Anda di halaman 1dari 16

AUDIT BAB 49 DAN 50

DISUSUN OLEH:
1. IVAN ARYAPUTRA B12.2018.03754
2. FAHRUL ALFARIZI B12.2018.03768
3. FADHILAH NAUFAL N B12.2018.03789
4. FARIS FIRMANSYAH B12.2018.03819
BAB 49
JASA
AKUNTAN,TREN
DAN ISSUE

Option Text Here Add Text Add Contents Title


Top niche service
Persentase dalam grafik tersebut menunjukan persentase KAP di antara 77 responden,
yang meningkatkan jasa mereka dalam market niche yang bersangkutan. Sebagai
contoh, sepuluh market niche terbesar adalah untuk jasa:

01 Diatas 80%: Sisanya, diatas 60% sampai


02
• Internasional tax; lebih kecil dari 80%:
• Business valuations; • Attest services;
• State and local states; • Litigation support;
• estate/trust/gift tax planning;
• Industry specializations;
• Merger and acquisitions;
• Forensics/fraud;
• Nonprofit organizations.
ISSUE DALAM PEMBERIAN JASA AKUNTAN
Kebijakan LSEG (London Stock Exchange Group) yang dibahas menyiratkan tren dan issue
dalam pemberian jasa-jasa akuntan publik, pasca Sarbane-Oxley Act 2002. kebijakan LSEG
ini umumnya ditujukan kepada Big Four yang melayani group ini. Peran penting LESG di
pasar modal Eropa membuat kebijakan menjadi tren di antara para emiten.

Dalam pernyataan kebijakan (policy statement) LSEG menegaskan bahwa, untuk


memastikan jasa-jasa non-audit tidak menggangu atau menghilangkan independensi dan
objektivitas auditor eksternal, maka LSEG mengelompokan jasa-jasa ini sebagai berikut:

1. Yang sepenuhnya sejalan (wholly compatible) dengan jasa-jasa audit independen.


2. Yang berpotensi tidak sejalan (potentially incompatible) dengan jasa-jasa audit
independen, dan memerlukan pertimbangan kasus demi kasus.
3. Yang sepenuhnya tidak berjalan (wholly incompatible) dengan jasa-jasa audit
independen.
BAB 50

AUDIT SEKTOR
PUBLIK

Option Text Here Add Text Add Contents Title


FUNGSI PEMERIKSAAN BADAN PEMERIKSA KEUANGAN
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 23E ayat (1) menegaskan “Untuk memeriksa pengelolaan dan
tanggung jawab tentang keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa Keuangan yang bebas
dan mandiri

Berdasarkan amanat UUD Tahun 1945 tersebut dikeluarkan Surat Penetapan Pemerintah
No.11/OEM Tanggal 28 desember 1946 tentang pembentukan Badan Pemeriksa Keuangan, pada
tanggal 1 Januari 1947 yang berkedudukan di kota Magelang.

Dalam tahun 2014, Ir. Faizal selaku pemohon mengajukan permohonan uji materi atas pasal-pasal
tertentu dari dua undang-undang (UU 15/2004 dan UU 15/2006) ke mahkamah konstitusi.
PERMOHONAN UJI MATERI
Pasal-pasal dari undang-undang yang dimohonkan uji materi:

[ Pasal 10 ayat (2), Pasal 11


huruf c, dan Pasal 34 ayat (1) ]
terhadap Pasal 23E ayat (1),(2),
Undang-Undang No.
dan (3), Pasal 23G ayat (1) dan
(2), dan Pasal 28D ayat (1) UUD 15 Tahun 2004
1945 tentang Pemeriksa,
pengelolaan, dan
tanggung jawab
keuangan negara

Undang-Undang No
15 tahun 2006
tentang Badan
Pemeriksa Kuangan
[Pasal 13] terhadap Pasal 1 ayat
(3) dan Pasal 28D ayat (1) UUD
1945
Lanjutan
Untuk menjelaskan materi pasal 13 Undang-Undang No.15 Tahun 2004

Best practices diantara Supreme Audit Kekeliruan dalam menafsirkan


Institusions (SAIs) sedunia, di masa BPK pemeriksaan BPK, khususnya
adalah salah satu SAI tersebut. pemeriksaan investigatif

Akuntan publik
tentang peer review

Tiga jenis pemeriksaan BPK yang Mengapa pemeriksaan investigatif


mencerminkan kekhasan BPK merupakan diskresi BPK, dan karenanya
dibandingkan dengan para Pengawas frasa “dapat” jangan diganti dengan “wajib”
di sektor publik/keuangan negara dan
Pemeriksa di sektor swasta.
Peer review merupakan petunjuk penting bahwa BPK
menerapkan best practices. Peer review adalah telaahan yang
dilakukan SAI sejawat dari negara lain. BPK di telaah Algemens
Rekenkamer (ARK) dari Negeri Belanda pada tahun 2009 dan
oleh Najwyzsza Izba Kontroli (NK) dari polandia tahun 2014.
kedua telaah ini menunjukan konsistensi kebijakan dan praktik
BPK dengan Best Practices yang digariskan INTOSAI

Intosai (International Organizations of Supreme Audit Institusions)


adalah organisasi yang beranggotakan Supreme Audit
Institutions.

Intosai menerbitkan berbagai publikasi mengenai


pemeriksaan di sektor keuangan negara,
diantaranya ISSAI (international Standards of the
Supreme Audit Institutions). Untuk memudahkan
referensi

Best Practices di Antara SAI


Tiga jenis
pemeriksaan
BPK
Bagian kedua dari keterangan Ahli
BPK menjelaskan jenis pemeriksaan
BPK, yang bertujuan sebagai berikut:

1. Menjelaskan kekhasan
pemeriksaan atas pengelolaan
keuangan negara.
2. Menjelaskan kekhasan kondisi
Indonesia di mana BPK
beroperasi.
3. Menghilangkan kekeliruan
pemahaman mengenai
pemeriksaan BPK.
KEKELIRUAN DALAM
MEMAHAMI PEMERIKSAAN
BPK

Ada tiga kekeliuran yang sering dibuat dalam


memahami pemeriksaan keuangan, pemeriksaan
kinerja, dan pemeriksaan investigative yang
dilaksanakan BPK. Kekeliruan itu ialah:

1. Seolah-olah ketiga jenis pemeriksaan berbeda


keualitas, yang satu lebih berkualitas dari
lainnya.
2. Karena kemiripan istilah, ada persepsi bahwa
pemeriksaan investigatif (seolah-olah) sama
dengan investigasi yang dipahami Aparat
Penegak Hukum.
3. Kekeliruan yang lain ialah, seolah-olah hanya
pemeriksaan investigatif yang dapat
mengungkap adanya kerugian negara.
AFAI – Akuntansi Forensik & Audit Investigatif
Pemeriksaan/Audit investigatif adalah salah satu dari berbagai PDTT (Pemeriksaan
Dengan Tujuan Tertentu) yang dilakukan BPK, juga dikenal dengan nama generiknya,
yakni Akuntansi Forensik.

Tingkat kerumitan AFAI yang tinggi dibandingkan dengan jenis pemeriksaan lain dapat
dijelaskan dengan perbandingan antara pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja dan
AFAI, sebagai berikut:

1. Dalam pemeriksaan keuangan, BPK wajib memperoleh keyakinan memadai bahwa


laporan keuangan bebas dari salah saji yang material, baik yang disebabkan oleh
kekeliruan maupun fraud.
2. Dalam pemeriksaan kinerja, BPK memusatkan perhatian pada apa yang lazimnya
dikenal sebagai tiga E; Economy (kehematan), Efficiency, dan, Effectiveness.
3. Dalam AFAI, pemeriksa mencari makna dari kepingan-kepingan informasi.

Dalam praktiknya, ada beberapa pola pelaksanaan AFAI di BPK.


4. Mendalami informasi mengenai tindak pidana korupsi yang terkait kerugian keuangan
negara.
5. Melaksanakan permintaan Dewan Perwakilan Rakyat, yang umumnya merupakan
kasus besar yang menyangkut kejahatan keuangan yang bersifat masif.
6. Permintaan Aparat Penegak Hukum yang memiliki bukti-bukti awal tentang adanya
(indikasi) korupsi.
7. Permintaan dari pihak yang bertanggung jawab terhadap pengelolaan keuangan
negara/daerah, yang “mengendus” adanya indikasi korupsi berdasarkan bukti-bukti
awal.
Pengawas dan Pengawasan
Mengenai “pengawasan” (audit internal) di sektor publik bisa dilihat dalam PP Nomor 60 Tahun 2008

1. Badan pengawasan keuangan 2. Inspektorat Jendral yang secara


dan pembangunan (BPKP) fungsional melaksanakan pengawasan
adalah aparat pengawasan intern adalah aparat pengawasan intern
intern pemerintah yang pemerintah yang bertanggung jawab
bertanggung jawab langsung lansung kepada menteri/pimpinan
kepada Presiden. lembaga.

3. Inspektorat Provinsi adalah aparat 4. Inspektorat Kabupaten/Kota adalah


pengawasan intern pemerintah yang aparat pengawasan intern
bertanggung jawab langsung kepada pemerintah yang bertangung jawab
gubernur. langsung kepada bupati/walikota.
Unsur Temuan Audit
Gagasan mengenai unsur-unsur temuan audit, amat sederhana. Namun merupakan piranti audit
yang ampuh.

Unsur-unsur temuan audit dapat ditemukan dalam GAGAS (Generally Accepted Government
Auditing Standards, atau Government Auditing Standards) terbitan GAO (Government
Accountability Office).

Inilah lima unsur dari suatu temuan audit.

1. Kondisi (Condition) – unsur ini menjawab pertanyaan “apa masalah atau issue yang dihadapi?
Apa yang terjadi?”
2. Dampak (Effect) – Mengapa pengguna lapotan harus peduli dengan kondisi itu? Apa
dampaknya?
3. Sebab (Cause) – Mengapa kondisi itu terjadi?
4. Kriteria (Criteria) – Bagaimana kita, sebagai auditor, tahu bahwa kondisi itu merupakan
masalah? Apa kondisi seharusnya, apa kondisi yang benar?
5. Rekomendasi (Recommendation) – Bagaimana kita menyelesaikan masalahnya, memperbaiki
kondisi itu? Bagaimana mengatasi penyebabnya?
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai