Anda di halaman 1dari 13

ETIKA BISNIS DAN PROFESI

MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI


“KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI”
Dosen Pengampu : MUH. RIDWAAN HASANUDDIN, SE., M.SI, AK, CA

KELOMPOK KEWAJIBAN

 AGNES JESSIKA P. 1710321095


 LISA MONICA 1710321021
 MARIA EVANTY 1710321133
 YUSNAMRA

KEWAJIBAN 1
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah “KODE ETIK PROFESI AKUNTANSI”, mata kuliah Etika, Bisnis dan
Profesi.

Makalah dengan judul “KODE ETIK PERILAKU AKUNTANSI” ini


merupakan salah satu tugas kelompok yang wajib bagi setiap kelompok sesuai
dengan RPS yang telah ditetapkan.

Selesainya makalah “KODE ETIK PERILAKU AKUNTANSI” ini tidak


terlepas dari bantuan banyak pihak yang telah memberikan saran serta
informasi kepada kami. Khususnya, kami mengucapkan banyak terima kasih
kepada Bapak MUH. RIDWAAN HASANUDDIN, SE., M.SI, AK, CA
selaku pengampu mata kuliah Etika, Bisnis dan Profesi.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari makalah yang


telah kami buat ini, baik dari materi maupun teknik penyajiannya, mengingat
kurangnya pengetahuan dan pengalaman kami. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun sangat kelompok kami harapkan.

Makassar, 26 april 2019

Kelompok Kewajiban

KEWAJIBAN 2
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ...........................................................................................
DAFTAR ISI ......................................................................................................

BAB I : PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG ..........................................................................


1.2 RUMUSAN MASALAH ......................................................................
1.3 TUJUAN PENULISAN .......................................................................

BAB II : PEMBAHASAN
2.1 KODE PERILAKU PROFESIONAL.........................................................
2.2 PRINSIP – PRINSIP ETIKA ...............................................................
2.3 ATURAN DAN INTERPRETASI ETIKA ..................................................

BAB III : PENUTUP

3.1 KESIMPULAN ..................................................................................


3.2 SARAN ............................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

KEWAJIBAN 3
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Etika Profesi Akuntansi merupakan suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan
buruk manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang
membutuhkan pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan. Dalam
menjalankan profesi sebagai seorang akuntan harus dengan sadar menjalankan tugas, hak, kewajiban
dan fungsinya. Namun, menjadi seorang akuntan bukanlah hal yang mudah.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan
atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan
ditaati oleh setiap profesi. Adapun kode etik yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan akan dibahas
dalam makalah ini.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang di maksud kode Perilaku Profesional ?


2. Apakah yang dimaksud PrinsipPrinsip Etika : IFAC, AICPA, IAI ?
3. Apakah Aturan dan Interpreasi Etika ?

1.3 TUJUAN
1. Menjelaskan maksud dari kode Perilaku Profesional.
2. Mengetahui PrinsipPrinsip Etika : IFAC, AICPA, IAI.
3. Mengetahui Apakah Aturan dan Interpreasi Etika.

BAB II

KEWAJIBAN 4
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

PEMBAHASAN

1. KODE PERILAKU PROFESIONAL

Profesionalisme didefinisikan secara luas mengacu pada perilaku, tujuan dan kualitas yang
membentuk karakter atau ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Kode perilaku profesional
dapat dikatakan sebagai pedoman umum yang mengikat dan mengatur setiap anggota serta sebagai
pengikat suatu anggota untuk bertindak. Kode perilaku profesional diperlukan untuk menjaga
kepercayaan masyarakat atas kualitas pelayanan yang diberikan oleh profesi. Kode perilaku profesi
terdiri dari prinsip-prinsip, peraturan etika, interprestasi atas peraturan etika dan kaidah etika.

Etika profesi merupakan karakteristik suatu profesi yang membedakan suatu profesi dengan
profesi lain, yang berfungsi untuk mengatur tingkah laku para anggotanya. Tanpa etika, profesi
akuntan tidak akan ada karena fungsi akuntan adalah sebagai penyedia informasi untuk proses
pembuatan keputusan bisnis oleh para pelaku bisnis.

Kode etik profesi akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam
melaksanakan tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Kode etik akuntansi
dapat menjadi penyeimbang segi-segi negatif dari profesi akuntansi, sehingga kode etik bagai kompas
yang menunjukkan arah moral bagi suatu profesi dan sekaligus menjamin mutu moral profesi
akuntansi dimata masyarakat.

S. M. Mintz telah mengusulkan bahwa terdapat tiga metode atau teori perilaku etika yang dapat
menjadi pedoman analisis isu-isu etika dalam akuntansi. Teori ini antara lain

(1) paham manfaat atau utilitarianisme.

(2) pendekatan berbasis hak (rights based approach),dan

(3) pendeketan berbasis keadilan (justice based approach).

Teori utilitarian mengakui bahwa pengambilan keputusan mencakup pilihan antara manfaat dan
beban dari tindakan-tindakan alternatif, dan menfokuskan pada konsekuensi tindakan pada individu yang
terpengaruh. Teori hak mengasumsikan bahwa individu memiliki hak tertentu dan individu lainnya
memiliki kewajiban untuk menghormati hak tersebut. Teori keadilan berhubungan dengan isu seperti
ekuitas, kewajaran,dan keadilan. Teori keadilan mencakup dua prinsip dasar. Prinsip pertama
menganggap bahwa setiap orang memiliki hak untuk memiliki kebebasan pribadi tingkat maksimum yang

KEWAJIBAN 5
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

masih sesuai dengan kebebasan orang lain. Prinsip kedua menyatakan bahwa tindakan sosial dan ekonomi
harus dilakukan untuk memberikan manfaat bagi setiap orang dan tersedia bagi semuanya.

Kode etik akuntan Indonesia memuat delapan prinsip etika sebagai berikut : (Mulyadi, 2001: 53)

1. Tanggung Jawab profesi


Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.Sebagai
profesional, anggota mempunyai peran penting dalam masyarakat. Sejalan dengan peran tersebut,
anggota mempunyai tanggung jawab kepada semua pemakai jasa profesional mereka.

2. Kepentingan Publik
Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada
publik, menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri
utama dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan
memegang peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari
klien, pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan
pihak lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib.

3. Integritas
Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya.

4. Obyektivitas
Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan kepentingan
atau dibawah pengaruh pihak lain.

5. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional


Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir.

6. Kerahasiaan
Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya.

KEWAJIBAN 6
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

7. Perilaku Profesional
Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya kepada
penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas.

2. Prinsip-prinsip Etika : IFAC, AICPA, IAI

a) kode etik IFAC


Kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of
Accountants(IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru
kemudian disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada
perbedaaan yang signifikan antara kode etik SAP dan IFAC. Adopsi etika oleh Dewan SPAP
tentu sejalan dengan misi para akuntan Indonesia untuk tidak jago kandang. Apalagi misi
Federasi Akuntan Internasional seperti yang disebut konstitusi adalah melakukan pengembangan
perbaikan secara global profesi akuntan dengan standard harmonis sehingga memberikan
pelayanan dengan kualitas tinggi secara konsisten untuk kepentingan publik. Seorang anggota
IFAC dan KAP tidak boleh menetapkan standar yang kurang tepat dibandingkan dengan aturan
dalam kode etik ini. Akuntan profesional harus memahami perbedaaan aturan dan pedoman
beberapa daerah juridiksi, kecuali dilarang oleh hukum atau perundang-undangan.

Prinsip-prinsip Fundamental Etika IFAC :


 Integritas: Seorang akuntan profesiona harus bertindak tegas dan jujur dalam semua
hubungan bisnis dan profesionalnya.
 Objektivitas: Seorang akuntan profesional seharusnya tidak boleh membiarkan
terjadinya bias, konflik kepentingan, atau dibawah penguruh orang lain sehingga
mengesampingkan pertimbangan bisnis dan profesional.
 Kompetensi profesional dan kehati-hatian: Seorang akuntan profesional mempunyai
kewajiban untuk memelihara pengetahuan dan keterampilan profesional secara
berkelanjutan pada tingkat yang dipelukan untuk menjamin seorang klien atau atasan
menerima jasa profesional yang kompeten yang didasarkan atas perkembangan praktik,
legislasi, dan teknik terkini.
 Kerahasiaan: Seorang akuntan profesional harus menghormati kerhasiaan informasi
yang diperolehnya sebagai hasil dari hubungan profesional dan bisnis serta tidak boleh
mengungapkan informasi apa pun kepada pihak ketiga tanpa izin yng enar dan spesifik,

KEWAJIBAN 7
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

kecuali terdapat kewajiban hukum atau terdapat hak profesional untuk


mengungkapkannya.
 Perilaku Profesional: Seorang akuntan profesional harus patuh pada hukum dan
perundang-undangan yang relevan dan harus menghindari tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.
b) kode perilaku profesional AICPA

Kode etik profesi di definisikan sebagai pegangan umum yang mengikat setiap anggota,
serta sutu pola bertindak yang berlaku bagi setiap anggota profesinya. Alasan utama
diperlukannya tingkat tindakan profesional yang tinggi oleh setiap profesi adalah kebutuhan
akan keyakinan publik atas kualitas layanan yang diberikan oleh profesi, tanpa memandang
masing – masing individu yang menyediakan layanan tersebut
.
Perilaku etika juga merupakan fondasi profesionalisme modern. Profesionalisme
didefinisikan secara luas, mengacu pada perilaku, tujuan, atau kualitas yang membentuk
karakter atau member ciri suatu profesi atau orang-orang profesional. Seluruh profesi
menyusun aturan atau kode perilakuyang mendefinisikan perilaku etika bagi anggota profesi
tersebut. Kode perilaku profesional terdiri dari : Prinsip – prinsip, Peraturan Etika,
Interpretasi atas Peraturan Etika dan Kaidah Etika.

Enam Prinsip-prinsip Perilaku Profesional:

o Tanggung Jawab: Dalam menjalankan tanggung jawab sebagai seorang profesional,


anggota harus menjalankan pertimbangan moral dan profesional secara sensitive
o Kepentingan Publik: Anggota harus menerima kewajiban mereka untuk bertindak
sedemikian rupa demi melayani kepentingan publik, menghormati kepercayaan publik, dan
menunjukan komitmen atas profesionalisme
o Integritas: Untuk memelihara dan memperluas keyakinan publik, anggota harus
melaksanakan semua tanggung jawab profesinal dengan ras integritas tertinggi
o Objektivitas dan Independensi: Seorang anggota harus memelihara objektivitas dan
bebas dari konflik kepentingan dalam menunaikan tanggung jawab profesional. Seorang
anggota dalam praktik publik seharusnya menjaga independensi dalam fakta dan
penampilan saat memberikan jasa auditing dan atestasi lainnya
o Kehati-hatian (due care): Seorang anggota harus selalu mengikuti standar-standar etika
dan teknis profesi terdorong untuk secara terus menerus mengembangkan kompetensi dan
kualita jasa, dan menunaikan tanggung jawab profesional sampai tingkat tertinggi
kemampuan anggota yang bersangkutan
o Ruang Iingkup dan Sifat Jasa: Seorang anggota dalam praktik publik harus mengikuti
prinsip-prinsip kode Perilaku Profesional dalam menetapkan ruang lingkup an sifat jasa
yang diberikan.
KEWAJIBAN 8
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

c) kode etik IAI


Kode etik adalah sistem norma, nilai dan aturan profesional tertulis yang secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik, dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi profesional.
Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia adalah aturan perilaku, etika akuntan dalam memenuhi
tanggung jawab profesionalnya.

Ketujuh prinsip dasar IAI tersebut adalah:

1. Integritas
Integritas berkaitan dengan profesi auditor yang dapat dipercaya karena
menjunjung tinggi kebenaran dan kejujuran. Integritas tidak hanya berupa kejujuran
tetapi juga sifat dapat dipercaya, bertindak adil dan berdasarkan keadaan
yang sebenarnya. Hal ini ditunjukkan oleh auditor ketika memunculkan keunggulan
personal ketika memberikan layanan profesional
kepada instansi tempat auditor bekerja dan kepada auditannya.

2. Obyektivitas
Auditor yang obyektif adalah auditor yang tidak memihak sehingga
independensi profesinya dapat dipertahankan. Dalam mengambil keputusan
atau tindakan, ia tidak boleh bertindak atas dasar prasangka atau bias,
pertentangan kepentingan, atau pengaruh dari pihak lain.

3. Kompetensi dan Kehati-hatian

Agar dapat memberikan layanan audit yang berkualitas, auditor harus memiliki dan
mempertahankan kompetensi dan ketekunan. Untuk itu auditor harus selalu meningkatkan
pengetahuan dan keahlian profesinya pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa instansi tempat ia bekerja atau
auditan dapat menerima manfaat dari layanan profesinya berdasarkan
pengembangan praktik, ketentuan, danteknik-teknik yang terbaru.

4. Kerahasiaan
Auditor harus mampu menjaga kerahasiaan atas informasi yang
diperolehnya dalam melakukan audit, walaupun keseluruhan proses audit mungkin
harus dilakukan secara terbuka dan transparan. Informasi tersebut merupakan hak milik
auditan, untuk itu auditor harus memperoleh persetujuan
khusus apabila akan mengungkapkannya, kecuali adanya kewajiban
pengungkapan karena peraturan perundang-undangan.

5. Prinsip kerahasiaan tidak berlaku dalam situasi-situasi berikut:


Pengungkapan yang diijinkan oleh pihak yang berwenang, seperti auditan dan
instansi tempat ia bekerja. Dalam melakukan pengungkapan ini, auditor harus
mempertimbangkan kepentingan seluruh pihak, tidak hanya dirinya, auditan, instansinya
saja, tetapi juga termasuk pihak-pihak lain yang mungkin terkena dampak dari
pengungkapan informasi ini.

6. Ketepatan Bertindak

KEWAJIBAN 9
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Auditor harus dapat bertindak konsisten dalam mempertahankan reputasi


profesi serta lembaga profesi akuntan sektor publik dan menahan diri dari setiap tindakan
yang dapat mendiskreditkan lembaga profesi atau dirinya sebagai auditor profesional.

7. Standar teknis dan professional


Auditor harus melakukan audit sesuai dengan standar audit yang berlaku, yang
meliputi standar teknis dan profesional yang relevan. Standar ini ditetapkan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia dan Pemerintah Republik Indonesia. Pada instansi-instansi audit
publik, terdapat juga standar audit yang mereka tetapkan dan berlaku bagi para
auditornya, termasuk aturan perilaku yang ditetapkan oleh instansi tempat ia bekerja.

3. Aturan dan Interpretasi Etika


Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk
oleh Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan
lainnya, sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi
lingkup dan penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai
Interpretasi dan atau Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk
menggantikannya.
Kepatuhan terhadap Kode Etik, seperti juga dengan semua standar dalam masyarakat terbuka,
tergantung terutama sekali pada pemahaman dan tindakan sukarela anggota. Di samping itu,
kepatuhan anggota juga ditentukan oleh adanya pemaksaan oleh sesama anggota dan oleh opini
publik, dan pada akhirnya oleh adanya mekanisme pemrosesan pelanggaran Kode Etik oleh
organisasi, apabila diperlukan, terhadap anggota yang tidak menaatinya.

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh
anggota, baik yang berpraktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, pada
instansi pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung-jawab
profesionalnya aturan.

Tujuan profesi akuntansi adalah memenuhi tanggung-jawabnya dengan standar


profesionalisme tertinggi, mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi kepada kepentingan
publik. Untuk mencapai tujuan tersebut terdapat empat kebutuhan dasar yang harus dipenuhi:

o Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan sistem informasi.


o Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat diidentifikasikan
oleh pemakai jasa.
o Akuntan sebagai profesional di bidang akuntansi.
o Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang diperoleh dari akuntan
diberikan dengan standar kinerja tertinggi.
o Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa terdapat kerangka
etika profesional yang melandasi pemberian jasa oleh akuntan.

KEWAJIBAN 10
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia terdiri dari tiga bagian:

(1) Prinsip Etika, (2) Aturan Etika, dan (3) Interpretasi Aturan Etika. Prinsip Etika memberikan
kerangka dasar bagi Aturan Etika, yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa profesional oleh anggota.
Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku bagi seluruh anggota, sedangkan Aturan Etika disahkan
oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.

Interpretasi Aturan Etika merupakan interpretasi yang dikeluarkan oleh Badan yang dibentuk oleh
Himpunan setelah memperhatikan tanggapan dari anggota, dan pihak-pihak berkepentingan lainnya,
sebagai panduan dalam penerapan Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya. Pernyataan Etika Profesi yang berlaku saat ini dapat dipakai sebagai Interpretasi dan atau
Aturan Etika sampai dikeluarkannya aturan dan interpretasi baru untuk menggantikannya.

KEWAJIBAN 11
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN

Kode etik akuntansi adalah pedoman sikap, tingkah laku dan perbuatan dalam melaksanakan
tugas dan dalam kehidupan sehari-hari dalam profesi akuntansi. Adanya kode etik akan melindungi
perbuatan yang tidak profesional. Dan perbedaan dari kode etik suatu profesi mempunyai kode etik
masing-masing dan tersendiri yang dibuat oleh badan yang mengatur etika profesi tersebut.

Pelanggaran kode etik tidak diadili oleh pengadilan, karena melanggar kode etik tidak selalu
berarti melanggar hukum, tapi pelanggaran kode etik akan diperiksa oleh majelis kode etik dari
setiap profesi tersebut.

3.2 SARAN

Harus ada lembaga yang berbeda-beda dalam menaungi berbagai profesi yang ada,
dimana lembaga tersebut merupakan sekumpulan orang yang memiliki profesi yang sama
dengan tujuan dapat menciptakan tatanan etik dalam pekerjaan. Dan semua lembaga-
lembaga profesi tersebut harus memiliki tujuan yang satu yaitu, mengutamakan
profesionalitasdalam bekerja yang dilihat dari kepatuhan menjadikan kode etik profesi
sebagai pedoman.

Etika profesi akuntansi diatur oleh suatu badan atau organisasi yang bertanggung jawab
dilingkup akuntansi seperti Ikatan akuntansi Indonesia (IAI), Ikatan Akuntan Publik
Indonesia (IAPI) sedangkan untuk etika profesi yang lain diatur oleh organisasi yang
berbeda sesuai dengan profesinya masing-masing.

KEWAJIBAN 12
ETIKA BISNIS DAN PROFESI

DAFTAR PUSTAKA

http://dokumen.tips/download/link/perilaku-etika-dalam-profesi-akuntansi

http://dokumen.tips/documents/kode-etik-aicpa-ifac-iai.html

https://orintalo.wordpress.com/2015/11/02/jurnal-analisis-pelanggaran-kode-etik-profesi-akuntan-publik-
pada-kasus-bank-lippo/

KEWAJIBAN 13

Anda mungkin juga menyukai