Anda di halaman 1dari 13

KODE ETIK PROFESI

LAINNYA
DISUSUN OLEH :
1. ELANA AGRY MAFITRI 142140174
2. AYU HAIROTIN NISA 142140177
3. VICTOR RELLA P 142140181

KEBERADAAN BERBAGAI PROFESI

Tujuan khusus dari setiap organisasi profesi adalah untuk


mengembangkan kompetensi para anggota secara
berkelanjutan sekaligus untuk melakukan pengendalian
perilaku para anggotanya dengan berpedoman pada kode
etik yang telah disepakati bersama. Kelompok kelompok
organisasi profesi seperti ini tidak membeda bedakan
latar belakang status para anggota mereka, baik dari
sector swasta atau sector public (pegawai negeri).

KODE ETIK BADAN PEMERIKSA KEUANGAN


REPUBLIK INDONESIA (BPK-RI)
Anggota BPK dan Pemeriksa BPK mempunyai pengertian yang
berbeda menurut Pasal 1 ayat 2 dan 3 Peraturan Badan
Pemriksa Keuangan Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2007,
yaitu :
Anggota BPK adalah pejabat Negara pada BPK yang dipilih oleh

DPR dan diresmikan berdasarkan Keputusan Presiden.


Pemriksaan BPK adalah orang yang melaksanakan tugas

pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan


Negara untuk dan atas nama BPK.

Pasal 2 Kode etik BPK mengatur tentang nilai nilai dasar


yang wajib dimiliki oleh anggota dan pemeriksa BPK.
Nilai nilai dasar ini terdiri atas :
Mematuhi peraturan perundang undangan dan
peraturan kedinasan yang berlaku.
Mengutamakan kepentingan Negara di atas
kepentingan pribadi atau golongan.
Menjunjung tinggi independensi, integritas, dan
profesionalitas.
Menjunjung tinggi martabat, kehormatan, citra dan
kredibilitas BPK.

KODE ETIK PERHIMPUNAN AUDITOR INTERNAL INDONESIA


(PAII)

Ada dua kategori kode etik yang ditetapkan oleh PAII :


1. kode etik PAII
Kode etik PAII berlagi bagi organisasi profesi dan
semua anggota PAII yang bekerja pada
departemen/bagian audit internal suatu
organisasi/perusahaan.
2. kode etik Qualified Internal Auditor (QIA)
Kode etik QIA adalah kode etik bagi anggota yang
telah memperoleh kualifikasi/sertifikasi QIA melalui
suatu pendidikan formal yang ditetapkan oleh PAII.

KODE ETIK PSIKOLOGI INDONESIA


Kode etik ini berlaku bagi ilmuwan psikologi dan psikolog.
Kedua profesi ini dibedakan berdasarkan latar belakang
pendidikan mereka, di mana latar belakang pendidikan ini
menentukan boleh atau tidaknya seseorang melakukan
praktik psikologi. Para ilmuwan psikologi dalam batas
batas tertentu dapat memberikan jasa psikologi, tetapi
tidak boleh menjalankan praktik psikologi. Praktik
psikologi hanya boleh dilakukan oleh para psikolog.

KODE ETIK PROFESI ADVOKAT


Advokat merupakan salah satu subprovesi di bidang hukum.
Peraturan hukum mengatur dan menjelaskan bagaimana serharusnya
:
a. Legislator menciptakan hukum
b. Pejabat melaksanakan administrasi Negara
c. Notaris merumuskan kontrak-kontrak harta kekayaan
d. Polisi dan jaksa menegakkan ketertiban hokum
e. Pengacara membela kliennya dalam menginterpretasikan hukum
f. Hakim menerapkan hukum dan menetapkan keputusannya
g. Pengusaha menjalankan kegiatan bisnisnya
h. Konslutan hukum memberikan nasihat hukum kepada kliennya
i.
Pendidik hukum menghasilkan ahli hukum

Menurut Notohamidjojo, seorang professional


di bidang hukum perlu memiliki :
1. Sikap manusiawi
2. Sikap adil
3. Sikap patut
4. Sikap jujur

PERBANDINGAN KODE ETIK


1.

2.

3.

4.

5.

Semua profesi berdampak atau bermanfaat bagi kepentingan


umum, meskipun arti umum mempunyai tingkat keluasan yang
berbeda.
Untuk menjaga kepercayaan public, dalam setiap kode etik
profesi pada umumnya ditekankan pentingnya memelihara
kompetensi tinggi secara berkelanjutan.
Kompetensi mencakup pengetahuan melalui pendidikan formal
sesuai dengan latar belakang profesinya, keterampilan teknis,
dan sikap perilaku.
Aturan mengenai sikap perilaku umumnya menyangkut tanggung
jawab dan kesadaran diri sebagai pribadi, hubungan dengan
rekan sejawat, hubungan dengan klien, dan hubungan lainnya
Tanggung jawab dan kesadaran diri berkaitan dengan karakter
utama, prinsip prinsip, atau nilai nilai dasar yang harus dimiliki
seorang professional untuk menunjang citra dan martabat
profesinya yang luhur

PROFESI DAN HAKIKAT MANUSIA UTUH


Hakikat manusia utuh adalah hidup dengan
menyeimbangkan pemenuhan PQ, IQ, EQ, dan SQ.
Kesadaran untuk terus menerus memelihara unsur
kompetensi ilmu pengetahuan dan keterampilan teknis
mencerminkan upaya untuk meningkatkan IQ.
Kesadaran untuk menumbuhkan sikap perilaku yang
baik dalam menjalankan profesi sebenarnya sekaligus
untuk memupuk EQ dan SQ.

Kasus Mulyana W. Kusuma

Kasus ini terjadi sekitar tahun 2004. Mulyana W Kusuma sebagai seorang anggota KPU
diduga menyuap anggota BPK yang saat itu akan melakukan audit keuangan berkaitan
dengan pengadaan logistic pemilu. Logistic untuk pemilu yang dimaksud yaitu kotak
suara, surat suara, amplop suara, tinta, dan teknologi informasi. Setelah dilakukan
pemeriksaan, badan dan BPK meminta dilakukan penyempurnaan laporan. Setelah
dilakukan penyempurnaan laporan, BPK sepakat bahwa laporan tersebut lebih baik
daripada sebeumnya, kecuali untuk teknologi informasi. Untuk itu, maka disepakati
bahwa laporan akan diperiksa kembali satu bulan setelahnya.
Setelah lewat satu bulan, ternyata laporan tersebut belum selesai dan disepakati
pemberian waktu tambahan. Di saat inilah terdengar kabar penangkapan Mulyana W
Kusuma. Mulyana ditangkap karena dituduh hendak melakukan penyuapan kepada
anggota tim auditor BPK, yakni Salman Khairiansyah. Dalam penangkapan tersebut,
tim intelijen KPK bekerjasama dengan auditor BPK. Menurut versi Khairiansyah ia
bekerja sama dengan KPK memerangkap upaya penyuapan oleh saudara Mulyana
dengan menggunakan alat perekam gambar pada dua kali pertemuan mereka.
Penangkapan ini menimbulkan pro dan kontra. Salah satu pihak berpendapat auditor
yang bersangkutan, yakni Salman telah berjasa mengungkap kasus ini, sedangkan
pihak lain berpendapat bahwa Salman tidak seharusnya melakukan perbuatan tersebut
karena hal tersebut telah melanggar kode etik akuntan.

Kasus Anderson dan Enron


Kasus KAP Andersen dan Enron terungkap saat Enron
mendaftarkan kebangkrutannya ke pengadilan pada tanggal 2
Desember 2001. Saat itu terungkap, terdapat hutang perusahaan
yang tidak dilaporkan, yang menyebabkan nilai investasi dan laba
yang ditahan berkurang dalam jumlah yang sama. Sebelum
kebangkrutan Enron terungkap, KAP Andersen mempertahankan
Enron sebagai klien perusahaan, dengan memanipulasi laporan
keuangan dan penghancuran dokumen atas kebangkrutan Enron,
dimana sebelumnya Enron menyatakan bahwa pada periode
pelaporan keuangan yang bersangkutan tersebut, perusahaan
mendapatkan laba bersih sebesar $ 393, padahal pada periode
tersebut perusahaan mengalami kerugian sebesar $ 644 juta yang
disebabkan oleh transaksi yang dilakukan oleh perusahaanperusahaan yang didirikan oleh Enron.

TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai