Anda di halaman 1dari 3

ANALISIS KASUS PELANGGARAN TERHADAP KODE ETIK

PROFESIAKUNTAN PUBLIK PADA PT INDONESIA SEJAHTERA FINANCE


Makalah
Diajukan Untuk Memenuhi Salah satu Tugas Mata Kuliah Pemeriksaan Akuntansi yang
Diampu Oleh: Dr. Heni Mulyani, M.Pd. & Ibu Rika Mardiani, SE., M.Ak

Disusun Oleh:

Hasan Nurpalah 1808507

PENDIDIKAN AKUNTANSI

FAKULTAS PENDIDIKAN EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2021
Temuan dari Kasus PT. Indonesia Sejahtera Finance

PT Indonesia Sejahtera Finance (ISF) mengalami gagal bayar terhadap utangnya,


sebesar kurang lebih Rp 4,07 Trilyun yang terdiri dari kredit perbankan 2,22 Trilyun dan
MTN 1,85 Trilyun. Awalnya debitur dan pemegang MTN mau percaya dan menyalurkan
kredit kepada PT.ISF melihat dari informasi laporan keuangan yang dimilikinya serta hasil
audit dari kantor Akuntan Publik ternama, yaitu KAP Edson dan Rekan. Namun, ternyata
terjadi pemalsuan data dan manipulasi laporan keuangan yang dilakukan oleh manajemen
PT.ISF. Diantaranya adalah membuat piutang fiktif melalui penjualan fiktif. Piutang itulah
yang dijaminkan kepada para krediturnya, sebagai alasan bahwa nanti ketika piutang tersebut
ditagih uangnya akan digunakan untuk membayar utang kepada kreditor.

Namun sangat disayangkan KAP Edsen dan Rekan sebagai auditornya gagal
mendeteksi adanya skema kecurangan pada laporan keuangan PT.ISF tersebut. KAP Edson
malah memberikan opini wajar tanpa pengecualian pada laporan keuangan SNP Finance.

Analisis Kasus

KAP Edsen dan Rekan Merupakan KAP ternama, artinya menurut pandangan saya
KAP itu tidak mungkin mempekerjakan anggota yang tidak kompeten dalam memeriksa
laporan keuangan klien. Namun, dalam kasus ini KAP Edsen dan Rekan gagal dalam
memeriksa klien yang menyebabkan hasil yang tidak sesuai dengan yang sebenarnya. Dari
hasil analisis ini penulis menyimpulkan ada dua kemungkinan yang terjadi:

1. Dugaan terjadinya pelanggaran suap yang di lakukan oleh PT ISF kepada Auditor
sehingga Auditor memberikan penilaian yang tidak sesuai dengan kenyataan,
mengabaikan pemalsuan data yang dilakukan klien. Sehingga penilaian yang di
beriakn KAP wajar tanpa pengecualian. Dengan begitu, KAP yang melakuakn
praktik seperti dugaan penulis, KAP Edsen dan Rekan telah melakukan pelanggaran
terhadap peraturan perundang-undangan terkait suap menyuap dan melanggar
terhadap kode etik akuntan publik yang berlaku, yaitu:
a. Integritas : melanggar, dengan bersikap tidak jujur dan terpengaruh
adanya suap dalam hubungan profesionalitas.
b. Objektivitas : melanggar, karena ada kepentingan pribadi dengan klien
sehingga memberikan penilaian yang tidak sesuai dengan informasi data
sebenarnya.
c. Prilaku profesional : melanggar peraturan perundang-undangan yang
berlaku mengenai suap menyuap.

2. Dugaan karena murni kesalahan anggota/auditor dalam menilai terhadap skema


pemalsuan yang dilakukan oleh PT ISF, sehingga auditor memberikan penilain
sesuai dengan data yang di lihatnya. Dalam hal ini anggota/auditor yang melakukan
penilaian tersebut telah melanggar kode etik akuntan publik yaitu:
a. kompetensi dan kehati - hatian professional: sikap tidak hati-hati dan
profesinalitas dalam kompetensi anggota menjadi pelangggran terhadap kode
etik akuntan publik. Di dalam kode etik akuntan publik yang berlaku di
sebutkan bahwa seorang anggota/auditor harus:
o Memilik pengetahuan dan keahlian profesional pada level yang disyaratkan
untuk memastikan bahwa klien atau organisasi tempatnya bekerja
memperoleh jasa profesional yang kompeten, berdasarkan standar
profesional dan standar teknis terkini serta ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku
o Bertindak sungguh-sungguh dan sesuai dengan standar profesional dan
standar teknis yang berlaku.

Anda mungkin juga menyukai