Anda di halaman 1dari 10

A.

Akuntansi
1. Sejarah Akuntansi
Akuntansi sebenarnya sudah ada sejak manusia mulai dapat menghitung dan
membuat suatu catatan, dengan menggunakan batu, kayu bahkan daun. Pada abad ke-15,
terjadilah perkembangan dan perluasan perdagangan oelh pedagang-pedagang Venesia.
Perkembangan perdagangan ini menyebabkan diperlukannya suau sistem pencatatan yang
lebih baik, sehingga akuntansi mulai berkembang.
Akuntansi mulai dikenal sebagai ajaran dan ilmu pada akhir abad ke-14 dengan
diterbitkannya sebuah buku yang berjudul summa de Arithmatica, Geometrica, Proportioni
et Proportionalita ole Lucas Pacioli. Buku ini membahas masalah matematika, tetapi ada
satu bab yang berjudul Tractatus de Computis t Scriptorio yang membahas tentang cara-
cara pembuuan menurut catatan berpasangan (double book keeping) yang disebut sistem
kontinental. Oleh karena Lucas Pacioli orang pertama yang menulis pengetahuan akuntansi,
maka para penganutnya menyebutnya Bapak Akuntansi (The Father of Accounting).

2. Pengertian Akuntansi
Pengertian akuntansi telah banyak didefinisikan oleh berbagai pihak, namun pada
dasarnya definisi-definisi tersebut memiliki arti yang sama.
a. American Accounting Association
Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses
pengdentifikasian, pengukuran, dan pelaporan ekonomi untuk memungkinkan adanya
penilaian dan keputusan bagi mereka yang memerlukan.
b. American Institute of Certified Public Accountant
Pengertian lain menurut American Institute of Certified Public Accountant (AICPA),
akuntansi adalah seni pencatatan, pengklasifikaian , pengikhtisaran menurut cara yang
berarti dan dinyatakan dalam bentuk uang, segala transaksi yang sedikit-sedikit bersifat
uang dan kemudian menafsirkan hasilnya.
c. Buku Accounting Principle tulisan Fess dan Warren
Definisi akuntansi menurut buku Accounting Principle tulisan Fess dan Warren adalah
proses mengenal, mengukur, dan menemukan hubungan berbagai informasi ekonomi
agar pengguna informasi dapat menentukan pertimbangan dan keputusan yang tepat.
Secara konkret proses tersebut berupa tindakan mencatat, mengklasifikasi, menganalisis,
dan melaporkan berbagai transaksi sehingga dapat dipahami oleh para pengguna
informasi.
d. Charles T. Horngren dan Walter T. Harrison
Akuntansi adalah sistem informasi yang mengukur aktivitas bisnis, memproses data
menjadi laporan, dan mengkomunikasikan hasilnya kepada para pengambil keputusan.
e. Soemarso S. R.
Akuntansi adalah suatu disiplin yang menyediakan informasi penting sehingga
memungkinkan adanya pelaksanaan dan penilaian jalannya perusahaan secara efisien.
f. Warren
Secara umum, akuntansi dapat didefinisikan sebagai sistem informasi yang meghasilkan
laporan kepada pihak-pihak yang berkepentingan mengenai aktivitas ekonomi dan
kondisi perusahaan.
g. L. Suparwoto
Akuntansi sebagai suatu sistem atau teknik untuk mengukur dan mengelola transaksi
keuangan dan menyajikan hasil pengelolaan tersebut dalam bentuk informasi kepada
pihak-pihak intern dan ekstern perusahaan. Pihak ekstern terdiri atas investor, kreditur
pemerintah, serikat buruh, dan lain-lain.

Berdasarkan beberapa pengertian akuntansi diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi


adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah, dan menyajikan data,
transaksi, serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga dapat digunakan oleh
orang yang menggunakannya dengan mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan
serta tujuan lainnya.

3. Tujuan Akuntansi
Tujuan akuntansi adalah menyediakan informasi yang berkitan dengan beberapa aspek
diantaranya posisi keuangan, kinerja, dan perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang
bermanfaat bagi pemakai laporan keuangan dalam pengambilan keputusan ekonomi.
Akuntansi juga menyediakan cara untuk mengumpulkan serta melaporkan data ekonomi
terhadap pihak-ihak dan individu yang membutuhkannya. Akuntansi berguna membantu
pemilik dan calon pemilik perusahaan mengetahui posisi keuangan perusahaan dan prospek
perusahaan di masa mendatang.

4. Kegunaan Akuntansi
Akuntansi mempunyai kegunaan secara umum dan secara khusus seperti berikut.
a. Secara Umum
1) Untuk memperoleh informasi keuangan peprusahaan yang akurat sehingga para
pemakai dapat mengambil keputusan dengan tepat.
2) Sebagai alat pertanggung jawaban manajemen kepad ara pemilik perusahaan.
3) Untuk mengetahui perkembangan perusahaan dari tahun ke tahun.
b. Secara Khusus
1) Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai informasi dan
aktiva, kewajiban, dan modal suatu perusahaan.
2) Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dari aktiva bersih
suatu perusahaan yang timbul dari kegiatan usaha dalam rangka memeroleh laba.
3) Memberikan informasi keuangan yang membantu para pemakai laporan keuangan
untuk memperkirakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
4) Memberikan informasi penting lainnya seperti aktivitas pembiayaan dan investasi.

B. Pemakai Informasi Akuntansi


Tujuan utama akuntansi adalah untuk memberikan informasi data ekonomis sutau perusahaan,
melalui laporan keuangan (financial statement) kepada pihak-pihak yang memerlukannya. Pihak-
pihak yang memerlukan informasi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu pihak
internal dan pihak eksternal.
1. Pihak Internal
Pihak internal yaitu pihak manajemen perusahaan yang dipercaya oleh pemilik untuk
merencanakan, mengorganisasi, dan menjalankan aktivitas perusahaan. Manajer sebagai
pengelola perusahaan dan yang bertanggung jawab atas jalannya perusahaan merupakan
pihak yang paling bergantung dan terlibat dengan hasil akhir akuntansi. Banyaknya jenis data
yang dibutuhkan seorang manajer akan sangat bergantung pada besar kecilnya perusahaan
yang dikelolanya. Manajer perusahaan menggunaan informasai akuntansi untuk
mengevaluasi kinerja perusahaan dan untuk megambil keputusan yang berhubungan dengan
operasional perusahaan.
2. Pihak Eksternal
Pihak eksternal adalah pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan, tetapi tidak terlibat
secara langsung dalam membuat berbagai keputusan dan kebijaan operasional perusahaan.
Berikut ini merupakan pihak eksternal perusahaan yang membutuhkan informasi akuntansi.
a. Pemilik (Owner)
Pemilik perusahaan memerlukan informasi akuntansi untuk hal-hal berikut.
1) Mengetahui perkembangan perusahaan dari waktu ke waktu dalam kegiatan
memperoleh keuntungan.
2) Mengetahui posisi keuangan perusahaan.
3) Mengetahui prospek perusahaan di masa yang akan datang.
b. Investor
Investor memerlukan informasi akuntansi untuk mengetahui status keuangan dan
prospek perusahaan pada masa yang akan datang. Informasi ini akan dijadikan dasar
pertimbangan untuk menanamkan atau tidak menanamkan modal pada perusahaan
tersebut.
c. Kreditor
Kreditor yaitu orang atau entitas yang menginvestasikan sumber dayanya melalui
pemberian kredit. Kreditor menggunkan informasi akuntansi untuk mengetahui
perkembangan perusahaan sehingga dapat menilai seberapa besar kemampuan
perusahaan untuk mengembalikan pinjamannya sert untuk mengevaluasi risiko
pemberian kredit atau pinajman dana.
d. Pelanggan
Pelanggan yaitu sekelompok orang yang membeli barang atau jasa yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan. Informasi akuntansi digunakan oleh pelanggan untuk mengetahui
jaminan produk yang diberikan oleh perusahaan.
e. Pemerintah
Pemeritah menggunakan informasi akuntansi untuk mengatur aktivitas
pemerintah/negara, menetapkan kebijakan pajak, kebijakan ekonomi makro dan mikro,
serta dasar penyusunan statistik pendapatan nasional.
f. Masyarakat
Masyarakat di lingkungan sekitar perusahaan berkepentingan terhadap perusahaan
dalam hal menyediaka lapangan kerja dan manfaat sosial lainnya. Selain itu, berguna juga
untuk menilai kecenderungan dan perkembangan perusahaan serta rangkaian
aktivitasnya.
g. Pegawai/Karyawan dan Serikat Buruh
Karyawan secara perorangan berkepentingan terhadap kondisi dan prospek
perkembangan perusahaan sebagai tempat mencari nafkah yang erat kaitannya dengan
jaminan kerja. Selain itu, informasi akuntansi diperlukan untuk bahan pertimbangan
dalam melakukan perjanjian kerja dengan pimpinan perusahaan mengenai upah, kondisi
kerja, atau jaminan sosial, dan lain-lain untuk kepentingan karyawan. Mereka
membutuhkan informasi akuntansi untuk mengetahui keadaan perusahaannya, karena
mereka berkepentingan terhadap kelangsungan hidup perusahaannya dan jaminan sosial
yang mereka harapkan.
C. Profesi dan Jabatan Akuntansi
1. Profesi Akuntansi
Akuntan merupakan profesi bagi orang-orang yang telah memenuhi syarat tertentu dalam
bdang akuntansi. Seseorang yang ahli dalam bidang akuntannsi disebut akuntan. Untuk
memperoleh sebutan akuntan seseorang harus lulus program S1 jurusan akuntansi menurut
sistem pendidikan di Indonesia. Setelah itu, harus menempuh pendidikan profesi di lembaga
yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) Depdiknas. Akuntan yang
akan membuka praktik sebagai akuntan publik harus terdaftar dalam register negara sebagai
seorang akuntan dan lulus dari Ujian Sertifikasi Akuntan Publik (USAP). Pendaftaran nomor
register egara diselenggarakan oleh Departemen Keuangan RI. Adapun profesi akuntansi
dapat digolongkan sebagai berikut.
a. Akuntan Publik (Public Accountant)
Akuntan publik atau external accountans adalah akuntan yang bergerak dalam bidang
akun publik, yakni menyerahkan segala macam jasa akuntansi untuk organisasi bisnis
ataupun nonbisnis. Atas penyerahan jasa-jasa itu akuntan publik memperoleh
kontrapretasi yang biasa disebut fee. Mereka bekerja bebas dan umumnnya mendirikan
suatu kantor akuntan.
Jasa-jasa yang dapat diberikan akuntan publik seperti berikut.
1) Audit laporan keuangan (fonancial statement audit), yaitu menghimpun dan
mengevaluasi bukti mengenai laporan keuangan organisasi kliennya, dengan tujuan
untuk memberi pendapat tentang kewajaran laporan keuangan tersebut. Suatu
laporan keuangan disebut wajar jika laporan keuangan tersebut sesuai dengan
standar akuntansi keuangan yang berlaku umum.
2) Konsultasi manajemen. Dalam mengambil keputusan tertentu, manajemen sering
kali membutuhkan informasi. Informasi tersebut harus diolah dengan kemampuan
profesional yang menuntut adanya keahlian dan pertaggungjawaban. Jasa konsultasi
manajemen yang dapat diberikan akuntan publik dapat berupa penyusunan sistem
akuntansi, penyusunan sistem akuntansi biaya, bussiness forecasting, dan konsultasi
perpajakan.

b. Akuntan Internal (Internal Accountant)


Akuntan internal adalah akuntan yang bekerja dalam suatu perusahaan atau organisasi,
disebut juga akuntan perusahaan. Jabatan tersebut yang dapat diduduki mulai dari staf
biasa sampai dengan kepala bagian akuntansi atau direktur keungan. Berikut jasa-jasa
yang diberiikan akuntan internal.
1) Penyusunan Sistem Pengawasan Manajemen (SPM), yaitu sistem yang dirancang
untuk memberi motivasi kepada para manajer pelaksana untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkana oleh manajemen teras.
2) Akuntansi keuangan, yaitu proses akuntansi yang bersangkutan dengan siklus
akuntansi transaksi keuangan, dari pencatatan transaksi hingga penyusunan laporan
keuangan dan mengkomunikasikannya dengan pengambil keputusan. Seorang
akuntan berperan dalam pemilihan data yang perlu dicatat, menentukan pola
pencatatan data sampai penyusunan dan penafsiran laporan akuntansi, termasuk di
dalamnnya merancang bentuk-betuk laporan yang relevan.
3) Akuntan biaya, yaitu proses akuntansi yang memantau, memilih, memproses data
biaya, terutama pada perusahaa manufaktur (pabrik). Informasi tentang biaya
merupakan elemen emting dalm pengumpulan harga pokok, perencanaan, dan
pengendalian biaya serta untuk pengambilan keputusan.
4) Internal Auditing. Apabila perusahaan telah mencapai kapasitas besar biasanya
mempunyai staf internal auditing. Internal auditing adalah staf yang bertugas
mengevaluasi dan menginvestigasi secara khusus dan sistematik sistem akuntansi
perusahaan. Hasil evaluasi dan investigasi tersebut merupakan masukan untuk
mengadakan perbaikan atau bahkan perombakan terhadap sistem yang sedang
dipakai. Keleluasaan untuk menlakukan pemeriksaan merupakan syarat
keberhasilan internal auditor.
5) Penganggaran, yaitu proses menetapkan rencana aktivitas perusahaan secara
menyeluruh yang akan dilaksanakan perusahaan pada tahun mendatang, yang
dinyatakan dalam satuan moneter tertentu. Akuntan sangat besar perannya dalam
proses penganggaran.

c. Akuntan Pemerintah
Berdasarkan UUD 1945 pasal 23 E ayat (1) disebutkan bahwa untuk memeriksa
pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara diadakan satu Badan Pemeriksa
Keuangan yang bebas dan mandiri. Oleh karena itu, BPK menggunakan akuntan yang
bertugas menyelenggarakan pemeriksaan, pengawasan, dan pengendalian keuangan
negara. Selain BPK, lembaga pemerintah yang banyak menggunakan jasa akuntan
pemerintah adalah Direktorat Akuntan Negara Departemen Keuangan. Dengan demikian
akuntan pemerintah adalah akuntan yang bekerja pada lembaga pemerintah yang
bertugas merencanakan, mengawasi, dan mengendalikan penggunaan uang atau
kekayaan negara.

d. Akuntan Pendidik
Akuntan pendidik adalah akuntan yang menyebarluaskan ilmu akuntansi kepada
masyarakat melalui jalur pendidikan. Akuntan pendidik mempunyai tugas sebagai
berikut.
1) Menyusun kurikulum pendidikan akuntansi.
2) Mengajar akuntansi untuk semua jenjang pendidikan.
3) Melakukan penelitian untuk mengembangkan bidang ilmu akuntansi sesuai dengan
tuntutan perkembangan keilmuan yang terjadi.

2. Jabatan Akuntansi
Seseorang yang memiliki keahlian di bidang akuntansi dan bergelar akuntan dapat
menduduki berbagai jabatan di lembaga pemerintahan mauun di perusahaan swasta serta
BUMN. Jenjang jabatan di bidang akuntansi yang ada pada suatu perusahaan meliputi
berikut.
a. Manajer Akuntansi
Manajer akuntansi yaitu kepala departemen atau kepala bagian akuntansi dalam sebuah
perusahaan. Majaer akuntansi mempunyai tugas berikut.
1) Merancang sistem pembukuan.
2) Mengatur atau mengorganisir pembukuan.
3) Mengawasi pelaksanaan pembukuan.
4) Menyediakan laoran keuangan.
b. Asisten Manajer Akutansi
Asisten manajer akuntansi yaitu asisten atau pembantu dari manajer akuntansi yang
membantu manajer akuntansi dalam melaksanakan tugasnya.
c. Penata Buku
Penata buku atau juga dapat disebut bookkeeper merupakan jabatan di bdang akuntansi
yang mempunyai tugas sebagai pelaksana pembukuan. Penata buku harus memiliki
kemampuan sebagai berikut.
1) Menyiapkan bukti transaksi.
2) Menganalisis transaksi.
3) Mencatat transaksi ke dalam buku jurnal.
4) Mencatat transaksi ke dalam buku pembantu.
5) Mencatat data dari buku jurnal ke dalam bukubesar umum.
6) Membuat kertas kerja laporan keuangan (neraca lajur).
7) Menyusun laporan keuangan.

3. Etika Profesi Akuntan


Etika profesional dalm praktik akuntan di Indonesia disebut dengan istilah kode etik, yang
dikeluarkan oleh organisasi profesi akuntan yaitu Ikatan Akuntan Indonesia (IAI). Etika profesi
seorang akuntan diperlukan untuk mengatur perilaku anggotanya dalam menjalankan praktik
profesinya di masyarakat. Sementara itu, prinsip etika akuntan atau kode etik akuntan
meliputi delapan butir pernyataan (IAI, 1998, dala Ludigdo, 2007). Kedelapan butir
pernyataan tersebut merupakan hal-hal yang seharusnya dimiliki oelh seorang akuntan.
a. Tanggung jawab profesi (Responsibility)
Akuntan di dalam melaksanakan tanggungjawabnya sebagai profesional harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang
dilakukannya.
b. Kepentingan Publik
Akuntan sebagai anggota IAI berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka
pelayanan keoada publik, mengormati kepentingan publik, dan menunjukkan komitmen
atas profesionalisme.
c. Integritas
Akuntan sebagai seorang profesional, dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan
publik, harus memenuhi tanggung jawab profesionalnya tersebut dengan menjaga
integritasnya setinggi mungkin.
d. Objektivitias
Dalam pemenuhan kewajiban profesionalnya, setiap akuntan sebagai anggota IAI harus
menjaga objektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan.
e. Kompetesi dan kehati-hatian profesional
Akuntan dituntut harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan penuh kehati-hatian,
kompetensi, dan ketekunan, serta mempunyai kewajiban unutk mempertahankan
pengetahuan dan keterampilan profesionalnya pada tingka yang diperlukan untuk
memamstikan bahwa klien atau pemberi kerja memperoleh manfaat dari jasa profesional
yang kompeten berdasarkan perkembangan praktik, legislasi, dan teknik yang paling
mutakhir.
f. Kerahasian
Akuntan harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan
jasa profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa
persetujuan, kecuali bila ada hak atau kkewajiban profesional atau hukum untuk
mengungkapkannya.
g. Perilaku profesional
Akuntan sebagai seorang profesional dituntut untuk berperilaku konsisten selaras
dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi tindakan yang dapat mendiskreditkan
profesinya.
h. Standar teknik
Akuntan dalam menjalankan tugas profesionalnya harus mengacu dan mematuhi standar
teknis dan stadar profesional yang relevan.
D. Bidang Spesialis Akuntansi
Informasi akuntansi diperlukan oleh pihak ekstern dan pihak intern. Berbagai pihak tersebut
tentunya membutuhkan informasi akuntansi yang berbeda sesuai bidang informasi yang
diperlukan. Oleh karena itu, bidang-bidang informasi akuntansi berkembang sesuai dengan
tingkat kebutuhan para pemakainya. Bidang-bidang spesialisasi akuntansi dapat dibedakan
sebagai berikut.
1. Akuntansi Kuangan (Financial Accounting)
Akuntansi keuangan merupakan bidang akuntansi yang beraitan dengan masalah pencatatan
transaksi-transaksi keuangan dan penyususnan laporan keuangan secara periodik
berdasarkan catatan-catatan yang menjadi sumber pencatatan (bukti transfer). Laporan
keuangan tersebut dapat memberikan informasi yang dapat digunakan oleh pihak yang
membutuhkan informasi akuntansi.. dalam pencatatannya, akuntansi keuangan harus
mengikuti aturan-aturan yang berlaku yaitu Standar Akuntansi Keuangan (SAK) dikeluarkan
oleh Ikatan Akuntan Indonesia dalm bentuk Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK).
2. Akuntansi Pemeriksaan (Auditing)
Akuntansi pemeriksaan merupakan kegiatan akuntans yang berhubungan dengan
pemeriksaan keuangan atau akuntansi umum. Pemeriksaan ini dilakukan untuk memberikan
kepastian bahwa laporan keuangan yang dibuat oleh pihak perusahaan benar-beanr sesuai
dengan kondisi sebenarnya dan sesuai dengan prosedur yag ada dalam Standar Akuntansi
Keuangan. Pelaksana pemeriksaan disebut auditor, yang bekerja bebas tanpa dipengaruhi
oleh ekepntingan pihak-pihak tertentu.
Tujuan auditing seperti berikut.
a. Memberikan kepastian bahwa informasi akuntansi yang disajikan dapat lebih dipercaya.
b. Memastikan ketaatan terhadap kebijakan, prosedur atau peraturan serta menilai efisensi
dan efektivitas suatu kegiatan.
3. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)
Akuntansi manajemen menitikberatkan tentang pengembangan dan penafsiran informasi
akuntansi untuk membantu manajemen dalam menjalankan perusahaan. Manfaat akuntansi
manejemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan menilai
alternatif dalam pengambila keputusan. Manfaat akuntansi manajemen dalam pengambilan
keputusan dapat dilihat dalam hal penetapan harga jual, metode produksi, investasi, dan
pembelanjaan. Dalam menghasilakn informasi yang diperlukan. Akuntansi manajemen tidak
membatasi diri pada data historis saja. Adakalanya digunakan data yang baru terjadi dan
bahkan data taksiran di masa yang akan datang. Di samping itu, pemecahan masalah
akuntansi manajemen terkadang memerlukan banuan disiplin ilmu lain, misalnya teori
organisasi, ilmu perilaku, dan teori informasi.
4. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)
Akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang berhubungan dengan perencaaan,
penetapan, dan pengendalian biaya selama proses produksi serta penetapa harga pokok da
suatu barang setelah selesai diproduksi. Oleh karena itu, akuntansi biaya biasanya digunakan
oleh perusahaan yang kegiatan utamanya memproduksi bahan mentah menjadi barang jadi
(perusahaan manufaktur).
5. Akuntansi Perpajakan (Tax Accounting)
Akuntansi perpajakan berhubungan dengan masalah penyusunan surat pemberitahuan pajak
tahunan dari suatu perusahaan. Dalam hal ini perlu dipertimbangkan tentang konsekuensi
perpajakan dari suatu transaksi usaha. Oleh karena itu, akuntan harus mengikuti
perkembangan peraturan perpajakan agar pajak yang dibayar pperusahaan sesuai dengan
peraturan yang berlaku.
6. Akuntansi Anggaran (Budgeting Accounting)
Akuntansi anggaran adalah bidang akuntansi yang berhubungan dengan penyusunan rencana
keuangan yang berkaitan dengan kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu. Selain
itu, memberikan analisis tentang data perbandinagn dari kegiatan keuangan yang sebenarnya
dengan rencana yang telah ditetapkan. Analisis tersebut dibuat berdasarkan pencatatan dan
interpretasi data kegiatan keuangan yang telah dilakukan.
7. Sistem Akuntansi (Accounting System)
Bidang ini berkaitan dengan perancangan metode-metode, teknik-teknik, dan prosedur-
prosedur akuntansi yang digunakan untuk mengolah transaksi perusahaan. Sistem akuntansi
dirancang dengan tujuan untuk memperbaiki informasi akuntansi, melindungi kekayaan
perusahaan, dan menekan biaya administrasi. Selain itu bidang ini berhubungan juga dengan
perencanaan serta pelaksanaan prosedur pengumpulan dan pelaporan data keuangan
maupun nonkeuangan. Tugas seorang akuntan dalam bidang ini adalah perancangan,
pelaksanaan, dan evaluasi suatu sistem dalam perusahaan.
8. Akuntansi Pemerintahan (Governmental Accounting)
Akuntansi pemerintaan mengkhususkan dalam pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi
yang terjadi di lembaga pemerintah. Bidang ini menyediakan laporan akuntansi tentang
aspek kkepengurusan (business aspect) dari adminisrasi keuangan negara. Selain itu,
akuntansi pemerintahan mencakup pengendalian atas pengeluaran melalui anggaran negara,
termasuk di dalamnya adalah kesesuaian denagn ketentuan undang-undang yang berlaku.
9. Akuntansi Pendidikan (Educational Accounting)
Akuntansi pendidikan adalah bidang khusus akuntansi yang kegiatannya mengarah ke bidang
pendidikan, yaitu dalam kegiatan belajar dan mengajar akuntansi atau segi-segi lainnya yang
berkaitan dengan masalah pendidikan tersebut.

E. Kualitas Informasi Akuntansi


Untuk mendapatkan informasi akuntansi berupa laporan keuangan, diperlukan standar atau
kriteria yang menjadi acuan pokok dalam membuat laporan keuangan yang dinilai berkualitas. Di
Indonesia standar laporan keuangan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK). Standar
Akuntansi Keuangan adalah himpunan prinsip, prosedur, metode dan teknik akuntansi yang
mengatur penyusunan laporan keuangan, khususnya yang ditujukan kepada pihak luar
perusahaan, seperti kreditor, dan sebagainya.
Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan, tujuan akuntansi dan laporan keuangan pada
dasarnya untuk menyediakan informasi keuangan satu badah usaha yang digunakan oleh
berbagai pihak yang berkepentingan sebagai dasar pengambilan suatu keputusan ekonomi.
Informasi keuangan yang disajikan akan bermanfaat bila memenuhi beberapa kriteria atau
standar. Berikut ini kriteria kualitas informasi keuangan.
1. Relevan
Relevansi suatu informasi harus dihubungkan dengan maksud penggunanya. Bila informasi
tidak relevan untuk keperluan para pengambilan keputusan, maka informasi demikian tidak
ada gunanya, meskipun kualitas lainnya terpenuhi.
2. Dapat Diuji
Pengukuran tidak dapat sepenuhnya lepas dari pertimbangan dan pendapat yang subjektif.
Hal ini berhubungan dengan keterlibatan manusia dalam proses pengukuran dan penyajian
informasi, sehingga proses pengukuran itu tidak lagi berlandaskan realitas objektif semata.
3. Dapat Dimengerti
Informasi yang disajikan harus dapat dimengerti oleh pemakainya dan dinyatakan dalam
bentuk yang disesuaikan dengan pengertian para pemakai.
4. Netral
Netral artinya laporan keuangan atau informasi keuangan itu diarahkan pada kepentinagn
umum dan tidak bergantung kepada kebutuhan pihak tertentu.
5. Tepat Waktu
Informasi hendaknya diberikan sedini mungkin agar dijadikan sebagai dasar pengambilan
keputusan ekonomi.
6. Daya Banding
Informasi dalam laporan keuangan akan lebih berguna bila dapat dibandingkan dengan
laporan keuangan sebelumnya dari perusahaan yang sama maupuan dengan laporan
keuangan perusahaan sejenis pada periode yang sama.
7. Lengkap
Informasi keuangan lengkap bila memenuhi enam tujuan kualitatif di atas dan dapat
memenuhi standar pengungkapan laporan keuangan. Standar itu menghendaki
pengungkapan seluruh fakta keuangan yang penting dan penyajian fakta secara jelas agar
tidak menyesatkan pemakainya.
8. Materialitas
Laporan keuangan dikatakan material, jika kelalaian mencantumkan atau kesalahan
mancatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi pemakai.
9. Umpan Balik (Feedback)
Umpan balik maksudnya informasi yang ada dalam laporan keuangan hars dapat
menumbuhkan umpan balik. Umpan balik dapat berupa prediksi, pembenaran, atau
penolakan terhadap perencanaan yang telah dibuat sebelumnya.
10. Penyajian yang Jujur
Penyajian yang jujur maksudnya informasi akuntansi yang disajikan dalam laporan keuangan
harus menggambarkan secara jujur setiap transaksi atau peristiwa lainnya dan disajikan
secara wajar.
11. Substansial
Substansal maksudnya informasi yang ada dalam laporan keuangan harus disajika sesuai
transaksi dan peristiwa lainnya dengan substansi dan realitas ekonomi, bukan hanya bentuk
hukumnya.
12. Pertimbangan Sehat (Prudence)
Pertimbangan sehat maksudnya informasi akuntansi yang disajikandapat berguna dalam
menghadapi ketidakpastian ekonomi karena pertimbangan sehat mengandung unsur kehati-
hatian dalam melakukan perkiraan.
13. Keandalan (Reliability)
Laporan keuangan yang andal (reliable) maksudnya laporan keuangan bebas dari pengertian
yang menyesatkan, kesalahan material, dan disajikan secara tulus dan jujur (faithful
representation).

F. Dasar Hukum Pelaksanaan Akuntansi


Penyelenggaraan pembukuan di Indonesia yang meruakan kewajiban bagi suatu perusahaan
harus berpedoman pada suatu dasar hukum atau kerangka dasar, yang disebut Standar Akuntansi
Keuangan (SAK). Kerangka dasar ini merumuskan konsep yang mendasari penyusunan dan
penyajian laporan keuangan bagi para pemakai eksternal.
Kerangka dasar SAK yang mendasari laporn keuangan membahas tentang berikut.
1. Tujuan laporan keuangan.
2. Karakteristik kualitatif yang menentukan manfaat informasi dalam laporan keuangan.
3. Definisi, pengakuan, dan pegukuran unsur-unsur yang membentuk laporan keuangan.
4. Konsep modal serta pemeliharaan modal.

Adapun tujuan penyusunan kerangka dasar adalah dapat digunakan sebagai acuan bagi pihak-
pihak berikut ini.

1. Komite penyusunan SAK dalam pelaksanaan tugasnya.


2. Penyusun laopan keuangan, untuk menanggulangi masalah akuntansi yang belum diatur
dalam SAK.
3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai apakah laporan keuangan disusun sesuai
dengan prinsip skuntansi yang berlaku umum.
4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan
keuangan yang disusun sesuai dengan SAK.

Anda mungkin juga menyukai