Anda di halaman 1dari 10

Pertanyaan Pada Kelompok

Audit Siklus Penjualan dan Penagihan & Audit Siklus Pengadaan dan Pembayaran
1. Fransisca 1621110
Konfirmasi pihak ketiga mengenai apa? Apabila menejemen tidak memperkenankan
menanyakan konfirmasi kepada pihak ketiga dan penolakan manajemen diterima oleh audit,
langkah berikutnya dari auditor apa?
Jawab :
Terkadang, untuk alasan tertentu, manajemen meminta auditor untuk tidak
mengkonfirmasi saldo tertentu atau informasi lainnya. Alasan tersebut antara lain karena ada
dispute antara manajemen dan konsumen, terkait dengan nilai piutang. Sebagai contoh,
konsumen suatu tabungan dan pinjaman mungkin meminta untuk tidak menerima “monthly
statements” atau notifikasi sejenisnya. Alasan umum lainnya adalah saldo yang dispute antara
klien dan konsumen.
Namun, permintaan tersebut dari manajemen dapat menjadi menipu untuk mengalihkan
perhatian auditor dari transaksi yang tidak wajar. Adanya dispute dengan konsumen juga tidak
dapat menjadi alasan cukup untuk tidak melakukan konfirmasi. Hanya surat representasi
manajemen terkait dengan masalah tersebut juga tidak dapat menjadi bukti audit yang cukup.
Dampak dari permintaan tersebut terhadap risiko audit merupakan faktor penting. Dengan
mengasumsikan auditor telah mengumpulkan bukti kolaboratif terkait alasan-alasan untuk
tidak melakukan konfirmasi, auditor seharusnya melaksanakan prosedur alternatif, seperti
memeriksa penerimaan kas di masa mendatang, untuk menjamin bahwa pembayaran memang
berhubungan dengan saldo piutang yang dipertanyakan.
Untuk apabila penolakan dari pihak manajemen diterima oleh auditor tergantung pada
risiko salah saji material, sifat dari saldo, dan ketersediaan bukti audit, auditor dapat juga
menguji dokumen pengiriman (dengan asumsi cukup pemisahan fungsi), bukti eksternal
pesanan pembelian dari konsumen, bukti pihak ketiga terkait pengiriman, invoice penjualan,
kontrak, atau dokumentasi yang relevan lainnya. Apabila berdasrkan kearifan predesional
auditor hal tersebut tidak beresiko salah saji material, maka prosedur audit selanjutnya dapat
dijalankan ke tahap berikutnya.
Namun, jika permintaan manajemen bahwa auditor agar tidak mengkonfirmasi saldo
tertentu atau informasi lainnya adalah tidak masuk akal atau menyebabkan adanya pembatasan
lingkup audit secara signifikan, auditor biasanya akan menolak memberikan pendapatan atau
menarik diri dari penugasan. Auditor dapat mencari saran dari bagian hukum.
2. Tika 1621078
Hal apa yang menyebabkan adanya Negative confirmations?
Jenis-jenis Konfirmasi
a. Konfirmasi positif ( positive Confirmation ) konfirmasi positif adalah komunikasi yang
ditujukan kepada debitor untuk meminta konfirmasi secara langsung apakah saldo yang
disebutkan dalam konfirmasi tersebut benar atau salah. a. Formulasi konfirmasi kosong (
blank confirmation form ) adalah jenis konfirmasi positif yang tidak menyebutkan jumlah
yang dikonfirmasikan, tetapi mensyaratkan penerima untuk mengisi jumlahnya atau
memasukkan informasi lain. b. Konfirmasi tagihan ( invoice confirmation ) adalah bentuk
lain konfirmasi positif yang merupakan konfirmasi individual, bukan saldo keseluruhan
piutang pelanggan.
b. Konfirmasi Negatif ( Negative Confirmation ) konfirmasi negatif juga ditujukan kepada
debitor tetapi hanya meminta respons jika debitor tidak menyetujui jumlah yang dinyatakan
dalam konfirmasi. Konfirmasi positif merupakan bukti yang lebih dapat diandalkan karena
auditor dapat melakukan prosedur lain jika respons tidak diperoleh dari debitor. Dengan
konfirmasi negatif pelanggan bisa saja tidak merespon dan dianggap menyetujui jumlah
yang dikonfirmasi, meskipun mungkin sebenarnya pelanggan mengabaikan permintaan
konfirmasi.
Hal yang menyebabkan adanya negative confirmation karena responden yang
dimintakan konfirmasi, tidak menjawab pertnyaaan/kiriman surat untuk konfirmasi yang
diminta oleh auditor atas berbagai alasannya.
Dalam SA 330.20 menyebutkan bahwa bentuk negative confirmation sebaiknya
digunakan hanya apabila ketiga kondisi berikut terpenuhi :
a. Tingkat resiko deteksi bisa diterima untuk asersi-asersi bersangkutan adalah moderat atau
tinggi.
b. Sebagian besar saldo debitur berjumlah kecil.
c. Auditor tidak yakin bahwa penerima permintaan konfirmasi (Responden) akan
mempertimbankan permintaan.
3. masalah yang mungkin di hadapi untuk tiap-tiap siklus.
A. Untuk Siklus Penjualan dan penagihan
Tujuan utama proses entri pesanan penjualan adalah secara akurat dan efisien
memproses pesanan pelanggan, memastikan bahwa perusahaan dibayar untuk semua
penjualan kredit, dan bahwa semua penjualan sah, serta untuk meminimalkan hilangnya
pendapatan akibat dari manajemen persediaan yang kurang baik. Dalam proses entri
pesanan penjualan terdapat empat ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 1: Pesanan pelanggan yang tidak lengkap atau tidak akurat ”


Ancaman dasar selama entri pesanan penjualan adalah data yang penting mengenai
pesanan tersebut akan hilang ataupun tidak akurat. Kegiatan ini bukan hanya menimbulkan
inefisiensi karena perlunya menghubungi kembali pelanggan dan memasukkan kembali
pesanan ke dalam sistem, tetapi juga dapat secara negatif mempengaruhi persepsi
pelanggan, dan akibatnya, dapat berpengaruh buruk terhadap penjualan di masa mendatang.
Beberapa pengendalian edit entri data dapat menghilangkan ancaman tersebut, seperti
pemeriksaan kelengkapan dapat memastikan bahwa semua data yang dibutuhkan
dimasukkan, pencarian otomatis, uji kewajaran dan uji kelengkapan.

“ Ancaman 2 : Penjualan kredit ke pelanggan yang memiliki catatan kredit buruk “


Ancaman kedua dalam entri pesanan penjualan adalah kemungkinan melakukan
penjualan yang kemudian menjadi tak tertagih. Mensyaratkan otorisasi yang benar untuk
setiap penjualan kredit akan mengurangi ancaman ini. Secara umum, hal ini dicapai dengan
menetapkan batas kredit untuk setiap pelanggan dan memberikan pegawai bagian penjualan
otorisasi umum untuk menyetujui penjualan kredit tambahan ke pelanggan lama dengan
syarat penjualan semacam itu tidak meningkatkan total saldo rekening pelanggan melebihi
batas kredit yang disetujui.

“ Ancaman 3: Keabsahan pesanan “


Ancaman lainnya berkaitan dengan legitimasi pesanan. Dahulu, keabsahan pesanan
pelanggan didapat melalui penerimaan pesanan pembelian yang telah ditandatangani dari
pelanggan. Bersama peningkatan transaksi bisnis cesara eletronis, penggunaan tanda tangan
digital dan sertifikat digital disyaratkan untuk memverifikasi identitas setiap pihak.

“ Ancaman 4: Kehabisan persediaan, biaya penggudangan, dan pengurangan harga “


Ancaman lain dalam proses entri data adalah penjualan akan hilang karena kehabisan
persediaan. Sebaliknya persediaan yang berlebih akan meningkatkan biaya penggudangan
dan bahkan dapat memerlukan pengurangan harga yang signifikan. Cara mengatasi masalah
ini, perusahaan-perusahaan membuat sistem pengendalian persediaan dan perkiraan
penjualan yang akurat.
Penagihan
Tujuan utama dari fungsi penagihan dan piutang usaha adalah untuk memastikan
bahwa para pelanggan ditagih untuk semua penjualan, bahwa faktur akurat, dan bahwa
catatan rekening pelanggan dipelihara akurat. Dalam proses penagihan terdapat tiga
ancaman, yaitu sebagai berikut:

“ Ancaman 5: Kegagalan untuk menagih pelanggan “


Kegagalan untuk menagih pelanggan atas barang-barang yang sudah dikirim
mengakibatkan kerugian aset dan kesalahan dalam data penjualan, persediaan, serta piutang
usaha. Pemisahan fungsi pengiriman dan penagihan dapat mengurangi ancaman ini. Pesanan
penjualan, kartu pengambilan barang, slip pengepakan, dan faktur penjualan harus secara
berurutan diberi nomor dan kemudian secara periodik dipertanggungjawabkan.

“ Ancaman 6: Kesalahan dalam penagihan “


Kesalahan dalam penagihan, seperti kesalahan memberikan harga dan menagih
pelanggan untuk barang-barang yang tidak dikirim atau atas pesanan ulang, mencerminkan
potensi ancaman lainnya. Kelebihan penagihan dapat mengakibatkan ketidakpuasan
pelanggan, dan kekurangan dalam penagihan dapat mengakibatkan kerugian aset.
Kesalahan memberikan harga dapat dihindari dengan cara memerintahkan komputer
menarik data yang tepat dari file induk persediaan. Kesalahan yang melibatkan jumlah
barang yang dikirim dapat diketahui dengan merekonsiliasi jumlah yang tercantum di slip
pengepakan dengan jumlah dalam pesanan penjualan. Apabila memungkinkan, penggunaan
pemindai kode garis dapat mengurangi lebih jauh kemungkinan kesalahan entri data.

“ Ancaman 7: Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan “


Kesalahan dalam memelihara rekening pelanggan dapat mengarah pada hilangnya
penjualan di masa mendatang dan juga menunjukkan kemungkinan pencurian kas.
Pemeriksaan edit berikut ini dapat digunakan untuk memastikan akurasi dalam
memperbarui rekening pelanggan :
1. Pemeriksaan validitas atas pelanggan dan nomor faktur.
2. Verifikasi closed-loop untuk memastikan bahwa rekening yang benar yang dikredit.
3. Pemeriksaan field memastikan bahwa hanya nilai numerik yang dimasukkan untuk
jumlah pembayaran.
Rekonsiliasi harus dilakukan oleh seseorang yang tidak terlibat dalam pemrosesan
transaksi aslinya karena (1) lebih mudah untuk melihat kesalahan orang lain daripada
kesalahan anda sendiri dan (2) hal ini memberikan suatu cata untuk mengidentifikasi
ketidakberaturan. Terakhir, mengirimkan melalui surat laporan rekening bulanan ke setiap
pelanggan memberikan tinjauan independen tambahan atas akurasi proses memasukkan
data karena pelanggan akan mengajukan keluhan jika rekening mereka belum dikredit
dengan benar untuk pembayaran yang telah mereka kirimkan.
Penagihan Kas
Tujuan utama dari fungsi penagihan kas adalah untuk menjaga kiriman uang
pelanggan. Dalam proses penagihan kas terdapat satu ancaman, yaitu sebagai berikut :

“ Ancaman 10: Pencurian kas “


Prosedur pengendalian khusus harus digunakan karena kas mudah dicuri. Pemisahan
tugas adalah prosedur pengendalian yang paling efektif untuk mengurangi pencurian. Para
pegawai yang memiliki akses secara fisik ke kas harus tidak memiliki tanggung jawab untuk
mencatat atau mengotorisasi transaksi apapun yang melibatkan penerimaan kas. Secara
khusus, pasangan tugas berikut ini harus dipisahkan :

1. Menangani kas atau cek serta memasukkan data kiriman ke rekening pelanggan.
Seseorang yang melakukan kedua tugas ini dapat melakukan jenis penggelapan khusus yang
disebut gali lubang tutup lubang (lapping).
2. Menangani kas atau cek dan mengotorisasi nota kredit. Seseorang yang melakukan kedua
tugas ini dapat menutupi pencurian kas dengan cara membuat nota kredit yang sama dengan
jumlah yang dicuri.
3. Membuat nota kredit dan memelihara rekening pelanggan. . Seseorang yang melakukan
kedua tugas ini dapat menghapus jumlah tidak tertagih yang merupakan utang teman-
temannya.
4. Masalah-masalah Umum Pengendalian Dua tujuan umum yang berhubungan dengan
semua aktivitas dalam siklus pendapatan adalah bahwa data tersedia ketika dibutuhkan dan
bahwa semua aktivitas dilakukan secara efesien dan efektif.
B. Untuk Siklus Pengadaan dan Pembayaran
Tujuan dari proses pembelian atau pengadaan ini adalah untuk meminimalisasi biaya
berkaitan dengan mengatur persediaan yang mencukupi untuk semua proses bisnis. Risiko
yang mungkin terjadi dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk
mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Pencatatan persediaan yang tidak akurat
Salah satu risiko yang dihadapai pada tahap ini adalah pencatatan persediaan yang tidak
akurat yang dapat mengakibatkan habisnya persediaan yang selanjutnya mengakibatkan
kehilangan penjualan. Metode perpetual inventory dapat diterapkan untuk memastikan
informasi tentang jumlah persediaan yang terdapat di gudang. Untuk mengurangi kesalahan
pada saat memasukkan data persediaan pada metode perpetual inventory, sebaiknya input data
secara manual dihindari dan diganti dengan menggunakan teknologi infomasi untuk
memastikan keakuratan data. Misalnya dengan menggunakan metode Bar-coding, namun
masih mungkin terjadi kesalahan karena jumlah kuantitas barang akan dimasukkan ke sistem
secara manual.
b. Memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan
Risiko yang selanjutnya adalah memesan barang-barang yang tidak dibutuhkan yang
dapat mengakibatkan tingginya biaya pembelian dan kegagalan untuk mendapatkan diskon
volume yang tersedia. Pencatatan yang akurat pada metode perpetual inventory dapat
memastikan validitas dari permintaan pembelian yang secara otomatis dihasilkan oleh
pengendalian pada sistem. Permasalahan selanjutnya adalah kemungkinan terjadinya
pembelian barang yang sama namun dari divisi yang berbeda sehingga fungsi yang
tersentralisasi dalam proses pembelian perlu untuk diterapkan. Selain itu, supervisor harus
melakukan review dan menyetujui setiap PR yang terbentuk.
c. Membeli barang pada saat harga tinggi
Risiko selanjutnya adalah membeli barang pada saat harga tinggi dimana dapat
menyebabkan total biaya menjadi semakin tinggi karena biaya pembelian barang mendapat
porsi paling besar dari total biaya produksi manufaktur. Oleh karena itu, perusahaan berusaha
untuk mengamankan harga terbaik terhadap barang-barang yang dibeli. Adanya daftar harga
untuk barang yang sering dibeli yang disimpan di dalam sistem dan dikonsultasikan ketika akan
membuat pesanan merupakan sebuah pengendalian agar perusahaan tidak membayar terlalu
banyak untuk suatu barang yang dibeli. Untuk barang khusus dengan biaya yang tinggi dapat
dilakukan competitive bidding dimana penawaran tertulis dari supplier harus diminta oleh
perusahaan. Pengendalian anggaran juga sangat membantu dalam mengendalikan beban
pembelian. Pembelian harus dibebankan kepada akun divisi pembeli yang bertanggung jawab
menyetujui permintaan pembelian. Selain itu, pengendalian anggaran juga dapat dilakukan
dengan membandingkan biaya aktual dengan anggaran, jika terdapat deviasi yang cukup
signifikan, maka harus diambil tindakan investigasi (Management by Exception).
d. Membeli barang dengan kualitas rendah
Dalam upaya untuk mendapatkan harga paling rendah, risiko yang mungkin terjadi
adalah membeli barang dengan kualitas rendah. Hal tersebut dapat mengakibatkan terjadinya
keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi. Perusahaan harus mencari
tahu supplier mana yang menyediakan barang dengan kualitas terbaik dengan harga yang
kompetitif dengan melakukan pemeriksaan dan pemantauan kualitas produk dari supplier.
Pengendalian lainnya adalah membuat daftar supplier yang telah disetujui dan diyakini
memberikan barang dengan kualitas terbaik. Setiap pembelian kepada supplier yang baru harus
dilakukan review dan diberikan persetujuan oleh supervisor.
e. Supplier yang tidak dapat diandalkan
Risiko selanjutnya adalah supplier yang tidak dapat diandalkan sehingga juga dapat
mengakibatkan terjadinya keterlambatan produksi dan menimbulkan total biaya yang tinggi.
Memilih supplier yang memiliki sertifikasi mutu, misalnya ISO 9000, merupakan salah satu
bentuk pengendalian yang dapat dilakukan. Namun, sistem informasi akuntansi juga harus
dirancang untuk dapat melihat dan melacak informasi tentang kinerja supplier. Misalnya sistem
Enterprise Resource Planning (ERP) dikonfigurasikan untuk dapat menghasilkan laporan
secara otomatis mengenai PO yang belum dikirimkan dalam jangka waktu yang sudah
dijanjikan.

f. Membeli dari supplier yang tidak terotorisasi


Risiko membeli dari supplier yang tidak terotorisasi dapat menimbulkan banyak
masalah. Barang yang dibeli dari supplier tersebut memiliki kemungkinan berkualitas rendah
atau memiliki harga yang tinggi. Selain itu, risiko ini juga dapat menimbulkan masalah hukum,
apabila melakukan transaksi bisnis terhadap supplier illegal. Oleh karena itu, semua PO harus
di-review untuk memastikan pembelian hanya dilakukan kepada supplier yang telah disetujui.
Pemeliharaan daftar supplier yang sudah disetujui penting untuk dilakukan dan sistem harus
dikonfigurasi agar pembelian hanya dapat dilakukan kepada supplier yangdisetujui.
Penggunaan pengendalian spesifik dari Electronic Data Interchange (EDI), seperti penggunaan
user IDs, password, dapat membatasi otorisasi personal agar hanya dapat mengakses hal-hal
yang memang tanggung jawabnya.
g. Kickbacks
Kickbacks adalah hadiah atau bingkisan yang diberikan supplier ke agen-agen
pembelian untuk mempengaruhi pemilihan pada supplier mana barang akan dibeli. Risiko ini
dapat mengakibatkan munculnya subjektivitas bagian pembelian dalam memilih supplier mana
saja yang akan menyalurkan barang kebutuhan perusahaan. Untuk kickback yang memiliki
pengertian ekonomi, supplier harus menemukan beberapa cara untuk memulihkan uang yang
dihabiskan untuk suap kepada pembeli. Hal ini biasanya dilakukan dengan menggelembungkan
harga pembelian selanjutnya atau mengganti barang pembelian dengan yang berkualitas
rendah. Untuk menghindari hal tersebut, perusahaan harus melarang bagian pembelian
menerima hadiah dari supplier sehingga perlu diadakannya pelatihan terhadap karyawan dalam
hal ini, melakukan rotasi pekerjaan dan mewajibkan karyawan untuk mengambil liburan
sejenak.
Tujuan tahap ini adalah memastikan perusahaan membayar hanya pada barang dan jasa
yang dipesan dan diterima. Risiko yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif
pengendalian yang dapat digunakan untuk mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier
Risiko gagal menangkap kesalahan dalam tagihan supplier dapat terjadi karena adanya
perbedaan antara kuota dengan harga yang dibebankan atau terjadinya salah hitung terhadap
jumlah tagihan. Untuk menghindari hal tersebut, maka penting untuk dilakukannya pengecekan
keakuratan tagihan supplier serta harga dan kuantitas barang pada tagihan harus dibandingkan
dengan Purchase Order dan Receiving Receipt yang sesuai.
b. Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang
Kesalahan dalam melakukan posting ke akun hutang dapat mengakibatkan terjadinya
kesalahan dalam pelaporan keuangan dan kinerja perusahaan yang selanjutnya dapat
mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan. Pengendalian data entry dan
pemrosesan data sangat dibutuhkan untuk mencegah risiko ini. Pengendalian lain yang dapat
dilakukan adalah membandingkan saldo akun supplier sebelum dan sesudah cek diproses
dengan tagihan yang sedang diproses serta saldo akun supplier dibandingkan secara periodik
dengan jumlah akun hutang di buku besar.
Tujuan pada tahap ini adalah organisasi harus mengamankan kas perusahaan. Risiko
yang mungkin timbul dari tahap ini serta alternatif pengendalian yang dapat digunakan untuk
mengatasinya adalah sebagai berikut :
a. Membayar untuk barang yang tidak diterima
Risiko ini dapat mengakibatkan terjadinya pengurangan kas secara sia-sia atau
terjadinya kesalahan perhitungan persediaan. Pengendalian yang paling baik untuk mencegah
hal tersebut adalah membandingkan kuantitas barang pada tagihan supplier dengan kuantitas
yang dimasukkan pada sistem oleh bagian persediaan yang menerima pemindahan barang
persediaan dari bagian penerimaan. Beberapa perusahaan mengharuskan bagian persediaan
untuk melakukan verifikasi terhadap Receiving Receipt sebelum dokumen tersebut digunakan
sebagai dokumen pendukung pembayaran tagihan supplier. Melakukan verifikasi terhadap
pengadaan jasa akan lebih sulit dilakukan apabila hanya dilakukan berdasarkan tagihan
supplier. Oleh karena itu, sebagian besar perusahaan bergantung pada pengendalian anggaran
dan melakukan review secara akurat terhadap beban-beban dari setiap departemen untuk
menunjukkan potensi kecurangan yang perlu diinvestigasi lebih lanjut.
b. Gagal dalam mengambil diskon pembelian
Risiko ini dapat mengakibatkan perusahaan harus mengeluarkan uang lebih banyak
untuk mendapatkan barang dalam jumlah besar. Salah satu pengendalian yang dapat dilakukan
adalah pengajuan tagihan dengan tanggal jatuh tempo untuk mendapat diskon. Tagihan yang
telah disetujui harus dilengkapi dengan tanggal jatuh tempo dan sistem harus dirancang untuk
dapat melacak tagihan yang telah jatuh tempo dan dapat mencetak daftar semua tagihan yang
outstanding secara periodik. Anggaran arus kas yang menunjukkan arus kas masuk yang
diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding juga dapat membantu perusahaan membuat
perencanaan dalam memanfaatkan diskon pembelian yang tersedia.
c. Membayar tagihan yang sama dua kali
Risiko ini dapat mempengaruhi kebutuhan arus kas dan terjadi pencatatan keuangan
yang tidak sesuai. Hal ini terjadi dengan berbagai cara, misalnya terdapat duplikat invoice yang
dikirim setelah cek perusahaan dikirimkan ke supplier. Pengendalian yang dapat dilakukan
adalah memastikan bahwa tagihan yang akan dibayar adalah hanya tagihan yang dilengkapi
dengan invoice asli dan dokumen pendukung lainnya seperti Purchase Order dan Receiving
Receipt serta membatalkan semua dokumen pendukung saat pembayaran telah dilakukan.
d. Pencurian kas
Kas merupakan asset paling likuid yang sangat mudah untuk disalahgunakan.
Pencurian kas dapat mengakibatkan kerugian perusahaan. Pengendalian yang dapat dilakukan
adalah terdapatnya pemisahan tanggung jawab antara bagian yang melakukan verifikasi
tagihan dengan bagian yang melakukan pembayaran. Selain itu penting untuk dilakukannya
pembatasan akses ke kas dan cek kosong serta penandatanganan cek oleh dua otorisasi untuk
jumlah yang lebih banyak. Pengendalian lainnya adalah seseorang yang independen dari
prosedur pembayaran melakukan rekonsiliasi dengan akun bank.
Pengendalian ini menyediakan pengecekan akurat secara independen dan mencegah
seseorang dari penggelapan kas dan kemudian menyembunyikan pencurian dengan
menyesuaikan bank statement. Akses terhadap supplier master file harus dibatasi dan setiap
perubahan yang terjadi pada supplier master file harus di-review secara akurat dan harus
terdapat persetujuan atas perubahan tersebut. Hal penting lainnya yang perlu dilakukan adalah
membatasi kemampuan sistem yang dapat membuat supplier dan memproses tagihan kepada
supplier tersebut dalam satu waktu sehingga karyawan tidak bisa membuat supplier baru dan
langsung menerbitkan cek untuk supplier tersebut.
e. Penyalahgunaan cek
Penyalahgunaan cek dapat mengakibatkan pengeluaran cek untuk supplier fiktif.
Pengendalian yang perlu dilakukan adalah melindungi mesin pencetak cek dan membatasi
akses kepadanya serta menggunakan tinta khusus pada saat mencetak cek. Melakukan
rekonsiliasi bank merupakan pengendalian paling penting untuk mendeteksi penipuan cek.
f. Permasalahan arus kas
Penting untuk dilakukannya perencanaan dan pengawasan pengeluaran untuk
mencegah permasalahan arus kas. Permasalahan arus kas dapat mengakibatkan tingginya arus
kas keluar dibandingkan dengan arus kas masuk perusahaan. Oleh karena itu, anggaran arus
kas merupakan pengendalian terbaik untuk mengurangi risiko ini. Anggaran arus kas
menunjukkan arus kas masuk yang diekpetasi dan komitmen yang masih outstanding untuk
membantu perusahaan membuat perencanaan dalam melakukan pembayaran supplier.

Anda mungkin juga menyukai