Kelas : B
Disusun Oleh :
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Akuntan publik atau auditor independen dalam tugasnya mengaudit perusahaan klien
memiliki posisi yang strategis sebagai pihak ketiga dalam lingkungan perusahaan klien yakni
ketika akuntan publik mengemban tugas dan tanggung jawab dari manajemen. Untuk
mengaudit laporan keuangan perusahaan yang dikelolanya. Dalam hal ini manajement ingin
supaya kinerjanya terlihat selalu baik dimata pihak ekternalperusahaan terutama pemilik.
Akan tetapi disisi lain, pemilik menginginkan supaya auditor melaporkan dengan sejujurnya
keadaan yang ada pada perusahaan yang telah dibiayainya. Kepercayaan yang besar dari
pemakai laporan keuangan auditan dan jasa lainnya yang diberikan oleh akuntan publik inilah
yang akirnya mengharuskan akuntan publik untuk memperhatikan kualitas audit yang
dihasilkannya.
Rumusan Masalah
Tujuan Penelitian
PEMBAHASAN
KASUS
Fenomena yang terjadi sehubungan dengan opini auditor di Indonesia adalah kasus
yang terjadi pada Pertamina Trading Limited (Petral). Anak perusahaan Pertamina itu
memperoleh opini wajar tanpa pengecualian dari Kantor Akuntan Publik Price Waterhouse
Coopers (PwC) Singapura yang telah selesai diaudit oleh PwC pada 16 Januari 2015.
Anggota Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas, Agung Wicaksono, mengatakan dalam
pertemuannya dengan Pertamina Energy Trading Ltd (Petral) pada Rabu, 17 Desember 2014
terungkap persoalan dalam bisnis Petral yang belum selesai. Menurut Agung, Petral tidak
mengetahui identitas pemilik perusahaan pemenang lelang pengadaan minyak yang selama
ini bekerja sama dengan mereka. Petral selama ini menjadi trading arm atau entitas yang
bertugas menangani jual-beli produk minyak Pertamina. Belakangan, perusahaan yang
bermarkas di Singapura ini menjadi sorotan karena dituding sebagai sarang mafia yang
memburu rente dari impor minyak. Petral pun dituding tidak transparan dalam
menyelenggarakan impor.
Rabu, 13 Mei 2015 PT Pertamina (Persero) resmi melikuidasi Petral Group termasuk
Petral-PES dan Zambesi. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno
menegaskan bahwa jika dalam proses audit investigasi Pertamina Energy Trading Limited
(Petral) ditemukan tindakan yang bersifat melanggarhukum dan merugikan negara, maka
pemerintah tidak segan akan melaporkan hal itu kepada penegak hukum. Ia melanjutkan,
dengan dibubarkannya Petral maka otomatis total dana dan aset yang dimilikinya
dipindahkan ke induk usaha, dalam hal ini Pertamina
Tanggung jawab profesi akuntan publik dalam melaksanakan audit bukan hanya
untuk kepentingan klien yang membayar fee saja, tetapi juga untuk pihak ketiga atau
masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap laporan keuangan klien yang diaudit.
Masyarakat menilai independensi akuntan publik tidak hanya secara perseorangan tetapi dari
segi profesi akuntan publik secara keseluruhan. Jika masyarakat menilai seorang akuntan
publik atau suatu kantor akuntan telah gagal mempertahankan independensinya, maka
kemungkinan besar, masyarakat menaruhkecurigaan terhadap independensi keseluruhan
akuntan publik. Kecurigaan tersebut dapat berakibat hilangnya kepercayaan masyarakat
terhadap profesi akuntan publik, khususnya dalam pemberian jasa pemeriksaan akuntan.
(Supriyono,1988)
Objek Kasus
Didirikan : 1969
PT Pertamina Energi Trading Limited (PETRAL) meliputi: melakukan jual beli minyak.
Lebih tepatnya membeli minyak dari mana saja guna di jual lagi kepada pertamina.
Petral berdiri pada 1969 dengan nama PT Petral Group dengan dua pemegang sahamnya dari
Petra Oil Marketing Corporation Limited yang terdaftar di Bahama dengan kantornya Hong
Kong, serta Petral Oil Marketing Corporation yang terdaftar di California, Amerika Serikat
(AS).
Pada 1978, kedua perusahaan pemegang saham Petral tersebut melakukan marger dengan
mengubah nama perusahaanya menjadi Petra Oil Marketing Limited yang terdaftar di Hong
Kong.
Kemudian pada 1979-1992, kepemilikan saham Petra Oil Marketing Limited dimiliki oleh
perusahaan Zambesi Invesments Limited yang terdaftar di Hong Kong dan Pertamina Energy
Services Pte Limited yang terdaftar di Singapura.
Pada 1998, perusahaan tersebut diakusisi oleh PT Pertamina (Persero) dan pada 2001
mengubah namanya menjadi PT Pertamina Energy Trading Ltd (Petral). Selain Pertamina,
sahamnya juga dimiliko Zambesi Invesments Limited dan Pertamina Energy Services Pte
Limited.
Wakil ketua Komisi VI, Satya Widya Yudha mengatakan Kordhamenta sebagai
auditor seharusnya bersifat profesional. "Kordamentha itu auditor yang dibayar oleh
Pertamina. Apakah dia kredibel, independen sedangkan yang membiayai mereka adalah
Pertamina," kata Satya di Jakarta, Ahad (15/11).
"Sedangkan BPK merupakan institusi yang independen karena tidak berada dalam kekuasaan
eksekutif. BPK memiliki kekuasaan sendiri."
Menurut dia, perbedaan hasil audit BPK dan Kordhamentha akan dibawa ke DPR. Komisi VI
pun dalam waktu dekat akan memanggil menteri ESDM, Pertamina, Kordametha dan BPK.
"Akan kita adu, hasil dari Kordametha dan BPK. kita bikin matrik. Mulai dari pola
pengambilan keputusan hingga proses tender," ucap dia.
BPK sebagai auditor negara, memiliki kewenangan yang lebih terkait kerugian
negara, sedangkan hasil audit Kordametha itu hanya untuk internal Pertamina saja, artinya
hasil audit Kordhamentha untuk perbaikan dan mengetahui inefiensi di tubuh pertamina.
"Hasil audit Kordametha hanya bersifat internal Pertamina saja, untuk perbaikan internal
pertamina saja. Kalaupun mau dibawa ke ranah hukum, itu wewenang pejabat terkait seperti
Menteri ESDM atau dirut Pertamina Dwi Soetjipto," ucap dia.
"Akan kita adu, hasil dari Kordhamentha dan BPK. kita bikin matriks. Mulai dari pola
pengambilan keputusan, hingga proses tender," ujar Satya, Jakarta, Minggu (15/11/2015).
Menurutnya, BPK sebagai auditor negara, memiliki kewenangan yang lebih terkait
kerugian negara. Sementara, kata dia, hasil audit Kordhamentha itu hanya untuk internal
Pertamina saja.
Artinya, lanjut Satya, hasil audit Kordhamentha untuk perbaikan dan mengetahui
inefisiensi di tubuh Pertamina. "Hasil audit Kordhamentha hanya bersifat internal Pertamina
saja, untuk perbaikan internal Pertamina saja," ucapnya.
Kasus Petral merupakan kasus besar yang tidak asing lagi di masyarakat. Petral adalah anak
perusahaan PT. Pertamina yang mempunyai tugas melakukan ekspor dan impor minyak.
Banyak analis menyebutkan Petral adalah perusahaan sarang korupsi. praktek rent-seeking
economy terjadi didalam anak perusahaan Pertamina ini. Berbagai kontroversi juga
menyeruak terkait kehadiran Petral khususnya ketika dihubungkan dengan praktek mafia
minyak dan gas di Indonesia.
Pada Jum’at (13/11/2015) PT Pertamina (Persero) siap mengirimkan seluruh berkas hasil
audit forensik dari lembaga auditor Kordha Mentha terhadap Pertamina Energy Trading Ltd
(Petral) kepada Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Tindakan ini menanggapi surat resmi
yang dilayangkan KPK kepada Pertamina.
“Mereka (KPK) mulai dengan surat resmi atas permintaan kami. Dan kami akan berikan atau
kirimkan berkas (hasil audit) minggu depan kepada KPK untuk segera ditindaklanjuti,” tegas
Sekretaris Perusahaan Pertamina, Wisnutoro saat Diskusi Energi Kita di Jakarta, Minggu
(15/11/2015).
PT Pertamina (Persero) memilih auditor asal Australia, Kordamenta, dalam audit Pertamina
Energy Trading Ltd. (Petral). Banyak pihak bertanya mengapa perusahaan migas pelat merah
itu tidak memakai Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
“Auditor yang kita tunjuk sudah sesuai dengan saat tender. Ada 6 peserta yang ikut, dan
akhirnya kita pilih Kordamenta, dan (audit) yang dilakukan BPK dengan Kordamenta itu
berbeda,” ungkap Wisnuntoro dalam diskusi Energi Kita di Kebon Sirih, Jakarta Pusat,
Minggu (15/11/2015).
Seperti diketahui, berdasarkan temuan lembaga auditor Kordha Mentha, jaringan mafia
minyak dan gas (migas) menguasai kontrak pasokan minyak senilai US$ 18 miliar atau
sekitar Rp 250 triliun selama periode 2012-2014.
Dan dari hasil audit itu pula ditemukan semua pemasok minyak mentah dan bahan bakar
minyak ke Pertamina melalui Petral pada periode tersebut ternyata berafiliasi dengan satu
badan yang sama. Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Sudirman Said mengungkapkan,
badan itu kerap menggunakan perusahaan perantara (fronting traders) dan perusahaan minyak
milik negara (national oil company/NOC) untuk mengeruk keuntungan. Akibat permainan
ini, Pertamina tak memperoleh harga terbaik dalam pengadaan minyak. Diskon bagi
Pertamina yang seharusnya bisa mencapai US$ 1,3 per barel menyusut menjadi cuma US$ 30
sen per barel.
Review Kasus Petral (Anak Perusahaan Pertamina)
2. Jenis Audit :
Jenis audit yang dilakukan adalah Audit Forensik yaitu audit yang dilakukan
untuk mendeteksi kemungkinan kemungkinan risiko terjadinya fraud atau kecurangan
didalam maupun diluar sistem secara komprehensif.
5. Temuan Audit :
a) Inefisiensi rantai suplai yang meningkatkan risiko mahalnya harga crude dan produk
b) Kebijakan Petral dalam proses pengadaan, kebocoran informasi rahasia, dan pengaruh
eksternal.
c) Terdapat surat elektronik (email) maupun obrolan via sosial media yang ditengarai
membocorkan informasi terkait patokan harga dan volume bahan bakar minyak
(BBM).
d) Terdapat jaringan mafia minyak dan gas (migas) telah menguasai kontrak suplai
minyak senilai US$ 18 miliar atau sekitar Rp 250 triliun selama tiga tahun.
e) Adanya penguasaan kontrak oleh jaringan tertentu. “Hal ini menambah panjang rantai
suplai sehingga harga beli minyak kurang kompetitif”.
f) Ada pengaturan volume minyak mentah dan BBM oleh Petral kepada perusahaan
minyak nasional.
g) Kebocoran informasi rahasia dalam proses pengadaan seperti patokan harga dan
volume minyak impor di Petral.
h) Ada pihak eksternal di luar manajemen Pertamina dan Petral Group yang membuat
harga minyak ke Indonesia menjadi lebih tinggi
STANDAR PELAPORAN KEEMPAT
“Laporan auditor harus memuat suatu pernyataan pendapat mengenai laporan keuangan
secara keseluruhan atau suatu asersi bahwa pernyataan demikian tidak dapat diberikan. Jika
pendapat secara keseluruhan tidak dapat diberikan, maka alasannya harus dinyatakan. Dalam
hal nama auditor dikaitkan dengan laporan keuangan, maka laporan auditor harus memuat
petunjuk yang jelas mengenai sifat pekerjaan audit yang dilaksanakan, jika ada, dan tingkat
tanggung jawab yang dipikul oleh auditor”.
Seksi 504
Pengaitan Nama Auditor dengan Laporan Keuangan
Seksi ini memberikan panduan bagi akuntan yang dikaitkan dengan laporan keuangan entitas
publik atau dengan laporan keuangan entitas nonpublik yang ia telah mengadakan perikatan
untuk mengauditnya berdasarkan standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik
Indonesia.
Seorang akuntan dikaitkan dengan laporan keuangan jika ia mengizinkan namanya
dalam suatu laporan, dokumen, atau komunikasi tertulis yang berisi laporan tersebut (seksi ini
tidak berlaku untuk data seperti pajak penghasilan yang disusun semata-mata untuk
kepentingan instansi pajak).
Pernyataan tidak memberikan pendapat dapat dilampirkan pada laporan keuangan
yang tidak diaudit atau dimasukkan ke dalam laporan keuangan tersebut dan setiap halaman
laporan keuangan tersebut harus secara jelas diberi tanda “tidak diaudit”.
Jika auditor tidak independen ia akan terhalang dalam menyatakan pendapat atas
laporan keuangan karena itu ia harus menyatakan tidak memberi pendapat terhadap laporan
keuangan dan menyatakan secara khusus bahwa ia tidak independen.
Bila laporan Keuangan yang tidak diaudit disajikan dalam bentuk komparatif dengan
laporan keuangan auditan dalam dokumen yang diserahkan kepada Bapepam, laporan
keuangan yang tidak diaudit tersebut harus secara jelas diberi tanda “tidak diaudit”, namun
tidak perlu diacu dalam laporan auditor.
Bila akuntan dengan alasan apapun, menyatakan tidak memberikan pendapat atas
laporan keuangan, pernyataannya tersebut tidak boleh bertentangan dengan dicantumkannya
suatu pernyataan keyakinan mengenai tidak diketahui adanya penyimpangan dari standar
akuntansi keuangan di Indonesia, kecuali yang secara spesifik diakui sebagaimana mestinya
menurut standar yang ditetapkan Ikantan Akuntan Indonesia.
SA Seksi 508
Laporan Auditor atas Laporan Keuangan Auditan
Laporan auditor bentuk baku memuat suatu pernyataan bahwa laporan keuangan
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan suatu entitas, dan
arus kas sesuai dengan standar akuntansi di Indonesia.
SA Seksi 9508
Laporan Auditor atas Laporan Keuangan
Kepentingan emisi efek yang dicatatkan di pasar modal luar negeri dilakukan dengan
ketentuan berikut:
1. Dalam kalimat pertama paragraf pengantar harus disebutkan bahwa laporan keuangan
dinyatakan dalam satuan rupiah Indonesia.
2. Frasa “...... standar auditing yang ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia”
diterjemahkan ke bahasa Inggris sebagai berikut: “...... auditing standards estabblished
by the Indonesian Institute of Certified Public Accountants”.
3. Frasa “...... sesuai dengan standar akuntansi keuangan di Indonesia “ diterjemahkan ke
dalam bahasa Inggris sebagai berikut: “...... in conformity with Indonesian Financial
Accouting Standards”.
Basis akuntansi likuidasi dapat dianggap sebagai standar akuntansi keuangan di
Indonesia bagi entitas yang berada dalam proses likuidasi atau dalam waktu dekat akan
melakukan likuidasi. Oleh karena itu auditor harus memberikan pendapata wajar tanpa
pengecualian atas laporan keuangan semacam itu, dengan syarat basis akuntansi likuidasi
telah diterapkan semestinya dan bahwa pengungkapan memadai telah dilakukan dalam
laporan keuangan tersebut.
Auditor dapat memberikan pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporan keuangan
yang didalamnya terdapat penangguhan dan pengakuan selisih kurs bersih yang timbul dari
penjabaran pos aktiva dan kewajiban moneter jangka panjang dalam mata uang asing sebagai
keuntungan atau kerugian masa sekarang dan masa depan, sepanjang syarat-syarat berikut
dipenuhi:
1. Laporan keuangan disusun berdasarkan standar akuntansi yang berlaku yang ditetapkan
oleh Institut Akuntan Publik Indonesia
2. Lingkup audit yang dilaksanakan oleh auditor tidak dibatasi oleh klien.
3. Auditor adalah independen dalam hubungannya dengan klien.
SA Seksi 530
Pemberian Tanggal atas Laporan Auditor Independen
Auditor independen tidak bertanggung jawab untuk meminta keterangan atau
melaksanakan prosedur audit apa pun untuk periode setelah tanggal laporannya.
SA Seksi 534
Pelaporan atas Laporan Keuangan yang Disusun untuk Digunakan di Negara Lain
Bila melakukan audit atas laporan keuangan entitas Indonesia yang disusun sesuai
standar akuntansi keuangan di negara lain, auditor harus melakukan prosedur yang diperlukan
untuk mematuhi standar umum dan standar pekerjaan lapangan dalam standar auditing yang
ditetapkan Institut Akuntan Publik Indonesia.
SA Seksi 543
Bagian Audit Dilaksanakan oleh Auditor Independen Lain
Seorang auditor yang bertindak sebagai auditor utama harus memperhatikan apakah ia
telah melakukan semua pekerjaan selain sebagian kecil pekerjaan, atau bagian audit yang
signifikan yang telah dilakukan oleh auditor lain.
Jika auditor utama memutukan memikul tanggung jawab atas pekerjaan auditor lainn,
sepanjang pekerjaan tersebut berkaitan dengan pernyataan pendapat auditor utama atas
laporan keuangan secara keseluruhan, tidak ada pengacuan yang harus dibuat mengenai
pekerjaan atau laporan auditor lain.
Paragraf 10 SA Seksi 543 [PSA No. 38] Bagian audit dilaksanakan oleh Auditor
Independen Lain menyebutkan bahwa auditor utama “harus memakai cara-cara memadai
untuk menjamin koordinasi kegiatannya dengan kegiatan auditor lain dalam upaya untuk me-
review dengan tepat mengenai hal-hal yang memengaruhi pengkonsolidasian atau
penggabungan akun-akun di dalam laporan keuangan.
9543
Komunikasi antara Auditor Utama dengan Auditor Lain
BAB III
KESIMPULAN
Seorang auditor tanpa adanya independensi, tidaklah berati apa apa. Masyarakat tiak
akan percaya akan hasil auditan dari seorang auditor, sehingga dengan kata lain masyarakat
tidak akan meminta bantuan jasa dari auditnya.
Seperti pada kasus yang terjadi di PT Pertamina Energi Trading Limited (PETRAL)
auditor eksternalnya kordhamentha di anggap tidak independen, karena terjadi perbedaan
hasil audit yang dilakukan antara badan pemeriksa keuangan(BPK) dengan hasil audit yang
di lakukan oleh kordhamentha. Perbedaan hasil audit tersebut adalah badan pemeriksa
keuangan menyatakan bahwa hasil auditnya PT Pertamina Energi Trading Limited
(PETRAL) melakukan transanksinya secara wajar, sedangkan menurut kordamentha
menduga ada inefesiensi dan kebocoran data pihak ketiga.
Kasus dari PT Pertamina Energi Trading Limited (PETRAL) ini masih dalam proses
penyelidikan. Perbedaan hasil tersebut masih akan di bawa ke dalam rapat dewan perwakilan
rakyat(dpr). Dan sampai saat ini belum di ketahui hasilnya.
Berdasarkan masalah tersebut seorang akuntan publik (auditor eksternal harus lah
independen, sehingga dalam mengaudit suatu khasus dapat di peroleh hasil yang jujur dan
sebenarnya. Seperti apa hal yang terjadi dalam perusahaan tersebut, sehingga dapat
menimbulkan kepercayaan bagi masyarakat akan hasil dari laporan keuangan yang telah di
audit.
DAFTAR PUSTAKA
http://riscawijaya.blogspot.co.id/2015/12/audit-kasus-petral.html
https://sucirakhmawati.wordpress.com/2015/12/28/kasus-petral/
https://nasional.kompas.com/read/2015/11/26/19273491/Hasil.Audit.Petral.Masuk.Penyelidik
an.KPK
https://ardhimorsse.wordpress.com/2012/05/23/petral-istana-mafia-minyak-anak-perusahaan-
pertamina-yang-bermarkas-disingapura/
http://www.republika.co.id/berita/nasional/umum/12/02/21/lzr4q8-jadi-ajang-korupsi-anak-
pertamina-di-singapura-bakal-dibubarkan
https://ekbis.sindonews.com/read/1060091/34/audit-forensik-temukan-kebocoran-rahasia-
kasus-petral-1447059672
https://annisazuhrotuljannah.wordpress.com/2015/12/28/kasus-petral/