Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH KODE ETIK AUDIT

Disusun Oleh :
Kelompok 2

1. I Gede Yode Aditya R Liliksana C30119104


2. Mohammad Abdillah C30119119
3. Moh. Ardianssah jabbar C30119143
4. Nurkhalida C30119124
5. Faradiba Magfirah C30119080
6. Wulan C30119112

S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS TADULAKO
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-nya sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul KODE ETIK AUDIT ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas dosen pada mataa kuliah Audit-
1. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tetang kode etik audit bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihaak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih jauh daari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

Palu,18 februari 2021

KELOMPOK 2
Daftar isi
Kata pengantar…..................................................................................
Daftar isi….............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang…........................................................................................
1.2 Rumusan masalah…..................................................................................
1.3 Tujuan masalah..........................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian kode Etik Akuntansi.................................................................
2.2 Jenis-jenis profesi Akuntansi......................................................................
2.3 prinsip etika profesi Akuntansi...................................................................
2.4 Garis besar kode etik dan perilaku profesional...........................................
2.5 Standar umum dan prinsip Akuntasi...........................................................
2.6 RUU profesi Akuntansi.............................................................................
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan................................................................................................

Daftar pustaka...................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan

buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan

pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam menjalankan

profesi sebagai seorang akuntan harus dengan sadar menjalankan tugas, hak, kewajiban dan fungsinya.

Namun, menjadi seorang akuntan bukanlah hal yang mudah.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan

dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan profesi yang

bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan atau mengemban profesi tersebut

yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi. Adapun kode

etik yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan akan dibahas dalam makalah ini.

1.2 Rumusan Masalah 

1. Apakah pengertian Kode Etik Akuntan?

2. Apa jenis-jenis profesi akuntan?

3. ApakahPrinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia?

4. Apa Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional ?

5. Apakah aturan Etika dalam Akuntan?

6. Apakah RUU profesi akuntan?


1.3 Tujuan masalah

1. Untuk menjelaskan pengertian Kode Etik Akuntan

2. Untuk menjelaskan jenis-jenis profesi akuntan

3. Untuk menjelaskan Prinsip Etika profesi Ikatan Akuntan Indonesia

4. Untuk mengetahui Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional

5. Untukmenjelaskanaturan Etika dalam Akuntan

6. Untuk menjelaskan RUU akuntan


BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Kode Etik Akuntansi

Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas menyatakan

apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional. Kode etik menyatakan

perbuatan apa yang benar atau salah, perbuatan apa yang harus dilakukan dan apa yang harus dihindari.

Kode Etik Akuntan Indonesia, yaitu norma perilaku etika akuntan di Indonesia dalam memenuhi

tanggung jawab profesinya yang mengatur hubungan antara akuntan publik dengan klien, antara akuntan

publik dengan rekan sejawat dan antara profesi dengan masyarakat. Etika profesi terdiri dari lima dimensi

yaitu kepribadian, kecakapan profesional, tangung jawab, pelaksanaan kode etik, penafsiran dan

penyempurnaan kode etik.

Sedangkan kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam

melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode etik akuntansi dapat

menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas yang

menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi akuntansi dimata

masyarakat.

Kantor AkuntanPublik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi akuntan publik yang memperoleh

izin sesuai dengan peraturan perundangan-undangan yang berusaha di bidang pemberian jasa professional

dalam praktik akuntan public. IAI (IkatanAkuntan Indonesia) adalah wadah organisasi profesi akuntan

Indonesia yang diakui pemerintah.


Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa sebaik-baiknya kepada pemakai atau

nasabahnya. Adanya kode etik akan melindungi perbuatan yang tidak profesional. Tujuan profesi

akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai

tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan publik. Untuk mencapai tujuan tersebut

terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

 Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.

 Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan oleh pemakai jasa Akuntan sebagai

profesional di bidang akuntansi.

 Kualitas Jasa

Terdapat keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar

kinerja tertinggi.

 Kepercayaan

Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang

melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

Dua sasaran pokok dari kode etik yaitu:

1. Kode etik bermaksud melindungi masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik

secara disengaja ataupun tidak disengaja dari kaum profesional,

2. kode etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku buruk orang-orang

yang mengaku diri profesional.


2.2 Jenis-Jenis Profesi Akuntan

1. Akuntan Publik

Akuntan publik merupakan satu-satunya profesi akuntansi yang menyediakan jasa audit yang bersifat

independen, yaitu memberikan jasa untuk memeriksa, menganalisis, kemudian memberikan

pendapat / asersi atas laporan keuangan perusahaan sesuai dengan prinsip akuntansi berterima umum.

2. Akuntan Manajemen

Akuntan manajemen merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di

perusahaan-perusahaan. Akuntan manajemen bertugas untuk membuat laporan keuangan di

perusahaan.

3. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik merupakan sebuah profesi akuntansi yang biasa bertugas atau bekerja di lembaga-

lembaga pendidikan, seperti pada sebuh Universitas, atau lembaga pendidikan lainnya. Akuntan

manajemen bertugas memberikan pengajaran tentang akuntansi pada pihak – pihak yang

membutuhkan.

4. Akuntan Internal

Auditor internal adalah auditor yang bekerja pada suatu perusahaan dan oleh karenanya berstatus

sebagai pegawai pada perusahaan tersebut. Tugas audit yang dilakukannya terutama ditujukan untuk

membantu manajemen perusahaan tempat dimana ia bekerja.

5. Konsultan SIA / SIM

Salah satu profesi atau pekerjaan yang bisa dilakukan oleh akuntan diluar pekerjaan utamanya adalah

memberikan konsultasi mengenai berbagai hal yang berkaitan dengan sistem informasi dalam sebuah
perusahaan. Seorang Konsultan SIA/SIM dituntut harus mampu menguasai sistem teknologi

komputerisasi disamping menguasai ilmu akuntansi yang menjadi makanan sehari-harinya. Biasanya

jasa yang disediakan oleh Konsultan SIA/SIM hanya pihak-pihak tertentu saja yang menggunakan

jasanya ini.

6. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah akuntan profesional yang bekerja di instansi pemerintah yang tugas

pokoknya melakukan pemeriksaan terhadap pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-

unit organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang disajikan oleh unit-unit

organisasi dalam pemerintah atau pertanggungjawaban keuangan yang ditujukan kepada pemerintah.

Meskipun terdapat banyak akuntan yang bekerja di instansi pemerintah, namun umumnya yang

disebut akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja di Badan Pengawas Keuangan dan

Pembagian (BPKP) dan Badan Pemeriksa Keuangan (BAPEKA), dan instansi pajak.

2.3 Prinsip Etika Profesi Ikatan Akuntan Indonesia

Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberi

jasa pofesional oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan aturan

etika disahkan dan hanya mengikat anggota himpunan yang bersangkutan. Interpretasi Aturan Etika

merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh himpunan setelah

memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam

menerapkan aturan etiks, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan penerapannya.

Adapun prinsip-prinsip etika profesi IAI sebagai berikut :


1. Tanggung Jawab Profesi

Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,anggota harus menjalankan

pertimbangan moral dan profesional secara sensitif.

2. Kepentingan Publik

Profesi akuntan memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan

yang terdiri dari klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan

keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara

berjalannya fungsi bisnis secara tertib. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat

pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan tingkat prestasi tertinggi sesuai

dengan persyaratan etika yang diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut.

3. Integritas

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional. Integritas

merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan (benchmark) bagi

anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan seorang anggota untuk,

antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.

4. Obyektivitas

Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota.

Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak

berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, untuk memastikan

bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling

mutakhir.

6. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa

profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan, kecuali

bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

7. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi

tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi.

8. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar

profesional yang relevan.

2.4 Garis Besar Kode Etik Dan Perilaku Professional

1. Kontribusi untuk masyarakat dan kesejahteraan manusia.

Prinsip mengenai kualitas hidup semua orang menegaskan kewajiban untuk melindungi hak asasi

manusia dan menghormati keragaman semua budaya. Sebuah tujuan utama profesional komputasi adalah

untuk meminimalkan konsekuensi negatif dari sistem komputasi, termasuk ancaman terhadap kesehatan

dan keselamatan.
 Hindari menyakiti orang lain.

“Harm” berarti konsekuensi cedera, seperti hilangnya informasi yang tidak diinginkan, kehilangan

harta benda, kerusakan harta benda, atau dampak lingkungan yang tidak diinginkan.

 Bersikap jujur dan dapat dipercaya

Kejujuran merupakan komponen penting dari kepercayaan.Tanpa kepercayaan suatu organisasi tidak

dapat berfungsi secara efektif.

 Bersikap adil dan tidak mendiskriminasi

Nilai-nilai kesetaraan, toleransi, menghormati orang lain, dan prinsip-prinsip keadilan yang sama

dalam mengatur perintah.

 Hak milik yang temasuk hak cipta dan hak paten.

Pelanggaran hak cipta, hak paten, rahasia dagang dan syarat-syarat perjanjian lisensi dilarang oleh

hukum di setiap keadaan.

 Memberikan kredit yang pantas untuk property intelektual.

Komputasi profesional diwajibkan untuk melindungi integritas dari kekayaan intelektual.

 Menghormati privasi orang lain

Komputasi dan teknologi komunikasi memungkinkan pengumpulan dan pertukaran informasi pribadi

pada skala yang belum pernah terjadi sebelumnya dalam sejarah peradaban.
 Kepercayaan

Prinsip kejujuran meluas ke masalah kerahasiaan informasi setiap kali salah satu telah membuat janji

eksplisit untuk menghormati kerahasiaan atau, secara implisit, saat informasi pribadi tidak secara

langsung berkaitan dengan pelaksanaan tugas seseorang.

2.5 Aturan Etika dalam Akuntansi

 Independensi, Integritas, Obyektivitas

a) Independensi

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus selalu mempertahankan sikap mental independen

didalam memberikan jasa profesional sebagaimana diatur dalam standar profesional akuntan publik

yang ditetapkan oleh IAI. Sikap mental independen tersebut harus meliputi independen dalam fakta

(in fact) maupun dalam penampilan (in appearance).

b) Integritas dan Objectivitas

Dalam menjalankan tugasnya, anggota KAP harus mempertahankan integritas dan objektivitas, harus

bebas dari benturan kepentingan (conflict of interst) dan tidak boleh membiarkan faktor salah saji

material (material misstatement) yang diketahuinya atau mengalihkan (mensubordinasikan)

pertimbangannya kepada pihak lain.

 Standar Umum dan Prinsip Akuntansi

1. Standar Umum

a) Kompetensi profesional. Anggota KAP hanya boleh melakukan pemberian

jasa profesional yang secara layak (reasonable) diharapkan dapat diselesaikan dengan kompetensi

profesional.
b) Kecermatan dan keseksamaan profesional. Anggota KAP wajib melakukan

pemberian jasa profesional dengan kecermatan dan keseksamaan profesional.

c) Perencanaan dan supervisi. Anggota KAP wajib merencanakan dan

mensupervisi secara memadai setiap pelaksanaan pemberian jasa profesional.

d) Data relevan yang memadai. Anggota KAP wajib memperoleh data relevan

yang memadai untuk menjadi dasar yang layak bagi simpulan atau rekomendasi sehubungan

dengan pelaksanaan jasa profesionalnya.

2. Prinsip Akuntansi

Anggota KAP tidak diperkenankan:

1. Menyatakan pendapat atau memberikan penegasan bahwa laporan keuangan atau data keuangan

lain suatu entitas disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum atau

2. Menyatakan bahwa ia tidak menemukan perlunya modifikasi material yang harus dilakukan

terhadap laporan atau data tersebut agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku, apabila

laporan tersebut memuat penyimpangan yang berdampak material terhadap laporan atau data

secara keseluruhan dari prinsip-prinsip akuntansi yang ditetapkan oleh badan pengatur standar

yang ditetapkan IAI. Dalam keadaan luar biasa, laporan atau data mungkin memuat

penyimpangan seperti tersebut diatas. Dalam kondisi tersbeut, anggota KAP dapat tetap

mematuhi ketentuan dalam butir ini selama anggota KAP dapat menunjukkan bahwa laporan atau

data akan menyesatkan apabila tidak memuat penyimpangan seperti itu, dengan cara

mengungkapkan penyimpangan dan estimasi dampaknya (bila praktis), serta alasan mengapa

kepatuhan atas prinsip akuntansi yang berlaku umum akan menghasilkan laporan yang

menyesatkan.
 Tanggung Jawab kepada Klien

Informasi Klien yang Rahasia. Anggota KAP tidak diperkenankan mengungkapkan informasi klien

yang rahasia, tanpa persetujuan dari klien. Ketentuan ini tidak dimaksudkan untuk:

a. Membebaskan anggota KAP dari kewajiban profesionalnya sesuai dengan aturan etika

kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.

b. Mempengaruhi kewajiban anggota KAP dengan cara apapun untuk mematuhi peraturan

perundang-undangan yang berlaku seperti panggilan resmi penyidikan pejabat pengusut

atau melarang kepatuhan anggota KAP terhadap ketentuan peraturan yang berlaku.

c. Melarangreview praktik profesional (review mutu) seorang anggota sesuai dengan

kewenangan IAI atau

d. Menghalangi anggota dari pengajuan pengaduan keluhan atau pemberian komentar atas

penyidikan yang dilakukan oleh badan yang dibentuk IAI-KAP dalam rangka penegasan

disiplin anggota.

 Tanggungjawab kepada Rekan Seprofesi

Anggota wajib memelihara citra profesi, dengan tidak melakukan perkataan dan perbuatan

yang dapat merusak reputasi rekan seprofesi.

 Komunikasi Antarakuntan Publik

a. Anggota wajib berkomunikasi tertulis dengan akuntan publik pendahulu bila akan

mengadakan perikatan (engagement) audit menggantikan akuntan publik pendahulu atau

untuk tahun buku yang sama ditunjuk akuntan publik lain dengan jenis dan periode serta

tujuan yang berlainan.


b. Akuntan publik pendahulu wajib menanggapi secara tertulis permintaan komunikasi dari

akuntan pengganti secara memadai.

 Perikatan Atestasi

Akuntan publik tidak diperkenankan mengadakan perikataan atestasi yang jenis atestasi dan

periodenya sama dengan perikatan yang dilakukan oleh akuntan yang lebih dahulu ditunjuk klien,

kecuali apabila perikatan tersebut dilaksanakan untuk memnuhi ketentuan perundang-undangan atau

peraturan yang dibuat oleh badan yang berwenang.

 Tanggungjawab dan Praktik Lain

Perbuatan dan Perkataan yang Mendiskreditkan

a. Anggota tidak diperkenankan melakukan tindakan dan/atau mengucapkan perkataan yang

mencemarkan profesi, Iklan, Promosi, dan Kegiatan Pemasaran lainnya.

b. Anggota dalam menjalankan praktik akuntan publik diperkenankan mencari klien melalui

pemasangan iklan, melakukan promosi pemasaran dan kegiatan pemasaran lainnya sepanjang

tidak merendahkan citra profesi.

2.6 RUU PROFESI AKUNTAN

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)

mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang

mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi

Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar

Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing Standart.

 Aplikasi kode Etik


Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian praktek

audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan, tidak berarti

seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar akuntan, wajib

menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering bersentuhan

dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah. Etika yang dijalankan dengan benar menjadikan

sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.

Sanksi Administratif dalam UU No. 5 tahun 2011 :

1. Rekomendasi untuk melaksanakan kewajiban tertentu, jika AP melakukan pelanggaran ringan

sebagaimana ketentuan Pasal 13,17, 19 ,25,27,32,34,35 UU No. 5 tahun 2011 dan melakukan

pelanggaran terhadap SPAP (Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik yang tidak berpengaruh

terhadap laporan keuangan yang diterbitkan.

2. Sanksi tertulis yang dikenakan pada pelanggaran sedang. AP dan KAP tsb melanggar ketentuan

Pasal 4, 30 ayat (1) huruf a,b,f, Pasal 31 dan melakukan pelanggaran SPAP serta kode etik yang

berpengaruh terhadap laporan yang diterbitkan namun tidak signifikan.

3. Sanksi Pembatasan Pemberian Jasa kepada suatu jenis entitas tertentu, seperti bank, pasar modal

jika AP dan KAP melakukan pelanggaran cukup berat. Pelanggaran yang dimaksud, jika AP dan

KAP melanggar SPAP dan kode etik yang berpengaruh terhadap laporan yang diterbitkan.

4. Jenis sanksi keempat, pembatasan pemberian jasa tertentu. AP atau KAP tersebut tidak

diperbolehkan memberikan jasa tertentu, seperti jasa audit umum atas laporan keuangan selama 24

bulan. Bila dalam kurun waktu 3 tahun melakukan tindakan yang sama, AP dan KAP tsb akan

digolongkan melakukan pelanggaran cukup berat.


5. Sanksi kelima pembekuan ijin. AP atau KAP yang dikenakan sanksi ini jika melakukan

pelanggaran berat berupa pelanggaran ketentuan Pasal 9,28, 29,30, ayat (1) huruf c,e,g,h ,i UU no 5

tahun 2011 tentang Akuntan Publik dan melakukan pelanggaran terhadap SPAP serta kode etik yang

berpengaruh signifikan terhadap laporan keuangan. Sanksi pembekuan izin diberikan paling banyak 2

kali dalam waktu 48 bulan, namun jika masih melakukan hal yang sama maka akan dikenakan sanksi

pelanggaran berat, ijinnya akan dicabut.

6. Jenis sanksi ke enam berupa pencabutan izin jika AP atau KAP melakukan pelanggaran sangat

berat yaitu melanggar Pasal 30 ayat (1) huruf d, j UU Akuntan Publik dan melakukan pelanggaran

SPAP serta kode etik yang berpengaruh sangat signifikan terhadap laporan yang di terbitkan.

Adapun sanksi denda telah berlaku lebih dahulu dengan di keluarkannya PP no 1 tahun 2013 tentan

PNBP (pendapatan Negara bukan pajak) di lingkungan Kementerian Keuangan.


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan

tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi

perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi mempunyai kode etik

masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika profesi tersebut. Pelanggaran

kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak selalu berarti melanggar hukum,

tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode etik dari setiap profesi tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

https://vanesyayulianti.wordpress.com/2014/12/10/kode-etik-akuntansi/

https://cpssoft.com/blog/akuntansi/pengertian-dan-beberapa-etika-profesi-akuntansi/

https://www.academia.edu/35628834/Kode_Etik_Akuntansihttps://accurate.id/akuntansi/berbagai-

jenis-profesi-akuntan-di-indonesia/

http://rahmanarruworlds.blogspot.com/2014/04/ruu-dan-kode-etik-profesi-akuntan-publik.html?

m=1#:~:text=RUU%20tentang%20Akuntan%20Publik%20didasari,sanksi%20adminis tratif%2C

%20dan%20ketentuan%20pidana.

Anda mungkin juga menyukai