Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

LAPORAN KEUANGAN SISTEM


DESENTRALISASI

DIAJUKAN UNTUK MEMENUHI SALAH SATU TUGAS AKUNTANSI


KEUANGAN LANJUTAN I
Dosen Pengampu : Meko Nanda Tejakesuma, S.E., M.Ak

DISUSUN OLEH :
Azura Bianda Zulkarnain (1613120016)
Novi Safitri (1613120007)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS INSAN CENDEKIA MANDIRI

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya
sehingga makalah ini dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami
mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari pihak yang telah berkontribusi
dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.
Kami sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman bagi pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini
bisa pembaca praktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam
penyusunan makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman. Untuk itu
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
DAFTAR ISI.............................................................................................................................3
BAB I.........................................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang.............................................................................................................4
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................4
1.3 Tujuan..........................................................................................................................4

BAB II........................................................................................................................................5
2.1 Proses Utama Akuntansi..............................................................................................5
2.2 Pengertian Kantor Cabang...........................................................................................5
2.3 Sistem Akuntansi Kantor Cabang...............................................................................5
2.4 Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang...............................................................6
2.5 Pengertian Sistem Sentralisasi.....................................................................................6
2.6 Pengertian Sistem Desentralisasi.................................................................................8

BAB III....................................................................................................................................11
3.1 Kesimpulan................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktifitas bisnis, mengolah data menjadi
laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan. Akuntansi adalah
“Bahasa Bisnis” karena dengan akuntansi sebagian besar informasi bisnis dikomunikasikan.
Semakin baik Anda menguasai bahasa bisnis, akan semakin baik dalam mengelola perusahaan. Al.
Haryono Jusup (2011: 4) “Akuntansi adalah proses mengidentifikasi, mengukur, dan melaporkan
informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan pengambilan keputusan yang tetap bagi
pemakai informasi tersebut.” Lili M. Sadeli (2011: 2) “Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa.
Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari
kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi
dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan.” Zaki Baridwan (2004: 1)

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu Proses Utama Akuntansi ?


2. Apa Pengertian dari Kantor Cabang ?
3. Bagaimana Sistem Akuntansi Kantor Cabang ?
4. Bagaimana Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang ?
5. Apa Pengertian Sistem Sentralisasi ?
6. Apa Pengertian Sistem Desentralisasi ?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui Proses Utama Akuntansi


2. Untuk mengetahui Pengertian dari Kantor Cabang
3. Untuk mengetahui Bagaimana Sistem Akuntansi Kantor Cabang
4. Untuk mengetahui Bagaimana Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang
5. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Sentralisasi
6. Untuk mengetahui Pengertian Sistem Desentralisasi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Proses Utama Akuntansi

Setelah tahap penyiapan transaksi diselesaikan maka transaksi yang merupakan input di
akuntansi siap untuk diproses. Pemrosesan utama akuntansi pada dasarnya adalah berupa pencatatan
(Enteries). Terdapat 2 (dua) fungsi utama ditahap pencatatan transaksi, yaitu:
a. Penjurnalan: transaksi diringkas dengan cara yang sistematis dimedia yang disebut buku jurnal.
b. Pemindah-bukuan: hasil penjualan dipindah-bukukan dan diklasifikasi dari buku jurnal ke buku

besar yang berisi kumpulan akun. Soni Warsono Bin Hardono dkk (2013: 65)

2.2 Pengertian Kantor Cabang

Kantor cabang adalah suatu bentuk organisasi yang menjual barang-barang dari persediaan
yang dibentuknya (baik dikirim kantor pusat maupun dibeli sendiri) dan diberi wewenang untuk
melaksanakan transaksi-transaksi dengan pihak ketiga, sehingga berfungsi sebagai unit usaha yang
berdiri sendiri. Struktur organisasi dan kegiatan tidak terlepas dari kantor pusat. Sehingga kantor
cabang bertanggung jawab penuh atas segala aktivitasnya kemanajemen kantor pusat. Kegiatan kantor
pusat tidak terbatas pada usaha untuk memperoleh pesanan saja tetapi juga usaha untuk memenuhi
pesanan yang dapat diambil dari persediaan sendiri maupun persediaan kantor pusat. Investasi kantor
pusat ke cabang tidak hanya sebatas modal kerja saja tetapi semua fasilitas yang dibutuhkan dalam
mendirikan kantor cabang dan permulaan operasi kantor cabang. Hadori Yunus dan Harnanto (2010:
164 - 165)

2.3 Sistem Akuntansi Kantor Cabang


Akuntansi kantor cabang membagi sistem akuntansi perusahaan secara terpisah anatara
kantor pusat dan kantor cabang. Kantor pusat terdiri unit akuntansi pusat untuk perusahaan,
sedangkan kantor cabang terdiri dari tambahan sistem akuntansi untuk mencatat kegiatan setiap
cabang. Sistem kantor pusat dan kantor cabang yang terpisah digunakan untuk tujuan akuntansi dan
pelaporan internal, tetapi laporan keuangan kantor pusat dan cabang yang terpisah harus disatukan
untuk memenuhi kebutuhan akan pelaporan keuangan eksternal. Floyd A dan Amir Abadi Jusuf
(2000: 437). Proses penggabungan laporan keuangan kantor pusat dan cabang sama dengan proses
penggabungan laporan keuangan perusahaan induk dengan laporan keuangan perusahaan anak.
Akun-akun resiprokal (saling berbalasan) dieliminasi, akun-akun nonresiprokal digabungkan. Laba
yang belum direalisasi hasil transfer internal antara kantor pusat dengan cabang tentu saja harus
dieliminasi. Floyd A Beams dan Amir Abadi Jusuf (2000:438)

2.4 Hubungan Kantor Pusat dan Kantor Cabang

Meskipun cabang berusaha dan bekerja sebagai unit (usaha) yang berdiri sendiri, tetapi tetap
dikontrol oleh kantor pusat. Tingkat kebebasan berdiri sendiri yang diberikan kepada suatu cabang
ditetapkan oleh kantor pusat. Kebijaksanaan umum dan standar pelaksanaan yang biasa berlaku bagi
dunia usaha, juga dilaksanakan terhadap cabang-cabang yang dibentuk oleh kantor pusat. Garis besar
bekerjanya suatu cabang adalah sebagai berikut:
1) Cabang diberi modal kerja, baik berupa uang kas, barang-barang
dagangan maupun aktiva lainnya oleh kantor pusat.
2) Cabang dapat membeli barang dagangan dari pihak ketiga untuk
memenuhi kebutuhan permintaan barang-barang lokal yang tidak dapat
dipenuhi oleh kantor pusat atau apabila pembelian itu dapat
dipertanggungjawabkan secara ekonomis.
3) Cabang melakukan aktivitas penjualan; mulai dari usaha-usaha untuk
mendapat pembeli; mengirimkan barang atau menyerahkan jasa-jasa
kepada langganan, membuat faktur penjualan, menagih
(mengumpulkan) piutang dan menyimpan uang didalam rekening
banknya sendiri. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 169 - 170)

2.5 Sistem Sentralisasi


Sistem Sentralisasi adalah pembukuan terhadap transaksi-transaksi yang terjadi dikantor
cabang diselenggarakan sepenuhnya oleh kantor pusat. Pada cara ini kantor cabang cukup
mengumpulkan dokumen-dokumen dasar, seperti faktur penjualan, catatan waktu kerja,
bukti-bukti pengeluaran kas, dan bukti-bukti lainnya yang mendukung terjadinya transaksi. Hadori
Yunus dan Harnanto (2010: 170). Sistem Sentralisasi ini cocok dipakai apabila:
a) Kantor cabang dekat dengan kantor pusat
b) Kegiatan kantor cabang masih terbatas

Tabel 1
Jurnal untuk Mencatat Transaksi Sistem Sentralisasi

a) Untuk mencatat pembukaan kantor cabang:


Kas – kantor cabang xxx
Kas xxx
b) Untuk mencatat pembelian aktiva tetap oleh kantor cabang:
Aktiva tetap – kantor cabang xxx
Kas – kantor cabang xxx
c) Untuk mencatat pembelian:
(1) Pembelian kantor pusat:
Persediaan xxx
Utang dagang xxx
(2) Pembelian kantor cabang:
Persediaan – kantor cabang xxx
Utang dagang xxx
d) Untuk mencatat pengiriman barang dagang ke kantor cabang:
Persediaan – kantor cabang xxx
Persediaan xxx
e) Untuk mencatat penjualan barang dagang dan harga pokok penjualan
(HPP):
(1) Penjualan dan harga pokok penjualan (HPP) kantor pusat:
Piutang dagang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
(2) Penjualan dan HPP kantor cabang:
Piutang xxx
Penjualan xxx
HPP xxx
Persediaan xxx
f) Untuk mencatat penagihan piutang:
(1) Piutang dagang kantor pusat:
Kas xxx
Piutang dagang xxx
(2) Piutang dagang kantor cabang:
Kas xxx
Piutang dagang xxx

2.6 Pengertian Sistem Desentralisasi

Sistem Desentralisasi adalah setiap cabang menyelenggarakan pembukuan atas transaksi-


transaksi yang terjadi pada cabang yang bersangkutan secara lengkap. Tiap-tiap cabang
menyelenggarakan buku-buku jurnal, buku besar dan buku pembantu apabila dianggap perlu. Hal
yang penting mengenai akuntansi dan pencatatan sistem desentralisasi terhadap transaksi yang
menghubungkan antara pusat dengan cabang adalah Rekening Koran Timbal Balik (R/K). Sehingga
pencatatan setiap transaksi dalam jurnalnya juga sedikit berbeda dengan jurnal biasa. Transaksi
keuangan kantor cabang didalam sistem desentralisasi dikelompokkan menjadi 2 transaksi, yaitu:
a) Transaksi antara kantor cabang dengan kantor pusat. Transaksi ini akan mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini akan dicatat oleh kantor cabang maupun
kantor pusat.
b) Transaksi antara kantor cabang dengan pihak ketiga. Transaksi ini tidak mempengaruhi hubungan
kantor cabang dengan kantor pusat sehingga transaksi ini tidak dicatat oleh kantor pusat. Hadori
Yunus dan Harnanto (2010: 172 - 173)
 Laporan Keuangan Gabungan (Konsolidasi) untuk Kantor Pusat dan Kantor Cabang
“Dalam pengertian yang sederhana, laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.” Kasmir (2013 : 7)
“Laporan keuangan konsolidasian adalah laporan keuangan suatu kelompok usaha yang disajikan
sebagai suatu entitas ekonomi tunggal.” IAI (2012: 1). Secara periodik baik kantor cabang maupun
kantor pusat menyusun laporan keuangannya (Neraca dan Perhitungan Rugi-Laba) secara
individual. Meskipun laporan keuangan individual itu dapat menunjukkan informasi-informasi yang
penting, baik untuk kantor cabang maupun kantor pusat, tetapi laporan-laporan itu tidak dapat
menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha kantor pusat dan cabangnya sebagai satu kesatuan
ekonomis. Hadori Yunus dan Harnanto (2010: 181). Oleh karena laporan keuangan antara kantor
pusat dan cabangnya, dimaksudkan untuk memberikan gambaran tentang posisi keuangan dan
hasil usaha perusahaan sebagai satu kesatuan ekonomis yang bulat, maka didalam penyusunannya
harus memperhatikan hal-hal berikut:
a) Didalam neraca hanya disajikan aktiva dan hak-hak yang ada pada perusahaan dan hutang-hutang
atau kewajiban perusahaan yang lain kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Sebagai satu kesatuan
usaha hak-hak yang dimiliki oleh dan kewajiban-kewajiban yang ada diantara kantor pusat dengan
cabangnya, atau hutang-piutang diantara pusat dengan cabangnya harus ditiadakan.
b) Di dalam Laporan Perhitungan Rugi-Laba, harus dihindarkan adanya perhitungan ganda terhadap
suatu pendapatan dan biaya yang sama. Pengakuan terhadap pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya
yang timbul dari transaksi antara pusat dengan cabang dan sebaliknya sebagai akibat sistem
desentralisasi, harus dibatalkan. Kenaikan dan penurunan kekayaan (Net Assets) total yang
ditempatkan dipusat dan cabang, harus dipakai sebagai kriteria terhadap pengakuan adanya
pendapatan yang diperoleh dan biaya-biaya yang terjadi dalam perusahaan sebagai satu kesatuan
usaha, untuk menghindarkan adanya perhitungan ganda terhadap pendapatan dan biaya-biaya
tersebut.
Dengan demikian, langkah-langkah yang diperlukan di dalam penyusunan laporan keuangan
gabungan dari kantor pusat dan cabangnya
dapat dirumuskan sebagai berikut:
a) Penyusunan neraca gabungan, dilakukan dengan langkah-langkah yang terdiri dari:
1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “R/K – Kantor Pusat” dengan “R/K –
Kantor Cabang” dan saldo rekening “Hutang” dengan “Piutang Usaha” antara kantor pusat
dan cabang, yang ada didalam neraca individual kantor pusat maupun cabang.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening aktiva, dan rekening-rekening
hutang yang terdapat dalam neraca individual kantor pusat dan cabangnya, sesuai dengan
kelompok masing-masing. Saldo rekening-rekening modal (pemilik) didalam neraca
gabungan sama dengan saldo rekening-rekening yang bersangkutan di dalam neraca
individual kantor pusat.
b) Penyusunan perhitungan Rugi-Laba gabungan, diperlukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menghapuskan (mengeliminasi) saldo rekening “Pengiriman Barang dari Kantor Pusat”
dengan “Pengiriman Barang ke Kantor Cabang” dan saldo rekening-rekening pendapatan
dengan biaya-biaya yang bersangkutan = yang diakui di dalam laporan perhitungan rugi-laba
individual kantor pusat dan cabang, sebagai akibat (konsekuensi) kebijaksanaan sistem
desentralisasi yang dilaksanakan.
2) Menjumlahkan (menggabungkan) saldo rekening-rekening pendapatan dan laba di luar
usaha, rekening-rekening biaya dan rugi diluar usaha yang terdapat didalam laporan rugi-laba
individual kantor pusat dan cabang, sesuai dengan kelompok masing-masing. Hadori Yunus
dan Harnanto (2010: 182 - 183). Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, diberikan
contoh prosedur penyusunan laporan keuangan gabungan dari kantor pusat dengan
cabangnya sebagai berikut:
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Desentralisasi Menurut Hansen & Mowen dalam Widodo & Windi (2011) adalah praktek
pendelegasian wewenang pengambilan keputusan kepada jenjang yang lebih rendah. Sedangkan
menurut Mulyadi (2013) desentralisasi adalah pendelegasian kebebasan untuk mengambil keputusan.
Hal penting dari desentralisasi adalah kebebasan pengambilan keputusan yang membuat manajer pada
jenjang yang lebih rendah mampu membuat dan mengimplementasikan keputusan. Selain adanya
otorisasi desentralisasi juga akan membuat tanggungjawab yang lebih besar pada manajer level yang
lebih rendah dalam melaksanakan tugasnya.
Menurut Jose Riwukaho (2012) indikator dari desentralisasi yaitu:
a. Pengembangan gagasan inovatif yaitu kesempatan mengembangkan suatu cara atau ide-ide yang
dilakukan untuk meningkatkan bidang apapun untuk mendukung kemajuan perusahaan.
b. Pengambilan keputusan bagi para manajer yaitu kesempatan melakukan pendekatan sistematis
terhadap suatu masalah, pengumpulan fakta dan data.
c. Mempertimbangkan investasi dalam skala besar merupakan bentuk penundaan untuk memperoleh
konsumsi dimasa yang akan datang, dimana dibutuhkan kompensasi atas penundaan tersebut.
d. Perencanaan dalam pengalokasian anggaran adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara
kuantitatif yang diukur dalam satuan moneter standar dan satuan ukuran yang lain.
e. Meningkatkan kualitas kerja adalah kerja yang dilakukan dalam suatu periode waktu yang
ditentukan oleh perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

https://perpustakaan.akuntansipoliban.ac.id/uploads/attachment/
5GU1k2qSZWVKBYPX0rozwLFuTmfQ6p39a7O4xHecsvgEAMhlIy.pdf

Anda mungkin juga menyukai