BAB III
METODE HARGA POKOK PESANAN
Tujuan pengumpulan biaya dalam metode harga pokok pesanan adalah untuk
mengetahui harga pokok pesanan setiap produk jadi yang dipesan dan diserahkan ke
pemesan yang bersangkutan.
Tabel 3.1
Daftar gaji dan upah
Gaji Potongan Jumlah Gaji/upah
Gaji danUpah Kotor Potongan bersih
PPh Astek THT pinjaman
dan untuk lebih cepat melakukan perhitungan harga pokok produksi, maka biasanya
biaya overhead pabrik dihitung berdasarkan tarif biaya overhead pabrik yang
ditentukan di muka. Rumus perhitungan tarif biaya overhead pabrik adalah sebagai
berikut :
B
T =
K
Di mana:
T = Tarif biaya overhead pabrik
B = Budget biaya overhead pabrik pereiode tertentu
K= Budget kapasitas pembebanan untuk periode yang bersangkutan
Dasar pembebanan yang digunakan bisa juga dipakai satuan produk yang
dihasilkan, biaya bahan baku, upah langsung, jam kerja langsung, dan jam kerja
mesin. Pemilihan dasar pembebanan ini bukan suatu hal yang mudah , hal ini
tergantung pada keterkaitan biaya overhead pabrik tersebut dengan aktivitas yang
dibiayai. Jika terjadinya biaya oberhead pabrik tersebut lebih banyak disebabkan oleh
pemakaian bahan baku, maka dasar pembebannannya menggunakan biaya bahan
baku langsung. Sedangkan jika terjadinya biaya overhead pabrik tersebut lebih
banyak disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung, maka sebagai dasar
pembebanannya digunakan jam kerja langsung.
Apabila tarif biaya overhead pabrik sudah ditentukan, prosedur akuntansi biaya
overhead pabrik selanjutnya sebagai berikut :
1. Prosedur pembebanan biaya overhead pabrik pada pesanan
Barang dalam proses-biaya overhead pabrik xx
Biaya overhead pabrik dibebankan xx
Jika biaya overhead pabrik sesungguhnya lebih kecil dari biaya overhead
pabrik yang dibebankan ( selisih laba )
Biaya overhead pabrik sesungguhnya xx
Selisih biaya overhead pabrik xx
Sedangkan apabila akhir periode masih ada pesanan dalam proses, maka kartu harga
pokok pesanan yang bersangkutan dicatat dalam akun sediaan barang dalam proses .
Untuk sediaan barang dalam proses ini dibuat jurnal:
Sediaan barang dalam proses xx
Barang dalam proses biaya bahan baku xx
Barang dalam proses biaya tenaga kerja langsung xx
Barang dalam proses biaya overhead pabrik xx
Piutang dagang xx
Kas xx
Penjualan xx
PT Yuditia
Denpasar
KARTU HARGA POKOK PESANAN
Contoh Soal
PT Yudianti berusaha dalam bidang mebel dan memproduksi alat-alat rumah
tangga dan perkantoran berdasarkan pesanan. Pada bulan januari 2004 mendapat
pesanan dari Yayasan Perguruan Rakyat Saraswati yaitu 600 unit bangku belajar
beserta tempat duduknya, untuk memproduksi tersebut diperlukan bahan baku dan
biaya penyelesaiannya sebagai berikut:
1. Pembelian bahan baku kayu seharga Rp. 20.000.000,00
PPN 2.000.000,00
Dibayar per kas Rp. 22.000.000,00
2. Pembelian secara tunai bahan penolong, paku, dempul, amplas,dan politur
seharga Rp.4.000.000,00
3. Daftar gaji dan upah yang terjadi dan dibayar kepada karyawan yaitu:
a. Tenaga kerja langsung Rp. 9.500.000,00
b. Tenaga kerja tak langsung Rp. 2.000.000,00
c. Gaji karyawan bagian administrasi dan pemasaranRp. 4.500.000,00
Total gaji dan upah Rp.16.000.000,00
PPh Pasal 21 800.000,00
Gaji bersih yang dibayar Rp.15.200.000,00
4. Penyusutan dan beban pemeliharaan aktiva tetap selama bulan januari 2004:
Penyusutan mesin Rp. 500.000,00
Penyusutan gedung 200.000,00
Penyusutan peralatan produksi 100.000,00
25
Jawab : a. jurnal
Penjualan Rp.48.000.000
Ikthisar L/R Rp.48.000.000
PT Yuditia
Denpasar
KARTU HARGA POKOK PESANAN
SOAL- SOAL
28
Pesanan nomer 001 dan 002 telah selesai dikerjakan dan telah diserakan
kepada pemesan dengan harga RP. 25.000.000 dan Rp. 15.000.000 diterima
per kas, sedangkan pesanan 003 telah diserahkan ke departemen II, tetapi
belum dikerjakan.
Diminta :
3. Jurnalah transaksi tersebut di atas
4. Susunlah kartu harga pokok pesanan
30
3.8 Sisa Bahan, Produk Rusak, dan Produk Cacat, pada Metode Harga Pokok
Pesanan
1 Sisa Bahan
1. Sisa bahan tidak laku dijual.
Biaya yang terjadi untuk pembuangan sisa bahan diperlakukan sebagai
berikut:
a. Apabila sisa bahan terjadi karena kesalahan pengerjaan bahan, maka
biaya pembuangan tersebut diperlakukan sebagai penambah elemen
biaya bahan baku pada pesanan yang bersangkutan dengan jurnal :
B D P biaya bahan baku xx
Kas xx
a. Kesalahan pengerjaan
1). Hasil penjualan sebagai pengurang biaya bahan baku
Produk Rusak
Produk Rusak adalah produk yang dihasilkan kondisinya rusak atau tidak
memenuhi ukuran mutu yang sudah ditentukan dan tidak ekonomis untuk diperbaiki
menjadi produk baik.
Produk rusak dapat digolongkan menjadi :
1. Produk rusak tidak laku dijual.
a. Apabila produk rusak disebabkan sulitnya mengerjakan, maka produk
rusak dibebankan pada pesanan di mana menimbulkan produk rusak.
b. Apabila produk rusak sifatnya normal, maka harga pokok produk yang
rusak diperlakukan sebagai biaya overhead pabrik sesungguhnya.
c. Apabila produk rusak karena kesalahan atau kurangnya pengawasan,
maka harga pokok produk yang rusak tidak diperlakukan ke dalam
harga pokok produksi, akan tetapi dibebankan langsung ke rugi produk
rusak.
2. Produk rusak laku dijual
a. Apabila produk rusak diakibatkan sulitnya mengerjakan, maka rugi
atas penjualan produk rusak akan dibebankan pada pesanan yang
bersangkutan. Jadi hasil penjualan produk rusak mengurangi harga
pokok produk pada pesanan yang bersangkutan.
b. Apabila timbulnya produk rusak sifatnya normal, maka rugi produk
rusak diperlakukan sebagai elemen biaya overhead sesungguhnya.
c. Apabila timbul produk rusak karena kesalahan atau kurangnya
pengawasan, maka rugi produk rusak diperlakukan sebagai rugi
produk rusak.
Contoh : PT. Yudianti dalam bulan Januari 2008 menerima pesanan sebanyak
1000 unit dan menghasilkan produk rusak 200 unit, sehingga produk yang
harus dimasukkan 1.000 unit. Adapun biaya yang dikeluarkan untuk
memenuhi pesanan tersebut adalah:
Biaya bahan baku Rp 6.000.000
Biaya tenaga kerja langsung Rp 4.000.000
Biaya overhead pabrik Rp 2.000.000
Diminta buatlah jurnal dan perhitungan harga pokok per unit
1. Produk rusak tidak laku dijual
a. Produk rusak disebabkan kesulitan mengerjakan.
Jurnalnya :
- Sediaan produk selesai Rp 12.000.000
BDP biaya bahan baku Rp 6.000.000
Barang dalam proses BTKL Rp 4.000.000
BDP biaya overhead pabrik Rp 2.000.000
3. Produk Cacat
Produk cacat adalah produk yang dihasilkan kondisinya rusak tidak memenuhi
ukuran mutu yang telah ditentukan, akan tetapi produk tersebut masih dapat
diperbaiki secara ekonomis menjadi produk yang baik.
Metode perlakuan biaya perbaikan produk cacat dapat dikelompokkan sebagai
berikut :
38
Sisa Bahan
(-) Harga pokok (-) BOP (+) penghasialan (+) Harga pokok (+) BOP
Pesanan yang sesungguhnya lain –lain pesanan yang Sgh
Bersangkutan bersangkutan
41
Produk
rusak (+) Haga pokok
pesanan yang
bersangkutan
Produk Cacat
Perlakuan biaya
Perbaikkan produk
Cacat
42