Anda di halaman 1dari 13

IMPLEMENTASI GCG DI PERUSAHAAN, CG

SCORECARD, CG EVIDENCE DI INDONESIA,


VARIABEL-VARIABEL YANG MEMPENGARUHI
SCORECARD

Dosen Pengampu :
Prof. Dr. Rita Anugerah, MAFIS., Ak., CA
Sinta Ramaiyanti, SE., M.Ak

Disusun Oleh :
Kelompok 13
1. Aulia Zikra (1902112809)
2. Nanda Pratama.P (1902196232)

Kelas F

JURUSAN S1 AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS RIAU

1
2020/2021

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam
semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang
kita nanti-nantikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Makalah ini membahas tentang “IMPLEMENTASI GCG DI PERUSAHAAN CG
SCORECARD, CG EVIDENCE DI INDONESIA, VARIABEL-VARIABEL YANG
MEMPENGARUHI SCORECARD”.
Terima kasih sebelum dan sesudahnya kami ucapkan kepada ibu Prof. Dr. Rita
Anugerah, MAFIS., AK., CA dan ibu Sinta Ramaiyanti, SE., M.AK selaku dosen pengampu
mata kuliah ini dan teman-teman yang telah membantu, sehingga makalah ini dapat
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan.
Kami tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, kami mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
kami mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Demikian, semoga makalah ini dapat bermanfaat. Terima kasih.

Pekanbaru, 31 Mei 2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
Bab 1 Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 1
1.3 Tujuan Masalah 1
Bab 2 Pembahasan 2
2.1 Implementasi GCG di Perusahaan 2
2.2 CG Scorecard 2
2.3 CG Evidence di Indonesia 3
2.4 Variabel-variabel yang Mempengaruhi Scorecard 5
Bab 3 Penutup 8
3.1 Kesimpulan 8
Daftar Pustaka 8

3
4
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penerapan prinsip-prinsip good corporate governance dapat menciptakan suasana
kondusif bagi kelancaran operasi bisnis perusahaan, termasuk meningkatkan daya saing
mereka. Good corporate governance menjadi salah satu daya tarik investor disamping itu
juga dapat menjadi daya para kreditor untuk mau meminjamkan dananya kepada
perusahaan. Walaupun demikian tidak ada jaminan bahwa setiap perusahaan yang
menerapkan prinsip-prinsip good corporate governance akan terhindar dari kesalahan dan
kegagalan, karena perbedaan faktor-faktor intern dan ekstern perusahaan, yakni
prinsip-prinsip good corporate governance dapat diterapkan secara berhasil di suatu
perusahaan
belum tentu dapat berhasil jika diterapkan di perusahaan lain, hal ini tergantung dari
faktor-faktor yang mempengaruhinya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, ada pun rumusan masalah yang terdapat dalam
makalah ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana GCG di Perusahaan?
2. Apa itu CG Scorecard?
3. Bagaimana CG Evidence di Indonesia?
4. Apa Saja Variabel-variabel yang mempengaruhi Scorecard

1.3 Tujuan Masalah


Dengan adanya rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penulisan makalah ini,
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan bagaimana GCG di Perusahaan
2. Untuk menjelaskan apa itu CG Scorecard
3. Untuk mengetahui bagaimana CG Evidence di Indonesia
4. Untuk menjelaskan apa saja variabel-variabel yang mempengaruhi Scorecard

1
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1 Implementasi GCG di Perusahaan


Krisis ekonomi yang melanda negara-negara Asia Timur pada tahun 1999 mulai
mengalami pemulihan kecuali Indonesia. Pemahaman tersebut membuka wawasan bahwa
korporat korporat Indonesia belum menjalankan governansi. Survey dari Booz – Allen di
Asia Timur pada tahun 1998 menunjukkan bahwa Indonesia memiliki indeks Corporate
Governance paling rendah dengan skor 2,88 jauh dibawah Singapura (8,93), Malaysia
(7,72) dan Thailand (4,89). Rendahnya kualitas Good Corporate Governance
korporasi-korporasi di Indonesia diduga menjadi pemicu kejatuhan perusahaan –
perusahaan tersebut.
Ada sesuatu yang lebih dalam Good Corporate Governance yang mereka terapkan
tersebut
yaitu :
1. Organisasi hidup untuk mengkreasikan nilai bagi lingkungannya jika organisasi
tidak mampu lagi memberikan nilai tersebut maka akan hilang atau mati atau
bahkan akan pindah dan berganti menjadi organisasi lain.
2. Untuk dapat mengkreasikan nilai organisasi perlu dikelola artinya organisasi
perlu manajemen untuk membuatnya mampu mengkreasikan nilai dengan
efisien. Perkembangan terbaru membuktikan bahwa proses pengelolaan
manajemen berjalan dengan efisien maka diperlukan instrumen baru yakni
Good Corporate Governance (GCG).
3. Diperlukan GCG untuk memastikan bahwa menajemen berjalan dengan baik,
tetapi organisasi berisi manusia-manusia atau individu-individu, GCG berjalan
jika individuindividu secara internal mempunyai value atau sistem nilai yang
mendorong mereka untuk menerima, mendukung dan melaksanakan GCG,
adapun sistem nilai yang ada pada individu-individu, tumbuh didalam
perusahaan yang digunakan sebagai sistem perekatnya disebut Corporate
Culture (Djoko Santoso M,2005).
2.2 CG Scorecard

2
Salah satu penilaian Corporate Governance adalah menggunakan Asean Corporate
Governance Scorecard, yang merupakam suatu tolak ukur atau parameter pengukuran praktek
Corporate Governanceyang disepakati oleh ACMF (ASEAN Capital Market Forum) yaitu
asosiasi otoritas pasar modal ASEAN , dimana ASEANCorporate Governance Scorecard
tersebut dibuat berdasarkan OECD Principles dan diharapkan dapat meningkatkan
kepercayaan investor kepada perusahaan-perusahaan listing di ASEAN.
Instrumen penilaian mengacu pada prinsip-prinsip Corporate Governance yang
dikembangkan oleh OECD meliputi (1) Hak-hak pemegang saham(Rights of Shareholders);
(2) Perlakuan yang Setara Terhadap Pemegang Saham(Equitable Treatment of Shareholders);
(3) Peran Pemangku Kepentingan (Role of Stakeholders); (4) Pengungkapan dan
Transparansi (Disclosure and Transparency);dan (5) Tanggung Jawab Dewan
(Responsibilities of Boards).
2.3 CG Evidence di Indonesia
Mengingat pentingnya implementasi praktik good corporate governance pada
perusahaan-perusahaan di Indonesia, Pemerintah Indonesia telah membentuk Komite
Nasional Corporate Governance . Komite ini bertujuan untuk menyusun Code for Good
Corporate Governance sebagai panduan bagi komunitas bisnis di Indonesia. Komite ini
juga akan merekomendasikan perbaikan perangkat hukum yang diperlukan untuk
menunjang implementasi Code tersebut. Di samping itu Komite ini juga akan membentuk
badan baik tetap maupun ad-hoc yang menunjang implementasi Code tersebut di
Indonesia.
Disadari bahwa kelemahan implementasi good corporate governance,
sebagaimana juga terjadi di negara lain di Asia, disebabkan lemahnya kesadaran dan
pengetahuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan mengenai good corporate
governance di kalangan Direksi, Komisaris dan eksekutif senior perusahaan di Indonesia.
Oleh karena itu pendidikan dan pelatihan yang berkelanjutan tentang hal tersebut akan
mendapatkan perhatian.
Pemantauan atas implementasi good corporate governance oleh
perusahaan dapat dilakukan antara lain melalui mekanisme pemeringkatan perusahaan
melalui audit atas implementasi dan kepatuhan atas praktik good corporate governance
oleh perusahaan. Satu hal yang tidak kalah penting adalah kenyataan bahwa implementasi
good corporate governance sangat kondusif dalam lingkungan good public governance.
Sebagai misal, penegakan hukum yang imparsial dan efektif atas penyimpangan dan

3
kejahatan korporasi akan mencegah perusahaan untuk melakukan pelanggaran.
Arsjah (2005) menemukan bukti adanya hubungan positif antara indeks CG dan
kinerja akuntansi perusahaan (ROA, ROE), namun tidak menemukan hubungan yang
signifikan antara indeks CG dan nilai perusahaan (price-to-book ratio).

4
2.4 Variabel-variabel yang mempengaruhi Scorecard
Variabel – Variabel yang Memengaruhi CG Scorecard:
● Struktur kepemilikan:
o Kepemilikan keluarga
o Kepemilikan institusional
o Kepemilikan manajerial
o Kepemilikan asing
o Kepemilikan pemerintah
● Ukuran perusahaan
● Nilai perusahaan

PENERAPAN GOOD CORPORATE GOVERNANCE DI INDONESIA:


PT ASTRA INTERNATIONAL
Good Corporate Governance (GCG) diterapkan untuk memastikan bahwa manajemen
berjalan dengan baik. Ada dua hal yang ditekankan dalam konsep ini yaitu, pertama,
pentingnya hak pemegang saham untuk memperoleh informasi dengan benar dan tepat
waktu. Kemudian yang kedua yaitu kewajiban perusahaan untuk melakukan pengungkapan
secara akurat, tepat waktu, dan transparan terhadap semua informasi yang dibutuhkan oleh
seluruh stakeholder.
Di Indonesia sendiri, penerapan GCG khususnya bagi perusahaan publik dapat
dikatakan belum begitu baik. Dalam kenyataannya perlu diakui bahwa belum semua
perusahaan BUMN ataupun perusahaan swasta, khususnya perusahaan publik, belum
melaksanakan prinsip-prinsip GCG secara sempurna, contohnya mengenai perlindungan
pemegang saham minoritas di Indonesia yang masih lemah, ketidakefektifan kinerja komite
audit pada perusahaan, keberadaan komisaris yang kurang independen, sistem two-tier board
system yang kurang dipahami beberapa perusahaan, lemahnya perlindungan bagi kreditor,
rendahnya transparansi, serta persoalan lainnya.

5
Meskipun demikian, ada beberapa perusahaan yang dianggap menjadi pioneer atas
penerapan GCG di Indonesia dan dianggap telah dapat melaksanakan GCG dengan baik,
salah satunya PT Astra International Tbk.
ANALISA
Walaupun di Indonesia istilah Good Corporate Governance belum populer di era
1980-an, William Surjadjaja sang pendiri PT Astra International Tbk sudah mempunyai
komitmen kuat mengenai penerapan tata kelola perusahaan yang baik. Padahal, saat itu
kepemilikan saham Astra mayoritas masih dimiliki keluarga. PT Astra International Tbk
kemudian menerbitkan buku panduan etika bisnis dan etika kerja yang selain disosialisasikan,
juga dibudayakan ke seluruh karyawan. Penerapan Good Corporate Governance (GCG) pada
PT Astra International Tbk adalah:
1. Mensosialisasikan konsep GCG
2. Mempraktikan dan mengkaji pelaksanaannya secara konsisten dan sistematis
Nilai-nilai ini yang mendasari sistem dan fungsi di setiap bagian dalam menjalankan
roda usaha agar berkembang dan mempunyai tim kerja yang solid. Pelaksanaan GCG di PT
Astra International Tbk memberikan banyak manfaat.
Internalisasi Good Corporate Governance
Internalisasi GCG adalah acuan dasar sekaligus rambu-rambu yang membentengi
perilaku karyawan, khususnya direksi dan komisaris. Kepentingan perusahaan berada di atas
kepentingan pribadi, termasuk kepentingan sejumlah pemegang saham. Karena penerapan
GCG begitu konsisten dijalankan, intervensi dari pihak mana pun tidak bisa dilakukan.
Kepala Divisi Grup Audit Internal & Manajemen Risiko PT Astra International Tbk
mengemukakan Inti GCG terletak pada polanya, yaitu oversight atau pemantauan yang
objektif dan independen dan itu semua harus dikomunikasikan kepada karyawan. Karena
itu, dasar GCG adalah transparansi.
Sistem Rekruitmen
Selain pola dari penerapan GCG, kesuksesan PT Astra Internasional Tbk dalam
mengimplementasi GCG juga dipengaruhi oleh pola rekruitmen yang dikembangkan Astra
Human Resources Management. Astra Internasional menetapkan bahwa karyawan yang
direkrut haruslah yang benar-benar sesuai dengan kualifikasi, bukan hanya kemampuan
akademis tetapi juga sikap. Faktor lainnya adalah kepemimpinan yang menonjol, sehingga
tercipta suasana kerja yang kondusif. Oleh karena itu, wafatnya Presiden Direktur PT Astra
International Tbk, Michael Dharmawan Ruslim pada Januari 2010 lalu sempat berdampak
pada harga saham meskipun hanya temporer.

6
Peran Komite Audit
Peran Komite Audit pada PT Astra International juga sangat penting. Sesuai dengan
peraturan BAPEPAM No. IX.1.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja
Komite Audit, Komite Audit PT Astra International Tbk telah menerapkan hal berikut:
1. Menyusun Kerangka Kerja untuk Manajemen Resiko (Risk Management Framework).
2. Mengembangkan Internal Audit Charter.
3. Mengawasi pengendalian Internal.
4. Meningkatkan kesadaran akan tata kelola perusahaan (CG) dan penerapannya.
5. Meminta Dewan Komisaris untuk mengadopsi Audit Committee Charter.
6. Meminta Dewan Komisaris untuk mengadakan pertemuan rutin dengan Komite
Audit

7
BAB 3
PENUTUP
Penerapan tata kelola perusahaan kian menjadi faktor penentu yang strategis bagi
perusahaan agar dapat senantiasa meningkatkan nilai serta memelihara proses pertumbuhan
yang berkelanjutan. Oleh karenanya, setiap perusahaan perlu terus meningkatkan kerja
kerasnya agar dapat mengambil manfaat dari penerapan tata kelola perusahaan yang baik.
Percayalah, kita mampu jika kita memang sungguh-sungguh mau melakukannya.
Jika prinsip GCG ini dilaksanakan secara sungguh-sungguh, bisa dipastikan
perusahaan akan memiliki landasan yang kokoh dalam menjalankan bisnisnya. Secara
eksternal, perusahaan akan lebih dipercaya investor, yang berarti nilai pasar sahamnya akan
terus membubung. Mitra kerja pun tak ragu mengembangkan hubungan bisnis lebih luas lagi.
Para pemasok memiliki pegangan yang jelas dan terpercaya serta yakin akan diperlakukan
secara adil sehingga bisa memberikan harga yang terbaik, yang berarti menciptakan efisiensi
bagi perusahaan. Para kreditur pun memiliki kepercayaan tinggi untuk mengucurkan
kreditnya yang mungkin kita perlukan buat perluasan usaha.

DAFTAR PUSTAKA

Arens, A. A., Elder, R. J., & Beasley, M. S. (2015). Auditing & Jasa Assurance Pendekatan
Terintegrasi (Vol. 15). Jakarta: Erlangga.

8
https://www.ojk.go.id › regulasiPDF KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - Otoritas Jasa
Keuangan

https://www.academia.edu › Struktu...(PPT) Struktur CG pada PT. Astra dan prinsip OECD | Fernanda
Gita ...

https://www.acga-asia.org Asian Corporate Governance Association

Anda mungkin juga menyukai