Anda di halaman 1dari 10

SIFAT AKUNTANSI DAN KESULITAN UTAMA ETIKA:

PENGUNGKAPAN YANG SEBENARNYA

RINGKASAN MATERI KULIAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Etika Profesi dan Tata Kelola Perusahaan

Oleh:
NIKOLAS BAGAS CRISTANDY 216020300111001
AHMAD HIKAM HIDAYATURRAHMAN 216020301011007
SARI ROCHMAWATI 236020300111001

PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
1. Sifat Akuntansi

Akuntansi merupakan suatu teknik, dan prakteknya adalah seni atau keahlian yang
dibentuk untuk membantu orang-orang memonitor transaksi ekonomi mereka. Akuntansi
memberikan gambaran bagi orang-orang tentang bagaimana transaksi keuangan mereka.
Tujuan utama akuntansi adalah menyediakan informasi tentang kegiatan ekonomi dari suatu
organisasi maupun individu. Pada awalnya hanya individu atau organisasi yang membutuhan
informasi. Kemudian pemerintah membutuhkan informasi. Hingga dapat dikatakan, kegiatan
ekonomi menjadi sedemikian komplek dan teratur, jumlah orang-orang yang membutuhkan
informasi-jumlah users atau pengguna informasi ekonomi menjadi semakin meningkat.
Tingkat kepentingan bagi pengguna (users) meningkatkan faktor etika yang mengatur
perkembangan dan pengeluaran dari informasi tersebut. Beberapa orang memiliki hak dan
kewenangan terhadap akses informasi tersebut sedangkan beberapa orang lainnya tidak.
Akuntan menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk berbagai kepentingan.
Manajer dari suatu perusahaan menggunakan informasi untuk membantu mereka menyusun
rencana dan mengawasi kegiatan operasional perusahaan. pemilik perusahaan, manajer,
pemilik dana, supplier, karyawan dan orang lainnya menggunakan informasi untuk
membantu mereka memutuskan berapa banyak waktu atau uang yang harus disediakan untuk
kepentingan bisnis mereka. Pada akhirnya, pemerintah menggunakan informasi tersebut
untuk menentukan berapa banyak pajak yang harus dibayarkan oleh suatu perusahaan.
Pasar keuangan dapat beroperasi dengan baik, analis saham dan investor harus
mendapatkan gambaran perusahaan yang sebenarnya. Bergantung dari tehnik yang akan
digunakan, akuntan dari suatu perusahaan dapat membuat perusahaan tersebut menjadi
terlihat memiliki kondisi baik ataupun buruk. Untuk tujuan pinjaman, akuntan dapat
membuat laporan keuangan menjadi bagus, tapi untuk menghindari pajak akuntan dapat
membuat laporan keuangan menjadi kelihatan buruk.
Secara umum ada empat komponen laporan keuangan;
1. Neraca (Balance Sheet); terdiri atas tiga elemen:

a. Aset; terdiri dari asset berwujud dan asset tak berwujud yang dimiliki oleh
perusahaan

b. Kewajiban (Liabilities); merupakan utang yang dimiliki perusahaan serta uang


atau jasa yang dihutangkan perusahaan kepada orang lain.

c. Ekuitas Pemilik Modal (Owner’s Equity); dana yang disediakan oleh pemilk
modal dan akumulasi pendapatan atau kerugian yang diperoleh selama setahun.
2. Laporan Laba-Rugi (Income Statement); laporan laba-rugi menunjukkan laba apabila
pendapatan melebihi beban/biaya, sedangkan rugi apabila beban/biaya melebihi
pendapatan.

3. Laporan Laba Ditahan (Statement of Changes in Retained Earnings); laporan laba


ditahan menunjukkan perubahan laba selama masa pelaopran: Aset kurang kewajiban
sama dengan paid in capital danretained earning.

4. Laporan Arus Kas (Statement of Changes in Cash Flow).

2. Etika Pengungkapan

Akuntansi menyediakan informasi yang berguna bagi users, jika pelaporan informasi
akuntansi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya dan dilaporkan dengan benar maka tidak
akan muncul permasalahan etika. Namun jika informasi akuntansi mempengaruhi para
pengguna (users) untuk mengambil tindakan, dan tindakan mereka apakah menguntungkan
atau merugikan orang yang menerima atau yang mendapatkan informasi, maka informasi
tersebut akan memberikan dampak terhadap pentingnya etika. Tergantung pada
penggunaannya, penyampaian informasi sama seperti berjualan. Sebagai contoh, seorang CEO
akan mendapatkan peningkatan bonus apabila informasi yang disampaikan tidak
mengecewakan dewan komisaris dan pemegang saham. Intinya, informasi yang disampaikan
oleh CEO tergantung dari bagaimana penyampaian informasi yang disampaikan, tentunya
untuk mendapatkan bonus maka informasi yang disajikan haruslah informasi yang
menyenangkan.
Penting untuk diterapkan bahwa berbohong tidak sama dengan mengatakan sesuatu yang
salah. Kadangkala orang secara tidak sengaja bebuat kesalahan atau salah dalam berucap.
Dalam situasi tersebut, mereka mengatakan sesuatu yang salah namun tindakan mereka
menggambarkan suatu kebohongan. Mengatakan suatu kebohongan lebih mudah
dibandingkan berkata jujur. Hakikat dari kebohongan tersebut dapat terlihat dari tujuannya,
yakni untuk mengubah perilaku orang lain. Apabila seorang CEO menyampaikan informasi
yang benar, mungkin para dewan direksi atau pemegang saham akan bertindak atau
mengambil keputusan yang dapat membahayakan posisi sang CEO tersebut, maka dengan
berbohong CEO dapat mengubah perilaku pihak yang berkepentingan untuk bertindak sesuai
dengan koridor yang diinginkan oleh CEO.Sebuah pepatah lama menyebutkan “jangan
lakukan hal yang anda tidak suka kepada orang lain.” Kita ingin mengetahui apa yang kita
dapat saat membeli sesuatu, begitu juga dengan orang lain. Oleh karena itu, saat kita akan
mengatakan suatu kebohongan maka kita harus sadar dan mengingat bagaimana posisi kita
jika dibohongi.
Contoh lainnya misalnya rekan sejawat anda bertanya pada anda bagaimana
penampilannya pada hari tersebut? Meskipun dalam hati anda ingin mengatakan betapa
berantakannya penampilan rekan kerja anda pada hari tersebut namun anda bisa tidak
mengungkapkannya. Informasi yang tidak diungkapkan tersebut (nondisclosure) dapat
diterima karena anda tidak berusaha mengubah perilaku orang lain dalam bertindak atau
mengambil keputusan sehingga anda dapat mengambil keuntungan dari kejadian tersebut.
Oleh karena itu, jika anda tidak mengutarakan suatu kebenaran untuk alasan-alasan tertentu
tanpa berusaha mempengaruhi persepsi lawan bicara anda maka mungkin hal tersebut
diperbolehkan, kejadian seperti itulah yang sering disebut dengan “white lie” (bohong untuk
kebaikan).

3. Laporan Keuangan

Laporan keuangan disusun dan dibuat oleh akuntan yang bekerja pada perusahaan.
Akuntan publik yang akan mengaudit laporan keuangan yang telah dibuat oleh akuntan
perusahaan. Akuntan yang mengaudit laporan keuangan tersebut menyatakan dengan
sebenarnya bahwa laporan keuangan yang disusun bebas dari salah saji material dan dapat
diterima sesuai standar dan prinsip akuntansi. Standar atau prinsip yang dapat diterima umum
adalah GAAP (Generally Accepted Accounting Principle). Prinsip berterima umum tersebut
disusun dan disupervisi oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan, bukan SEC.
Adanya aturan yang mengacu pada GAAP, permasalahan pengungkapan masih seringkali
terjadi. Sebagai contoh, masalah dalam menentukan nilai aset. Pengukuran aset menyebabkan
permasalahan karena pengukuran tersebut dapat didasarkan pada biaya aset atau apakah aset
tersebut dapat dijual dari sekarang. Kasus tersebut juga dapat dimanipulasi. Jika demikian,
apakah yang dimaksud dengan nilai aset? Nilai aset (Aset Value) adalah nilai yang dimiliki
oleh pemilik atau jumlah yang dibayarkan oleh pembeli pada pemilik, yang dapat ditentukan
dari ekspektasi perusahaan terhadap pengelolaan aset. Nilai aset tergantung pada tiga hal:
jumlah cash flow, waktu, dan tingkat suku bunga.
Beberapa konsep dan tehnik yang digunakan akuntan terdiri dari:
a. Net Income, mengindikasikan perubahan kekayaan perusahaan.

b. Transaction Approach

c. Recognition of income
d. Historical cost less depreciation, untuk mengetahui nilai aset maka ada beberapa aset
yang harus disusutkan (depresiasi). Ada beberapa jenis rumus yang digunakan untuk
menghitung akumulasi penyusutan aset, beberapa diantaranya yaitu: metode garis lurus,
metode saldo menurun berganda dan sebagainya.

e. Cost of Good Sold Formula, untuk menentukan harga pokok penjualan, akuntan dapat
menggunakan beberapa metode pengukuran yaitu; FIFO (First in First Out), LIFO
(Last in First Out), dan Average (rata-rata).

4. Peran Akuntan yang Dapat Dipenuhi

Meskipun tujuan utama akuntan adalah menyediakan gambaran keuangan suatu


perusahaan, namun akuntan memiliki peranan lain yang dapat dilakukan. Beberapa
diantaranya yaitu:
a. Auditing. Peran paling penting adalah peran akuntan independen (auditor). Fungsi
auditor adalah untuk menentukan bahwa estimasi organisasi didasarkan pada formula
yang tampaknya masuk akal berdasarkan bukti apa pun yang tersedia dan untuk
melihat bahwa formula tersebut diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun -
dengan demikian, untuk memastikan wajar penyajian dan penyajian yang konsisten.

b. Managerial accounting. Peran kedua untuk akuntan adalah akuntansi manajerial.


Bisnis membutuhkan pengontrol dan auditor internal. Sebagai contoh, perusahaan
membutuhkan akuntan internal yang berperan untuk memberikan gambaran seakurat
mungkin tentang keadaan ekonomi organisasi sehingga perusahaan dapat
berkembang. Tanggung jawab utama akuntan adalah untuk perusahaan, tetapi jika
dewan, manajer, dan pemegang saham perusahaan saling bertentangan, akuntan
tersebut akan mengalami konflik. Konflik-konflik ini menjadi dasar bagi banyak
masalah etika.

c. Tax accounting. Peran ketiga untuk akuntan adalah kebebasan menentukan untuk
klien, baik perorangan atau perusahaan.

d. Financial planning. Semakin banyak akuntan terlibat dalam jenis kegiatan keempat,
yang muncul dari pengetahuan mereka tentang hukum pajak dan pasar investasi
keuangan - perencanaan keuangan.

e. Consulting. Karena seorang akuntan sangat akrab dengan status keuangan perusahaan
yang dia layani, akuntan dapat menjadi konsultan perusahaan yang berharga dalam
pengelolaan uang, distribusi pendapatan, dan fungsi akuntansi dan audit.

Akibat banyaknya kasus yang muncul berkaitan penyimpangan etika yang dilakukan oleh
akuntan publik, profesi akuntan sendiri sekarang diragukan kredibilitasnya. Jauh sebelum
meletupnya kasus Enron-Arthur Andersen, Worldcom yang terjadi, Rick Telberg membuat
observasi pesimis dalam Accounting Today:
“Faktanya, kita mungkin melewati masa dimana independensi itu penting. Perusahaan
CPA sejak lama menjadi telah seperti perusahaan asuransi-lengkap dengan jasa utama
mereka yaitu jaminan keyakinan dan audit yang dikelola risiko daripada pengawas. Auditor
didukung oleh asuransi malpraktek dengan cara yang sama dengan perusahaan asuransi yang
didukung oleh re-asuransi, sehingga mereka menjadi seperti hakim dalam laporan keuangan
daripada penjamin emisi yang menimbang probabilitas.”
Jadi idealnya, akuntan akan melakukan apa yang harus mereka lakukan dan memenuhi
tanggung jawab mereka. Tapi hal tersebut menimbulkan dua pertanyaan. Mereka mungkin
kurang memiliki pengetahuan tentang apa cara terbaik untuk melakukan sesuatu, dan mereka
mungkin tergoda untuk melakukan hal-hal yang mementingkan diri sendiri yang melanggar
praktik-praktik ini. Untuk menjawab masalah ini, masyarakat mengembangkan standar yang
menguraikan praktik terbaik dan mengatur perilaku. Ketika etos atau etika rusak, kita
membutuhkan batasan hukum. Karenanya pengembangan badan pengawas dan standar pada
titik ini akan sangat membantu untuk terlibat dalam survei singkat tentang pengembangan
standar akuntansi.

5. Pengembangan Standar dan Kebijakan Akuntansi

Sementara banyak masyarakat umum menjadi terbiasa dengan permasalahan etos


akuntansi karena bencana Enron / Andersen, dan dengan upaya konsekuen untuk menjawab
rincian ini dengan Sarbanes - Oxley Act, ada upaya sebelumnya untuk mengatur dan
memandu profesi akuntansi.
Mulai tahun 1920-an, standar akuntansi didorong oleh periode pertumbuhan industri
dengan lonjakan harga saham yang sesuai. “Standar akuntansi dikembangkan secara pribadi,
seringkali dirancang dengan buruk dan tidak diatur. Akibatnya, mereka menjadi sasaran
manipulasi dengan pelaporan keuangan akurat yang mudah dikompromikan untuk
mendorong harga saham, memenuhi perjanjian pinjaman, atau menarik investor baru.
The Securities Acts pada tahun 1933-1934 merespon dengan membuat kongres untuk
keluar dari masa kelam tersebut, yakni banyaknya kasus manipulasi dan penipuan di pasar
saham. Tujuan dari aksi tersebut ditujukan untuk mempromosikan atau menggaungkan
perilaku etis melalui undang-undang dan peraturan.
Federal Trade Commission (FTC) pada tahun 1933 mengadopsi aturan berikut untuk
memberikan panduan tentang arti pentingnya menjadi auditor independen. Pada tahun 1947,
Institute of American Accountants (IAA), kelompok perdagangan industri pada saat itu
mengadopsi pernyataan tentang independensi, menegaskan bahwa “independensi, baik secara
historis maupun filosofis, adalah dasar dari masyarakat. profesi akuntansi dan pada
pemeliharaannya tergantung kekuatan profesi dan statusnya.”
Tahun 1950, beberapa kantor akuntan utama memperluas lini layanan mereka untuk
menawarkan “layanan penasihat manajemen” atau “layanan administrasi". Pada tahun 1957,
"Pertimbangan Etis dalam Pengembangan Layanan Manajemen" diterbitkan dalam Jurnal
Akuntansi, mengeksplorasi masalah yang timbul dari menawarkan layanan manajemen
kepada klien audit. Juga pada tahun 1957, Komisi Sekuritas dan Bursa mengeluarkan laporan
tahunannya dan menyuarakan keprihatinan tentang luasnya layanan yang disediakan auditor.
Pada tahun 1958, kepala akuntan SEC, Andrew Barr, menyatakan bahwa auditor yang
melakukan jasa konsultan untuk klien mempertaruhkan kemungkinan auditor kehilangan
objektivitasnya.
Apakah menggabungkan layanan konsultasi dan audit itu benar atau salah, memengaruhi
independensi, atau menciptakan konflik kepentingan, terbuka untuk diperdebatkan. Tentu
terdapat beberapa konsekuensi mengikuti praktik menggabungkan layanan ini. Pada 1960-an
skandal real estate dimulai. Tahun 1970-an dan 1980-an membuktikan penipuan dan
penyuapan internasional, yang mengarah pada pelarangan layanan terkait yang tidak
bertanggung jawab, bersama dengan persyaratan pengungkapan jumlah dan sifat layanan
nonaudit.
Pada tahun 1974, American Institute of Certified Public Accountants membentuk Cohen
Commission untuk menyelidiki apakah “terdapat kesenjangan antara apa yang diharapkan
dan dibutuhkan publik dengan apa yang dapat dan diharapkan oleh auditor secara wajar”.
Meskipun komisi tidak menentukan bahwa konsultasi membahayakan kemampuan auditor
untuk tetap independen, komisi tersebut “merekomendasikan bahwa auditor sepenuhnya
menginformasikan kepada dewan direksi (atau komite auditnya) tentang semua layanan dan
hubungannya dengan layanan audit yang disediakan, dan bahwa dewan direksi (atau komite
auditnya) sepatutnya mempertimbangkan semua layanan yang diberikan oleh auditor.
Senat AS 's Subkomite Laporan, Akuntansi dan Manajemen meluncurkan Komite Metcalf
pada tahun 1977 untuk menyelidiki akuntansi. Ia merekomendasikan agar profesi
memperbaiki prosedur untuk memastikan independensi dalam pandangan kebutuhan dan
harapan publik. Juga direkomendasikan sebagai kebijakan terbaik untuk mensyaratkan bahwa
auditor independen perusahaan milik publik hanya melakukan layanan yang berhubungan
langsung dengan akuntansi.
Pada tahun 1977, American Institute of Certified Public Accountants menciptakan sebuah
divisi untuk perusahaan CPA, yang terdiri dari SEC Practice Section (SECPS) dan Bagian
Praktek Perusahaan Swasta. SECPS mengadopsi kriteria untuk ruang lingkup layanan dan
melarang auditor menyediakan layanan berikut untuk klien audit publik: pengujian
psikologis, jajak pendapat publik, merger dan akuisisi, bantuan untuk biaya pencari,
rekrutmen eksekutif, dan layanan aktuaria untuk perusahaan asuransi. SEC, pada tahun 1978,
mengharuskan perusahaan untuk mengungkapkan layanan non audit ketika biaya yang
dibayarkan kepada auditor setidaknya 3 persen dari biaya audit yang dibayarkan.
Pada tahun 1979, POB merekomendasikan bahwa tidak ada peraturan yang harus
diberlakukan untuk melarang layanan tertentu. Akan lebih baik, kata POB, untuk bergantung
pada pengungkapan publik layanan non audit yang diperlukan oleh SEC. Pada tahun 1982,
SEC menyimpulkan bahwa pengungkapan yang diperlukan atas biaya untuk layanan non
audit tidak berguna bagi investor dalam mengambil keputusan, dan persyaratan
pengungkapan tahun 1978 dicabut.
Hingga pada akhirnya The National Commission on Fraudulent Financial Reporting
memublikasikan penelitian pada tahun 1987 yang mencakup 49 rekomendasi yang diarahkan
pada SEC, perusahaan publik akuntan publik independen, dan komunitas pendidikan.
Rekomendasi ini dirancang untuk mempromosikan pelaporan keuangan yang andal dan untuk
membantu perusahaan publik, baik besar maupun kecil, memperketat kontrol internal yang
dipicu oleh situasi kompetitif adanya tren merger yang membatasi jumlah klien sehingga
mendorong KAP-KAP bergabung untuk menawarkan jasa non-audit ketimbang audit.
Arthur Andersen menjadi auditor eksternal Enron sekaligus konsultan manajemennya
dengan bayaran $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi. Hal inilah yang
menyebabkan konflik kepentingan ditubuh Arthur Andersen sendiri, karena pembayaran atas
jasa yang dilakukannya terlampau besar, sehingga memunculkan kurangnya independensi
dalam proses pengauditan laporan keuangan Enron

6. Peran Sarbanes Oxley

The Sarbanes - Oxley Act (2002) dirancang terutama untuk mengatur perilaku perusahaan
dalam upaya untuk mempromosikan perilaku etis dan mencegah penipuan keuangan
pelaporan. Undang-undang ini berlaku untuk dewan direksi, komite audit, CEO, CFO, dan
semua personel manajemen perusahaan yang memiliki pengaruh akurasi dan kecukupan
laporan keuangan eksternal.
Bagian pertama dari undang-undang tersebut membentuk Dewan Pengawasan Akuntansi
Perusahaan Publik (PCAOB), yang memberlakukan peraturan independen eksternal pada
profesi dan mengakhiri pengaturan mandiri di bawah AICPA.
Bagian 301 dari SOX membahas tanggung jawab komite audit dewan direksi. Tanggung
jawab ini meningkat secara signifikan. Di bawah SOX, komite audit secara langsung
bertanggung jawab untuk penunjukan dan kompensasi auditor eksternal dan harus menyetujui
semua layanan nonaudit yang disediakan oleh auditor eksternal. Anggota komite audit harus
independen, yang berarti mereka mungkin tidak menerima biaya dari perusahaan selain untuk
layanan dewan dan tidak boleh berafiliasi dengan pihak lain.
Bagian 302 memengaruhi manajemen senior. Baik CEO dan CFO harus secara pribadi
menandatangani dan menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan tidak mengandung
pernyataan material yang tidak benar yang diketahui atau menghilangkan fakta material.
Bagian 303, 304, dan 306 mempromosikan perilaku etis oleh dewan direksi, eksekutif
perusahaan, dan karyawan kunci. Yakni ilegal bagi pejabat atau direktur untuk mengambil
tindakan apa pun untuk memengaruhi atau menyesatkan auditor eksternal. CEO dan CFO
harus kehilangan bonus dan laba ketika pendapatan disajikan kembali karena penipuan.
Eksekutif dilarang menjual saham selama periode blackout dan dicegah menerima pinjaman
perusahaan.
Bagian 406 dari SOX mensyaratkan perusahaan publik untuk memiliki kode etik untuk
eksekutif senior.
Bagian 201 adalah tanggapan langsung terhadap konflik kepentingan yang timbul dari
jasa konsultasi dan audit eksternal yang diberikan kepada Enron oleh Andersen. Ini melarang
sebagian besar layanan profesional lain yang secara historis dilakukan oleh auditor untuk
klien auditnya, dan persetujuan dewan direksi diperlukan untuk layanan tambahan apa pun
yang disediakan oleh auditor eksternal yang tidak secara khusus dilarang oleh SOX.

7. Skandal Baru Memicu Lebih Banyak Kebijakan

Skandal WorldCom mengikuti skandal Enron / Andersen. WorldCom memulai praktik


yang dipertanyakan ketika perusahaan tidak memenuhi target pendapatan. Pembukuannya
yang curang menyebabkan penyajian kembali $ 9 miliar yang merupakan yang terbesar
dalam sejarah Amerika Serikat.
Selain itu, cooking the book tidak berhenti dengan matinya Enron, Andersen, dan
WorldCom - atau bahkan dengan berlakunya Sarbanes - Oxley Act. Sejak itu, ada skandal
lain, yang paling terkenal adalah HealthSouth, di mana perkiraan terbaru menunjukkan
bahwa kecurangan akuntansi mungkin telah menghasilkan $ 4 miliar dari pendapatan palsu
(2004).
Apakah dan sejauh mana Sarbanes - Oxley Act berhasil adalah masalah dugaan atau
hipotesa. Namun demikian, perlu diapresiasi karena ini adalah upaya legislatif untuk
mempromosikan perilaku etis dalam akuntansi, lampiran A pada buku Dukes meringkas
tindakan seperti apa itu dan apa yang dilarang. Seperti Bagian 3: Aturan dan Penegakan
Komisi, Bagian 101: Pendirian; Keanggotaan Dewan, Bagian 101: Pendirian; Tugas Dewan,
Bagian 103: Audit, Kontrol Kualitas, dan Standar dan Aturan Independensi, Bagian 102 (a):
Registrasi Wajib, Bagian 102 (f): Pendaftaran dan Biaya Tahunan, dan bagian lain.

8. Kesimpulan

Profesi akuntansi dikembangkan untuk memberikan gambaran yang benar dan akurat
dari urusan keuangan perusahaan. Gambaran itu penting bagi berbagai konstituensi.
Akurasinya sangat penting. Penciptaan gambaran dalam laporan keuangan yang tidak akurat
sama saja dengan mengeksploitasi mereka yang memiliki kepentingan untuk mengetahui
gambaran kondisi keuangan perusahaan yang sebenarnya sehingga bisa disebut sebagai
perilaku berbohong yang tidak etis. Hal ini merupakan distorsi dari fungsi akuntan
sebenarnya. Distorsi semacam itu kemudian mengarah pada penciptaan peraturan dan yang
paling penting adalah praktik dari peraturan yang telah diamanatkan. Fungsi akuntansi
adalah prosedur yang kompleks. Kita membutuhkan seperangkat etika yang canggih untuk
menghadapinya.

Anda mungkin juga menyukai