NIM : 1814190035
Mata Kuliah : Etika Bisnis dan Profesi Akuntansi
Nama Dosen : DR. Sri Kurniawati, S.E, M.M
Hari : Selasa
Waktu : 07.50 – 09.30
Ruang : A.507
2. Mengapa menjadi suatu faktor penting bagi klien agar akuntan professional
berperilaku etika?
Jawab :
Faktor yang terpenting bagi klien agar akuntan professional berperilaku etika agar
kita dapat dipercayai klien sehingga klien juga mau bersifat terbuka sehingga klien
akan tetap menggunakan jasa dari akuntan tersebut.
3. Mengapa harapan para pemangku kepentingan perusahaan penting untuk reputasi
perusahaan dan profitabilitasnya?
Jawab :
Karena jika saling bersinergi dan beritegrasi saling bahu membahu saling
berpegangan pada prinsip dan etika perusahaan tersebut akan besar juga para
pemangku pementingan bekerja pada bidangnya masing masing sehingga cash flow
tetap berjalan dan kelancaran yang membuat profit melampaui target untuk
kepentingan dan keuntungan yang lebih besar lagi
1. Coba Anda identifikasi, pelanggaran prinsip etika apa saja yang dilakukan oleh 10
KAP tersebut, serta jelaskan alasanya!
Jawab :
1. Pelanggaran yang dilakukan oleh Andi Iskandar dan rekan
Transparansi serta kejujuran dalam pengelolaan lembaga yang merupakan salah
satu derivasi amanah reformasi ternyata belum sepenuhnya dilaksanakan oleh salah
satu badan usaha milik negara, yakni PT Kereta Api Indonesia. Dalam laporan
kinerja keuangan tahunan yang diterbitkannya pada tahun 2005, ia mengumumkan
bahwa keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar telah diraihnya. Padahal, apabila
dicermati, sebenarnya ia harus dinyatakan menderita kerugian sebesar Rp. 63
milyar. Kerugian ini terjadi karena PT Kereta Api Indonesia telah tiga tahun tidak
dapat menagih pajak pihak ketiga. Tetapi, dalam laporan keuangan itu, pajak pihak
ketiga dinyatakan sebagai pendapatan. Padahal, berdasarkan standar akuntansi
keuangan, ia tidak dapat dikelompokkan dalam bentuk pendapatan atau asset.
Dengan demikian, kekeliruan dalam pencatatan transaksi atau perubahan keuangan
telah terjadi di sini. Di lain pihak, PT Kereta Api Indonesia memandang bahwa
kekeliruan pencatatan tersebut hanya terjadi karena perbedaan persepsi mengenai
pencatatan piutang yang tidak tertagih. Terdapat pihak yang menilai bahwa piutang
pada pihak ketiga yang tidak tertagih itu bukan pendapatan. Sehingga, sebagai
konsekuensinya PT Kereta Api Indonesia seharusnya mengakui menderita kerugian
sebesar Rp. 63 milyar. Sebaliknya, ada pula pihak lain yang berpendapat bahwa
piutang yang tidak tertagih tetap dapat dimasukkan sebagai pendapatan PT Kereta
Api Indonesia sehingga keuntungan sebesar Rp. 6,90 milyar dapat diraih pada tahun
tersebut. Diduga, manipulasi laporan keuangan PT Kereta Api Indonesia telah
terjadi pada tahun-tahun sebelumnya. Sehingga, akumulasi permasalahan terjadi
disini.
2. Menurut Anda apakah fungsi BPKP? Apa perbedaan BPKP dengan BPK dilihat
dari fungsinya?
Jawab :
Fungsi BPKP adalah :
1. Pengkajian dan penyusunan kebijakan nasional di bidang pengawasankeu
angan dan pembangunan;
2. Perumusan dan pelaksanaan kebijakan di bidang pengawasan keuangan d
an pembangunan;
3. Koordinasi kegiatan fungsional dalam pelaksanaan tugas BPKP;
4. Pemantauan, pemberian bimbingan dan pembinaan terhadap kegiatan pen
gawasan keuangan dan pembangunan;
5. Penyelenggaraan pembinaan dan pelayanan administrasi umum di bidang
perencanaan umum, ketatausahaan, organisasi dan tatalaksana, kepegawai
an, keuangan, kearsipan, hukum, persandian, perlengkapan dan rumah
tangga.
Perbedaan BPK dengan BPKP dilihat dari fungsinya adalah BPK sebagai auditor
ekternal yang melaksanakan pemeriksaan yang sifatnya lebih represif (seluruhnya
kegiatan audit) sedangkan BPKP lebih kepada pengawasan yang bersifat preventif
/ pembinaan (tidak sepenuhnya kegiatan audit)
3. Coba Anda cari dan pelajari mekanisme dari badan peradilan profesi yang ada
dibawah organisasi IAI!
Jawab :
Mekanisme dari badan peradilan profesi yang ada dibawah organisasi IAI
1. Kantor Akuntan Publik Ketaatan terhadap kode etik adalah tanggung jawab
pimpinan KAP dimana anggota itu bekerja. Managing partner dan partner
serta manager KAP melaksanakan pengawasan terhadap ditaatinya perilaku
ini.
2. Unit Peer Review Kompartemen Akuntan Publik “IAI”
IAI Di lingkungan Kompartemen Akuntan Publik, usaha pengawasan
inidiwujudkan dalam bentuk "Peer Review" yang penyelenggaraannya
dilaksanakan oleh Seksi Pengendalian Mutu di lingkungan kepengurusan
IAI di Kompartemen tersebut. Pengawasan oleh Unit Peer Review yang
khusus dibentuk untuk mengawasi sesama KAP sampai saat ini belum
pernah terlaksana.
3. Badan Pengawas Profesi Kompartemen Akuntan Publik ”IAI”
Badan ini merupakan unit organisasi yang melaksanakan peradilan pada
tingkat pertama terhadap pelanggaran-pelanggaran yang dilakukan oleh
anggota IAI kompartemen akuntan pendidik
4. Dewan Pertimbangan Profesi IAI
Dewan ini berfungsi sebagai peradilan tingkat banding untuk kasus – kasus
yang telah diputuskan hukumnya berdasarkan keputusan pada tingkat
Badan Pengawas Profesi.Dewan ini melaksanakan peradilan untuk kasus –
kasus pelanggaran lainnya yang tidak berkaitan dengan akuntan publik
5. Departemen Keungan RI Yaitu Direktorat Jenderal Lembaga
Keuangan,misalnya Direktorat Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai
6. BPKP Berdasarkan Keppres 31/th 1983, wewenangnya adalah melakukan
pengawasan terhadap KAP.
4. Bagaimana pendapat Anda tentang kontrofersi yang telah diambil oleh BP2AP
terhadap 10 KAP dihadapkan dengan keberatan yang disampaikan oleh Direktur
Pembinaan Akuntan dan Jasa Penilai DJLK Depkeu kepada Ketua MK IAI?
Jawab :
Menurut saya dalam menghadapi kasus ini, akuntan perlu untuk berpegang pada
kode etik profesi akuntan agar tidak ada lagi kecurangan-kecurangan yang
mengakibatkan kebangkrutan perusahaan. Seharusnya sanksi yang dijatuhkan
sesuai dengan ketentuan dan disesuaikan dengan pelanggaran etika yang dilakukan.
Sanksi yang ringan tidak akan memberikan efek jera sehingga keselahan tersebut
bisa saja berlanjut. Sanksi yang dijatuhkan harus setimpal dengan pelanggaran yang
dilakukan agar dapat memberikan efek jera bagi tersangka.