Anda di halaman 1dari 10

RENCANA AUDIT YANG TANGGAP DAN

PRODSEDUR AUDIT SELANJUTNYA

KELOMPOK 2 :

TOMMY TRYADI ( 1621079 )


KURNIA ADHI WIRADHANA ( 1621082 )
Rencana Audit yang Tanggap
Merupakan reaksi auditor terhadap resiko yang diidentifikasi dan dinilainya dalam tahap
1 proses audit. Auditor harus memberi tanggapan yang tepat pada resiko yang dinilai
(assessed risk). Untuk itu, diperlukan kearifan professional (professional judgement)

Tinjauan Umum
Dalam tahap kedua dari suatu proses audit ( tahap menanggapi risiko ), tujuannya ialah
memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai risiko yang dinilai ( assessed
risks ).

Auditor melakukan pendekatan dengan berbagai cara :


a) Menanggapi risiko yang dinilai, secara bergantian sesuai dengan sifatnya dan dengan
merancang tanggapan audit yang tepat dalam bentuk prosedur audit selanjutnya.
b) Menangani setiap risiko yang dinilai, sesuai dengan materialitas dari area laporan
keuangan yang tekena dampak risiko tersebut. Auditor kemudian merancang
tanggapan dalam bentuk prosedur audit selanjutnya yang tepat.
c) Memulai dengan daftar prosedur audit baku untuk setiap area laporan keuangan dan
asersi yang material dan membuat penyesuaian untuk merancang tanggapan yang
tepat terhadap risiko yang dinilai.
Langkah awal
Langkah awal untuk merancang tanggapan audit yang efektif adalah dengan membuat
daftar dari semua risiko yang dinilai dan dikembangkan pada akhir tahap penilaian risiko

Pada tahap itu, risiko sudah diidentifikasi dan dinilai pada:


 tingkat laporan keuangan
 tingkat asersi untuk area laporan keuangan dan disclosures.

Tanggapan Menyeluruh ( Overall Response )


Risiko yang pervasif pada tingkat laporan keuangan (seperti kelemahan lingkungan
pengendalian dan/atau potensi terjadinya kecurangan yang dapat berdampak terhadap
banyak asersi) ditangani melalui rancangan dan implementasi tanggapan menyeluruh
oleh auditor.

Dalam membuat tanggapan menyeluruh, auditor juga menentukan :


 Intensnya anggota tim audit.
 Staf mana yang ditugaskan.
 Luasnya supervisi yang diperlukan selama audit.
 Perlunya memasukan unsur pendadakan.
 Setiap perubahan yang harus dibuat berkenaan dengan sifat, waktu pelaksanaan dan
luasnya prosedur audit.
Materialitas dalam merancang pengujian
Faktor kunci dalam menentukan luasnya suatu prosedur audit ialah performance
materiality atau materialitas pelaksanaan. Performance Materiality ditetapkan untuk
laporan keuangan secara keseluruhan dan dimodifikasi untuk memperhitungkan risiko
tertentu berkenaan dengan saldo akun, transaksi, atau disclousure dalam laporan
keuangan.

Kotak peralatan auditor

Suatu kotak peralataan auditor yaitu berisi:


 Prosedur substantif dasar
 Prosedur substantif yang diperluas
 Prosedur analitikal substantif
 Uji pengendalian
Prosedur Substansif Dasar
Prosedur substansif dasar wajib dilaksanakan untuk setiap jenis transaksi, saldo
akun dan disclosure yang material tanpa memperhatikan ARRM ( Assessed risks of material
misstatement atau risiko salah saji material yang dinilai ).
Prosedur substansif dasar mencerminkan kenyataan bahwa :
o penilaian risiko oleh auditor bersifat judgmental dan mungkin tidak dapat mengidentifikasi
semua salah saji material.
o ada kendala bawaan dalam pengendalian internal.

Contoh Prosedur Substantif dasar:


 peroleh daftar lengkap dari items yang merupakan rincian saldo akhir.
 bandingkan saldo periode berjalan saldo periode yang lalu.
 peroleh alasan atau penjelasan mengenai fluktuasi.
 laksanakan prosedur pisah batas akhir tahun.

Prosedur Substantif yang Diperluas


Menekankan sifat dan luasnya pekerjaan audit tambahan yang diwajibkan dalam
menanggapi situasi dimana risiko yang dinilai untuk suatu asersi tertentu adalah moderat
atau tinggi.

Contoh Prosedur yang diperluas:


 prosedur yang disesuaikan untuk menanggapi faktor risiko khusus, jenis kecurangan
lainnya atau risiko signifikan.
 prosedur yang serupa dengan basic procedures, tetapi luasnya prosedur ditingkatkan
untuk mencapai tingkat yang tepat dalam menurunkan risiko
Uji Pengendalian
Ketika pengendalian inti berfungsi secara efektif, uji pengendalian dapat
dilaksanakan untuk memperoleh bukti audit mengenai suatu asersi. Uji pengendalian
untuk menekan risiko ke tingkat rendah dapat memberikan bukti yang diperlukan untuk
asersi tertentu. Alternatifnya ialah, uji pengendalian untuk menekan risiko ke tingkat
moderat. Dalam hal terakhir, untuk memperoleh bukti yang diperlukan, auditor
menambah uji pengendalian dengan prosedur substansif untuk menangani asersi yang
sama.

Prosedur Analitikal Substantif


Prosedur analitikal substantif meliputi evaluasi atas informasi keuangan melalui
analisis dari hubungan atau korelasi yang mungkin ada di antara data keuangan dan
nonkeuangan. Harus dibangun ekspektasi yang tepat untuk jumlah atau angka yang
diperiksa, ketika dibandingkan dengan angka yang sebenarnya dicatat.

Prosedur Analitikal Substantif dapat dikelompokan sebagai berikut :


 perbandingan sederhana diantara data.
 model prakiraan saja atau dikombinasikan dengan uji pengendalian atau prosedur
substantif lainnya, sudah cukup untuk menekan risiko audit ketingkat rendah yang dapat
diterima.
Rencana Audit Responsif
Ada tiga langkah umum yang dijalankan auditor dalam menyusun rencana:
1. Tanggapi risiko yang dinilai pada tingkat laporan keuangan (atau tanggapan
menyeluruh, overall responsive)
Langkah pertama adalah menyusun tanggapan menyeluruh yang tepat pada tingkat
laporan keuangan. Karena risiko – risiko ini bersifat pervasif, penilaian risiko dengan
tingkat moderat atau tinggi akan menambah pekerjaan audit yang diperlukan untuk
setiap area dalam laporan keuangan.

2. Identifikasi prosedur tertentu yang diperlukan untuk area laporan keuangan yang
material.
Sebelum menyusun tanggapan terinci atas setiap risiko yang dinilai akan bermanfaat
bagi auditor mempertimbangkan untuk setiap laporan keuangan area yang material.

3. Tentukan prosedur audit dan luasnya.


Langkah ketiga ialah menggunakan kearifan profesional untuk memilih campuran
yang tepat dari berbagai prosedur dan dari luasnya pengujian yang harus dilakukan
untuk menanggapi secara tepat risiko yang dinilai pada tingkat asersi.
Menanggapi Risiko Fraud

Risiko kecurangan atau fraud (termasuk management override) dapat terjadi di


semua entitas, dan perlu mendapat perhatian ketika auditor menyusun rencana audit.
Langkah pertama ialah menilai risiko potensial terjadinya kecurangan, dan kemudian
merancang tanggapan menyeluruh dan tanggapan terinci yang tepat.
Management override atau menajemen yang sengaja meniadakan atau melemahkan
pengendalian dapat dilakukan terhadap atau dalam hubungan dengan:
1. journal entries,
2. estimasi oleh manajemen,
3. transaksi penting,
4. transaksi hubungan istimewa,
5. pengakuan pendapatan.

Risiko Salah Saji dalam Presentasi Disclosure

Prosedur yang spesifik perlu dirancang untuk menanggapi risiko yang bertalian dengan penyajian
dan pengungkapan laporan keuangan. Prosedur spesifik ini memastikan apakah:
1. Semua laporan dalam perangkat laporan keuangan disajikan dengan cara yang mencermiankan
klasifikasi dan penjelasan informasi keuangan dengan benar;
2. Penyajian laporan keuangan termasuk pengungkapan (disclosures) yang memadai dari hal-hal
yang material dan ketidakpastian.
3. Manajemen mengungkapkan hal-hal tertentu mengenai situasi dan fakta yang diketahui oleh
auditor pada saat penandatanganan laporan auditor.
Menentukan Lengkapnya Rencana Auditor
Sebelum menyimpulkan suatu audit sudah lengkap, auditor mempertimbangkan apakah
faktor-faktor berikut, yang disajikan dalam bentuk pertanyaan, sudah terjawab.

1. Apakah semua area laporan keuangan sudah tercakup ?


2. Adakah kebutuhan akan konfirmasi eksternal ?
3. Dapatkah bukti yang diperoleh tahun lalu, digunakan ?
4. Apakah perlu tenaga ahli ?
5. Apakah proses tutup buku sudah diinput ?
6. Apakah risiko signifikan telah ditangani ?
7. Apakah bukti yang diperoleh dari pengujian di tengah tahun, sudah dimutakhirkan ?
8. Apakah risiko potensial terjadinya kecurangan, mendapat perhatian auditor ?

Dokumentasikan Tanggapan Menyeluruh dan Rencana Audit Terinci


Tanggapan menyeluruh dapat didokumentasikan sebagai sebuah dokumen yang berdiri
sendiri (stand-alone document) atau yang lebih lazim, sebagai bagian strategi audit
menyeluruh (overall audit strategy).
Rencana audit terinci (detailed audit plan) sering didokumentasikan dalam bentuk
program audit yang menggambarkan secara garis besar, sifat dan luasnya prosedur
asersi yang diperiksa. Kemudian ada ruangan untuk mencatat rincian mengenai siapa
yang melakukan tiap-tiap prosedur dalam program audit tersebut, dan apa temuannya.
Komunikasi Mengenai Rencana Audit
Strategi audit menyeluruh, tanggapan menyeluruh, dan rencana audit sepenuhnya
merupakan tanggung jawab auditor. Namun, sering kali bermanfaat untuk membahas
unsur-unsur dalam rencana audit terinci dengan manajemen. Pembahasan seperti ini
menyebabkan perubahan kecil mengenai penetapan waktu dan akan memfasilitasi
pelaksanaan prosedur tertentu.

Anda mungkin juga menyukai