Audit Siklus Penjualan dan Penagihan & Audit Siklus Pengadaan dan Pembayaran
1. Fransisca 1621110
Konfirmasi pihak ketiga mengenai apa? Apabila menejemen tidak memperkenankan
menanyakan konfirmasi kepada pihak ketiga dan penolakan manajemen diterima oleh audit,
langkah berikutnya dari auditor apa?
Jawab :
Terkadang, untuk alasan tertentu, manajemen meminta auditor untuk tidak
mengkonfirmasi saldo tertentu atau informasi lainnya. Alasan tersebut antara lain karena ada
dispute antara manajemen dan konsumen, terkait dengan nilai piutang. Sebagai contoh,
konsumen suatu tabungan dan pinjaman mungkin meminta untuk tidak menerima “monthly
statements” atau notifikasi sejenisnya. Alasan umum lainnya adalah saldo yang dispute antara
klien dan konsumen.
Namun, permintaan tersebut dari manajemen dapat menjadi menipu untuk mengalihkan
perhatian auditor dari transaksi yang tidak wajar. Adanya dispute dengan konsumen juga tidak
dapat menjadi alasan cukup untuk tidak melakukan konfirmasi. Hanya surat representasi
manajemen terkait dengan masalah tersebut juga tidak dapat menjadi bukti audit yang cukup.
Dampak dari permintaan tersebut terhadap risiko audit merupakan faktor penting. Dengan
mengasumsikan auditor telah mengumpulkan bukti kolaboratif terkait alasan-alasan untuk
tidak melakukan konfirmasi, auditor seharusnya melaksanakan prosedur alternatif, seperti
memeriksa penerimaan kas di masa mendatang, untuk menjamin bahwa pembayaran memang
berhubungan dengan saldo piutang yang dipertanyakan.
Untuk apabila penolakan dari pihak manajemen diterima oleh auditor tergantung pada
risiko salah saji material, sifat dari saldo, dan ketersediaan bukti audit, auditor dapat juga
menguji dokumen pengiriman (dengan asumsi cukup pemisahan fungsi), bukti eksternal
pesanan pembelian dari konsumen, bukti pihak ketiga terkait pengiriman, invoice penjualan,
kontrak, atau dokumentasi yang relevan lainnya. Apabila berdasrkan kearifan predesional
auditor hal tersebut tidak beresiko salah saji material, maka prosedur audit selanjutnya dapat
dijalankan ke tahap berikutnya.
Namun, jika permintaan manajemen bahwa auditor agar tidak mengkonfirmasi saldo
tertentu atau informasi lainnya adalah tidak masuk akal atau menyebabkan adanya pembatasan
lingkup audit secara signifikan, auditor biasanya akan menolak memberikan pendapatan atau
menarik diri dari penugasan. Auditor dapat mencari saran dari bagian hukum.
2. Tika 1621078
Hal apa yang menyebabkan adanya Negative confirmations?
Jenis-jenis Konfirmasi
a. Konfirmasi positif ( positive Confirmation ) konfirmasi positif adalah komunikasi yang
ditujukan kepada debitor untuk meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang
disebutkan dalam konfirmasi tersebut benar atau salah. a. Formulasi konfirmasi kosong (
blank confirmation form ) adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyebutkan jumlah
yang dikonfirmasikan, tetapi mensyaratkan penerima untuk mengisi jumlahnya atau
memasukkan informasi lain. b. Konfirmasi tagihan ( invoice confirmation ) adalah bentuk
lain konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan
piutang pelanggan.
b. Konfirmasi Negatif ( Negative Confirmation ) konfirmasi negatif juga ditujukan kepada
debitor tetapi hanya meminta respons jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan
dalam konfirmasi. Konfirmasi positif merupakan bukti yang lebih dapat diandalkan karena
auditor dapat melakukan prosedur lain jika respons tidak diperoleh dari debitor. Dengan
konfirmasi negatif pelanggan bisa saja tidak merespon dan dianggap menyetujui jumlah
yang dikonfirmasi, meskipun mungkin sebenarnya pelanggan mengabaikan permintaan
konfirmasi.
Hal yang menyebabkan adanya negative confirmation karena responden yang
dimintakan konfirmasi, tidak menjawab pertnyaaan/kiriman surat untuk konfirmasi yang
diminta oleh auditor atas berbagai alasannya.
Dalam SA 330.20 menyebutkan bahwa bentuk negative confirmation sebaiknya
digunakan hanya apabila ketiga kondisi berikut terpenuhi :
a. Tingkat resiko deteksi bisa diterima untuk asersi-asersi bersangkutan adalah moderat atau
tinggi.
b. Sebagian besar saldo debitur berjumlah kecil.
c. Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi (Responden) akan
mempertimbankan permintaan.
3. masalah yang mungkin di hadapi untuk tiap-tiap siklus.
A. Untuk Siklus Penjualan dan penagihan
Tujuan utama proses entri pesanan penjualan adalah secara akurat dan efisien
memproses pesanan pelanggan, memastikan bahwa perusahaan dibayar untuk semua
penjualan kredit, dan bahwa semua penjualan sah, serta untuk meminimalkan hilangnya
pendapatan akibat dari manajemen persediaan yang kurang baik. Dalam proses entri
pesanan penjualan terdapat empat ancaman, yaitu sebagai berikut :
1. Menangani kas atau cek serta memasukkan data kiriman ke rekening pelanggan.
Seseorang yang melakukan kedua tugas ini dapat melakukan jenis penggelapan khusus yang
disebut gali lubang tutup lubang (lapping).
2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi nota kredit. Seseorang yang melakukan kedua
tugas ini dapat menutupi pencurian kas dengan cara membuat nota kredit yang sama dengan
jumlah yang dicuri.
3. Membuat nota kredit dan memelihara rekening pelanggan. . Seseorang yang melakukan
kedua tugas ini dapat menghapus jumlah tidak tertagih yang merupakan utang teman-
temannya.
4. Masalah-masalah Umum Pengendalian Dua tujuan umum yang berhubungan dengan
semua aktivitas dalam siklus pendapatan adalah bahwa data tersedia ketika dibutuhkan dan
bahwa semua aktivitas dilakukan secara efesien dan efektif.
B. Untuk Siklus Pengadaan dan Pembayaran
Tujuan dari proses pembelian atau pengadaan ini adalah untuk meminimalisasi biaya
berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses bisnis. Risiko
yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk
mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat
Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan persediaan yang tidak
akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan yang selanjutnya mengakibatkan
kehilangan penjualan. Metode perpetual inventory dapat diterapkan untuk memastikan
informasi tentang jumlah persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan
pada saat memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya input data
secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan teknologi infomasi untuk
memastikan keakuratan data. Misalnya dengan menggunakan metode Bar-coding, namun
masih mungkin terjadi kesalahan karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem
secara manual.
b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan
Risiko yang selanjutnya adalah memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan yang
dapat mengakibatkan tingginya biaya pembelian dan kegagalan untuk mendapatkan diskon
volume yang tersedia. Pencatatan yang akurat pada metode perpetual inventory dapat
memastikan validitas dari permintaan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh
pengendalian pada sistem. Permasalahan selanjutnya adalah kemungkinan terjadinya
pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi yang
tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain itu, supervisor harus
melakukan review dan menyetujui setiap PR yang terbentuk.
c. Membeli barang pada saat harga tinggi
Risiko selanjutnya adalah membeli barang pada saat harga tinggi dimana dapat
menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi karena biaya pembelian barang mendapat
porsi paling besar dari total biaya produksi manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan berusaha
untuk mengamankan harga terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga
untuk barang yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika akan
membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian agar perusahaan tidak membayar terlalu
banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang khusus dengan biaya yang tinggi dapat
dilakukan competitive bidding dimana penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh
perusahaan. Pengendalian anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban
pembelian. Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung jawab
menyetujui permintaan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran juga dapat dilakukan
dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran, jika terdapat deviasi yang cukup
signifikan, maka harus diambil tindakan investigasi (Management by Exception).
d. Membeli barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang mungkin terjadi
adalah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari
tahu supplier mana yang menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang
kompetitif dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari supplier.
Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang telah disetujui dan diyakini
memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap pembelian kepada supplier yang baru harus
dilakukan review dan diberikan persetujuan oleh supervisor.
e. Supplier yang tidak dapat diandalkan
Risiko selanjutnya adalah supplier yang tidak dapat diandalkan sehingga juga dapat
mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi.
Memilih supplier yang memiliki sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu
bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem informasi akuntansi juga harus
dirancang untuk dapat melihat dan melacak informasi tentang kinerja supplier. Misalnya sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan
secara otomatis mengenai PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah
dijanjikan.