Anda di halaman 1dari 6

A.

Pengertian Audit Kepatuhan


Menurut Agoes, audit kepatuhan atau compliance audit adalah pemeriksaan yang
dilakukan untuk mengetahui apakah perusahaan sudah mentaati peraturan-peraturan dan
kebijakan-kebijakan yang berlaku, baik yang ditetapkan oleh pihak intern perusahaan
maupun pihak ekstern perusahaan1. Audit kepatuhan juga dapat diartikan sebagai sebuah
metode untuk mengetahui apakah sebuah perusahaan atau intansi yang diaudit tersebut
sesuai dengan kondisi atau pun peraturan yang telah ditetapkan. Hasil dari audit ini akan
dilaporkan kepada pihak yang mempunyai wewenang pembuat kriteria. Dari beberapa
pengertian tersebut dapat disimpulkaan bahwa audit kepatuhan merupakan sebuah proses
atau metode untuk menentukan apakah sebuah perusahaan telah mengikuti prosedur,
standar atau bahkan aturan tertentu yang telah ditetapkan oleh sebuah otoritas tertentu.
Sedangkan kepatuhan syariah diartikan sebagai sebuah kondisi di mana seluruh
aktivitas dari sebuah institusi keuangan sejalan dengan Syariah atau kesepadanan dari
keseluruhan aktivitas institusi keuangan Islam dengan Syariat Islamiyah yang telah
dinyatakan dalam fatwa yang telah disepakati 2. Pada industri perbankan Syariah sendiri,
kepatuhan Syariah ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan dalam pelaksanaannya,
Bank Syariah harus sesuai dengan prinsip-prinsip Syariah. Apabila terjadi
penyelewengan dalam pelaksanaan kegiatan operasional maupun produk Bank Syariah,
maka hal tersebut dinilai sebagai tidak taat atau tidak patuh terhadap Syariah.
Kepatuhan dalam Bank Syariah ini meniputi segala jenis produk, sisten, Teknik serta
identitas dari perusahaan tersbeut. Secara operasionalnya, kepatuhan Syariah dalam
sistem Bank Syariah ini berdasarkan fatwa DSN. Sehingga segala fatwa yang
dikeluarkan DSN menjadi sebuah acuan bagi DPS. Jaminan kepatuhan Syariah yang
dilakukan oleh Bank Syariah ini merupakan hal yang sangat penting bagi nasabah serta
masyarakat.

B. Tujuan Audit Kepatuhan


Tujuan dari audit kepatuhan yakni untuk menentukan apakah sebuah perusahaan atau
instansi yang di audit tersbeut yelah mengikuiti prosedur, kebijakan dan regulasi yang
telah ditetapkan oleh otoritas yang lebih tinggi. Hasil dari audit ini merupakan berbagai

1
Ismawati, Naidah, dan Linda, Audit Kepatuhan Pengelolaan Piutang dalam Meminimalisir Piutang
Tak Tertagih (Studi Kasus PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Cabang Makasar), Profitability: Jurnal
Ilmu Manajemen, Vol. 4, No. 2 (2020), dalam https://journal.unismuh.ac.id, hlm. 55
2
Frisya Alifia Nurfajarani, Nur Eka Setiowati dan Sri Rokhlinasari, Analisis Penerapan Audit Syariah
dalam Meningkatkan Kepatuhan Syariah (Syariah Compliance) di Bank Syariah Indonesia KCP Kuningan
Ahmad Yani 1,dalam https://sc.syekhnurjati.ac.id, hlm.4
pernyataan temuan untuk dilaporkan kepada pihak tertentu dalam unit organisasi yang di
audit. Selain itu, kegiatan ini juga vertujuan untuk melihat apakah perushaan berjalan
dengan baik, patuh dan sesuai dengan peraturan dan prosedur serta berjalan sesuai
dengan ketentuan yang berlaku. Lebih jelasnya lagi, tujuan dari audit kepatuhan yakni
sebagai berikut3:
a. Menilai tingkat kepatuhan yang dilakukan oleh setiap fungsi dalam suatu
organisasi dan perusahaan.
b. Meminimalisir terjadinya pelanggaran terhadap peraturan yang ditetapkan di
dalam suatu organisasi dan perusahaan.
c. Meningkatkan kinerja organisasi dan perusahaan.
d. Menilai ketaatan terhadap prosedur yang terlah ditetapkan di dalam suatu
organisasi atau perusahaan.

C. Manfaat dan Pentingnya Audit Kepatuhan


Terdapat beberapa manfaat dair adanya audit kepatuhan ini, diantaranya adalah
sebagai berikut:
1. Audit kepatuhan ini akan memberikan tambahan kejelasan yang sangat independent
terkait dengan ketelitian serta jaminan dari suatu laporan keuangan.
2. Audit kepatuhan yang dijalankan ini akan menambah suatu integritas dari laporan
keuangan sehingga laporan tersebut dapat di percaya.
3. Memberian berbagai informasi terkait pelaksanaan standar operasional dari sebuah
perusahaan tersbeut. Apakah terlah dijalankan sesuai dengan SOP atau tidak.
Selain manfaat tersebut, audit kepatuhan juga memiliki beberapa kriteria yang
ditetapkan dalam pelaksanannya, yakni terkait dengan kebijakan, peraturan, persyarakat,
peminjaman kredit serta berbagai prosedur yang ditetapkan 4. Kriteria dari audit
kepatuhan ini dibagi menjadi 2 yakni kriteria internal dan eksternal.
D. Kriteria Audit Kepatuhan
Dalam pelaksanaan audit kepatuhan, kriteria yang ditetapkan misalnya
kebijakan, peraturan, persyaratan, pinjaman kredit, dan prosedur yang ditetapkan.
Informasi terstruktur di dalam audit kepatuhan seperti data mengenai pelaksanaan

3
Afridayanti Ginting, Analisis Peranan Audit Kepatuhan dalam Meminimalisir Piutang Tak Tertagih
(Studi Kasus PT Ekspres Mandiri Gadai Cabang Tanjung Morawa), (Medan: Skripsi diterbitkan dalam
http://repository.potensi-utama.ac.id, 2021)
4
Ismawati, Naidah, dan Linda, Audit Kepatuhan Pengelolaan Piutang…., hlm. 56
kebijakan, peraturan, proosedur, pemberhentian pegawai, pelaporan SPT pajak dan
pelaksanaannya. 5
Terdapat dua kriteria audit kepatuhan, yaitu kriteria internal dan kriteria eksternal.
1. Kriteria Internal
Kriteria internal ialah peraturan-peraturan yang berasal dari organisasi dan
perusahaan itu sendiri. Kriteria internal antara lain:
a. Kode etik perusahaan
b. Peraturan perusahaan
c. Kebijakan-kebijakan perusahaan
d. Prosedur perusahaan
2. Kriteria Eksternal
Kriteria eksternal adalah standar kriteria yang berlaku secara umum dan bukan
merupakan kebijakan organisasi tersebut. Kriteria eksternal dapat berupa:
a. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK)
b. Undang-Undang yang mengatur tentang operasional organisasi.
Terdapat tiga kriteria compliance audit antara lain:
a. Peraturan atau undang-undang yang ditetaapkan oleh instansi pemerintah aatau
Lembaga terkait.
b. Kebijakan atau system dan prosedur yang ditetapkan oleh manajemen
organisasi.
c. Selain internal auditor, compliance audit juga bias dilakukan oleh Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) dan Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan
(BPKB).
E. Indikator Audit Kepatuhan
Dalam mengukur kualitas audit, terdapat beberapa indikator yakni sebagai berikut:
1. Deteksi Salah Saji
Di sini, auditor harus memiliki sikap professional dalam pelaksanaan auditnya.
Sikap tersebut diantaranya adalag pikiran yang selalu mempertanyakan dan
melakukan evaluasi kritis terhadap bukti audit.
2. Kesesuaian dengan Standar Umum yang Berlaku Standar Profesi Akuntan Publik
(SPAP)
Dalam pelaksanaannya auditor harus mematuhi berbagai standar auditing yang
ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (IKI).
5
Ibid, hlm 19
3. Kepatuhan Terhadap SOP
SOP perusahaan merupakan sebuah ketetapan tertulis terkait apa yang harus
dilakukan, kapan, di mana, oleh siapa dan bagaimana serta apa saja yang perlu
dilakukan yang semuanya merupakan prosedur kerja yang harus ditaati.
Selain indikator tersebut, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi
kualitas audit, daintaranya adalah sebagai berikut6:
1. Kompetensi
Kegiatan audit harus dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang
memiliki keahlian serta pelatihan teknis yang memadai sebagai auditor.
2. Tekanan Waktu
Dalam pelaksanaannya, auditor akan menemukan berbagai kendala
terkait waktu untuk mengeluarkan hasil audit yang akurat serta sesuai dengan
aturan yang telah ditetapkan.
3. Pengalaman Kerja
Dalam pelaksanaan audit ini, auditor harus sampai pada suatu
pernyataan pendapat. Maksudnya, pengalaman kerja dari seorang auditor
sangat penting dalam penentuan hasil dari kegiatan auditing ini.
4. Etika
Etika merupakan sebauh prinsip moral serta perbuatan yang menjadi
sebuah landasan seseorang dalam bertindak. Seorang auditor tentu harus
memiliki etika yang baik. Hal tersebut merupakan sebuah nilai tambah bagi
seoranng auditor.
5. Independensi
Merupakan sikap mental yang bebas dari pengaruh dan tidak
dikendalikan oleh pihak lain atau bergantung pada pihak lain.

F. Pelaksanaan Audit Kepatuhan


Audit kepatuhan ini dilakukan dengan 2 tahap yakni tahap wawancara dan pengujian 7.
Kegiatan wawancara ini dilakukan langsung maupun secara online kepada pihak auditee
berdasarkan daftar pertanyaan atau kuisioner. Pembuatan daftar pertanyaan ini
dituangkan dalam Internal Control Quesionnaires (ICQ) dan kemudian dilanjut dengan

6
Afridayanti Ginting, Analisis Peranan Audit Kepatuhan…, diakses pada 15 Mei 2023
7
Irazulfia, Muhammad Ikhlash dan Nasrul Kahfi Lubis, Audit Kepatuhan Terhadap Standar
Operasional Prosedur Grooming dan Pelayanan Pada PT BPR Banda Raya Kota Batam, Jurnal Bisnis
Mahasiswa, Vol.2 No.2 (2022), dalam https://jurnalbisnismahasiswa.com, hlm. 237
wawancara kepada auditee untuk mengisi daftar pertanyaan. Kegiatan tersebut
dilanjutkan dengan mencatat dan me-review hasil wawancara serta pengambilan
dokumentasi wawancara. Review yang dilakukan ini akan menghasilkan tabuasi dari
daftar pertanyaan yang telah terisi dan dilanjut dengan penyusunan kertas kerja dan
kesimpulan sementara tingkat kepatuhan auditee. Tahap kedua yakni pengujian di mana
pihak auditor akan menguji pengendalian dan pelaksanaan pengendalian terhadap kertas
kerja. Kertas kerja ini meruoakan sebuah dokumen yang beriikan prosedur audit yang
sedang dilakukan, informasi yang diperoleh, pengujian, catatan auditor dan kesimpulan
pelaksanaan audit.
Selain dengan kedua tahapan tersebut, audit kepatuhan ini dapat dilakukan dengan
beberapa cara, yakni sebagai berikut:
1. Pengujian adanya kepatuhan dapat diketahui denga nada atau tidaknya informasi
terkait dengan struktur pengendalian yang dikumpulkan auditor. Pengujiannya adalah
sebagai berikut:
a. Pengujian transaksi dengan mengikuiti pelaksanaan transaksi tertentu. Pengujian
ini membuktikan adanya kepatuhan dan pengendalian intern dalam pelaksanaan
transaksi awal hingga transaksi selesai.
b. Pengujian transaksi tertentu yang telah terjadi dan telah dicatat. Pengujian ini
dilakukan dengan memilik salah satu transaksi dan kemudian mengikuti
pelaksanaan dari awal hingga selesai melalui dokumen yang telah dibuat dalam
transaksi tersbeut.
2. Pengujian dalam tingkat kepatuhan auditor tidak hanya berkepentingan dengan
eksistensi pengendalian internal namun juga berkepentingan pada kepatuhan klien
terhadap pengendalian internal. Prosedur dari pengujian ini adalah sebagai berikut:
a. Pengambilan sampel dari dokumen populasi dan dilanjut memeriksa dokumen
pendukungnta. Hal tersebut bertujuan untuk mendapat kepastian bahwa dokumen
tersebut telah terotorisasi oleh pejabat yang berwenang.
b. Penguuan substansi, pengujian ini bertujuaan ganda yakni untuk menilai seberapa
efektif pengendalian internal dan kewajaran informasi pada laporan keuangan.
DAFTAR PUSTAKA

Ginting, Afridayanti. 2021. Analisis Peranan Audit Kepatuhan dalam Meminimalisir Piutang Tak
Tertagih (Studi Kasus PT Ekspres Mandiri Gadai Cabang Tanjung Morawa). Skripsi
diterbitkan dalam http://repository.potensi-utama.ac.id. Medan: Universitas Potensi Utama.
Irazulfia, Muhammad Ikhlash dan Nasrul Kahfi Lubis. 2022. Audit Kepatuhan Terhadap
Standar Operasional Prosedur Grooming dan Pelayanan Pada PT BPR Banda
Raya Kota Batam. Jurnal Bisnis Mahasiswa, (Online), Vol.2 No.2 (2022),
(https://jurnalbisnismahasiswa.com), diakses 18 Mei 2023.
Ismawati, Naidah, dan Linda. 2020. Audit Kepatuhan Pengelolaan Piutang dalam
Meminimalisir Piutang Tak Tertagih (Studi Kasus PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk Cabang Makasar). Profitability: Jurnal Ilmu Manajemen, (Online),
Vol. 4, No. 2 (2020), (https://journal.unismuh.ac.id), diakses pada 18 Mei 2023.
Khalid, Abdul. 2020. Analisis Audit Kepatuhan Terhadap Prosedur Pemberian Pembiayaan
Modal Kerja Pada Bank SULSELBAR Cabang Syariah Makasar. Invoice: Jurnal
Ilmu Akuntansi, (Online), Vol.2 No. 2 (2020), (https://journal.unismuh.ac.id),
diakses pada 18 Mei 2023.
Nurfajarani, Frisya Alifia, Nur Eka Setiowati, dan Sri Rokhlinasari. 2018. Analisis
Penerapan Audit Syariah dalam Meningkatkan Kepatuhan Syariah (Syariah
Compliance) di Bank Syariah Indonesia KCP Kuningan Ahmad Yani 1, (Online),
(https://sc.syekhnurjati.ac.id), diakses pada 18 Mei 2023.

Anda mungkin juga menyukai