Anda di halaman 1dari 15

TUGAS ESAI

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

FENOMENA ETIKA PROFESI AKUNTANSI


(PELANGGARAN ETIKA PROFESI YANG TIADA HENTI)

Dosen Pengampu :
Meta Nursita S.E., M.Ak

Nama kelompok 11 :
1. Mia Sulisti (191011200727)
2. Muhamad Suproni (191011200201)

UNIVERSITAS PAMULANG
PROGRAM STUDI AKUNTANSI S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat serta
karunia-Nya, dan juga sholawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang selalu membimbing dan mengispirasi kehidupan kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan pembuatan dan penyusunan esai ini yang berjudul “Fenomena Etika
Profesi Akuntansi (Pelanggaran Etika Profesi yang Tiada Henti) guna untuk memenuhi
tugas dari mata kuliah Etika Bisnis dan Profesi. Selain itu, kami sangat berterimakasih kepada
dosen pengampu kami yakni Ibu Meta Nursita S.E., M.Ak yang telah membimbing dan
memberikan referensi kepada kami dalam menyusun dan membuat makalah ini.
Dan tak lupa pula kami mengucapkan mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila masih
terdapat banyak kesalahan dalam esai ini. Karena dalam penyusunan dan pembuatan esai ini,
kami menyadari bahwa hasil essay ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami
selaku penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian.
Serta kami juga berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada semua yang
membacanya.

Pamulang, 24 Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN...........................................................................................................................iv
1.1 Latar Belakang............................................................................................................................iv
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................................vi
1.3 Tujuan.........................................................................................................................................vi
BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................................1
2.1. Etika............................................................................................................................................1
2.2 Etika Profesi Akuntansi...............................................................................................................1
2.3 Sanksi Pelanggaran Etika Profesi................................................................................................3
2.4 Faktor-Faktor Pendorong Pelanggaran Etika Profesi...................................................................4
2.5 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntan......................................................................5
BAB III PENUTUP.....................................................................................................................................7
3.1 Kesimpulan..................................................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika profesi menjadi topik pembicaraan yang sangat penting dalam masyarakat sekarang ini.

Terjadinya krisis multidimensi di Indonesia menyadarkan masyarakat untuk mengutamakan

perilaku etis karena selama ini perilaku etis selalu diabaikan. Etis menjadi kebutuhan penting

bagi semua profesi yang ada agar tidak melakukan tindakan yang menyimpang dari hukum.

Profesi Akuntansi adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang

akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada

perusahaan industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah dan akuntan

sebagai pendidik (International Federation of Accountants, Regar, 2003).

Sebagai anggota suatu profesi, akuntan juga mempunyai tanggung jawab untuk menjaga

standar perilaku etis tertinggi mereka kepada organisasi dimana mereka bernaung, profesi

mereka, masyarakat dan diri mereka sendiri. Akuntan mempunyai tanggung jawab untuk

kompeten dan menjaga integritas dan obyektif mereka. Kewajiban untuk menjaga standar

perilaku etis berhubungan dengan adanya tuntunan masyarakat terhadap peran profesi akuntan,

khususnya atas kinerja akuntan publik. Masyarakat yang merupakan pengguna jasa profesi

membutuhkan seorang akuntan yang profesional. Label profesional disini mengisyaratkan suatu

kebanggaan, komitmen pada kualitas, dedikasi pada kepentingan klien dan keinginan yang tulus

membantu permasalahan yang dihadapi klien sehingga profesi tersebut dapat menjadi

kepercayaan masyarakat.

Dalam melaksanakan profesinya, seorang akuntan diatur oleh suatu kode etik akuntan. Kode

etik akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur hubungan akuntan dengan para klien, antara

iv
akuntan dengan sejawatnya, dan antara profesi dengan masyarakat (Sihwahjoeni dan Gudono,

2000).

Menurut Mulyadi (2002) etika profesional dikeluarkan oleh organisasi profesi untuk

mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan profesinya di masyarakat dan etika

profesional bagi praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik dan dikeluarkan

oleh Ikatan Akuntan Indonesia sebagai organisasi profesi akuntan. Dalam kongresnya tahun

1973 Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi

akuntan di Indonesia. Kode etik ini kemudian disempurnakan dalam kongres IAI tahun 1981 dan

tahun 1986, dan kemudian diubah lagi dalam kongres IAI tahun 1990, 1994, 1998.

Dibawah naungan profesi, akuntan memposisikan diri sebagai penjual jasa, oleh karena itu

akuntan diwajibkan mempunyai kepedulian yang tinggi secara teknis menguasai dan mampu

melaksanakan standar (Kode Etik, SAK, dan SPAP) yang dikeluarkan asosiasi profesi. Standar

tersebut minimal harus dipenuhi oleh setiap anggota profesi karena dengan standar tersebut

akuntan dapat menjaga kemampuan teknis dan profesionalnya dalam menjual jasanya, seorang

akuntan bukan hanya sekedar ahli tetapi dia harus dapat melaksanakan pekerjaan profesinya

dengan hati-hati atau due professional care dan selalu menjunjung tinggi standar yang telah

ditetapkan.

Sehubungan dengan profesionalisme, maka disyaratkan profesi akuntan agar berpengetahuan,

berkeahlian dan berkarakter. Karakter menunjukkan nilai-nilai yang dimiliki individu yang

diwujudkan dalam sikap dan tindakan etisnya, sedangkan sikap dan tindakan etis akuntan akan

sangat menentukan kepercayaan masyarakat sebagai pengguna jasanya (Dania, 2000).

Khomsiyan dan Indrianto (1997) mengungkapkan bahwa dengan mempertahankan integritas,

seorang akuntan harus bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi, sedangkan dengan

v
mempertahankan obyektivitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan

pihak tertentu atau kepentingan pribadinya.

Namun tidak dapat dipungkiri bahwa semua hal tersebut hanyalah sebatas kata saja. Sebab,

banyak sekali profesi akuntan yang tidak memiliki sifat-sifat tersebut. Dan hal ini terus menerus

terjadi yang bukan hanya di Indonesia tetapi juga dunia. Padahal semua hal mengenai etika

ptofesi akuntan ini sudah diatur dengan jelas dan sanksinya pun sangat jelas. Bahkan, para

akuntan yang melanggar etika profesi tersebut terkadang tidak menyadari atau bahkan tidak

peduli atas dampak yang ditimbulkan akibat pelanggaran tersebut. Oleh sebab itu, hal ini

menjadi fenomena yang tidak henti-hentinya terjadi, dan juga menjadi pembahasan yang tidak

henti-hentinya diperbincangkan.

1.2 Rumusan Masalah

Dari uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penulisan esai ini antara lain

sebagai berikut :

1. Apakah yang dimaksud dengan etika?

2. Apakah yang dimaksud dengan etika profesi akuntansi?

3. Bagaimanakah sanksi dari pelanggaran etika profesi akuntansi?

4. Bagaimanakah faktor yang mendorong terjadinya pelanggaran etika profesi akuntansi?

5. Bagaimanakah contoh kasus pelanggaran etika profesi akuntansi?

1.3 Tujuan

Tujuan dari penulisan esai ini yaitu :

1. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan etika

vi
2. Untuk mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan etika profesi

akuntansi

3. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana sanksi dari pelanggaran etika

profesi akuntansi

4. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana faktor yang mendorong terjadinya

pelanggaran etika profesi akuntansi?

5. Untuk mengetahui dan memahami bagaimana contoh kasus pelanggaran etika

profesi akuntansi

vii
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Etika

Etika menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) merupakan suatu ilmu mengenai apa

yang baik dan buruk terkait hak dan kewajiban moral, kumpulan asas atau nilai yang

berhubungan dengan akhlak, dan nilai benar atau salah yang dianut dalam masyarakat.

Dan secara etimologi, etika ini berasal dari bahasa Yunani "Ethos" yang artinya karakter,

watak, kesusilaan, dan adat kebiasaan. Jadi, etika ini berkaitan dengan konsep yang dimiliki

kelompok atau individu yang meliputi tindakan yang dilakukan benar atau salah dan baik atau

buruk.

Sehingga, dapat disimpulkan bahwa etika merupakan landasan dasar atau pertimbangan

setiap perilaku atau perbuatan manusia (baik individu maupun kelompok) termasuk bidang

keilmuan.

2.2 Etika Profesi Akuntansi

Etika profesi akuntansi. Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas

perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia

terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan

khusus sebagai Akuntan. Atau lebih tepatnya merupakan suatu ilmu yang membahas mengenai

perilaku perbuatan baik dan buruk yang menjadi landasan untuk digunakan sebagai acuan atau

panduan bagi anggota profesi Akuntansi dalam mengerjakan pekerjaannya. Artinya, kode etik

akuntan adalah prinsip dan perilaku etis, sehingga tindakannya dianggap oleh masyarakat

sebagai perilaku terpuji serta meningkatkan harkat dan martabat industri.

1
Dan juga, kode etik akuntan ini merupakan kode etik yang sudah disepakati dan diatur oleh

organisasi profesi. Sehingga, dengan kode etik ini, akuntan harus memahaminya sebagai tugas

profesional dan menganggapnya sebagai kewajibannya sendiri. Oleh karena itu, sebagai seorang

Akuntan, kita harus mematuhi standar etika yang sudah ditetapkan dalam Kode Etik Akuntan

tersebut ketika menjalankan tugas professional kita.

Pembahasan mengenai etika profesi akuntansi di Indonesia sudah dibahas sejak tahun 1973

oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) yang diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia,

yang mengatur tentang bagaimana standar mutu terhadap pelaksanaan pekerjaan akuntan guna

menjaga kepercayaan masyarakat terhadap profesi akuntan. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia

ini dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang berpraktik sebagai

akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada instansi pemerintah, maupun di

lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab profesionalnya. Dan tujuan

profesi akuntansi adalah untuk memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar profesionalisme

tertinggi, dan mencapai tingkat kinerja tertinggi dengan orientasi kepada kepentingan public.

Namun, bagaimana bisa tujuan tersebut dapat dicapai apabila para profesi akuntannya saja

banyak yang melakukan pelanggaran terhadap etika profesi akuntansi itu sendiri. Padahal

sebenarnya bahwasanya setiap akuntan professional itu sudah dibekali mengenai pemahaman

dan penerapan kode etik atau etika profesi akuntansi. Akan tetapi walaupun begitu, pada

kenyataannya masih banyak Akuntan yang melakukan pelanggaran kode etik tersebut alias tidak

mengikuti atau mematuhi Etika Pofesi Akuntan mulai dari pelanggaran kecil hingga sangat

serius. Bahkan, para akuntan yang melanggar etika profesi tersebut terkadang tidak menyadari

atau bahkan tidak peduli atas dampak yang ditimbulkan akibat pelanggaran tersebut. Dan hal ini

bukan hanya terjadi di Indonesia saja tetapi juga di seluruh dunia. Oleh sebab itu, hal ini menjadi

2
fenomena yang tidak henti-hentinya terjadi, dan juga menjadi pembahasan yang tidak henti-

hentinya diperbincangkan. Dan saya pribadi juga merasa bingung mengapa fenomena ini terus

menerus terjadi, padahal jelas-jelas sanksi dan hukumannya ada dan sudah diatur dengan jelas.

2.3 Sanksi Pelanggaran Etika Profesi

Yang mana sanksi atas pelanggaran kode etik atau etika profesi (termasuk akuntansi) yaitu:

- Mendapat peringatan

Pada tahap ini, si pelaku akan mendapatkan peringatan halus, misal jika seseorang

menyebutkan suatu instansi terkait (namun belum parah tingkatannya) bisa saja ia akan

menerima email yang berisi peringatan, jika tidak diklarifikasi kemungkinan untuk

berlanjut ke tingkat selanjutnya, seperti peringatan keras ataupun lainnya.

- Pemblokiran

Mengupdate status yang berisi SARA, mengupload data yang mengandung unsur

pornografi baik berupa image maupun .gif, seorang programmer yang mendistribusikan

malware. Hal tersebut adalah contoh pelanggaran dalam kasus yang sangat berbeda-beda,

kemungkinan untuk kasus tersebut adalah pemblokiran akun di mana si pelaku

melakukan aksinya. Misal, sebuah akun pribadi sosial yang dengan sengaja membentuk

grup yang melecehkan agama, dan ada pihak lain yang merasa tersinggung karenanya,

ada kemungkinan akun tersebut akan dideactivated oleh server. Atau dalam web/blog

yang terdapat konten porno yang mengakibatkan pemblokiran web/blog tersebut.

- Hukum Pidana/Perdata

“Setiap penyelenggara negara, Orang, Badan Usaha, atau masyarakat yang

dirugikan karena penggunaan Nama Domain secara tanpa hak oleh Orang lain, berhak

3
mengajukan gugatan pembatalan Nama Domain dimaksud” (Pasal 23 ayat 3), “Setiap

Orang dengan sengaja dan tanpa hak atau melawan hukum melakukan tindakan apa pun

yang berakibat terganggunya Sistem Elektronik dan/atau mengakibatkan Sistem

Elektronik menjadi tidak bekerja sebagaimana mestinya” (Pasal 33), “Gugatan perdata

dilakukan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan” (Pasal 39) Adalah

sebagian dari UUD RI No.11 tahun 2008 tentang informasi dan transaksi elektronik (UU

ITE) yang terdiri dari 54 pasal.

2.4 Faktor-Faktor Pendorong Pelanggaran Etika Profesi

Ada beberapa faktor yang biasanya menyebabkan atau mendorong terjadinya pelanggaran

kode etik atau etika profesi akuntansi ini. Yang mana faktor tersebut seperti:

1. Kebutuhan individu

2. Tidak ada pedoman

3. Perilaku dan kebiasaan individu yang terakumulasi dan tak dikoreksi

4. Lingkungan yang tidak etis

5. Perilaku dari komunitas

Dari bebrapa faktor tersebut, faktor yang paling membuat atau mendorong terjadinya atau

dilakukannya pelanggaran etika profesi akuntansi adalah kebutuhan individu. Karena, apapun itu

baik kebaikan maupun kecurangan termasuk pelanggaran etika profesi itu dimulai dari dorongan

diri sendiri. Sebab, jika kita sudah merasa butuh atau menginginkan sesuatu, maka kemungkinan

besar untuk kita melakukannya. Selain itu, jika kita sudah merasa membutuhkannya dan

menginginkannya, maka kita akan terobsesi untuk melakukan berbagai cara bahkan semua cara

4
agar bisa mendapatkannya walaupun kita sudah mengetahui dan memahami akan etika profesi

kita tersebut.

Karena jika misalnya faktornya “tidak ada pedoman”, itu berarti kita belum mengetahui dan

memahami etikanya, dan jika seandainya kita sudah mengetahui dan memahaminya, maka

kemungkinan besar kita akan mentaatinya. Dan begitupun untuk faktor lainnya yang menurut

saya dorongan utamanya itu bukan diri sendiri melainkan lebih ke pengaruh lingkungan. Jadi,

jika berada di lingkungan yang baiuk dan tidak seperti yang dimaksud, maka kemungkinan besar

tidak akan melakukan pelanggaran etika profesi akuntansi. Namun yang parahnya adalah jika

semua faktor tersebut ada dalam diri dan lingkungan kita, nah itu yang 100% dapat mendorong

dilakukannya pelanggaran etika profesi.

2.5 Contoh Kasus Pelanggaran Etika Profesi Akuntan

Ada banyak sekali kasus pelanggaran etika profesi akuntansi yang terjadi, baik di dunia

maupun Indonesia, dan salah satunya adalah kasus yang terjadi pada PT KAI tahun 2006.

Dimana, pada kejadian tersebut, komisaris PT KAI (Kereta Api Indonesia) mengungkapkan

bahwa ada manipulasi laporan keuangan dalam PT KAI yang seharusnya perusahaan mengalami

kerugian tetapi dilaporkan mendapatkan keuntungan. Sehingga Manao sebagai salah satu

Komisaris PT. KAI tidak mau menandatangani laporan keuangan tersebut karena adanya

ketidak-benaran dalam laporan keuangan tersebut. Sebab, ia mengetahui ada sejumlah pos-pos

yang seharusnya dilaporkan sebagai beban bagi perusahaan tapi malah dinyatakan sebagai aset

perusahaan, Jadi menurutnya, disitu ada trik-trik akuntansinya yang membuat lebih banyak laba

daripada rugi padahal kenyataannya adalah sebaliknya. Nah oleh karena itu, para komisaris PT

KAI tidak ada yang mau menandantangani laporan tersebut, sehingga RUPS (Rapat Umum

5
Pemegang Saham) PT Kereta Api Indonesia harus dipending yang padahal seharusnya dilakukan

pada awal Juli 2006.

Dan contoh lainnya lagi seperti Kasus Enron, WorldCom di Amerika dan kasus jual beli

opini oleh auditor di Indonesia. Kasus-kasus tersebut merupakan kasus pelanggaran kode etik

yang sangat serius. Yang mana, dalam kasus tersebut sebagai pihak independen, akuntan telah

melibatkan diri dalam manipulasi laporan keuangan dan opini sehingga merugikan investor dan

masyarakat luas.

6
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pelanggaran etika profesi akuntansi yang tiada henti-hentinya terjadi menjadi bukti bahwa

ada banyak pelanggaran etika profesi akuntansi baik di dunia maupun di Indonesia. Dan

beberapa contoh kasusnya seperti yang terjadi pada PT KAI pada 2006, kasus Enron, WorldCom

di Amerika dan kasus jual beli opini oleh auditor di Indonesia. Kasus-kasus tersebut menjadi

tamparan keras bagi profesi akuntan, sebab dengan banyaknya kasus pelanggaran etika profesi

akuntansi yang terjadi di dunia maupun Indonesia ini membuat masyarakat mulai meragukan

kredibilitas profesi ini. Oleh karena itu, akuntan harus lebih memahami kembali mengenai etika

profesi akuntansi agar diharapkan akuntan benar-benar dapat menegakkan dan menerapkan etika

dalam tugas profesionalnya. Dan selain itu, akuntan juga harus menghindari semua faktor yang

bisa mendorong dilakukannya pelanggaran etika profesi akuntansi serta takut pada Tuhan.

Sebab, jika takut pada Tuhan maka kita tidak akan melakukan hal-hal buruk, karena tentu

dilarang oleh Tuhan.

7
DAFTAR PUSTAKA

https://kumparan.com/maharani-safitri/peran-etika-profesi-akuntan-terhadap-pemeriksaan-fraud-
audit-1uXGvKbJICF
https://www.dosenpendidikan.co.id/kode-etik/
http://yulianacapiesta.blogspot.com/2015/10/kasus-pelanggaran-etika-profesi-pt-kai.html?m=1

Anda mungkin juga menyukai