Anda di halaman 1dari 18

TUGAS RESUME

LAPORAN KEUANGAN BERDASARKAN PABU

(PRINSIP AKUNTANSI BERLAKU UMUM)

(Dosen Pengampu: Dra.Ec. Endang Kartini, M.Ak)

Di Buat Sebagai Salah Satu Syarat


Untuk Menuntaskan Mata Kuliah Praktikum Pemeriksaan Akuntansi

Oleh Kelompok 13 :

1. Dwi Fatmi Hartini (191738SA)


2. Ni Nengah Lili Setiawati (191763SA)

PROGRAM PENDIDIKAN S1 AKUNTANSI


SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI AMM MATARAM
2022/2023
A. Pengertian Laporan Keuangan
Laporan keuangan adalah catatan informasi keuangan suatu perusahaan pada
suatu periode akuntansi yang dapat digunakan untuk menggambarkan kinerja
perusahaan tersebut.
Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan dimana
biasanya sering dilakukan audit oleh lembaga pemerintah, akuntan, firma, atau
lembaga lainnya dengan tujuan untuk memastikan akurasi dan untuk tujuan pajak,
pembiayaan, atau investasi.

B. Tujuan Laporan Keuangan


Tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut:
1) Menurut Standar Akuntansi Keuangan: tujuan laporan keuangan adalah
menyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta
perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar
pemakai dalam pengambilan keputusan ekonomi.
2) Menurut Trueblood Committee : tujuan dasar laporan keuangan adalah
menyediakan informasi untuk membuat dasar keputusan ekonomi.
3) Tujuan umum laporan keuangan yaitu:
 Memberikan informasi keuangan yang dapat dipercaya mengenai aktiva,
kewajiban serta modal suatu perusahaan
 Memberikan informasi keuangan yang membantu pemakai laporan keuangan
untuk menaksir kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba
 Memberikan informasi yang dapat dipercaya mengenai perubahan dalam
aktiva netto (aktiva dikurangi kewajiban) suatu perusahaan yang timbul dari
kegiatan usaha dalam rangka mencari laba
 Memberikan informasi penting lainnya mengenai perusahaan dalam aktiva
dan kewajiban suatu perusahaan, seperti informasi mengenai aktivitas
pembiayaan dan investasi
 Mengemukakan informasi lainnya yang berhubungan dengan laporan
keuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakai laporan, seperti informasi
tentang kebijakan akuntansi yang dianut perusahaan.

C. Karakteristik Laporan Keuangan


1) Karakteristik Laporan Keuangan Menurut PSAK
Adapun uraian karakteristiknya, yaitu:
 Dapat dipahami
Informasi dalam laporan keuangan dianggap berkualitas, jika memiliki
kemudahan untuk dipahami penggunanya. Pengguna diasumsikan memiliki
pengetahuan yang memadai tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi,
serta kemauan untuk mempelajari informasi keuangan sebuah perusahaan.
 Relevan
Informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pemakai dalam proses
pengambilan keputusan. Artinya, kualitas informasi harus dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pemakai dengan membantu mengevaluasi
peristiwa di masa lampau.
 Materialitas
Informasi dipandang materialitas, apabila kelalaian untuk mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat informasi tersebut dapat mempengaruhi keputusan
ekonomi pemakai yang diambil atas dasar laporan keuangan.
 Keandalan
Informasi memilki kualitas yang andal, jika bebas dari pengertian yang
menyesatkan, kesalahan material, dan dapat dihandalkan pemakainya sebagai
penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation).
 Penyajian Jujur
Informasi keuangan di laporan keuangan pada umumnya tidak luput dari
resiko penyajian yang dianggap kurang jujur daripada apa yang seharusnya
digambarkan.
 Substansi Mengungguli Bentuk
Jika informasi dimaksudkan untuk menyajikan secara jujur transaksi serta
peristiwa lain yang seharusnya disajikan, peristiwa tersebut perlu dicatat dan
disajikan sesuai dengan subtansi dan realitas ekonomi.
 Netralitas
Informasi harus diarahkan pada kebutuhan umum pemakai, tidak bergantung
pada kebutuhan dan keinginan pihak tertentu. Tidak boleh ada usaha untuk
menyajikan informasi yang menguntungkan beberapa pihak, sementara hal
tersebut akan merugi.
 Pertimbangan Sehat
Penyusunan laporan keuangan ada kalanya menghadapi ketidakpastian suatu
peristiwa dan keadaan tertentu seperti ketertagihan piutang yang diragukan,
perkiraan masa manfaat pabrik serta peralatan dengan tuntutan atas jaminan
garansi yang mungkin timbul.
 Kelengkapan
Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap
dalam batasan materialitas dan biaya.
 Dapat Dibandingkan
Pemakai dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antarperiode
untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi dan kinerja keuangan.
2) Karakteristik Laporan Keuangan Menurut Para Ahli
Para ahli juga menjelaskan empat hal utama yang wajib ada sebagai karakteristik
laporan keuangan, yaitu:
 Relevan
Laporan keuangan dikatakan relevan, jika informasi yang disajikan dapat
mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna, yaitu membantu mereka dalam
mengevaluasi kejadian masa lalu dan masa kini, serta dapat mengoreksi atas
hasil evaluasi di masa lalu.
 Dapat Dipahami
Laporan keuangan harus mudah dipahami bagi setiap penggunanya. Apabila
pengguna laporan keuangan dapat mengerti semua informasi yang disajikan,
maka informasi tersebut dapat dikatakan mudah dipahami.
 Dapat Dibandingkan
Informasi yang terkandung dalam laporan keuangan akan lebih berguna, jika
dapat dibandingkan dengan laporan keuangan periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas lain pada umumnya.
 Andal
Laporan keuangan dikatakan andal, apabila informasi yang disajikan dalam
laporan keuangan bebas dan tak terikat dengan pengertian yang menyesatkan
dan kesalahan material, menyajikan semua fakta yang ada secara jelas dan
jujur, serta informasi yang disajikan telah terverifikasi.

D. Pemakai Laporan Keuangan


Secara garis besar terdapat 2 pengguna laporan keuangan utama, yaitu pengguna
internal dan eksternal. Setiap pengguna memanfaatkan penyajian laporan keuangan
dari sudut pandang yang berbeda.
1) Pengguna Laporan Keuangan Pihak Internal
Biasanya pengguna internal menggunakan laporan keuangan untuk mengambil
keputusan. Jenis laporan keuangan ini juga biasa disebut laporan keuangan
manajerial. Beberapa cara pengguna internal menggunakan informasi laporan
keuangan dengan cara berikut:
 Menilai bagaimana manajemen bertanggung jawab atas pengelolaan sumber
daya perusahaan.
 Membentuk keputusan tentang kapan harus meminjam atau menginvestasikan
sumber daya perusahaan. 
 Membentuk keputusan ekspansi atau perampingan.

Pengguna laporan keuangan internal diantaranya:


a) Pemilik
Pemilik menjadi seseorang yang paling tertarik pada laporan keuangan.
Tidak hanya karena kepentingannya dalam melihat laba, melainkan juga
informasi jumlah keuangan yang dimiliki untuk pendapatan pribadi.
b) Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan adalah pengguna pertama dan terutama dari
laporan keuangan. Manajemen perusahaan melihat laporan keuangan dari
perspektif likuiditas , profitabilitas, arus kas, aset dan kewajiban, saldo kas,
persyaratan dana, utang yang harus dibayar, pembiayaan proyek, dan
berbagai kegiatan operasional hari lainnya. Sederhananya, manajemen
perusahaan memerlukan laporan keuangan untuk membuat keputusan
tentang bisnis.
c) Karyawan
Karyawan melihat laporan keuangan perusahaan dari berbagai sudut
pandang. Mereka ingin tahu apakah perusahaan memberi bonus atau
kenaikan gaji yang tergantung pada kinerja keuangan perusahaan.  Selain
itu, mereka ingin memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan
situasi industri saat ini yang dapat dilihat dari laporan keuangan. 
Perusahaan juga dapat melibatkan karyawan dalam pengambilan
keputusan, karena itu, ingin agar karyawan mengetahui dan memahami
keuangan perusahaan. Bahkan sebagian karyawan melihat laporan
keuangan perusahaan sebagai kemungkinan ekspansi dan peluang
pengembangan karier mereka.
2) Pengguna Laporan Keuangan Pihak Eksternal
Pengguna eksternal terbagi atas 10 kelompok yang masing-masing memiliki
tujuan dan minat yang berbeda yaitu:
a) Investor
Investor dan calon investor tertarik pada potensi keuntungan dan keamanan
investasi mereka. Laba di masa yang akan datang dapat diperkirakan dari
kinerja laporan keuangan perusahaan yang lalu, khususnya laporan laba rugi.  
Investor juga memerlukan informasi keuangan untuk membuat keputusan
tentang apa yang harus dilakukan dengan investasi mereka (saham), yaitu
menahan, menjual, atau membeli lebih banyak.
b) Analisis Investasi
Analis investasi mengawasi dengan cermat laporan keuangan perusahaan.
Mereka memiliki pengetahuan industri yang baik dan mengetahui kinerja
perusahaan. Berdasarkan analisis mereka dari laporan keuangan, analisis
investasi membuat keputusan apakah akan merekomendasikan saham
perusahaan kepada klien mereka atau tidak.
c) Pemberi Pinjaman atau Kreditur
Pemberi pinjaman seperti bank tradisional, lembaga keuangan, kreditor ingin
memeriksa kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Dengan demikian,
mereka membaca laporan keuangan perusahaan dan melihat apakah mereka
akan memberikan pinjaman. Biasanya, para pemberi pinjaman atau kreditur ini
melihat likuiditas perusahaan/kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajiban jangka pendek.
d) Lembaga Pemeringkat
Lembaga pemeringkat kredit meninjau laporan keuangan perusahaan untuk
memberikan peringkat kredit atas instrumen utang perusahaan. Perusahaan
penerbit harus memberikan semua informasi kepada lembaga pemeringkat
kredit.
Investor dari sekuritas ini dapat membuat keputusan berdasarkan informasi
setelah lembaga pemeringkat memberikan peringkat yang jelas berdasarkan
atas kondisi keuangan perusahaan.
e) Pelanggan
Sebagian pelanggan perlu melihat laporan keuangan perusahaan tempat
mereka membeli barang atau jasa. Klien besar ingin memiliki kemitraan
jangka panjang atau kontrak dengan perusahaan sehingga mereka ingin
bekerja dengan perusahaan yang stabil secara finansial. 
f) Kompetitor
Kompetitor ingin mengetahui status keuangan perusahaan yang bersaing.
Mereka ingin mempertahankan keunggulan kompetitif pada pesaing mereka
dan karenanya ingin mengetahui kesehatan keuangan perusahaan lain. 
g) Pemasok
Pemasok seperti pelanggan ingin berurusan dengan perusahaan yang memiliki
kesehatan keuangan yang baik. Dengan demikian, mereka juga menjadi bagian
dari pengguna laporan keuangan dan membuat keputusan dalam pemberian
kredit kepada perusahaan.
h) Otoritas Pajak dan Pemerintah
Instansi pemerintah yang memantau dan mengurus perpajakan tertarik pada
kisah keuangan suatu bisnis. Mereka ingin tahu apakah bisnis membayar pajak
sesuai dengan undang-undang perpajakan saat ini. Instansi pemerintah juga
ingin melakukan prediksi pajak masa depan berdasarkan kinerja perusahaan
dan praktik industri.
i) Serikat Pekerja
Serikat pekerja membutuhkan laporan keuangan untuk mengevaluasi
kemampuan bisnis untuk membayar kompensasi dan manfaat kepada anggota
serikat yang diwakilinya.
j) Masyarakat Umum
Siapa pun di luar perusahaan seperti peneliti, siswa, analis, dan lainnya tertarik
pada laporan keuangan perusahaan dengan alasan valid tertentu.

E. Pengertian Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum (PABU)


 Prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) adalah seperangkat prinsip
akuntansi, standar, dan prosedur yang digunakan perusahaan untuk menyusun
laporan keuangan mereka, PABU adalah kombinasi standar otoritatif (yang
ditetapkan oleh dewan pembuat kebijakan) dan hanya cara yang diterima secara
umum pencatatan dan pelaporan informasi akuntansi.
 Prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU) adalah suatu rerangka pedoman
yang terdiri atas standar akuntansi dan sumber-sumber lain yang yuridis, teoritis,
dan praktis.
 Prinsip akuntansi yang berlaku umum (PABU), Prinsip Akuntansi Berterima
Umum merupakan rerangka pedoman untuk menentukan perlakuan akuntansi
yang tepat atau wajar dalam suatu lingkungan akuntansi (negara). PABU ini
dibentuk oleh 2 pedoman yaitu: pedoman yang ditentukan secara resmi oleh badan
yang berwenang dalam bentuk standar akuntansi atau juga pedoman-pedoman
yang baik dan tengah banyak dipraktikkan dapat digunakan sebagai acuan bila hal
tersebut tidak bertentangan dengan rerangka konseptual atau didukung berlakunya
secara autoritatif.

F. Prinsip-Prinsip Akuntansi Yang Berlaku Umum


Prinsip-prinsip dalam akuntansi yang berlaku umum terdiri dari:
1) Prinsip entitas ekonomi (economic entity principle)
Prinsip entitas ekonomi atau yang sering juga disebut prinsip kesatuan entitas
adalah konsep kesatuan usaha dimana akuntansi memisahkan dengan jelas
kekayaan atau aset perusahaan tidak boleh dicampur dengan kekayaan pribadi
milik perusahaan. Hal ini juga berlaku untuk kewajiban (utang), hutang pribadi
pemilik perusahaan harus dipisahkan dengan jelas dari utang perusahaan sehingga
ada pemisahan tanggung jawab terhadap keuangan yang jelas. Contoh, ada mobil
dinas perusahaan dipakai untuk kepentingan pemilik, memakai sopir perusahaan
bukan sopir pribadi pemilik, memakai uang “bensin” perusahaan, menggunakan
biaya maintenance dari uang perusahaan. Yang dipakai untuk keperluan pribadi
pemilik, yang tidak ada sangkut pautnya dengan agenda perusahaan.
2) Prinsip periode akuntansi
Prinsip periode akuntansi atau yang juga disebut prinsip kurun waktu, penilaian
dan pelaporan keuangan perusahaan dibatasi oleh periode waktu tertentu.
Tujuannya supaya informasi keuangan bisa dihasilkan tidak harus menunggu
usaha usaha yang tengah dijalankan tutup. Contoh, perusahaan menjalankan
usahanya berdasarkan periode akuntansi seperti dimulai pada tanggal 1 Januari
hingga tanggal 31 Desember. Dengan begitu, laporan keuangan antara satu
periode dengan periode yang lain bisa dibandingkan dengan jelas, baik periode
sebelumnya maupun periode selanjutnya.
3) Prinsip biaya historis
Dalam standar GAAP, prinsip ini harus menggunakan harga perolehan atau yang
juga disebut harga akuisisi dalam pencatatan perolehan aset (aktiva), utang, modal
(equitas) dan biaya. Yang dimaksud harga perolehan adalah harga pertukaran yang
telah disepakati oleh kedua belah pihak yang terlibat dalam transaksi. Contohnya,
apabila perusahaan membeli tanah yang harga pasaran di lokasi tersebut 100 juta,
dan perusahaan membelinya hanya dengan 80 juta. Maka yang dicatat dan diakui
adalah harga tanah yang 80 juta, harga kesepakatan dengan penjualan. Bukan 100
juta.
4) Prinsip satuan moneter
Pada prinsip satuan moneter, pencatatan transaksi hanya yang dinyatakan di dalam
bentuk mata uang tanpa melibatkan hal-hal non kualitatif. Non kualitatif ini
contohnya mutu, prestasi, kestrategisan usaha dan lain-lainnya yang tidak bisa
dilaporkan pada laporan keuangan walaupun informasi ini bisa jadi sangat relevan
dan sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan.
Contoh, jika perusahaan memiliki 100 unit komputer seharga 350 juta. Yang
dicatat adalah : komputer = Rp 350.000.000
Bukan dicatat seperti ini : komputer = l00 unit
Atau pasir 20 kubik, beras 12 ton, tanah 21 hektar.
Yang dicatat adalah nilai dari pasir 20 kubik, beras 12 ton, tanah 21 hektar.
Dengan satuan moneter (rupiah). Bukan satuan yang lain.
5) Prinsip kesinambungan usaha (going concern principle)
Prinsip ini menganggap bahwa sebuah entitas bisnis berjalan secara terus menerus
berkesinambungan tanpa ada pembubaran atau pengentian kecuali terdapat
peristiwa tertentu di luar kendali yang bisa menyanggahnya. Tidak ada asumsi
bahwa perusahaan akan ditutup pada periode mendatang. Perusahaan diasumsikan
akan beroperasi selamanya. Prinsip ini akhirnya memungkinkan perusahaan untuk
menunda pengakuan biaya.
Contohnya, penyusutan aktiva perusahaan, khususnya aktiva tetap yang dibeli.
Pengakuan beban penyusutannya diakui pada periode-periode berikutnya selama
umur ekonomis aktiva tersebut. Bukan hanya saat periode aktiva tersebut
diperoleh. Karena didasari asumsi bahwa perusahaan tidak akan tutup. Dan akan
terus beroperasi di tahun-tahun berikutnya. Jadi pengakuan biayanya juga bisa
diakui pada tahun-tahun berikutnya.
6) Prinsip pengungkapan penuh (full disclousure principle)
Prinsip pengungkapan penuh merupakan prinsip dimana akuntansi menyajikan
informasi yang sangat lengkap dalam laporan keuangan. Namun dikarenakan
informasi-informasi yang disajikan adalah berupa ringkasan atas seluruh transaksi
yang terjadi dalam satu periode dan juga terdapat pada saldo-saldo dari rekening
tertentu, maka tidak mungkin seluruhnya bisa tercover semua di dalam laporan
keuangan.
Contoh, dalam satu tahun, mungkin ada ribuan transaksi yang dilakukan oleh
perusahaan, mulai dari transaksi yang besar hingga transaksi yang bernilai kecil.
7) Prinsip pengakuan pendapatan (revenue recognition principle)
Dasar yang digunakan dalam mengukur besar kecilnya pendapatan adalah jumlah
kas ataupun setara kas (ekuivalennya) yang diperoleh dari transaksi penjualan
dengan pihak yang lain. Pendapatan diakui ketika terjadi penjualan barang
ataupun jasa. Ada kepastian tentang jumlah besar kecilnya yang bisa diukur secara
handal dengan harta yang diperoleh. Namun ketentuan ini tidak selalu bisa
diterapkan sehingga akhirnya muncul ketentuan lain untuk bisa mengakui
pendapatan. Ketentuan lain ini contohnya adalah pengakuan pendapatan ketika
produksi telah selesai, selama barang diproduksi, dan ketika kas atau yang setara
kas telah diterima. Jadi perusahaan tidak harus menunggu pendapatan tersebut
sampai diterima untuk mengakui dan mencatat pendapatan pada buku besar
mereka. Contohnya, pada bulan januari, PT A menjual barang dagangannya
kepada PT B secara kredit dengan DP 20 persen. Barang sudah dikirim. Pelunasan
sisanya pada bulan Maret. Maka PT A akan mengakui pendapatannya pada bulan
Januari bukan pada bulan maret. Meskipun uang pelunasannya dilakukan pada
bulan Maret. Pada bulan Januari, PT A akan mencatat:
Mendebit penjualan sebesar harga jual
Mendebit kas (sebesar DP 20%)
Dan menkredit piutang (sebesar 80%)
8) Prinsip mempertemukan (matching principle)
Prinsip matching dalam akuntansi maksudnya adalah biaya yang dipertemukan/di
matching kan dengan pendapatan yang diterima, ini dimaksudkan untuk
menentukan besar kecilnya penghasilan bersih ditiap periode. Contoh: biaya
administrasi yang tidak bisa dihubungkan dengan pendapatan perusahaan.
9) Prinsip konsistensi (consistency principle)
Prinsip konsistensi adalah prinsip dimana metode akuntansi yang digunakan
dalam pelaporan keuangan tetap digunakan secara konsisten, tidak berubah-ubah
metode dan prosedur. Hal ini berguna agar laporan keuangan yang dihasilkan bisa
dibandingkan dengan laporan keuangan pada periode-periode sebelumnya
sehingga bisa memberikan manfaat lebih bagi penggunanya.
Metode dan prosedur yang digunakan harus diterapkan secara konsisten dari
periode ke periode, sehingga bisa dengan cepat diketahui apabila ada perbedaan
yang terjadi dengan metode yang sama.
10) Prinsip materialitas
Penerapan akuntansi didasarkan pada teori untuk menyeragamkan seluruh aturan.
Namun kenyataannya tidak semua penerapan akuntansi itu mentaati teori-teori
yang ada. Maka dari itu tidak jarang terjadi adanya pengungkapan informasi yang
sifatnya material ataupun immaterial.
Sebuan informasi bisa dianggap material apabila informasi tersebut punya
pengaruh yang signifikan terhadap proses pengambilan keputusan. Memiliki
dampak yang besar terhadap penggunaannya. Contoh, transaksi senilai 10 juta
bagi toko kelontong pinggir jalan mungkin adalah jumlah yang sangat material.
Namun bagi perusahaan tambang multinasional mungkin hanyalah jumlah
recehan. Sama sama 10 jutanya, tapi berbeda tingkat kematerialitasnya.

G. Elemen-Elemen Laporan Keuangan


Konsep akuntansi keuangan diatur oleh prinsip akuntansi yang berlaku umum dan
mencakup 10 elemen laporan keuangan, yaitu:
1) Aset
Aset adalah properti atau hak hukum yang dimiliki oleh bisnis dan dapat dikaitkan
dengan nilai moneter. Kepemilikan dengan nilai ekonomi tersebut diharapkan bisa
memberi manfaat bagi bisnis pada masa yang akan datang. 
Aset perusahaan dapat bermacam-macam. Secara garis besar, aset dikelompokkan
sebagai berikut:
 Aset berwujud atau tangible assets: Aset yang memiliki bentuk fisik sehingga
dapat dilihat dan disentuh. Contoh aset berwujud, antara lain mesin, furnitur,
bangunan, dan lain-lain.
 Aset tidak berwujud atau intangible assets: Aset yang tidak memiliki
keberadaan fisik, tidak dapat disentuh, dan tidak bisa dilihat, seperti goodwill,
hak paten, serta merek dagang.
 Aset tetap atau fixed assets: Aset yang digunakan untuk lebih dari satu
periode akuntansi dan manfaatnya diperoleh selama periode yang lama,
misalnya komputer, mesin, tanah, dan sebagainya.
 Aset lancar atau current assets: Aset yang siap dikonversi menjadi uang tunai
dan umumnya diserap dalam satu periode akuntansi seperti piutang.
2) Kewajiban atau liabilitas
Liabilitas adalah kewajiban perusahaan saat ini yang timbul dari peristiwa masa
lalu dan penyelesaiannya akan berbentuk arus keluar dari sumber daya perusahaan
yang diharapkan mengandung manfaat ekonomi. 
Secara sederhana, kewajiban dapat diartikan jumlah yang terutang oleh bisnis
kepada pemilik serta pihak luar. Umumnya, kewajiban dibagi menjadi dua
kategori besar, yaitu kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar.
 Kewajiban lancar mengacu pada kewajiban yang pembayarannya harus
dibayar kembali selama tahun keuangan berjalan, contohnya kreditur dan
utang tagihan.
 Kewajiban tidak lancar terdiri dari pembayaran yang jatuh tempo untuk
pembayaran dalam jangka waktu lama sehingga tidak perlu segera dilunasi,
seperti surat utang, pinjaman jangka panjang, dan lain-lain.
3) Ekuitas
Ekuitas mewakili kepentingan kepemilikan di perusahaan dalam bentuk saham.
Tepatnya, dalam istilah akuntansi ekuitas dikenal sebagai perbedaan antara nilai
aset dan biaya kewajiban dari sesuatu yang dimiliki. Karena itu, nilai ekuitas
berupa jumlah sisa aset yang disesuaikan terhadap kewajiban.
Ekuitas = Aset – Liabilitas
4) Investasi oleh pemilik
Elemen ini menggambarkan peningkatan ekuitas yang diperoleh dari transfer
sumber daya untuk kepentingan pertukaran kepemilikan. Pada dasarnya, hal ini
menggambarkan kontribusi pemilik kepada perusahaan.  Jadi, ada ambil alih
kepemilikan saham perusahaan dengan imbalan uang tunai disebut investasi oleh
pemilik.
5) Distribusi ke pemilik
Sebaliknya, distribusi ke pemilik adalah penurunan ekuitas yang dihasilkan dari
transfer ke pemilik. Hal ini akan menentukan penarikan pemilik dari kepentingan
kepemilikan perusahaan. Dividen tunai yang dibayarkan oleh perusahaan kepada
pemegang sahamnya merupakan contoh distribusi kepada pemilik.
6) Pendapatan atau revenue
Pendapatan adalah hasil kerja yang diperoleh perusahaan dari aktivitas bisnisnya.
Biasanya, pendapatan berupa arus masuk aset yang menghasilkan peningkatan
ekuitas pemilik. Contoh pendapatan yang paling lazim, terutama pada skala bisnis
kecil, ialah pertukaran barang atau jasa dengan imbal uang.
7) Keuntungan atau gain
Berbeda dengan pendapatan, dalam teori akuntansi keuntungan didefinisikan
sebagai peningkatan ekuitas pemilik dari transaksi periferal (sampingan) bisnis
yang bersifat tidak teratur dan tidak berulang. 
Sebagai contoh, penjualan mesin untuk jumlah yang lebih besar dari nilai bukunya
(biaya awal dikurangi penyusutan) akan menghasilkan keuntungan. Dengan
catatan, perusahaan tersebut memang tidak bergerak dalam bisnis jual beli mesin.
8) Biaya atau expenses
Expenses dalam istilah bahasa Indonesia disebut beban atau biaya. Pengertiannya,
yaitu arus keluar kotor yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk menghasilkan
pendapatan. Di dalam laporan keuangan, biaya akan dicatat pada akun laba rugi.
9) Kerugian
Sebaliknya dari keuntungan, rugi adalah penurunan ekuitas pemilik dari transaksi
periferal yang tidak teratur dan tidak berulang. Sebut saja, penjualan mesin dengan
jumlah yang lebih rendah dari nilai bukunya (biaya awal dikurangi penyusutan)
menyebabkan perusahaan mengalami kerugian. Sekali lagi, hal ini berlaku bagi
perusahaan yang aktivitas bisnis utamanya bukan jual beli mesin.
10) Laba komprehensif
Sementara itu, perubahan ekuitas perusahaan akibat transaksi dari sumber non
pemilik disebut laba komprehensif. Elemen ini mencakup semua perubahan
ekuitas suatu perusahaan selain yang dihasilkan dari investasi oleh pemilik dan
distribusi kepada pemilik.

H. Jenis-Jenis Laporan Keuangan


Dalam buku Akuntansi Sektor Publik: Suatu Pengantar tulisan Indra Bastian, laporan
keuangan dikatakan lengkap, apabila terdiri dari lima jenis komponen laporan
keuangan. Komponennya terdiri dari sebagai berikut:
1) Laporan Laba/Rugi
Laporan laba-rugi, income statement, atau profit and loss statement merupakan
laporan keuangan yang berfungsi untuk menilai kinerja keuangan, apakah
perusahaan mengalami keuntungan atau kerugian pada satu periode akuntansi.
Selain itu, laporan laba rugi juga dibuat untuk memberikan informasi tentang
pajak perusahaan, bahan evaluasi manajemen, dan membantu dalam pengambilan
keputusan.
2) Laporan Perubahan Modal
Laporan perubahan modal adalah laporan yang menggambarkan perubahan, baik
berupa peningkatan atau penurunan aktiva bersih selama satu periode.
Pada saat awal pendirian perusahaan, sebagai pemilik perusahaan pasti
menyetorkan modalnya. Selama beroperasi, tentu saja modal awal akan berubah
sesuai dengan kinerjanya. Misalnya, jika pada periode berjalan perusahaan
mengalami kerugian, modal akan berkurang. Sebaliknya, jika perusahaan
mengalami keuntungan, modal akan bertambah.
3) Laporan Posisi Keuangan
Laporan posisi keuangan (neraca) atau balance sheet merupakan laporan keuangan
yang menunjukkan posisi dan informasi keuangan sebuah perusahaan.
Dalam laporan neraca, akan terlihat informasi tentang aset, kewajiban, dan modal
perusahaan secara lengkap serta rinci. Dengan kata lain, elemen dalam laporan
neraca hanya menyajikan tiga akun tersebut.
4) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan yang
masuk dan keluar. Selain itu, laporan arus kas juga berfungsi sebagai indikator
untuk memprediksi arus kas di periode yang akan datang.
5) Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan bagian dari laporan
keuangan suatu entitas. Namun, catatan laporan keuangan bukanlah hal yang
wajib dibuat oleh perusahaan.
Biasanya, perusahaan yang membuat catatan atas laporan keuangan adalah
perusahaan-perusahaan skala besar atau perusahaan yang sudah terbuka (public
companies). Tujuannya adalah untuk memberikan penjelasan yang rinci tentang
hal-hal yang ada pada jenis laporan keuangan lainnya, sehingga letak CALK ada
pada bagian belakang,

I. Contoh Kasus Pelanggaran Terhadap Prinsip Akuntansi Berlaku Umum


(PABU)
Salah satu contoh kasus pelanggaran terhadap Prinsip Akuntansi Berlaku
Umum (PABU) yakni Kasus Manipulasi Laporan Keuangan PT Kereta Api Indonesia
(PT KAI).
PT Kereta Api Indonesia (PT KAI) terdeteksi melakukan kecurangan dalam
penyajian laporan keuangan. Diduga terjadi manipulasi data dalam laporan keuangan
PT KAI tahun 2005, perusahaan BUMN itu dicatat meraih keutungan sebesar Rp 6,9
Miliar. Padahal apabila diteliti dan dikaji lebih rinci, perusahaan justru menderita
kerugian sebesar Rp63 Miliar.
Komisaris PT KAI Hekinus Manao yang juga sebagai Direktur Informasi dan
Akuntansi Direktorat Jenderal Perbendaharaan Negara Departemen Keuangan
mengatakan, laporan keuangan itu telah diaudit oleh KAP S. Manan. Audit terhadap
laporan keuangan PT KAI untuk tahun 2003 dan tahun-tahun sebelumnya dilakukan
oleh Badan Pemeriksan Keuangan (BPK), sedangkan untuk tahun 2004 diaudit oleh
BPK dan akuntan publik.
Hasil audit tersebut kemudian diserahkan Direksi PT KAI untuk disetujui
sebelum disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, dan Komisaris PT KAI
menolak menyetujui laporan keuangan PT KAI tahun 2005 yang telah diaudit oleh
akuntan publik. Setelah hasil audit diteliti dengan seksama, ditemukan adanya
kejanggalan dari laporan keuangan PT KAI tahun 2005 sebagai berikut:
1) Pajak pihak ketiga sudah tiga tahun tidak pernah ditagih, tetapi dalam laporan
keuangan itu dimasukkan sebagai pendapatan PT KAI selama tahun 2005.
Kewajiban PT KAI untuk membayar surat ketetapan pajak (SKP) pajak
pertambahan nilai (PPN) sebesar Rp. 95,2 Miliar yang diterbitkan oleh Direktorat
Jenderal Pajak pada akhir tahun 2003 disajikan dalam laporan keuangan sebagai
piutang atau tagihan kepada beberapa pelanggan yang seharusnya menanggung
beban pajak itu. Padahal berdasarkan Standar Akuntansi, pajak pihak ketiga yang
tidak pernah ditagih itu tidak bisa dimasukkan sebagai aset. Di PT KAI ada
kekeliruan direksi dalam mencatat penerimaan perusahaan selama tahun 2005.
2) Penurunan nilai persediaan suku cadang dan perlengkapan sebesar Rp. 24 Miliar
yang diketahui pada saat dilakukan inventarisasi tahun 2002 diakui manajemen PT
KAI sebagai kerugian secara bertahap selama lima tahun. Pada akhir tahun 2005
masih tersisa saldo penurunan nilai yang belum dibebankan sebagai kerugian
sebesar Rp. 6 Miliar. yang scharusnya dibebankan seluruhnya dalam tahun 2005.
3) Bantuan pemerintah yang belum ditentukan statusnya dengan modal total nilai
kumulatif sebesar Rp. 674,5 Miliar dan penyertaan modal negara sebesar Rp. 70
Miliar oleh manajemen PT KAI disajikan dalam neraca per 31 Desember 2005
sebagai bagian dari hutang.
4) Manajemen PT KAI tidak melakukan pencadangan kerugian terhadap
kemungkinan tidak tertagihnya kewajiban pajak yang seharusnya telah
dibebankan kepada pelanggan pada saat jasa angkutannya diberikan PT KAI tahun
1998 sampai 2003.
Perbedaan pendapat terhadap laporan keuangan antara Komisaris dan auditor
akuntan publik terjadi karena PT KAI tidak memiliki tata kelola perusahaan yang
baik. Ketiadaan tata kelola yang baik itu juga membuat komite audit (komisaris) PT
KAI baru bisa mengakses laporan keuangan setelah diaudit akuntan publik. Akuntan
publik yang telah mengaudit laporan keuangan PT KAI tahun 2005 segera diperiksa
oleh Badan Peradilan Profesi Akuntan Publik.
Laporan Keuangan PT KAI tahun 2005 disinyalir telah dimanipulasi oleh pihak-
pihak tertentu. Banyak terdapat kejanggalan dalam laporan keuangannya. Beberapa
data disajikan tidak sesuai dengan standar akuntansi keuangan. Hal ini mungkin sudah
biasa terjadi dan masih bisa diperbaiki. Namun, yang menjadi permasalahan adalah
pihak auditor menyatakan Laporan Keuangan itu Wajar Tanpa Pengecualian. Tidak
ada penyimpangan dari standar akuntansi keuangan.
Dari informasi yang didapat, sejak tahun 2004 laporan PT KAI diaudit oleh KAP.
Berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya yang melibatkan BPK sebagai auditor
perusahaan kereta api tersebut. Hal itu menimbulkan dugaan kalau Kantor Akuntan
Publik yang mengaudit Laporan Keuangan PT KAI melakukan kesalahan.
Kasus PT KAI berawal dari pembukuan yang tidak sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan. Sebagai akuntan sudah selayaknya menguasai prinsip akuntansi
berterima umum sebagai salah satu penerapan etika profesi. Kesalahan karena tidak
menguasai prinsip akuntansi berterima umum bisa menyebabkan masalah yang sangat
menyesatkan.
DAFTAR PUSTAKA

https://kamus.tokopedia.com/l/laporan-keuangan/

https://kumparan.com/kabar-harian/10-karakteristik-laporan-keuangan-dan-tujuan-
penyusunannya-1xvMjWrSMtl

https://www.rusdionoconsulting.com/13-pengguna-laporan-keuangan-dan-tujuan-
penggunaannya/

https://dosen.stiepena.ac.id

https://id.scribd.com/document/365690534/Tugas-Akuntansi-Biaya-Pengertian-PABU-Dan-
Contohnya

https://www.academia.edu/24848195/
MANIPULASI_LAPORAN_KEUANGAN_PT_KERETA_API_INDONESIA_PT_KAI

Anda mungkin juga menyukai