Anda di halaman 1dari 96

TOPIK 1

Akuntansi Keuangan dan Perkembangan Standar Akuntansi Keuangan

1.1. Pengertian Akuntansi


Apa itu akuntansi?

pasti kalian sudah tahu apa yang dimaksud dengan akuntansi.

banyak yang mengartikan akuntansi itu apa. salah satunya akuntansi ada "SENI"

seni yang dimaksud adalah Seni mengidentifikasi, mengiktisarkan, mengklasifikan sampai


melaporkan dari suatu transaksi, jurnal, buku besar sampe menyusun laporan keuangan yang
tujuan untuk pengambilan keputusan.

Akuntansi adalah kegiatan itu terdiri dari proses identifikasi apakah kejadian merupakan
transaksi, pencatatan transaksi, penggolongan transaksi dan pengikhtisaran transaksi menjadi
laporan keuangan (siklus akuntansi)

Menurut Kieso (2010) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem dengan input
data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi
pengguna internal maupun eksternal organisasi.

Input yang dimaksud adalah transaksi

proses yang dimaksud adalah jurnal, buku besar, jurnal penyesuaian

dan output yang dimaksud adalah laporan keuangan

Tujuan Dari Akuntansi Keuangan :

•Menjelaskan kinerja keuangan dalam periode tertentu dan kondisi keuangan pada tanggal tertentu

•Penilaian kinerja dan kondisi keuangan

•Memprediksi kinerja di masa mendatang


Transaksi

Transaksi? apa itu transaksi ? contohnya apa?

Transaksi adalah kejadian dalam perusahaan yang mempengaruhi posisi keuangan, sehingga fokus
akuntansi pada informasi keuangan.
Tidak semua transaksi dapat mempengaruhi posisi keuangan.
Misalnya :
1. Andi mempunyai uang Rp. 10.000. andi membeli bakso seharga Rp. 8000. apakah ini merupakan
transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan? jawabannya IYA. Kenapa? ketika diawal andi
mempunyai uang 10rb, kemudian dia beli bakso berarti adalah transaksi pembelian, dimana uangnya 10rb
beli bakso 8rb sisa nya 2rb. ini berarti sudah mempengaruhi posisi keuangan .
transaksi lainnya adalah :
Bapak Ali memperoleh promosi jabatan  dengan gaji Rp. 10.000.000.
 apakah transaksi tersebut dapat mempengaruhi posisi keuangan? Jawabannya "TIDAK" Karena masih
memperoleh dan gaji tersebut bulan diterima, sehingga belum dikatakan akan mempengaruhi posisi
keuangan.

Transaksi disertai dengan BUKTI dab Bukti sebagai dasar mencatat transaksi
1.2. Pengguna Laporan Keuangan

 Pengguna Laporan Keuangan Internal Perusahaan

 Pemilik Perusahaan
 Pemilik menjadi seseorang yang paling tertarik pada laporan keuangan. Tidak hanya karena
kepentingannya dalam melihat laba, melainkan juga informasi jumlah keuangan yang dimiliki
untuk pendapatan pribadi. Pemilik ingin tahu seberapa banyak modal yang dibutuhkan bisnis
untuk menghasilkan pendapatan penjualan.

 Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan melihat laporan keuangan dari perspektif likuiditas , profitabilitas, arus
kas, aset dan kewajiban, saldo kas, persyaratan dana, utang yang harus dibayar, pembiayaan
proyek, dan berbagai kegiatan operasional hari lainnya. Sederhananya, manajemen perusahaan
memerlukan laporan keuangan untuk membuat keputusan tentang bisnis.

 Karyawan

Karyawan melihat laporan keuangan perusahaan dari berbagai sudut pandang. Mereka ingin tahu
apakah perusahaan memberi bonus atau kenaikan gaji yang tergantung pada kinerja keuangan
perusahaan. 

Juga, mereka ingin memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan situasi industri saat
ini yang dapat dilihat dari laporan keuangan. 
Perusahaan juga dapat melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, karena itu, ingin
agar karyawan mengetahui dan memahami keuangan perusahaan.

Bahkan sebagian karyawan melihat laporan keuangan perusahaan sebagai kemungkinan ekspansi
dan peluang pengembangan karier mereka.

Pengguna Laporan Keuangan Pihak Eksternal


Pengguna eksternal terbagi atas 10 kelompok yang masing-masing memiliki tujuan dan minat
yang berbeda. 

 Investor

Investor dan calon investor tertarik pada potensi keuntungan dan keamanan investasi mereka.
Laba di masa yang akan datang dapat diperkirakan dari kinerja laporan keuangan perusahaan
yang lalu, khususnya laporan laba rugi.  

Investor juga memerlukan informasi keuangan untuk membuat keputusan tentang apa yang harus
dilakukan dengan investasi mereka (saham), yaitu menahan, menjual, atau membeli lebih
banyak.

 Analisis Investasi

Analis investasi mengawasi dengan cermat laporan keuangan perusahaan. Mereka memiliki
pengetahuan industri yang baik dan mengetahui kinerja perusahaan. Berdasarkan analisis mereka
dari laporan keuangan, analisis investasi membuat keputusan apakah akan merekomendasikan
saham perusahaan kepada klien mereka atau tidak.

 Pemberi Pinjaman atau Kreditur

Pemberi pinjaman seperti bank tradisional, lembaga keuangan, kreditor ingin memeriksa
kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Dengan demikian, mereka membaca laporan
keuangan perusahaan dan melihat apakah mereka akan memberikan pinjaman.

Biasanya, para pemberi pinjaman atau kreditur ini melihat likuiditas perusahaan – kemampuan
perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

 Lembaga Pemeringkat

Lembaga pemeringkat kredit meninjau laporan keuangan perusahaan untuk memberikan


peringkat kredit atas instrumen utang perusahaan. Perusahaan penerbit harus memberikan semua
informasi kepada lembaga pemeringkat kredit.

Investor dari sekuritas ini dapat membuat keputusan berdasarkan informasi setelah lembaga
pemeringkat memberikan peringkat yang jelas berdasarkan atas kondisi keuangan perusahaan.

 Pelanggan
Sebagian pelanggan perlu melihat laporan keuangan perusahaan tempat mereka membeli barang
atau jasa. Klien besar ingin memiliki kemitraan jangka panjang atau kontrak dengan perusahaan
sehingga mereka ingin bekerja dengan perusahaan yang stabil secara finansial. 

Lebih lanjut, biasanya perusahaan yang kuat secara finansial dapat menyediakan pelanggan
dengan penjualan kredit dan dapat memberikan produk dan layanan dengan harga diskon
dibanding.

 Kompetitor

Kompetitor ingin mengetahui status keuangan perusahaan yang bersaing. Mereka ingin
mempertahankan keunggulan kompetitif pada pesaing mereka dan karenanya, ingin mengetahui
kesehatan keuangan perusahaan lain. 

 Pemasok

Pemasok, seperti pelanggan ingin berurusan dengan perusahaan yang memiliki kesehatan
keuangan yang baik. Dengan demikian, mereka juga menjadi bagian dari pengguna laporan
keuangan dan membuat keputusan dalam pemberian kredit kepada perusahaan.

 Otoritas Pajak dan Pemerintah

Instansi pemerintah yang memantau dan mengurus perpajakan tertarik pada kisah keuangan
suatu bisnis. Mereka ingin tahu apakah bisnis membayar pajak sesuai dengan undang-undang
perpajakan saat ini.

Instansi pemerintah juga ingin melakukan prediksi pajak masa depan berdasarkan kinerja
perusahaan dan praktik industri.

 Serikat Pekerja

Serikat pekerja membutuhkan laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan bisnis untuk
membayar kompensasi dan manfaat kepada anggota serikat yang diwakilinya.

 Masyarakat Umum

Siapa pun di luar perusahaan seperti peneliti, siswa, analis, dan lainnya tertarik pada laporan
keuangan perusahaan dengan alasan valid tertentu.

Laporan keuangan perusahaan adalah informasi terpenting tentang perusahaan. Laporan


keuangan memberikan gambaran yang jelas tentang urusan keuangan perusahaan, kinerjanya
yang dapat dibandingkan dengan kompetitor dan mitra. Dengan demikian, berbagai pengguna
dapat membaca dan memahami laporan keuangan perusahaan untuk tujuan mereka sendiri
1.3. Pervedaan Antara Akuntansi Keuangan dengan Akunntansi Manajemen

PERIHAL Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajeme

Bidang akuntansi yan


Bidang akuntansi yang membahas penyusunan laporan
Definisi untuk tujuan internal
keuangan untuk pengguna eksternal
disebut akuntansi man

PSAK (Indonesia)
Standar Masing-masing perus
IFRS atau standar lain
Tujuan Berbagai tujuan (general purpose) Pengendalian dan per
Sumber Informasi üData historis üData historis
üData Proyeksi üData Proyeksi
üInformasi Non-Keuangan üAnalisis detil

Gambar diatas merupakan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

1. akuntansi keuangan tujuan laporan keuangan untuk pengguna eksternal dan akuntansi manajemen
untuk pengguna internal perusahaan

2. Akuntansi keuangan mempunyai  standar penyusunan laporan keuangan yaitu PSAK Dan IFRS,
Sedangkan akuntansi manajemen tergantung dari masing-masing perusahaan.

3. akuntansi keuangan tujuan banyak bisa unuk pinjaman, investasi sedangkan akuntansi manajemen
untuk pengendalian dan perencanaan.

4, sumber informasi dari akuntansi keuanagan data historis, data proyeksi dan informasi non
keuangan, sedangkan informasi akuntansi manajemen data historis, data proyeksi dan analisa detail
manajer

1.4. Tujuan Pelaporan Keuangan


Menurut PSAK No. 1 Tujuan Pelaporan keuangan

1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan ekonomi
2. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan pertanggungjawaban sumber
daya yang dipercayakan kepadanya.
3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Menyediakan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu
1.5. Perkembangan IFRS dan IASB

PERKEMBANGAN IFRS DAN IASB

Standar akuntansi keuangan internasional atau international financial reporting standards(IFRS)


sebelumnya bernama international accounting standards ( IAS ). IAS disusun oleh international
accounting standard commite ( IASC ) , organisasi pendahulu dari IASB.

IASC didirikan pada juni 1973 . Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB . semua IAS yang
telah di terbitkan diadopsi IASB . standar baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama IFRS  dengan
demikian IFRS meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi yang dikeluarkan oleh standing
interpretation committe ( SIC ) dan international financial reporting interpretation committe
( IFRIC ). Standar akuntansi disusun melalui proses yang dilaksanakan secara transparan
dan akuntabel.

Proses tersebut disebut dengan due procces yang memiliki komponen :

1. Dewan standar yang independen.


2. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis.
3. Bekerja sama dengan investor , regulator , pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di setiap
tahapan proses , dan 

4. Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar.

PERKEMBANGAN DSAK DAN PSAK


Profesi akuntan di indonesia terhimpun dalam ikatan akuntan indonesia yang berdiri pada 23
desember 1957. Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu sejak diaktifkannya kembali
pasar modal pada tahun 1973. Tahun 1994, komite PAI membentuk tim kerja untuk melakukan revisi
standar akuntansi dengan dana dari bank dunia. Tahun 1994 diterbitkan standar akuntansi keuangan (
SAK ) PSAK 1994 sebagian besar merupakan hasil terjamahan dan adaptasi IAS. Dalam
proses adaptasinya , DSAK tidak menyebutkan secara eksplisit dalam setiap standar rujukan IAS
yang
diadaptasi. DSAK dalam menyusun standar mengikuti prosedur baku yang disebut due procces.

Proses tersebut meliputi tahapan berikut :

1. Identifikasi permasalahan untuk dikembangkan menjadi standar.


2. Konsultasikan permasalahan dengan DKSAK.

3. Melakukan riset terbatas.

4. Membentuk tim kecil dalam DSAK.


5. Melakukan penulisan awal draf.
6. Pembahasan dalam DSAK.

7. Peluncuran draf sebagai exposure draf ( ED ) dan pengedarannya.


8. Public hearing.

9. Pembahasan tanggapan atas ED dari masukan public hearing.


10. Final checking.
11. Persetujuan / pengesahan ED PSAK menjadi PSAK.

12. Sosialisasi standar.

Proses konvergensi tahun 2008 lebih ketat karena standar yang diterbitkan benar-benar mengacu
pada IFRS . jika ada pengecualian , DSAK harus mengkaji dan memberikan alasan mengapa
pengecualiaan tersebut di perlukan.

Proses konvergensi itu mengharuskan DSAK melakukan proses pengembangan dengan tiga kategori
yaitu :

1. Merevisi standar akuntansi yang telah ada untuk di sesuaikan dengan pengaturan sesuai IFRS
terbaru.
2. Menambahkan standar baru yang sebelumnya belum di atur dalam PSAK.

3. Mencabut PSAK yang tidak ada standarnya dalam IFRS.

1.6. Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan Keuangan


Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) merupakan konsep-
konsep dasar yang menjadia pedoman dalam penyusunan laporan keuangan untuk tujuan umum dan
menjadi pedoman bagi penyusun standar akuntansi untuk mengembangkan standar akuntansi di masa
yang akan datang dan sebagai pedoman dalam menyelesaikan permasalahan yang belum diatur
secara khusus di dalam pernyataan standar akuntansi. KDPPLK disebut dengan kerangka konseptual
yang diadopsi secara langsung dari conceptual framework IAS.

KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Laporan Keiangan)  ini ditujukan untuk:

1. Penyusun standar akuntansi dalam menyusun dan mengembangkan standar akuntansi


2. Penyusun laporan keuangan dalam mengatasi masalah yang belum diatur dalam standar
3. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

KDPPLK bukanlah standar akuntansi. Bilamana terjadi pertentangan antara standar akuntansi dengan
kerangka konseptual maka standar akuntansi lebih diunggulkan.
KDPPLK secara umum berisikan:

 Tujuan dan Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, kreditor, karyawan, pemasok
dan kreditor lainnya, pemerintah, dan masyarakat. Pengguna tersebut menggunakan laporan
keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang berbeda, diantaranya sebagai berikut:

o Investor dan calon investor: menilai entitas dan kemampuan membayar deviden di
masa mendatang, investor dapat memutuskan untuk membeli atau menjual saham
entitas.
o Kreditor: menilai kemampuan bank dalam membayang utang dan bunga
o Karyawan: menilai kemampuan membayar balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
o Pemasok dan kreditor lainnya: kemampuan entitas membayar liabilitasnya yang akan
jatuh tempo
o Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya
o Masyarakat: menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas

 Asumsi Dasar
 Asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
berdasarkan kerangka konseptual adalah asumsi going concern dan asumsi dasar
akrual. Going concern (kelangsungan usaha) menganggap bahwa perusahaan akan terus
beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada asumsi bahwa entitas akan bubar. Yang
menjadi fokus bukan keterus menerusannya, tetapi asumsi ini menjadi dasar bagi kewajaran
nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan.  Asumsi dasar lainnya adalah basis
akrual, dalam basis akrual pengaruh transaksi dan peristiwa lainnya diakui pada saat
terjadinya bukan pada saat kas diterima atau dibayarkan. Penentuan pendapatan dan biaya
dari posisi harta dan kewajiban ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan
atau tidak. Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan kepada faktor legalnya
apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (beban) perusahaan atau
belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu penerimaan atau pembayaran kas.
 Karakteristik Kualitatif
 Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna dalam pengambilan
keputusan ekonomi bagi para pengguna laporan, KDPPLK mensyaratkan informasi yang
dimuat dalam dalam laporan keuangan agar dapat memenuhi empat karakteristik kualitatif
yakni: dapat difahami, relevan, keandalan, dan dapat diperbandingkan (paragraf 24).

Laporan keuangan harus dapat difahami oleh para pemakai agar dapat digunakan dalam
pengambilan keputusan ekonomi. Untuk dapat difahami, pengguna laporan keuangan
diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas ekonomi, bisnis,
akuntansi, serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi.

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan. Relevan
berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan keputusan. Informasi
dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna
sehingga dapat membantu dalam mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa
yang akan datang. Di samping itu, informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan juga
harus dapat diandalkan. Informasi yang andal adalah informasi yang bebas dari pengertian
yang menyesatkan, bebas dari salah saji material, dan dapat diandalkan pengguna sebagai
penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan. Keandalan laporan keuangan
meliputi ciri-ciri:

o Penyajian yang jujur


o Netralitas
o Substansi mengungguli bentuk
o Pertimbangan sehat, dan
o Kelengkapan

Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu agar dapat
bermanfaat bagi pengguna.

 Unsur-unsur yang terkandung dalam laporan keuangan


 Unsur-unsur dalam laporan keuangan terbagi ke dalam kelompok yang menggambarkan
karakateristik ekonominya. Unsur-unsur yang berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan
adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Unsur-unsur yang berkaitan dengan kinerja perusahaan
adalah penghasilan dan beban. Aset didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh
entitas sebagai akibat dari peristiwa masa lalu yang diharapkan dapat mengalirkan manfaat di
masa yang akan datang bagi entitas tersebut. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah
“penguasaan”, entitas mengakui sejumlah sumber daya sebagai aset apabila entitas memiliki
kendali dan kuasa atas sumber daya tersebut meski tidak dimiliki. liabilitas adalah kewajiban
masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan akan
menyebabkan arus keluar sejumlah sumber daya entitas yang mengandung manfaat ekonomi.
Sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah dikurangi seluruh liabilitas.
Dapat dilihat bahwa ekuitas tidak didefinisikan jenisnya dan hanya diungkapkan sebagai
persamaan matematis:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Penghasilan merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode berupa pemasukan
atau penambahan aset perusahaan atau penurunan liabilitas yang mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang bukan berasal dari kontribusi pemilik. Penghasilan meliputi pendapatan dan
keuntungan. Pendapatan timbul dari aktivitas operasi normal perusahaan sedangkan
keuntungan merupakan pos lain yang memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul
atau tidak timbul dalam pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama satu periode berupa pengurangan aset
atau penambahan liabilitas yang mengakibatkan penurunan ekuitas yang bukan merupakan
disrtribusi kepada pemilik.  Beban mencakup beban yang timbul dari aktivitas operasi normal
perusahaan dan kerugian yang merupakan pos lain yang memenuhi definisi beban. kerugian
mencerminkan penurunan manfaat ekonomi. Kerugian ini mungkin timbul atau mungkin
tidak timbul dari pelaksanaan aktivitas operasi normal perusahaan.

 Konsep pemeliharaan modal


Konsep pemeliharaan modal dalam kerangka konseptual terdiri dari konsep pemeliharan modal
keuangan dan konsep pemeliharaan modal fisik. Konsep pemeliharan modal penting artinya dalam
mengukur laba yang diperoleh perusahaan. Menurut Hicks, seorang ekonom, laba adalah jumlah
maksimum yang dapat dikonsumsi oleh sebuah perusahaan dalam suatu periode, namun kekayaan
awal periode perusahaan sama dengan kekayaan akhir periode perusahaan. Oleh karena itu laba
adalah kelebihan setelah posisi awal dipelihara

1.7. Standar Akuntansi Indonesia


1. PSAK-IFRS
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard (PSAK) adalah
nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi Indonesia
(IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis yang memiliki
akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses pendaftaran di pasar modal
seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun perusahaan dana pensiun).

PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan bagi
pengguna laporan keuangan. Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena Indonesia
merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants) yang menjadikan IFRS sebagai
standar akuntansi mereka.

2. SAK-ETAP
Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP) digunakan untuk
entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan standar akuntansi IFRS
yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif, penilaian untuk aset tetap, aset tidak
berwujud, dan properti investasi setelah tanggal perolehan hanya menggunakan harga perolehan,
tidak ada pilihan menggunakan nilai revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas
dan aset pajak tangguhan karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil dan menengah dapat membuat laporan
keuangan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap laporannya
tersebut.

3. PSAK-Syariah
PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-lembaga kebijakan
syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain sebagainya. Pengembangan
standar akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang dikeluarkan oleh MUI (Majelis
Ulama Indonesia).

Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan, standar
penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti mudharabah, murabahah,
salam, ijarah, dan istishna.
4. SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang diterapkan
untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) dan Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin transparansi, partisipasi, dan
akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih.
TOPIK 2
SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

2.1. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan data-
data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan menghasilkan
laporan keuangan.

§SIA yang baik dan efektif memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang
berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan, seperti dalam
hal:
  a. besarnya kas yang dimiliki perusahaan;

  b. besar saldo utang yang harus dilunasi perusahaan;

      (poin a dan b adalah informasi untuk menjawab aspek likuiditas   perusahaan)

  c. banyaknya aset yang dimiliki perusahaan;

  d. besarnya laba yang dihasilkan perusahaan;

      (poin c dan d adalah informasi untuk utilisasi dan profitabilitas  perusahaan)

  e. besarnya dividen yang bisa dibagikan kepada perusahaan

f. kinerja operasional perusahaan


2.2. Akun Pencatatan Transaksi
Akun adalah klasifikasi umum yang digunakan dalam sistem akuntansi untuk merujuk pada sifat
yang sama.

Akun-akun tersebut bisa dikelompokkan menjadi lima bagian besar


aset;
liabilitas;
ekuitas;
pendapatan;
beban.

Sistem pencatatan akuntansi yang digunakan secara umum oleh perusahaan adalah sistem
pembukuan ganda (double-entry system) yaitu §suatu pencatatan yang dibuat perusahaan berdampak
ganda, yaitu minimal satu pencatatan di sisi debit dan minimal satu pencatatan di sisi kredit.

2.3. Persamaan Akuntansi


Pengertian persamaan akuntansi adalah hubungan dari harta, hutang, dan modal yang sudah di miliki
oleh perusahaan. Persamaan dari dasar akuntansi akan di gunakan sebagai dasar dari pencatatan
sistem akuntansi, jadi setiap transaksi akuntansi yang terjadi pada perusahaan harus di catat pada dua
aspek. Transaksi yang akan merubah aktiva akan di imbangi oleh perusahaan pada kewajibannya.
Persamaan Akuntansi

Aset = Utang + Modal

Persamaan Dasar Akuntansi dan Elemen Dasar Posisi Keuangan

Setiap perusahaan pasti memiliki posisi dan kondisi keuangan yang berbeda-beda, di dalam akuntansi
sudah sangat umum dengan sebutan “Neraca”, dalam neraca bisa sering di tunjukkan dengan sebuah
formula atau rumus yang sering di sebut dengan Persamaan Dasar Akuntansi. Rumus dasar ini salah
satu rumus yang memiliki hubungan yang saling berkaitan antara : Aset (Aktiva) dengan Kewajiban
atau Hutang (Liability) dan Modal (Capital).

Unsur- Unsur Persamaan Akuntansi

1. Aset (Aktiva) : adalah sumber daya yang sudah dikuasai oleh pihak perusahaan sebagai
akobat dari sebuah peristiwa yang terjadi di masalalu dan di masa depan akan memanfaatkan
ekonomi dari sumber haraoan yang akan di peroleh perusahaan.
2. Hutang (Kewajiban) : adalah tanggung jawab perusahaan yang akan terjadi pada saat ini
dan yang timbul dari sebuah peristiwa di masa lalu, dan proses penyelesaiannya akan
membutuhkan sumber daya perusahaan.
3. Ekuitas (Modal) : adalah sisa dari kepentingan yang ada di dalam aktiva yang sudah sesuai
dengan perusahaat setelah di kurangi dengan kewajiban.
4. Pendapatan (Revenue) : adalahaliran yang masuk atau peningkatan lain atas aktiva atau
penurunan dari kewajiban perusahaan sebagai akibat yang terjadi dari aktivitas penyerahan,
penjualan dan pembuatan barag, jasa atau aktivitas yang lainnya dan yang juga merupakan
kegiatan utama yang secara terus menerus di lakukan oleh perusahaan.
5. Beban (Expenses) : adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau penungkatan
kewajiban karena ada penyerahan atau pembuatan barang, jasa atu juga melakukan aktivitas
lain yang juga merupakan kegiatan utama yang di lakukan secara terus menerus oleh
perusahaan.

6. Prive : adalah pengambilan aset dari perusahaan yang di lakukan oleh pemilik nya yang akan
di gunakan untuk kepentingan pribadinya.

Saldo Normal Akun

Debit Kredit

Aset + -

Liabilitas - +

Ekuitas - +

Pendapatan - +

Beban + _

2.4. Jenis Laporan Keuangan


1. Laporan Laba/Rugi

Laporan ini biasa dikenal dengan nama lain seperti income statement atau profit loss
statement. Fungsi utamanya untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dilihat dari kerugian
atau keuntungan yang diperoleh di periode tersebut.

laporan laba rugi juga bisa menyediakan informasi tentang pajak perusahaan hingga menjadi bahan
evaluasi manajemen. Beberapa hal yang harus ada dalam laporan laba rugi adalah pendapatan, harga
pokok produksi, beban, beban pajak hingga laba atau rugi perusahaan. Laporan laba rugi terdiri dari
dua bentuk yaitu single step dan multiple step.
Berikut contoh tampilan Laporan

Laba/Rugi  

2. Laporan Perubahan Modal

laporan perubahan modal yang akan menggambarkan perubahan aktiva bersih selama satu periode,
perubahan ini bisa berupa peningkatan ataupun penurunan. Laporan perubahan modal hanya bisa
dibuat setelah laporan laba/rugi karena membutuhkan jumlah kerugian atau keuntungan yang
diperoleh perusahaan.
Berikut contoh tampilan Laporan Perubahan atau Pergerakan

Modal: 

3.Laporan Neraca

Laporan Neraca atau yang biasa dikenal dengan nama balance sheet ini dibuat untuk menunjukkan
posisi dan informasi keuangan dari suatu perusahaan. Elemen-elemen yang ada dalam laporan ini
adalah aset, kewajiban dan modal. Neraca bisa dibuat dengan persamaan akuntansi:

Aset = Kewajiban + Modal.

Sisi aset dan pasiva (kewajiban+modal) harus seimbang untuk membuat neraca degan benar. Neraca
biasa dibuat dalam bentuk skontro ataupun vertikal. Setiap perusahaan bisa memilih bentuk neraca
ini sesuai dengan kebutuhan.

Berikut contoh tampilan Laporan Neraca


4. Laporan Arus Kas

 Istilah ini untuk menunjukan betapa cash flow sangat penting dalam suatu usaha . Laporan arus
kas (cash flow statement)  memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan. Laporan ini juga
bisa difungsikan sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode selanjutnya. Cash flow
statement memiliki 3 aktivitas utama yaitu aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

Berikut contoh tampilan Laporan Arus Kas


5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan pada dasarnya merupakan bagian dari laporan-laporan keuangan
yang disajikan oleh suatu perusahaan meskipun keberadaannya tidak diwajibkan. Mayoritas
perusahaan yang membuat laporan ini adalah perusahaan skala besar ataupun perusahaan yang
sudah go public.

Laporan ini dibuat untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai beberapa hal yang ada
pada laporan-laporan keuangan sebelumnya.

Letak Catatan Atas Laporan Keuangan biasanya ada di bagian paling belakang. Meski sebenarnya ini
merupakan hal yang biasa terjadi yaitu bahwa laporan ini dibuat di akhir periode, tapi bisa dilihat
bahwa beberapa perusahaan terkadang mengalami kesulitan dalam membuatnya.
2.5. Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi dimulai dari transaksi, transaksi yang dimaksud adalah kegiatan yang
mempengaruhi posisi keuangan. setiap transaksi harus mempunyai bukti seperti faktur,bon dsb.

Tabel ini dibawah  ini  menjelaskan perbedaan antara transaksi atau peristiwa

Tanggal Peristiwa Kategori


a.Penerbitan SK Promosi Bapak Adi sebagai Asisten Manajer Akuntansi
Peristiwa Inter
b.Melakukan pembayaran sewa ruangan untuk 2 tahun di Gedung Raja Agung, Jakarta
1 Selatan dengan nilai total Rp 120.000.000,00 Transaksi
c.Menerbitkan surat permohonan penambahan jatah tempat parkir kepada manajemen
gedung Peristiwa Ekst

Menerima informasi bahwa salah satu pemegang saham, Bapak Jamal menambah
setoran kepemilikan senilai Rp 100.000.000,00. Perusahaan menerbitkan 10.000
3 Transaksi
lembar saham biasa yang memiliki nilai pari Rp2.000 per lembar. kepada Bapak
Jamal
a.Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000. PT DS
baru membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan dibayar dalam dua Transaksi
tahap masing-masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni dan tanggal 25 Juli.
8
b.Mengirimkan dokumen tender pengerjaan renovasi ruangan kantor kepada 3 (tiga)
perusahaan vendor. Nilai prakiraan renovasi adalah Rp 350.000.000 Peristiwa Ekst
Setelah dari transaksi, siklus akuntansi selanjutnya adalah jurnal umum. setiap transaksi yang
mempunyai faktur diproses /dicatat kedalam jurnal umum.

contoh Jurnal Umum

1.  Melakukan pembayaran sewa ruangan untuk 2 tahun di Gedung Raja Agung, Jakarta Selatan
dengan nilai total Rp 120.000.000,

   Jurnal Umum :

Ref Debit Kredit

Beban Sewa   Rp120.000.000  

        Kas     Rp120.000.000


2.  Menerima informasi bahwa salah satu pemegang saham, Bapak Jamal menambah setoran
kepemilikan senilai Rp 100.000.000,00. Perusahaan menerbitkan 10.000 lembar saham biasa dengan
nilai pari Rp 2.000,00 kepada Bapak Jamal
Jurnal Umum
Ref Debit Kredit

Kas   Rp100.000.000  

       Modal Saham     Rp20.000.000

       Agio Saham     Rp80.000.000

3. Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000. PT DS baru
membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan dibayar dalam dua tahap masing-
masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni dan tanggal 25 Juli.

Ref Debit Kredit

Peralatan Kantor   Rp100.000.000  

     Kas     Rp20.000.000

     Utang Usaha     Rp80.000.000


4. Melakukan penagihan atas jasa konsultasi yang diberikan kepada PT Sejati senilai Rp
300.000.000, yang jatuh temponya 14 hari setelahnya

Ref Debit Kredit

Piutang Usaha   Rp300.000.000  

     Pendapatan Jasa     Rp300.000.000

5. Melakukan peminjaman modal kerja senilai Rp 1.000.000.000 dari sebuah lembaga pendanaan, PT
Sehat Finansial.

Ref Debit Kredit

Kas   Rp1.000.000.000  

      Utang Modal Kerja     Rp1.000.000


6. Membeli perlengkapan kantor senilai Rp 50.000.000 yang dibayarkan secara tunai
Ref Debit Kredit

Perlengkapan Kantor   Rp50.000.000  


     Kas     Rp50.000.000
7. Menerima uang muka untuk jasa konsultasi yang akan diberikan kepada PT Permai senilai Rp
300.000.000. Jasa konsultasi itu dilakukan pada bulan Juli 2011 mendatang.

Ref Debit Kredit


Kas   Rp300.000.000  
     Pendapatan Jasa Diterima di Muka     Rp300.000.000
8.  Melakukan pembayaran pemasangan iklan melalui PT Advertasia senilai Rp 50.000.000

Ref Debit Kredit


Beban Iklan   Rp50.000.000  
     Kas     Rp50.000.000
9.  Menerima pelunasan sebagian tagihan jasa konsultasi PT Sejati, dengan nilai Rp 150.000.000

Ref Debit Kredit


Kas   Rp150.000.000  
      Piutang Usaha     Rp150.000.000
10.  Membayar utang pembelian peralatan kantor senilai Rp 40.000.000 kepada PT GA

Ref Debit Kredit


Utang Usaha   Rp40.000.000  
    Kas     Rp40.000.000
11. Membayar gaji karyawan senilai Rp 100.000.000,

Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit


Beban Gaji   Rp100.000.000  
    Kas     Rp100.000.000
12. Mengumumkan dan membayarkan dividen senilai Rp 100,00 per lembar kepada pemegang
saham.  Jumlah saham yang beredar adalah sebanyak 40.000 lembar

Ref Debit Kredit


Dividen Tunai   Rp4.000.000  
    Kas     Rp4.000.000
Buku Besar

Buku Besar dibuat ketika sudah selesai membuat jurnal umum.


Buku Besar dari transaksi jurnal umum diatas

  Kas                      101   Utang Usaha      


01-Jun       200.000.000 01-Jun     120.000.000 25-Jun    40.000.000 08-Jun     
03-Jun       100.000.000 08-Jun       20.000.000        
14-Jun    1.000.000.000 16-Jun       50.000.000 Balance      
17-Jun       300.000.000 21-Jun       50.000.000  
24-Jun       150.000.000 25-Jun       40.000.000
28-Jun     100.000.000
30-Jun         4.000.000
          Pend Jasa di Muka      
Balance     1.366.000.000   17-Jun     
       
Balance      
  Piutang Usaha                      102  
10-Jun       300.000.000 24-Jun     150.000.000
 
       
Balance        150.000.000  

  Utang Modal Kerja      


  Perlengkapan Kantor                      111 14-Jun    
16-Jun          50.000.000          
        Balance     
Balance           50.000.000    
 

  Peralatan Kantor                      151


01-Jun          70.000.000  
08-Jun       100.000.000  
       
Balance        170.000.000  

Neraca Saldo dibuat ketika sudah selesai dari jurnal umum dan buku besar.

PT Damai Sejahtera

Neraca Saldo
31 Juni 2011

Debit   Kredit

Kas         1.366.000.000


Piutang Usaha             150.000.000
Perlengkapan Kantor              50.000.000
Peralatan Kantor             170.000.000
Utang Usaha                 40.000.000
Pendapatan Jasa Diterima di Muka               300.000.000
Utang Modal Kerja           1.000.000.000
Saham Biasa                 80.000.000
Agio Saham               290.000.000
Dividen Tunai                 4.000.000
Pendapatan Jasa               300.000.000
Beban Gaji             100.000.000
Beban Sewa             120.000.000
Beban Iklan               50.000.000
     

        2.010.000.000           2.010.000.000


2.6. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian (Adjusting Journal Entry) adalah jurnal yang digunakan untuk menyesuaikan
saldo-saldo rekening yang ada di Neraca Saldo menjadi saldo yang sebenarnya sampai dengan akhir
periode akuntansi,  dengan tujuan akan mencerminkan keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan dan
biaya yang sebenarnya (Sujarweni, 2016:44).
Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk penyesuaikan atas saldo-saldo akun dibuku besar
(Jusup, 2011:189).

Tujuan Penyesuaian Pembukuan


Jurnal penyesuaian dilakukan karena (Warrren et al, 2017:111):

1. Beberapa beban tidak dicatat secara harian. Sebagai contoh perlengkapan (supplies) akan


memerlukan banyak ayat jurnal dengan jumlah yang kecil-kecil. Selain itu jumlah nilai
perlengkapan umumnya tidak diperlukan.
2. Beberapa pendapatan dan beban direalisasi dengan berlalunya waktu dan bukan transaksi
yang terjadi secara khusus. Contoh: pendapatan sewa yang diterima dimuka menjadi
pendapatan dengan berlalunya masa sewa.
3. Beberapa pendapatan dan beban mungkin belum dicatat. Contoh perusahaan telah melakukan
penyerahan jasa kepada pelanggan tetapi belum ditagih atau dicatat pada akhir periode.

 Dasar Akrual dan Dasar Cash


Dasar akrual merupakan dasar pengakuan akuntansi tentang pengaruh transaksi pada saat transaksi
itu terjadi atau transaksi-transaksi akan dicatat dalam pembukuan sebagai pendapatan atau beban
tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.
Dasar Cash merupakan dasar pengakuan akuntansi dalam membukukan pendapatan atau beban hanya
akan dicatat apabila terjadi penerimaan atau pengeluaran kas.

Dua Kategori Jurnal Penyesuaian


Sebagian besar penyesuaian dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu (Jusup, 2011:187-188):
1.         Kelompok deferal
Kelompok ini timbul dari pencatatan akuntansi yang dilakukan sedemikian rupa sehingga terjadi
penundaan pengakuan suatu beban atau suatu pendapatan. Deferal atau penundaan bisa berupa:
a.         Beban ditunda (deferred expenses)
Beban ditunda adalah pos-pos yang pada awal terjadi dicatat sebagai aset, tetapi diharapkan akan
menjadi beban untuk kurun waktu tertentu atau melalui operasi normal perusahaan. Contoh:
pembelian perlengkapan dan asuransi dibayar dimuka. Dengan berlalunya waktu maka sebagian
demi sebagian aset beruban menjadi beban. Beban ditunda sering disebut juga beban dibayar dimuka.
b.        Pendapatan ditunda (deferred revenue)
      Pendapatan ditunda adalah pos-pos yang pada awal terjadi dicatat sebagai kewajiban, tetapi
diharapkan akan menjadi pendapatan untuk kurun waktu tertentu atau melalui operasi normal
perusahaan. Contoh: pendapatan sewa diterima dimuka.
2.        Kelompok akrual
Kelompok ini timbul dari keterlambatan pencatatan akuntansi yang terjadi sedemikian rupa sehingga
perusahaan belum mencatat beban yang sudah terjadi serta pendapatan yang telah menjadi hak
perusahaan. Akrual bisa berupa:
a.         Beban masih harus dibayar
Beban masih harus dibayar adalah beban yang telah terjadi dan sudah menjadi kewajiban perusahaan,
tetapi belum dibayar dan dicatat. Contoh gaji karyawan, bunga pinjaman. Beban masih harus dibayar
disebut juga utang beban.
b.        Pendapatan yang masih akan diterima
            Pendapatan yang masih akan diterima adalah pendapatan yang telah menjadi hak perusahaan,
tetapi belum dicatat dalam pembukuan. Contoh pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan,
tetapi sampai akhir periode belum dicatat. Pendapatan yang masih akan diterima disebut juga piutang
pendapatan.

Jenis Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian


Jenis akun yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain:
1.         Beban dibayar dimuka
Beban dibayar dimuka menurut Sujarweni (2016:46) adalah beban yang sudah dikeluarkan lebih
dahulu, namun haknya belum diterima. Misalnya pembayaran asuransi satu tahun ke depan, sewa
dibayar dimuka, bunga dibayar dimuka.
Beban dibayar dimuka (prepaid expense) menurut Warrren et al (2017:112) adalah beban yang akan
datang yang awalnya dicatat sebagai aset karena kasnya telah dibayarkan, padahal jasa atau
barangnya belum diterima. Beban dibayar dimuka antara lain: Asuransi dibayar dimuka,
perlengkapan, iklan dibayar dimuka, bunga dibayar dimuka.
Perlengkapan (supplies) adalah aset yang digunakan untuk membantu kelancaran operasi perusahaan.
Perlengkapan bisa di kantor administrasi (office supplies), bisa juga dipabrik (factory supplies),  atau
juga dibagian pemasaran (store supplies)(Jusup, 2011:192).
Perlengkapan menurut Sujarweni (2106:48) adalah bahan-bahan yang dibeli dengan maksud untuk
digunakan dalam operasi perusahaan (tidak untuk dijual kembali. Perlengkapan yang sudah terpakai
perlu disesuaikan.
Kas dibayarkan sebagai uang muka beban, pembayaran dimuka dianggap sebagai aset dan akan
menjadi beban untuk masa mendatang. Ayat jurnal penyesuaian  pada akhir periode sebagai berikut:
a.      Beban…                                                 xxx
                  …dibayar dimuka                                        xxx     
b.      Beban pemakaian perlengkapan      xxx
                  Perlengkapan                                               xxx    

2.        Beban masih harus dibayar atau utang beban


Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses) adalah beban yang telah terjadi, tetapi belum
dicatat dan belum dibayarkan.  Misalnya upah karwayan yang seharusnya sudah dibayar pada akhir
periode, tetapi belum dibayarkan (Warrren et al, 2017:115). Contoh lain misalnya utang bunga. Ayat
jurnal penyesuain pada akhir periode :
Beban                      xxx
          Utang                                     xxx

3.        Pendapatan masih akan diterima


Pendapatan yang masih akan diterima (accrued revenues) adalah pendapatan yang telah dihasilkan,
tetapi kas belum diterima (Warrren et al, 2017:114). Contoh jasa hukum atau konsultan.
Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) adalah pendapatan yang sudah menjadi
hak perusahaan tapi belum dicatat (Sujarweni, 2016:44). Jurnal penyesuaiannya  adalah sebagai
berikut:
Piutang                    xx
          Pendapatan               xx

4.        Pendapatan diterima dimuka


Pendapatan yang diterima dimuka (unearned revenues) adalah penerimaan awal atas pendapatan
masa depan dan dicatat sebagai liabilitas ketika kas diterima (Warrren et al, 2017:113).
Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah dierima namum belum menjadi hak pada
periode tersebut (Sujarweni, 2016:45). Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:
Pendapatan diterima dimuka       xx
            Pendapatan                                       xx
5.        Penyusutan
Aset tetap (fixed assets/plant assets) adalah sumber daya fisik yang dimiliki dan digunakan oleh
perusahaan dan bersifat permanen atau memiliki umur manfaat yang panjang. Aset tetap kecuali
tanah digunakan untuk menghasilkan pendapatan, penurunan manfaat tidak terlihat jelas oleh kasat
mata hanya akan kehilangan  kemampuan untuk memberikan manfaat bagi penggunanya.
Penurunan manfaat ini disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Contoh aset tetap adalah tanah,
bangunan, peralatan. Sebenarnya aset tetap adalah jenis beban yang dibayar dimuka jangka panjang
(Warrren et al, 2017:124).
Depresiasi (penyusutan) digunakan untuk mengalokasikan dana yang dikeluarkan untuk pembelian
aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun (Sujarweni, 2016:48)
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat jurnal untuk penggunaan
perlengkapan, akan tetapi akun peralatan tidak dikredit karena harga perolehan aset tetap berikut
akumulasi jumlah penyusutan telah dicatat sejak pembelian. Ayat jurnal penyusutan adalah:
Beban penyusutan                        xx
        Akumulasi penyusutan                    xx
Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau aset kontra karena akun
tersebut dikurangi dari akun aset pasangannya di laporan posisi keuangan. Saldo normal akumulasi
penyusutan adalah kredit.

Contoh Transaksi penyesuaian sebagai berikut:

Berdasarkan transaksi Percetakan Quick, buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan tanggal 31
Desember 2017, apabila pada tanggal tersebut terdapat hal-hal berikut: 

 31 Desember 2017 jumlah sisa perlengkapan 2.500. saldo awal perlengkapan Rp. 6.500

                   Beban perlengkapan           4.000


                          Perlengkapan                       4.000
          
                   Perlengkapan  yang tersedia selama desember (saldo akun)                     6.500
                   Sisa perlengkapan                                                                                  2.500
                   Perlengkapan yang digunakan                                                                 4.000
 31 Desember berutang upah kepada karyawannya sebesar 1.000 untuk hari senin dan selasa,
30 dan 31 Desember.

                  Beban gaji karyawan                       1.000


                               Utang gaji karyawan                       1.000

  31 Desember telah menyelesaikan pesanan namun belum dicatat sebesar 10.000

                     Piutang                                  10.000


                            Pendapatan                                       10.000

  Mesin diperkirakan memiliki umur ekonomis 4 tahun. Pada saldo akun mesin sebesar
750.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya depresiasi
750.000/48 bulan = 15.625/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:

      Beban depresiasi mesin        15.625


                 Akumulasi depr. Mesin                 15.625

 Gedung diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun. Pada saldo akun gedung sebesar
3.000.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya depresiasi
3.000.000/60 bulan = 50.000/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:     

            Beban depresiasi gedung        50.000


                      Akumulasi depr. gedung                 50.000

Neraca Saldo yang disesuaiakan


Langkah siklus akuntansi antara lain:

1. Mencatat transaksi dalam jurnal


2. Posting dalam buku besar
3. Menyusun neraca saldo yaitu membuat daftar saldo-saldo yang ada di akun buku besar
4. Membuat jurnal penyesuaian dan membukuan ke buku besar
5. Menyusun neraca saldo yang disesuaikan
6. Membuat laporan keuangan

Neraca saldo setelah disesuaikan dapat dikerjakan langsung dari buku besar setelah jurnal
penyesuaian sudah dibukukan. Apabila buku besar terdiri dari banyak akun, maka proses posting
jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca saldo yang baru akan memerlukan waktu yang panjang.
Oleh karena itu kita dapat menggunakan bantuan kertas kerja yang terdiri atas 3 kolom. Berikut
contohnya:
2.7. Neraca Saldo dan Laporan Keuangan
Setelah dari jurnal penyesuaian maka dibuat neraca saldo setelah disesuaiakan

PT Damai Sejahtera

Neraca Saldo
30 Juni 2011

Debit   Kredit

Kas    1.366.000.000
Piutang Usaha        155.000.000
Perlengkapan Kantor          20.000.000
Peralatan Kantor        170.000.000
Utang Usaha          40.000.000
Pendapatan Jasa Diterima di Muka        255.000.000
Beban Upah yg Hrs
           4.000.000
Dibayar
Utang Modal Kerja    1.000.000.000
Saham Biasa          80.000.000
Agio Saham        290.000.000
Dividen Tunai            4.000.000
Pendapatan Jasa        350.000.000
Beban Gaji        100.000.000
Beban Sewa        120.000.000
Beban Iklan          50.000.000
Beban Upah            4.000.000
Beban Perlengkapan Kantor          30.000.000
     

   2.019.000.000    2.019.000.000

Laporan Keuangan
laporan keuangan yang dibuat pertama kali adalah laporan laba rugi, laporan perubahan modal dan
laporan posisi keuangan

   
TOPIK 3
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF

3.1. Pengertian Laba Rugi Komprehensif


Laporan laba rugi komperhensif ini metode untuk evaluasi tingkat kinerja perusahaan menghasilkan
laba dalam periode tertentu. Sehingga anda dapat cepat mengambil keputusan ketika kondisi
perusahaan mengalami keuntungan maupun kerugian. Laporan laba rugi ini juga dapat memberikan
informasi mengenai jumlah total pajak yang harus dibayar sebagai acuan bagi para investor untuk
mengetahui perkembangan perusahaan.

Adapun fungsi dari Laporan Laba Rugi bagi perusahaan anda, antara lain:

1. Modal investor dapat dinilai dengan laporan laba rugi tingkat profitabilitas-nya

2. Manajemen perusahan dalam mengolah kegiatan operasional dapat dinilai tingkat efektif dan
efisien-nya.

3. Membuat perencanaan profit dimasa yang akan datang.

3.2. Komponen Laba Rugi Komprehensif

Sebagian besar perusahaan menggunakan konsep pemeliharaan modal keuangan dalam penyusunan
laporan keuangan. Dalam konsep ini terlihat komponen yang terlibat dalam laporan laba rugi
Komperhensif, antara lain:

1. Penghasilan, ini menyebabkan adanya kenaikan dari segi modal, dalam penambahan aset atau
penurunan hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Adapun unsur-unsur dalam
penghasilan, yaitu pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan merupakan penghasilan
yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, Sedangkan keuntungan merupakan kenaikan
aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar transaksi perusahaan yang menghasilkan
pendapatan.

2. Beban malah menyebabkan adanya penurunan dalam bentuk arus keluar atau berkurangnya aset
atau bertambahnya hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Beban juga bisa
dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban (expense) dan kerugian (loss). Beban merupakan
beban yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang
dagang bagi perusahaan dagang. Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi
insidental.
3. Adanya komponen pendapatan komperhensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban yang tidak
diakui dalam laba rugi.

Komponen pendapatan komperhensif lain-nya, antara lain sebagai berikut :

a. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud. Surplus revaluasi adalah
selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan aset tak berwujud yang diukur
menggunakan model revaluasi.

b. Keuntungan dan kerugian akturial atas program manfaat pasti yang diakui.

c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas asing.

d. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan sebagai
tersedia untuk dijual.

e. Bagian afektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka lindung nilai
arus kas.

3.3. Jenis Jenis Penyajian Laporan Laba Rugi Komprehensif

Dalam penyajian laporan laba rugi komprehensif terdapat 2 jenis penyajian, antara lain:

1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komperhensif, di mana semua pos penghasilan dan beban
yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu laporan – the single statement approach).

2. Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporan – the two statement approach) dinyatakan
jika:

a. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)

b. Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan komperhensif
lain (dalam laporan laba rugi komperhensif).

Total laba rugi komperhensif (total comprehensive income) yang dilaporkan dalam laporan laba rugi
komperhensif adalah total semua pos penghasilan dan beban yang diakui selama satu periode
(termasuk komponen laba atau rugi dan pendapatan komperhensif lain).
3.4. Format Laporan Laba Rugi Komprehensif
Format laporan laba rugi

Laporan Laba Rugi Bentuk Tunggal

(PSAK 1 Revisi 2009), pos minimum yang disajikan:

•Pendapatan
•Biaya keuangan
•Bagian laba rugi entitas asosiasi /ventura (metode ekuitas)
•Beban pajak
•Laba/Rugi setelah pajak dari perasi yg dihentikan dan keuntungan kerugian pelepasan aset atas
operasi yg dihentikan
•Laba rugi
•Pendapatan komprehensif lain
•Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi dan ventura (metode ekuitas)
total laba rugi komprehensi

3.5. Laporan Perubahan Ekuitas


Unsur Laporan Perubahan Modal
Berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, dijelaskan bahwa laporan
perubahan ekuitas untuk suatu periode berisikan informasi atau berunsurkan sebagai berikut.

1. Total laba rugi, dengan penyajian yang terpisah untuk jumlah yang dialokasikan untuk
pemilik induk suatu perusahaan dan alokasi untuk kepentingan non-pengendali.
2. Dampak pada setiap pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali untuk setiap
komponen modal. Pada umumnya ditunjukkan dengan penyesuaian terhadap saldo laba awal
periode.
3. Rekonsiliasi atas perubahan selama periode berjalan untuk semua komponen modal yang
dihasilkan dari laba / rugi setiap pos dari pendapatan komprehensif lain, serta transaksi
dengan pemilik perusahaan. Misalnya seperti tambahan modal atau penarikan modal.
4. Dividen yang diakui dan jumlah dividen per lembar saham. Pos tersebut bisa juga disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan

Komponen-komponen laporan perubahan ekuitas

1. Modal Awal

Modal awal yang dimaksud disini adalah saldo awal pada awal periode pelaporan komparatif yang
terdapat pada laporan posisi keuangan pada periode sebelumnya.

2. Laba atau Rugi

Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan begitu pula sebaliknya rugi perusahaan akan
mengurangi modal perusahaan.

3. Penarikan Pemilik Perusahaan (Prive) / Dividen


Jika sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingan pribadi di luar kepentingan perusahaan,
maka peristiwa tersebut akan mengurangi modal si pemilik perusahaan.

Apabila bentuk perusahaannya adalah perseorangan atau firma, maka penarikan tersebut disebut
dengan prive. Sedangkan perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) penarikan disebut dengan
dividen.

Jika laba lebih besar dibandingkan dengan penarikan, maka akan terdapat kenaikan modal. Begitu
pula sebaliknya, jika laba lebih kecil dibandingkan dengan penarikan maka akan terjadi penurunan
modal perusahaan.
4. Modal Akhir

Modal akhir adalah saldo modal awal ditambahkan dengan laba atau dikurangi dengan rugi dan
dikurangi dengan penarikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hal – hal yang dapat
mempengaruhi perubahan modal adalah sebagai berikut.

 Terdapat setoran tambahan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan.


 Terdapat laba atau kerugian yang menyebabkan modal bertambah atau berkurang.
 Penarikan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan yang disebut dengan istilah prive atau
dividen.

3.6. Format Laporan Laba Rugi Komprehensif


TOPIK 4
LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN ARUS KAN

4.1. Pengertian Laporan Posisi Keuangan


"Laporan posisi keuangan adalah laporan tentang kekayaan, kewajiban, dan modal pemilik pada
suatu periode tertentu.”

Fungsi Laporan Posisi Keuangan


Terdapat beberapa fungsi dari laporan posisi keuangan, yaitu sebagai berikut.

1. laporan ini berfungsi sebagai dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar evaluasi
struktur modal perusahaan.
2. Untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas di masa yang akan datang.
3. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas, dan fleksibilitas keuangan pada perusahaan

Dalam topik ini akan membahas fungsi dari laporan posisi keuangan

1. Likuiditas

Likuiditas ini bisa dikatakan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mencerminkan jumlah waktu yang
diperlukan sampai kewajiban bisa dilunasi atau dibayar.

Rasio ini bisa membantu para investor dan juga kreditor untuk menilai seberapa besar kemampuan
dari perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.

2. Solvabilitas

Solvabilitas adalah adalah rasio yang beracuan pada kemampuan suatu perusahaan dalam membayar
semua utangnya ketika jatuh tempo.

Dengan kata lain suatu perusahaan dikatakan beresiko jika perusahaan yang mempunyai utang
(jangka pendek / panjang), dan utang tersebut dilunasi dengan aktiva yang dimiliki oleh perusahaan.

3. Fleksibilitas

Fleksibilitas  adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal
mengambil berbagai keputusan yang efektif.. Keputusan efektif tersebut adalah dalam hal
pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan.

Jika kondisi keuangan suatu perusahaan dikatakan tidak sehat, maka berbagai keputusan yang dapat
diambil ini akan sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya aktiva yang dimiliki pada saat
ini.
Dalam laporan posisi keuangan ada kelemahan dari laporan posisi keuangan

1.  Hampir semua aset dan juga liabilitas diukur dan disajikan sebesar nilai historis-nya atau
berdasarkan harga perolehan, bukan pada nilai saat ini. Hal tersebut berakibat pada informasi yang
diungkapkan mempunyai tingkat realibilitas yang lebih tinggi. Realibilitas yang tinggi artinya
informasi yang diungkapkan konsisten. Sementara pemakaian prinsip nilai wajar yang dianggap
suatu pilihan yang lebih relevan tidak dilaporkan

2. Dalam menentukan nilai dari berbagai pos (aset, liabilitas, dan modal) melibatkan penggunaan
estimasi dan pertimbangan. Misalnya estimasi masa manfaat dari suatu aktiva tetap dan estimasi dari
hutang garansi

3. Dalam menyampaikan laporan posisi keuangan, seringkali terdapat banyak pos yang mempunyai
nilai finansial atau merupakan material bagi perusahaan, tapi diabaikan. Hal tersebut diabaikan
dengan alasan tidak bisa dicatat secara objektif. Misalnya adalah ketika aktiva tetap tidak berwujud
yang merupakan harta paling berharga bagi perusahaan, tapi tidak dilaporkan karena ukuran
objektifitasnya sulit untuk dinilai. Dalam beberapa kasusu yang terjadi, terdapat banyak perusahaan
yang mengalami kebangkrutan akibat dari ketidak patuhannya pada prinsip pengungkapan penuh
(full disclosure principle).

4.2. Klasifikasi laporan posisi keuangan


Neraca  atau laporan poisisi keuangan adalah laporan yang melaporkan atau menyajikan tentang
ringkasan aset (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas suatu perusahaan secara sistematis.

Dalam laporan posisi keuangan Aset *keywordpresensi dan liabilitas disajikan dengan


pengklasifikasian berdasarkan karakteristik operasi perusahaan.

Berikut merupakan pengklasifikasiannya.

1. Aset Lancar (Current Assets)

Aset lancar adalah harta yang secara normal bisa dikonfersikan atau diubah menjadi kas dalam
jangka waktu maksimal 1 tahun atau dalam siklus kegiatan perusahaan yang normal.
Aset lancar ini disajikan pada laporan neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu dimulai dari
akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut.

1. Kas.
2. Kas kecil.
3. Piutang usaha.
4. Piutang wesel.
5. Persediaan barang dagangan.
6. Perlengkapan.
7. Premi asuransi.
8. Sewa dibayar dimuka.
9. Investasi jangka pendek.
10. Dan lain sebagainya.

2. Aset Tetap (Fixed Assets)

Aset tetap adalah harta yang dipakai dalam suatu perusahaan dan memiliki fungsi yang melebihi satu
masa pembukuan atau melebihi 1 tahun, digunakan untuk kegiatan operasional perusahaan bukan
untuk dijual, dan memiliki nilai material tinggi. Yang termasuk ke dalam aset tetap adalah sebagai
berikut.

1. Bangunan.
2. Tanah.
3. Peralatan.
4. Kendaraan.
5. Goodwill.
6. Hak paten.
7. Hak cipta.
8. Merek dagang.
9. Franchise.
10. Dan lain sebagainya.

3. Aset Lain – Lain (Other Assets)

Aset lain – lain adalah aktiva yang tidak termasuk ke dalam kategori aset lancar ataupun aset tetap.
Contohnya adalah mesin yang sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasi perusahaan.

4. Liabilitas Lancar (Current Liability)

Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan bisa dilunasi dalam
siklus operasi normal atau maksimal 1 tahun. Yang termasuk kedalam kelompok kewajiban lancar
adalah sebagai berikut.

1. Utang usaha.
2. Utang wesel.
3. Utang pajak.
4. Beban yang masih harus dibayar (utang beban).
5. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo.
6. Pendapatan diterima dimuka.
7. Dan lain sebagainya.

5. Liabilitas Jangaka Panjang (Long Term Liability)

Liabilitas jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya atau pelunasannya dalam jangka waktu
lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalah kewajiban jangka panjang adalah sebagai berikut.

1. Utang obligasi.
2. Utang hipotek.
3. Dan hutang jangka panjang lainnya.

6. Modal (Equity)

Dalam neraca perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), kategori ekuitas mencakup 2
komponen utama yaitu:

1. Modal disetor.
2. Laba ditahan / saldo laba / cadangan.

Modal disetor adalah modal yang didapatkan pada saat pemilik atau pemegang saham menyetorkan
uang dan/atau aset lainnya kepada perusahaan. komponen dari modal disetor terdiri dari:

 Modal saham, adalah bagian dari saham yang diterbitkan untuk menggambarkan suatu
kepemilikan.
 Agio saham, adalah kelebihan jumlah yang disetorkan oleh para pemegang saham.

Laba ditahan adalah komponen dari modal yang menggambarkan kelebihan laba yang
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan setelah adanya pembayaran dividen kepada para
pemegang saham.

Untuk perusahaan yang berbentuk perseorangan, modal hanya terdiri dari modal pemilik perusahaan.
Sedangkan pengambilan modal oleh pemilik yang dimiliki perusahaan disebut dengan prive.

Sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk persekutuan, modal terdiri dari modal sekutu. Dan
untuk perusahaan yang berbentuk koperasi modal terdiri dari simpanan pokok anggota, simpanan
lain, dan cadangan.

4.3. Bentuk Laporan Posisi Keuangan

Standar akuntansi keuangan sebenarnya tidak mengatur ketentuan bentuk atau format dari laporan
neraca.

Terdapat perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan meletakkan aktiva terlebih dahulu
selanjutnya diikuti dengan ekuitas dan yang terakhir adalah utang.

Pada umumnya praktek penyajian laporan neraca seperti itu dilakukan di daerah Eropa.
Ada juga perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan cara meletakkan aktiva lancar di-awal
kelompok aktiva dan hutang lancar di-awal kelompok hutang. Pada umumnya praktek tersebut
dilakukan di Indonesia dan juga di Amerika Serikat.

Namun pada umumnya terdapat 2 bentuk / format laporan neraca yang dapat dijumpai dalam
praktek-nya, yaitu:

1. Bentuk perkiraan / skontro / T / Akun (account form).


2. Bentuk laporan / stafel (report form).

Bentuk perkiraan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berdampingan atau
bersebelahan. Sebelah kiri menyajikan pos aktiva dan sebelah kanan menyajikan kewajiban dan
modal. Berikut merupakan contoh laporan posisi keuangan bentuk perkiraan.

Bentuk laporan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berurutan ke bawah atau
secara portrait. Berikut merupakan contoh laporan neraca bentuk laporan.
4.4. Pengungkapan laporan posisi keuangan
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan di PSAK, misalnya:

1.Piutang à piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi;
2.Persediaan àpersediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
3.Aset tetap à disubklasifikasi terpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya tanah, bangunan, dan
peralatan.
Pengungkapan yang juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau dapat juga di laporan
perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan) misalnya informasi mengenai jenis saham à
jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang diterbitkan dan disetor penuh serta nilai nominal
saham.

4.5. Pengertian Laporan Arus Kas


Laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara kas suatu
entitas untuk suatu periode tertentu.

Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.

4.6. Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus kas dan
setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
dan pendanaan.

1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan kepastian
dalam menghasilkannya

2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan kemampuannya
dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen

3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas neto dari
kegiatan operasi (akrual)

4. Membandingkan kinerja operasi antar-entitas yang berbeda; arus kas neto dari laporan arus kas
tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan manajemen, tidak
seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas

5. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan membandingkan
nilai kini arus kas masa depan antar-entitas yang berbeda.
4.7. Klasifikasi Laporan Arus Kas
Ada 3 komponen laporan arus kas yang didasarkan pada 3 aktivitas laporan arus kas, yaitu:

 Aktivitas 1: Arus kas dari kegiatan operasi (cash flows from operating activities)
 Aktivitas 2: Arus kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
 Aktivitas 3: Arus kas dari kegiatan pendanaan (cash flow from financing activities)

Arus Kas Operasi

Arus Kas dari aktivitas operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi laba
bersih. Contohnya adalah transaksi yang mencakup pembelian dan penjualan barang oleh peritel.

Aktivitas paling penting dari sebuah perusahaan seringkali berkaitan dengan kegiatan operasi.

Ada 2 metode untuk melaporkan arus kas dari kegiatan operasi, yaitu:

1. Laporan arus kas metode langsung (direct method)

laporan arus kas metode langsung, Melaporkan sumber dan penggunaan kas operasi. Sumber utama
dari kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Sumber utama dari penggunaan kas operasi
adalah kas yang dibayarkan kepada supplier barang dan jasa. Dan kas yang dibayarkan kepada
karyawan sebagai gaji.

Selisih antara penerimaan dan pembayaran kas operasi adalah arus kas bersih dari kegiatan operasi.

2. Laporan arus kas metode tidak langsung (indirect method)

Melaporkan arus kas dimulai dari laba bersih dan menyesuaikannya untuk pendapatan dan beban
yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas.

Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus kasdari
kegitan operasi.

arus kas investasi

Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi
investasi dalam aset non-lancar. Misalnya adalah transaksi yang mencakup penjualan dan pembelian
aset tetap seperti peralatan dan gedung.

Arus kas masuk dari kegiatan investasi biasanya berasal dari penjualan aset tetap, investasi, dan aset
tak berwujud.

Arus kas keluar keluar biasanya meliputi pembayaran untuk memperoleh aset tetap, investasi, dan
aset tak berwujud.
Arus kas dari kegiatan investasi disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus kas
masukterlebih dahulu. Arus kas keluar disajikan kemudian.

Jika arus kas masuk lebih tinggi dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang disediakan oleh kegiatan investasi.

Jika arus kas masuk lebih rendah dar arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang digunakan oleh kegiatan investasi.

Contoh penyajian arus kas dari kegiatan investasi di laporan arus kas:

Arus kas dari kegiatan investasi     Rp 20.000.000


Pembayaran kas untuk pembayaran tanah ………………. Rp 20.000.000

arus kas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang memengaruhi
utang dan ekuitas perusahaan. Misalnya adalah transaksi yang mencakup penerbitan atau
penghentian surat berharga ekuitas dan utang.

Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan biasanya berasal dari penerbitan surat berharga utang atau
ekuitas.

Contohnya, penerbitan obligasi, surat utang, dan saham.

Arus kas keluar dari kegiatan pendanaan mencakup pembayaran dividen tunai, pembayaran kembali
utang dan pembelian saham treasuri.

Arus kas dari kegiatan pendanaan disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus kas masuk
terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan arus kas keluar.

Jika arus kas masuk lebih tinggi dan arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang dihasilkan dari kegiatan pendanaan.

Jika arus kas lebih rendah dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih yang
digunakan untuk kegiatan pendanaan.

4.8 contoh neraca


contoh soal

1.    Saldo-saldo berikut diambil dari pembukuan PT. Delima Jaya pada tanggal 31 desember 2018.

Kas  Rp  12,000,000 Utang usaha  Rp  25,000,000


Piutang usaha  Rp  15,000,000 Utang bunga  Rp  20,000,000
Persediaan  Rp  25,000,000 Utang obligasi  Rp  10,200,000
Penyshn piutang tak tertagih  Rp    4,000,000 Saham biasa  Rp  100,000,000
Asuransi dibayar dimuka  Rp    5,200,000 Laba ditahan awal  Rp  27,000,000
Retur penjualan  Rp  10,000,000 Tanah  Rp  40,000,000
Diskon penjualan  Rp    5,000,000 Peralatan  Rp  35,000,000
Penjualan  Rp  135,000,000 Akm. Penyusutan peralatan  Rp    3,500,000
Pendapatan sewa  Rp  15,000,000 Bangunan  Rp  75,000,000
Beban penjualan  Rp  12,000,000 Akm. Penyusutan bangunan  Rp     7,500,000
Beban administrasi  Rp  10,000,000 Kerugian akibat gempa bumi  Rp   15,000,000
Beban bunga  Rp  12,000,000 Pajak  Rp  25,000,000
Harga pokok penjualan  Rp  56,000,000 Dividen Tunai  Rp  20,000,000
Pendapatan bunga  Rp  25,000,000 Goodwill  Rp  10,000,000
Wesel bayar  Rp  10,000,000  
 

 Diminta :

1. Buatlah Laporan Laba Rugi Komprehensif bentuk ganda

2. Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas 

3. Buatlah Laporan Posisi Keuangan

penyelesaian :

1. laporan laba rugi

PT DELIMA JAYA

LAPORAN LABA RUGI KOMPREHESIF

PER 31 DESEMBER 2018

Pendapatan dari penjualan

     Penjualan                                                                   Rp 135.000.000

     Retur penjualan                    Rp 10.000.000

     Diskon penjualan                 Rp   5.000.000          ( Rp  15.000.000)

     Penjualan bersih                                                                                 Rp 120.000.000

Harga pokok penjualan                                                                       (Rp   56.000.000)


Laba kotor                                                                                                Rp. 64.000.000

Beban operasi

        Beban penjualan                                                    Rp 12.000.000

        Beban bunga                                                          Rp 12.000.000

        Beban admintrasi                                                  Rp 10.000.000

        Kerugian atas bencana                                         Rp 15.000.000

Total beban operasi                                                                               (Rp 49.000.000)

Laba kotor sesudah beban                                                                      Rp 15.000.000

       Pendapatan lainnya

       Pendapatan sewa                                                   Rp 15.000.000

       Pendapatan bunga                                                 RP 25.000.000

Total pendapatan lainnya                                                                   Rp  (40.000.000 )

Laba kotor sebelum pajak                                                                   Rp 55.000.000

Pajak                                                                                                    (Rp  25.000.000)

Laba bersih                                                                                           Rp 30.000.000 

2. Laporan Perubahan Ekuitas

                                                            PT. Delima Jaya


                                                Laporan Perubahan Ekuitas
                                    Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018
  Modal Saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas
100.000.000 27.000.000 127.000.000
Saldo 1 Januari 2018
          - 30.000.000   30.000.000
Laba Komprehensif
          - (20.000.000) (20.000.000)
Dividen
137.000.000
Saldo 31 Desember 2018
 
3. Laporan  Posisi Keuangan

PT. Delima Jaya


Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018
AKTIVA PASSIVA
Aset lancar Kewajiban
Kas                          12.000.000
Piutang Usaha         15.000.000 Utang usaha              25.000.000
Persediaan               25.000.000 Utang bunga             20.000.000
Penyisihan Utang   ( 4.000.000) Utang obligasi          10.200.000
Asuransi                   5.200.000 Wesel bayar              10.000.000
Jumlah Aset lancar                           53.200.000 Jumlah kewajiban                               65.200.000
Aset tetap
Peralatan                 35.000.000  
Akm. Peralatan       (3.500.000)
Bangunan               75.000.000 Ekuitas
Akm. Bangunan     (7.500.000)
Tanah                     40.000.000 Modal                                               137.000.000

Total asset tetap                              139.000.000 Jumlah kewajiban dan ekuitas          202.200.000

Aset lidak lancar


Goodwill                                          10.000.000

Jumlah Aktiva                                 202.200.000


TOPIK 5
LAPORAN ARUS KAS

5.1. Pengertian Arus Kas


Demi menjaga stabilitas keuangan, sebuah perusahaan barang dan jasa pasti memiliki sistem
akuntansi atau pencatatan laporan dari semua kegiatan transaksi. Berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan (SAK), selain neraca dan ekuitas/laporan perubahan modal, terdapat laporan arus kas yang
harus senantiasa dibuat per periode.

Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow ini sendiri dapat diartikan sebagai
catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan pengeluaran selama satu periode.
Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda akan mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan
solvabilitas), serta aktiva bersih perusahaan. Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai
strategi adaptif menghadapi perubahan keadaan dan peluang.

5.2. Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan dari laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran
kas dalam suatu periode akuntansi.

Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga memiliki manfaat untuk investor, kreditor, dan
lainnya.

5.3. Komponen dalam Laporan Arus Kas


Ada tiga  komponen dalam Laporan Arus Kas yaitu
1. Arus Kas dari Aktivitas  Operasi

2. Arus Kas dari Aktivitas  Investasi 

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

5.4. Arus Kas dari Aktivitas Operasi


1. Aktivitas Operasi
Laporan arus kas dimulai dengan Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Ini dimulai dengan laba atau rugi
bersih, diikuti dengan penambahan atau pengurangan dari jumlah tersebut untuk menyesuaikan laba
bersih ke angka arus kas total.

Apa yang ditambahkan atau dikurangkan adalah perubahan saldo akun item yang ditemukan dalam
aset lancar dan kewajiban lancar di neraca, serta akun non-tunai (misalnya, kompensasi berbasis
saham). Kemudian Anda akan mengetahui pendapatan bersih perusahaan.

Pendapatan Bersih

Jumlah ini adalah inti dari laporan laba rugi. Penghasilan atau pendapatan bersih menunjukkan
profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Ini dihitung dengan mengambil total
pendapatan dan mengurangkan dari mereka HPP dan total biaya, yang meliputi SG&A (Biaya
Penjualan, Umum dan Administrasi), Depresiasi dan Amortisasi, bunga, dll.

Ditambah: Depresiasi dan Amortisasi (D&A)

Nilai berbagai aset menurun seiring waktu saat digunakan dalam bisnis. Akibatnya, D&A adalah
biaya yang mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya.

Penyusutan melibatkan aset berwujud seperti bangunan, mesin, dan peralatan, sedangkan amortisasi
melibatkan aset tidak berwujud seperti paten, hak cipta, niat baik, dan perangkat lunak. D&A
mengurangi laba bersih dalam laporan laba rugi.

Namun, kami menambahkannya kembali ke laporan arus kas untuk menyesuaikan laba bersih karena
ini adalah biaya non tunai. Dengan kata lain, tidak ada transaksi tunai.

Dikurangi: Perubahan modal kerja

Modal kerja mewakili perbedaan antara aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Setiap
perubahan dalam aset lancar (selain kas) dan kewajiban lancar mempengaruhi saldo kas dalam
aktivitas operasi.

Misalnya, ketika perusahaan membeli lebih banyak persediaan, aset lancar meningkat. Perubahan
positif dalam persediaan ini dikurangkan dari laba bersih karena dilihat sebagai arus kas keluar.

Ini kasus yang sama untuk piutang. Kalau naik berarti perusahaan menjual barangnya secara kredit.
Tidak ada transaksi tunai, sehingga piutang juga dikurangkan dari laba bersih.

Di sisi lain, jika item kewajiban lancar seperti hutang meningkat, ini dianggap arus kas masuk karena
perusahaan memiliki lebih banyak kas untuk disimpan dalam bisnisnya. Ini kemudian ditambahkan
ke laba bersih.

Kas dari operasi

Ketika semua penyesuaian telah dilakukan, kami sampai pada kas bersih yang disediakan oleh
aktivitas operasi perusahaan. Ini bukan pengganti laba bersih, melainkan ringkasan berapa banyak
uang tunai yang dihasilkan dari bisnis inti perusahaan.
5.5. Arus Kas dari Aktivitas Investasi
2. Aktivitas dari Investasi

Kategori pada laporan arus kas ini disebut sebagai Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan laporan
perubahan belanja modal atau capital expediture (CapEx) dan investasi jangka panjang.

CapEx mengacu pada pembelian aset properti, pabrik, atau peralatan. Investasi jangka panjang dapat
mencakup instrumen hutang dan ekuitas perusahaan lain. Item penting lainnya yang ditemukan di
sini adalah akuisisi bisnis lain. Kunci yang perlu diingat adalah bahwa perubahan aset jangka panjang
di neraca dilaporkan dalam laporan arus kas aktivitas investasi.

Investasi dalam Properti dan Peralatan

Investasi Belanja Modal ini dapat berarti pembelian peralatan kantor baru seperti komputer dan
printer untuk semakin banyak karyawan, atau pembelian tanah dan bangunan baru untuk operasi
bisnis dan logistik perusahaan.

Barang-barang ini diperlukan untuk menjaga perusahaan tetap berjalan. Investasi ini adalah arus kas
keluar, dan oleh karena itu akan berdampak negatif ketika kami menghitung kenaikan kas bersih dari
semua aktivitas. 

Kas dari investasi

Ini adalah jumlah total kas yang disediakan oleh (digunakan untuk) aktivitas investasi. Dalam contoh
kami, kami memiliki arus keluar bersih untuk setiap tahun.

5.6. Arus Kas dari aktivitas Pendanaan


3. Aktivitas dari Pendanaan

Kategori ini juga disebut Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan dan melaporkan setiap penerbitan atau
pembelian kembali saham dan obligasi perusahaan, serta pembayaran dividen yang dilakukannya.
Perubahan kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang saham di neraca dilaporkan dalam
aktivitas pendanaan.

Penerbitan (pembayaran kembali) hutang

Perusahaan mengeluarkan hutang sebagai cara untuk membiayai operasinya. Semakin banyak uang
tunai yang dimilikinya, semakin baik, karena dapat berkembang pesat.
Tidak seperti ekuitas, menerbitkan utang tidak memberikan hak kepemilikan apa pun di perusahaan,
sehingga tidak mengurangi kepemilikan pemegang saham yang ada. Penerbitan hutang adalah arus
kas masuk, karena perusahaan menemukan investor yang bersedia bertindak sebagai pemberi
pinjaman. Namun, ketika investor ini dibayar kembali, maka pembayaran hutang tersebut adalah arus
kas keluar.

Penerbitan (pembayaran kembali) ekuitas

Ini adalah cara lain untuk mendanai operasi perusahaan. Tidak seperti hutang, pemegang ekuitas
memiliki beberapa kepemilikan dalam bisnis dengan imbalan uang yang diberikan kepada
perusahaan untuk digunakan.

Pendapatan masa depan harus dibagi dengan pemegang ekuitas atau investor ini. Penerbitan ekuitas
adalah sumber tambahan uang tunai, jadi ini adalah arus kas masuk. Sebaliknya, pembayaran ekuitas
adalah arus kas keluar. Ini adalah pembelian kembali, melalui pembayaran tunai, ekuitas dari
investornya dan dengan demikian meningkatkan kepemilikan perusahaan itu sendiri.

Kas dari pembiayaan

Ini juga disebut kas bersih yang disediakan oleh (digunakan dalam) aktivitas pendanaan. Uang tunai
dari pembiayaan dihitung dengan menjumlahkan semua arus masuk dan arus kas keluar yang terkait
dengan perubahan kewajiban jangka panjang dan akun ekuitas pemegang saham.

5.7. Cara Menyusun Laporan Arus Kas


Catatan keuangan ini bisa dibuat dengan berpatokan pada dua sumber data, yakni; neraca periode
berjalan dan sebelumnya, serta laporan laba/rugi pada periode ini. Untuk penyajiannya pun bisa
dibuat dengan dua cara, yakni direct method (langsung) dan indirect method (tidak langsung).

Perbedaan keduanya hanya terletak pada penyajian data yang berasal dari aktivitas operasi. Pada
penyajian langsung, kegiatan operasional dikelompokkan ke dalam berbagai kategori, termasuk
diperinci ke dalam dua jenis arus kas; arus masuk atau keluar.

Sedangkan pada penyajian tidak langsung, arus kas pada aktivitas operasi ditentukan dengan
mengoreksi laba bersih yang telah ada di laporan laba rugi. Jadi, indirect method lebih memusatkan
diri pada data yang sudah ada di neraca dan laporan laba rugi.

Secara general, ada lima langkah untuk membuat laporan ini, yaitu;

 Menghitung kenaikan atau penurunan kas


 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas operasi, baik dengan cara langsung maupun
tidak langsung.
 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas investasi
 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas pendanaan
 Hitung jumlah kas bersih dari ketiga aktivitas tersebut beserta saldo awal kas.

5.8. Metode Laporan Arus Kas & Contoh


Contoh : Laporan keuangan PT. Karya Abadi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember
2009 :

Laba bersih …………………………………………………..   Rp. 150.000.000

Penjualan …………………………………………………….   Rp. 750.000.000

Harga Pokok Penjualan ………………………………………   Rp. 450.000.000

Beban Penyusutan …………………………………………...   Rp.   80.000.000

Beban Operasi ……………………………………………….   Rp.   62.000.000

Beban Bunga …………………………………………………  Rp.     8.000.000

Pengumuman Dividen dan dibayar …………………………..  Rp. 60.000.000

Penjualan mesin yang sudah tdk dipakai                                    Rp. 10.000.000

Penjualan Saham ke Investor                                                     Rp. 140.000.000

Pembayaran Hutang Bank                                                          Rp. 20.000.000

Neraca komperatif untuk beberapa akun tertentu menunjukkan saldo sebagai berikut :
 

Keterangan 31 Desember 2009 31 desember 2008


Piutang Usaha Rp. 30.000.000 Rp. 55.000.000
Persediaan Rp. 70.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Usaha Rp.25.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Bunga Rp. 0 Rp. 2.000.000
 

Diminta : Hitunglah jumlah kas bersih yang dihasilkan / digunakan dalam aktivitas operasi untuk
tahun 2009 baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung !

Jawab :

   Metode Langsung/ Direct Method

PT KARYA ABADI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009

Arus kas dari  Aktivitas Operasi :

Kas diterima dari pelanggan ……………………………………                  Rp. 775.000.000

( Berasal dari Penjualan + Piutang yang dibayar )

Kas dibayar untuk Persediaan ………………………………….                (Rp. 495.000.000 )

 ( Berasal dari HPP + Penambahan persedian + Pen.Utang )

Kas dibayar untuk Beban Operasi                                                                (Rp.    62.000.000)

Kas dibayar untuk bayar bunga                                                                    (Rp.    10.000.000)

(berasal dari beban bunga+utang bunga yg telah di byr)

 Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi                                                    Rp. 208.000.000

 
Arus Kas dari Aktivitas Investasi :

Penjualan Mesin                                                                                              Rp. 10.000.000

Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi                                                    Rp. 10.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :

Penjualan saham ke investor                                                                           Rp.140.000.000

Pembayaran HUtang Bank                                                                          (  Rp.  20.000.000)

Pembayaran Deviden                                                                                  (   Rp.  60.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Pendanaan                                               Rp. 60.000.000

 
 

2.Metode Tidak Langsung/ Indirect Method

PT KARYA ABADI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009

Arusk Kas dari Kegiatan Operasi :

Laba bersih                                                                                                      Rp. 150.000.000;

Arus Kas dari Kegiatan Operasi :

Laba Bersih                                                                                                     Rp. 150.000.000

Penyusutan                                                                                                      Rp.   80.000.000

Penurunan dari Akun Piutang                                                                         Rp,   25.000.000

Peningkatan Persediaan                                                                                 ( Rp.  30.000.000 )

Penurunan dari Akun Utang                                                                          ( Rp.  15.000.000)

Penurunan dari Utang Bunga                                                                         ( Rp.    2.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi                                                     Rp. 208.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi :

Penjualan Mesin                                                                                              Rp. 10.000.000

Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi                                                    Rp. 10.000.000


 

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :

Penjualan saham ke investor                                                                           Rp.140.000.000

Pembayaran HUtang Bank                                                                          (  Rp.  20.000.000)

Pembayaran Deviden                                                                                  (   Rp.  60.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Pendanaan                                               Rp. 60.000.000

 
TOPIK 6
KAS & PIUTANG

6.1. Pengertian Kas


Kas adalah aktiva yang paling likuid dan merupakan dasar pengukuran akuntansi untuk pos-pos
lainnya. Kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Pada umumnya kas terdiri dari uang logam,
kertas, dan deposito yang tersedia di bank. Kas dapat dikatakan sebagai instrument keuangan yang
dapat dinegosiasikan atau tertera perjanjian di dalamnya seperti cek pribadi, cek yang disahkan, cek
kasir, wesel dan rekening tabungan bank. Diantara pos-pos tersebut, ada juga beberapa pos-pos yang
diperdebatkan dalam klasifikasi kas atau tidak, seperti uang-muka perjalanan dan perangko pos.
sedangkan dana kas kecil dan uang kembalian diklasifikasikan sebagai kas karena digunakan untuk
melikuidasi kewajiban lancar dan memenuhi beban operasi berjalan.

Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Dua masalah akuntansi yang paling
umum dihadapi manajemen dalam hal transaksi kas adalah pengendalian yang tepat harus ditetapkan
untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat oleh pejabat atau karyawan,
dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola kas yang ada di tangan dan transaksi
kas dengan tepat. Untuk itu, diperlukan pengendalian internal guna melindungi kas dan menjamin
keakuratan catatan akuntansi untuk kas.

6.2. Masalah-masalah yang berhubungan dengan Pelaporan Kas


Meskipun pelaporan kas secara umum bersifat langsung, akan tetapi terdapat beberapa masalah yang
perlu diperhatikan. Masalah-masalah ini berhubungan dengan pelaporan :

1.      Kas yang dibatasi atau Restriktif

Contoh-contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu meliputi kas kecil, penggajian, dan dana
dividen. Dalam situasi tertentu, saldo dan ini tidak material dan oleh karena itu tidak dipisahkan dari
kas pada saat dilaporkan di dalam laporan keuangan. Apabila jumlahnya material, maka kas yang
dibatasi tersebut dipisahkan dari kas biasa untuk tujuan pelaporan. Kas yang dibatasi dikelompokkan
dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang, sesuai dengan tanggal pengeluaran atau
ketersediaannya. Klasifikasi dalam kelompok aktiva lancar adalah tepat apabila kas akan digunakan
untuk membayar kewajiban yang ada atau jatuh tempo. Pada sisi lain, apabila kas dipegang untuk
periode waktu yang lama, maka kas yang dibatasi ditampilkan dalam kelompok jangka panjang dari
neraca.

2.      Overdraft bank

Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang melebihi rekening kas. Hal
tersebut harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar dan secara umum ditambahkan dan dilaporkan
sebagai utang usaha. Apabila jumlah tersebut material, maka pengungkapan pos tersebut harus
dipisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang bersangkutan. Overdraft bank umumnya
tidak dioffset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya adalah apabila kas tersedia pada akun
lainnya di bank yang sama dimana overdraft tersebut terjadi. Maka dalam kasus tersebut dibutuhkan
pengoffsetan.

3.      Ekuivalen kas

Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera dikonversi
menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya, sehingga resiko
perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum, investasi dengan jatuh tempo 90 hari atau
kurang yang hanya memenuhi definisi ini. Contoh-contoh dari ekuivalen kas adalah treasury bill,
commercial paper, dan dana pasar uang. Sejumlah entitas bisnis menggabungkan kas dengan
investasi sementara di dalam neraca. Dalam kasus ini, jumlah investasi sementara dijelaskan dalam
tanda kurung atau dalam catatan.

6.3. Klasifikasi Kas


Ringkasan mengenai klasifikasi kas adalah sebagai berikut :

POS KLASIFIKASI KETERANGAN


Kas Kas Apabila tidak dibatasi, maka dilaporkan
sebagai kas. Apabila dibatasi, maka
diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai
aktiva lancar.
Kas kecil dan uang Kas Dilaporkan sebagai kas.
kembalian
Surat berharga jangka Ekuivalen kas Investasi dengan jatuh tempo kurang
pendek dari 3 bulan, umumnya digabungkan
  dengan kas.

  Investasi dengan jatuh tempo 3 hingga


12 bulan.
Investasi sementara
Cek mundur dan IOU Piutang Diasumsikan dapat tertagih.
Uang muka perjalanan Piutang Diasumsikan dapat tertagih dari
karyawan atau dikurangi dari gaji
mereka.
Perangko Beban dibayar di Dapat diklasifikasikan sebagai
muka persediaan perlengkapan kantor.
Overdraft Bank Kewajiban lancar Jika ada hak untuk mengoffset, kurangi
kas.
Saldo kompensasi Kas didefinisikan Diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
secara terpisah atau tidak lancar dalam. Diungkapkan
sebagai deposito secara terpisah dalam catatan yang
yang disimpan merinci kesepakatan tersebut.
sebagai saldo
kompensasi

6.4. Pengertian Piutang


Piutang memiliki definisi sebagai bentuk dari klaim baik barang, jasa, maupun uang kepada
konsumen khususnya dan pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau tidak
lancar dalam pelaporan keuangan. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan dapat tertagih
dalam satu periode atau satu siklus operasi, tergantung yang jangka waktunya lebih panjang dan
sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dan piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang tidak
lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam neraca baik secara piutang dagang atau piutang
nondagang.

Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh konsumen untuk barang atau jasa yang telah
diberikan sebagai bagian dari operasional perusahaan. Piutang usaha dapat dibedakan menjadi
piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah perjanjian dimana pembeli akan melunasi
utangnya dalam waktu 30 sampai 60 hari. Sedangkan wesel tagih adalah perjanjian tertulis untuk
membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di masa depan. Sementara piutang nondagang
berasal dari berbagai transaksi, seperti uang muka kepada karyawan dan staff, uang muka kepada
anak perusahaan, dan piutang dividen dan bunga.

6.5. Pengakuan Piutang Usaha


Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran di antara
kedua belah pihak. Harga pertukaran merupakan jumlah yang terutang dari debitor dan perlu
dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang legal, seperti contohnya adalah faktur. Dua faktor yang
dapat memperumit pengukuran harga pertukaran adalah adanya diskon dagang maupun diskon tunai.
Diskon dagang digunakan untuk untuk mengutip harga yang berbeda dari pembelian dalam kuantitas
yang berbeda pula atau untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari competitor
perusahaan. Sementara itu, diskon tunai diberikan sebagai pstimulus sehingga pembeli membayar
hutang secepatnya. Perusahaan biasa mencatat transaksi penjualan terkait dengan pencatatan piutang
dan penjualan dalam jumlah kotor, begitu juga dengan diskon tunai. Menurut metode ini, diskon
penjualan hanya diakui dalam akun apabila pembayaran diterima dalam periode diskon. Kemudian
diskon penjualan ditunjukkan dalam laporan laba rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk
mendapatkan penjualan bersih. Sementara pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang
usaha diabaikan karena jumlah diskon biasanya tidak material dengan laba bersih periode
bersangkutan.
6.6. Penilaian Piutang
Pelaporan piutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca. Klasifikasi melibatkan
penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan tertagih
dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang lebih panjang diklasifikasikan
sebagai piutang lancar. Sementara itu, piutang lainnya diklasifikasikan sebagai piutang jangka
panjang. Piutang jangka pendek dinilai dan juga dilaporkan pada nilai realisasi bersih jumlah bersih
yang diestimasi akan diterima berupa kas. Penentuan nilai realisasi bersih tersebut memerlukan
perhitungan atas piutang yang tak tertagih dan juga retur penjualan serta pengurangan harga yang
diberikan.

Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan dalam menagih piutang.
Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang memerlukan, melalui ayat jurnal
pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva piutang usaha serta penurunan yang berkaitan
dengan laba dan ekuitas pemegang saham. Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan
mencatat beban piutang tak tertag

6.7 Metode Pencatatan Piutang tak tertagih


Terdapat dua metode dalam pencatatan piutang tak tertagih, yaitu :

1.      Metode penghapusan langsung

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapknan secara pasti sebagai
piutang tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkreditkan piutang usaha dan
mendebit beban piutang tak tertagih. Meskipun terlihat sederhana dan mudah diaplikasikan, namun
metode ini memiliki kelemahan karena biasanya gagal menandingkan biaya terhadap pendapatan
pada periode yang bersangkutan, atau dengan menghasilkan piutang yang merupakan nilai estimasi
yang dapat direalisasi dalam neraca.

Piutang tak tertagih tersebut akan dihapus dan dicatatkan serta dibebankan pada perkiraan kerugian
piutang. Penghapusan piutang akan dicatatkan pada kolom debet dan piutang pada bagian kredit.

                                                                                 Debit           Kredit

Beban penghapusan piutang                                   xxxxx

Piutang                                                                                         xxxxx

Ketika terjadi pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan dicatatkan sebagai berikut dengan

                                                                                 Debit           Kredit

Piutang                                                                     xxxxx

Beban penghapusan piutang                                                        xxxxx


Proses pelunasan piutang tersebut akan dicatatkan pada kas perusahaan yang semakin bertambah.
Berikut pencatatannya

                                                                                 Debit           Kredit

Kas                                                                             xxxxx

Piutang                                                                                          xxxxx

2.      Metode penyisihan atau Metode Cadangan

Merupakan estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih dari penjualan kredit
atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dicatat sebagai beban dan pengurang tidak
langsung atas piutang usaha dalam periode dicatatnya penjualan tersebut. Metode ini tepat apabila
digunakan pada situasi dimana terdapat probabilitas bahwa nilai aktiva telah menurun dan dapat
diestimasi secara rasional.

Pencatatan beban kerugian piutang diletakkan pada bagian debit sementara cadangan kerugian
piutang dicatat pada bagian kredit. Berikut ilustrasinya

                                                                             Debit           Kredit

Beban kerugian piutang                                       xxxxx

Cadangan kerugian piutang                                                      xxxxx

Perusahaan dapat melakukan penghapusan pada jurnal penghapusan piutang tersebut apabila pihak
debitur benar-benar tidak bisa melunasi utangnya. Berikut pencatatannya

                                                                             Debit           Kredit

Cadangan kerugian piutang                                  xxxxx

Piutang                                                                                      xxxxx

Ketika terjadi kondisi tertentu seperti pihak debitur dapat melunasi piutang yang ada, maka cadangan
kerugian piutan akan dihapuskan. Berikut pencatatannya.

                                                                             Debit           Kredit

Piutang                                                                 xxxxx

Cadangan kerugian piutang                                                     xxxxx

Setelah proses pelunasan piutang dilakukan, jumlah kas perusahaan akan bertambah dan dicatat
dalam pembukuan. Berikut pencatatannya.
                                                                             Debit           Kredit

Kas                                                                        xxxxx

Piutang                                                                                       xxxxx

6.8. Contoh Kasus


gar lebih memahami bagaimana cara melakukan penghapusan piutang, berikut contoh kasusnya.

PT X merupakan perusahaan manufaktur di bidang peralatan dapur. PT X memiliki piutang


usaha sebesar Rp. 100.000.000 yang sudah jatuh tempo. PT W sebagai pihak debitur tidak dapat
melunasi utang tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati. Berikut ilustrasi PT X untuk
menghapus piutang tersebut.

Beban penghapusan piutang: Rp. 100.000.000

Piutang usaha Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang: Rp. 100.000.000

Jurnal penghapusan piutang metode direct

PT X mencatatkan jumlah tersebut seperti berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Beban penghapusan piutang                            Rp. 100.000.000

Piutang usaha                                                                                 Rp. 100.000.000

Pada saat terjadi pelunasan piutang dari PT W, PT X mencatatkan pelunasannya sebagai berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Piutang                                                                  Rp. 100.000.000

Beban penghapusan piutang                                                        Rp. 100.000.000

PT X pun mencatatkan penghapusan piutang tersebut setelah terjadinya pelunasan oleh PT W.


Berikut pencatatannya yang menambahkan kas perusahaan.

                                                                                 Debit                   Kredit


Kas                                                                     Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                         Rp. 100.000.000

Jurnal penghapusan piutang metode allowance

Pencatatan beban kerugian piutang PT X dicatatkan sebagai berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Beban kerugian piutang                                 Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang                                                      Rp. 100.000.000

PT X menghapus piutang yang didapatkan dari PT W saat memperkirakan utang tidak mampu
dibayar oleh PT W. Berikut pencatatannya

                                                                             Debit                   Kredit

Cadangan kerugian piutang                              Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                      Rp. 100.000.000

Setelah selang beberapa waktu, PT W berniat dan melunasi utangnya terhadap PT X. PT X


mencatat pelunasan tersebut sebagai berikut.

                                                                             Debit                   Kredit

Piutang                                                          Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang                                                  Rp. 100.000.000

Proses pelunasan piutang tersebut diartikan sebagai penghapusan piutang PT W, sehingga akan
menambah kas PT X dan dicatatkan seperti berikut ini.

                                                                             Debit                   Kredit

Kas                                                                 Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                  Rp. 100.000.000


6.9. Kesimpulan
Melalui penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa piutang dapat menjadi piutang yang tidak
tertagih atau dalam bahasa Inggrisnya disebut uncollectible accounts yang merupakan salah satu
bentuk kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan akan mendapatkan satu kondisi tertentu yang menyebabkan piutang tersebut tidak dapat
dibayar atau ditagihkan kepada pihak penghutang. Hal ini menyebabkan perusahaan harus
melakukan penyesuaian terhadap kondisi tersebut.

Ada beberapa jenis kategori piutang yang dapat dicatatkan dalam jurnal penghapusan piutang, yaitu
piutang sudah dalam masa tertentu yang ditetapkan berdasarkan kebijakan perusahaan, piutang sudah
mengalami proses penagihan sesuai kebijakan perusahaan secara langsung maupun tertulis, piutang
yang dicatatkan berasal dari pihak pembeli atau pelanggan yang mengalami tak mampu bayar atau
bangkrut, dan piutang yang tak bisa ditagihkan kepada debitur akibat suatu kejadian yang
menyebabkan kondisi tersebut, seperti bencana alam dan lainnya.

Untuk melakukan pencatatan jurnal penghapusan piutang dikenal dua metode, yaitu direct
method dan allowance method.

Utang dan piutang harus dicatat jelas dalam laporan keuangan agar bisnis dapat terus berjalan lancar
dan kondisi keuangan sehat. Supplier Anda perlu dilunasi tepat waktu demi menjaga relasi yang baik
dengan perusahaan, sementara customer terkadang lupa membayar utang apabila telat ditagih.
TOPIK 7
Piutang Wesel (Notes Receivable)

7.1. Pengertian Piutang Wesel


Bicara tentang piutang wesel, tentu harus dipahami dulu, apa itu piutang wesel? Piutang wesel dalam
istilah asing disebut sebagai notes receivable atau promissory notes receivable. Definisi dari piutang
wesel adalah aset bagi perusahaan pemegang yang memberinya hak untuk menerima sejumlah
pembayaran atas penjualan barang atau jasa dengan perjanjian tertulis kepada perusahaan lain yang
belum memiliki ketersediaan kas saat melakukan transaksi.

Dokumen piutang ini disebut dengan wesel yang di dalamnya mencantumkan informasi tentang
nominal dan jatuh tempo pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak. Piutang wesel
dibubuhi materai dengan tanda tangan pembuat wesel sehingga memiliki kekuatan hukum yang
mengikat. Oleh sebab itu, piutang wesel tergolong sebagai piutang yang cukup aman.

Perlu diketahui bahwa piutang wesel tidak selalu muncul dalam transaksi jual beli biasa, tetapi timbul
dengan beberapa sebab, seperti perubahan dari piutang dagang menjadi piutang wesel, adanya
pemberian pinjaman uang, atau transaksi jual beli secara kredit. Terkait dengan timbulnya piutang
wesel ini, ada dua pihak yang berkepentingan, yakni pembuat dan penerima wesel. Pembuat wesel
adalah perusahaan yang menerima pinjaman atau membeli barang atau jasa secara kredit yang
sanggup melakukan pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan (jatuh tempo). Sementara
penerima wesel adalah perusahaan yang memberi pinjaman atau menjual barang atau jasa secara
kredit yang berhak untuk menerima pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan.

Dokumen berupa wesel dalam piutang wesel ini terdiri dari dua, yaitu wesel bayar dan wesel tagih.
Apa perbedaannya? Secara substansi keduanya tidak memiliki perbedaan signifikan. Perbedaan
hanya pada pemilik atau pemegang kedua jenis dokumen tersebut. Wesel bayar dipegang atau
diberikan kepada pembuat wesel sebagai pihak yang berutang. Sementara wesel tagih dipegang atau
diberikan kepada penerima wesel selaku pihak yang berpiutang.
Masa pembayaran wesel umumnya kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, pada laporan keuangan
perusahaan yang berutang, piutang wesel dicatat dalam neraca saldo dengan nama akun kewajiban
lancar. Namun, apabila masa pelunasan wesel lebih dari satu tahun, maka dicatatkan sebagai
kewajiban jangka panjang.

7.2. Komponen Piutang Wesel


Komponen utama dari Piutang Wesel adalah sebagai berikut :

 Nilai pokok: Nilai nominal wesel


 Pembuat: Orang yang membuat catatan dan oleh karena itu berjanji untuk membayar
pemegang catatan. Bagi pembuatnya, wesel tersebut diklasifikasikan sebagai wesel bayar.
 Penerima Pembayaran: Orang yang memegang wesel dan karena itu akan menerima
pembayaran dari pembuatnya. Bagi penerima pembayaran, wesel tersebut diklasifikasikan
sebagai wesel tagih
 Bunga yang dinyatakan: Wesel tagih biasanya mencakup tingkat bunga yang telah ditentukan
sebelumnya; pembuat wesel wajib membayar jumlah bunga yang jatuh tempo, selain jumlah
pokok, pada saat yang sama mereka membayar jumlah pokok.
 Jangka waktu: Lamanya waktu pembayaran wesel. Piutang wesel biasanya tidak dikenakan
denda pembayaran di muka, sehingga pembuat wesel bebas untuk melunasi wesel pada atau
sebelum wesel jatuh tempo, atau jatuh tempo, tanggal.

7.3. Jenis-jenis Piutang Wesel


Pada prinsipnya piutang wesel dibuat tanpa syarat. Meski demikian, piutang wesel bisa berbunga.
Bunga bukanlah syarat dari piutang wesel, melainkan sebagai tambahan atas kemungkinan adanya
risiko atas pinjaman yang diberikan atau transaksi jual beli yang tidak langsung dibayar. Berkenaan
dengan hal tersebut, jenis piutang wesel dibedakan menjadi dua, yakni:

1. Piutang wesel dengan bunga

Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel membayar sebesar nominal pinjaman atau harga
atas transaksi jual beli ditambah dengan bunga yang ditentukan pada saat jatuh tempo pada penerima
wesel.

2. Piutang wesel tanpa bunga

Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel hanya membayar nominal sebesar pinjaman atau
harga atas transaksi jual beli saja pada saat jatuh tempo kepada penerima wesel.

Bicara tentang bunga, berapa besaran bunga yang diberlakukan dalam piutang wesel? Penentuan
bunga tentu tidak bisa sembarangan, karena harus kesepakatan antara kedua belah pihak, yakni
pembuat dan penerima wesel, dengan maksud agar tidak memberatkan pembuat wesel sebagai pihak
yang berutang. Untuk memberikan rasa keadilan bagi kedua belah pihak, bunga yang dibebankan
pada piutang wesel umumnya mengacu pada tingkat suku bunga bank yang berlaku. Adapun
perhitungan bunga piutang wesel menggunakan rumus berikut.

Bunga wesel = nilai nominal x tingkat bunga x jangka waktu

7.4. Contoh Kasus


Untuk lebih memahami Topik Materi hari ini , berikut beberapa Contoh Kasus

Contoh Kasus 1.
Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada PT Semarang selama tahun 2019:

a.  Januari 1, Dijual barang dagang kepada Tuan Gani sebesar Rp18.000.000 secara kredit dengan
termin n/30.

b.  Maret 3, Diterima sebuah wesel 9% dengan jangka waktu 90 hari dengan nilai Rp18.000.000 dari
Tuan Gani.

c. April 2, Didiskontokan wesel dari Tuan Gani kepada bank dengan tarif diskonto sebesar 10%.

d.  Juni 1, Diterima pemberitahuan bahwa ternyata Tuan Gani tidak mampu untuk melunasi wesel
tersebut. Akhirnya perusahaan terpaksa untuk melunasi wesel tersebut kepada bank sebesar nilai
jatuh temponya ditambah dengan biaya protes seharga Rp20.000.

e.  Juni 15, Diterima pelunasan piutang dari Tuan Gani.

Diminta:

Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal umum!

Penyelesaian:

Contoh Kasus 2: 

Informasi yang berhubungan dengan piutang wesel yang dimiliki oleh PT Medan pada tahun 2019
adalah sebagai berikut:

Tanggal Nilai Nominal Jangka Waktu Tanggal Tarif


Bunga
Penerimaan Wesel Wesel Pendiskontoan Diskonto
15 Juli Rp5.000.000 180 hari 10% 15 September 12%
1 Agustus Rp16.000.000 30 hari 12%    
6 September Rp15.000.000 60 hari 12% 16 Oktober 15%
9 November Rp18.000.000 60 hari 9% 19 Desember 10%
21 Desember Rp4.000.000 30 hari 6%    
Diminta:
1.    Untuk setiap piutang wesel di atas, tentukanlah (a) Tanggal jatuh temponya, (b) Bunga yang
harus dibayar pada tanggal jatuh tempo, dan (c) Nilai jatuh tempo.

2.    Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat pendiskontoan piutang wesel a,c, dan d!

3.    Apabila pada saat tanggal jatuh tempo debitur untuk piutang wesel b dan c tidak mampu untuk
melunasi kewajibannya, maka buatlah jurnal yang harus dicatat oleh perusahaan!

4.    Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 yang digunakan untuk mencatat hak
atas pendapatan bunga untuk piutang wesel tersebut!

Penyelesaian :

7.5. Kesimpulan
Piutang wesel juga dikenal sebagai wesel bayar. Ketika wesel jatuh tempo dalam waktu kurang dari
satu tahun, itu dianggap sebagai aset lancar di neraca perusahaan wesel tersebut berhutang.

Jika jatuh tempo lebih dari satu tahun ke depan, itu dianggap sebagai aset tidak lancar. Pendapatan
bunga atas wesel tagih diakui pada laporan laba rugi. Oleh karena itu, ketika pembayaran dilakukan
atas wesel tagih, baik neraca maupun laporan laba rugi terpengaruh.
PRE 7
Pihak debitur dapat melunasi piutang yang ada, maka jurnal untuk mencatat cadangan
kerugian piutang yang akan dihapuskan adalah ...
c. Piutang                                                                 xxxxx
          Cadangan kerugian piutang                                     

Jurnal untuk mencatat beban kerugian piutang dengan metode cadangan adalah ...
c. Beban kerugian piutang                                       xxxxx
                Cadangan kerugian piutang                                                      xxxxx

investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera dikonversi menjadi sejumlah
kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya, sehingga resiko perubahan
tingkat bunga tidak signifikan. 
Pernayataan diatas merupakan pengertian dari...
c. ekuivalen kas

Jurnal untuk mencatat Penghapusan piutang dengan metode langsung adalah


a. Beban penghapusan piutang                                   xxxxx
               Piutang                                                                                         xxxxx

Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang ...... rekening kas.
d. melebihi

 Piutang yang diperkirakan akan tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi
tergantung mana yang lebih panjang diklasifikasikan sebagai?
a. Piutang lancer

Diskon dagang digunakan untuk


d. mengutip harga yang berbeda dari pembelian dalam kuantitas yang berbeda pula atau
untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari competitor perusahaan
POST 7
Rumus perhitungan bunga piutang wesel adalah..

c. Bunga wesel = nilai nominal x tingkat bunga x jangka waktu

Pembuat wesel adalah


D. perusahaan yang menerima pinjaman atau membeli barang atau jasa secara kredit yang
sanggup melakukan pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan (jatuh tempo).

Komponen utama dari piutang wesel, kecuali


d.Penerima: Orang yang membuat catatan dan oleh karena itu berjanji untuk membayar
pemegang catatan. Bagi pembuatnya, wesel tersebut diklasifikasikan sebagai wesel bayar.

notes receivable adalah kata lain dari.. PIUTANG WESEL

Mewajibkan pembuat wesel membayar sebesar nominal pinjaman atau harga atas transaksi jual
beli ditambah dengan bunga yang ditentukan pada saat jatuh tempo pada penerima wesel.
PIUTANG WESEL DENGAN BUNGA

Ada berapa komponen utama dari piutang wesel? Lima

Orang yang memegang wesel dan karena itu akan menerima pembayaran dari pembuatnya.
Bagi penerima pembayaran, wesel tersebut diklasifikasikan sebagai wesel tagih
PENERIMA PEMBAYARAN

Jika jatuh tempo lebih dari satu tahun ke depan, itu dianggap sebagai...
ASET TIDAK LANCAR

Terkait dengan timbulnya piutang wesel ini, ada dua pihak yang berkepentingan, yakni 
PEMBUAT DAN PENERIMA WESEL

Piutang wesel biasanya tidak dikenakan ?


DENDA PEMBAYARAN DIMUKA
Dokumen piutang ini disebut dengan wesel yang di dalamnya mencantumkan informasi
tentang ?
NOMINAL DAN JATUH TEMPO PEMBAYARAN

Yang bukan merupakan jenis jenis piutang wesel adalah


HUTANG WESEL DENGAN BUNGA

aset bagi perusahaan pemegang yang memberinya hak untuk menerima sejumlah
pembayaran atas penjualan barang atau jasa dengan perjanjian tertulis kepada perusahaan
lain yang belum memiliki ketersediaan kas saat melakukan transaksi.
PIUTANG WESEL

Masa pembayaran wesel umumnya ...


KURANG DARI 1 TAHUN

Ketika wesel jatuh tempo dalam waktu kurang dari satu tahun, itu dianggap sebagai aset
lancar di neraca perusahaan wesel tersebut ......
a. berhutang.
TOPIK 9
PERSEDIAAN BARANG DAGANGAN

9.1. PERSEDIAAN
Persediaan merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi entitas baik bagi perusahaan ritel,
manufaktur, jasa maupun entitas lainnya. PSAK (revisi 2008) mendefinisikan persediaan sebagai
asset yaitu:

            1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

            2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut

            3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan


              dalam proses produksi atau pemberian jasa

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa suatu asset diklasifikasikan sebagai persediaan
tergantung pada nature business suatu entitas.

9.2. KLASIFIKASI PERSEDIAAN


Klasifikasi persediaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dapat berbeda. Perusahaan ritel
maupun perusahaan grosir mencatat persediaan sebagai persediaan barang dagang (merchandise
inventory). Perusahaan barang dagang ini merupakan barang yang dibeli oleh perusahaan untuk
dijual Kembali dalam usaha normalnya.

Persediaan hanya diakui dalam pembukuan perusahaan dagang. Pada perusahaan dagang yang
memproduksi sendiri barang yang dijual. Persediaan diklasifikasi menjadi 3, yaitu:

            1. Persediaan bahan mentah (raw material)

            2. Barang dalam proses (work in process)

            3. Barang jadi (finished good)

Arus persediaan pada perusahaan dagang adalah

a. Pembelian, yang dilakukan secara kredit yang berkaitan dengan utang usaha atau utang dagang.

b. Penjualan, yang mengharuskan transfer harga beli barang tersebut ke harga pokok penjualan (cost
of good sold).

c. Persediaan dalam perjalanan (good in transit), seharusnya dimasukkan dalam persediaan


berdasarkan syarat pengiriman yaitu
            *FOB Shipping point (kepemilikan barang diakui Ketika pembeli menerima
                barang di gudang penjual sehingga biaya transportasi dan resiko
                perjalanan ditanggung oleh pembeli ,dan
            FOB Destination ( pengakuan transaksi jual beli diakui ketika sampai pada
              gudang pembeli sehingga biaya transportasi dan risiko pengiriman
              ditanggung oleh penjual.

d. Persediaan yang titip jualkan atau konsinyasi.

Sebelum menghitung nilai persediaan, bagian pembukuan atau akuntan harus memiliki keyakinan
bahwa persediaan barang dagang benar-benar milik perusahaan atau tidak.

Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yang belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai
persediaan. Biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia lainnya
yang secara langsung menanggani pemberian jasa, termasuk personalia penyedia dan overhead.

9.3. SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN


Terdapat 2 metode pencatatan transaksi persediaan barang dagang yaitu
a. metode physical,  sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan
secara stock opname dan

b. metode perpetual, sistem pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up-to-date terhadap


barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan   nilai pesediaan.

Metode Physical Metode Perpetual


1. Terdapat perkiraan pembelian, retur 1. Tidak terdapat perkiraan pembelian, retur
pembelian, potongan pembelian dan biaya pembelian, potongan pembelian dan biaya
angkut pembelian. angkut
2. Transaski pembelian, retur pembelian, 2. Transaski pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian dan biaya angkut potongan pembelian dan biaya angkut
pembelian dicatat dalam perkiraan masing- pembelian dicatat dalam perkiraan barang
masing. dagang.
3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan 3. Setiap terjadi penjualan harus diikuti adanya
pencatatan harga pokok penjualan. Hpp pencatatan harga pokok penjualan
dihitung pada setiap akhir periode akuntansi
dan dikapitalisasi melalui jurnal penyesuaian.
4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan 4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan
ritel/eceran yang mempunyai banyak macam dagang yang mempunyai relative sedikit
persediaan dan sulit untuk dapat ditentukan macam barang yang diperdagangkan dan relatif
harga pokok untuk setiap transaksi penjualan. mudah untuk menetukan besarnya hpp untuk
setiap transaksi penjualan barang dagangan,
misalnya: grosir, agen khusus atau distributor.
 

Contoh

Perpetual Physical
Persediaan awal, 100 unit pada harga 12.000
Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan sebesar Rp Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan seb
1.200.000 1.200.000
Pembelian 900 unit pada harga Rp 12.000
Persediaan               Rp 10.800.000              Pembelian                       Rp 10.800.000
            Utang Dagang                        Rp 10.800.000
            Utang Dagang                      Rp 10.800.000    
Penjualan 600 unit pada harga Rp 24.000
Piutang Dagang          Rp 14.400.000 Piutang Dagang          Rp 14.400.000
                     Penjualan                       Rp 14.400.000                      Penjualan                       Rp 14.400.000

   

Beban Pokok Penjualan       Rp 7.200.000 (Tidak ada penjurnalan)


                     Persediaan                       Rp 7.200.000
Penjurnalan pada akhir periode, saldo akhir persediaan 400 unit pada harga Rp 12.000
(Tidak ada penjurnalan) Persediaan (akhir)            Rp 4.800.000
Beban Pokok Penjualan  Rp 7.200.000
          Pembelian                                   Rp 10.800.000
        Persediaan (Awal)                      Rp   1.200.000
Akun persediaan menunjukkan saldo akhir sebesar Rp
4.800.000 (400 unit x Rp. 12.000)

9.4. METODE PENILAIAN PERSEDIAAN


Phyisical Perpetual
1. Masuk pertama keluar pertama (first in first 1. Masuk pertama keluar pertama (first in first
out/FIFO), out/FIFO

 
2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first 2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first
out/ LIFO) out/ LIFO), tiap-tiap jenis persediaan harus
dibuatkan kartu persediaan.
 
3. Rata-rata sederhana (simple average) 3. Rata-rata bergerak (moving average)

   
4.  Identifikasi khusus  

 
 

FIFO: persediaan barang dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama harus dijual.

LIFO : barang dagangan terakhir dibeli adalah barang dagangan yang pertama dijual.

AVARAGE : tidak didasarkan pada harga persediaan yang pertama atau terakhir melainkan diantara
keduanya.

WEIGHTED AVERAGE:  harga perolehan persediaan barang dagangan akhir dan hpp dihitung pada
akhir periode berdasarkan harga rata-rata persediaan barang dagangan siap dijual. (physical)

MOVING AVERAGE: setiap terjadi transaksi pembelian atau masuknya persediaan maka harus
dihitung harga perolehan rata-rata yang baru.
TOPIK 10
PERSEDIAAN (LANJUTAN)

10.1 Penilaian Persediaan


METODE NILAI REALISASI NETO (LCNRV) DAN PENURUNAN NILAI PERSEDIAAN 

Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai yang berdasarkan biaya dan nilai
realisasi neto (net realizable value – NRV) . nilai realisasi neto merupakan estimasi harga jual dalam
kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi biaya yang diperlukan untuk
membuat penjualan. Penurunan Nilai Persediaan menjadi sebesar nilai bersih terealisasikan:

Ø  Persediaan rusak

Ø  Persediaan telah using

Ø  Harga jual menurun

NRV = Taksiran Harga Jual – Taksiran Biaya Penyelesaian –  Taksiran biaya penjualan

Persediaan akan dinilai pada nilai realisasi netonya apabila biaya persediaan (yang dapat dari
penggunaan metode identifikasi khusus, MPKP, atau rata rata) lebih tinggi dari estimasi nilai yang
akan diperoleh kembali. Nilai persediaan biasanya diturunkan kenilai realisasi neto secara terpisah
untuk setiap unit, kelompok, atau keseluruhan  dalam persediaan. 

Sebagai ilustrasi, misalkan PT Merdeka memiliki persediaan barang belum jadi dengan biaya sebesar
Rp. 19.000.000 dan harga jual sebesar Rp. 20.000.000. untuk menyelesaiakan barang tersebut
dibutuhkan biaya sebesar Rp 1.000.000 dan biaya penjualan sebesar Rp. 4.000.000. Maka
perhitungan adalah sebagai berikut.

 
Nilai jual persediaan                                                                                                               Rp.
20.000.000
              Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian                 Rp. 1.000.000
                                  Estimasi biaya penjualan                       Rp. 4.000.000
                                                                                                                                                 Rp.
5.000.000
              NRV                                                                                                                            Rp.
15.000.000

              Nilai persediaan (NRV)                                                                                                Rp.


15.000.000
              Biaya                                                                                                                            Rp.
19.000.000
              Kerugian penurunan nilai persediaan                                                                         Rp.
(4.000.000)
Penurunan nilai menjadi nilai realisasi neto ini mungkin saja terjadi apabila barang persediaan
mengalami kerusakaan seluruh atau sebagian persediaan telah using, atau harga jual telah turun.
Persediaan akan mengalami penurunan nilai ketika estimasi biaya penyelesaian atau estimasi biaya
untuk membuat penjualan telah meningkat.

Nilai Perediaan adalah nilai terendah antara cost dan NRV. Cost/ biaya adalah pengorbanan sumber
ekonomi (Aset) untuk memperoleh persediaan tertentu. Jadi, utuk menentukan persediaan
menggunakan metode LCNRV dilakukan dengan cara menntukan cost persediaan dan menetukan
taksiran nilai realisasi neto (NRV).

Kemugkinan penerapan metode LCNRV menyebabkan cost persediaan dilaporkan kurang


dari cost actual persediaan atau sebaliknya. Jika penerapan metode LCNRV menunjuukan NRV
lebih rendah dibandingkan dengan cost persediaa, maka kerugian harus diakui.

Ada 2 metode untuk mencatat jurnal penyesuaian atas penerapan metode LCNRV yaitu:

1. Metode langsung/ metode cost barang terjual/ metode beban pokok penjualan ( direct method)

2. Metode tak langsung/ metode kerugian (indirect method)

Sebagai ilustrasi PT Indonesiaku mencatat nilai beban pokok pokok penjualan (sebelum penyesuaian
ke NRV) sebesar Rp 190.000.000. Sedangkan nilai saldo akhir persediaan adalah sebesar Rp
150.000.000 berdasarkan nilai biaya dan Rp 140.000.000 berdasarkan NRV. Maka perbedaan
pencatatan penyesuaian antara kedua metode tersebut adalah sebagai berikut.

    Metode Beban Pokok Penjualan                         Metode Kerugian


                     Penurunan nilai persediaan dari  nilai biaya menjadi NRV

COGS                 Rp 10.000.000                    Kerugian penurunan Nilai Persediaan    Rp 10.000.000


      Persediaan       Rp 10.000.000                            Persediaan                                                Rp.
10.000.000

Dengan menggunakan metode kerugian, entitas dapat pula menggunakan akun penyisihan-
penyisihan penurunan nilai persediaan pada NRV. Dengan menggunakan akun penyisihan ini makan
nilai persediaan yang diajikan pada neraca adalah nilai persediaan yang berasarkan NRV yaitu nilai
persediaan berdasarkan cost/biaya penyisihan.

Penilaian terhadap nilai realisasi neto suatu entitas harus dilakukan secara berkala. Dimungkinkan
terjadi kondisi dimana terdapat peningkatan nilai realisasi neto. Apabila suatu entitas telah melaukan
penurunan nilai persediaan, dan pada periode selanjutnya terdapat peningkatan nilai realisasi neto,
maka jumlah penurunan nilai dibalik..

Apabila entitas menjual persediaannya, maka nilai tercatat dari persediaan harus diakui sebagai
beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.

10.2 METODE NILAI PENJUALAN


Penilaian menggnakan nilai penjualan relative (Relative Sales Value)
    Apabila perusahaan membeli beberapa produk dengan satu harga (basket purchase), maka biaya
untuk setiap produk harus dialokasi berdasar nilai penjualan relative.

Purchase Commitmens
              Komitmen pembeli terjadi ketika perusahaan memiliki komitmen menjual periodic.
Komitmen pembelian selalu dibuat dimuka. Apabila komitmen pembelian dilakukan secara formal,
pembeli wajib mengungkapkan komitmen pembelian dalam laporan keuangan.

10.3 GROSS PROFIT METHOD OF ESTIMATING INVENTORY


GROSS PROFIT METHOD OF ESTIMATING INVENTORY

Metode laba kotor sering digunakan untuk menaksir persediaan akhir dalam kondisi catatan
persediaan tidak dapat digunakan karena rusak atau hilang. Metode ini dibutuhkan untk menentukan
taksiran nilai persediaan yang ada di gudang perusahaan. Metode laba kotor didasarkan pada asumsi:

1. Persediaan awal + pembelian = total barang

2. Barang tidak terjual berada di perusahaan

3. Barang tersedia dijual-penjualan = taksiran persediaan akhir.

Langkah yang dilakukan dalam mengitung nilai persediaan akhir menggunakan metode laba kotor
adalah:

1. Menentukan nilai penjualan bersih

2. Menetukan besarnya laba kotor


3. Menentukan barang tersedia untuk dijual

4. Menentukan cost  barang terjual

5. Menentukan taksiran nilai persediaan

Sebagai ilustrasi, PT Merdeka memiliki persediaan awal sebesar Rp 30.000.000 dan pembelian
sebesar Rp 120.000.000 yang keduanya pada nilai biaya. Penjualan pada harga penjualan adalah
sebesar Rp 180.000.000. Margin perusahaan dari harga penjualan adalah sebesar 30%.

Berikut perhitungan persediaan berdasarkan metode laba bruto.

Persediaan awal (pada nilai biaya)                                                                                   Rp


30.000.000
Pembelian (pada nilai biaya)                                                                                             Rp
120.000.000
      Barang tersedia untuk dijual (pada nilai biaya)                                                       Rp 150.000.000
Penjualan (pada harga penjualan)                                        Rp 180.000.000
Dikurangi: laba neto (30% x Rp 180.000.000)                      Rp   54.000.000
     Penjualan (pada nilai biaya)                                                                                         Rp
126.000.000
         Perkiraan nilai persediaan (pada nilai biaya)                                                           Rp   
24.000.000
 

Metode laba kotor untuk menaksir cost persediaan yang hilang disebabkan oleh kebakaran atau
bencana lainnya. Informasi yang dibutuhkan untuk menerapkan metode ini diperoleh dari catatan
akuntansi. Metode laba kotor digunakan untuk menguji keandalan penentuan nilai sedian yang
ditentukan oleh sistem periodik  atau perpetual yang lain.

Kelemahan Metode Laba kotor:

1. Metode ini hanya memberikan suatu taksiran nilai persediaan

2. Menggunakan persentase masa lalu untuk menentukan kenaikan atas cost (mark up)

3. informasi yang salah akan dihasilkan, jika metode ini diterapkan dalam perusahaan  yang memiliki
barang dengan tingkat laba kotor bervariasi.
10.4 METODE HARGA JUAL ECERAN (RETAIL INVENTORY METHOD)
Metode ritel merupakan metode pengukuran nilai persediaan dengan menggunakan rasio ( rasio
merupakan biaya untuuk menurunkan nilai persediaan akhir yang dinilai berdasarkan nilai ritelnya
menjadi nilai biaya.  Metode ini dipakai oleh bisnis eceran seperti department store  untuk
menentukan nilai persediaan yang relative kecil, namun kuantitasnya banyak. Metode ini digunakan
untuk:

1. Menilai persediaan yang volumenya besar dan biaya per unitnya rendah.

2. Menentukan nilai persediaan tanpa menghitung fisik persediaan yag ada, metode ini sering
digunakan untuk menyusun laporan keuangan interim.

3. Menentukan penyelesaian asuransi.

Langkah untuk menghitung nilai persediaan dengan metode harga jual eceran:

1. Menghitung biaya barang tersedia dijual sebesar cost dan sebesar harga jual eceran

2. Menghitung rasio biaya terhadap harga jual eceran

3. Menghirung penjualan bersih

4. Menghitung nilai persediaan sebesar harga jual eceran.

5. Mengkonversi nilai persediaan sebesar harga jual eceran menjadi sebesar biaya dengan rumus:

     Taksiran nilai persediaan (cost) = Nilai persediaan * rasio biaya / harga jual eceran

Penilaian kembali suatu asset sesuai dengan niai pasarnya merupakan pengertian….

Select one:
a. RevaluasiA
b. Nilai wajar
c. Depresiasi

d. Nilai perusahaan
A

Persediaan merupakan asset…..

Select one:
a. digunakan dalam produksi atau penyedia barang dan jasa untuk tujuan administrative
b. dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk dikonsumsi dalam prosuksi atau jasa
c. dalam proses produksi untuk penjualan tersebut
d. a b dan c

Previous page

Perkiraan penjualan dapat dilihat pada laporan ..

Select one:
a. Neraca
b. Perubahan Modal
c. Rekonsiliasi Bank

d. Laba Rugi
D TDK TAHU

Persediaan harus dinyatakan dalam….

Select one:
a. Mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai wajar
b. Mana yang lebih rendah antara biaya dan harga jual neto
c. Mana yang lebih rendah antara biaya dan nilai realisasi neto

d. Mana yang lebih rendah antara harga perolehan dan nilai nominal
C
A

TOPIK 11
Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)

11.1. Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)


Aset tetap adalah sumber daya yang memiliki karakteristik:

1. Memiliki bentuk fisik berwujud karena bentuk dan ukurannya jelas (seperti tanah, bangunan),
berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik.

2. Digunakan dalam produksi atau pemasok barang atau jasa, untuk disewakan kepada pihak lain
atau untuk tujuan administrative dan tidak untuk dijual kembali.

3. Aset tetap termasuk kedalam asset tidak lancer, karena diharapkan akan digunakan untuk lebih
dari 1 periode akuntansi. Atau sering dikatakan bersifat jangka panjang dan merupakan subjek
penyusutan.

Asset ini juga dikategorikan sebagai Properti, Pabrik, dan Peralatan (PPP) yang biasa disebut fixed
assets.

 Beberapa definisi yang berkaitan dengan Properti, Pabrik, dan Peralatan sebagai Aset Tetap sebagai
berikut:

1. Harga Perolehan (Cost), adalah jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar
imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat perolehan (atau konstruksi) sampai
asset tersebutbsiap digunakan.
2. Umur Ekonomis atau masa manfaat (usefull life) aadalah periode asset diharapkan digunakan
oleh peruahaan. Umur ekonomis dapat ditaksir dalam kondisi yang didasarkan pada waktu (time
factor),  aktivitas (unit of activity) atau jumlah output (unit of output).

3. Nilai Residu (salvage value)  yaitu jumlah bersihbyang diharapkan dapat diperoleh pada akhir
masa manfaat sebuah asset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan

4. Penyusutan (depreciation) yaitu alokasi sistematik dan rasional jumlah yang dapat disusutkan


sebagai beban dari suatu asset selama masa manfaat.

5. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount) yaitu harga perolehan sebuah asset


dikurangi nilai sisia.

6. Nilai Buku (book value) atau jumlah tercatat ( carrying value)  yaitu jumlah pelepasan asset
dalam prinsip transaksi wajar (arm’s legth transaction).

7. Nilai Buku (Book Value) atau jumlah tercatat adalah harga perolehan sebuah asset dikurangi
akumulasi penyusutannya.

8. Nilai Wajar ( fair value)  yaitu jumlah pelepasan asset dalam prinsip transaksi wajar ( arm’s legth
transaction).

11.2. Akuisisi dan Penilaian Properti, Pabrik, dan Peralatan


Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai Properti, Pabrik
dan Peralatan. Biaya Hostoris diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk memperoleh asset dan
membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan pengguanaanya.

Ketidaksepakatan setelah akuisisi berkenaan dengan perbedaan antara biaya historis dan metode
penilaian lainnya (seperti biaya pengganti atau nilai pasar wajar) akan selalu terjadi. Alasan utama
yang menujukkan bahwa penyimpangan dari biaya historis jarang terjadi adalah:

1. Pada tanggal akuisisi, biaya merefleksikan nilai wajar

2. Biaya historis melibatkan biaya actual, bukan transaksi hipotesis sehingga merupakan hal penting
dapat diandalkan; dan

3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diadaptasi tetapi harus diakui ketika asset dijual.

Berikut merupakan identifikasi biaya-biaya dalam penilaian awal terhadap property, pabrik dan
perlengkapan.

1. Biaya Tanah
     Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap digunakan dianggap sebagai
bagian dari biaya tanah.
2. Biaya Bangunan
     Biaya bangunan harus melibatkan semua pengeluaran yang berhubungan langsung dengan
akuisisi atau kontruksinya.

3. Biaya Peralatan
     Peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin, perabotan dan
perkakas, peralatan tetap, peralatan pabrik dan aktiva tetap sejenis

4. Aset yang Dibuat Sendiri  


    Meliputi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-biaya overhead  terkait
pembuatan asset(biaya listrik, pemanas, lampu, asuransi, pajak kekayaan atas bangunan pabrik dan
peralatan, tenaga pengawas pabrik, penyusutan aktiva tetap dan perlengkapan).

11.3. Kapitalisasi Bunga


Awal tanggal kapitalisasi bunga pinjaman adalah tanggal ketika entitas pertama kali memenuhi
semua kondisi berikut:

1. Terjadinya pengeluaran untuk asset

2. Terjadinya biaya pinjaman

3. Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan asset untuk digunakan atau
dijual sesuai dengan maksudnya.

Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dari dua jenis sumber pinjaman tersebut adalah:

1. Dana yang secara spesifik untuk tujuan pembangunan asset tetap

2. Dana secara umum yang digunakannya untuk tujuan pembangunan asset tetap.

Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman periiode berjalan
dari dana secara umum tersdebut. Jumlah biaya yang dikapitalisasikan selama satu periode tidak
boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.

11.4. Perolehan Aset Tetap


Pencatatan harga perolehan aset tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh asset
tetap tersebut sampai dengan asset tersebut beroperasional sesuai dengan mestinya. Aset tetap dapat
diperoleh dengan berbagai cara, yaitu:
1. Dibeli secara tunai
     a. Pembelian tunai asset tetap melalui harga pembelian pada tanah dan gedung bila harga pasar
salah satu asset diketahui

     b. Pembelian tunai asset melalui alokasi harga pembelian pada tanah dan gedung bila harga pasar
kedua asset diketahui

2. Dibeli secara cicilan


     jika asset tetap diperoleh dengan cara pemabayaran cicilan/angsuran, maka asset tersebut dicatat
sebesar harga tunai asettersebut, bukan jumlah dari pembayaran angsuran dan uang muka asset
tersebut.

3. Dibeli secara gabungan (Lupsum)


    Jika yang diketahui hanya harga pasar satu asset saja, maka pasar asset tersebut dianggap sebagai
harga perolehannya.

4. Dibeli dengan cara ditukar dengan surat berharga


     Aset tetap dapat diperoleh dengan menukarkan surat berharga yang dikeluarkan perusahaan
misalnya saham dan obligasi, harga perolehan asset tetap adalah sebesar harga pasar surat berharga
yang digunakan sebagai penukar.

5. Diperoleh dari sumbangan atau donasi


     PSAK No 16 paragraf 22 menyatakan asset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus dicatat
sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit akun modal donasi.

6. Diperoleh dengan cara tukar-menukar


      a. Tukar menukar asset tidak sejenis
      b. Tukar menukar asset sejenis
      c. Pertukaran asset tetap sejenis tanpa melibatkan kas
      d. Pertukaran asset tetap sejenis dengan pembayaran kas
      e. Pertukaran asset tetap sejenis dengan menerima kas

7. Diperoleh dengan membangun sendiri 


     Jika perusahaan membangun sendiri pabrik atau gedung, maka harga perolehan asset diakui
sebesar seluruh pengeluaran atas pembangunan gedung atau pabrik tersebut.

11.5. Pengakuan dan Pengukuran awal Aset Tetap


Suatu barang dalam kelompok Properti, Pabrik, dan Peralatan diakui, apabila berkemungkinan
memiliki manfaat ekonomis dimasa mendatang yang terkait dengan pos yang akan mengalir ke
entitas dan biaya asset yang dapat diukur secara andal.

Suatu asset dalam kelompok PPP harus dukur atas dasar biaya pada pengakuan awal. Biaya dari PPP
adalah harga setara kas pada tanggal pengakuan.

Unsur Biaya yang mewakili biaya asset Unsur Biaya yang tidak mewakili biaya asset
1. Harga belinya, termasuk imbalan konsultan 1. Biaya yang terkait dengan pengenalan
hokum dan broker, bea masuk impor, dan pajak produk baru dari suatu fasilitas yang selesai,
pembelian yang tidak dapat dikreditkan, setelah seperti promosi
pengurangan diskon dan rabat.
 
 
2. Biaya pengenalan suatu produk dan jasa
2. Biaya yang dapat diatribusikan secara baru, seperti biaya iklan dan aktivasi promosi
langsung untuk membawa asset ke lokasi dan
kondisi yang diperlukan.  

  3. Biaya pelaksanaan bisnis pada suatu lokasi


baru, seperti biaya pelatihan staff
3. Estimasi awal atas biaya pelepasan dan
pemindahan barang dan pemulihan lapangan  
dimana lapagan itu berlokasi.
4. Biaya administrasi dan overhead  umum lain

5. Biaya pinjaman (borrowing cost)

Jika suatu entitas mengubah kebijakan akuntansi terkait pengukuran aset tetap dari model
biaya ke model revaluasi, maka perubahan tersebut akan berlaku secara .....

Select one:
a. Retrospektif
b. Prospektif
c. Progresif
d. Regresif

Berikut ini yang merupakan jenis aktiva tetap adalah ....

Select one:
a. Gedung
b. Mesin
c. Tanah

d. Kendaraan
C
Manakah dari biaya berikut ini yang dapat diakui dalam aset tetap?
Select one:
a. Biaya hukum yang muncul atas pembelian gedung
b. Biaya tahunan untuk mengecat lantai pabrik
c. Pembelian kendaraan untuk dijual kembali

d. Perbaikan jendela dari suatu gedung

Manakah di antara pernyataan berikut yang tepat?


(1) Semua aset tidak lancar harus didepresiasi.
(2) Dalam laporan posisi keuangan perusahaan yang telah diterbitkan, aset
berwujud dan tidak berwujud harus ditunjukkan secara terpisah.

Select one:
a. (1) saja
b. (1) dan (2)
c. (2) saja

d. Bukan (1) & (2)

Berikut ini yang bukan merupakan biaya yang dapat diatribusikan secara langsung dalam
biaya perolehan aset tetap adalah ......

Select one:
a. Biaya instalasi dan perakitan
b. Estimasi fee professional pembongkaran
c. Biaya transportasi aset dalam penyerahan awal
d. Biaya pengujian aset apakah aset berfungsi dengan baik

Previous page
TOPIK 12
Aset Tetap dan Properti Aset

12.1. Revaluasi Aset Tetap


Revaluasi merupakan penilaian kembali suatu asset sesuai dengan nilai pasarnya.

Jika suatu perusahaan memiih untuk merevalusi sebuah asset tunggal, maka perusahaan
tersebut juga harus merevaluasi seluruh kelompok asset tetap sesuai dengan
kelompoknya, untuk menghindari revaluasi yang elektif.

Jika perusahaan memilih revaluasi secara periodik, maka lakukan revaluasi secara
teratur untuk memastikan bahwa tercatat tidak berbeda secara signifikan dari nilai
wajarnya.

12.2. Penghentian Pengakuan Aset Tetap


Jumlah tercatat asset tetep dihentikan pengakuannya pada saaat, yaitu:

1. Dilepaskan; atau
2. Tidak ada manfaat ekonimis masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau
pelepasannya.

Laba atau rugi timbul dari penghentian pengakuan asset tetap harus dimasukkan dalam
laporan laba rugi kompherensif pada asset tersebut dihentikan pengakuannya

Contoh:

PT Mara membeli mesin tahun 2007 dengan harga perolehan Rp 200.000.000. Aset
tersebut mempunyai umur manfaat 10 tahun dan nilai sisa Rp 40.000.000. Pada tanggal
1 januari 2010, entitas menjual asset tersebut dengan harga Rp 162.000.000

Penyusutan per tahun = (Rp 200.000.000- Rp 40.000.000)/ 10 tahun = Rp 16 juta

Akumulasi penyusutan sampai tanggal 1 januari 2010 = Rp 16juta X Rp 2,5 tahun = Rp 40


juta

Nilai tercatat pada tanggal 1 januari 2010 = Rp 200 juta – Rp 40 juta = Rp 160 juta

Keunungan penjualan asset tetap =bRp 162 juta – Rp 160juta = Rp 2 Juta

Ayat Jurnal:

Kas                                                            Rp 162.000.0000

Akumulasi Penyusutan                                  Rp   40.000.000

                                              Mesin                                                                  Rp
200.000.000

                                              Keuntungan dari penjualan asset tetap                   Rp   


2.000.000

12.3. Penurunan Nilai Asset Tetap


 Entitas harus melakukan review setiap akhir periode untuk menentukan apakah terjadi
penurunan nilai asset tetapnya. Dalam mempertimbangkan ada tidaknya indikasi
penurunana nilai atas asset tetap, maka entitas harus mempertimbangkan dari sumber
eksternal dan sumber internal.

Contoh:

Pada tanggal 31 Desember 2010, PT Mentawai menetapkan ada indikasi terjadi


penurunan nilai dari bangunan yang dimiliki perusahaan. Nilai tercatat bangunan
tersebut adalah Rp 870.000.000, sedangkan nilai wajarnya dikurangi biaya untuk
menjual (fair value lost cost to sell) dan nilai pakai (value in use)   dari bangunan
tersebut masing-masing sebesar Rp 825.000.000 dan Rp 840.000.000. nilai terpulihkan
adalah Rp 840.000.000, yang merupakan nilai tertinggi antara nilai wajar dikurangi
biaya untuk menjual dan nilai pakai. Nilai tercatat sebesar Rp 870.000.000 lebih tinggi
dibandingkan nilai terpulihkan Rp 840.000.000 sehingga terdapat kerugian penurunan
nilai sebesar Rp 30.000.000.

Ayat Jurnal:

Rugi Penurunan Nilai                                      Rp 30.000.000

                                Akumulasi rugi penurunan nilai                  Rp 30.000.000

12.4. Penyajian Aset Tetap


Asset tetap disajikan di Neraca (laporan perubahan ekuitas) di bagian asset tidak
lancar.

Contoh :

  2010 Catatan/Notes 2009  


Aset Tidak       Non-Current
Lancar
Aset Tetap,       Asset Fixed
setelah dikurangi asset, nete of
akumulasi accumulated
penyusutan dan depreciation and
deplesi sebesar depletion of  Rp
Rp 6.291.093.193 6.291.093.193
(2009: 7.662.560.326 2i,13,17 4.014.143.323 (2009:
Rp5.916.607.827 Rp5.916.607.827
) )

12.5. Pengungkapan Aset Tetap


Laporan keuangan mengungkapkan untuk setiap kelompok asset tetap, antara lain:

1. Dasar pengukuran yang digunakan dalam menentukan jumlah tercatat bruto;

2. Metode penyusutan yang digunakan;

3. Umur manfaat atau tariff penyusutan yang digunakan

4. Jumlah tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir periode

5. Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode

Pengungkapan metode yang digunakan dan entitas umur manfaat atau tariff penyusutan
memberikan informasi bagi pengguna laporan keuangan dalam mereview kebijakan yang
dipilih manajemen dan memungkinkan perbandingan dengan entitas lain. Untuk asset
tetap, pengungkapan tersebut dapat muncul dari perubahan estimasi dalam:

1. Nilai residu

2. Estimasi biaya pembongkaran, pemindahan atau restorasi suatu asset tetap

3. Umur manfaat

4. Metode Penyusutan

PRE POST
Berikut ini yang merupakan jenis aktiva tetap adalah ....

Select one:
a. Gedung
b. Semua jawaban benar
c. Kendaraan

d. Tanah
B

Diantara berikut yang termasuk dalam property investasi adalah ......

Select one:
a. Properti yang disewakan kepada entitas anak
b. Properti yang disewakan kepada pihak lain dan pengelolaan properti tersebut diserahkan
kepada pihak ketiga
c. Properti dalam proses pembangunan atau pengembangan atas nama pihak ketiga yang
belum diketahui tujuan dari penggunaan properti tersebut

d. Jawaban a, b, dan c tidak ada yang benar


C

Keuntungan yang timbul dari perubahan nilai wajar properti investasi yang dicatat dengan
model nilai wajar diakui dalam .....

Select one:
a. Surplus revaluasi dalam penghasilan komprehensif lainnya
b. Laporan arus kas pada aktivitas pendanaan
c. Laba rugi pada periode berjalan

d. Laporan posisi keuangan sebagai penambah ekuitas (retained earning) tanpa melalui laba
rugi
D

(1). Merupakan kemungkinan pengorbanan manfaat ekonomi di masa mendatang,


(2). Merupakan kewajiban saat ini untuk mentransfer asset atau menyediakan jasa kepada
entitas lain,
(3). Merupakan akibat dari transaksi dan atau kejadian di masa lampau.
Keterangan diatas merupakan 3 (tiga) karakteristik yang dimiliki oleh ....

Select one:
a. Piutang
b. Utang
c. Persediaan

d. Aktiva Lancar
B

Berikut ini yang bukan merupakan karakteristik Aktiva Tetap Berwujud adalah :

Select one:
a. Relatif Permanen
b. Digunakan dalam operasi perusahaan
c. Dimaksudkan untuk dijual kembali

d. Mempunyai bentuk fisik


C

Anda mungkin juga menyukai