siapakah sebenarnya klien kami (perusahaan, manajemen, pemegang saham saat ini, pemegang sahan yang akan datang, atau publik)? ketika saya harus membuat keputusan yang mengandung percabangan etika di dalamnya, apakah saya harus mengutamakan loyalitas pada atasan, klien, bos, profesi, masyarakat, ataukah diri saya sendiri? apakah saya seorang akuntan profesional yang terikat oleh standar-standar profesi ataukah saya hanya seorang karyawan? apakah akuntansi profesional itu sebuah profesional atau bisnis? mungkinkah menjadi keduanya? kapan saya sebaiknya tidak menawarkan jasa? apakah saya dapat melayani dua klien dengan kepentingan yang saling bersaing pada waktu yang sama? apakah ada kondisi dimana pelanggaran pedoman profesi terhadap pengungkapan keyakinan dapat dibenarkan? 2. Apa yang dimaksud dengan istilah “hubungan fidusia”? 3. Mengapa kebanyakan persoalan etis yang dihadapi akuntan sifatnya kompleks dan tidak mudah? 4. Kapan seharusnya seorang akuntan menempatkan tugasnya untuk kepentingan publik daripada untuk kepentingan klien atau atasan? 5. Manakah yang akan anda pilih sebagai ide utama perilaku etis dalam profesi akuntan “melindungi kepentingan publik” atau “melindungi kredibilitas profesi”? mengapa? 6. Mengapa menjaga kerahasiaan klien atau atasan itu sangat penting bagi efektivitas hubungan audit atau akuntan? 7. Apakah perbedaan antara penerapan “due care” dengan “penerapan skeptisisme profesional”? 8. Mengapa SEC melarang jasa non-audit tertentu untuk diberikan klien audit yang terdaftar dalam SEC, bahkan jika ada kemungkinan mereka mampun untuk mengelola konflik kepentingan yang muncul? 9. Dimanakah dalam kerangka Kohlberg, anda akan menempatkan motivasi umum anda dalam pengambilan keputusan? 10. Mengapa tidak lebih banyak akuntan profesional melaporkan adanya penyimpangan etis? pertimbangkan kesadaran dan pemahaman mereka mengenai isu-isu etis, serta motivasi dan keberanian mereka untuk melakukannya! 11. Konflik kepentingan seperti apa yang harus lebih diperhatikan oleh akuntan profesional: aktual atau semu? 12. Pada dasarnya, auditor menginginkan agar segala aktivitasnya bisa mendatangkan keuntungan, namun kapankah, jika dimungkinkan, seorang auditor harus meredam dulu motivasi terkait dengan keuntungan tersebut? 13. Jika dalam menyediakan jasa penasihat manajemen bisa mendatangkan konflik kepentingan, mengapa berbagai kantor akuntan publik (KAP) masih menawarkan jasa tersebut? 14. Jika anda adalah seorang auditor, apakah anda ingin membeli mobil dari dealer yang anda audit untuk mendapatkan diskon 17% dari harga pasar? 15. Jika anda adalah seorang akuntan manajemen, apakah anda ingin membeli produk dari pemasok untuk kepentingan pribadi dengan diskon sebesar 25% dari harga pasar? 16. Jika anda adalah seorang akuntan profesional, dan anda menemukan atasan anda menaikkan harga untuk jasanya, apa yang anda lakukan? 17. Dapatkah seorang akuntan profesional memberikan layanan bagi dua klien yang saling konflik? jelaskan 18. Jika tarif jasa auditor dibayar oleh perusahaan klien, bukankah akan ada konflik kepentingan yang bisa mengurangi objektivitas? mengapa tidak? 19. Mengapa kode etik IFAC menganggap konflik kepentingan yang semua sama pentingnya dengan yang nyata, dalam hal memengaruhi independensi pikiran akuntan profesional? 20. Apakah kontribusi terpenting dari kode etik profesional atau perusahaan? 21. Apakah ada satu atau lebih prinsip-prinsip fundamental dalam kode etik yang lebih penting daripada yang lainnya? mengapa? 22. Apakah “kekurangan (gap) ekspektasi” yang memicu Treadway Commision dan MacDonald adalah kesalahan pengguna laporan keuangan, pihak manajemen yang menyiapkan laporan keuangan, auditor, ataukah penentu kebijakan/standar yang memutuskan bagaimana harusnya standar-standar pengungkapan? 23. Mengapa kode harus terfokus pada prinsip-prinsip daripada peraturan spesifik yang terperinci? 24. Apakah yang penting untuk memiliki bidaya etis agar memilik sistem pengendalian internal yang efektif? mengapa? 25. Apakah yang dilakukan auditor jika dia meyakini bahwa budaya etis klien tidak memuaskan? 26. Apakah mitra yang mengatur KAP terikat pada uji pantas (due diligence) sepertinya halnya eksekutif perusahaan untuk membangun budaya etis? Dapatkah suati perusahaan dan/atau pemimpinnya (governor) dikenakan sanksi atas tindakan penyimpangan anggotanya? 27. Seorang insinyur yang dipekerjakan oleh KAP multidisiplin besar melihat kondisi yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja klien di pabrik klien tersebut, insinyur tadi yakin bahwa kode profesional insinyur mengharuskannya untuk melaporkan kondisi seperti itu pada pihak yang berwenang, namun kode akuntansi profesional tidak demikian. Bagaimana seharusnya pemimpin perusahaan memecahkan masalah ini? 28. Mengapa kode etik atau sistem hukum (yurisprudensi) yang tidak memberikan pedoman yang cukup bagi akuntan dalam permasalahan etis?