Anda di halaman 1dari 6

DASAR DAN LINGKUP AKUNTANSI

TEORI AKUNTANSI

KELOMPOK 2

JENNY YANTI (1811121)


PRITA JULIANTY (1811128)
KELVIN ( 1811110)

DOSEN:

Fadrul, SE,M.Ak

PROGRAM STUDI STRATA 1 (S1) AKUNTANSI

INSTITUT BISNIS DAN TEKNOLOGI PELITA INDONESIA

PEKANBARU

2020
1. Definisi Akuntansi
Ada banyak definisi dan pengertian akuntansi yang ditulis oleh para ahli dan peneliti yang
merupakan pakar dibidang akuntansi. Akan tetapi, akuntansi pada umumnya merupakan suatu
sistem untuk menghasilkan informasi keuangan yang digunakan oleh para pemakainya dalam
proses pengambilan keputusan bisnis. Tujuan informasi tersebut adalah memberikan petunjuk
dalam memilih tindakan yang paling baik untuk mengalokasikan sumberdaya langka pada
aktivitas bisnis dan ekonomi. Berikut merupakan penjelasan pengertian akuntansi dari berbagai
sudut pandang.
Siegel dan Marconi (1989),mendefinisikan akuntansi sebagai suatu disiplin jasa yang mampu
memberikan informasi yang relavan dan tepat waktu mengenai masalah keuangan perusahaan dan
untuk membantu pemakai internal dan eksternal dalam pengambilan keputusan ekonomi.
The Committee on Terminology of the American Institute of Certified Public Accoutants
mendefinisikan akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah seni pencatatan,penggolongan dan peringkasan transaksi dan kejadian yang
bersifat keuangan dengan cara yang berdaya guna dan dalam bentuk satuan uang, dan
penginterprestasian hasil proses tersebut.”
Disamping itu Accounting Principle Board (APB) System Statement No. 4 mendefinisikan
akuntansi sebagai berikut:
“Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah memberikan informasi kuantitatif,
terutama yang bersifat keuangan,mengenai suatu entitas ekonomi yang dimaksudkan untuk
digunakan dalam pengambilan keputusan ekonomi,sebagai dasar dalam memilih di antara
beberapa alternatif. “
Cakupan akuntansi dari definisi diatas tampak terbatas. Perspektif yang lebih luas ditawarkan
oleh American Accounting Association (AAA), definisi akuntansi sebagai berikut:
“Proses pengidentifikasian,pengukuran, dan pengkomunikasian informasi ekonomik untuk
memungkinkan pembuatan pertimbangan dan keputusan berinformasi oleh pengguna informasi.”

Disamping itu, dari sudut bidang studi, akuntansi dapat diartikan sebagai “seperangkat
pengetahuan yang mempelajari rekayasa penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuntitatif
dari suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak
yang berkepentingan untuk dijadikan dasar dalam pengambilan keputusan ekonomi.”

Dari beberapa definisi diatas, dapat dilihat akuntansi pada dasarnya juga dirancang untuk
memenuhi kebutuhan praktis. Artinya teori akuntansi memiliki hubungan yang bersifat difinitif
dengan praktik akuntansi. Kalau suatu struktur akuntansi sebagai hasil rekayasa telah di terapkan
dalam lingkungan ,maka secara sempit,akuntansi dapat dipandang sebagai suatu proses atau
kegiatan yang meliputi yang meliputi proses pengindentikasian , pengukuran , pencatatan,
pengklasifikasian , penguraian, penggabungan, pengikhtisaran dan penyajian data keuangan dasar
yang terjadi sebagai akibat dari kegiatan operasi suatu unit organisasi, dengan cara-cara tertentu.
Untuk menghasilkan informasi akuntansi adalah organisasi yang memiliki garis dan staf personil,
yang memandang laporan akuntansi sebagai landasan yang melibatkan pendanaan,
penginvestigasian dan pengambilan keputusan operasional. Pemakai eksternal meliputi sejumlah
kelompok pemegang saham, kreditor, karyawan, analisis keuangan dan para agen pemerintah.
2. Persamaan Akuntansi
Setiap peristiwa yang terjadi dalam perusahaan harus dicata sesuai dengan besarnya nilai
nominal yang dikeluarkan. Transaksi perusahaan tertentu dapat menimbulkan peristiwa atau
keadaan yang mengakibatkan transaksi lainnya. Misalnya pembelian barang dagangan secara
kredit akan disusul dengan transakasi lainnya, yaitu pembayaran kepada kreditor. Setiap kali
barang dagangan terjual, timbul transaksi lainnya.

Harta yang dimiliki perusahaan disebut aktiva, sedangkan hak atau klaim atas harta tersebut
dinamakan ekuitas atau hak kekayaan. Bila perusahaan memiliki aktiva sebesar Rp. 5.000,00 ,
maka ekuitas atas aktiva tersebut juga sebesar Rp. 5.000,00,-. Hubungan keduanya dapat
dinyatakan dengan persamaan :

Harta = Modal

Harta perusahaan digunakan sebagai sumber pembelanjaan dalam kegiatan usaha dapat
diperoleh dari 2 sumber, yaitu pemilik dan kreditur. Sumber pembelanjaan dari pemilik disebut
modal. Sedangkan sumber pemilik yang berasal dari kreditur bagi pemilik akan menimbulkan
suatu kewajiban untuk mengembalikan, hal ini disebut dengan utang. Jika harta perusahaan
diperoleh melalui 2 sumber, maka dalam hal persamaan akuntansi dapat dinyatakan:

Harta = Utang + Modal

Dalam persamaan akuntansi biasanya “kewajiban” di tempatkan di depan “modal pemilik”.


Sedangkan hak pemilik atas kekayaan ditangguhkan setelah semua kewajiban kepada pihak lain
dilunasi. Pendapatan mempunyai sifat penambah modal, sedangkan beban mempunyai sifat
mengurangi modal. Dengan demikian, pendapatan dan beban akan mempengaruhi modal.
Sehingga dalam persamaan akuntansi pencatatan pendapatan dan beban dapat dipisahkan dari
modal. Hasilnya bentuk persamaan akan dihasilkan sebagai berikut:

Harta = Utang + Modal + Pendapatan – Beban

3. Prinsip Akuntansi Berterima Umum (PABU)


Prinsip akuntansi berterima umum adalah suatu kerangka pedoman operasional yang terdiri
dari standard akuntansi dan sumber sumber lain yang didukung berlakunya secara resmi
(yuridis),teoritis dan praktis. Sebagai pedoman operasional PABU akan menjadi kriteria untuk
menentukan laporan keuangan telah menyajikan informasi keuangan dengan baik, benar dan
jujur.
Jika manajemen suatu perusahaan dapat mencatat dan melaporkan data keuangan yang dirasa
sesuai untuk mereka, maka perbandingan laporan keuangan antarperusahaan akan sulit dilakukan.
Oleh karena itu, akuntan keuangan mengikuti prinsip akuntansi yang berlaku secara umum dalam
menyiapkan laporan keuangan. Dewan standard Akuntansi Keuangan (DSAK) adalah badan
otorisasi yang memilik tanggung jawab utama dalam mengembangkan standard akuntansi di
Indonesia. DSAK menerbitkan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan juga Interprestasi
Standar Akuntansi Keuangan (ISAK). Saat ini, DSAK mengadopsi standard akuntansi
keuangan internasional dikembangkan oleh Internasional Accounting Standard Boards (IASB)
untuk mengembangkan daya banding laporan keuangan perusahaan Indonesia di tingkat
internasional.

4. Tujuan Akuntansi
FASB menyatakan bahwa laporan keuangan perusahaan ditujukan kepada pemegang saham,
investor dan kreditur. Lebih lengkapnya FASB (1980) dalam SFAC No. 1 menyatakan:

“Pelaporan keuangan seharusnya menyediakan informasi yang berguna bagi investor dan
kreditur yang sekarang dan yang potensial serta para pemakai lain dalam mengambil keputusan
investasi, kredit dan keputusan serupa secara nasional.”

Perlu dicatat bahwa tujuan akuntansi adalah berhubungan dengan fungsi akuntansi historis.
Tujuan akuntansi pada umumnya dibagi ke dalam 3 bagian yang meliputi:
a. Informasi untuk pengambilan keputusan
b. Pengguna informasi

a. Informasi untuk pengambilan keputusan


Informasi akuntansi merupakan alat yang digunakan oleh pengguna informasi untuk
pengambilan keputusan,terutama oleh pelaku bisnis. Dimana informasi akuntansi
diharapkan dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang bisa mengukur dan
mengkomunikasikan informasi keuangan tentang kegiatan ekonomi. Informasi akuntansi
sangat dibutuhkan oleh pihak manajemen perusahaan dalam merumuskan berbagai
keputusan dalam memecahkan segala permasalahan yang dihadapi perusahaan. Informasi
akuntansi yang dihasilkan dari suatu laporan keuangan berguna dalam rangka menyusun
berbagai proyeksi, misalnya proyeksi kebutuhan uang kas dimasa yang akan datang.
Dengan menyusun proyeksi tersebut secara tidak langsung akan mengurangi ketidakpastian
antara lain mengenai kebutuhan akan kas.

b. Pengguna informasi
Akuntansi menyediakan cara untuk mengumpulkan data ekonomis dan melaporkannya
kepada bermacam-macam individu dan pihak pihak yang berkepentingan. Pemilik dan
calon pemilik perusahaan perlu mengetahui bagaimana keadaan keuangan perusahaan dan
prospeknya di masa datang.Bagi pemilik, informasi itu dapat digunakan untuk memutuskan
apakah ia akan tetap mempertahankan kepemilikannya di perusahaan tersebut, atau
menjualnya dan kemudian menanamkan modalnya ditempat lain. Bagi calon pemilik untuk
memutuskan apakah ia akan menanamkan modalnya di perusahaan tersebut.

Disisi lain, pihak kreditur ingin mengetahui perkembangan perusahaan setelah pinjaman
diberikan. Bank harus selalu menilai kemampuan perusahaan mengembalikan pinjaman
untuk memutuskan apakah harus memberi tambahan pinjaman atau menarik pinjaman yang
telah diberikan. Bagi calon kreditur, informasi tentang perusahaan diperlukan untuk
menilai resiko yang akan terjadi sebelum pinjaman diputuskan untuk diberikan.

Badan-badan pemerintah sangat berkenaan dengan kegiatan keuangan perusahaan untuk


tujuan tujuan pajak dan pengaturan-pengaturannya. Kantor pajak berkepentingan terhadap
informasi akuntansi perusahaan untuk memeriksa kebenaran jumlah pajak yang dilaporkan.
Pegawai dan serikat pekerjanya sangat tertarik mengenai stabilitas dan profitabilitas
perusahaan yang mempekerjakannya.

Pihak yang sangat bergantung dan paling banyak berhubungan dengan hasil akhir
akuntansi adalah mereka yang diberi tanggung jawab untuk melaksanakan kegiatan
perusahaan atau biasa yang disebut dengan manajemen perusahaan. Jenis informasi yang
dibutuhkan untuk tiap tiap manjemen perusahaan berbeda sesuai dengan besarnya
perusahaan. Manajemen sebuah perusahaan kecil mungkin hanya membutuhkan informasi
akuntansi yang sedikit saja. Semakin besar perusahaan, semakin sedikit kesempatan
manajemen perusahaan untuk berhubungan langsung dengan kegiatan sehari-hati. Tetapi,
walaupun demikian ia harus mendapatkan informasi yang tepat pada waktunya mengenai
berbagai aspek yang terdapat dalam perusahaan tersebut.

5. Akuntansi sebagai Ilmu dan Seni


Literatur akuntansi masih sering mempersoalkan apakah disiplin akuntansi itu merupakan seni
atau ilmu.1 Kesepakatan tidak selalu tercapai karena tidak definitifnya kriteria klasifikasi.
Karakterisasi disiplin akuntansi sebagai seni atau ilmu mempunyai konsekuensi pada pemaknaan
teori akuntansi (positif versus normatif) dan bahkan sampai pada orientasi penelitian akuntansi
(kuantitatif-deskriptif versus kualitatif-interpretif).

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai seni, maka yang dimaksud adalah bagaimana
menerapkan pengetahuan akuntansi dalam praktik (seperti ungkapan "mengajar itu seni"). Seni
adalah kemampuan yang memerlukan perasaan, intuisi, pengalaman, bakat, dan pertimbangan
yang secara keseluruhan membentuk kearifan. Dalam akuntasi, seni ini dapat berupa keahlian dan
pengalaman untuk memilih perlakuan atau kebijakan terbaik dalam rangka mencapai suatu tujuan
akuntansi (pada level perusahaan atau negara) dengan mempertimbangkan faktor nilai (moral,
ekonomik, dan sosial).

Sebagai seni, akuntansi merupakan bidang pengetahuan keterampilan, keahlian, dan kerajinan
yang mengandalkan pengetahuan dan praktik untuk menguasainya. Kebijakan akuntansi dalam
bentuk standar akuntansi harus didasarkan atas pertimbangan yang sehat dan bila perlu akademik
agar validitas argumen yang melandasi dapat dipertanggungjelaskan secara logis dan akademik.
Kalau dipandang demikian, kajian teori akuntansi akan bersifat normatif untuk menjustifikasi
perlakuan akuntansi dalam standar. Validitas justifikasi didasarkan pada kelayakan argumen atau
penalaran logis.

Ilmu (sains)3 adalah pengetahuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala alam dan sosial
seperti apa adanya dengan metoda ilmiah yang bertujuan untuk menguji dan menetapkan
kebenaran (validitas ilmiah) penjelasan suatu masalah. Watts dan Zimmerman
menyebutkan: "The objective of accounting theory is to explain and predict accounting
practice".4 Agar ilmiah (sebagai ilmu), tujuan menjelaskan dan memprediksi praktik atau
fenomena akuntansi menuntut metode yang mengemulasi metoda ilmu alam untuk menghasilkan
hipotesis-hipotesis tentang fenomena amatan yang harus diuji secara empiris dan ilmiah.
Akuntansi dipandang sebagai ilmu sosial dan fenomena akuntansi yang menjadi pengamatan
adalah perilaku orang yang berkepentingan dengan akuntansi khususnya manager dan akuntan.

Kalau akuntansi dikarakterisasi sebagai ilmu, akuntansi akan merupakan bidang pengetahuan
yang menjelaskan fenomena akuntansi secara objektif, apa adanya, dan bebas nilai. Validitas
penjelasan dan penyimpulan dituntun oleh kaidah atau metoda ilmiah. Cara pandang inilah yang
mendasari berkembangnya teori akuntansi positif sebagai tandingan teori akuntansi normatif.
Karena berbasis penelitian dengan metoda ilmiah, teori akuntansi positif akhirnya dimaknai
sebagai metoda penelitian kuantitatif-positif sebagai paradigma dalam pengembangan ilmu yang
ditandingkan dengan paradigma kualitatif-nonpositif (sering disebut pendekatan alternatif dengan
berbagai variasinya).

Anda mungkin juga menyukai