Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pertumbuhan ekonomi yang semakin berkembang saat ini menyebabkan
setiap profesi dapat dipastikan mempunyai peran yang penting. Peran penting
departemen hukum di sebuah perusahaan seperti contoh, untuk memastikan
bahwasannya semua perjanjian, dokumen kontrak, dan segala sesuatu yang
menyangkut dengan kepentingan perusahaan wajib di dokumentasi dan dilindungi
demi keamanan perusahaan. Adapun peran departemen akuntansi di sebuah
perusahaan seperti contoh, memastikan semua transaksi keuangan yang
berhubungan dengan kepentingan perusahaan tercatat dengan baik dan dapat
disajikan sesuai standar akuntansi yang berlaku tepat pada saat para pemangku
kepentingan yang membutuhkan laporan keuangan tersebut.

Dalam menjalankan fungsi dan tugas tersebut, para professional wajib


menjalankan akan adanya etika profesi yang diemban oleh masing – masing pihak.
Menurut para ahli etika sendiri mempunyai definisi sebagai berikut :

 Drs. O.P. SIMORANGKIR : etika atau etik sebagai pandangan manusia dalam
berprilaku menurut ukuran dan nilai yang baik.
 Drs. Sidi Gajalba dalam sistematika filsafat : etika adalah teori tentang tingkah
laku perbuatan manusia dipandang dari seg baik dan buruk, sejauh yang
dapat ditentukan oleh akal.
 Drs. H. Burhanudin Salam : etika adalah cabang filsafat yang berbicara
mengenai nilai dan norma moral yang menentukan prilaku manusia dalam
hidupnya.

Fungsi dari Etika menurut Rinjin ( 2004 ) ;


1. Sarana untuk memperoleh orientasi kritis berhadapan dengan berbagai
moralitas yang membingungkan
2. Etika ingin menampilkan ketrampilan intelektual yaitu ketrampilan
berargumentasi secara rasional dan kritis
3. Orientasi etis ini diperlukan dalam mengambil sikap yang wajar dalam
suasana pluralisme

Kode etik juga menjelaskan tindakan – tindakan yang salah atau benar, yang harus
dihindari ataupun dilakukan. Tujuan kode etik sendiri agar seorang profesional
nantinya dapat memberikan pelayanan sebaik mungkin kepada konsumen atau
pemakainya yang nantinya diharapkan pada relevansi pengambilan keputusan
konsumen . Kode etik tersebut wajib diikuti oleh setiap orang bukan karena paksaan.
Dengan adanya kode etik tersebut maka akan melindungi perbuatan yang tidak
profesional. Dalam pemahaman kode etik sangat erat hubungannya dengan etika
profesi.
Dalam praktek yang terjadi dalam keseharian, profesi akuntan adalah bidang
yang sangat dibutuhkan untuk menjalankan sebuah bisnis. Banyaknya lulusan di
bidang akuntansi yang berkecimpung di perusahaan maupun konsultan wajib
memahami etika profesi tersebut. Hal ini penting karena dengan etika profesi ini
nantinya yang akan memberi orientasi kepada seorang akuntan dalam bersikap dan
mengambil cara - cara menghadapi dan menangani masalah yang terjadi di
lingkungan perusahaan yang berkaitan dengan laporan keuangan. Dengan begitu
para stakeholder ( pemangku kepentingan ) dapat membuat keputusan yang tepat
dalam menentukan langkah – langkah strategis demi keberlangsungan perusahaan.
Kode etik ini juga untuk menjaga mutu dan dan kepercayaan oleh para pengguna
jasa . Maka sebagai seorang akuntan sangat diperlukan pemahaman akan
pentingnya Etika Profesi Akuntansi. Hal ini juga diatur oleh Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang melakukan
praktik sebagai akuntan publik, bekerja di lingkungan dunia usaha, instansi
pemerintah, maupun di lingkungan dunia pendidikan dalam pemenuhan tanggung
jawab professionalnya.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari paper ini
adalah :
 Pengertian Etika Profesi Akuntansi
 Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntansi
 Apa Tugas dan Tanggung Jawab Akuntan Publik Dan Relevansi
Terhadap Etika Profesi Akuntansi

1.3 Tujuan Penulisan


Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan dari penulisan paper ini
adalah :
 Memahami pengertian dari Etika Profesi Akuntansi
 Mengerti akan maksud dan tujuan Prinsip Dasar Etika Profesi
Akuntansi
 Memahami fungsi Akuntan Publik dan tanggung jawabnya seorang
Akuntan Publik dalam menjalankan Etika Profesi Akuntansi.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Etika Profesi Akuntansi


Etika Profesi Akuntansi adalah merupakan suatu ilmu yang membahas
perilaku perbuatan baik dan buruk manusia sejauh mana yang dapat dipahami oleh
pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan pelatihan dan penguasaan
terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai akuntan.
Dalam prakteknya , sebuah profesi pasti memiliki komitmen moral yang tinggi
yang biasanya dituangkan dalam aturan aturan khusus sebagai pedoman bagi orang
yang menjalankan profesi tersebut. Aturan tersebut merupakan pegangan dalam
menjalankan dan mengemban profesi tersebut yang biasa disebut sebagai kode etik
yang harus dipenuhi, dipatuhi dan ditaati olej setiap profesi. Tujuan dari profesi
akuntan itu sendiri adalah pemenuhan tanggung jawab yang disertai dengan standar
profesionalisme yang tinggi , mencapai tingkat kinerja tertinggi, dengan orientasi
kepada publik. Dalam memenuhi kebutuhan tersebut terdapat empat dasar yang
harus dipenuhi. Empat dasar kebutuhan tersebut terdiri dari :
1. Kredibilitas. Masyarakat membutuhkan kredibilitas informasi dan
sistem informasi.
2. Profesionalisme. Diperlukan individu yang dengan jelas dapat
diidentifikasikan oleh pemakai jasa akuntan sebagai professional di
bidang akuntansi
3. Kualitas Jasa. Terdapatnya keyakinan bahwa semua jasa yang
diperoleh dari akuntan diberikan dengan standar kinerja tertinggi
4. Kepercayaan. Pemakai jasa akuntan harus dapat merasa yakin bahwa
terdapat kerangka etika professional yang melandasi pemberian jasa
oleh akuntan.
Etika Profesi Akuntan di Indonesia diatur dalam Kode Etik Akuntan Indonesia.
Kode Etik Ikatan Akuntansi terdiri dari tiga bagian :
1. Prinsip Etika. Prinsip Etika memberikan kerangka dasar bagi Aturan
Etika yang mengatur pelaksanaan pemberian jasa professional oleh
anggota. Prinsip Etika disahkan oleh Kongres dan berlaku untuk
seluruh anggota.
2. Aturan Etika. Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan
dan hanya mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan.
3. Interpretasi Aturan Etika. Interpretasi Aturan Etika merupakan
interpretasi yang dikeluarkan oleh badan yang dibentuk oleh
himpunan setelah mendapatkan tanggapan dari anggota, dan pihak –
pihak berkepentingan lainnya, sebagai panduan dalam penerapan
Aturan Etika, tanpa dimaksudkan untuk membatasi lingkup dan
penerapannya.
Prinsip Dasar Etika Profesi Akuntan menurut Ikatan Akuntan Indonesia harus
memenuhi 8 prinsip . Prinsip tersebut terdiri dari :
1. Tanggung Jawab Profesi
Seorang akuntan dalam melaksanakan tanggung jawabnya
sebagai profesional, harus senantiasa menggunakan
pertimbangan moral dan profesional terhadap semua kegiatan
yang dilaksanakannya. Anggota memiliki tanggung jawab kepada
pemakai jasa mereka dan tanggung jawab untuk bekerja sama
dengan sesama anggota demi mengembangkan profesi akuntansi
serta memelihara kepercayaan masyarakat. Semua usaha
tersebut diperlukan untuk memelihara dan meningkatkan tradisi
profesi.
2. Kepentingan Publik
Anggota akuntan profesional berkewajiban untuk bertindak
dalam rangka pelayanan kepada publik, menghormati
kepercayaan publik serta menunjukkan sikap profesionalisme.
Salah satu ciri dari profesi adalah penerimaan tanggung jawab
kepada publik. Profesi akuntan juga memegang peranan penting
di masyarakat. Arti publik dari profesi akuntan meliputi klien,
pemerintah, pemberi kredit dan pegawai. Investor, dunia bisnis
dan pihak-pihak yang bergantung kepada integritas dan
objektivitas akuntan dalam memelihara berjalannya fungsi bisnis
dengan tertib. Oleh karena itu, seorang akuntan harus selalu
bertindak sesuai dengan koridor pelayanan publik untuk menjaga
kepercayaan mereka.
3. Integritas
Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap
anggota harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya dengan
integritas setinggi mungkin. Integritas mengharuskan seorang
anggota untuk bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus
mengorbankan rahasia penerima jasa. Pelayanan dan
kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak
disengaja dan perbedaan pendapat yang jujur, tetapi tidak
menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.
4. Objektivitas
Setiap anggota harus menjaga objektivitasnya dan bebas dari
benturan kepentingan dalam pemenuhan kewajiban
profesionalnya. Objektivitas adalah suatu kualitas yang
memberikan nilai atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip
objektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak memihak,
jujur secara intelektual, tidak berprasangka serta bebas dari
benturan kepentingan atau di bawah pengaruh pihak lain.
5. Kompetensi dan Kehati – hatian Professional
Setiap anggota harus melaksanakan jasa professionalnya dengan
kehati – hatian, kompetensi dan ketekunan serta mempunyai
kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
professional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan
bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa
professional yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik,
legislasi dan teknik yang paling mutakhir
6. Kerahasiaan
Setiap anggota wajib menjaga dan menghormati informasi –
informasi selama melakukan jasa professional dan tidak boleh
memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan dari pengguna jasa, kecuali bila ada hak atau
kewajiban professional yang berkaitan dengan hukum untuk
mengungkapkannya.
7. Perilaku Professional
Setiap anggota harus berperilaku konsisten dengan reputasi
profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat
mendiskreditkan profesi.Kewaijban untuk menjauhi tingkah laku
yang dapat mendiskreditkan profesi harus dipenuhi sebagai
perwujudan tanggung jawabnya kepada penerima jasa, pihak
ketiga, anggota yang lain, staff, pemberi kerja dan masyarakat
umum.
8. Standar Teknis
Setiap anggota harus melaksanakan jasa professionalnya sesuai
dengan standar teknis dan standar professional yang relevan.
Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati – hati, anggota
mempunyai kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari
penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan dengan prinsip
integritas dan obyektivitas.
2.2 Tugas dan Tanggung Jawab Auditor dan Relevansinya terhadap Etika Profesi
Akuntansi
Semakin berkembangnya dunia bisnis akan memberikan banyak peluang
terhadap kebutuhan profesi akuntan publik. Profesi akuntan publik dinilai perlu guna
meyakinkan publik akan nilai kepercayaan yang dapat digunakan baik oleh
masyarakat, kreditur, investor yang sifatnya bebas dan tidak memihak terhadap
laporan keuangan yang disajikan oleh manajemen perusahaan.
Profesi akuntan publik ini menghasilan berbagai jasa. Jasa tesebut antara lain,
jasa assurance , jasa atestasi, dan jasa nonassurance. Jasa assurance adalah jasa
professional independen yang digunakan untuk meningkatkan mutu informasi bagi
pengambilan keputusan. Sedangkan jasa atestasi adalah jasa yang terdiri dari audit,
pemeriksaan , review, dan prosedur yang disepakati. Jasa atestasi ini adalah suatu
pernyataan pendapat dari orang yang independen dan kompeten terhadap suatu
laporan sebuah entitas dimana dalam pernyataan tersebut mengandung kesesuaian
akan semua hal yang material dengan kriteria yang telah ditetapkan. Jasa
nonassurance adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya
tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau
bentuk keyakinan lain. Contoh dari jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan
publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, jasa konsultasi.
Secara umum, auditing adalah proses sistematis untuk memperoleh dan
mengevaluasi bukti secara objektif mengenai pernyataan tentang kejadian ekonomi,
dengan tujuan untuk menetapkan tingkat kesesuaian antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang telah ditetapkan, serta penyampaian hasil – hasilnya kepada
pemakai yang berkepentingan. Ditinjau dari sudut pandang auditor independen,
auditing adalah proses dimana dilakukannya pemeriksaan secara objek objektif atas
laporan keuangan suatu perusahaan atau organisasi dengan tujuan untuk
menentukan apakah laporan keuangan tersebut menyajikan secara wajar keadaan
keuangan dan hasil usaha perusahaan atau organisasi tersebut.
Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikan tingkat
keandalan, ketepatan, akurasi atas laporan keuangan perusahaan sehingga
masyarakat atapun stakeholder ( pemangku kepentingan ) dapat memperoleh
informasi dari pihak yang independen dan kompeten sebagai dasar pengambilan
keputusan – keputusan terhadap alokasi asset yang dimiliki oleh perusahaan guna
menjamin keberlangsungan perusahaan.
Laporan yang dihasilkan oleh akuntan publik atau yang bisa disebut sebagai
laporan audit merupakan alat yang digunakan auditor untuk mengkomunikasikan
hasil auditnya kepada stakeholder ( pemangku kepentingan ) seperti hal nya
investor, pemegang saham ataupun kreditur. Oleh karenanya , makna setiap kalimat
yang tercantum dalam laporan audit dibuat baku untuk mengenal secara umum
profesi akuntan publik. Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik merupakan etika
professional bagi akuntan yang berpraktik sebagai akuntan publik Indonesia. Aturan
Etika Kompartemen Akuntan Publik bersumber dari Prinsip Etika yang ditetapkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Dalam konggresnya tahun 1973, Ikatan Akuntan
Indonesia (IAI) untuk pertama kalinya menetapkan kode etik bagi profesi akuntan
Indonesia, kemudian disempurnakan dalam konggres IAI tahun 1981, 1986,1994,
dan terakhir tahun 1998. Etika profesional yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan
Indonesia dalam kongresnya tahun 1998 diberi nama Kode Etik Ikatan Akuntan
Indonesia.
Akuntan publik adalah akuntan yang berpraktik dalam kantor akuntan publik
yang sudah teregistrasi.Akuntan publik menyediakan berbagai jenis jasa yang diatur
dalam Standar Profesional Akuntan Publik, yaitu auditing, atestasi, akuntansi dan
review, dan jasa konsultansi. Auditor independen adalah akuntan publik yang
melaksanakan penugasan audit atas laporan keuangan historis yang menyediakan
jasa audit atas dasar standar auditing yang tercantum dalam Standar Profesional
Akuntan Publik. Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia dijabarkan ke dalam Etika
Kompartemen Akuntan Publik untuk mengatur perilaku akuntan yang menjadi
anggota IAI yang berpraktik dalam profesi akuntan publik.
BAB III
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Dengan penjabaran tersebut di atas, maka kita dapat ambil kesimpulan
bahwasannya sebagai akuntan publik wajib memahami standar yang berlaku dalam
penyusunan sebuah laporan keuangan. Hasil dari audit atas laporan keuangan
tersebut wajib mempunyai mutu yang tinggi sesuai dengan standar yang berlaku.
Tak lepas dari proses audit tersebut, akuntan publik juga wajib mentaati Etika
Profesi Akuntani yang berlaku di Indonesia guna meningkatkan mutu dan
kepercayaan yang akan timbul atas jasa akuntan publik yang diberikan.
DAFTAR PUSTAKA

Ketut Rinjin, Etika Bisnis dan Implemantasinya, Gramedia Pustaka Utama Jakarta 2004
IAI, Kode Etik Akuntan Indonesia, Prosiding Kongres VIII IAI, 1998

http://akuntansituren.blogspot.com/2017/09/etika-profesi-dalam-bidang-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai