Anda di halaman 1dari 19

ANALISIS KASUS KPMG-SIDDHARTA SIDDHARTA &

HARSONO YANG DIDUGA MENYUAP PAJAK


Makalah ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Etika Profesi Dan
Tata Kelola Korporat

Disusun Oleh :
Mega Ayu Wulandari 5211171184
Salsabila Kusdianti 5211171185
Hana Nuranisa 5211171186
Sinta Nurwardiani 5211171187
Anisa Oktaviani 5211171191

Universitas Jenderal Achmad Yani


Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Jurusan Akuntansi
Cimahi
2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas
rahmat-Nya maka kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“KASUS KPMG-SIDDHARTA SIDDHARTA & HARSONO YANG DIDUGA
MENYUAP PAJAK”. Makalah ini merupakan salah satu tugas mata kuliah Etika
Profesi Dan Tata Kelola Korporat.
Dalam penulisan makalah ini kami merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan kemampuan yang kami
miliki. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat kami harapkan demi
penyempurnaan penulisan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penulisan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan Yang Maha Esa senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

Penulis, 2020

ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah.......................................................................................................2
1.4 Tujuan Penulisan......................................................................................................2
BAB II LANDASAN TEORI...........................................................................................3
2.1 Standar Profesional..................................................................................................3
2.2 Tipe Standar Profesional..........................................................................................3
1. Standar Auditing Standar.......................................................................................3
2. Standar Atestasi......................................................................................................3
3. Standar Jasa Akuntansi dan Review.......................................................................4
4. Standar Jasa Konsultansi........................................................................................4
5. Standar Pengendalian.............................................................................................5
2.3 Kode Etik/Komitmen Profesi Akuntan Publik.........................................................6
1. Prinsip Integritas....................................................................................................7
2. Prinsip Objektivitas................................................................................................7
3.Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional...........7
4. Prinsip Kerahasiaanan............................................................................................7
5. Prinsip Perilaku......................................................................................................9
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................................11
3.1 Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.........11
3.2 Analisis Kasus........................................................................................................11
BAB IV PENUTUP........................................................................................................13
4.1 Kesimpulan............................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................14

iii
1
BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Sebagai akuntan publik, profesionalisme merupakan syarat utama


profesi ini. Karena selain profesi yang bekerja atas kepercayaan masyarakat,
kontribusi akuntan publik terhadap ekonomi sangatlah besar. Peran auditor
untuk meningkatkan kredibilitas dan reputasi perusahaan sangatlah besar.
Selain itu beberapa peneliti seperti Peursem (2005) melihat bahwa auditor
memainkan peranan penting dalam jaringan informasi di suatu perusahaan.
Sejalan dengan pendapat tersebut, Gjesdal (1981) dalam Suta dan Firmanzah
(2006) juga mengatakan bahwa peranan utama auditor adalah menyediakan
informasi yang berguna untuk keperluan penyusunan kontrak yang dilakukan
oleh pemilik atau manajer perusahaan.

Logika sederhananya bahwa agar mesin perekonomian suatu negara


dapat menyalurkan dana masyarakat kedalam usaha-usaha produktif yang
beroperasi secara efisien, maka perlu disediakan informasi keuangan yang
andal, yang memungkinkan para investor untuk memutuskan kemana dana
mereka akan di investasikan. Untuk itu dibutuhkan akuntan publik sebagai
penilai kewajaran informasi yang disajikan manajemen. Jadi jelas bahwa
begitu besarnya peran akuntan publik dalam perekonomian, khususnya dalam
lingkup perusahaan menuntut profesi ini untuk selalu profesional serta taat
pada etika dan aturan yang berlaku.
Dari penjelasan tentang pentingnya peran akuntan publik tersebut
maka penulis tertarik untuk mengambil salah satu contoh kasus pelanggaran
etika profesi akuntansi tentang KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang
diduga menyuap pajak di Indonesia yang diharapkan dapat memberikan
informasi lebih nyata tentang pentingnya etika profesi akuntansi agar
pembaca dapat lebih mudah memahaminya.

1
1.2 Rumusan Masalah

1) Bagaimana opini penulis terhadap masalah yang terjadi pada kasus


KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak?
2) Etika profesi apa yang dilanggar pada kasus KPMG-Siddharta
Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak?

1.3 Batasan Masalah 

Berdasarkan rumusan masalah diatas, penulis hanya membahas kasus


KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.

1.4 Tujuan Penulisan

1) Untuk mengetahui opini penulis tentang masalah apa yang terjadi pada
kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.
2) Untuk mengetahui etika profesi apa yang dilanggar pada kasus KPMG-
Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap pajak.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Standar Profesional

Akuntan Publik Standar Profesional Akuntan Publik (SPAP) adalah


kodifikasi berbagai pernyataan standar teknis yang merupakan panduan
dalam memberikan jasa bagi akuntan publik di Indonesia. SPAP dikeluarkan
oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan Publik
Indonesia (DSPAP IAPI). Didalam SPAP terdapat beberapa tipe standar
profesional yang terbagi menjadi enam tipe standar profesional yang
dikodifikasikan dalam standar auditing, standar atestasi, standar jasa
akuntansi dan review, standar jasa konsultasi, standar pengendalian mutu, dan
aturan etika kompartemen akuntan publik.

2.2 Tipe Standar Profesional

1. Standar Auditing Standar

Auditing adalah sepuluh standar yang diterapkan dan disahkan oleh


Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI), yang terdiri dari standar umum,
standar pekerjaan lapangan, dan pelaporan beserta interpretasinya

2. Standar Atestasi

Atestasi (attestation) adalah suatu pernyataan pendapat atau


pertimbangan yang diberikan oleh seorang yang independen dan kompeten
yang menyatakan apakah asersi (assertion) suatu entitas telah sesuai dengan
kriteria yang telah ditetapkan.

Standar atestasi membagi tiga tipe perikatan atestasi :

 Pemeriksaan (examination)

3
 Review
 Prosedur yang disepakati (agreed-upon procedures)

3. Standar Jasa Akuntansi dan Review

Standar jasa akuntansi dan review memberikan kerangka untuk fungsi


non-atestasi bagi jasa akuntan publik yang mencakup jasa akuntansi dan
review.

Jasa akuntansi yang diatur dalam standar ini antara lain:

 Kompilasi laporan keuangan :Penyajian informasi-informasi yang


merupakan pernyataan manajemen (pemilik) dalam bentuk laporan
keuangan.
 Review atas laporan keuangan : Pelaksanaan prosedur permintaan
keterangan dan analisis yang menghasilkan dasar memadai bagi akuntan
untuk memberikan keyakinan terbatas, bahwa tidak terdapat modifikasi
material yagn harus dilakukan atas laporan keuangan agar laporan tersebut
sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia.
 Laporan keuangan komparatif : Penyajian informasi dalam bentuk laporan
keuangan dua periode atau lebih yang disajikan dalam bentuk berkolom.

4. Standar Jasa Konsultansi

Standar Jasa Konsultansi merupakan panduan bagi praktisi (akuntan


publik) yang menyediakan jasa konsultansi bagi kliennya melalui kantor
akuntan publik. Dalam jasa konsultansi, para praktisi menyajikan temuan,
kesimpulan dan rekomendasi.

Jasa konsultansi dapat berupa :

 Konsultasi (consultation) : Memberikan konsultasi atau saran profesional


(profesional advise) berdasarkan pada kesepakatan bersama dengan klien.

4
Contoh jenis jasa ini adalah review dan komentar terhadap rencana bisnis
buatan klien.
 Jasa pemberian saran profesional (advisory services) : Mengembangkan
temuan, kesimpulan, dan rekomendasi untuk dipertimbangkan dan
diputuskan oleh klien. Contoh jenis jasa ini adalah pemberian bantuan
dalam proses perencanaan strategik.
 Jasa implementasi : Mewujudkan rencana kegiatan menjadi kenyataan.
Sumber daya dan personel klien digabung dengan sumber daya dan
personel praktisi untuk mencapai tujuan implementasi. Contoh jenis jasa
ini adalah penyediaan jasa instalasi sistem komputer dan jasa pendukung
yang berkaitan.
 Jasa transaksi : Menyediakan jasa yang berhubungan dengan beberapa
transaksi khusus klien yang umumnya dengan pihak ketiga. Contoh jenis
jasa adalah jasa pengurusan kepailitan.
 Jasa penyediaan staf dan jasa pendukung lainnya : Menyediakan staf yang
memadai (dalam hal kompetensi dan jumlah) dan kemungkinan jasa
pendukung lain untuk melaksanakan tugas yang ditentukan oleh klien. Staf
tersebut akan bekerja di bawah pengarahan klien sepanjang keadaan
mengharuskan demikian. Contoh jenis jasa ini adalah menajemen fasilitas
pemrosesan data.
 Jasa produk : Menyediakan bagi klien suatu produk dan jasa profesional
sebagai pendukung atas instalasi, penggunaan, atau pemeliharaan produk
tertentu. Contoh jenis jasa ini adalah penjualan dan penyerahan paket
program pelatihan, penjualan dan implementasi perangkat lunak
komputer. 

5. Standar Pengendalian

Mutu Kantor Akuntan Publik (KAP) memberikan panduan bagi


kantor akuntan publik di dalam melaksanakan pengendalian kualitas jasa
yang dihasilkan oleh kantornya dengan mematuhi berbagai standar yang
diterbitkan oleh Dewan Standar Profesional Akuntan Publik Institut Akuntan

5
Publik Indonesia (DSPAP IAPI) dan Aturan Etika Kompartemen Akuntan
Publik yang diterbitkan oleh IAPI.

Unsur-unsur pengendalian mutu yang harus harus diterapkan oleh setiap KAP
pada semua jenis jasa audit, atestasi dan konsultansi meliputi:

 Independensi : Meyakinkan semua personel pada setiap tingkat organisasi


harus mempertahankan independensi
 Penugasan personel : Meyakinkan bahwa perikatan akan dilaksanakan oleh
staf profesional yang memiliki tingkat pelatihan dan keahlian teknis untuk
perikatan dimaksud
 Konsultasi : Meyakinkan bahwa personel akan memperoleh informasi
memadai sesuai yang dibutuhkan dari orang yang memiliki tingkat
pengetahuan, kompetensi, pertimbangan (judgement), dan wewenang
memadai
 Supervisi : Meyakinkan bahwa pelaksanaan perikatan memenuhi standar
mutu yang ditetapkan oleh KAP
 Pemekerjaan (hiring) : Meyakinkan bahwa semua orang yang dipekerjakan
memiliki karakteristik semestinya, sehingga memungkinkan mereka
melakukan penugasan secara kompeten
 Pengembangan profesional : Meyakinkan bahwa setiap personel memiliki
pengetahuan memadai sehingga memungkinkan mereka memenuhi
tanggung jawabnya. Pendidikan profesional berkelanjutan dan pelatihan
merupakan wahana bagi KAP untuk memberikan pengetahuan memadai
bagi personelnya untuk memenuhi tanggung jawab mereka dan untuk
kemajuan karier mereka di KAP
 Promosi (advancement) : Meyakinkan bahwa semua personel yang
terseleksi untuk promosi memiliki kualifikasi seperti yang disyaratkan
untuk tingkat tanggung jawab yang lebih tinggi.
 Penerimaan dan keberlanjutan klien : Menentukan apakah perikatan dari
klien akan diterima atau dilanjutkan untuk meminimumkan kemungkinan

6
terjadinya hubungan dengan klien yang manajemennya tidak memiliki
integritas berdasarkan pada prinsip pertimbangan kehati-hatian (prudence)
 Inspeksi : Meyakinkan bahwa prosedur yang berhubungan dengan unsur-
unsur lain pengendalian mutu telah diterapkan dengan efektif

2.3 Kode Etik/Komitmen Profesi Akuntan Publik

Kode Etik Profesi Akuntan Publik yang baru saja diterbitkan oleh
IAPI menyebutkan 5 prinsip-prinsip dasar etika profesi, yaitu:

1. Prinsip Integritas

Prinsip integritas mewajibkan setiap praktisi untuk tegas, jujur, dan


adil dalam hubungan profesional dan hubungan bisnisnya. Praktisi tidak
boleh terkait dengan laporan, komunikais atau informasi lainnya yang
diyakininya terdapat :

Kesalahan material atau pernyataan yang menyesatkan;

Pernyataan atau informasi yang diberikan secara tidak hati-hati; atau

Penghilangan atau penyembunyian yang dapat menyesatkan atas informasi


yang seharusnya diungkapkan.

2. Prinsip Objektivitas

Prinsip objektivitas mengharuskan praktisi untuk tidak


membiarkan subjektivitas, benturan kepentingan atau pengaruh yang tidak
layak dari pihak-pihak lain memengaruhi pertimbangan profesional atau
pertimbangan bisnisnya.

3.Prinsip Kompetensi serta Sikap Kecermatan dan Kehati-hatian Profesional

Prinsip kompetensi serta sikap kecermatan dan kehati-hatian


profesional mewajibkan setiap praktisi untuk :

7
 Memelihara pengetahuan dan keahlian profesional yang dibutuhkan
untuk menjamin pemberian jasa profesional yang kompeten kepada
klien atau pemberi kerja; dan
 Menggunakan kemahiran profesionalnya dengan saksama sesuai
dengan standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku dalam
memberikan jasa profesionalnya.

4. Prinsip Kerahasiaanan

Prinsip kerahasiaan mewajibkan setiap praktisi untuk tidak


melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut :

 Mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia yang diperoleh dari


hubungan profesional dan hubungan bisnis kepada pihak di luar KAP
atau jaringan KAP tempatnya bekerja tanpat adanya wewenang khusus,
kecuali jika terdapat kewajiban untuk mengungkapkannya sesuai
dengan ketentuan hukum atau peraturan lainnya yang berlaku; dan
 Menggunakan informasi yang bersifat rahasian yang diperoleh dari
hubungan profesional dan hubungan bisnis untuk keuntungan pribadi
atau pihak ketiga.

Situasi-situasi yang mungkin mengharuskan praktisi untuk


mengungkapkan informasi yang bersifat rahasia atau ketika pengungkapan
tersebut dianggap tepat :

 Pengungkapan yang diperbolehkan oleh hukum dan disetujui oleh klien


atau pemberi kerja;
 Pengungkapan yang diharuskan oleh hukum, sebagai contoh :
 Pengungkapan dokumen atau bukti lainnya dalam sidang pengadilan;
atau
 Pengungkapan kepada otoritas publik yang tepat mengenai suatu
pelanggaran hukum; dan

8
 Pengungkapan yang terkait dengan kewajiban profesional untuk
mengungkapan, selama tidak dilarang oleh ketentuan hukum :
 Dalam mematuhi pelaksanaan penelaahan mutu yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator;
 Dalam menjawab pertanyaan atau investigasi yang dilakukan oleh
organisasi profesi atau regulator;
 Dalam melindungi kepentingan profesional praktisi dalam sidang
pengadilan; atau
 Dalam mematuhi standar profesi dan kode etik profesi yang berlaku.

Dalam memutuskan untuk mengungkapkan informasi yang bersifat


rahasia, setiap praktisi harus mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :

 Dirugikan tidaknya kepentingan semua pihak, termasuk pihak ketiga, jika


klien atau pemberi kerja mengizinkan pengungkapan informasi oleh
praktisi;
 Diketahui tidaknya dan didukung tidaknya semua informasi yang relevan.
Ketika fakta atau kesimpulan tidak didukung bukti, atau ketika informasi
tidak lengkap, pertimbangan profesional harus digunakan untuk
menentukan jenis pengungkapan yang harus dilakukan; dan
 Jenis komunikasi yang diharapkan dan pihak yang dituju. Setiap praktisi
harus memastikan tepat tidaknya pihak yang dituju dalam komunikasi
tersebut.

5. Prinsip Perilaku

Profesional Prinsip perilaku profesional mewajibkan setiap praktisi


untuk mematuhi setiap ketentuan hukum dan peraturan yang berlaku, serta
menghindari setiap tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Hal ini
mencakup setiap tindakan yang dapat mengakibatkan terciptanya
kesimpulan yang negatif oleh pihak ketiga yang rasional dan memiliki

9
pengetahuan mengenai semua informasi yang relevan, yang dapat
menurunkan reputasi profesi. Setiap praktisi harus bersikap jujur dan tidak
boleh bersikap atau melakukan tindakan :

Membuat pernyataan yang berlebihan mengenai jasa profesional


yang dapat diberikan, kualifikasi yang dimiliki atau pengalaman yang
telah diperoleh dan membuat pernyataan yang merendahkan atau
melakukan perbandingan yang tidak didukung bukti terhadap hasil
perkerjaan praktisi lain. Selain itu, Kode Etik Profesi Akuntan Publik juga
merinci aturan mengenai hal-hal berikut ini:

 Seksi 200 Ancaman dan Pencegahan Seksi 210 Penunjukan Praktisi,


KAP, atau Jaringan KAP
 Seksi 220 Benturan Kepentingan Seksi 230 Pendapat Kedua Seksi 240
Imbalan Jasa Profesional dan Bentuk Remunerasi Lainnya
 Seksi 250 Pemasaran Jasa Profesional Seksi 260 Penerimaan Hadiah
atau Bentuk Keramah-Tamahan Lainnya
 Seksi 270 Penyimpanaan Aset Milik Klien Seksi 280 Objektivitas –
Semua Jasa Profesional
 Seksi 290 Independensi dalam Perikatan Assurance

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kasus KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono yang diduga menyuap


pajak

September tahun 2001, KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono harus


menanggung malu. Kantor akuntan publik ternama ini terbukti menyogok
aparat pajak di Indonesia sebesar US$ 75 ribu. Sebagai siasat, diterbitkan
faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya
PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di
bursa New York. Berkat aksi sogok ini, kewajiban pajak Easman memang
susut drastis. Dari semula US$ 3,2 juta menjadi hanya US$ 270 ribu. Namun,
Penasihat Anti Suap Baker rupanya was-was dengan polah anak
perusahaannya. Maka, ketimbang menanggung risiko lebih besar, Baker
melaporkan secara suka rela kasus ini dan memecat eksekutifnya. Badan

11
pengawas pasar modal AS, Securities & Exchange Commission, menjeratnya
dengan Foreign Corrupt Practices Act, undang-undang anti korupsi buat
perusahaan Amerika di luar negeri. Akibatnya, hampir saja Baker dan KPMG
terseret ke pengadilan distrik Texas. Namun, karena Baker mohon ampun,
kasus ini akhirnya diselesaikan di luar pengadilan KPMG pun terselamatkan.

3.2 Analisis Kasus

Menurut kami, akuntan internal KPMG-Siddharta Siddharta &


Harsono belum sepenuhnya menerapkan 4 prisip etika akuntan. Dari
kedelapan prinsip akuntan yaitu tanggung jawab profesi, kepentingan publik,
integritas, objektifitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,
perilaku profesional, dan standar teknis, prinsip-prinsip etika akuntan yang
dilanggar antara lain :

Tanggung jawab profesi, dimana seorang akuntan harus bertanggung


jawab secara professional terhadap semua kegiatan yang dilakukannya.
Akuntan Internal KPMG-Siddharta Siddharta & Harsono kurang bertanggung
jawab karena dia terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia sebesar US$
75 ribu.

Kepentingan Publik, dimana dalam kasus ini akuntan KPMG-


Siddharta Siddharta & Harsono diduga tidak bekerja demi kepentingan publik
karena diduga sengaja terbukti menyogok aparat pajak di Indonesia yang
disiati telah menerbitkan faktur palsu untuk biaya jasa profesional KPMG
yang harus dibayar kliennya PT Easman Christensen, anak perusahaan Baker
Hughes Inc. yang tercatat di bursa New York. Hal ini tentu saja sangat
berbahaya, termasuk bagi perusahaan KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono.

Integritas, dimana akuntan harus bekerja dengan profesionalisme yang


tinggi. Dalam kasus ini akuntan KPMG-Siddharta tidak menjaga
integritasnya, karena telah melakukan penyogokan aparat pajak di indonesia.

12
Objektifitas, dimana akuntan harus bertindak obyektif dan bersikap
independen atau tidak memihak siapapun. Dalam kasus ini akuntan KPMG
memihak kepada kliennya dan melakukan kecurangan dengan menyogok
aparat pajak di Indonesia.

13
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari hasil pembahasan diatas maka menghasilkan kesimpulan, sebagai


berikut:

Jadi pihak KPMG telah menyuap aparat pajak senilai UU$ 75.000.
Cara untuk menutupi itu semua, sehingga diterbitkanlah faktur palsu untuk
biaya jasa profesional KPMG yang harus dibayar kliennya PT Easman
Christensen, anak perusahaan Baker Hughes Inc. yang tercatat di bursa New
York.

Solusi untuk kasus tersebut adalah sebagai berikut:

 Harus adanya upaya untuk memperbaiki kesalahan yang telah ada


sebelumnya dan tidak mengulanginya lagi.
 Dilakukannya perbaikan sistem akuntansi dan konsistensi penerapan
Prinsip Akuntansi yang Berlaku Umum di perusahaan.
 Lebih selektif dan teliti lagi dalam memilih calon auditor atau auditor yang
benar-benar kompeten dan profesional untuk bekerja dikantor tersebut
untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPMG-Siddharta
Siddharta & Harsono.

4.2 Saran

Harus ada upaya membenarkan kesalahan sebelumnya dan tidak


mengulanginya lagi, karena konsistensi yang salah tidak boleh di pertahankan.
Perbaikan sistem akuntansi dan konsistensi penerapan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di perusahaan. Lebih selektif dalam memilih uditor yang benar-

14
benar kompeten dan profesional untuk bekerja di kantor tersebut untuk
mengembalikan kepercayaan publik terhadap KPMG-Siddharta Siddharta &
Harsono.

DAFTAR PUSTAKA

http://id.wikipedia.org/wiki/KPMG

http://www.scribd.com/doc/237999169/Data-Kasus-KPMG

Peursem (2005)
Gjesdal (1981) dalam Suta dan Firmanzah (2006)

15

Anda mungkin juga menyukai