Anda di halaman 1dari 8

Kelompok 5

1. Anggi Sanjaya Putri 180221100002


2. Ivhansa Dhani 180221100014
3. Nuris Syarifah 180221100027
4. Moh. Assad 180221100037

Standar Etika Akuntansi Manajemen


1. Kompetensi
2. Kerahasiaan
3. Integritas
4. Objektivitas
Akuntansi Manajemen atau akuntansi manajerial adalah sistem akuntansi yang
berkaitan dengan ketentuan dan penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau
manajemen dalam suatu organisasi dan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk
membuat keputusan bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam
pengelolaan dan melakukan fungsi kontrol.
Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan manajemen, yaitu:
1. Perencanaan, menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan,
menyusun sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih caracara yang tepat untuk
memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.

2. Pengevaluasian, mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadiankejadian


yang diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.

3. Pengendalian, menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas


organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan mengadakan
tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada cara-cara yang
diharapkan.

4. Menjamin pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan


yang disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi sehingga
sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada efektifitas penggunaan
sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.

5. Pelaporan eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsipprinsip


akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.

Kompetensi
Artinya, akuntan harus memelihara pengetahuan dan keahlian yang sepantasnya, mengikuti
hukum, peraturan dan standar teknis, dan membuat laporan yang jelas dan lengkap
berdasarkan informasi yang dapat dipercaya dan relevan. Akuntan manajemen bertanggung
jawab untuk :

-Menjaga tingkat kompetensi profesional yang diperlukan dengan terus menerus


mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.
-Melakukan tugas-tugas profesionalnya sesuai dengan hukum, peraturan, dan standar teknis
yang berlaku.
-Menyusun laporan dan rekomendasi yang lengkat serta jelas setelah melakukan analisis yang
benar terhadap informasi yang relevan dan dapat dipercaya.

Kerahasiaan
Mengharuskan seorang akuntan manajemen untuk tidak mengungkapkan informasi rahasia
kecuali ada otorisasi dan hukum yang mengharuskan untuk melakukan hal tersebut. Akuntan
manajemen bertanggun jawab untuk:
-Menahan diri untuk tidak mengungkapkan tanpa ijin informasi rahasia berkenaan dengan
tugas-tugasnya, kecuali diharuskan secara hukum.
-Memberitahu bawahan seperlunya kerahasiaan dari informasi yang berkenaan dengan tugas-
tugasnya dan memonitor aktivitas mereka untuk menjaga kerahasiaan tersebut.
-Menahan diri dari penggunaan informasi rahasia yang berkaitan dengan tugastugasnya
untuk tujuan tidak etis dan sah baik secara pribadi maupun melalui
pihak ketiga.

Integritas
Menghindari kegiatan yang dapat menimbulkan prasangka terhadap kemampuan
mereka dalam menjunjung etika. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
-Menghindari konflik kepentingan aktual atau terlihat nyata dan mengingatkan semua pihak
terhadap potensi konflik.
-Menahan diri dari keterlibatan berbagai aktivitas yang akan menimbulkan kecurigaan
terhadap kemampuan mereka untuk melakukan tugasnya secara etis.
-Menolak pemberian, penghargaan, dan keramah-tamahan yang dapat mempengaruhi mereka
dalam bertugas. Menahan diri untuk tidak melakukian penggerogotan terhadap legitimasi
organisasi dan tujuan-tujuan etis, baik secara pasif maupun aktif.
-Mengenali dan mengkomunikasikan berbagai batasan profesional atau kendala lainnya yang
akan menghalangi munculnya penilaian yang bertanggung jawab atau kinerja sukses dari
suatu aktivitas.
-Mengkomunikasikan informasi yang baik atau buruk dan penilaian atau opini professional.
-Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi.

Objektivitas
Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara wajar dan
objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan yang
diharapkan dapat mempengaruhi pemahaman user terhadap pelaporan, komentar dan
rekomendasi yang ditampilkan. Akuntan manajemen bertanggung jawab untuk:
-Mengkomunikasikan informasi dengan adil dan objektif.
-Mengungkapkan semua informasi relevan yang dapat diharapkan
-mempengaruhi pemahaman pengguna terhadap laporan, komentar, dan rekomendasi yang
dikeluarkan.

Whistle Blowing
Merupakan Tindakan yang dilakukan seorang atau beberapa karyawan untuk membocorkan
kecurangan perusahaan kepada pihak lain. Motivasi utamanya adalah moral. Whistle blowing
sering disamakan begitu saja dengan membuka rahasia perusahaan. Contohnya seorang
karyawan melaporkan kecurangan perusahaan yang membuang limbah pabrik ke sungai.
Whistle blowing dibagi menjadi dua yaitu :
- Whistle Blowing internal, yaitu kecurangan dilaporkan kepada pimpinan perusahaan
tertinggi, pemimpin yang diberi tahu harus bersikap netral dan bijak, loyalitas moral
bukan tertuju pada orang, lembaga, otoritas, kedudukan, melainkan pada nilai moral:
keadilan, ketulusan, kejujuran, dan dengan demikian bukan karyawan yang harus
selalu loyal dan setia pada pemimpin melainkan sejauh mana pimpinan atau
perusahaan bertindak sesuai moral.

- Whistle Blowing eksternal, yaitu membocorkan kecurangan perusahaan kepada pihak


luar seperti masyarakat karena kecurangan itu merugikan masyarakat, motivasi
utamanya adalah mencegah kerugian bagi banyak orang, yang perlu diperhatikan
adalah langkah yang tepat sebelum membocorkan kecurangan terebut ke masyarakat,
untuk membangun iklim bisnis yang baik dan etis memang dibutuhkan perangkat
legal yang adil dan baik.

KASUS
sumber 1

Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah


JAKARTA, KOMPAS.com - Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda Dee
binti
Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya dengan cara
memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer. Hal ini terungkap dalam dakwaan
yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta
Selatan, Selasa (8/11/2011). "Sebagian tanda tangan yang ada di blangko formulir transfer
tersebut adalah tandatangan nasabah," ujar Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar Malinda
antara lain memalsukan tanda tangan Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda tangan dilakukan
sebanyak enam kali dalam formulir transfer Citibank bernomor AM 93712 dengan nilai
transaksi transfer sebesar 150.000 dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan juga
dilakukan pada formulir bernomor AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa
senilai Rp 99 juta. Dalam transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, "Pembayaran Bapak
Rohli untuk interior". Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23
Desember 2010 dengan nama penerima PT Abadi Agung Utama. "Penerima Bank Artha
Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk pembelian unit 3 lantai 33
combine unit," baca jaksa. Masih dengan nama dan tanda tangan palsu Rohli, Malinda
mengirimkan uang senilai Rp 250 juta dengan formulir AN 86514 ke PT Samudera Asia
Nasional pada 27 Desember 2010 dan AN 61489 dengan nilai uang yang sama pada 26
Januari 2011. Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman
uang kepada seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28 Januari
2011 untuk membayar pemasangan CCTV milik Rohli. Adapun tanda tangan palsu atas nama
korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali, yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ
79016, AM 123339, AM 123330, AM 123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda
mengirimkan dana sebesar Rp 2 miliar kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361
juta ke PT Yafriro International, Rp 700 juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua
transaksi lainnya senilai Rp 500 juta dan 150 juta dikirim ke seseorang bernama Vigor AW
Yoshuara.
"Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta
saksi Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris
Kriminalistik Bareskrim Polri," jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda tangan ini
sama sekali tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.

sumber 2

Cerita Malinda Dee, Si Seksi Pembobol Nasabah Citibank 8


Tahun lalu
Oleh Muhammad Ali pada 02 Apr 2019, 08:14 WIB
Liputan6.com, Jakarta - Surjati T Budiman merasa ada transaksi ilegal dalam rekeningnya di
Citibank, cabang Landmark, Jakarta Selatan. Nasabah Citigold ini menemukan ada
kejanggalan transaksi sebesar Rp 90.900.000 pada 10 Maret 2010, dan Rp 105 juta pada 24
Maret 2010. Ia pun melaporkan kasusnya ini kepada pihak bank. Mendapatkan laporan itu,
Citibank menggelar audit internal untuk menelusuri kejanggalan dalam rekening nasabah tajir
tersebut. Hasilnya diketahui, Inong Malinda Dee yang kala itu menjabat Senior Relation
Manager Citigold Citibank telah melakukan pemindahbukuan dan pentransferan dana tanpa
ada perintah atau permintaan dari sang pemilik rekening.
Dalam Sejarah Hari Ini (Sahrini) Liputan6.com, mencatat, modus yang digunakan
Malinda dalam mengeruk isi tabungan nasabah seolah berlangsung normal. Dia meminta
tandatangan sang nasabah dalam formulir transfer yang masih kosong atau formulir itu
ditandatanganinya sendiri. Tak hanya itu, dia juga mengisi formulir dengan data-data tak sah
alias palsu. Data itu terdiri dari nama nasabah pengirim, penerima, nominal uang hingga isi
pesan. Semua diisi oleh Malinda sehingga seakan nasabah itu yang melakukan transkasi.
Setelah data dinyatakan lengkap, formulir transfer itu lantas diserahkan ke bagian
teller Citibank untuk diproses transaksinya. Usai transfer sukses dilakukan, Malinda
menikmati hasil kejahatannya untuk keperluan pribadi. Tak hanya itu, sebagai dananya juga
dikirim ke rekening adiknya Visca Lovitasari dan rekening suami sirinya, Andhika
Gumilang. Malinda memang dikenal dekat dengan para nasabah Citigold. Untuk
mendapatkan kepercayaan mereka, wanita seksi ini memberikan pelayanan istimewa kepada
nasabah. Mereka diperlakukan sangat baik di ruangan khusus di kantor Citibank. pendekatan
hingga puluhan tahun hingga nasabahnya sangat percaya.
Ditangkap di Apartemen
Sebanyak delapan penyidik dari Direktorat Ekonomi Khusus Badan Reserse dan
Kriminal Mabes Polri menyambangi sebuah apartemen di kawasan SCBD, Jakarta Selatan,
Rabu 30 Maret 2011. Kedatangan mereka untuk menangkap Malinda Dee, yang diduga
pembobol dana nasabah Citibank. "Dia ditangkap di apartemen oleh 8 penyidik," kata Juru
Bicara Mabes Polri Anton Bachrul Alam di kantornya, Kamis 31 Maret 2011. Saat ditangkap
dan digelandang ke Bareskrim Polri, suami Malinda yang merupakan seorang artis muda,
Andhika Gumilang, ikut menemaninya. Namun Anton membantah jika Andika juga dijadikan
tersangka. Pasalnya, menurut pengakuan Andhika, tidak mengetahui tindak pencucian uang
yang dilakukan Malinda. "Andhika hanya tahu kalau Malinda kerja di bank dan uangnya Saat
menjadi suaminya, Andhika diberikan sebuah rumah mewah yang diduga berada di bilangan
Tebet, Jakarta Selatan dan sebuah mobil Hammer H3 berwarna putih dengan nomor polisi B
18 DIK.
Malinda juga diduga memiliki aset berupa apartemen di luar negeri seperti Inggris dan
Australia. Usai diperiksa, Malinda ditetapkan menjadi tersangka. Dia kemudian dimasukkan
ke dalam tahanan Bareskrim Mabes Polri. Tim penyidik menyita dokumen-dokumen
transaksi, mobil Hummer-3 Luxury Sport Utility B 18 DIK yang dikendarai suaminya. Juga
Mercedez Benz yang digunakan anaknya. Menurut Anton, polisi mencokok Malinda setelah
menerima laporan para nasabah Citibank. Dia disebut dengan sengaja melakukan kejahatan
dengan mengaburkan transaksi dan pencatatan tidak benar terhadap beberapa slip transfer
penarikan dana pada rekening nasabahnya. Tak bersalang sebulan, Polri menangkap suami
sirinya, Andhika Gumilang pada 26 April 2011. Penangkapkan itu berlangsung sekitar pukul
14.30 WIB. Usai ditangkap, Polri langsung memeriksa Andhika sebagai tersangka dan
rencananya ditahan atas dugaan menerima dana transfer ke rekening miliknya dari Inong
Melinda Dee sekitar Rp 311 juta.
Aliran dana haram milik nasabah Citigold juga mengalir ke sejumlah kerabatnya. Usai
Andhika, polisi menyasar adik Malinda Dee yang bernama Fiska. Fiska ditangkap di
kantornya pada Kamis 28 April 2011. Dia diduga menerima aliran dana berjumlah miliaran
rupiah dari tersangka pembobol dana nasabah Citibank. Polisi menetapkan Fiska sebagai
tersangka. Dia dijerat Undang-undang Tindak Pidana Pencucian Uang dengan hukuman
pidana maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp 15 miliar. Sebelum Andhika dan Fiska jadi
tersangka, polisi juga menyeret tiga bawahan Malinda sebagai dengan status yang sama.
Mereka adalah teller bernama Dwi, dua head teller Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa
9 November 2011.
Malinda tampak mengenakan pakaian hitam dengan kerudung yang sama warna.
Setiba di pengadilan, dia meminta doa agar kasusnya dapat segera selesai. "Saya butuh
doanya semoga semua cepat selesai," kata Malinda. Dalam proses persidangan terkuak bahwa
Malinda Dee menjalankan aksi jahatnya sejak Januari 2007-Februari 2011. Bahkan beberapa
kali Malinda memberi uang kepada bagian teller Citibank. Hal itu terungkap saat mantan
teller Citigold, Dwi Herawati memberi kesaksian di persidangan.
"Kadang-kadang diberi Rp 1 juta dengan alasan bagi-bagi bonus," kata Dwi Herawati
dalam persidangan, Rabu 16 November 2011. Uang itu, kata Dwi, diberikan oleh Malinda
dalam bentuk uang maupun voucher. Namun dia tak tahu apakah teller Citibank lainnya juga
mendapatkan bonus dari Malinda atau tidak. Dalam dakwaan yang dibacakan, Jaksa
membeberkan modus Malinda dalam menguras isi tabungan nasabah. Dia disebut telah
melakukan 117 transaksi ilegal terkait pemindahan isi rekening nasabah.
Transaksi itu terdiri dari 64 transaksi dalam rupiah dengan nilai Rp 27.369.065.650
dan 53 transaksi dalam dolar AS senilai US$ 2.082.427. Jika ditotal, uang sebanyak Rp 46,1
miliar telah dikeruk Malinda dari puluhan nasabahnya. Selain itu, tercatat ada 37 nasabah
Citigold Citibank yang rekeningnya dibobol Malinda. Nasabah bernama Rohli bin Pateni
paling banyak dan sering dibobol Malinda, yakni sebanyak 24 kali dengan total Rp
9.065.281.000 dan US$ 550.700.
Kemudian nasabah N Susetyo Sutadji berhasil dibobol Malinda sebanyak 9 kali
dengan jumlah total Rp 4.961.000.000 dan US$ 10.100. Lalu nasabah Gaby M Bakrie
berhasil Nasabah Sukardi berhasil dibobol sebanyak 7 kali dengan jumlah total Rp
789.100.000 dan US$ 180.500. Selanjutnya, nasabah Surjati T Budiman Rp 611.200.000 dan
US$ 120 ribu. Terakhir, nasabah Mirtati Kartohadiprodjo berhasil dibobol Malinda sebanyak
5 kali dengan jumlah total Rp 1.179.000.000 dan US$ 10 ribu.
Namun, dari 37 nasabah yang dikeruk rekeningnya oleh Malinda tersebut, hanya 3
nasabah yakni Rohli bin Pateni, N Susetyo Sutadji dan Surjati T Budiman yang melapor ke
Kepolisian. Selain itu, semua dana nasabah yang dikeruk Malinda tersebut telah diganti oleh
pihak Citibank.
Atas tindakan itu, Malinda dituntut 13 tahun penjara dan denda Rp 10 miliar.
"Menghukum terdakwa selama 13 tahun kurungan dikurangi masa tahanan dan denda Rp 10
miliar subsider 7 bulan kurangan," ujar JPU Tatang Sutarna di PN Jakarta Selatan, Jl Ampera
Raya, Kamis 16 Februari 2012. Namun vonis hakim jauh lebih ringan dari tuntutan Jaksa.
Dalam sidang vonis, Majelis Hakim menghukumnya dengan delapan tahun penjara.
"Menyatakan terdakwa Inong Malinda Dee bersalah dan menghukum dengan penjara delapan
tahun serta denda Rp 10 miliar atau diganti dengan kurungan tiga bulan," kata ketua majelis
hukum Gusrizal di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, 7 Maret 2012. Majelis juga
memerintahkan penyitaan sejumlah aset Malinda, termasuk dua mobil Ferrari, untuk
dikembalikan pada Citibank cabang Landmark, Jakarta Selatan.
Mendapat vonis delapan tahun, Malinda Dee melawan. Dia mengajukan banding ke
Pengadilan Tinggi DKI Jakarta. Namun hasilnya nihil. Permohonan Malinda ditolak dan
tetap dihukum delapan tahun penjara. Tak puas dengan putusan itu, Malinda tak menyerah
dan mengadukan nasibnya ke Mahkamah Agung. Namun bukan keringanan yang didapatnya,
MA justru memperberat hukuman subsider dari yang tiga bulan menjadi satu tahun kurungan.
“Putusan pengadilan tinggi yang menghukum delapan tahun dan denda sebesar Rp10 miliar
subsider sebelumnya tiga bulan diganti menjadi satu tahun (kurungan),” kata Kepala Biro
Hukum dan Humas MA Ridwan Mansyur dalam jumpa pers di Jakarta, Rabu 17 Oktober
2012.
Putusan kasasi ini dijatuhkan secara bulat pada hari Selasa 16 Oktober 2012 oleh
majelis kasasi yang diketuai Djoko Sarwoko beranggotakan Komariah E Sapardjaja dan Sri
Murwahyuni.

Analysis :
Contoh kasus yang saya ambil yaitu tentang pemalsuan tanda tangan nasabah yang
dilakukan oleh melinda dimana Dalam kasus ini malinda melakukan banyak pemalsuan tanda
tangan yang tidak diketahui oleh nasabah tersebut.
Dalam kasus ini ada salah satu prinsip-prinsip yang telah dilanggar yaitu prinsip
Tanggung jawab profesi, karena ia tidak melakukan pertimbangan professional dalam semua
kegiatan yang dia lakukan.
Disini melinda juga melanggar prinsip Integritas, yaitu prinsip karena tidak
memelihara dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
Pelanggaran kode etik profesi Dan pelanggaran hukum

Kasus Malinda sebagai karyawan Citibank menurut kelompok kami sudah melanggar
kode Etik Dan hukum yang berlaku di Indonesia . Kode Etik yg dilanggar :
1. Setiap banker harus patuh Dan taat kepada ketentuan perundangan Dan peraturan
yg berlaku. Dan Malinda terbukti tidak patuh Dan taat Karena telah melakukan
penggelapan Dan pencucian uang.
2. Malinda melanggar kode etik yaitu menyalahgunakan wewenang untuk
kepentingan pribadi. Malinda sebagai relationship Manager Citibank mengajukan
blanko kosong untuk ditandatangani nasabah Tanpa disadari oleh pemilik
rekening Malinda mencuri uang tersebut . Malinda juga menggunakan surat kuasa
nasabah untuk meminta teller membantu melakukan pencatatan palsu terhadap
beberapa transfer uang Dan memerintahkan untuk mentransfer ke perusahaan
Malinda, Dana nasabah digunakan untuk kepentingan pribadi seperti membeli
Mobil mewah .
3. Perbuatan Malinda jelas perbuatan tercela yg dapat merugikan citra profess Dan
lembaga (Citibank).

- Malinda juga melanggar tanggung jawab dalam standar Etika Akuntansi Manajemen
yaitu pada poin Menjamin pertanggungjawaban sumber, Malinda tidak memiliki
Prinsip tanggung jawab terhadap Dana nasabah yg seharusnya Ia kelola Dengan baik.
- Malinda tidak melakukan pertimbangan professional dalam semua kegiatan. Malinda
melanggar standar Etika akuntansi management yaitu poin integritas. Diana
Malinda -Menahan diri dari keterlibatan dalam aktivitas yang merugikan profesi
Dengan melakukan penggelapan pencucian uang nasabah Dengan cara menipu
hal ini merupakan tindakan yg merugikan profesinya nama baiknya tercemar
sebagai relationship manager Citibank, Malinda tidak bias menahan diri untuk
tidak melakukan tindakan yg justru merugikan profesinya tersebut.
- Malinda juga mengabaikan Princip kejujuran Karena ia telah menipu nasabah ,
Dan tidak memiliki komitmen dalam menjalankan profesinya tidak bisa
memelihara Dan meningkatkan kepercayaan nasabah.
- Dalam kasus Malinda standar Etika akuntansi Manajemen poin objektivitas
juga dilanggar yaitu menyembunyikan/ menyamarkan asal usul ,sumber lokasi,
pengalihan hak-hak kepemilikan yg sebenarnya dari Dana nasabah yg digelapkan
Malinda
sedangkan dilihat dari poin apa itu Objektivitas pada standar Etika akuntansi
management yaitu Mengharuskan para akuntan untuk mengkomunikasikan informasi secara
wajar dan objektif, mengungkapan secara penuh (fully disclose) semua informasi relevan.
Malinda justru tidak mengungkapkan Dengan penuh Dan wajar.

Kasus Malinda berupa fraud.


memenuhi unsur :
- Terdapat Salah saji
- Fakta bersifat material
- Kesengajaan
- Ananya pihak yg dirugikan terhadap Salah saji
- Menimbukan kerugian
Faktor
1. Tekanan
Gaya hidup mewah Malinda Dee
2. Rasionalisasi
Merasa posisinya sebagai relationship Manager Citibank patut mendapat
penghargaan setimpal atas jasa yg diberikan keypads nasabah Dengan mencuri
uang nasabah melalui perselongkotan jahat Dengan bawahannya
3. Kesempatan
Referensi
https://ezratheodora.wordpress.com/2018/01/10/etika-dalam-akuntansi-keuangan-dan-
akuntansi-manajemen-contoh-kasus-penelitian-coso-pada-kasus-kasus-fraud/

https://m.liputan6.com/news/read/3929889/cerita-malinda-dee-si-seksi-pembobol-nasabah-
citibank-8-tahun-lalu

Anda mungkin juga menyukai