Anda di halaman 1dari 11

Sheila cahirunnissa

1814190041

Soal atas
1. Oleh karena kebagaiaan sangat subjektif, bagaimana anda mengukur secara
objektif dan menilai kebahagiaan. Apakah anda setuju dengan J.S.MILL
bahwa aritmetik dapat digunakan untuk menghitung kebahagaiaan ? apakah
uang perwakilan yang baik untuk kebahagiaan ?
Jawab :
• Mengukur dan menilai kebahagiaan secara objektif adalah
dengan melihat tujuan danpencapaian seseorang, BPS telah
melakukan pengukuran tingkat kebahagiaan melaluiS u r v e i
P e n g u k u r a n T i n gk a t K e b a h a g i a a n ( S P T K ) y a n g h a s i l n y a
a d a l a h i n d e x kebahagiaan Indonesia. Namun kebahagiaan itu
adalah suatu emosi yang bersifat relatif karena kadar
kebahagiaan pada setiap manusia berbeda-beda tingkatannya.
• Saya setuju dengan aritmatika JS. Mill karena, hal tersebut
menghitung kesenangan dihubungkan dengan suatu keputusan,
yang dimana keputusanitu untuk kepentingan bersama.
• Uang bukanlah perwakilan yang baik untuk mengukur
kebahagiaan, karena uang bisa saja dipalsukan

2. Mengapa menjadi suatu faktor penting bagi klien agar akuntan professional
berperilaku etika ?
Jawab :
Etika dalam auditing sangat penting karena hal ini merupakan suatu prinsip
untuk melakukan proses pengumpulan dan pengevaluasian bahan bukti
tentang informasi yang dapat diukur mengenai suatu entitas ekonomi untuk
menentukan dan melaporkan kesesuaian informasi yang dimaksud dengan
kriteria-kriteria adalah yang dilakukan oleh seorang yang kompeten dan
independen. Profesi akuntan memegang peranan yang penting dimasyarakat,
sehingga menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung jawab akuntan
terhadap kepentingan publik. Kepentingan Publik merupakan kepentingan
masyarakat dan institusi yang dilayani anggota secara keseluruhan.
Ketergantungan ini menyebabkan sikap dan tingkah laku akuntan dalam
menyediakan jasanya mempengaruhi kesejahteraan ekonomi masyarakat dan
negara.
Profesi akuntan memegang peranan yang penting di masyarakat, sehingga
menimbulkan ketergantungan dalam hal tanggung-jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Dalam kode etik diungkapkan, akuntan tidak hanya
memiliki tanggung jawab terhadap klien yang membayarnya saja, akan tetapi
memiliki tanggung jawab juga terhadap publik. Kepentingan publik adalah
kepentingan masyarakat dan institusi yang dilayani secara keseluruhan.
Publik akan mengharapkan akuntan untuk memenuhi tanggung jawabnya
dengan sebaik-baiknya serta sesuai dengan kode etik professional AKDA.

3. Mengapa harapan para pemangku kepentingan perusahaan penting untuk


reputasi perusahaan dan profitabilitasnya?
Jawab :
Harapan pemangku kepentingan tentu diperlukan dan penting bagi
perusahaan karena setiap pemangku kepentingan perusahaan memegang
nama dari tiap perusahaan dan sebagai point yang menunjukkan kinerja
perusahaan yang melihatkan reputasi dan kehebatan perusahaan yang
nantinya dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan.
Soal bawah
1. Coba anda identifikasi, pelanggaran prinsip etika apa saja yang dilakukan
KAP, serta jelaskan alasannya!
Jawab :
1. Pelanggaran yang dilakukan oleh Andi Iskandar dan rekan Transparansi
serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah satu
derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh
salah satu badan usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia.
Dalam laporan kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun
2005, ia mengumumkan bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah
diraihnya. Padahal, apabila dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan
menderita kerugian sebesar Rp. 63 milyar. Kerugian ini terjadi karena PT
Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak dapat menagih pajak pihak
ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak ketiga dinyatakan
sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi keuangan, ia
tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset. Dengan
demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan
telah terjadi di sini. Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang
bahwa kekeliruan pencatatan tersebut hanya terjadi karena perbedaan
persepsi mengenai pencatatan piutangyang tidak tertagih. Terdapat pihak
yang menilai bahwa piutang pada pihak ketigayang tidak tertagih itu bukan
pendapatan. Sehingga, sebagai konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia
seharusnya mengakui menderita kerugian sebesar Rp. 63milyar.
Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa piutang
yangtidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta
Api Indonesiasehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih
pada tahun tersebut.

2. Pelanggaran yang dilakukan oleh Hans Tuanakotta dan rekan Pelanggaran


yang telah dilakukan oleh KAP
Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's affiliate)
adalah melanggar prinsip dasar etika profesi akuntan, terutama integritas,
objektivitas, dan perilaku profesional.
Akuntan publik Hans Tuanakotta & Mustofa ikut bersalah dalam
manipulasi laporan keuangan, karena sebagai auditor independen akuntan
publik Hans Tuanakotta & Mustofa (HTM) seharusnya mengetahui
laporan-laporan yang diauditnya itu apakah berdasarkan laporan fiktif atau
tidak.Juga Sdr. Ludovicus Sensi W sebagai rekan kerjanya.
Untuk kasus PT. Kimia Farma, Direksi lama dan pihak manajemen yang
melakukan pelanggaran. Risiko ini berdampak pada reputasi HTM dimata
pemerintah ataupun publik, dan pada akhirnya HTM harus menghadapi
konsekuensi risiko seperti hilangnya kepercayaan publik dan pemerintah
akan kemampuan HTM, penurunan pendapatan jasa audit, hingga yang
terburuk adalah kemungkinan ditutupnya Kantor Akuntan Publik tersebut.
Diluar risiko bisnis, risiko etika yang dihadapi KAP HTM ini cenderung
padakemungkinan dilakukannya kolaborasi dengan manajemen Kimia
Farma dalammanipulasi laporan keuangan.Walaupun secara fakta KAP
HTM terbukti tidakterlibat dalam kasus manipulasi tersebut, namun hal
ini bisa saja terjadi.Tindakan pemerintah dilakukan dimulai dari Bapepam
(Badan Pengawas PasarModal) yang melakukan pemeriksaan laporan
keuangan dan menemukan kesalahanyang terjadi. Lalu
ditindaklanjuti oleh BP2AP (Badan Peradilan Profesi AkuntanPublik)
yaitu lembaga non pemerintah yang dibentuk oleh Ikatan Akuntan
Indonesa (IAI) dan pemberian sanksi administratif berupa denda,
peringatan tertulis, pembekuan izin usaha, atau pencabutan izin usaha.
Tindakan yang dilakukan oleh HTM melanggar UU nomor 5 tahun 2011
tentang akuntan publik (Pasal 55 dan Pasal 56).

3. Pelanggaran yang dilakukan Hendra Winata dan Rekan

Kesalahan yang dilakukan akuntan publik dalam kasus di atas adalah


kesalahan dalam proses audit. Kesalahan akuntan publik tersebut tidak
mencerminkan Prinsip-prinsip etika profesi yang tertuang dalam Kode
Etik Umum Akuntan Indonesia.Para akuntan tersebut tidak berkompeten,
tidak professional dan tidak bisa menjalankan maupun mematuhi standar
teknis yang ditetapkan. Dikatakan tidak berkompeten karena akuntan
terebut tidak memiliki kompetensi dan ketekunan serta tidak
mempertahankan pengetahuan dan keterampilan profesional pada tingkat
yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesionalnya yang kompeten berdasarkan
perkembangan praktik, legislasi dan teknik yang paling mutakhir.Akuntan
tersebut juga tidak professional karena tidak berperilaku yang konsisten
dengan reputasi profesi yang baik dan gagal menjauhi tindakan yang dapat
mendiskriditkan profesi.Terakhir, akuntan tersebut tidak sesuai dengan
Standar teknis, yaitu setiap anggota harus melaksanakan
jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar profesional
yang relevan.Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati.

4. Pelanggaran yang dilakukan Johan Malondan dan Rekan


Melakukan pelanggaran dengan memanipulasi yang berkaitan dengan
laporan audit atas laporan keuangan konsolidasi PT Great River
International Tbk tahun 2003. Karena menurut BAPEPAM terdapat
indikasi penipuan dalam penyajian laporan keuangan. Pasalnya, Bapepam
menemukan kelebihan pencatatan penyajian akun penjualan dan piutang
dalam laporan tersebut. Kelebihan itu berupa penambahan asset tetap dan
penggunaan dana hasil emisi obligasi yang tanpa pembuktian. Akibatnya
Great River mengalami kesulitan arus kas.Perusahaan ini tidak mampu
mebayar utang Rp. 250 Milyar kepada Bank Mandiri dan gagal membayar
obligasi senilai Rp. 300 Milyar.
5. Pelanggaran yang dilkukan oleh Prasetio Utomo dan rekan
Enron dan KAP Prasetio Utomosudah melanggar kode etik yang
seharusnya menjadi pedoman dalam melaksanakan tugasnya dan bukan
untuk dilanggar. Mungkin saja pelanggaran tersebut awalnya
mendatangkan keuntungan bagi Enron, tetapi akhirnya dapat menjatuhkan
kredibilitas bahkan menghancurkan Enron dan KAP Prasetio
Utomo.Dalam kasus ini, KAP yang seharusnya bisa bersikap independen
tidak dilakukan oleh KAP Arthur Prasetio Utomo. Karena perbuatan
mereka inilah, kedua-duanya menuai kehancuran dimana Enron bangkrut
dengan meninggalkan hutang milyaran dolar sedangakn KAP Prasetio
Utomo sendiri kehilangan keindependensiannya dan kepercayaan dari
masyarakat terhadap KAP tersebut, juga berdampak pada karyawan yang
bekerja di KAP Prasetio Utomo dimana mereka menjadi sulit untuk
mendapatkan pekerjaan akibat kasus ini.

6. Pelanggaran yang dilakukan oleh Robert Yogi


Kasus yang terjadi adalah penyimpangan yang dilakukan oleh Bank
Century terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan. Laporan keuangan
yang dikeluarkan Bank Century yang dianggap menyesatkan ternyata
banyak sekali terjadi kesalahan yang material.Disini peran auditor sangat
dibutuhkan untuk memeriksa laporan keuangan tersebut. Hasil audit BPK
tentang century dianggap menyesatkan antara lain dikarenakan audit
investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan memuat “dosa” LPS (lembaga
penjamin simpanan) yang belum secara resmi menetapkan perhitungan
perkiraan biaya penanganan Bank Century secara keseluruhan. Hal
tersebut dapat muncul karena adanya penghilangan informasi fakta
material, atau adanya pernyataan material yang salah, dan dapat
menyebabkan ketidaktepatan opini yang diberikan oleh akuntan publik
karena banyak ditemukan kesalahan yang material oleh auditor pada saat
melakukan pemeriksaan laporan keuangan.Sehingga, auditor tersebut sulit
untuk menemukan bukti-bukti yang rill dan sulit untuk menerbitkan jenis
opini pada Bank Century tersebut.

7. Pelanggaran yang dilakukan oleh Salaki dan salaki


Keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam praktik kecurangan Keuangan.
KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum terjadinya
krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan bahwa
laporan Keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis menerpa
Indonesia, bank-bank tersebut kolaps karena kinerja keuangannya sangat
buruk.Ternyata baru terungkap dalam investigasi yang dilakukan
pemerintah bahwa KAP-KAP tersebut terlibat dalam praktik kecurangan
akuntansi. 10 KAP yang dituduh melakukan praktik kecurangan akuntansi
adalah Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's
affiliate), Johan Malonda and Partners (NEXIA International's affiliate),
Hendrawinata and Partners (Grant Thornton International's affiliate),
Prasetyo Utomo and Partners (Arthur Andersen's affiliate), RB Tanubrata
and Partners, Salaki and Salaki, Andi Iskandar and Partners, Hadi Sutanto
(menyatakantidak bersalah), S. Darmawan and Partners, Robert Yogi and
Partners.

8. Pelanggaran yang dilakukan oleh S.Darmawan dan rekan


Kasus yang terjadi adalah penyimpangan yang dilakukan oleh Bank
Century terhadap laporan keuangan yang dikeluarkan. Laporan keuangan
yang dikeluarkan Bank Century yang dianggap menyesatkan ternyata
banyak sekali terjadi kesalahan yang material.Disini peran auditor sangat
dibutuhkan untuk memeriksa laporan keuangan tersebut. Hasil audit BPK
tentang century dianggap menyesatkan antara lain dikarenakan audit
investigasi Badan Pemeriksaan Keuangan memuat “dosa” LPS (lembaga
penjamin simpanan) yang belum secara resmi menetapkan perhitungan
perkiraan biaya penanganan Bank Century secara keseluruhan. Hal
tersebut dapat muncul karena adanya penghilangan informasi fakta
material, atau adanya pernyataan material yang salah, dan dapat
menyebabkan ketidaktepatan opini yang diberikan oleh akuntan publik
karena banyak ditemukan kesalahan yang material oleh auditor pada saat
melakukan pemeriksaan laporan keuangan.Sehingga, auditor tersebut sulit
untuk menemukan bukti-bukti yang rill dan sulit untuk menerbitkan jenis
opini pda Bank Century tersebut.

9. Pelanggaran yang dilakukan oleh RB Tanubrata dan rekan


Keterlibatan 10 KAP di Indonesia dalam praktik kecurangan Keuangan.
KAP-KAP tersebut ditunjuk untuk mengaudit 37 bank sebelum terjadinya
krisis keuangan pada tahun 1997. Hasil audit mengungkapkan bahwa
laporan Keuangan bank-bank tersebut sehat. Saat krisis menerpa
Indonesia, bank-bank tersebut kolaps karena kinerja keuangannya sangat
buruk.Ternyata baru terungkap dalam investigasi yang dilakukan
pemerintah bahwa KAP-KAP tersebut terlibat dalam praktik kecurangan
akuntansi. 10 KAP yang dituduh melakukan praktik kecurangan akuntansi
adalah Hans Tuanakotta and Mustofa (Deloitte Touche Tohmatsu's
affiliate), Johan Malonda and Partners (NEXIA International's affiliate),
Hendrawinata and Partners (Grant Thornton International's affiliate),
Prasetyo Utomo and Partners (Arthur Andersen's affiliate), RB Tanubrata
and Partners, Salaki and Salaki, Andi Iskandar and Partners, Hadi Sutanto
(menyatakantidak bersalah), S. Darmawan and Partners, Robert Yogi and
Partners.

10.Pelanggaran yang dilakukan oleh Hadi Susanto


Hadi Sutanto & Rekan yang mengaudit Laporan Keuangan PT. Telkomsel
Tahun Buku 2002- tidak bersedia terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP
Eddy Pianto untuk menghindari risiko yang dapat merugikan jika
terasosiasi dengan pekerjaan audit KAP Eddy Pianto dan menolak hasil
auditnya untuk diacu dalam pekerjaan audit KAP Eddy Pianto dalam Form
20-F PT. Telkom karena karena keraguan kelayakan hak berpraktek KAP
Eddy Pianto dihadapan US SEC. Kejadian ini dianggap melanggar kode
etik karena KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan tidak memiliki kewenangan
untuk menilai kualifikasi KAP lainnya (Eddy Pianto) untuk berpraktek di
hadapan US SEC. Tindakan KAP Drs. Hadi Sutanto & Rekan
menyebabkan persaingan tidak sehat berupa menyebabkan competitive
harm dan consumer harm. Bagi KAP Eddy Pianto, yaitu menimbulkan
pernilaian bahwa KAP Eddy Pianto tidak dapat menyelesaikan dan tidak
mampu melakukan pekerjaan audit terhadap Laporan Keuangan PT.
Telkom tersebut. Penilaian tersebut berakibat menurunkan reputasi KAP
second layer (KAP Eddy Pianto) pada umumnya di mata perusahaan
pengguna jasa audit first layer (Drs. Hadi Sutanto & Rekan), sehingga
pilihan perusahaan pengguna jasa audit first layer tetap terkonsentrasi pada
KAP first layer. Hal ini jelas menggambarkan persaingan yang tidak sehat
antar KAP. Kejadian tersebut tidak hanya merugikan KAP Eddy Pianto
tapi juga merugikan PT. Telkom, sebagai pengguna jasa audit terpaksa
harus mengeluarkan tambahan waktu, tenaga, dan biaya yang seharusnya
tidak perlu dikeluarkan bila proses pelaksanaan audit berjalan normal.
Kejadian diatas hanya salah satu contoh pelanggaran kode etik dalam
dunia akuntan. Dalam menghadapi keadaan seperti ini, akuntan perlu
untuk terus berpegang pada kode etik profesi akuntan dan bila kode etik
tidak dapat memberikan pengarahan yang jelas maka akuntan harus
kembali pada etika dan nilai-nilai yang Ia percayai.

2. Menurut anda apakah fungsi BPKP ? apa perbedaan BPKP dan BPK dilihat
dadri fungsinya ?
Jawab :
BPKP menyelenggarakan fungsi :
• pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasan
keuangan dan pembangunan;
• perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan
dan pembangunan;
• koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
• pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan
pengawasan keuangan dan pembangunan;
• penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di
bidang perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana,
kepegawaian, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan
dan rumah
Perbedaan BPKP dan BPK : BPKP merupakan Aparat Pengawasan Intern
Pemerintah (APIP) yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan
berwenang melakukan pengawasan intern terhadap akuntabilitas keuangan
negara atas kegiatan tertentu yang meliputi:
• kegiatan yang bersifat lintas sektoral
• kegiatan kebendaharaan umum negara berdasarkan penetapan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara
• kegiatan lain berdasarkan penugasan dari Presiden.
Jadi ranah pengawasan pelaksanaan pemerintahan yang menjadi tugas dan
wewenang BPKP hanya pada kegiatan lintas sektoral dan kebendaharaan
umum Negara terlepas dari berdasarkan penugasan dari Presiden.Artinya,
salah apabila BPKP masuk kedalam lembaga-lembaga Negara apalagi
mengusulkan pelaksanaan pemeriksaan atas lembaga-lembaga tersebut.
Sedangkan BPK adalah lembaga negara yang bertugas untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara BPK memiliki tugas
memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang
dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara
lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan
Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang
mengelola keuangan negara. Dengan demikian jelas bahwa fungsi
pemeriksaan terhadap entitas/lembaga-lembaga Negara ada pada tugas
dan kewenangan BPK.Salah satunya adalah fungsi pemeriksaan terhadap
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
3. Coba anda cari dan pelajari mekanisme dari badan peralihan profesi yang ada
dibawah organisasi IAI!
Jawab :
• Kantor Akuntan Publik
Ketaatan terhadap kode etik adalah tanggung jawab pimpinan KAP
dimana anggota itu bekerja.Managing partner dan partner serta
manager KAP melaksanakan pengawasan terhadap ditaatinya perilaku
ini.

• Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik – IAI


Di lingkungan Kompartemen Akuntan Publik, usaha pengawasan ini
diwujudkan dalam bentuk "Peer Review" yang penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Mutu di lingkungan
kepengurusan IAI di Kompartemen tersebut. Pengawasan oleh Unit
Peer Review yang khusus dibentuk untuk mengawasi sesama KAP
sampai saat ini belum pernah terlaksana.

• Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik – IAI


Badan ini merupakan unit organisasi yang melaksanakan peradilan
pada tingkat pertama terhadap pelanggaran-pelanggaran yang
dilakukan oleh anggota IAI kompartemen akuntan pendidik.

• Dewan Pertimbangan Profesi IAI


Dewan ini berfungsi sebagai peradilan tingkat banding untuk kasus-
kasus yang telah diputuskan hukumnya berdasar keputusan pada
tingkat Badan Pengawas Profesi. Dewan ini melaksanakan peradilan
untuk kasus-kasus pelanggaran lainnya yang tidak berkaitan dengan
akuntan publik.

• Departemen Keuangan RI
Yaitu Direktorat Jendral Lembaga Keuangan, misalnya Direktorat
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai. Ia sebagai pemberi ijin praktek
Akuntan Publik. Pengawasan yang dilakukannya pada umumnya untuk
menilai apakah KAP yang diberi ijin telah melaksanakan ketentuan-
ketentuan yang berhubungan dengan keputusan Menteri Keuangan
tentang perijinan pembukaan KAP (SK Menkeu 43/KMK 017/1997)
tanggal 27 Januari 1997 tentang jasa akuntan publik.
• BPKP
Berdasarkan Keppres 31/th 1983, wewenangnya adalah melaksanakan
pengawa san terhadap KAP. Dalam melaksanakan tugasnya, BPKP
melakukan evaluasi tentang kepatuhan KAP terhadap perizinan yang
diberikan dan terhadap pelaksanaan tugas profesional akuntan publik.
Selain keenam unit organisasi tadi, pengawasan terhadap Kode Etik
diharapkan dapat dilakukan sendiri oleh para anggota dan pimpinan
KAP. Hal ini tercermin di dalam rumusan Kode Etik Akuntan Indonesia
pasal 1 ayat 2, yang
berbunyi :
1) Setiap anggota harus selalu mempertahankan nama baik profesi dan
etika profesi serta hukum negara di mana ia melaksanakan tugasnya.
2) Setiap anggota harus selalu mempertahankan integritas dan
obyektifitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan mempertahankan
integritas , ia akan bertindak jujur, tegas dan tanpa pretensi. Dengan
mempertahankan obyektifitas, ia akan bertindak adil tanpa dipengaruhi
tekanan / permintaan pihak tertentu / kepentingan pribadinya.

4. Bagaimana pendapat anda tentang kontroversi putusan yang telah diambil


oleh BP2AP terhadap 10 KAP dihadapkan dengan keberatan yang
disampaikan oleh Direktur Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai DJLK
Depkeu kepada ketua MK IAI?
Jawab :
Kejadian diatas hanya beberapa contoh pelanggaran kode etik dalam dunia
akuntan. Dalam menghadapi keadaan seperti ini, akuntan perlu untuk terus
berpegang pada kode etik profesi akuntan dan bila kode etik tidak dapat
memberikan pengarahan yang jelas maka akuntan harus kembali pada etika
dan nilai-nilai yang Ia percayai..selain itu Kecurangan akuntansi (Fraud) yang
telah dipaparkan diatas menggambarkan bagaimana para akuntan tidak
bertanggung jawab telah melanggar prinsip dasar etika profesi, terutama
integritas, objektivitas, dan perilaku profesional. Akibat dari Kecurangan
tersebut adalah kebangkrutan perusahaan-perusahaan besar tersebut.
Seharusnya sanksi yang dijatuhkan sesuai dengan ketentuan dan disesuaikan
dengan pelanggaran etika yang dilakukan. Sanksi yang ringan tidak akan
memberikan efek jera sehingga kesalahan tersebut bias saja berlanjut. Sanksi
yang dijatuhkan harus setimpal dengan pelanggaran yang dilakukan agar
dapat memberika efek jera bagi tersangka.

Anda mungkin juga menyukai