banyak yang mengartikan akuntansi itu apa. salah satunya akuntansi ada "SENI"
Akuntansi adalah kegiatan itu terdiri dari proses identifikasi apakah kejadian merupakan
transaksi, pencatatan transaksi, penggolongan transaksi dan pengikhtisaran transaksi menjadi
laporan keuangan (siklus akuntansi)
Menurut Kieso (2010) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem dengan input
data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi
pengguna internal maupun eksternal organisasi.
•Menjelaskan kinerja keuangan dalam periode tertentu dan kondisi keuangan pada tanggal tertentu
Transaksi adalah kejadian dalam perusahaan yang mempengaruhi posisi keuangan, sehingga fokus
akuntansi pada informasi keuangan.
Tidak semua transaksi dapat mempengaruhi posisi keuangan.
Misalnya :
1. Andi mempunyai uang Rp. 10.000. andi membeli bakso seharga Rp. 8000. apakah ini merupakan
transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan? jawabannya IYA. Kenapa? ketika diawal andi
mempunyai uang 10rb, kemudian dia beli bakso berarti adalah transaksi pembelian, dimana uangnya 10rb
beli bakso 8rb sisa nya 2rb. ini berarti sudah mempengaruhi posisi keuangan .
transaksi lainnya adalah :
Bapak Ali memperoleh promosi jabatan dengan gaji Rp. 10.000.000.
apakah transaksi tersebut dapat mempengaruhi posisi keuangan? Jawabannya "TIDAK" Karena masih
memperoleh dan gaji tersebut bulan diterima, sehingga belum dikatakan akan mempengaruhi posisi
keuangan.
Transaksi disertai dengan BUKTI dab Bukti sebagai dasar mencatat transaksi
1.2. Pengguna Laporan Keuangan
Pemilik Perusahaan
Pemilik menjadi seseorang yang paling tertarik pada laporan keuangan. Tidak hanya karena
kepentingannya dalam melihat laba, melainkan juga informasi jumlah keuangan yang dimiliki
untuk pendapatan pribadi. Pemilik ingin tahu seberapa banyak modal yang dibutuhkan bisnis
untuk menghasilkan pendapatan penjualan.
Manajemen Perusahaan
Manajemen perusahaan melihat laporan keuangan dari perspektif likuiditas , profitabilitas, arus
kas, aset dan kewajiban, saldo kas, persyaratan dana, utang yang harus dibayar, pembiayaan
proyek, dan berbagai kegiatan operasional hari lainnya. Sederhananya, manajemen perusahaan
memerlukan laporan keuangan untuk membuat keputusan tentang bisnis.
Karyawan
Karyawan melihat laporan keuangan perusahaan dari berbagai sudut pandang. Mereka ingin tahu
apakah perusahaan memberi bonus atau kenaikan gaji yang tergantung pada kinerja keuangan
perusahaan.
Juga, mereka ingin memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan situasi industri saat
ini yang dapat dilihat dari laporan keuangan.
Perusahaan juga dapat melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, karena itu, ingin
agar karyawan mengetahui dan memahami keuangan perusahaan.
Bahkan sebagian karyawan melihat laporan keuangan perusahaan sebagai kemungkinan ekspansi
dan peluang pengembangan karier mereka.
Investor
Investor dan calon investor tertarik pada potensi keuntungan dan keamanan investasi mereka.
Laba di masa yang akan datang dapat diperkirakan dari kinerja laporan keuangan perusahaan
yang lalu, khususnya laporan laba rugi.
Investor juga memerlukan informasi keuangan untuk membuat keputusan tentang apa yang harus
dilakukan dengan investasi mereka (saham), yaitu menahan, menjual, atau membeli lebih
banyak.
Analisis Investasi
Analis investasi mengawasi dengan cermat laporan keuangan perusahaan. Mereka memiliki
pengetahuan industri yang baik dan mengetahui kinerja perusahaan. Berdasarkan analisis mereka
dari laporan keuangan, analisis investasi membuat keputusan apakah akan merekomendasikan
saham perusahaan kepada klien mereka atau tidak.
Pemberi pinjaman seperti bank tradisional, lembaga keuangan, kreditor ingin memeriksa
kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Dengan demikian, mereka membaca laporan
keuangan perusahaan dan melihat apakah mereka akan memberikan pinjaman.
Biasanya, para pemberi pinjaman atau kreditur ini melihat likuiditas perusahaan – kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.
Lembaga Pemeringkat
Investor dari sekuritas ini dapat membuat keputusan berdasarkan informasi setelah lembaga
pemeringkat memberikan peringkat yang jelas berdasarkan atas kondisi keuangan perusahaan.
Pelanggan
Sebagian pelanggan perlu melihat laporan keuangan perusahaan tempat mereka membeli barang
atau jasa. Klien besar ingin memiliki kemitraan jangka panjang atau kontrak dengan perusahaan
sehingga mereka ingin bekerja dengan perusahaan yang stabil secara finansial.
Lebih lanjut, biasanya perusahaan yang kuat secara finansial dapat menyediakan pelanggan
dengan penjualan kredit dan dapat memberikan produk dan layanan dengan harga diskon
dibanding.
Kompetitor
Kompetitor ingin mengetahui status keuangan perusahaan yang bersaing. Mereka ingin
mempertahankan keunggulan kompetitif pada pesaing mereka dan karenanya, ingin mengetahui
kesehatan keuangan perusahaan lain.
Pemasok
Pemasok, seperti pelanggan ingin berurusan dengan perusahaan yang memiliki kesehatan
keuangan yang baik. Dengan demikian, mereka juga menjadi bagian dari pengguna laporan
keuangan dan membuat keputusan dalam pemberian kredit kepada perusahaan.
Instansi pemerintah yang memantau dan mengurus perpajakan tertarik pada kisah keuangan
suatu bisnis. Mereka ingin tahu apakah bisnis membayar pajak sesuai dengan undang-undang
perpajakan saat ini.
Instansi pemerintah juga ingin melakukan prediksi pajak masa depan berdasarkan kinerja
perusahaan dan praktik industri.
Serikat Pekerja
Serikat pekerja membutuhkan laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan bisnis untuk
membayar kompensasi dan manfaat kepada anggota serikat yang diwakilinya.
Masyarakat Umum
Siapa pun di luar perusahaan seperti peneliti, siswa, analis, dan lainnya tertarik pada laporan
keuangan perusahaan dengan alasan valid tertentu.
PSAK (Indonesia)
Standar Masing-masing perus
IFRS atau standar lain
Tujuan Berbagai tujuan (general purpose) Pengendalian dan per
Sumber Informasi üData historis üData historis
üData Proyeksi üData Proyeksi
üInformasi Non-Keuangan üAnalisis detil
Gambar diatas merupakan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen
1. akuntansi keuangan tujuan laporan keuangan untuk pengguna eksternal dan akuntansi manajemen
untuk pengguna internal perusahaan
2. Akuntansi keuangan mempunyai standar penyusunan laporan keuangan yaitu PSAK Dan IFRS,
Sedangkan akuntansi manajemen tergantung dari masing-masing perusahaan.
3. akuntansi keuangan tujuan banyak bisa unuk pinjaman, investasi sedangkan akuntansi manajemen
untuk pengendalian dan perencanaan.
4, sumber informasi dari akuntansi keuanagan data historis, data proyeksi dan informasi non
keuangan, sedangkan informasi akuntansi manajemen data historis, data proyeksi dan analisa detail
manajer
1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
2. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan pertanggungjawaban sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Menyediakan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu
1.5. Perkembangan IFRS dan IASB
IASC didirikan pada juni 1973 . Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB . semua IAS yang
telah di terbitkan diadopsi IASB . standar baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama IFRS dengan
demikian IFRS meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi yang dikeluarkan oleh standing
interpretation committe ( SIC ) dan international financial reporting interpretation committe
( IFRIC ). Standar akuntansi disusun melalui proses yang dilaksanakan secara transparan
dan akuntabel.
12. Sosialisasi standar.
Proses konvergensi tahun 2008 lebih ketat karena standar yang diterbitkan benar-benar mengacu
pada IFRS . jika ada pengecualian , DSAK harus mengkaji dan memberikan alasan mengapa
pengecualiaan tersebut di perlukan.
Proses konvergensi itu mengharuskan DSAK melakukan proses pengembangan dengan tiga kategori
yaitu :
1. Merevisi standar akuntansi yang telah ada untuk di sesuaikan dengan pengaturan sesuai IFRS
terbaru.
2. Menambahkan standar baru yang sebelumnya belum di atur dalam PSAK.
KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Laporan Keiangan) ini ditujukan untuk:
KDPPLK bukanlah standar akuntansi. Bilamana terjadi pertentangan antara standar akuntansi dengan
kerangka konseptual maka standar akuntansi lebih diunggulkan.
KDPPLK secara umum berisikan:
Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, kreditor, karyawan, pemasok
dan kreditor lainnya, pemerintah, dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut:
o Investor dan calon investor: menilai entitas dan kemampuan membayar deviden di
masa mendatang, investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham
entitas.
o Kreditor: menilai kemampuan bank dalam membayang utang dan bunga
o Karyawan: menilai kemampuan membayar balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
o Pemasok dan kreditor lainnya: kemampuan entitas membayar liabilitasnya yang akan
jatuh tempo
o Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya
o Masyarakat: menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas
Asumsi Dasar
Asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
berdasarkan kerangka konseptual adalah asumsi going concern dan asumsi dasar
akrual. Going concern (kelangsungan usaha) menganggap bahwa perusahaan akan terus
beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada asumsi bahwa entitas akan bubar. Yang
menjadi fokus bukan keterus menerusannya, tetapi asumsi ini menjadi dasar bagi kewajaran
nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. Asumsi dasar lainnya adalah basis
akrual, dalam basis akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat
terjadinya bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Penentuan pendapatan dan biaya
dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan
atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan kepada faktor legalnya
apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (beban) perusahaan atau
belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu penerimaan atau pembayaran kas.
Karakteristik Kualitatif
Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi bagi para pengguna laporan, KDPPLK mensyaratkan informasi yang
dimuat dalam dalam laporan keuangan agar dapat memenuhi empat karakteristik kualitatif
yakni: dapat difahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan (paragraf 24).
Laporan keuangan harus dapat difahami oleh para pemakai agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Untuk dapat difahami, pengguna laporan keuangan
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi, bisnis,
akuntansi, serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi.
Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan. Relevan
berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi
dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
sehingga dapat membantu dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
yang akan datang. Di samping itu, informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan juga
harus dapat diandalkan. Informasi yang andal adalah informasi yang bebas dari pengertian
yang menyesatkan, bebas dari salah saji material, dan dapat diandalkan pengguna sebagai
penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan. Keandalan laporan keuangan
meliputi ciri-ciri:
Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu agar dapat
bermanfaat bagi pengguna.
Penghasilan merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode berupa pemasukan
atau penambahan aset perusahaan atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang bukan berasal dari kontribusi pemilik. Penghasilan meliputi pendapatan dan
keuntungan. Pendapatan timbul dari aktivitas operasi normal perusahaan sedangkan
keuntungan merupakan pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul
atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.
Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama satu periode berupa pengurangan aset
atau penambahan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang bukan merupakan
disrtribusi kepada pemilik. Beban mencakup beban yang timbul dari aktivitas operasi normal
perusahaan dan kerugian yang merupakan pos lain yang memenuhi definisi beban. kerugian
mencerminkan penurunan manfaat ekonomi. Kerugian ini mungkin timbul atau mungkin
tidak timbul dari pelaksanaan aktivitas operasi normal perusahaan.
PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan. Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia
merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants) yang menjadikan IFRS sebagai
standar akuntansi mereka.
2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP) digunakan untuk
entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS
yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak
berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan,
tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas
dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.
Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil dan menengah dapat membuat laporan
keuangan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya
tersebut.
3. PSAK-Syariah
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan
syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Pengembangan
standar akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis
Ulama Indonesia).
Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar
penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah,
salam, ijarah, dan istishna.
4. SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang diterapkan
untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.
TOPIK 2
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Sistem Informasi Akuntansi (SIA) membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-
data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan menghasilkan
laporan keuangan.
§SIA yang baik dan efektif memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang
berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan, seperti dalam
hal:
a. besarnya kas yang dimiliki perusahaan;
(poin a dan b adalah informasi untuk menjawab aspek likuiditas perusahaan)
(poin c dan d adalah informasi untuk utilisasi dan profitabilitas perusahaan)
Sistem pencatatan akuntansi yang digunakan secara umum oleh perusahaan adalah sistem
pembukuan ganda (double-entry system) yaitu §suatu pencatatan yang dibuat perusahaan berdampak
ganda, yaitu minimal satu pencatatan di sisi debit dan minimal satu pencatatan di sisi kredit.
Setiap perusahaan pasti memiliki posisi dan kondisi keuangan yang berbeda-beda, di dalam akuntansi
sudah sangat umum dengan sebutan “Neraca”, dalam neraca bisa sering di tunjukkan dengan sebuah
formula atau rumus yang sering di sebut dengan Persamaan Dasar Akuntansi. Rumus dasar ini salah
satu rumus yang memiliki hubungan yang saling berkaitan antara : Aset (Aktiva) dengan Kewajiban
atau Hutang (Liability) dan Modal (Capital).
1. Aset (Aktiva) : adalah sumber daya yang sudah dikuasai oleh pihak perusahaan sebagai
akobat dari sebuah peristiwa yang terjadi di masalalu dan di masa depan akan memanfaatkan
ekonomi dari sumber haraoan yang akan di peroleh perusahaan.
2. Hutang (Kewajiban) : adalah tanggung jawab perusahaan yang akan terjadi pada saat ini
dan yang timbul dari sebuah peristiwa di masa lalu, dan proses penyelesaiannya akan
membutuhkan sumber daya perusahaan.
3. Ekuitas (Modal) : adalah sisa dari kepentingan yang ada di dalam aktiva yang sudah sesuai
dengan perusahaat setelah di kurangi dengan kewajiban.
4. Pendapatan (Revenue) : adalahaliran yang masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau
penurunan dari kewajiban perusahaan sebagai akibat yang terjadi dari aktivitas penyerahan,
penjualan dan pembuatan barag, jasa atau aktivitas yang lainnya dan yang juga merupakan
kegiatan utama yang secara terus menerus di lakukan oleh perusahaan.
5. Beban (Expenses) : adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau penungkatan
kewajiban karena ada penyerahan atau pembuatan barang, jasa atu juga melakukan aktivitas
lain yang juga merupakan kegiatan utama yang di lakukan secara terus menerus oleh
perusahaan.
6. Prive : adalah pengambilan aset dari perusahaan yang di lakukan oleh pemilik nya yang akan
di gunakan untuk kepentingan pribadinya.
Debit Kredit
Aset + -
Liabilitas - +
Ekuitas - +
Pendapatan - +
Beban + _
Laporan ini biasa dikenal dengan nama lain seperti income statement atau profit loss
statement. Fungsi utamanya untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dilihat dari kerugian
atau keuntungan yang diperoleh di periode tersebut.
laporan laba rugi juga bisa menyediakan informasi tentang pajak perusahaan hingga menjadi bahan
evaluasi manajemen. Beberapa hal yang harus ada dalam laporan laba rugi adalah pendapatan, harga
pokok produksi, beban, beban pajak hingga laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi terdiri dari
dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
Berikut contoh tampilan Laporan
Laba/Rugi
laporan perubahan modal yang akan menggambarkan perubahan aktiva bersih selama satu periode,
perubahan ini bisa berupa peningkatan ataupun penurunan. Laporan perubahan modal hanya bisa
dibuat setelah laporan laba/rugi karena membutuhkan jumlah kerugian atau keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Berikut contoh tampilan Laporan Perubahan atau Pergerakan
Modal:
3.Laporan Neraca
Laporan Neraca atau yang biasa dikenal dengan nama balance sheet ini dibuat untuk menunjukkan
posisi dan informasi keuangan dari suatu perusahaan. Elemen-elemen yang ada dalam laporan ini
adalah aset, kewajiban dan modal. Neraca bisa dibuat dengan persamaan akuntansi:
Sisi aset dan pasiva (kewajiban+modal) harus seimbang untuk membuat neraca degan benar. Neraca
biasa dibuat dalam bentuk skontro ataupun vertikal. Setiap perusahaan bisa memilih bentuk neraca
ini sesuai dengan kebutuhan.
Istilah ini untuk menunjukan betapa cash flow sangat penting dalam suatu usaha . Laporan arus
kas (cash flow statement) memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan. Laporan ini juga
bisa difungsikan sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode selanjutnya. Cash flow
statement memiliki 3 aktivitas utama yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.
Catatan Atas Laporan Keuangan pada dasarnya merupakan bagian dari laporan-laporan keuangan
yang disajikan oleh suatu perusahaan meskipun keberadaannya tidak diwajibkan. Mayoritas
perusahaan yang membuat laporan ini adalah perusahaan skala besar ataupun perusahaan yang
sudah go public.
Laporan ini dibuat untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai beberapa hal yang ada
pada laporan-laporan keuangan sebelumnya.
Letak Catatan Atas Laporan Keuangan biasanya ada di bagian paling belakang. Meski sebenarnya ini
merupakan hal yang biasa terjadi yaitu bahwa laporan ini dibuat di akhir periode, tapi bisa dilihat
bahwa beberapa perusahaan terkadang mengalami kesulitan dalam membuatnya.
2.5. Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi dimulai dari transaksi, transaksi yang dimaksud adalah kegiatan yang
mempengaruhi posisi keuangan. setiap transaksi harus mempunyai bukti seperti faktur,bon dsb.
Tabel ini dibawah ini menjelaskan perbedaan antara transaksi atau peristiwa
Menerima informasi bahwa salah satu pemegang saham, Bapak Jamal menambah
setoran kepemilikan senilai Rp 100.000.000,00. Perusahaan menerbitkan 10.000
3 Transaksi
lembar saham biasa yang memiliki nilai pari Rp2.000 per lembar. kepada Bapak
Jamal
a.Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000. PT DS
baru membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan dibayar dalam dua Transaksi
tahap masing-masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni dan tanggal 25 Juli.
8
b.Mengirimkan dokumen tender pengerjaan renovasi ruangan kantor kepada 3 (tiga)
perusahaan vendor. Nilai prakiraan renovasi adalah Rp 350.000.000 Peristiwa Ekst
Setelah dari transaksi, siklus akuntansi selanjutnya adalah jurnal umum. setiap transaksi yang
mempunyai faktur diproses /dicatat kedalam jurnal umum.
1. Melakukan pembayaran sewa ruangan untuk 2 tahun di Gedung Raja Agung, Jakarta Selatan
dengan nilai total Rp 120.000.000,
Jurnal Umum :
Kas Rp100.000.000
3. Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000. PT DS baru
membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan dibayar dalam dua tahap masing-
masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni dan tanggal 25 Juli.
5. Melakukan peminjaman modal kerja senilai Rp 1.000.000.000 dari sebuah lembaga pendanaan, PT
Sehat Finansial.
Kas Rp1.000.000.000
Neraca Saldo dibuat ketika sudah selesai dari jurnal umum dan buku besar.
PT Damai Sejahtera
Neraca Saldo
31 Juni 2011
Debit Kredit
Berdasarkan transaksi Percetakan Quick, buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan tanggal 31
Desember 2017, apabila pada tanggal tersebut terdapat hal-hal berikut:
31 Desember 2017 jumlah sisa perlengkapan 2.500. saldo awal perlengkapan Rp. 6.500
31 Desember telah menyelesaikan pesanan namun belum dicatat sebesar 10.000
Mesin diperkirakan memiliki umur ekonomis 4 tahun. Pada saldo akun mesin sebesar
750.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya depresiasi
750.000/48 bulan = 15.625/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:
Gedung diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun. Pada saldo akun gedung sebesar
3.000.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya depresiasi
3.000.000/60 bulan = 50.000/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:
Neraca saldo setelah disesuaikan dapat dikerjakan langsung dari buku besar setelah jurnal
penyesuaian sudah dibukukan. Apabila buku besar terdiri dari banyak akun, maka proses posting
jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca saldo yang baru akan memerlukan waktu yang panjang.
Oleh karena itu kita dapat menggunakan bantuan kertas kerja yang terdiri atas 3 kolom. Berikut
contohnya:
2.7. Neraca Saldo dan Laporan Keuangan
Setelah dari jurnal penyesuaian maka dibuat neraca saldo setelah disesuaiakan
PT Damai Sejahtera
Neraca Saldo
30 Juni 2011
Debit Kredit
Kas 1.366.000.000
Piutang Usaha 155.000.000
Perlengkapan Kantor 20.000.000
Peralatan Kantor 170.000.000
Utang Usaha 40.000.000
Pendapatan Jasa Diterima di Muka 255.000.000
Beban Upah yg Hrs
4.000.000
Dibayar
Utang Modal Kerja 1.000.000.000
Saham Biasa 80.000.000
Agio Saham 290.000.000
Dividen Tunai 4.000.000
Pendapatan Jasa 350.000.000
Beban Gaji 100.000.000
Beban Sewa 120.000.000
Beban Iklan 50.000.000
Beban Upah 4.000.000
Beban Perlengkapan Kantor 30.000.000
2.019.000.000 2.019.000.000
Laporan Keuangan
laporan keuangan yang dibuat pertama kali adalah laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan
laporan posisi keuangan
TOPIK 3
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Adapun fungsi dari Laporan Laba Rugi bagi perusahaan anda, antara lain:
2. Manajemen perusahan dalam mengolah kegiatan operasional dapat dinilai tingkat efektif dan
efisien-nya.
Sebagian besar perusahaan menggunakan konsep pemeliharaan modal keuangan dalam penyusunan
laporan keuangan. Dalam konsep ini terlihat komponen yang terlibat dalam laporan laba rugi
Komperhensif, antara lain:
1. Penghasilan, ini menyebabkan adanya kenaikan dari segi modal, dalam penambahan aset atau
penurunan hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Adapun unsur-unsur dalam
penghasilan, yaitu pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan merupakan penghasilan
yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, Sedangkan keuntungan merupakan kenaikan
aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar transaksi perusahaan yang menghasilkan
pendapatan.
2. Beban malah menyebabkan adanya penurunan dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset
atau bertambahnya hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Beban juga bisa
dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban (expense) dan kerugian (loss). Beban merupakan
beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang
dagang bagi perusahaan dagang. Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi
insidental.
3. Adanya komponen pendapatan komperhensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak
diakui dalam laba rugi.
a. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud. Surplus revaluasi adalah
selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan aset tak berwujud yang diukur
menggunakan model revaluasi.
b. Keuntungan dan kerugian akturial atas program manfaat pasti yang diakui.
c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing.
d. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai
tersedia untuk dijual.
e. Bagian afektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai
arus kas.
Dalam penyajian laporan laba rugi komprehensif terdapat 2 jenis penyajian, antara lain:
1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komperhensif, di mana semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu laporan – the single statement approach).
2. Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporan – the two statement approach) dinyatakan
jika:
a. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)
b. Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komperhensif
lain (dalam laporan laba rugi komperhensif).
Total laba rugi komperhensif (total comprehensive income) yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
komperhensif adalah total semua pos penghasilan dan beban yang diakui selama satu periode
(termasuk komponen laba atau rugi dan pendapatan komperhensif lain).
3.4. Format Laporan Laba Rugi Komprehensif
Format laporan laba rugi
•Pendapatan
•Biaya keuangan
•Bagian laba rugi entitas asosiasi /ventura (metode ekuitas)
•Beban pajak
•Laba/Rugi setelah pajak dari perasi yg dihentikan dan keuntungan kerugian pelepasan aset atas
operasi yg dihentikan
•Laba rugi
•Pendapatan komprehensif lain
•Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi dan ventura (metode ekuitas)
total laba rugi komprehensi
1. Total laba rugi, dengan penyajian yang terpisah untuk jumlah yang dialokasikan untuk
pemilik induk suatu perusahaan dan alokasi untuk kepentingan non-pengendali.
2. Dampak pada setiap pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali untuk setiap
komponen modal. Pada umumnya ditunjukkan dengan penyesuaian terhadap saldo laba awal
periode.
3. Rekonsiliasi atas perubahan selama periode berjalan untuk semua komponen modal yang
dihasilkan dari laba / rugi setiap pos dari pendapatan komprehensif lain, serta transaksi
dengan pemilik perusahaan. Misalnya seperti tambahan modal atau penarikan modal.
4. Dividen yang diakui dan jumlah dividen per lembar saham. Pos tersebut bisa juga disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan
1. Modal Awal
Modal awal yang dimaksud disini adalah saldo awal pada awal periode pelaporan komparatif yang
terdapat pada laporan posisi keuangan pada periode sebelumnya.
Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan begitu pula sebaliknya rugi perusahaan akan
mengurangi modal perusahaan.
Apabila bentuk perusahaannya adalah perseorangan atau firma, maka penarikan tersebut disebut
dengan prive. Sedangkan perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) penarikan disebut dengan
dividen.
Jika laba lebih besar dibandingkan dengan penarikan, maka akan terdapat kenaikan modal. Begitu
pula sebaliknya, jika laba lebih kecil dibandingkan dengan penarikan maka akan terjadi penurunan
modal perusahaan.
4. Modal Akhir
Modal akhir adalah saldo modal awal ditambahkan dengan laba atau dikurangi dengan rugi dan
dikurangi dengan penarikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hal – hal yang dapat
mempengaruhi perubahan modal adalah sebagai berikut.
1. laporan ini berfungsi sebagai dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar evaluasi
struktur modal perusahaan.
2. Untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas di masa yang akan datang.
3. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan pada perusahaan
Dalam topik ini akan membahas fungsi dari laporan posisi keuangan
1. Likuiditas
Likuiditas ini bisa dikatakan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mencerminkan jumlah waktu yang
diperlukan sampai kewajiban bisa dilunasi atau dibayar.
Rasio ini bisa membantu para investor dan juga kreditor untuk menilai seberapa besar kemampuan
dari perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.
2. Solvabilitas
Solvabilitas adalah adalah rasio yang beracuan pada kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
semua utangnya ketika jatuh tempo.
Dengan kata lain suatu perusahaan dikatakan beresiko jika perusahaan yang mempunyai utang
(jangka pendek / panjang), dan utang tersebut dilunasi dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal
mengambil berbagai keputusan yang efektif.. Keputusan efektif tersebut adalah dalam hal
pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan.
Jika kondisi keuangan suatu perusahaan dikatakan tidak sehat, maka berbagai keputusan yang dapat
diambil ini akan sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya aktiva yang dimiliki pada saat
ini.
Dalam laporan posisi keuangan ada kelemahan dari laporan posisi keuangan
1. Hampir semua aset dan juga liabilitas diukur dan disajikan sebesar nilai historis-nya atau
berdasarkan harga perolehan, bukan pada nilai saat ini. Hal tersebut berakibat pada informasi yang
diungkapkan mempunyai tingkat realibilitas yang lebih tinggi. Realibilitas yang tinggi artinya
informasi yang diungkapkan konsisten. Sementara pemakaian prinsip nilai wajar yang dianggap
suatu pilihan yang lebih relevan tidak dilaporkan
2. Dalam menentukan nilai dari berbagai pos (aset, liabilitas, dan modal) melibatkan penggunaan
estimasi dan pertimbangan. Misalnya estimasi masa manfaat dari suatu aktiva tetap dan estimasi dari
hutang garansi
3. Dalam menyampaikan laporan posisi keuangan, seringkali terdapat banyak pos yang mempunyai
nilai finansial atau merupakan material bagi perusahaan, tapi diabaikan. Hal tersebut diabaikan
dengan alasan tidak bisa dicatat secara objektif. Misalnya adalah ketika aktiva tetap tidak berwujud
yang merupakan harta paling berharga bagi perusahaan, tapi tidak dilaporkan karena ukuran
objektifitasnya sulit untuk dinilai. Dalam beberapa kasusu yang terjadi, terdapat banyak perusahaan
yang mengalami kebangkrutan akibat dari ketidak patuhannya pada prinsip pengungkapan penuh
(full disclosure principle).
Aset lancar adalah harta yang secara normal bisa dikonfersikan atau diubah menjadi kas dalam
jangka waktu maksimal 1 tahun atau dalam siklus kegiatan perusahaan yang normal.
Aset lancar ini disajikan pada laporan neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu dimulai dari
akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut.
1. Kas.
2. Kas kecil.
3. Piutang usaha.
4. Piutang wesel.
5. Persediaan barang dagangan.
6. Perlengkapan.
7. Premi asuransi.
8. Sewa dibayar dimuka.
9. Investasi jangka pendek.
10. Dan lain sebagainya.
Aset tetap adalah harta yang dipakai dalam suatu perusahaan dan memiliki fungsi yang melebihi satu
masa pembukuan atau melebihi 1 tahun, digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan bukan
untuk dijual, dan memiliki nilai material tinggi. Yang termasuk ke dalam aset tetap adalah sebagai
berikut.
1. Bangunan.
2. Tanah.
3. Peralatan.
4. Kendaraan.
5. Goodwill.
6. Hak paten.
7. Hak cipta.
8. Merek dagang.
9. Franchise.
10. Dan lain sebagainya.
Aset lain – lain adalah aktiva yang tidak termasuk ke dalam kategori aset lancar ataupun aset tetap.
Contohnya adalah mesin yang sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.
Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan bisa dilunasi dalam
siklus operasi normal atau maksimal 1 tahun. Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban lancar
adalah sebagai berikut.
1. Utang usaha.
2. Utang wesel.
3. Utang pajak.
4. Beban yang masih harus dibayar (utang beban).
5. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo.
6. Pendapatan diterima dimuka.
7. Dan lain sebagainya.
Liabilitas jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya atau pelunasannya dalam jangka waktu
lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalah kewajiban jangka panjang adalah sebagai berikut.
1. Utang obligasi.
2. Utang hipotek.
3. Dan hutang jangka panjang lainnya.
6. Modal (Equity)
Dalam neraca perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), kategori ekuitas mencakup 2
komponen utama yaitu:
1. Modal disetor.
2. Laba ditahan / saldo laba / cadangan.
Modal disetor adalah modal yang didapatkan pada saat pemilik atau pemegang saham menyetorkan
uang dan/atau aset lainnya kepada perusahaan. komponen dari modal disetor terdiri dari:
Modal saham, adalah bagian dari saham yang diterbitkan untuk menggambarkan suatu
kepemilikan.
Agio saham, adalah kelebihan jumlah yang disetorkan oleh para pemegang saham.
Laba ditahan adalah komponen dari modal yang menggambarkan kelebihan laba yang
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan setelah adanya pembayaran dividen kepada para
pemegang saham.
Untuk perusahaan yang berbentuk perseorangan, modal hanya terdiri dari modal pemilik perusahaan.
Sedangkan pengambilan modal oleh pemilik yang dimiliki perusahaan disebut dengan prive.
Sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk persekutuan, modal terdiri dari modal sekutu. Dan
untuk perusahaan yang berbentuk koperasi modal terdiri dari simpanan pokok anggota, simpanan
lain, dan cadangan.
Standar akuntansi keuangan sebenarnya tidak mengatur ketentuan bentuk atau format dari laporan
neraca.
Terdapat perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan meletakkan aktiva terlebih dahulu
selanjutnya diikuti dengan ekuitas dan yang terakhir adalah utang.
Pada umumnya praktek penyajian laporan neraca seperti itu dilakukan di daerah Eropa.
Ada juga perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan cara meletakkan aktiva lancar di-awal
kelompok aktiva dan hutang lancar di-awal kelompok hutang. Pada umumnya praktek tersebut
dilakukan di Indonesia dan juga di Amerika Serikat.
Namun pada umumnya terdapat 2 bentuk / format laporan neraca yang dapat dijumpai dalam
praktek-nya, yaitu:
Bentuk perkiraan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berdampingan atau
bersebelahan. Sebelah kiri menyajikan pos aktiva dan sebelah kanan menyajikan kewajiban dan
modal. Berikut merupakan contoh laporan posisi keuangan bentuk perkiraan.
Bentuk laporan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berurutan ke bawah atau
secara portrait. Berikut merupakan contoh laporan neraca bentuk laporan.
4.4. Pengungkapan laporan posisi keuangan
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan di PSAK, misalnya:
1.Piutang à piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi;
2.Persediaan àpersediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
3.Aset tetap à disubklasifikasi terpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya tanah, bangunan, dan
peralatan.
Pengungkapan yang juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau dapat juga di laporan
perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan) misalnya informasi mengenai jenis saham à
jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh serta nilai nominal
saham.
Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.
1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian
dalam menghasilkannya
2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya
dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen
3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas neto dari
kegiatan operasi (akrual)
4. Membandingkan kinerja operasi antar-entitas yang berbeda; arus kas neto dari laporan arus kas
tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak
seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas
5. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai kini arus kas masa depan antar-entitas yang berbeda.
4.7. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Ada 3 komponen laporan arus kas yang didasarkan pada 3 aktivitas laporan arus kas, yaitu:
Aktivitas 1: Arus kas dari kegiatan operasi (cash flows from operating activities)
Aktivitas 2: Arus kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
Aktivitas 3: Arus kas dari kegiatan pendanaan (cash flow from financing activities)
Arus Kas dari aktivitas operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba
bersih. Contohnya adalah transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang oleh peritel.
Aktivitas paling penting dari sebuah perusahaan seringkali berkaitan dengan kegiatan operasi.
Ada 2 metode untuk melaporkan arus kas dari kegiatan operasi, yaitu:
laporan arus kas metode langsung, Melaporkan sumber dan penggunaan kas operasi. Sumber utama
dari kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Sumber utama dari penggunaan kas operasi
adalah kas yang dibayarkan kepada supplier barang dan jasa. Dan kas yang dibayarkan kepada
karyawan sebagai gaji.
Selisih antara penerimaan dan pembayaran kas operasi adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi.
Melaporkan arus kas dimulai dari laba bersih dan menyesuaikannya untuk pendapatan dan beban
yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas.
Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kasdari
kegitan operasi.
Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi
investasi dalam aset non-lancar. Misalnya adalah transaksi yang mencakup penjualan dan pembelian
aset tetap seperti peralatan dan gedung.
Arus kas masuk dari kegiatan investasi biasanya berasal dari penjualan aset tetap, investasi, dan aset
tak berwujud.
Arus kas keluar keluar biasanya meliputi pembayaran untuk memperoleh aset tetap, investasi, dan
aset tak berwujud.
Arus kas dari kegiatan investasi disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus kas
masukterlebih dahulu. Arus kas keluar disajikan kemudian.
Jika arus kas masuk lebih tinggi dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang disediakan oleh kegiatan investasi.
Jika arus kas masuk lebih rendah dar arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang digunakan oleh kegiatan investasi.
Contoh penyajian arus kas dari kegiatan investasi di laporan arus kas:
Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi
utang dan ekuitas perusahaan. Misalnya adalah transaksi yang mencakup penerbitan atau
penghentian surat berharga ekuitas dan utang.
Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan biasanya berasal dari penerbitan surat berharga utang atau
ekuitas.
Arus kas keluar dari kegiatan pendanaan mencakup pembayaran dividen tunai, pembayaran kembali
utang dan pembelian saham treasuri.
Arus kas dari kegiatan pendanaan disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus kas masuk
terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan arus kas keluar.
Jika arus kas masuk lebih tinggi dan arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang dihasilkan dari kegiatan pendanaan.
Jika arus kas lebih rendah dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih yang
digunakan untuk kegiatan pendanaan.
1. Saldo-saldo berikut diambil dari pembukuan PT. Delima Jaya pada tanggal 31 desember 2018.
Diminta :
penyelesaian :
PT DELIMA JAYA
Beban operasi
Pajak (Rp 25.000.000)
Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat diartikan sebagai
catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan pengeluaran selama satu periode.
Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda akan mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan
solvabilitas), serta aktiva bersih perusahaan. Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai
strategi adaptif menghadapi perubahan keadaan dan peluang.
Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga memiliki manfaat untuk investor, kreditor, dan
lainnya.
Apa yang ditambahkan atau dikurangkan adalah perubahan saldo akun item yang ditemukan dalam
aset lancar dan kewajiban lancar di neraca, serta akun non-tunai (misalnya, kompensasi berbasis
saham). Kemudian Anda akan mengetahui pendapatan bersih perusahaan.
Pendapatan Bersih
Jumlah ini adalah inti dari laporan laba rugi. Penghasilan atau pendapatan bersih menunjukkan
profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Ini dihitung dengan mengambil total
pendapatan dan mengurangkan dari mereka HPP dan total biaya, yang meliputi SG&A (Biaya
Penjualan, Umum dan Administrasi), Depresiasi dan Amortisasi, bunga, dll.
Nilai berbagai aset menurun seiring waktu saat digunakan dalam bisnis. Akibatnya, D&A adalah
biaya yang mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya.
Penyusutan melibatkan aset berwujud seperti bangunan, mesin, dan peralatan, sedangkan amortisasi
melibatkan aset tidak berwujud seperti paten, hak cipta, niat baik, dan perangkat lunak. D&A
mengurangi laba bersih dalam laporan laba rugi.
Namun, kami menambahkannya kembali ke laporan arus kas untuk menyesuaikan laba bersih karena
ini adalah biaya non tunai. Dengan kata lain, tidak ada transaksi tunai.
Modal kerja mewakili perbedaan antara aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Setiap
perubahan dalam aset lancar (selain kas) dan kewajiban lancar mempengaruhi saldo kas dalam
aktivitas operasi.
Misalnya, ketika perusahaan membeli lebih banyak persediaan, aset lancar meningkat. Perubahan
positif dalam persediaan ini dikurangkan dari laba bersih karena dilihat sebagai arus kas keluar.
Ini kasus yang sama untuk piutang. Kalau naik berarti perusahaan menjual barangnya secara kredit.
Tidak ada transaksi tunai, sehingga piutang juga dikurangkan dari laba bersih.
Di sisi lain, jika item kewajiban lancar seperti hutang meningkat, ini dianggap arus kas masuk karena
perusahaan memiliki lebih banyak kas untuk disimpan dalam bisnisnya. Ini kemudian ditambahkan
ke laba bersih.
Ketika semua penyesuaian telah dilakukan, kami sampai pada kas bersih yang disediakan oleh
aktivitas operasi perusahaan. Ini bukan pengganti laba bersih, melainkan ringkasan berapa banyak
uang tunai yang dihasilkan dari bisnis inti perusahaan.
5.5. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
2. Aktivitas dari Investasi
Kategori pada laporan arus kas ini disebut sebagai Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan laporan
perubahan belanja modal atau capital expediture (CapEx) dan investasi jangka panjang.
CapEx mengacu pada pembelian aset properti, pabrik, atau peralatan. Investasi jangka panjang dapat
mencakup instrumen hutang dan ekuitas perusahaan lain. Item penting lainnya yang ditemukan di
sini adalah akuisisi bisnis lain. Kunci yang perlu diingat adalah bahwa perubahan aset jangka panjang
di neraca dilaporkan dalam laporan arus kas aktivitas investasi.
Investasi Belanja Modal ini dapat berarti pembelian peralatan kantor baru seperti komputer dan
printer untuk semakin banyak karyawan, atau pembelian tanah dan bangunan baru untuk operasi
bisnis dan logistik perusahaan.
Barang-barang ini diperlukan untuk menjaga perusahaan tetap berjalan. Investasi ini adalah arus kas
keluar, dan oleh karena itu akan berdampak negatif ketika kami menghitung kenaikan kas bersih dari
semua aktivitas.
Ini adalah jumlah total kas yang disediakan oleh (digunakan untuk) aktivitas investasi. Dalam contoh
kami, kami memiliki arus keluar bersih untuk setiap tahun.
Kategori ini juga disebut Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan dan melaporkan setiap penerbitan atau
pembelian kembali saham dan obligasi perusahaan, serta pembayaran dividen yang dilakukannya.
Perubahan kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang saham di neraca dilaporkan dalam
aktivitas pendanaan.
Perusahaan mengeluarkan hutang sebagai cara untuk membiayai operasinya. Semakin banyak uang
tunai yang dimilikinya, semakin baik, karena dapat berkembang pesat.
Tidak seperti ekuitas, menerbitkan utang tidak memberikan hak kepemilikan apa pun di perusahaan,
sehingga tidak mengurangi kepemilikan pemegang saham yang ada. Penerbitan hutang adalah arus
kas masuk, karena perusahaan menemukan investor yang bersedia bertindak sebagai pemberi
pinjaman. Namun, ketika investor ini dibayar kembali, maka pembayaran hutang tersebut adalah arus
kas keluar.
Ini adalah cara lain untuk mendanai operasi perusahaan. Tidak seperti hutang, pemegang ekuitas
memiliki beberapa kepemilikan dalam bisnis dengan imbalan uang yang diberikan kepada
perusahaan untuk digunakan.
Pendapatan masa depan harus dibagi dengan pemegang ekuitas atau investor ini. Penerbitan ekuitas
adalah sumber tambahan uang tunai, jadi ini adalah arus kas masuk. Sebaliknya, pembayaran ekuitas
adalah arus kas keluar. Ini adalah pembelian kembali, melalui pembayaran tunai, ekuitas dari
investornya dan dengan demikian meningkatkan kepemilikan perusahaan itu sendiri.
Ini juga disebut kas bersih yang disediakan oleh (digunakan dalam) aktivitas pendanaan. Uang tunai
dari pembiayaan dihitung dengan menjumlahkan semua arus masuk dan arus kas keluar yang terkait
dengan perubahan kewajiban jangka panjang dan akun ekuitas pemegang saham.
Perbedaan keduanya hanya terletak pada penyajian data yang berasal dari aktivitas operasi. Pada
penyajian langsung, kegiatan operasional dikelompokkan ke dalam berbagai kategori, termasuk
diperinci ke dalam dua jenis arus kas; arus masuk atau keluar.
Sedangkan pada penyajian tidak langsung, arus kas pada aktivitas operasi ditentukan dengan
mengoreksi laba bersih yang telah ada di laporan laba rugi. Jadi, indirect method lebih memusatkan
diri pada data yang sudah ada di neraca dan laporan laba rugi.
Secara general, ada lima langkah untuk membuat laporan ini, yaitu;
Neraca komperatif untuk beberapa akun tertentu menunjukkan saldo sebagai berikut :
Diminta : Hitunglah jumlah kas bersih yang dihasilkan / digunakan dalam aktivitas operasi untuk
tahun 2009 baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung !
Jawab :
PT KARYA ABADI
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :
PT KARYA ABADI
TOPIK 6
KAS & PIUTANG
Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Dua masalah akuntansi yang paling
umum dihadapi manajemen dalam hal transaksi kas adalah pengendalian yang tepat harus ditetapkan
untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan,
dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada di tangan dan transaksi
kas dengan tepat. Untuk itu, diperlukan pengendalian internal guna melindungi kas dan menjamin
keakuratan catatan akuntansi untuk kas.
Contoh-contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu meliputi kas kecil, penggajian, dan dana
dividen. Dalam situasi tertentu, saldo dan ini tidak material dan oleh karena itu tidak dipisahkan dari
kas pada saat dilaporkan di dalam laporan keuangan. Apabila jumlahnya material, maka kas yang
dibatasi tersebut dipisahkan dari kas biasa untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi dikelompokkan
dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang, sesuai dengan tanggal pengeluaran atau
ketersediaannya. Klasifikasi dalam kelompok aktiva lancar adalah tepat apabila kas akan digunakan
untuk membayar kewajiban yang ada atau jatuh tempo. Pada sisi lain, apabila kas dipegang untuk
periode waktu yang lama, maka kas yang dibatasi ditampilkan dalam kelompok jangka panjang dari
neraca.
2. Overdraft bank
Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang melebihi rekening kas. Hal
tersebut harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar dan secara umum ditambahkan dan dilaporkan
sebagai utang usaha. Apabila jumlah tersebut material, maka pengungkapan pos tersebut harus
dipisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang bersangkutan. Overdraft bank umumnya
tidak dioffset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya adalah apabila kas tersedia pada akun
lainnya di bank yang sama dimana overdraft tersebut terjadi. Maka dalam kasus tersebut dibutuhkan
pengoffsetan.
3. Ekuivalen kas
Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera dikonversi
menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya, sehingga resiko
perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum, investasi dengan jatuh tempo 90 hari atau
kurang yang hanya memenuhi definisi ini. Contoh-contoh dari ekuivalen kas adalah treasury bill,
commercial paper, dan dana pasar uang. Sejumlah entitas bisnis menggabungkan kas dengan
investasi sementara di dalam neraca. Dalam kasus ini, jumlah investasi sementara dijelaskan dalam
tanda kurung atau dalam catatan.
Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh konsumen untuk barang atau jasa yang telah
diberikan sebagai bagian dari operasional perusahaan. Piutang usaha dapat dibedakan menjadi
piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah perjanjian dimana pembeli akan melunasi
utangnya dalam waktu 30 sampai 60 hari. Sedangkan wesel tagih adalah perjanjian tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa depan. Sementara piutang nondagang
berasal dari berbagai transaksi, seperti uang muka kepada karyawan dan staff, uang muka kepada
anak perusahaan, dan piutang dividen dan bunga.
Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan dalam menagih piutang.
Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal
pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan
dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan
mencatat beban piutang tak tertag
Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapknan secara pasti sebagai
piutang tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkreditkan piutang usaha dan
mendebit beban piutang tak tertagih. Meskipun terlihat sederhana dan mudah diaplikasikan, namun
metode ini memiliki kelemahan karena biasanya gagal menandingkan biaya terhadap pendapatan
pada periode yang bersangkutan, atau dengan menghasilkan piutang yang merupakan nilai estimasi
yang dapat direalisasi dalam neraca.
Piutang tak tertagih tersebut akan dihapus dan dicatatkan serta dibebankan pada perkiraan kerugian
piutang. Penghapusan piutang akan dicatatkan pada kolom debet dan piutang pada bagian kredit.
Piutang xxxxx
Ketika terjadi pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan dicatatkan sebagai berikut dengan
Piutang xxxxx
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Merupakan estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih dari penjualan kredit
atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dicatat sebagai beban dan pengurang tidak
langsung atas piutang usaha dalam periode dicatatnya penjualan tersebut. Metode ini tepat apabila
digunakan pada situasi dimana terdapat probabilitas bahwa nilai aktiva telah menurun dan dapat
diestimasi secara rasional.
Pencatatan beban kerugian piutang diletakkan pada bagian debit sementara cadangan kerugian
piutang dicatat pada bagian kredit. Berikut ilustrasinya
Perusahaan dapat melakukan penghapusan pada jurnal penghapusan piutang tersebut apabila pihak
debitur benar-benar tidak bisa melunasi utangnya. Berikut pencatatannya
Piutang xxxxx
Ketika terjadi kondisi tertentu seperti pihak debitur dapat melunasi piutang yang ada, maka cadangan
kerugian piutan akan dihapuskan. Berikut pencatatannya.
Piutang xxxxx
Setelah proses pelunasan piutang dilakukan, jumlah kas perusahaan akan bertambah dan dicatat
dalam pembukuan. Berikut pencatatannya.
Debit Kredit
Kas xxxxx
Piutang xxxxx
Pada saat terjadi pelunasan piutang dari PT W, PT X mencatatkan pelunasannya sebagai berikut
PT X menghapus piutang yang didapatkan dari PT W saat memperkirakan utang tidak mampu
dibayar oleh PT W. Berikut pencatatannya
Proses pelunasan piutang tersebut diartikan sebagai penghapusan piutang PT W, sehingga akan
menambah kas PT X dan dicatatkan seperti berikut ini.
Perusahaan akan mendapatkan satu kondisi tertentu yang menyebabkan piutang tersebut tidak dapat
dibayar atau ditagihkan kepada pihak penghutang. Hal ini menyebabkan perusahaan harus
melakukan penyesuaian terhadap kondisi tersebut.
Ada beberapa jenis kategori piutang yang dapat dicatatkan dalam jurnal penghapusan piutang, yaitu
piutang sudah dalam masa tertentu yang ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan, piutang sudah
mengalami proses penagihan sesuai kebijakan perusahaan secara langsung maupun tertulis, piutang
yang dicatatkan berasal dari pihak pembeli atau pelanggan yang mengalami tak mampu bayar atau
bangkrut, dan piutang yang tak bisa ditagihkan kepada debitur akibat suatu kejadian yang
menyebabkan kondisi tersebut, seperti bencana alam dan lainnya.
Untuk melakukan pencatatan jurnal penghapusan piutang dikenal dua metode, yaitu direct
method dan allowance method.
Utang dan piutang harus dicatat jelas dalam laporan keuangan agar bisnis dapat terus berjalan lancar
dan kondisi keuangan sehat. Supplier Anda perlu dilunasi tepat waktu demi menjaga relasi yang baik
dengan perusahaan, sementara customer terkadang lupa membayar utang apabila telat ditagih.
TOPIK 7
Piutang Wesel (Notes Receivable)
Dokumen piutang ini disebut dengan wesel yang di dalamnya mencantumkan informasi tentang
nominal dan jatuh tempo pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak. Piutang wesel
dibubuhi materai dengan tanda tangan pembuat wesel sehingga memiliki kekuatan hukum yang
mengikat. Oleh sebab itu, piutang wesel tergolong sebagai piutang yang cukup aman.
Perlu diketahui bahwa piutang wesel tidak selalu muncul dalam transaksi jual beli biasa, tetapi timbul
dengan beberapa sebab, seperti perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel, adanya
pemberian pinjaman uang, atau transaksi jual beli secara kredit. Terkait dengan timbulnya piutang
wesel ini, ada dua pihak yang berkepentingan, yakni pembuat dan penerima wesel. Pembuat wesel
adalah perusahaan yang menerima pinjaman atau membeli barang atau jasa secara kredit yang
sanggup melakukan pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan (jatuh tempo). Sementara
penerima wesel adalah perusahaan yang memberi pinjaman atau menjual barang atau jasa secara
kredit yang berhak untuk menerima pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan.
Dokumen berupa wesel dalam piutang wesel ini terdiri dari dua, yaitu wesel bayar dan wesel tagih.
Apa perbedaannya? Secara substansi keduanya tidak memiliki perbedaan signifikan. Perbedaan
hanya pada pemilik atau pemegang kedua jenis dokumen tersebut. Wesel bayar dipegang atau
diberikan kepada pembuat wesel sebagai pihak yang berutang. Sementara wesel tagih dipegang atau
diberikan kepada penerima wesel selaku pihak yang berpiutang.
Masa pembayaran wesel umumnya kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, pada laporan keuangan
perusahaan yang berutang, piutang wesel dicatat dalam neraca saldo dengan nama akun kewajiban
lancar. Namun, apabila masa pelunasan wesel lebih dari satu tahun, maka dicatatkan sebagai
kewajiban jangka panjang.
Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel membayar sebesar nominal pinjaman atau harga
atas transaksi jual beli ditambah dengan bunga yang ditentukan pada saat jatuh tempo pada penerima
wesel.
Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel hanya membayar nominal sebesar pinjaman atau
harga atas transaksi jual beli saja pada saat jatuh tempo kepada penerima wesel.
Bicara tentang bunga, berapa besaran bunga yang diberlakukan dalam piutang wesel? Penentuan
bunga tentu tidak bisa sembarangan, karena harus kesepakatan antara kedua belah pihak, yakni
pembuat dan penerima wesel, dengan maksud agar tidak memberatkan pembuat wesel sebagai pihak
yang berutang. Untuk memberikan rasa keadilan bagi kedua belah pihak, bunga yang dibebankan
pada piutang wesel umumnya mengacu pada tingkat suku bunga bank yang berlaku. Adapun
perhitungan bunga piutang wesel menggunakan rumus berikut.
Contoh Kasus 1.
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada PT Semarang selama tahun 2019:
a. Januari 1, Dijual barang dagang kepada Tuan Gani sebesar Rp18.000.000 secara kredit dengan
termin n/30.
b. Maret 3, Diterima sebuah wesel 9% dengan jangka waktu 90 hari dengan nilai Rp18.000.000 dari
Tuan Gani.
c. April 2, Didiskontokan wesel dari Tuan Gani kepada bank dengan tarif diskonto sebesar 10%.
d. Juni 1, Diterima pemberitahuan bahwa ternyata Tuan Gani tidak mampu untuk melunasi wesel
tersebut. Akhirnya perusahaan terpaksa untuk melunasi wesel tersebut kepada bank sebesar nilai
jatuh temponya ditambah dengan biaya protes seharga Rp20.000.
Diminta:
Penyelesaian:
Informasi yang berhubungan dengan piutang wesel yang dimiliki oleh PT Medan pada tahun 2019
adalah sebagai berikut:
2. Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat pendiskontoan piutang wesel a,c, dan d!
3. Apabila pada saat tanggal jatuh tempo debitur untuk piutang wesel b dan c tidak mampu untuk
melunasi kewajibannya, maka buatlah jurnal yang harus dicatat oleh perusahaan!
4. Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 yang digunakan untuk mencatat hak
atas pendapatan bunga untuk piutang wesel tersebut!
Penyelesaian :
7.5. Kesimpulan
Piutang wesel juga dikenal sebagai wesel bayar. Ketika wesel jatuh tempo dalam waktu kurang dari
satu tahun, itu dianggap sebagai aset lancar di neraca perusahaan wesel tersebut berhutang.
Jika jatuh tempo lebih dari satu tahun ke depan, itu dianggap sebagai aset tidak lancar. Pendapatan
bunga atas wesel tagih diakui pada laporan laba rugi. Oleh karena itu, ketika pembayaran dilakukan
atas wesel tagih, baik neraca maupun laporan laba rugi terpengaruh.
PRE 7
Pihak debitur dapat melunasi piutang yang ada, maka jurnal untuk mencatat cadangan
kerugian piutang yang akan dihapuskan adalah ...
c. Piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang
Jurnal untuk mencatat beban kerugian piutang dengan metode cadangan adalah ...
c. Beban kerugian piutang xxxxx
Cadangan kerugian piutang xxxxx
investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera dikonversi menjadi sejumlah
kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya, sehingga resiko perubahan
tingkat bunga tidak signifikan.
Pernayataan diatas merupakan pengertian dari...
c. ekuivalen kas
Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang ...... rekening kas.
d. melebihi
Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi
tergantung mana yang lebih panjang diklasifikasikan sebagai?
a. Piutang lancer
Mewajibkan pembuat wesel membayar sebesar nominal pinjaman atau harga atas transaksi jual
beli ditambah dengan bunga yang ditentukan pada saat jatuh tempo pada penerima wesel.
PIUTANG WESEL DENGAN BUNGA
Orang yang memegang wesel dan karena itu akan menerima pembayaran dari pembuatnya.
Bagi penerima pembayaran, wesel tersebut diklasifikasikan sebagai wesel tagih
PENERIMA PEMBAYARAN
Jika jatuh tempo lebih dari satu tahun ke depan, itu dianggap sebagai...
ASET TIDAK LANCAR
Terkait dengan timbulnya piutang wesel ini, ada dua pihak yang berkepentingan, yakni
PEMBUAT DAN PENERIMA WESEL
aset bagi perusahaan pemegang yang memberinya hak untuk menerima sejumlah
pembayaran atas penjualan barang atau jasa dengan perjanjian tertulis kepada perusahaan
lain yang belum memiliki ketersediaan kas saat melakukan transaksi.
PIUTANG WESEL
Ketika wesel jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, itu dianggap sebagai aset
lancar di neraca perusahaan wesel tersebut ......
a. berhutang.
TOPIK 9
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN
9.1. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi entitas baik bagi perusahaan ritel,
manufaktur, jasa maupun entitas lainnya. PSAK (revisi 2008) mendefinisikan persediaan sebagai
asset yaitu:
Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa suatu asset diklasifikasikan sebagai persediaan
tergantung pada nature business suatu entitas.
Persediaan hanya diakui dalam pembukuan perusahaan dagang. Pada perusahaan dagang yang
memproduksi sendiri barang yang dijual. Persediaan diklasifikasi menjadi 3, yaitu:
a. Pembelian, yang dilakukan secara kredit yang berkaitan dengan utang usaha atau utang dagang.
b. Penjualan, yang mengharuskan transfer harga beli barang tersebut ke harga pokok penjualan (cost
of good sold).
Sebelum menghitung nilai persediaan, bagian pembukuan atau akuntan harus memiliki keyakinan
bahwa persediaan barang dagang benar-benar milik perusahaan atau tidak.
Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yang belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai
persediaan. Biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya
yang secara langsung menanggani pemberian jasa, termasuk personalia penyedia dan overhead.
Contoh
Perpetual Physical
Persediaan awal, 100 unit pada harga 12.000
Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan sebesar Rp Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan seb
1.200.000 1.200.000
Pembelian 900 unit pada harga Rp 12.000
Persediaan Rp 10.800.000 Pembelian Rp 10.800.000
Utang Dagang Rp 10.800.000
Utang Dagang Rp 10.800.000
Penjualan 600 unit pada harga Rp 24.000
Piutang Dagang Rp 14.400.000 Piutang Dagang Rp 14.400.000
Penjualan Rp 14.400.000 Penjualan Rp 14.400.000
2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first 2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first
out/ LIFO) out/ LIFO), tiap-tiap jenis persediaan harus
dibuatkan kartu persediaan.
3. Rata-rata sederhana (simple average) 3. Rata-rata bergerak (moving average)
4. Identifikasi khusus
FIFO: persediaan barang dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama harus dijual.
LIFO : barang dagangan terakhir dibeli adalah barang dagangan yang pertama dijual.
AVARAGE : tidak didasarkan pada harga persediaan yang pertama atau terakhir melainkan diantara
keduanya.
WEIGHTED AVERAGE: harga perolehan persediaan barang dagangan akhir dan hpp dihitung pada
akhir periode berdasarkan harga rata-rata persediaan barang dagangan siap dijual. (physical)
MOVING AVERAGE: setiap terjadi transaksi pembelian atau masuknya persediaan maka harus
dihitung harga perolehan rata-rata yang baru.
TOPIK 10
PERSEDIAAN (LANJUTAN)
Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai yang berdasarkan biaya dan nilai
realisasi neto (net realizable value – NRV) . nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
membuat penjualan. Penurunan Nilai Persediaan menjadi sebesar nilai bersih terealisasikan:
Ø Persediaan rusak
NRV = Taksiran Harga Jual – Taksiran Biaya Penyelesaian – Taksiran biaya penjualan
Persediaan akan dinilai pada nilai realisasi netonya apabila biaya persediaan (yang dapat dari
penggunaan metode identifikasi khusus, MPKP, atau rata rata) lebih tinggi dari estimasi nilai yang
akan diperoleh kembali. Nilai persediaan biasanya diturunkan kenilai realisasi neto secara terpisah
untuk setiap unit, kelompok, atau keseluruhan dalam persediaan.
Sebagai ilustrasi, misalkan PT Merdeka memiliki persediaan barang belum jadi dengan biaya sebesar
Rp. 19.000.000 dan harga jual sebesar Rp. 20.000.000. untuk menyelesaiakan barang tersebut
dibutuhkan biaya sebesar Rp 1.000.000 dan biaya penjualan sebesar Rp. 4.000.000. Maka
perhitungan adalah sebagai berikut.
Nilai jual persediaan Rp.
20.000.000
Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian Rp. 1.000.000
Estimasi biaya penjualan Rp. 4.000.000
Rp.
5.000.000
NRV Rp.
15.000.000
Nilai Perediaan adalah nilai terendah antara cost dan NRV. Cost/ biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi (Aset) untuk memperoleh persediaan tertentu. Jadi, utuk menentukan persediaan
menggunakan metode LCNRV dilakukan dengan cara menntukan cost persediaan dan menetukan
taksiran nilai realisasi neto (NRV).
Ada 2 metode untuk mencatat jurnal penyesuaian atas penerapan metode LCNRV yaitu:
1. Metode langsung/ metode cost barang terjual/ metode beban pokok penjualan ( direct method)
Sebagai ilustrasi PT Indonesiaku mencatat nilai beban pokok pokok penjualan (sebelum penyesuaian
ke NRV) sebesar Rp 190.000.000. Sedangkan nilai saldo akhir persediaan adalah sebesar Rp
150.000.000 berdasarkan nilai biaya dan Rp 140.000.000 berdasarkan NRV. Maka perbedaan
pencatatan penyesuaian antara kedua metode tersebut adalah sebagai berikut.
Dengan menggunakan metode kerugian, entitas dapat pula menggunakan akun penyisihan-
penyisihan penurunan nilai persediaan pada NRV. Dengan menggunakan akun penyisihan ini makan
nilai persediaan yang diajikan pada neraca adalah nilai persediaan yang berasarkan NRV yaitu nilai
persediaan berdasarkan cost/biaya penyisihan.
Penilaian terhadap nilai realisasi neto suatu entitas harus dilakukan secara berkala. Dimungkinkan
terjadi kondisi dimana terdapat peningkatan nilai realisasi neto. Apabila suatu entitas telah melaukan
penurunan nilai persediaan, dan pada periode selanjutnya terdapat peningkatan nilai realisasi neto,
maka jumlah penurunan nilai dibalik..
Apabila entitas menjual persediaannya, maka nilai tercatat dari persediaan harus diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.
Purchase Commitmens
Komitmen pembeli terjadi ketika perusahaan memiliki komitmen menjual periodic.
Komitmen pembelian selalu dibuat dimuka. Apabila komitmen pembelian dilakukan secara formal,
pembeli wajib mengungkapkan komitmen pembelian dalam laporan keuangan.
Metode laba kotor sering digunakan untuk menaksir persediaan akhir dalam kondisi catatan
persediaan tidak dapat digunakan karena rusak atau hilang. Metode ini dibutuhkan untk menentukan
taksiran nilai persediaan yang ada di gudang perusahaan. Metode laba kotor didasarkan pada asumsi:
Langkah yang dilakukan dalam mengitung nilai persediaan akhir menggunakan metode laba kotor
adalah:
4. Menentukan cost barang terjual
Sebagai ilustrasi, PT Merdeka memiliki persediaan awal sebesar Rp 30.000.000 dan pembelian
sebesar Rp 120.000.000 yang keduanya pada nilai biaya. Penjualan pada harga penjualan adalah
sebesar Rp 180.000.000. Margin perusahaan dari harga penjualan adalah sebesar 30%.
Metode laba kotor untuk menaksir cost persediaan yang hilang disebabkan oleh kebakaran atau
bencana lainnya. Informasi yang dibutuhkan untuk menerapkan metode ini diperoleh dari catatan
akuntansi. Metode laba kotor digunakan untuk menguji keandalan penentuan nilai sedian yang
ditentukan oleh sistem periodik atau perpetual yang lain.
2. Menggunakan persentase masa lalu untuk menentukan kenaikan atas cost (mark up)
3. informasi yang salah akan dihasilkan, jika metode ini diterapkan dalam perusahaan yang memiliki
barang dengan tingkat laba kotor bervariasi.
10.4 METODE HARGA JUAL ECERAN (RETAIL INVENTORY METHOD)
Metode ritel merupakan metode pengukuran nilai persediaan dengan menggunakan rasio ( rasio
merupakan biaya untuuk menurunkan nilai persediaan akhir yang dinilai berdasarkan nilai ritelnya
menjadi nilai biaya. Metode ini dipakai oleh bisnis eceran seperti department store untuk
menentukan nilai persediaan yang relative kecil, namun kuantitasnya banyak. Metode ini digunakan
untuk:
1. Menilai persediaan yang volumenya besar dan biaya per unitnya rendah.
2. Menentukan nilai persediaan tanpa menghitung fisik persediaan yag ada, metode ini sering
digunakan untuk menyusun laporan keuangan interim.
Langkah untuk menghitung nilai persediaan dengan metode harga jual eceran:
1. Menghitung biaya barang tersedia dijual sebesar cost dan sebesar harga jual eceran
5. Mengkonversi nilai persediaan sebesar harga jual eceran menjadi sebesar biaya dengan rumus:
Taksiran nilai persediaan (cost) = Nilai persediaan * rasio biaya / harga jual eceran
Penilaian kembali suatu asset sesuai dengan niai pasarnya merupakan pengertian….
Select one:
a. RevaluasiA
b. Nilai wajar
c. Depresiasi
d. Nilai perusahaan
A
Select one:
a. digunakan dalam produksi atau penyedia barang dan jasa untuk tujuan administrative
b. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam prosuksi atau jasa
c. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
d. a b dan c
Previous page
Select one:
a. Neraca
b. Perubahan Modal
c. Rekonsiliasi Bank
d. Laba Rugi
D TDK TAHU
Select one:
a. Mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai wajar
b. Mana yang lebih rendah antara biaya dan harga jual neto
c. Mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai realisasi neto
d. Mana yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai nominal
C
A
TOPIK 11
Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)
1. Memiliki bentuk fisik berwujud karena bentuk dan ukurannya jelas (seperti tanah, bangunan),
berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik.
2. Digunakan dalam produksi atau pemasok barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain
atau untuk tujuan administrative dan tidak untuk dijual kembali.
3. Aset tetap termasuk kedalam asset tidak lancer, karena diharapkan akan digunakan untuk lebih
dari 1 periode akuntansi. Atau sering dikatakan bersifat jangka panjang dan merupakan subjek
penyusutan.
Asset ini juga dikategorikan sebagai Properti, Pabrik, dan Peralatan (PPP) yang biasa disebut fixed
assets.
Beberapa definisi yang berkaitan dengan Properti, Pabrik, dan Peralatan sebagai Aset Tetap sebagai
berikut:
1. Harga Perolehan (Cost), adalah jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat perolehan (atau konstruksi) sampai
asset tersebutbsiap digunakan.
2. Umur Ekonomis atau masa manfaat (usefull life) aadalah periode asset diharapkan digunakan
oleh peruahaan. Umur ekonomis dapat ditaksir dalam kondisi yang didasarkan pada waktu (time
factor), aktivitas (unit of activity) atau jumlah output (unit of output).
3. Nilai Residu (salvage value) yaitu jumlah bersihbyang diharapkan dapat diperoleh pada akhir
masa manfaat sebuah asset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan
6. Nilai Buku (book value) atau jumlah tercatat ( carrying value) yaitu jumlah pelepasan asset
dalam prinsip transaksi wajar (arm’s legth transaction).
7. Nilai Buku (Book Value) atau jumlah tercatat adalah harga perolehan sebuah asset dikurangi
akumulasi penyusutannya.
8. Nilai Wajar ( fair value) yaitu jumlah pelepasan asset dalam prinsip transaksi wajar ( arm’s legth
transaction).
Ketidaksepakatan setelah akuisisi berkenaan dengan perbedaan antara biaya historis dan metode
penilaian lainnya (seperti biaya pengganti atau nilai pasar wajar) akan selalu terjadi. Alasan utama
yang menujukkan bahwa penyimpangan dari biaya historis jarang terjadi adalah:
2. Biaya historis melibatkan biaya actual, bukan transaksi hipotesis sehingga merupakan hal penting
dapat diandalkan; dan
3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diadaptasi tetapi harus diakui ketika asset dijual.
Berikut merupakan identifikasi biaya-biaya dalam penilaian awal terhadap property, pabrik dan
perlengkapan.
1. Biaya Tanah
Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap digunakan dianggap sebagai
bagian dari biaya tanah.
2. Biaya Bangunan
Biaya bangunan harus melibatkan semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan
akuisisi atau kontruksinya.
3. Biaya Peralatan
Peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, perabotan dan
perkakas, peralatan tetap, peralatan pabrik dan aktiva tetap sejenis
3. Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan asset untuk digunakan atau
dijual sesuai dengan maksudnya.
Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dari dua jenis sumber pinjaman tersebut adalah:
2. Dana secara umum yang digunakannya untuk tujuan pembangunan asset tetap.
Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman periiode berjalan
dari dana secara umum tersdebut. Jumlah biaya yang dikapitalisasikan selama satu periode tidak
boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.
b. Pembelian tunai asset melalui alokasi harga pembelian pada tanah dan gedung bila harga pasar
kedua asset diketahui
Suatu asset dalam kelompok PPP harus dukur atas dasar biaya pada pengakuan awal. Biaya dari PPP
adalah harga setara kas pada tanggal pengakuan.
Unsur Biaya yang mewakili biaya asset Unsur Biaya yang tidak mewakili biaya asset
1. Harga belinya, termasuk imbalan konsultan 1. Biaya yang terkait dengan pengenalan
hokum dan broker, bea masuk impor, dan pajak produk baru dari suatu fasilitas yang selesai,
pembelian yang tidak dapat dikreditkan, setelah seperti promosi
pengurangan diskon dan rabat.
2. Biaya pengenalan suatu produk dan jasa
2. Biaya yang dapat diatribusikan secara baru, seperti biaya iklan dan aktivasi promosi
langsung untuk membawa asset ke lokasi dan
kondisi yang diperlukan.
Jika suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi terkait pengukuran aset tetap dari model
biaya ke model revaluasi, maka perubahan tersebut akan berlaku secara .....
Select one:
a. Retrospektif
b. Prospektif
c. Progresif
d. Regresif
Select one:
a. Gedung
b. Mesin
c. Tanah
d. Kendaraan
C
Manakah dari biaya berikut ini yang dapat diakui dalam aset tetap?
Select one:
a. Biaya hukum yang muncul atas pembelian gedung
b. Biaya tahunan untuk mengecat lantai pabrik
c. Pembelian kendaraan untuk dijual kembali
Select one:
a. (1) saja
b. (1) dan (2)
c. (2) saja
Berikut ini yang bukan merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
biaya perolehan aset tetap adalah ......
Select one:
a. Biaya instalasi dan perakitan
b. Estimasi fee professional pembongkaran
c. Biaya transportasi aset dalam penyerahan awal
d. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik
Previous page
TOPIK 12
Aset Tetap dan Properti Aset
Jika suatu perusahaan memiih untuk merevalusi sebuah asset tunggal, maka perusahaan
tersebut juga harus merevaluasi seluruh kelompok asset tetap sesuai dengan
kelompoknya, untuk menghindari revaluasi yang elektif.
Jika perusahaan memilih revaluasi secara periodik, maka lakukan revaluasi secara
teratur untuk memastikan bahwa tercatat tidak berbeda secara signifikan dari nilai
wajarnya.
1. Dilepaskan; atau
2. Tidak ada manfaat ekonimis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.
Laba atau rugi timbul dari penghentian pengakuan asset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi kompherensif pada asset tersebut dihentikan pengakuannya
Contoh:
PT Mara membeli mesin tahun 2007 dengan harga perolehan Rp 200.000.000. Aset
tersebut mempunyai umur manfaat 10 tahun dan nilai sisa Rp 40.000.000. Pada tanggal
1 januari 2010, entitas menjual asset tersebut dengan harga Rp 162.000.000
Nilai tercatat pada tanggal 1 januari 2010 = Rp 200 juta – Rp 40 juta = Rp 160 juta
Ayat Jurnal:
Kas Rp 162.000.0000
Mesin Rp
200.000.000
Contoh:
Ayat Jurnal:
Contoh :
4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode
Pengungkapan metode yang digunakan dan entitas umur manfaat atau tariff penyusutan
memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam mereview kebijakan yang
dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk asset
tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam:
1. Nilai residu
3. Umur manfaat
4. Metode Penyusutan
PRE POST
Berikut ini yang merupakan jenis aktiva tetap adalah ....
Select one:
a. Gedung
b. Semua jawaban benar
c. Kendaraan
d. Tanah
B
Select one:
a. Properti yang disewakan kepada entitas anak
b. Properti yang disewakan kepada pihak lain dan pengelolaan properti tersebut diserahkan
kepada pihak ketiga
c. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga yang
belum diketahui tujuan dari penggunaan properti tersebut
Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi yang dicatat dengan
model nilai wajar diakui dalam .....
Select one:
a. Surplus revaluasi dalam penghasilan komprehensif lainnya
b. Laporan arus kas pada aktivitas pendanaan
c. Laba rugi pada periode berjalan
d. Laporan posisi keuangan sebagai penambah ekuitas (retained earning) tanpa melalui laba
rugi
D
Select one:
a. Piutang
b. Utang
c. Persediaan
d. Aktiva Lancar
B
Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik Aktiva Tetap Berwujud adalah :
Select one:
a. Relatif Permanen
b. Digunakan dalam operasi perusahaan
c. Dimaksudkan untuk dijual kembali