Anda di halaman 1dari 14

SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

1. PENGERTIAN AKUNTANSI
Akuntansi sering disebut sebagai bahasa bisnis karena akuntansi dapat memberikan informasi
penting mengenai aktivitas keuangan suatu organisasi. Informasi akuntansi tersebut berguna untuk
menilai keberhasilan suatu organisasi atau sebagai bahan pertimbangan untuk mengambil
keputusan.

American Institute of Certified Public Accountants (AICPA), mengemukakan bahwa akuntansi


adalah seni pencatatan, pengelompokan, dan pengikhtisaran menurut cara yang berarti dan
dinyatakan dalam nilai uang.ABP Statement No. 4 dalam Smith Skousen (1995 : 3), akuntansi adalah
suatu aktivitas jasa.Fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat
dalam pengambilan keputusan ekonomis dalam menetapkan pilihan-pilihan yang logis diantara
berbagai tindakan alternatif.

Adapun American Accounting Association (Asosiasi Akuntansi Amerika) sebuah lembaga yang
paling bertanggung jawab atas pengembangan akuntansi di Amerika Serikat, mengemukakan bahwa
akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian, pengukuran, dan pelaporan informasi ekonomi
yang memungkinkan adanya penilaian dan pengambilan keputusan yang jelas dan tegas oleh mereka
yang menggunakan informasi keuangan tersebut.

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa :

Akuntansi adalah seni pencatatan, pengukuran, penjabaran atau pemberi kepastian mengenai
informasi yang akan membantu manajer investor, otritas pajak dan pembuat keputusan lain untuk
membuat alokasi sumber daya keputusan dalam perusahaan, organisasi dan lembaga permerintah.
Menurut Kamus Bahasa Indonesia (2010), Akuntansi adalah : Seni pencatatan pengikhtisaran
transaksi keuangan dan penafsiran akibat suatu transaksi terhadap suatu kesatuan ekonomi. Jadi,
akuntansi sebagai sistem informasi sangat diperlukan, baik oleh perorangan maupun lembaga
karena informasi akuntansi dapat membantu dalam pengambilan keputusan ekonomi suatu
perusahaan.

2. PEMAKAI INFORMASI AKUNTANSI


Bila ditinjau dari sudut pemakai, informasi akan sangat berguna sebagai dasar untuk
pengambilan keputusan. Dalam hal ini terdapat dua golongan utama para pemakai informasi
akuntansi, yaitu pihak ekstern organisasi perusahaan dan pihak intern organisasi perusahaan.

Manajemen sebagai pihak intern perusahaan lebih memusatkan perhatian pada relevansi informasi
untuk pengendalian manajerial dan keputusan manajemen. Sedangkan pihak ekstern pada
umumnya lebih menitik beratkan pada pengukuran pendapatan untuk suatu periode khusus baik
bulanan maupun tahunan untuk membuat keputusan ekonomi terhadap perusahaan tersebut.
Informasi tersebut dapat diperoleh dalam laporan keuangan yang menggambarkan kondisi
perusahaan pada akhir periode.

Secara umum pemakai informasi akuntansi ada 2 yaitu :

1.)Pemakai Internal
Pemakai internal adalah pihak yang menyelenggarakan usaha, sepperti rumah tangga
konsumsi (RTK) dan rumah tangga produksi (RTP). Dalam hal ini adalah pimpinan perusahaan
(manajer) yang bertanggung jawab dalam pengambilan suatu keputusan. Pembagian pemakai
Internal yaitu :

a. Pemimpin Perusahaan

Pemimpin perusahaan memerlukan informasi akuntansi sebagai dasar untuk membuat


perencanaan, menentukan kebijakan untuk masa yang akan datang, mengadakan pengawasan
terhadap kegiatan kegiatan perusahaan yang dikelolanya dan untuk mengetahui tingkat
keberhasilan yang dicapainya.

b. Direktur dan Manajer Keuangan.

Untuk menentukan mampu tidaknya perusahaan dalam melunasi utangnya secara tepat waktu
kepada kreditur (bankir, supplier), maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai
besarnya uang kas yang tersedia di perusahaan pada saat menjelang jatuh temponya
pinjaman/utang.

c. Direktur Operasional dan Manajer Pemasaran

Untuk menentukan efektif tidaknya distribusi produk maupun aktivitas pemasaran yang telah
dilakukan perusahaan, maka mereka membutuhkan informasi akuntansi mengenai besarnya
penjualan (trend penjualan).

d. Manajer dan Supervisor Produksi.

Mereka membutuhkan informasi akuntansi biaya untuk menentukan besarnya harga pokok
produksi, yang pada akhirnya juga sebagai dasar untuk menetapkan harga jual produk per- unit.

2.)Pemakai Eksternal

Pemakai eksternal adalah pihak-pihak yang berkepentingan dengan suatu usaha atau
perusahaan, tetapi merupakan pihak di luar perusahaan. Sebagai contoh, bank yang memberikan
kredit. Bank yang menggunakan informasi untuk membuat keputusan-keputusan non rutin (seperti
investasi pada peralatan, penetapan harga produk dan jasa) dan memformulasikan seluruh
kebijaksanaan/keseluruhan dan rencana-rencana jangka panjang. Pembagian pemakai eksternal
yaitu:

a. Investor

Mereka membutuhkan informasi untuk membantu menentukan apakah membeli, manahan atau
menjual investasi tersebut. Pemegang saham juga tertarik pada informasi yang memungkinkan
mereka untuk menilai kemampuan perusahaan untuk membayar dividen. Informasi akuntansi
diperlukan baik oleh calon investor atau investor. Calon investor perlu melakukan analisis risiko dan
hasil pengembalian yang diharapkan dapat diterima dari rencana penanaman modal yang akan
dilakukan. Setelah menjadi investor mereka memonitoring kinerja perusahaan. Investor melakukan
kegiatan baik perencanaan dan monitoring investasinya melalui analisis laporan keuangan
perusahaan.

b. Karyawan

Karyawan berkepentingan untuk mengetahui profitabilitas dan stabilitas perusahaan dimana mereka
bekerja karena kelangsungan hidupnya sangat tergantung kondisi perusahaan tersebut termasuk
pula jaminan hidup setelah mereka pensiun. Akuntansi dapat memberikan informasi yang diperlukan
oleh karyawan tersebut.

c. Kreditor

Mereka tertarik dengan informasi yang memungkinkan mereka untuk memutuskan apakah jumlah
yang terutang akan dibayar pada saat jatuh tempo. Kreditor membutuhkan informasi untuk menilai
kemampuan debitur atau calon debitur untuk memenuhi kewajiban pembayaran pokok pinjaman
dan bunganya. Kemampuan untuk mengembalikan pinjaman ini sangat tergantung pada besarnya
keuntungan (laba) dan arus kas yang dihasilkan dari kegiatan operasi perusahaan debitur. Melalui
analisis laporan keuangan perusahaan debitur, kreditor dapat mengetahui kondisi di atas.

d. Pelanggan

Pelanggan mempunyai kepentingan dengan kelangsungan hidup perusahaan terutama mereka yang
sangat membutuhkan produk produk perusahaan dalam jangka panjang dan sulit untuk digantikan
oleh produk perusahaan lainnya.

e. Pemerintah

Mereka membutuhkan informasi untuk mengatur aktifitas perusahaan, menetapkan kebijakan pajak
dan sebagai dasar penyusunan statistik. Salah satu sumber pendapatan pemerintah adalah dari
sektor pajak. Perusahaan merupakan salah satu wajib pajak. Pemerintah berkepentingan untuk
memperoleh informasi yang dapat digunakan untuk menetapkan jenis pajak dan besarnya kewajiban
pajak yang harus ditanggung dan dibayar oleh perusahaan tersebut.

f. Masyarakat

Laporan keuangan dapat menyediakan informasi kecenderungan (trend) dan perkembangan terakhir
kemakmuran perusahaan serta rangkaian aktivitasnya. Informasi ini berguna untuk menilai
kontribusi perusahaan terhadap ekonomi nasional misalnya jumlah orang yang dipekerjakan, jumlah
modal yang ditanamkan dalam perusahaan.

3. KUALITAS INFORMASI AKUNTANSI


Informasi akuntasi yang berkualitas harus memenuhi syarat-syarat berikut ini :

a. Perbandingan antara Manfaat dan Biaya

Pertimbangan utamanya adalah bahwa manfaat laporan akuntansi paling tidak harus sama dengan
biaya untuk membuat laporan tersebut. Biaya sebuah laporan akuntansi tidak boleh lebih besar
daripada manfaat yang bisa diterima oleh pemakai informasi tersebut.

b. Dapat Dimengerti

Informasi dapat dimengerti oleh pemakai karena dinyatakan dalam bentuk dan dengan istilah yang
disesuaikan dengan batas pengertian atau pengetahuan pemakai.

c. Relevan / sesuai dengan kebutuhan pemakai

Agar informasinya relevan, maka dipilih metode-metode pengukuran dan pelaporan akuntansi
keuangan yang akan membantu para pemakai dalam pengambilan keputusan yang memerlukan
penggunaan data akuntansi.

d. Dapat Dipercaya dan disajikan sewajarnya


Suatu informasi akuntansi yang dapat dipercaya tergantung pada 3 hal, yaitu :

(1.) Dapat diuji

Informasi harus dapat diuji kebenarannya oleh para penguji independent dengan menggunakan
metode pengukuran yang sama.

(2.) Netral

Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, dan tidak bergantung pada kebutuhan
dan keinginan pihak-pihak tertentu.

(3.) Menyajikan yang seharusnya

Informasi akuntansi dikatakan dapat dipercaya bila informasi itu memang berasal dari kondisi
ekonomi atau kejadian yang seharusnya terjadi.

e. Nilai Prediksi

Informasi tentang keadaan keuangan masa sekarang atau kinerja masa lalu bisa memiliki nilai
prediksi. Artinya, dapat digunakan sebagai dasar memprediksi masa depan.

f. Feedback (Umpan Balik)

Umpan balik dapat berupa prediksi, pembenaran, atau penolakan terhadap perencanaan yang telah
dibuat sebelumnya.

g. Tepat Waktu

Informasi harus disampaikan secepat mungkin agar dapat digunakan sebagai dasar untuk membantu
dalam pengambilan keputusa-keputusan perusahaan dan untuk menghindari tertundanya
pengambilan keputusan.

h. Dapat Dibandingkan atau Konsisten

Dapat dibandingkan dimaksudkan agar pembaca laporan keuangan dapat lebih mudah mengetahui
persamaan dan perbedaan diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan. Dengan prosedur
dan prinsip yang sama, perbedaan antara dua perusahaan sejenis akan disebabkan oleh keadaan
ekonomis perusahaan yang bersangkutan, bukan oleh perbedaan dalam aplikasi prinsip dan
prosedur akuntansi.

i Materiality (Cukup Berarti)

Tuntutan prinsip-prinsip akuntansi bisa diabaikan jika suatu laporan keuangan dianggap penting bagi
pemakai laporan keuangan tersebut. Jadi, tuntutan prinsip akuntansi bisa diabaikan selama tidak
menyebabkan kekeliruan atau kesalahan laporan yang memengaruhi keputusan/penilaian pembaca
laporan.

Laporan keuangan yang baik adalah laporan yang memiliki suatu kualitas, adapun kualitas-
kualitas yang baik sebagai berikut :

● Ketelitian (accuracy). Informasi harus bebas dari kesalahan dan bias karena kesalahan dan bias
dapat mengurangi nilai informasi.

● Bentuk (form). Informasi harus disajikan dalam format yang paling sesuai dengan permintaan
pemakainya.
● Tempat (place). Informasi mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersimpan dalam bentuk
yang mudah diperoleh kembali pada saat dibutuhkan.

● Ketepatwaktuan (timeliness). Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersebut
tidak basi.

● Relevansi (relevancy). Informasi akan mempunyai nilai yang tinggi kalau informasi tersebut
berkaitan dengan tujuan diperolehnya informasi tersebut.

Tujuan Informasi Akuntansi

(1) Memberikan informasi mengenai harta, hutang, modal dan perubahannya pada satu
periode waktu.

(2) Memberikan informasi mengenai laba perusahaan.

(3) Memberikan informasi kepada pemakai untuk memprediksi kondisi perusahaan pada
masa depan.

4. KARAKTERISTIK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


I. Menurut Hall (2007:27) karakteristik kualitas informasi akuntansi terdiri dari :

a) Relevan

Informasi yang relevan merupakan informasi yang perlu diketahui untuk memberikan pemahaman
yang baru. Laporan yang hanya bersifat sementara, dan selanjutnya tidak relevan harus dihentikan
pembuatannya.

b) Tepat Waktu

Umur informasi merupakan faktor yang kritikal dalam menentukan kegunaannya. Informasi harus
tidak lebih tua dari periode waktu tindakan yang didukungnya.

c) Akurat

Informasi harus bebas dari kesalahan yang sifatnya material. Kesalahan-kesalahan material ada
ketika jumlah informasi yang tidak akurat menyebabkan pemakainya melakukan keputusan yang
buruk atau gagal melakukan keputusan yang diperlukan.

d) Lengkap

Tidak ada bagian informasi yang esensial bagi pengambilan keputusan atau pelaksanaan tugas yang
hilang. Informasi yang tidak lengkap bisa menimbulkan kesulitan, karena informasi yang tidak
disertakan itu akan menjadi unsur ketidakpastian yang besar.

e) Rangkuman (ringkasan)

Informasi harus diagregasi agar sesuai dengan kebutuhan pemakai. Informasi yang ringkas dan
mengikhtisarkan data relevan yang menunjukan bidang-bidang penyimpangan terhadap tingkat
normal, standar, atau yang direncanakan merupakan bentuk informasi yang banyak diperlukan oleh
para pemakai informasi.

II. Menurut Chusing (1990:2009)


Mengemukakan lebih lanjut secara ringkas mengenai karakteristik Sistem Informasi akuntansi yang
harus memiliki kriteria-kriteria sebagai berikut :

a) Usefulness (berguna)

Sistem harus menghasilkan suatu informasi yang berguna, artinya informasi yang dihasilkan harus
sesuai denga yang dibutuhkan dan tepat waktu sehingga berguna bagi pengambilan keputusan.

b) Economy (ekonomi)

Seluruh komponen dari sistem harus bersifat ekonomis, artinya sistem harus mampu memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran yang dikeluarkan untuk pengadaan
sistem tersebut.

c) Reliability (andal)

Produk dari suatu sistem harus bias diandalkan dan informasi yang dihasilkan mempunyai tingkat
ketelitian yang tinggi,sehingga keputusan yang dihasilkan benar-benar keputusan yang tepat sesuai
dengan apa yang dihasikan sistem.

d) Customers Service (pelayanan konsumen).

Sistem harus mampu memberikan pelayanan yang baik dan efisien kepada pelanggan sehingga
mampu memberikan kepuasan akan meningkatkan nilai perusahaan dan mampu memberikan
kontribusi positif terhadap kenaikan laba.

e) Capacity (kapasitas)

Kapasitas suatu sistem harus memadai untuk menghadapi operasi pada kapasitas penuh (full
capacity) seperti halnya pada saat operasi berjalan normal.

f) Simplicity (sederhana)

Sistem harus sederhana sehingga semua struktur dan operasinya dapat dimengerti, serta semua
prosedurnya dapat diikuti dengan mudah dan tidak akan membingungkan pemiliknya.

g) Flexibility (luwes)

Sistem harus bersifat fleksibel atau luwes dalam menampung dan menghadapi semua perubahan
yang terjadi didalam maupun diluar organisasi sehingga menghasilkan informasi perencanaan dan
pengendalian.

5. PRINSIP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI


Konsep akuntansi akan sangat dibutuhkan untuk mempelajari bagaimana pengolahan data
keuangan dalam sebuah organisasi atau perusahaan. Prinsip akuntansi juga diperlukan untuk
menunjang pemahaman mengenai konsep dan dasar akuntansi. Akuntansi adalah suatu sistem
informasi yang kegiatannya terdiri atas pengumpulan dan pengolahan data keuangan suatu unit
organisasi dan pengkomunikasian hasilnya kepada pihak yang berkepentingan untuk mengambil
keputusan ekonomik.

Ilmu akuntansi sebenarnya dipelajari untuk membentuk suatu laporan keuangan yang baik dan
mudah dimengerti serta akurat. Dalam konsep yang lebih besar konsep akuntansi ini akan
bermanfaat untuk perusahaan seperti manajer untuk mengambil keputusan, pemegang saham, atau
pemilik perusahaan.
Untuk memudahkan dalam pemahaman suatu konsep dasar akuntansi yang baik maka
disusunlah prinsip akuntansi yang menjadi patokan dalam mempelajari ilmu ini. Prinsip akuntansi
adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan akuntansi secara keseluruhan baik itu
metode, prosedur, serta ketentuan yang mengandung teori atau pun secara praktis.

Penggunaan prinsip akuntansi sangat penting agar terdapat keseragaman dalam hal, cara,
metode, prosedur tertentu untuk menghasilkan informasi yang relevan dan mudah dipahami oleh
semua orang.

Prinsip-prinsip akuntansi tersebut antara lain:

a. Prinsip Harga Perolehan

Prinsip harga perolehan merupakan prinsip akuntansi yang menekankan pada aspek , aktiva, modal,
dan penghasilan serta biaya dibukukan sebagai harga perolehan yang disepakati oleh pihak pihak
yang bertransaksi.

b. Prinsip Realisasi Penghasilan

Prinsip akuntansi realisasi penghasilan merupakan prinsip yang mempelajari pengukuran,


pengertian, dan pengakuan terhadap penghasilan. Penghasilan dalam akuntansi adalah penurunan
hutang dan kenaikan pendapatan dari penjualan atau jasa selama periode tertentu. Metode yang
digunakan berkaitan dengan pengakuan penghasilan. Pertama, pada saat penjualan barang dan jasa.
Kedua, sebelum penjualan (sudah ada kontrak/perjanjian tertentu dengan pihak lain yang sudah ada
kepastian mengenai jumlah dan harganya). Ketiga, pengakuan penghasilan pada saat penerimaan
kas (untuk transaksi yang beresiko terjadinya piutang yang tidak tertagih).

c Prinsip Objektif

Prinsip ini bermaksud untuk memastikan laporan keuangan yang dihasilkan harus berdasarkan pada
data akuntansi yang didukung oleh bukti transaksi yang bersifat real dan objektif.

d. Prinsip Pengungkapan Penuh (Disclosure)

Prinsip ini bermaksud untuk memastikan laporan keuangan yang disusun hendaknya dapat
menghasilkan dan memberikan semua informasi, baik yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif
yang dapat mempengaruhi dalam pengambilan keputusan bagi pihak pihak yang berkepentingan.

e. Prinsip Konsistensi

Prinsip ini menghendaki laporan keuangan harus mempunyai daya banding. Daya banding akan
ditentukan oleh konsistensi penggunaan teori, metode, dasar, pedoman, dan praktik akuntansi yang
sama dengan yang diterapkan tahun sebelumnya.

Akuntansi merupakan salah satu jurusan kuliah favorit di Indonesia, jadi mempelajari prinsip
akuntansi akan memberi nilai tambah bagi anda yang ingin mendalami dan kuliah di jurusan ini.
Selain prinsip tersebut, kita juga harus memahami konsep dasar akuntansi yang wajib kita jadikan
sebagai dasar dalam mempelajari akuntansi.

6. BIDANG – BIDANG AKUNTANSI


Kecenderungan untuk spesialisai yang disebabkan perkembangan perusahaan, timbulnya
sistem perpajakan baru dan bertambahnya pengaturan-pengaturan oleh pemerintah terhadap
kegiatan perusahaan, menyebabkan akuntansi memiliki berbagai bidang kekhususan (bidang
akuntansi).

Bidang – bidang akuntansi diantaranya adalah:

a. Akuntansi Keuangan (Financial Accounting)

Bagian dari akuntansi yang mengkhususkan dalam proses pencatatan transaksi hingga penyajiannya
dalam bentuk laporan keuangan. Bidang ini berkaitan dengan akuntansi untuk suatu unit ekonomi
secara keseluruhan. Bidang ini berhubungan dengan pelaporan keuangan untuk pihak-pihak di luar
perusahaan. Laporan yang dihasilkan bersifat se rba guna (general purpose). Akuntansi Keuangan
adalah bidang akuntansi yang kegiatannya meliputi pencatatan kegiatan finansial yang bertujuan
untuk dapat menyajikan laporan keuangan yang meliputi neraca, laporan laba rugi dan laporan
perubahan modal atau laporan laba ditahan selama jangka waktu tertentu.

b. Pemeriksaan Akuntansi (Auditing)

Pelaksanaannya disebut auditor yang bekerja secara bebas tanpa dipengaruhi kepentingan pihak-
pihak tertentu yang memeriksa pencatatan transaksi telah sesuai dengan prinsip-prinsip atau
standar akuntansi keuangan yang berlaku. Pemeriksaan Akuntansi (auditing) adalah bidang
akuntansi yang melaksanakan kegiatan pemeriksaan terhadap hasil pencatatan dan laporan
keuangan suatu badan, baik perusahaan maupun pemerintah. Bidang ini berhubungan dengan audit
secara bebas terhadap laporan yang dihasilkan oleh akuntansi keuangan. Walaupun tujuan utama
audit adalah agar informasi akuntansi yang disajikan dapat dipercaya namun terdapat tujuan lainnya
seperti ketaatan terhadap kebijakan, prosedur serta menilai efesiensi dan efektifitas suatu kegiatan.

c. Akuntansi Manajemen (Management Accounting)

Akuntansi manajemen adalah bidang akuntansi yang bertujuan memberikan informasi kepada
manajemen dalam menjalankan usahanya. Bidang akuntansi yang mengkhususkan pada
pengembangan dan penafsiran informasi akuntansi untuk membantu manajemen dalam
menjalankan perusahaan. Banyak hal yang terdapat dalam Akuntansi Biaya yang data-datanya
dimanfaatkan oleh akuntansi manajemen. Jadi, meskipun kedua bidang akuntansi ini berbeda
tujuannya, namun dalam pelaksanaannya dapat dilakukan secara bersamaan. Beberapa kegunaan
akuntansi manajemen adalah mengendalikan kegiatan perusahaan, memonitor arus kas, dan
menilai alternatif dalam pengambilan keputusan. Pengendalian perusahaan melalui aktivitas yang
dijalankan (activity based management) merupakan tren baru dalam akuntansi manajemen.

d. Akuntansi Biaya (Cost Accounting)

Akuntansi biaya adalah bidang akuntansi yang mencatat dan menghitung serta menganalisis data
biaya pada perusahaan industri dalam usaha menentukan besalnya harga pokok produksi suatu
barang atau produk. Untuk itu dengan akuntansi biaya akan didapatkan laporan harga untuk
menyusun laporan keuangan. Bidang ini menekankan pada penetapan dan kontrol atas biaya.
Akuntansi biaya telah mengarahkan pada penetapan biaya berdasarkan aktivitas (activity based
costing). Fungsi utama akuntansi biaya adalah mengumpulkan dan menganalisis data mengenai
biaya, baik biaya yang telah maupun yang akan terjadi.

e. Akuntansi Perpajakan

Perpajakan adalah bidang akuntansi yang menekankan pada masalah pajak yang harus dibayar oleh
perusahaan atau perseorangan kepada pemerintah. Dalam perpajakan akan dibahas tentang hukum-
hukum dan perhitungan-perhtiungannya dalam usaha menetapkan besamya pajak tersebut.
f. Akuntansi Penganggaran (Budgeting)

Penganggaran adalah bidang akuntansi yang melakukan kegiatannya dengan menyusun anggaran,
baik pendapatan maupun biaya atas dasar. pedoman-pedoman tertentu maupun standar dari suatu
badan. Anggaran merupakan pedoman bagi perusahaan, perorangan atau pemerintah dalam
melakukan kegiatan finansialnya di masa yang akan datang. Bidang ini berhubungan dengan
penyusunan rencana keuangan mengenai kegiatan perusahaan untuk jangka waktu tertentu di masa
datang serta analisis dan pengawasannya. Anggaran adalah sarana untuk menjabarkan tujuan
perusahaan. Anggaran berisi rencana kegiatan yang akan dilaksanakan serta nilai uangnya di masa
datang.

g. Akuntansi Pemerintahan (Govermental Accounting)

Akuntansi pemerintahan adalah bidang akuntansi keuangan yang diterapkan di lembaga


pemerintahan. Akuntansi Pemerintahan ini bertujuan untuk menyajikan laporan keuangan,
pengendalian dan pengawasan keuangan pemerintah/negara. Akuntansi pemerintahan diharapkan
dapat mengatur administrasi keuangan negara dengan baik. Bidang ini mengkhususkan diri dalam
pencatatan dan pelaporan transaksi-transaksi di badan pemerintahan. Akuntansi pemerintahan
menyediakan laporan akuntansi tentang aspek kepengurusan dari administrasi keuangan negara.

h. Sistem Akuntansi (Accounting System)

Sistem akuntansi adalah bidang akuntansi yang melaksanakan kegiatan dengan merancang cara
melakukan pencatatan akuntansi supaya aman, efektif dan efisien, mulai dari mengorganisir
dokumen, formulir-formulir dan menyusun prosedur pencatatannya.

7. PROFESI AKUNTAN
Profesi akuntan adalah semua bidang pekerjaan yang mempergunakan keahlian di bidang
akuntansi, termasuk bidang pekerjaan akuntan publik, akuntan intern yang bekerja pada perusahaan
industri, keuangan atau dagang, akuntan yang bekerja di pemerintah, dan akuntan sebagai pendidik.
Dalam arti sempit, profesi akuntan adalah lingkup pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan sebagai
akuntan publik yang lazimnya terdiri dari pekerjaan audit, akuntansi, pajak dan konsultan
manajemen.

Profesi Akuntan biasanya dianggap sebagai salah satu bidang profesi seperti organisasi lainnya,
misalnya Ikatan Dokter Indonesia (IDI). Supaya dikatakan profesi ia harus memiliki beberapa syarat
sehingga masyarakat sebagai objek dan sebagai pihak yang memerlukan profesi, mempercayai hasil
kerjanya.

Adapun ciri profesi menurut Harahap (1991) adalah sebagai berikut:

1.Memiliki bidang ilmu yang ditekuninya yaitu yang merupakan pedoman dalam
melaksanakan keprofesiannya.

2.Memiliki kode etik sebagai pedoman yang mengatur tingkah laku anggotanya dalam profesi
itu.

3.Berhimpun dalam suatu organisasi resmi yang diakui oleh masyarakat/pemerintah.

4.Keahliannya dibutuhkan oleh masyarakat.

5. Bekerja bukan dengan motif komersil tetapi didasarkan kepada fungsinya sebagai kepercayaan
masyarakat.
Akuntan adalah sebutan bagi mereka yang telah memenuhi syarat yaitu telah lulus sarjana
akuntansi dan telah menempuh program profesi akuntan. Sebelum tahun 2001 semua lulusan
akuntansi dari semua fakultas ekonomi universitas negeri sudah secara otomatis mendapatkan gelar
akuntan, dan untuk lulusan universitas swasta harus mengikuti Ujian Nasional Akuntan (UNA), tetapi
mulai tahun 2001 yaitu dengan dikeluarkannya SK Menteri pendidikan Nasional Nomor 179/U/2001,
gelar akuntan hanya bisa diperoleh setelah menempuh Pendidikan Profesi Akuntan (PPAk).

Secara garis besar bidang profesi akuntansi dibagi menjadi empat, yaitu:

1. Akuntan Publik

Akuntan publik adalah sebutan bagi akuntan yang bekerja secara independen yang memberikan
jasa-jasanya atas dasar pembayaran tertentu. Akuntan publik ini adalah mereka yang mendirikan
atau bekerja di Kantor Akuntan Publik (KAP) yang biasa disebut sebagai auditor eksternal. Jasa-jasa
yang diberikan oleh mereka biasanya meliputi jasa pemeriksaan (audit), jasa perpajakan, jasa
konsultasi manajemen, dan jasa akuntansi.

2. Akuntan Swasta

Akuntan swasta adalah sebutan bagi para akuntan yang bekerja pada instansi swasta. Biasanya
mereka bekerja sebagai pegawai di perusahaan-perusahaan dengan tugas sebagai akuntan di bagian
akuntansi dan sebagainya. Jadi tugas dari mereka adalah menyajikan laporan keuangan perusahaan
setiap perioda. Selain itu pada perusahaan swasta juga terdapat auditor yaitu auditor internal yang
bertugas memeriksa laporan keuangan perusahaan sebelum diperiksa oleh auditor eksternal.

3. Akuntan Pemerintah

Akuntan pemerintah adalah sebutan bagi mereka yang bekerja sebagai akuntan pada instansi
pemerintah. Jadi tugas mereka adalah meyusun laporan keuangan pada instansi pemerintah baik
pemerintah pusat maupun pemerintah daerah.

4. Akuntan Pendidik

Akuntan pendidik adalah sebutan bagi mereka yang terjun pada bidang akuntansi tetapi sebagai
pengajar di tempat-tempat pendidikan baik sekolah maupun universitas. Selain bidang profesi
akuntansi, akuntansi juga mempunyai bidang-bidang akuntansi.

Beberapa bidang akuntansi ada bidang-bidang yang umum, yaitu:

1. Akuntansi Keuangan/Umum

Bidang akuntansi keuangan/umum merupakan bidang akuntansi yang melaksanakan fungsi-fungsi


akuntansi secara menyeluruh yaitu pencatatan transaksi-transaski sampai dengan penyusunan
laporan keuangan.

2. Akuntansi Biaya

Bidang akuntansi biaya merupakan bidang akuntansi yang bertugas mengenai perhitungan biaya
produk barang/jasa suatu perusahaan. Jadi mereka mencari perhitungan biaya yang dibebandkan
kepada prosuk yang dibuat perusahaan dan melaporkannya kepada manajer.

3. Akuntansi Manajemen

Bidang akuntansi ini merupakan bidang akuntansi yang bertugas untuk membantu manajemen
dalam merencanakan operasional perusahaan menggunakan data yang dimiliki oleh akuntansi biaya.
4. Akuntansi Pemerintah

Bidang akuntansi ini merupakan bidanhg akuntansi yang digunakan pada instansi-instansi
pemerintah terutama untuk pencatatan dan pelaporan penerimaan dan pengeluaran dana.

5. Akuntansi Pemeriksaan

Bidang akuntansi ini merupakan akuntani yang berfungsi melakukan pemeriksaan laporan keuangan
perusahaan. Pemeriksaan yang dilakukan menggunakan prinsip-prinsip akuntansi berterima umum.

6. Akuntansi Lembaga Nirlaba

Bidang akuntansi ini merupakan bidang akuntansi yang mengelola instansi pemerintah dan instansi
nirlaba lain seperti lembaga keagamaan, yayasan, dan lain sebagainya.

8. ETIKA PROFESI AKUNTAN


Etika Profesi Akuntansi adalah suatu ilmu yang membahas perilaku perbuatan baik dan buruk
manusia sejauh yang dapat dipahami oleh pikiran manusia terhadap pekerjaan yang membutuhkan
pelatihan dan penguasaan terhadap suatu pengetahuan khusus sebagai Akuntan.

Dalam etika profesi, sebuah profesi memiliki komitmen moral yang tinggi yang biasanya
dituangkan dalam bentuk aturan khusus yang menjadi pegangan bagi setiap orang yang
mengembangkan profesi yang bersangkutan. Aturan ini merupakan aturan main dalam menjalankan
atau mengemban profesi tersebut yang biasanya disebut sebagai kode etik yang harus dipenuhi dan
ditaati oleh setiap profesi. Menurut Chua dkk (1(994) menyatakan bahwa etika profesional juga
berkaitan dengan perilaku moral yang lebih terbatas pada kekhasan pola etika yang diharapkan
untuk profesi tertentu.

Kode etik akuntan merupakan norma dan perilaku yang mengatur hubungan antara auditor
dengan para klien, antara auditor dengan sejawatnya dan antara profesi dengan masyarakat. Kode
etik akuntan Indonesia dimaksudkan sebagai panduan dan aturan bagi seluruh anggota, baik yang
berpraktek sebagai auditor, bekerja di lingkungan usaha, pada instansi pemerintah, maupun di
lingkungan dunia pendidikan. Etika profesional bagi praktek auditor di Indonesia dikeluarkan oleh
Ikatan Akuntansi Indonesia (Sihwajoni dan Gudono, 2000).

Prinsip perilaku profesional seorang akuntan, yang tidak secara khusus dirumuskan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia tetapi dapat dianggap menjiwai kode perilaku IAI, berkaitan dengan karakteristik
tertentu yang harus dipenuhi oleh seorang akuntan.

Tiga prinsip dasar perilaku yang etis bagi akuntan, yaitu :

a. Menghindari pelanggaran etika yang terlihat remeh

b. Memusatkan perhatian pada reputasi jangka panjang

c. Bersiap menghadapi konsekuensi yang kurang baik bila berpegang pada perilaku etis

Etika profesi akuntan meliputi :

a. Memiliki pertimbangan moral dan professional dalam tugasnya.

b. Memberikan pelayanan dan menghormati kepercayaan publik.

c. Memiliki integritas tinggi dalam memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik.


d. Menjunjung sikap objektif dan bebas dari kepentingan pihak tertentu.

Yang tercantum dalam kode etik akuntan Indonesia adalah sebagai berikut:

a. Tanggung Jawab profesi

Dalam melaksanakan tanggung jawabnya sebagai profesional, setiap anggota harus senantiasa
menggunakan pertimbangan moral dan profesional dalam semua kegiatan yang dilakukannya.
Anggota juga harus selalu bertanggungjawab untuk bekerja sama dengan sesama anggota untuk
mengembangkan profesi akuntansi, memelihara kepercayaan masyarakat dan menjalankan
tanggung jawab profesi dalam mengatur dirinya sendiri. Usaha kolektif semua anggota diperlukan
untuk memelihara dan meningkatkan tradisi profesi.

b. Kepentingan Publik

Setiap anggota berkewajiban untuk senantiasa bertindak dalam kerangka pelayanan kepada publik,
menghormati kepercayaan publik, dan menunjukan komitmen atas profesionalisme. Satu ciri utama
dari suatu profesi adalah penerimaan tanggung jawab kepada publik. Profesi akuntan memegang
peran yang penting di masyarakat, dimana publik dari profesi akuntan yang terdiri dari klien,
pemberi kredit, pemerintah, pemberi kerja, pegawai, investor, dunia bisnis dan keuangan, dan pihak
lainnya bergantung kepada obyektivitas dan integritas akuntan dalam memelihara berjalannya
fungsi bisnis secara tertib. Ketergantungan ini menimbulkan tanggung jawab akuntan terhadap
kepentingan publik. Kepentingan publik didefinisikan sebagai kepentingan masyarakat dan institusi
yang dilayani anggota secara keseluruhan.

c. Integritas

Untuk memelihara dan meningkatkan kepercayaan publik, setiap anggota harus memenuhi
tanggung jawab profesionalnya dengan integritas setinggi mungkin.

Integritas adalah suatu elemen karakter yang mendasari timbulnya pengakuan profesional.
Integritas merupakan kualitas yang melandasi kepercayaan publik dan merupakan patokan
(benchmark) bagi anggota dalam menguji keputusan yang diambilnya. Integritas mengharuskan
seorang anggota untuk, antara lain, bersikap jujur dan berterus terang tanpa harus mengorbankan
rahasia penerima jasa. Pelayanan dan kepercayaan publik tidak boleh dikalahkan oleh keuntungan
pribadi. Integritas dapat menerima kesalahan yang tidak disengaja dan perbedaan pendapat yang
jujur, tetapi tidak menerima kecurangan atau peniadaan prinsip.

d. Objektivitas

Setiap anggota harus menjaga obyektivitasnya dan bebas dari benturan kepentingan dalam
pemenuhan kewajiban profesionalnya. Obyektivitasnya adalah suatu kualitas yang memberikan nilai
atas jasa yang diberikan anggota. Prinsip obyektivitas mengharuskan anggota bersikap adil, tidak
memihak, jujur secara intelektual, tidak berprasangka atau bias, serta bebas dari benturan
kepentingan atau dibawah pengaruh pihak lain. Anggota bekerja dalam berbagai kapasitas yang
berbeda dan harus menunjukkan obyektivitas mereka dalam berbagai situasi. Anggota dalam
praktek publik memberikan jasa atestasi, perpajakan, serta konsultasi manajemen.

e. Kompetensi dan Kehati-hatian Profesional

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya dengan berhati-hati, kompetensi dan
ketekunan, serta mempunyai kewajiban untuk mempertahankan pengetahuan dan ketrampilan
profesional pada tingkat yang diperlukan untuk memastikan bahwa klien atau pemberi kerja
memperoleh manfaat dari jasa profesional dan teknik yang paling mutakhir. Hal ini mengandung arti
bahwa anggota mempunyai kewajiban untuk melaksanakan jasa profesional dengan sebaik-baiknya
sesuai dengan kemampuannya, demi kepentingan pengguna jasa dan konsisten dengan tanggung
jawab profesi kepada publik. Kompetensi diperoleh melalui pendidikan dan pengalaman. Anggota
seharusnya tidak menggambarkan dirinya memiliki keahlian atau pengalaman yang tidak mereka
miliki. Kompetensi menunjukkan terdapatnya pencapaian dan pemeliharaan suatu tingkat
pemahaman dan pengetahuan yang memungkinkan seorang anggota untuk memberikan jasa
dengan kemudahan dan kecerdikan.

e. Kerahasiaan

Setiap anggota harus menghormati kerahasiaan informasi yang diperoleh selama melakukan jasa
profesional dan tidak boleh memakai atau mengungkapkan informasi tersebut tanpa persetujuan,
kecuali bila ada hak atau kewajiban profesional atau hukum untuk mengungkapkannya. Kepentingan
umum dan profesi menuntut bahwa standar profesi yang berhubungan dengan kerahasiaan
didefinisikan bahwa terdapat panduan mengenai sifat sifat dan luas kewajiban kerahasiaan serta
mengenai berbagai keadaan di mana informasi yang diperoleh selama melakukan jasa profesional
dapat atau perlu diungkapkan.

g. Perilaku Profesional

Setiap anggota harus berperilaku yang konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan menjauhi
tindakan yang dapat mendiskreditkan profesi. Kewajiban untuk menjauhi tingkah laku yang dapat
mendiskreditkan profesi harus dipenuhi oleh anggota sebagai perwujudan tanggung jawabnya
kepada penerima jasa, pihak ketiga, anggota yang lain, staf, pemberi kerja dan masyarakat umum.

h. Standar Teknis

Setiap anggota harus melaksanakan jasa profesionalnya sesuai dengan standar teknis dan standar
profesional yang relevan. Sesuai dengan keahliannya dan dengan berhati-hati, anggota mempunyai
kewajiban untuk melaksanakan penugasan dari penerima jasa selama penugasan tersebut sejalan
dengan prinsip integritas dan obyektivitas. Standar teknis dan standar professional yang harus
ditaati anggota adalah standar yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia. Internasional
Federation of Accountants, badan pengatur, dan pengaturan perundang-undangan yang relevan.

9. RUU dan Kode Etik Profesi Akuntan Publik


Untuk mengawasi akuntan publik, khususnya kode etik, Departemen Keuangan (DepKeu)
mempunyai aturan sendiri yaitu Peraturan Menteri Keuangan (PMK) No.17 Tahun 2008 yang
mewajibkan akuntan dalam melaksanakan tugas dari kliennya berdasarkan SPAP (Standar Profesi
Akuntan Publik) dan kode etik. SPAP dan kode etik diterapkan oleh asosiasi profesi berdasarkan
standar Internasional. Misalkan dalam auditing, SPAP berstandar kepada International Auditing
Standart.

Laporan keuangan mempunyai fungsi yang sangat vital, sehingga harus disajikan dengan penuh
tanggung jawab. Untuk itu, Departemen Keuangan menyusun rancangan Undang-undang tentang
Akuntan Publik dan RUU Laporan Keuangan. RUU tentang Akuntan Publik didasari pertimbangan
untuk profesionalisme dan integritas profesi akuntan publik. RUU Akuntan Publik terdiri atas 16 Bab
dan 60 Pasal , dengan pokok-pokok mencakup lingkungan jasa akuntan publik, perijinan akuntan
publik, sanksi administratif, dan ketentuan pidana.
Sedangkan kode etik yang disusun oleh SPAP adalah kode etik International Federations of
Accountants (IFAC) yang diterjemahkan, jadi kode etik ini bukan merupakan hal yang baru kemudian
disesuaikan dengan IFAC, tetapi mengadopsi dari sumber IFAC. Jadi tidak ada perbedaaan yang
signifikan antara kode etik SAP dan IFAC.

10. Aplikasi Kode Etik


Meski sampai saat ini belum ada akuntan yang diberikan sangsi berupa pemberhentian praktek
audit oleh dewan kehormatan akibat melanggar kode etik dan standar profesi akuntan, tidak berarti
seorang akuntan dapat bekerja sekehendaknya. Setiap orang yang memegang gelar akuntan, wajib
menaati kode etik dan standar akuntan, utamanya para akuntan publik yang sering bersentuhan
dengan masyarakat dan kebijakan pemerintah. Etika yang dijalankan dengan benar menjadikan
sebuah profesi menjadi terarah dan jauh dari skandal.

Menurut Kataka Puradireja (2008), kekuatan dalam kode etik profesi itu terletak pada para
pelakunya, yaitu di dalam hati nuraninya. Jika para akuntan itu mempunyai integritas tinggi, dengan
sendirinya dia akan menjalankan prinsip kode etik dan standar akuntan. Dalam kode etik dan standar
akuntan dalam memenuhi standar profesionalnya yang meliputi prinsip profesi akuntan, aturan
profesi akuntan dan interprestasi aturan etika akuntan. Dan kode etik dirumuskan oleh badan yang
khusus dibentuk untuk tujuan tersebut oleh Dewan Pengurus Nasional(DPN).

Hal yang membedakan suatu profesi akuntansi adalah penerimaan tanggungjawab dalam
bertindak untuk kepentingan publik. Oleh karena itu tanggungjawab akuntan profesional bukan
semata-mata untuk memenuhi kebutuhan klien atau pemberi kerja, tetapi bertindak untuk
kepentingan publik yang harus menaati dan menerapkan aturan etika dari kode etik.

Anda mungkin juga menyukai