Anda di halaman 1dari 26

17

BAB III
METODE HARGA POKOK PESANAN

Metode harga pokok pesanan merupakan metode perhitungan harga pokok


setelah produk selesai dikerjakan. Pengumpulan biaya harga pokok tersebut untuk
setiap jenis produk dicatat dalan kartu harga pokok pesanan.
Pembahasan pada bab ini terdiri atas beberapa bahasan yaitu :
1. Pengertian, tujuan, dan karakteristik harga pokok pesanan.
2. Akuntansi biaya bahan baku
3. Akuntansi biaya tenaga kerja
4. Akuntansi biaya overhed pabrik
5. Akuntasi produk jadi dan produk dalam proses akhir
6. Akuntasi penjulan dan penyerahan produk jadi kepada pemesan
7. Kartu harga pokok pesanan

2.1 Pengertian, Tujuan, dan Karakteristik Harga Pokok Pesanan.


Metode harga pokok pesanan adalah suatu cara menghitung/mengumpulkan biaya
produksi untuk pesanan tertentu. Harga pokok persatuan produk yang dihasilkan
dihitung dengan cara membagi total biaya produksi untuk pesanan tersebut dengan
jumlah satuan produk dalam pesanan yang bersangkutan.

Tujuan pengumpulan biaya dalam metode harga pokok pesanan adalah untuk
mengetahui harga pokok pesanan setiap produk jadi yang dipesan dan diserahkan ke
pemesan yang bersangkutan.

Karakteristik perusahaan yang bekerja berdasarkan pesanan.


1. Proses pengolahan produk terjadi secara terputus-putus, jika pesanan yang
satu selesai dikerjakan , proses produksi dihentikan dan mulai dengan pesanan
berikutnya.
2. Produk dikerjakan sesuai dengan sprsifikasi yang ditentukan oleh pemesan,
karena antara pemesan yang satu dengan yang lainnya mempunyai variasi
yang berbeda-beda.
3. Produksi ditujukan untuk memenuhi pesanan,bukan untuk memenuhi sediaan
gudang.

3.2 Akuntansi Biaya Bahan Baku


Akuntansi biaya bahan baku dan supplies meliputi proses pembelian dan
pemakaian yaitu :

1. Pembelian bahan baku dan supplies


Sediaan bahan baku xx
Sediaan supplies xx
Hutang dagang/kas xx
18

2. Pengembalian ( Return ) bahan baku dan supplies yang dibeli


Hutang dagang xx
Sediaan bahan baku xx
Sediaan supplies xx
Apabila bahan baku dan supplies yang dikembalikan sudah dibayar maka
akun yang di debit kas atau piutang dagang.

3. Potongan pembelian ( Tunai ) atas pembelian bahan baku


Hutang dagang xx
Potongan pembelian xx

4. Pemakaian bahan baku dan supplies


Barang dalam proses biaya bahan baku xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Sediaan bahan baku xx
Sediaan supplies xx

5. Pengembalian bahan baku dari pabrik ke gudang bahan baku


Sediaan bahan baku xx
Barang dalam proses biaya bahan baku xx

3.3 Akuntansi Biaya Tenaga Kerja


Dalam perhitungan gaji dan upah ada dua aktivitas yang perlu diperhatikan yaitu
1. Pengumpulan data gaji dan upah, perhitungan gaji bersih, perhitungan pajak
penghasilan karyawan ( PPh pasal 21 ) dan potongan lainnya, dan pembayaran
gaji dan upah
2. Pendistribusian dan alokasi gaji dan upah ke masing-masing pekerjaan,
departemen, dan klasifikasi biaya yang lainnya.
Jurnal untuk mencatat gaji dan upah, baik untuk karyawan tetap maupun
karyawan berdasarkan waktu kerja atau kesatuan hasil adalah sebagai berikut :

1. Saat diperhitungkan gaji dan upah


Gaji dah upah xx
Hutang gaji dan upah xx
Hutang PPh pasal 21 xx
Hutang dana pensiun xx
Hutang THT xx
Hutang Astek xx
Piutang Karyawan xx
19

2. Saat pembayaran gaji dan upah dan potongan


Hutang gaji dan upah xx
Hutang PPh pasal 21 xx
Hutang dana pensiun xx
Hutang THT xx
Hutang Astek xx
Kas xx

3. Saat pendistribusian gaji dan upah


Barang dalam proses BTKL xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Biaya pemasaran xx
Biaya administrasi dan umum xx
Gaji dan upah xx

Contoh daftar gaji dan upah (dalam ribuan rupiah)

Tabel 3.1
Daftar gaji dan upah
Gaji Potongan Jumlah Gaji/upah
Gaji danUpah Kotor Potongan bersih
PPh Astek THT pinjaman

Upah langsung 10.000 500 50 50 100 700 9.300


Upah tak Ls. 2.000 100 20 20 60 200 1.800
Bgn. Pemasaran 4.000 200 40 40 70 350 3.650
Bgn. Adminis-
Si dan umum 5.000 250 50 50 50 400 4.600

Jumlah 21.000 1.050 160 160 280 1.650 19.350

1. Saat perhitungan gaji dan upah


Gaji dan upah Rp. 21.000
Hutang PPh Rp. 1.050
Hutang Astek Rp. 160
Hutang THT Rp. 160
Piutang karyawan Rp. 280
Hutang gaji dan upah Rp. 19.350

2. Saat pembayaran gaji dan upah serta potongan


Hutang PPh Rp. 1.050
Hutang Astek Rp. 160
Hutang THT Rp. 160
Hutang gaji dan upah Rp. 19.350
Kas Rp. 20.720
20

3. Saat pendistribusian gaji dan upah


BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 10.000
BOP sesungguhnya Rp 2.000
Biaya pemasaran Rp. 4.000
Biaya administrasi dan umum Rp. 5.000
Gaji dan upah Rp.21.000

Pajak penghasilan karyawan ditanggung oleh perusahaan


Jika pajak penghasilan ditanggung oleh perusahaan, maka penghasilan karyawan
akan bertambah sebesar PPh yang ditanggung perusahaan. PPh yang ditanggung
perusahaan dalam pembebanannya gaji dan upah diperlakukan sebagai berikut:
1. PPh karyawan dari tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tak langsung
diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik
2. PPh karyawan pegawai pemasaran dan administrasi diperlakukan sebagai
biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.

1. Saat perhitungan gaji dan upah


Gaji dan upah Rp. 22.050
Hutang PPh Rp. 1.050
Hutang Astek Rp. 160
Hutang THT Rp. 160
Piutang karyawan Rp. 280
Hutang gaji dan upah Rp. 20.400

2. Saat pembayaran gaji dan upah dan potongan


Hutang PPh Rp. 1.050
Hutang Astek Rp. 160
Hutang THT Rp. 160
Hutang gaji dan upah Rp. 20.400
Kas Rp. 21.770

3. Saat pendistribusian gaji dan upah


BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 21.000
BOP sesungguhnya 2.600
Biaya pemasaran Rp. 4.200
Biaya administrasi dan umum Rp. 5.250
Gaji dan upah Rp. 22.050

3.4 Akuntansi Biaya Overhead Pabrik


Biaya Overhead pabrik merupakan biaya yang paling komplek, karena biaya
ini baru bisa diketahui pada akhir periode, yang waktunya cukup lama setelah produk
tersebut diselesaikan. Oleh karena itu sulit untuk membebankan biaya tersebut
berdasarkan biaya sesungguhnya. Untuk tidak mengabaikan masalah pengendalian,
21

dan untuk lebih cepat melakukan perhitungan harga pokok produksi, maka biasanya
biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan di muka. Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut :

B
T =
K

Di mana:
T = Tarif biaya overhead pabrik
B = Budget biaya overhead pabrik pereiode tertentu
K= Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan
Dasar pembebanan yang digunakan bisa juga dipakai satuan produk yang
dihasilkan, biaya bahan baku, upah langsung, jam kerja langsung, dan jam kerja
mesin. Pemilihan dasar pembebanan ini bukan suatu hal yang mudah , hal ini
tergantung pada keterkaitan biaya overhead pabrik tersebut dengan aktivitas yang
dibiayai. Jika terjadinya biaya oberhead pabrik tersebut lebih banyak disebabkan oleh
pemakaian bahan baku, maka dasar pembebannannya menggunakan biaya bahan
baku langsung. Sedangkan jika terjadinya biaya overhead pabrik tersebut lebih
banyak disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung, maka sebagai dasar
pembebanannya digunakan jam kerja langsung.
Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya
overhead pabrik selanjutnya sebagai berikut :
1. Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik xx
Biaya overhead pabrik dibebankan xx

2. Prosedur akuntansi pengumpulan biaya overhead pabrik sesungguhnya.


Biaya overhead pabrik yang sesungguhnya terjadi dalam periode yang
bersangkutan akan ditampung dalam akun biaya overhead pabrik
sesungguhnya dan dimasukkan ke dalam kartu pembantu biaya overhead
pabrik. Adapun jurnal untuk mencatat BOP sesungguhnya yang terjadi
adalah:
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Berbagai rekening yang di kredit xx
Berbagai rekening yang di kredit dapat berupa akun :
a. Sediaan supplies
b. Gaji dan upah
c. Hutang PPh pasal 21,
d. Akumulasi penyusutan
e. Persekot
f. Hutang biaya
g. Kas
22

3. Prosedur akuntansi perhitungan dan perlakuan selisih biaya overhead


pabrik
Pada akhir periode akuntansi akan dihitung besarnya selisih biaya
overhead pabrik yang sesungguhnya dengan biaya overhead yang
dibebankan kepada pesanan. Adapun jurnal yang dibuat adalah:
a. Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik dibebankan ke biaya
overhead pabrik sesungguhnya
Biaya overhead pabrik dibebankan xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx

b. Jurnal untuk menutup biaya overhead pabrik sesungguhnya dan


menghitung selisih. Jika biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih besar
dari biaya overhead pabrik yang dibebankan ( selisih rugi ).
Selisih biaya overhead pabrik xx
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx

Jika biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari biaya overhead
pabrik yang dibebankan ( selisih laba )
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Selisih biaya overhead pabrik xx

4. Jurnal untuk menutup selisih biaya overhead pabrik bisa dibebankan ke


akun laba-rugi atau harga pokok penjualan.
a. Jika selisihnya menguntungkan, maka jurnalnya :
Selisih biaya overhead pabrik xx
Laba-rugi/ harga pokok penjualan xx

b. Jika selisihnya rugi, maka jurnalnya :


Laba-rugi/ harga pokok penjualan xx
Selisih biaya overhead pabrik xx

3.5 Prosedur Akuntansi Produk Jadi dan Produk Dalam Proses


Akhir
Setelah pesanan selesai dikerjakan dan dipindahkan ke gudang oleh bagian
produksi. Harga pokok pesanan yang telah selesai diproduksi tersebut dapat dihitung
dari informasi biaya yang telah dikumpulkan dalam kartu harga pokok pesanan yang
bersangkutan dan dicatat dalam akun sediaan produk jadi. Atas dasar dokumen bukti
pemindahan produk jadi , maka jurnal yang harus dibuat adalah :
Sediaan produk jadi xx
Barang dalam proses biaya bahan baku xx
Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung xx
Barang dalam proses biaya overhead pabrik xx
23

Sedangkan apabila akhir periode masih ada pesanan dalam proses, maka kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan dicatat dalam akun sediaan barang dalam proses .
Untuk sediaan barang dalam proses ini dibuat jurnal:
Sediaan barang dalam proses xx
Barang dalam proses biaya bahan baku xx
Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung xx
Barang dalam proses biaya overhead pabrik xx

3.6 Prosedur Akuntansi Penjualan atau Penyerahan Produk


Kepada Pemesan
Penjualan/penyerahan produk jadi kepada pemesan dicatat dalam akun penjualan
sebesar nilai jualnya , sedangkan sediaan produk jadi dicatat sebesar harga
pokoknya. Adapun jurnal yang harus dibuat adalah:

Piutang dagang xx
Kas xx
Penjualan xx

Harga pokok penjualan xx


Sediaan produk jadi xx

3.7 Kartu Harga Pokok Pesanan


Dalam metode harga pokok pesanan, kartu harga pokok mempunyai peran yang
sangan penting, karena dalam kartu harga pokok itulah dicatat biaya produksi setiap
pesanan secara rinci. Oleh karena itu, kartu harga pokok berfungsi sebagai akun
pembantu.
24

Contoh kartu harga pokok pesanan

PT Yuditia
Denpasar
KARTU HARGA POKOK PESANAN

No. pesanan : Pemesan :


Jenis produksi : Sifat pesanan :
Tgl. Pemesanan : Jumlah :
Tgl. Selesai : Harga Jual :
Biaya Bahan Baku Biaya Tenaga Kerja Biaya Overhead Pabrik
Tgl No Ket Juml. Tgl. No Ket Juml Tgl No Ket Juml.

Gambar 3.1 Contoh kartu harga pokok pesanan

Contoh Soal
PT Yudianti berusaha dalam bidang mebel dan memproduksi alat-alat rumah
tangga dan perkantoran berdasarkan pesanan. Pada bulan januari 2004 mendapat
pesanan dari Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati yaitu 600 unit bangku belajar
beserta tempat duduknya, untuk memproduksi tersebut diperlukan bahan baku dan
biaya penyelesaiannya sebagai berikut:
1. Pembelian bahan baku kayu seharga Rp. 20.000.000,00
PPN 2.000.000,00
Dibayar per kas Rp. 22.000.000,00
2. Pembelian secara tunai bahan penolong, paku, dempul, amplas,dan politur
seharga Rp.4.000.000,00
3. Daftar gaji dan upah yang terjadi dan dibayar kepada karyawan yaitu:
a. Tenaga kerja langsung Rp. 9.500.000,00
b. Tenaga kerja tak langsung Rp. 2.000.000,00
c. Gaji karyawan bagian administrasi dan pemasaranRp. 4.500.000,00
Total gaji dan upah Rp.16.000.000,00
PPh Pasal 21 800.000,00
Gaji bersih yang dibayar Rp.15.200.000,00
4. Penyusutan dan beban pemeliharaan aktiva tetap selama bulan januari 2004:
Penyusutan mesin Rp. 500.000,00
Penyusutan gedung 200.000,00
Penyusutan peralatan produksi 100.000,00
25

Beban pemeliharaan mesin 75.000,00


Beban pemeliharaan gedung 50.000,00
Beban pemeliharaan peralatan 25.000,00
Beban pemeliharaan dibayar secara tunai
5. Biaya overhead pabrik lainnya yang masih harus dibayar Rp. 150.000,00

Berdasarkan data di atas buatlah :


a. Buatlah jurnal mulai dari pembelian bahan sampai penyerahan produk jadi
kepada pemesan , dimana harga jual per unit Rp. 80.000,00 , untuk itu
diterima cek senilai Rp. 25.000.000,00 dan selebihnya difakturkan dengan
syarat 2/15 – n/30
b. Kartu harga pokok pesanan , jika biaya overhead pabrik yang dibebankan 75%
dari biaya tenaga kerja langsung

Jawab : a. jurnal

1. Pembelian bahan baku


Sediaan bahan baku Rp. 20.000.000
PPN 2.000.000
Kas Rp. 22.000.000.

2. Pemakaian bahan baku


BDP biaya bahan baku Rp. 20.000.000
Sediaan bahan baku Rp. 20.000.000

3. Pembelian bahan penolong, paku,


dempul, dan politur
Sediaan bahan penolong Rp. 4.000.000
Kas Rp. 4.000.000

4. Pemakaian bahan penolong


BOP sesungguhnya Rp. 4.000.000
Sediaan bahan penolong Rp. 4.000.000

5. Perhitungan gaji dan upah


Gaji dan upah Rp. 16.000.000
Hutang gaji dan upah Rp. 15.200.000
Hutang PPh pasal 21 Rp. 800.000

6. Pembayaran gaji dan upah, dan PPh


Hutang gaji dan upah Rp. 15.200.000
Hutang PPh pasal 21 800.000
Kas Rp. 16.000.000

6. Pendistribusian gaji dan upah


26

BDP BTKL Rp. 9.500.000


BOP sesungguhnya 2.000.000
Beban administrasi dan umum 4.500.000
Gaji dan upah Rp. 16.000.000

7. Penyusutan dan beban pemeliharaan aktiva tetap.


BOP sesungguhnya Rp. 950.000
Akumulasi Penyusutan mesin Rp. 500.000
Akumulasi penyusutan gedung Rp. 200.000
Akumulasi penyusutan peralatan Rp. 100.000
Kas Rp. 150.000

8. Biaya overhead lainnya yang belum dibayar


BOP sesungguhnya Rp. 150.000
Hutang biaya Rp. 150.000

9. Pembebanan biaya overhead pabrik


BDP biaya overhead pabrik Rp. 7.125.000
BOP yang dibebankan Rp. 7.125.000
( 75% x Rp. 9.500.000 )

10. Penutupan biaya overhead pabrik yang dibebankan


BOP yang dibebankan Rp. 7.125.000
BOP sesungguhnya Rp. 7.125.000

BOP sesungguhnya Rp. 25.000


Selisih BOP Rp. 25.000

BOPsesungguhnya 4.000.000+2.000.000+950.000+150.000 = 7.100.000


BOP yang dibebankan = 7.125.000
Selisih BOP = 25.000

11. Penyerahan produk jadi ke gudang


Sediaan produk jadi Rp. 36.625.000
BDP biaya bahan baku Rp.20.000.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 9.500.000
BDP biaya overhead pabrik Rp. 7.125.000

12. Penjualan/penyerahan produk jadi kepada pemesan


Kas Rp. 25.000.000
Pitang dagang Rp. 23.000.000
Penjualan Rp.48.000.000
Penjualan ( 600 x Rp. 80.000 = Rp.48.000.000 )
27

Harga pokok penjualan Rp.36.625.000


Sediaan produk jadi Rp.36.625.000

13. Menutup akun penjualan dan biaya


Selisih BOP Rp. 25.000
Harga pokok pnjualan Rp. 25.000

Penjualan Rp.48.000.000
Ikthisar L/R Rp.48.000.000

Ikthisar L/R Rp.41.100.000


Harga pkoko penjualan Rp.36.600.000
Beban administrasi dan umum Rp. 4.500.000

b. Kartu harga pokok pesanan

PT Yuditia
Denpasar
KARTU HARGA POKOK PESANAN

No. pesanan : 001 Pemesan : PR. Saraswati Dps


Jenis produksi : Bangku belajar Sifat pesanan : Segera
Tgl. Pemesanan : 1 januari 2004 Jumlah : 600 unit
Tgl. Selesai : 31 januari 2004 Harga Jual : Rp. 80.000,00
Biaya bahan baku Biaya tenaga kerja Biaya overhead pabrik
Tgl No Ket Jumlah Tgl No Ket Jumlah Tgl No Ket Jumlah
Rp. RP. Rp.
20.000.000 9.500.000 7.125.000

Rp. Rp. Rp.


20.000.000 9.500.000 7.125.000

20.000.000 + 9.500.000 + 7.125.000


Harga pokok per unit = = Rp. 61.041,67
600

Gambar 3.2 Kartu harga pokok pesanan

SOAL- SOAL
28

1. Jelaskan karakteristik perusahaan yang berproduksi berdasarkan atas pesanan


2. Bagaimana cara pembebanan biaya pada harga pokok pesanan.
3. Jika PPh pasal 21 ditanggung oleh perusahaan, bagaimana perlakuan terhadap
PPh pasal 21 tersebut
4. PT. Gembira Ria dalam bulan januari 200X memperoleh pesanan 20 meja
komputer dengan harga Rp. 2.000.000,00 per set. Untuk memprodusi pesanan
tersebut diperlukan bahan dan biaya penyelesaian sebagai berikut:
a. Pembelian bahan baku seharga Rp. 12.000.000,00 dibayar tunai Rp.
7.500.000,00 dan selebihnya difakturkan dengan syarat 2/10 – N/30
b. Pembelian bahan penolong secara tunai seharga Rp. 3.000.000,00
c. Biaya tenaga kerja yang diperhitungkan :
Biaya tenaka kerja langsung Rp. 8.500.000,00
Biaya tenaga kerja tak langsung Rp. 3.000.000,00
Biaya administrasi dan umum Rp.3.000.000,00
d. Pembebanan BOP selain bahan penolong dan biaya tenaga kerja tak
langsung yaitu : beban penyusutan aktiva tetap untuk bulan januari
Rp. 1.500.000,00 beban pemeliaraan Rp. 1.000.000,00
e. Biaya overhead lainnya yang masih terhutang Rp. 2.000.000,00
Diminta :

1. Jurnalah transaksi tersebut di atas maulai dari saat pembelian sampai


dengan penyerahan produk jadi kepada pemesan.
2. Buatlah laporan laba-rugi
3. Buatlah kartu harga pokok.

5. PT. Repormasi menghitung harga pokok produksinya berdasarkan atas harga


pokok pesanan. Adapun data biaya selama bulan januari 200X adalah sebagai
berikut ;
a. Sediaan awal bahan baku Rp. 8.000.000,00
b. Pembelian bahan baku Rp. 60.000.000,00 PPN Rp. 6.000.000,00
c. Sediaan akhir bahan baku Rp. 6.500.000,00
d. Upah langsung Rp. 40.000.000,00 dipotong PPh pasal 21 Rp. 2.000.000,00
e. BOP sesungguhnya Rp. 30.000.000,00
f. BOP yang dibebankan 30% dari biaya langsung
g. Sediaan produk jadi awal Rp. 10.000.000
h. Sediaan produk jadi akhir Rp. 12.000.000
Dari data di atas hitunglah :
1. Harga pokok produksi
2. Harga pokok penjualan.
29

6. PT. Aneka Warna Mengolah pesanan sebagai berikut:


Pesanan 001 sebanyak 500 unit Bangku Kuliah
Pesanan 002 sebanyak 50 unit meja kantor
Pesanan 003 sebanyak 20 meja guru
Untuk memenuhi pesanan ini di keluarkan sebagai berikut:
a. Biaya bahan baku
Pesanan Depatemen I Departemen II Jumlah
001 Rp. 10.000.000 Rp. 10.000.000
002 Rp. 4.000.000 Rp. 4.000.000
003 Rp. 2.000.000 Rp. 2.000.000

b. Biaya tenaga kerja langsung :


Pesanan Departemen I Departemen II Jumlah
001 Rp.4.500.000 Rp. 2.500.000 Rp. 7.000.000
002 Rp.1.500.000 Rp. 2.000.000 Rp. 3.500.000
003 Rp.1.000.000 Rp. 1.000.000 Rp. 2.000.000

c. Biaya overhead pabrik dibebankan kepada pemesan atas dasar tarif


ditentukan di muka yaitu:
Departemen I berdasarkan jam kerja mesin dengan tarif Rp. 100
Departemen II berdasarkan jam kerja mesin dengan tarif Rp. 100
Pemakaian jam mesin sebagai berikut:

Pesanan Depatemen I Departemen II Jumlah


001 35.000 jam 20.000 jam 55.000 jam
002 15.000 jam 15.000 jam 30.000 jam
003 10.000 jam 5.000 jam 15.000 jam

d. Jam kerja mesin dan biaya overhead pabrik sesungguhnya yang


dikeluarkan adalah:
Departemen jam mesin BOP sesungguhnya
Dept. I 60.000 Rp. 5.750.000
Dept. II 40.000 Rp. 4.100.000

Pesanan nomer 001 dan 002 telah selesai dikerjakan dan telah diserakan
kepada pemesan dengan harga RP. 25.000.000 dan Rp. 15.000.000 diterima
per kas, sedangkan pesanan 003 telah diserahkan ke departemen II, tetapi
belum dikerjakan.
Diminta :
3. Jurnalah transaksi tersebut di atas
4. Susunlah kartu harga pokok pesanan
30

3.8 Sisa Bahan, Produk Rusak, dan Produk Cacat, pada Metode Harga Pokok
Pesanan

1 Sisa Bahan
1. Sisa bahan tidak laku dijual.
Biaya yang terjadi untuk pembuangan sisa bahan diperlakukan sebagai
berikut:
a. Apabila sisa bahan terjadi karena kesalahan pengerjaan bahan, maka
biaya pembuangan tersebut diperlakukan sebagai penambah elemen
biaya bahan baku pada pesanan yang bersangkutan dengan jurnal :
B D P biaya bahan baku xx
Kas xx

b. Apabila sisa bahan terjadi secara normal, maka biaya pembuangan


tersebut dibebankan kepada biaya overhead pabrik dengan jurnal:
BOP sesungguhnya xx
Kas xx

2. Sisa bahan laku dijual


Hasil penjualan dari sisa bahan diperlakukan sebagai berikut:
a. Kesalahan pengerjaan.
Hasil penjualan dari sisa bahan karena salah pengerjaan diperlakukan
sebagai pengurang biaya bahan baku atau harga pokok pesanan secara
keseluruhan dengan jurnal :
Kas xx
BDP biaya bahan baku xx
Atau
Kas xx
BDP biaya bahan baku xx
BDP BTKL xx
BDP overhead pabrik xx

b. Kesalahan sifatnya normal


Hasil penjualan diberlakukan sebagai pengurang BOP sesungguhnya
atau menambah penghasilan lain-lain. Jurnalnya:
Kas xx
BOP sesungguhnya xx
Atau
Kas xx
Pendapatan lain-lain xx
Contoh.
PT.Bima pada bulan januari 2007 menerima pesanan sebanyak 80 unit produk
dengan biaya yang dibebankan sebagai berikut:
Biaya bahan baku Rp. 2.000.000
31

Biaya tenaga kerja langsung Rp. 1.250.000


Biaya overhead pabrik Rp. 750.000
Dari pengolahan produk ternyata timbul sisa bahan sebanyak 10 kg yang tidak laku
dijual, untuk memusnahkan tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp. 100.000 dibayar
tunai.
Diminta :
1. Buatlah jural dari transaksi di atas
2. Hitunglah harga pokok per unit.
2 1. Sisa bahan tidak laku dijual
a. Kesalahan pengerjaan
BDP biaya bahan baku Rp. 2.000.000
BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000
Persediaan bahan baku Rp. 2.000.000
Gaji dan upah 1.250.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 750.000

BDP biaya bahan baku Rp. 100.000


Kas Rp. 100.000

Persediaan produk jadi Rp. 4.100.000


BDP biaya bahan baku Rp. 2.100.000
BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000

2.100.000 + 1.250.000 + 750.000


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 51.250

b. Kesalahan yang sifatnya normal

BDP biaya bahan baku Rp. 2.000.000


BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000
Persediaan bahan baku Rp. 2.000.000
Gaji dan upah 1.250.000
Biaya overhead pabrik dibebankan 750.000

BOP Sesungguhnya Rp. 100.000


Kas Rp. 100.000

Persediaan produk jadi Rp. 4.000.000


32

BDP biaya bahan baku Rp. 2.000.000


BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000

2.000.000 + 1.250.000 + 750.000


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 50.000

2. Sisa bahan laku dijual.


Dari contoh di atas sisa bahan laku dijual secara tunai seharga Rp.200.000,00

a. Kesalahan pengerjaan
1). Hasil penjualan sebagai pengurang biaya bahan baku

Kas Rp. 200.000


BDP biaya bahan baku Rp. 200.000

Persediaan produk jadi Rp. 3.800.000


BDP biaya bahan baku Rp. 1.800.000
BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000

1.800.000 + 1.250.000 + 750.000


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 47.500

2). Hasil penjualan sebagai pengurang biaya produksi

Kas Rp. 200.000


BDP biaya bahan baku Rp. 100.000
BDP BTKL Rp. 62.500
BDP biaya overhead pabrik RP. 37.500

Persediaan produk jadi Rp. 3.800.000


BDP biaya bahan baku Rp. 1.900.000
BDP BTKL 1.187.500
BDP biaya overhead pabrik 712.500

1.900.000 + 1.187.500 + 712.500


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 47.500
b. Kesalahan yang sifatnya normal
33

1). Hasil penjualan sebagai pengurang biaya overhead pabrik.

Kas Rp. 100.000


BOP Sesungguhnya Rp. 100.000

Persediaan produk jadi Rp. 4.000.000


BDP biaya bahan baku Rp. 2.000.000
BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000

2.000.000 + 1.250.000 + 750.000


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 50.000

2). Hasil penjualan sebagaisebagai penghasilan lain-lain

Kas Rp. 100.000


Pendapatan lain-lain Rp. 100.000

Persediaan produk jadi Rp. 4.000.000


BDP biaya bahan baku Rp. 2.000.000
BDP BTKL 1.250.000
BDP biaya overhead pabrik 750.000

2.000.000 + 1.250.000 + 750.000


Harga pokok per unit =
80
= Rp. 50.000
34

Produk Rusak
Produk Rusak adalah produk yang dihasilkan kondisinya rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki
menjadi produk baik.
Produk rusak dapat digolongkan menjadi :
1. Produk rusak tidak laku dijual.
a. Apabila produk rusak disebabkan sulitnya mengerjakan, maka produk
rusak dibebankan pada pesanan di mana menimbulkan produk rusak.
b. Apabila produk rusak sifatnya normal, maka harga pokok produk yang
rusak diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
c. Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan,
maka harga pokok produk yang rusak tidak diperlakukan ke dalam
harga pokok produksi, akan tetapi dibebankan langsung ke rugi produk
rusak.
2. Produk rusak laku dijual
a. Apabila produk rusak diakibatkan sulitnya mengerjakan, maka rugi
atas penjualan produk rusak akan dibebankan pada pesanan yang
bersangkutan. Jadi hasil penjualan produk rusak mengurangi harga
pokok produk pada pesanan yang bersangkutan.
b. Apabila timbulnya produk rusak sifatnya normal, maka rugi produk
rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya.
c. Apabila timbul produk rusak karena kesalahan atau kurangnya
pengawasan, maka rugi produk rusak diperlakukan sebagai rugi
produk rusak.
Contoh : PT. Yudianti dalam bulan Januari 2008 menerima pesanan sebanyak
1000 unit dan menghasilkan produk rusak 200 unit, sehingga produk yang
harus dimasukkan 1.000 unit. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk
memenuhi pesanan tersebut adalah:
Biaya bahan baku Rp 6.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 4.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 2.000.000
Diminta buatlah jurnal dan perhitungan harga pokok per unit
1. Produk rusak tidak laku dijual
a. Produk rusak disebabkan kesulitan mengerjakan.
Jurnalnya :
- Sediaan produk selesai Rp 12.000.000
BDP biaya bahan baku Rp 6.000.000
Barang dalam proses BTKL Rp 4.000.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.000.000

Harga pokok produk selesai


= 6.000.000 + 4.000.000 + 2.000.000
800
= Rp 15.000 per unit
35

Harga pokok produk baik dan yang rusak


= 6.000.000 + 4.000.000 + 2.000.000
1000
= Rp 12.000 per unit
Harga pokok yang baik 800 x Rp 12.000 = Rp 9.600.000
Harga pokok produk yang rusak 200 x Rp 12.000 = Rp 2.400.000
Harga pokok produk selesai 800 x Rp 15.000 = Rp 12.000.000

b. Produk rusak sifatnya normal


Jurnalnya :
- Sediaan produk selesai Rp 9.600.000
BDP biaya bahan baku Rp 4.800.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.200.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 1.600.000
- BOP sesungguhnya Rp 2.400.000
BDP biaya bahan baku Rp 1.200.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 800.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 400.000

Elemen biaya Jumlah Harga pokok Harga pokok


Produk selesai Produk rusak
Biaya bahan baku 6.000.000 4.800.000 1.200.000
BTKL 4.000.000 3.200.000 800.000
BOP 2.000.000 1.600.000 400.000

Jumlah 12.000.000 9.600.000 2.400.000

BBB 6/12 x Rp 9.600.000 = Rp 4.800.000


BTKL 4/12 x Rp 9.600.000 = Rp 3.200.000
BOP 2/12 x Rp 9.600.000 = Rp 1.600.000

BBB 6/12 x Rp 2.400.000 = Rp 1.200.000


BTKL 4/12 x Rp 2.400.000 = Rp 800.000
BOP 2/12 x Rp 2.400.000 = Rp 400.000

c. Produk rusak karena sulitnya pengawasan


Jurnalnya :
- Sediaan produk selesai Rp 9.600.000
BDP biaya bahan baku Rp 4.800.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.200.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 1.600.000
36

- Rugi produk rusak Rp 2.400.000


BDP biaya bahan baku Rp 1.200.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 800.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 400.000

2. Produk rusak laku dijual


Dari contoh PT. Yudianti di atas, di mana produk rusak 200 unit tersebut laku
dijual secara tunai dengan harga Rp 6.000 per unit.
Diminta buatlah jurnal dan perhitungan harga pokoknya
a. Produk rusak karena sulitnya pengerjaan
- Kas Rp 1.200.000
BDP biaya bahan baku Rp 600.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 400.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 200.000

- Sediaan produk selesai Rp 10.800.000


BDP biaya bahan baku Rp 5.400.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.600.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 1.800.000

Elemen biaya Jumlah Hasil penjualan Harga pokok


Produk rusak Produk selesai
Biaya bahan baku 6.000.000 600.000 5.400.000
BTKL 4.000.000 400.000 3.600.000
BOP 2.000.000 200.000 1.800.000

Jumlah 12.000.000 1.200.000 10.800.000

BBB 6/12 x Rp. 1200.000 = Rp. 600.000


BTKL 4/12 x Rp. 1200.000 = Rp. 400.000
BOP 2/12 x Rp. 1200.000 = RP. 200.000

Harga pokok produk per unit 5.400.000 + 3.600.000 + 1.800.000


=
800
= Rp. 13.500

Harga pokok yang baik 800 x Rp. 12.000 = Rp. 9.600.000


Harga pokok yang rusak 200 x Rp. 12.000 = Rp. 2.400.000
Harga jual produk rusak 200 x Rp. 6.000 = Rp. 1.200.000
Harga pokok produk selesai Rp.10.800.000
37

b. Produk rusak sifatnya normal


- Kas Rp. 1.200.000
BOP sesungguhnya Rp. 1.200.000
BDP biaya bahan baku Rp. 1.200.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 800.000
BDP biaya overhead pabrik Rp. 400.000

Sediaan produk selesai Rp. 9.600.000


BDP biaya bahan baku Rp. 4.800.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.200.000
BDP biaya overhead pabrik Rp. 1.600.000

Harga pokok produk selesai 4.800.000 + 3.200.000 + 1.600.000


=
800
= Rp. 12.000

c. Produk rusak karena kurangnya pengawasan


- Kas Rp. 1.200.000
Rugi produk rusak Rp. 1.200.000
BDP biaya bahan baku Rp. 1.200.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 800.000
BDP biaya overhead pabrik Rp. 400.000

Sediaan produk selesai Rp. 9.600.000


BDP biaya bahan baku Rp. 4.800.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp. 3.200.000
BDP biaya overhead pabrik Rp. 1.600.000

Harga pokok produk selesai 4.800.000 + 3.200.000 + 1.600.000


=
800
= Rp. 12.000

3. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang dihasilkan kondisinya rusak tidak memenuhi
ukuran mutu yang telah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih dapat
diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik.
Metode perlakuan biaya perbaikan produk cacat dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
38

a. Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai penambahan


harga pokok pesanan. Hal ini digunakan apabila penyebab produk
cacat karena sulitnya mengerjakan.
b. Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai elemen biaya
overhead pabrik sesungguhnya. Metode ini digunakan, apabila
penyebab produk cacat sifatnya normal.
c. Biaya perbaikan produk cacat diperlakukan sebagai elemen rugi
produk cacat. Metode ini digunakan, apabila penyebab produk
rusak karena kerusakan atau kurangnya pengawasan.
Contoh : PT. Yuditia pada bulan januari 2008 menerima pesanan 1.000 unit.
Untuk pesanan tersebut dikelarkan biaya sebagai berikut :
BBB Rp 5.000.000
BTKL Rp 3.000.000
BOP Rp 2.000.000
Setelah pesanan itu di proses ternyata sebanyak 100 unit produk mengalami
cacat, dan untuk memperbaiki diperlukan tambahan biaya sebagai berikut :
BBB Rp 100.000
BTKL Rp 60.000
BOP Rp 30.000
Diminta buatlah jurnal dan perhitungan harga produk per unit :
a. Produk cacat karena sulitnya pengerjaan
Jurnal pembebanan biaya
BDB biaya bahan baku Rp 5.000.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.000.000
Sediaan bahan baku Rp. 5.000.000
Gaji dan upah Rp. 3.000.000
BOP yang dibebankan Rp.
2.000.000

Jurnal pembebanan biaya perbaikkan


BDB biaya bahan baku Rp 100.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 60.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 30.000
Sediaan bahan baku Rp. 100.000
Gaji dan upah Rp. 60.000
BOP yang dibebankan Rp.
30.000

Jurnal sediaan produk selesai


Sediaan produk selesai Rp. 10.190.000
BDB biaya bahan baku Rp 5.100.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.060.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.030.000
39

Harga pokok produk selesai 5100.000 + 3.060.000 + 2.030.000


=
1.000
= Rp.10.190

b. Produk cacat sifatnya normal


Jurnal biaya perbaikan produk cacat ke BOP sesungguhnya
BOP sesungguhnya Rp. 190.000
Sediaan bahan baku Rp. 100.000
Gaji dan upah Rp. 60.000
BOP yang dibebankan Rp.
30.000

Jurnal sediaan produk selesai


Sediaan produk selesai Rp. 10.000.000
BDB biaya bahan baku Rp 5.000.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.000.000

Harga pokok produk selesai 5000.000 + 3.000.000 + 2.000.000


=
1.000
= Rp.10.000
c. Produk cacat karena kurangnya pengawasan
Jurnal biaya perbaikkan produk cacat ke rekening rugi produk cacat
Rugi produk cacat Rp. 190.000
Sediaan bahan baku Rp. 100.000
Gaji dan upah Rp. 60.000
BOP yang dibebankan Rp.
30.000

Jurnal sediaan produk selesai


Sediaan produk selesai Rp. 10.000.000
BDB biaya bahan baku Rp 5.000.000
BDP biaya tenaga kerja langsung Rp 3.000.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.000.000

Harga pokok produk selesai 5000.000 + 3.000.000 + 2.000.000


=
1.000
= Rp. 10.000
40

Skema Perlakuan Sisa Bahan

Sisa Bahan

Sisa bahan laku dijual Sisa bahan tidak laku dijual

Perlakuan hasil penjualan Perlakuan biaya pemusnahan


sisa bahan yang timbul

(-) Harga pokok (-) BOP (+) penghasialan (+) Harga pokok (+) BOP
Pesanan yang sesungguhnya lain –lain pesanan yang Sgh
Bersangkutan bersangkutan
41

(+) Haga pokok


pesanan yang
bersangkutan

Produk rusak Perlakuan harga (+) BOP


tidak laku pokok produk sesungguhnya
dijual rusak

(+) Rugi produk


rusak

Produk
rusak (+) Haga pokok
pesanan yang
bersangkutan

Produk rusak Perlakuan rugi (+) BOP


laku dijual produk rusak = susungguhnya
harga pokok –
harga jual produk
rusak
(+)Rugi
Produk Rusak

Produk Cacat

Perlakuan biaya
Perbaikkan produk
Cacat
42

(+) Harga pokok Biaya overhead Rugi produk


pesanan yang pabrik sesungguhnya cacat
bersangkutan

Anda mungkin juga menyukai