management and (ACM)
Research (AIMR)
Tanggung jawab Kompetensi Kompetensi Tanggung jawab dan
komitmen
Kejujuran dan Integritas Integritas, Martabat Jujur dan dapat
Kewajiban (dignity) dipercaya
Hak dan Kewajiban Kerahasiaan, Kerahasiaan, Kerahasiaan,
Objektivitas Objektivitas, Menghormati hak
Independensi kekayaan intelektual
Hubungan organisasi Resolusi atas konflik Kehati-hatian; Adil dan tidak
etis Larangan diskriminatif;
menggunakan menghormati privasi
informasi nonpublik orang lain
Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini akan diulas beberapa konsep yang biasa
muncul dalam pedoman kode etis suatu profesi :

1. Integritas

Banyak yang mengitepretasikan integritas sama dengan keujujuran, meski


sebenarnya konsep integritas lebih luas dari konsep kejujuran. Kejujuran hanya
merupakan salah satu unsur yang membangun integritas seseorang. Menurut Cloud,
Pengertian integritas bukan hanya sekedar berarti jujur, tetapi juga menyiratkan
adanya sifat utuh, tidak terbagi, menyatu, kokoh, serta konsisten. Pandangan lain
dikemukakan oleh Julian M dan Alfred yang mengatakn bahwa integritas merujuk
pada segala hal yang membuat seseorang bisa dipercaya.

Dengan menyimak kedua pandangan diatas, dapat disimpulkan bahwa


integritas menyiratkan pengertian keutuhan atau keseimbangan, menjadi dasar atau
pondasi untuk membangun kepercayaan, meliputi banyak atribut atau kualitas
terkait untuk membangun karakter atau pribadi utuh.
2. Whistleblowing

Menurut Sonny Keraf, Whistleblowing dalam konteks etika adalah tindakan


yang dilakukan oleh seseorang atau beberapa orang karyawan untuk membocorkan
kecurangan entah yang dilakukan oleh perusahaan atau atasannya kepada pihak
lain.

3. Kompetensi

Dalam arti luas, Kompetensi mencakup penguasaan ilmu atau pengetehuan


dan keterampilan atau skill yang mencukupi, seta mempunyai sikap dan perilaku
yang sesuai untuk melaksanakan pekerjaan atau profesinya. Bila kompetensi
mencakup ketuga unsure ini, pegetahuan, ketampilan, sikap dan perilaku, maka
orang yang kompeten sama artinya dengan orang yang professional.

4. Objektifitas dan Independensi

Objektif Berarti sesuai tujuan, sesuai sasaran, tidak berat sebelah, selalu
didasarkan atas fakta, atau bukti yang mendukung. Konsep ini menyiratkan bahwa
segala sesuatu diungkapkan apa adanya, tidak menyembunyikan sesuatu, jujur dan
wajar. Independensi mencerminkan sikap tidak memihak serta tidak dibawah
pengaruh atau tekanan pihak tertentu dalam mengambil keputusan atau tindakan.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Etika bisnis merupakan salah satu cara untuk melakukan kegiatan bisnis,
yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan individu, perusahaan dan juga
masyarakat. Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah
sebagai berikut : Prinsip Otonomi, Prinsip Kejujuran, Prinsip Keadilan, Prinsip Saling
Menguntungkan (Mutual Benefit Principle), Prinsip Integritas Moral.

Prinsip etika lingkungan hidup dirumuskan dengan tujuan untuk dapat dipakai
sebagai pegangan dan tuntutan bagi perilaku manusia dalam berhadapan dengan alam.
Prinsip dan isu etika untuk beberapa fungsi, seperti fungsi sumber daya manusia
(SDM), pemasaran, akuntansi, keuangan, teknologi informasi, dan fungsi-fungsi
lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Agoes, Sukrisno dan Ardana, I Cenik. Etika Bisnis dan Profesi:Tantangan


Membangun Manusia Seutuhnya - Jakarta : Salemba Empat, 2009

Bertens, K. Pengantar Etika Bisnis. Yogyakarta: Kanisius, 2009

Rindjin, Ketut. Etika Bisnis dan Implementasinnya. Jakarta : Gramedia Pustaka


Utama, 2004

Ernawan, Erni. 2011. Business Ethics. Penerbit: Alfabeta. Bandung

Anda mungkin juga menyukai