Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

PEMERIKSAAN AKUNTANSI I
ETIKA PROFESI AKUNTAN

Dosen Pembimbing:

Abdul Hamid, SE., MM.,Ak,.ACPA.CTA.

Oleh:

KELOMPOK 3 : AK-B ( Reg-Malam )

Daftar Anggota :
1. Berliana Mei Y. (18310139)
2. Maritta Yunanti (18310114)
3. Meiry Dwi Cahya (18310274)
4. Rewinda Lestiya M. (18310388)
5. Siti Arofatul K. (18310258)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI

MAHARDHIKA SURABAYA

2019
KATA PENGANTAR

     Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini yang berjudul “Etika Profesi Akuntan” dapat tersusun hingga
selesai. Adapun salah satu tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk
memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1. Ucapan terima kasih kami
berikan kepada Bapak Abdul Hamid, SE., MM., Ak selaku dosen mata kuliah
Pemeriksaan Akuntansi 1 yang telah memberikan kami kesempatan untuk
menyelesaikan tugas makalah ini. Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak
terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan
sumbangan baik materi maupun pikirannya.

    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk
maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.

    Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih
banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan
saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, Maret 2020

Tim Penulis

Page | i
DAFTAR ISI

Kata pengantar ................................................................................................. i


Daftar Isi........................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
1.1 Latar Belakang .......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................... 4
1.3 Tujuan ........................................................................................................ 4
1.4 Manfaat ...................................................................................................... 4
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntan ....................................................... 6
2.2 Tujuan Etika Profesi Akuntan ............................................................ 7
2.3 Prinsip – Prinsip Etika Profesi Akuntan Berdasarkan Lembaga Akuntansi 8
2.3.1 Etika Profesi Akuntan Menurut AICPA........................................... 8
2.3.2 Etika Profesi Akuntan Menurut IFAC............................................. 9
2.3.3 Etika Profesi Akuntan Menurut IAI............................................... 9
2.4 Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia....................................................... 10
2.5 Kode Etik Teknisi Akuntan..................................................................... .. 13
2.6 RUU dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik.......................................... . 15
BAB III PENUTUP ........................................................................................
3.1 Kesimpulan ................................................................................................ 16
3.2 Saran .......................................................................................................... 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 17

Page | ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting


dalam masyarakat sekarang ini. Terjadinya krisis multidimensi di
Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan perilaku etis
karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan
penting bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang
menyimpang dari hukum.

Sebagai anggota suatu profesi, akuntan juga mempunyai tanggung


jawab untuk menjaga standar perilaku etis tertinggi mereka kepada
organisasi dimana mereka bernaung, profesi mereka, masyarakat dan diri
mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab untuk kompeten dan
menjaga integritas dan obyektif mereka. Kewajiban untuk menjaga standar
perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntunan masyarakat terhadap
peran profesi akuntan, khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat
yang merupakan pengguna jasa profesi membutuhkan seorang akuntan
yang profesional. Label profesional disini mengisyaratkan suatu
kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan
keinginan yang tulus membantu permasalahan yang dihadapi klien
sehingga profesi tersebut dapat menjadi kepercayaan masyarakat.

Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu


kode etik akuntan. Kode etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur
hubungan akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan sejawatnya,
dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono, 2000).

Menurut Mulyadi (2002) etika profesional dikeluarkan oleh


organisasi profesi untuk mengatur perilaku anggotanya dalam
menjalankan profesinya di masyarakat dan etika profesional bagi praktik
akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan oleh

Page | 1
Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan. Dalam
kongresnya tahun 1973 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama
kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan di Indonesia. Kode etik
ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981 dan tahun
1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1990, 1994,
1998.

Dibawah naungan profesi, akuntan memposisikan diri sebagai


penjual jasa, oleh karena itu akuntan diwajibkan mempunyai kepedulian
yang tinggi secara teknis menguasai dan mampu melaksanakan standar
(Kode Etik, SAK, dan SPAP) yang dikeluarkan asosiasi profesi. Standar
tersebut minimal harus dipenuhi oleh setiap anggota profesi karena dengan
standar tersebut akuntan dapat menjaga kemampuan teknis dan
profesionalnya dalam menjual jasanya, seorang akuntan bukan hanya
sekedar ahli tetapi dia harus dapat melaksanakan pekerjaan profesinya
dengan hati-hati atau due professional care dan selalu menjunjung tinggi
standar yang telah ditetapkan.

Sehubungan dengan profesionalisme, maka disyaratkan profesi


akuntan agar berpengetahuan, berkeahlian dan berkarakter. Karakter
menunjukkan nilai-nilai yang dimiliki individu yang diwujudkan dalam
sikap dan tindakan etisnya, sedangkan sikap dan tindakan etis akuntan
akan sangat menentukan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna
jasanya (Dania, 2000). Khomsiyan dan Indrianto (1997) mengungkapkan
bahwa dengan mempertahankan integritas, seorang akuntan harus
bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi, sedangkan dengan
mempertahankan obyektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi
tekanan atau permintaan pihak tertentu atau kepentingan pribadinya.

Kemampuan seorang profesional untuk dapat mengerti dan peka


terhadap persoalan etika diantaranya dipengaruhi oleh pengalaman kerja
(Sularso dan Naim, 1999). Pengalaman kerja dipandang sebagai suatu
faktor penting dalam memprediksi kinerja akuntan publik sehingga

Page | 2
pengalaman kerja dimasukkan sebagai salah satu persyaratan dalam
memperoleh izin menjadi akuntan (SK Menkeu No. 43/KMK. 017/1997).
Menurut Logmann dalam Hartoko dkk (1997: 355), Pengalaman
(experience) merupakan perolehan atau bertambahnya pengetahuan
(knowledge) atau keahlian (skill) yang berasal dari praktik dalam suatu
aktifitas atau melakukan sesuatu untuk jangka waktu yang panjang.

Seorang profesional dalam bidang akuntansi lahir dari lingkungan


pendidikan akuntansi. Aspek pendidikan mempunyai peran yang sangat
besar dalam mencetak profesi akuntan sebagai bibit seorang praktisi yang
akan terjun langsung dalam dunia akuntansi. Lahirnya profesi akuntan
yang dimulai dari seorang mahasiswa akuntansi menjadi seorang akuntan
tidak pernah lepas dari porsi pendidikan yang diterimanya. Dengan
demikian, pendidikan akuntansi dapat diidentikkan sebagai fase awal
dalam praktik akuntansi.

Berdasarkan dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Islahudin


dan Soesi dalam Dewantoro (2004), maka dapat diasumsikan bahwa
seorang mahasiswa akuntansi merupakan cikal-bakal dari profesi akuntan
yang di tuntut untuk memiliki kompetensi dan profesionalisme yang
tinggi, sehingga perlu kiranya untuk mengetahui dan memahami
perkembangan disiplin akuntansi.

Wulandari (2002) menguji perbedaan persepsi akuntan pendidik


dan mahasiswa akuntansi terhadap kode etik Akuntan Indonesia serta
mengungkap kecukupan muatan dalam kurikulum pendidikan tinggi
akuntansi. Hasil penelitian hipotesis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan persepsi yang signifikan, akuntan pendidik memiliki persepsi
yang lebih baik dibandingkan dengan mahasiswa akuntansi. Hasil lainnya
menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan persepsi yang signifikan
antara akuntan pendidik dan akuntan pendidik yang sekaligus praktisi
dimana akuntan pendidik cenderung memiliki persepsi yang lebih baik.
Peneliti menemukan bahwa kurikulum pendidikan akuntansi belum cukup

Page | 3
mampu memberikan bekal etika kepada mahasiswa untuk terjun dalam
dunia kerja walaupun beberapa matakuliah yang diajarkan telah mencakup
muatan etika. Kode etik dilakukan karena profesi akuntan merupakan
profesi yang dalam aktifitasnya tidak terpisahkan dengan aktifitas yang
berhubungan dengan etika sehingga seorang akuntan harus memahami
secara mendalam tentang kode etik yang menjadi standar profesinya.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam penyusunan makalah ini, ada beberapa rumusan masalah yang


akan dibahas. Berikut adalah rumusan masalah yang kami buat sebagai
berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan Etika Profesi Akuntan?


2. Mengapa perlu adanya Etika Profesi Akuntan?
3. Apa sajakah prinsip – prinsip Etika Profesi Akuntan berdasarkan
Lembaga Keuangan?
4. Apa sajakah Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia?
5. Apa sajakah Kode Etik Teknisi Akuntan?
6. Adakah RUU dan Kode Etik Akuntan Publik?

1.3 Tujuan
Melihat dari rumusan masalah diatas maka dapat ditarik beberapa
tujuan diantaranya:
1. Untuk mengetahui Etika Profesi Akuntan
2. Untuk mengetahui adanya Etika Profesi Akuntan?
3. Untuk mengetahui prinsip – prinsip Etika Profesi Akuntan
berdasarkan Lembaga Keuangan
4. Untuk mengetahui Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia
5. Untuk mengetahui Kode Etik Teknisi Akuntan
6. Untuk mengetahui RUU dan Kode Etik Akuntan Publik

1.4 Manfaat

Page | 4
Kegunaan dari makalah ini diharapkan memberikan manfaat bagi
semua dalam dua segi, yaitu secara akademisi dan sosial.
1. Akademisi
a) Untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemeriksaan Akuntansi 1
tentang Etika Profesi Akuntan
b) Untuk menambah wawasan dan ilmu pengetahuan tim penulis
tentang Pengertian Etika Profesi Akuntan

2. Sosial
a) Untuk bisa saling bertukar pikiran dan pendapat dengan teman
tentang Etika Profesi Akuntan
b) Untuk memberikan informasi tentang Etika Profesi Akuntan
c) Untuk bisa saling berdiskusi dan mengasah pikiran dan bisa
menjadi tolak ukur pemikiran seseorang
d) Untuk bisa mengetahui keaktifan dan ketangkasan pemikiran
mahasiswa/i

Page | 5
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntan

Etika (Yunani Kuno: “ethikos“, berarti “timbul dari kebiasaan”)


adalah sebuah sesuatu dimana dan bagaimana cabang utama filsafat
yang mempelajari nilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai
standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan
konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Secara
metodologis, tidak setiap hal menilai perbuatan dapat dikatakan
sebagai etika. Etika memerlukan sikap kritis, metodis, dan sistematis
dalam melakukan refleksi. Karena itulah Etika adalah serangkaian
konsep mengenai nilai baik dan buruk yang menjadi panduan manusia
dalam menjalani hidup. Dengan mengikuti etika yang berlaku,
diharapkan manusia terhindar dari hal buruk yang dapat merugikan diri
sendiri maupun orang lain. Akan tetapi berbeda dengan ilmu-ilmu lain
yang meneliti juga tingkah laku manusia, etika memiliki sudut
pandang normatif. Maksudnya etika melihat dari sudut baik dan buruk
terhadap perbuatan manusia.

Etika Profesi Akuntansi yaitu suatu ilmu yang membahas perilaku


perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan
penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.
Akuntan adalah sebutan bagi seseorang yang telah memegang gelar
sarjana akuntansi dan telah menyelesaikan studi dari Pendidikan
Profesi Akuntansi (PPAk). Akuntan juga dikenal sebagai seseorang
yang bertugas menganalisa informasi keuangan dan mempersiapkan
laporan keuangan. Laporan tersebut berfungsi untuk menentukan atau
mempertahankan arsip aset, kewajiban, keuntungan dan kerugian,
kewajiban pajak, atau kegiatan keuangan lainnya dalam suatu
organisasi.

Page | 6
Menurut Billy, Perkembangan Profesi Akuntan terbagi menjadi
empat fase yaitu :
1. Pra Revolusi Industri
2. Masa Revolusi Industri tahun 1900
3. Tahun 1900 – 1930
4. Tahun 1930 – sekarang

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral


yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam bentuk aturan khusus
yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang mengembangkan
profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam
menjalankan atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut
sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap profesi.
Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa etika profesional juga
berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan
pola etika yang diharapkan untuk profesi tertentu. Setiap profesi yang
memberikan pelayanan jasa pada masyarakat harus memiliki kode etik
yang merupakan seperangkat moral-moral dan mengatur tentang etika
professional (Agnes, 1996). Pihak-pihak yang berkepentingan dalam
etika profesi adalah akuntan publik, penyedia informasi akuntansi dan
mahasiswa akuntansi (Suhardjo dan Mardiasmo, 2002).

Di dalam kode etik terdapat muatan-muatan etika yang pada


dasarnya untuk melindungi kepentingan masyarakat yang
menggunakan jasa profesi. Terdapat dua sasaran pokok dalam dua
kode etik ini yaitu Pertama, kode etik bermaksud melindungi
masyarakat dari kemungkinan dirugikan oleh kelalaian baik secara
disengaja maupun tidak disengaja oleh kaum profesional. Kedua, kode
etik bertujuan melindungi keseluruhan profesi tersebut dari perilaku-
perilaku buruk orang tertentu yang mengaku dirinya profesional
(Keraf,1998). Tujuan kode etik agar profesional memberikan jasa
sebaik-baiknya kepada pemakai atau nasabahnya. Adanya kode etik
akan melindungi perbuatan yang tidak profesional.

2.2 Tujuan Etika Profesi Akuntan

Page | 7
Secara garis besar, seperti etika profesi lainnya, etika profesi
akuntan bertujuan agar pengemban profesi tersebut dapat menjalankan
tugasnya dengan baik. Namun menjalankan tugas dengan baik tidak
semudah yang diucapkan, karena akuntansi termasuk bidang yang
berperan penting di dunia ini. Akuntansi berhubungan erat dengan
perhitungan keuangan. Hal yang sangat vital sekaligus rawan
terjadinya penyimpangan.

Akuntansi akan sangat berguna dalam melaporkan dan mengatur


keuangan sebuah perusahaan, sehingga dapat membantu kinerja
perusahaan tersebut. Namun penerapan kuntansi yang menyimpang
bisa mengarah pad perbuatan kriminal, seperti penggelapan uang dan
rekayasa dana perusahaan. Tindak korupsi yang merugikan perusahaan
atau bahkan negara adalah salah satu contoh penerapan akuntansi yang
disalahgunakan.

Untuk menghindari terjadinya hal-hal tersebut, etika profesi


akuntan perlu dipatuhi dan dijalankan dengan baik. Etika profesi
akuntan menjadi guideline yang menaungi para pengemban profesi
akuntan agar tetap berada dalam jalur yang seharusnya. Karena pada
dasarnya semua ilmu dibuat untuk tujuan yang baik guna memudahkan
dan memajukan peradaban manusia termasuk juga ilmu akuntansi.

2.3 Prinsip – Prinsip Etika Profesi Akuntan Berdasarkan Lembaga


Akuntan
Terdapat beberapa lembaga yang menerapkan prinsip-prinsip
dalam etika profesi akuntan, baik dalam skala nasional maupun global.
Berikut adalah prinsip etika menurut tiga lembaga akuntan yang
diterapkan dalam profesi akuntan, antara lain :
2.3.1 Etika Profesi Akuntan Menurut AICPA

American Institue of Certified Public Accountants (AICPA) adalah


organisasi yang menetapkan standar profesi dan audit dalam profesi
akuntan, terutama akuntan publik. Kode etik profesi akuntan yang

Page | 8
ditetapkan AICPA disebut dengan Code of Professional Conduct, yang
terdiri dari :

1. Responsibility, yaitu tanggung jawab dalam menjalankan


profesi akuntan dan menjaga kepercayaan publik.
2. The Public Interest, yaitu pemberikan kontribusi yang positif
untuk kepentingan publik.
3. Integrity, yaitu seorang akuntan harus menjalankan tugas
dengan integritas tinggi.
4. Objecivity and Independence, yaitu menjaga objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan pihak tertentu.
5. Due Care, yaitu mengikuti standar etika dan teknis profesi
akuntan serta profesional dalam menjalankan tugas profesi.

2.3.2 Etika Profesi Akuntan Menurut IFAC

International Federation of Accountants (IFAC) merupakan


organisasi profesi akuntan yang berada pada tingkat internasional
dengan 127 negara anggota, termasuk Indonesia.Sejak didirikan di
tahun 1977, IFAC memiliki peranan besar dalam pengembangan dan
penguatan profesi akuntan global. Etika profesi akuntan yang dibuat
IFAC dinamai dengan Code of Ethics, yang terdiri dari:

a. Bagian A, memuat prinsip dasar etika profesi akuntan yang


terdiri dari integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-
hatian, kerahasiaan, serta perilaku profesional.
b. Bagian B, yang memuat penerapan prinsip dan kerangka kerja
profesi akuntan dalam ranah publik secara profesional.
c. Bagian C, yang memuat penerapan prinsip dan kerangka kerja
profesi akuntan dalam ranah bisnis.

2.3.3 Etika Profesi Akuntan Menurut IAI

Page | 9
Prinsip terakhir bersumber dari Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
merupakan organisasi yang menjadi wadah untuk berkumpulnya para
pengemban profesi akuntan di Indonesia.Seluruh profesi akuntan dapat
menjadi anggota IAI, mulai dari akuntan publik, akuntan manajemen,
akuntan pendidik, akuntan pajak, dan lain sebagainya. Etika profesi
akuntan dituangkan dalam Kode Etik IAI, yang terdiri dari:

• Prinsip Etika : Mencakup tanggung jawab, kepentingan umum,


integritas, objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian,
kerahasiaan, perilaku profesional, dan standar teknis.

• Aturan Etika : Mencakup independensi, integritas, dan


objektivitas; standar umum dan prinsip akuntansi; tanggung
jawab kepada klien; tanggung jawab terhadap rekan se-profesi;
tanggung jawab dalam praktik lain.

• Interpretasi Etika : Standar penerapannya dapat berbeda-beda


tergantung pada komunitas sosial dan budaya yang berlaku di
dalamnya.

2.4 Kode Etik Profesi Akuntan Indonesia

Akuntan tidak independen bila selama periode audit dan periode


penugasan profesionalnya, baik akuntan, Kantor Akuntan Publik
(KAP), maupun orang dalam KAP memberikan jasa-jasa nonaudit.

Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan


tanggung jawab untuk kepentingan publik. Oleh karena itu tanggung
jawab akuntan profesional bukan semata-mata untuk memenuhi
kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk kepentingan
publik yang ahrus menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.

Oleh karena itu seorang akuntan profesional harus mematuhi


prinsip-prinsip fundamental etika akuntan atau kode etik akuntan yang
meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dalam Ludigdo, 2007).
Kedelapan butir pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang
seharusnya dimiliki oleh seorang akuntan, yaitu :

2.4.1 Tanggung Jawab Profesi

Page | 10
Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional,
setiap anggota harus senantiasa menggunakan pertimbangan moral dan
profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya. Anggota juga
harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama
anggota untuk mengembangkan profesi akuntansi, memelihara
kepercayaan masyarakat dan menjalankan tanggung jawab profesi
dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota
diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

2.4.2 Kepentingan Publik

Dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien, pemberi
kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan
keuangan, dan pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan
integritas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis secara
tertib. Kepentingan utama profesi akuntan adalah untuk membuat
pemakai jasa akuntan paham bahwa jasa akuntan dilakukan dengan
tingkat prestasi tertinggi sesuai dengan persyaratan etika yang
diperlukan untuk mencapai tingkat prestasi tersebut. Dan semua
anggota mengikat dirinya untuk menghormati kepercayaan publik. Atas
kepercayaan yang diberikan publik kepadanya, anggota harus
menunjukkan dedikasi untuk mencapai profesionalisme yang tinggi.
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin.

2.4.3 Integritas

Integritas mengharuskan seorang anggota untuk bersikap jujur dan


berterus terang tanpa harus mengorbankan rahasia penerima jasa.
Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh
keuntungan pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak

Page | 11
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak menerima
kecurangan atau peniadaan prinsip.

2.4.4 Obyektivitas

Obyektivitas adalah suatu kualitas yang memberikan nilai atas jasa


yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota
bersikap adil, tidak memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka
atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan atau dibawah pengaruh
pihak lain. Anggota dalam praktek publik memberikan jasa atestasi,
perpajakan, serta konsultasi manajemen. Anggota yang lain menyiapkan
laporan keuangan sebagai seorang bawahan, melakukan jasa audit internal
dan bekerja dalam kapasitas keuangan dan manajemennya di industri,
pendidikan, dan pemerintah. Mereka juga mendidik dan melatih orang-
orang yang ingin masuk kedalam profesi. Apapun jasa dan kapasitasnya,
anggota harus melindungi integritas pekerjaannya dan memelihara
obyektivitas.

2.4.5 Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan


berhati-hati, kompetensi dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk
mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan. Kompetensi menunjukkan
terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat pemahaman dan
pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan
jasa dengan kemudahan dan kecerdikan. Dalam hal penugasan profesional
melebihi kompetensi anggota atau perusahaan, anggota wajib melakukan
konsultasi atau menyerahkan klien kepada pihak lain yang lebih kompeten.
Setiap anggota bertanggung jawab untuk menentukan kompetensi masing
masing atau menilai apakah pendidikan, pedoman dan pertimbangan yang
diperlukan memadai untuk bertanggung jawab yang harus dipenuhinya.

Page | 12
2.4.6 Kerahasiaan

Setiap Anggota mempunyai kewajiban untuk menghormati


kerahasiaan informasi tentang klien atau pemberi kerja yang diperoleh
melalui jasa profesional yang diberikannya, anggota bisa saja
mengungkapkan kerahasiaan bila ada hak atau kewajiban professional atau
hukum yang mengungkapkannya. Kewajiban kerahasiaan berlanjut bahkan
setelah hubungan antar anggota dan klien atau pemberi jasa berakhir.

2.4.7 Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi


profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan
tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain,
staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

2.4.8 Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai


dengan standar teknis dan standar profesional yang relevan. Sesuai dengan
keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai kewajiban untuk
melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut
sejalan dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan
standar professional yang harus ditaati anggota adalah standar yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional Federation of
Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang
relevan.

2.5 Kode Etik Teknisi Akuntan

Page | 13
Kode Etik Teknisi Akuntansi Indonesia dimaksudkan sebagai
panduan dan aturan bagi seluruh anggota yang bekerja di lingkungan dunia
usaha, pada instansi pemerintah maupun di lingkungan dunia pendidikan
dalam pemenuhan tanggungjawab profesionalnya.
Tujuan profesi teknisi akuntansi adalah memenuhi tanggung-
jawabnya dengan standar profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat
kinerja tertinggi, dengan orientasi pada kepentingan public. Untuk
mencapai tujuan tersebut terdapat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:
1. Profesionalisme. Diperlakukan individu yang dengan jelas dapat
identifikasikan oleh pemakai jasa teknisi akuntansi sebagai
professional di bidang akuntansi.
2. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang
diperoleh dari teknisi akuntansiikan pada standar kinerja tertinggi.
3. Kepercayaan. Pemakai jasa teknisi akuntansi harus dapat merasa
yakin bahwa terdapat kerangka etika profesional yang melandasi
pemberian jasa oleh teknisi akuntansi.

Kode Etik Teknisi Akuntansi terdiri dari tiga bagian:


1. Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi
Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberi jasa pofesional
oleh anggota. Prinsip Etika disahkan dan berlaku bagi seluruh
anggota.
2. Aturan Etika. Aturan Etika disahkan dan hanya mengikat anggota
Himpunan yang bersangkutan.
3. Interpretasi Aturan Etika. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan
pihak-pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam
menerapkan Aturan Etiks, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya. 
4. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai
sebagai Interprestasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya

Page | 14
aturan dan interprestasi baru untuk menggantikannya. Kepatuhan
terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam
masyarakat terbuka, tergantung terutama sekali pada pemahaman
dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu, kepatuhan anggota
juga ditentukan oleh adannya pemaksaan oleh sesama anggota dan
oleh opini publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme
pemerosesan pelanggaran Kode Etik oleh organisasi, apabila
diperlukan, terhadap anggota yang tidak mentaatinya.
5. Jika perlu, anggota juga harus memperhatikan standar etik yang
ditetapkan oleh badan pemerintah yang mengatur bisnis klien atau
menggunakan laporan untuk mengevaluasi kepatuhan klien
terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2.6 RUU dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik

Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik,


Departemen Keuangan (DepKeu) mempunyai aturan sendiri yaitu
Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang mewajibkan
akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP
(Standar Profesi Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik
diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan standar Internasional.
Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing
Standart.

UU tentang Akuntan Publik didasari pertimbangan untuk


profesionalisme dan integritas profesi akuntan publik. RUU Akuntan
Publik terdiri atas 16 Bab dan 60 Pasal , dengan pokok-pokok mencakup
lingkungan jasa akuntan publik, perijinan akuntan publik, sanksi
administratif, dan ketentuan pidana.

Page | 15
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Profesi akuntansi merupakan semua bidang pekerjaan


yangmenggunakan keahlian di bidang akuntansi, termasuk bidang
pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan
industri,keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan
akuntan sebagai pendidik. Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah
lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai akuntan publik
yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan
manajemen.
Dalam menjalankan profesinya sebagai akuntan, seorang akuntan
wajib mematuhi etika profesinya. Dalam etika profesi, sebuah profesi
memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya dituangkan dalam
bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan
main dalam menjalankan atau mengemban profesinya yang biasanya
disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan ditaati oleh setiap
profesi.

Kode etik akuntan dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi


seluruh anggota, baik yang berpraktek sebagai auditor, bekerja di
lingkungan usaha,pada instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia
pendidikan. Lembaga yang menaungi profesi akuntan di Indonesia adalah
Ikatan Akuntan Indonesia(IAI).

3.2 Saran
Harapan besar kami pada orang-orang yang membaca makalah ini,
semoga bisa dijadikan sebagai sumber referensi utama maupun tambahan.
Dan semoga dengan adanya pengetahuan dari makalah ini dapat
meningkatkan kualitas kerja dimasa yang akan datang untuk bisa berkerja
dan menghasilkan karya ilmiah ataupun makalah yang berkualitas dan
mempunyai dasar nilai dan pengetahuan yang tinggi.

Page | 16
DAFTAR KEPUSTAKAAN

https://www.simulasikredit.com/apa-itu-etika-profesi-akuntan/

https://kinantiarin.wordpress.com/etika-profesi-akuntan/

http://makalah-telo.blogspot.com/2016/07/makalah-etika-profesi-akuntansi.html

https://www.dpr.go.id/dokjdih/document/uu/UU_2011_5.pdf

Page | 17

Anda mungkin juga menyukai