Anda di halaman 1dari 92

Topik 1

Pengertian Akuntansi

Apa itu akuntansi?

pasti kalian sudah tahu apa yang dimaksud dengan akuntansi.

banyak yang mengartikan akuntansi itu apa. salah satunya akuntansi ada "SENI"

seni yang dimaksud adalah Seni mengidentifikasi, mengiktisarkan, mengklasifikan sampai


melaporkan dari suatu transaksi, jurnal, buku besar sampe menyusun laporan keuangan yang
tujuan untuk pengambilan keputusan.

Akuntansi adalah kegiatan itu terdiri dari proses identifikasi apakah kejadian merupakan
transaksi, pencatatan transaksi, penggolongan transaksi dan pengikhtisaran transaksi menjadi
laporan keuangan (siklus akuntansi)

Menurut Kieso (2010) mendefinisikan akuntansi sebagai suatu sistem dengan input
data/informasi dan output berupa informasi dan laporan keuangan yang bermanfaat bagi
pengguna internal maupun eksternal organisasi.

Input yang dimaksud adalah transaksi

proses yang dimaksud adalah jurnal, buku besar, jurnal penyesuaian

dan output yang dimaksud adalah laporan keuangan

Tujuan Dari Akuntansi Keuangan :

•Menjelaskan kinerja keuangan dalam periode tertentu dan kondisi keuangan pada tanggal
tertentu
•Penilaian kinerja dan kondisi keuangan

•Memprediksi kinerja di masa mendatang

Transaksi

Transaksi? apa itu transaksi ? contohnya apa?


Transaksi adalah kejadian dalam perusahaan yang mempengaruhi posisi keuangan, sehingga
fokus akuntansi pada informasi keuangan.
Tidak semua transaksi dapat mempengaruhi posisi keuangan.
Misalnya :
1. Andi mempunyai uang Rp. 10.000. andi membeli bakso seharga Rp. 8000. apakah ini
merupakan transaksi yang mempengaruhi posisi keuangan? jawabannya IYA. Kenapa? ketika
diawal andi mempunyai uang 10rb, kemudian dia beli bakso berarti adalah transaksi pembelian,
dimana uangnya 10rb beli bakso 8rb sisa nya 2rb. ini berarti sudah mempengaruhi posisi
keuangan .
transaksi lainnya adalah :
Bapak Ali memperoleh promosi jabatan  dengan gaji Rp. 10.000.000.
 apakah transaksi tersebut dapat mempengaruhi posisi keuangan? Jawabannya "TIDAK" Karena
masih memperoleh dan gaji tersebut bulan diterima, sehingga belum dikatakan akan
mempengaruhi posisi keuangan.

Transaksi disertai dengan BUKTI dab Bukti sebagai dasar mencatat transaksi

Pengguna Laporan Keuangan


 Pengguna Laporan Keuangan Internal Perusahaan

 Pemilik Perusahaan
 Pemilik menjadi seseorang yang paling tertarik pada laporan keuangan. Tidak hanya
karena kepentingannya dalam melihat laba, melainkan juga informasi jumlah
keuangan yang dimiliki untuk pendapatan pribadi. Pemilik ingin tahu seberapa
banyak modal yang dibutuhkan bisnis untuk menghasilkan pendapatan penjualan.

 Manajemen Perusahaan

Manajemen perusahaan melihat laporan keuangan dari perspektif likuiditas , profitabilitas,


arus kas, aset dan kewajiban, saldo kas, persyaratan dana, utang yang harus dibayar,
pembiayaan proyek, dan berbagai kegiatan operasional hari lainnya. Sederhananya,
manajemen perusahaan memerlukan laporan keuangan untuk membuat keputusan tentang
bisnis.

 Karyawan

Karyawan melihat laporan keuangan perusahaan dari berbagai sudut pandang. Mereka
ingin tahu apakah perusahaan memberi bonus atau kenaikan gaji yang tergantung pada
kinerja keuangan perusahaan. 
Juga, mereka ingin memiliki pemahaman yang mendalam tentang bisnis dan situasi industri
saat ini yang dapat dilihat dari laporan keuangan. 

Perusahaan juga dapat melibatkan karyawan dalam pengambilan keputusan, karena itu,
ingin agar karyawan mengetahui dan memahami keuangan perusahaan.

Bahkan sebagian karyawan melihat laporan keuangan perusahaan sebagai kemungkinan


ekspansi dan peluang pengembangan karier mereka.

Pengguna Laporan Keuangan Pihak Eksternal

Pengguna eksternal terbagi atas 10 kelompok yang masing-masing memiliki tujuan dan
minat yang berbeda. 

 Investor

Investor dan calon investor tertarik pada potensi keuntungan dan keamanan investasi
mereka. Laba di masa yang akan datang dapat diperkirakan dari kinerja laporan keuangan
perusahaan yang lalu, khususnya laporan laba rugi.  

Investor juga memerlukan informasi keuangan untuk membuat keputusan tentang apa yang
harus dilakukan dengan investasi mereka (saham), yaitu menahan, menjual, atau membeli
lebih banyak.

 Analisis Investasi

Analis investasi mengawasi dengan cermat laporan keuangan perusahaan. Mereka memiliki
pengetahuan industri yang baik dan mengetahui kinerja perusahaan. Berdasarkan analisis
mereka dari laporan keuangan, analisis investasi membuat keputusan apakah akan
merekomendasikan saham perusahaan kepada klien mereka atau tidak.

 Pemberi Pinjaman atau Kreditur

Pemberi pinjaman seperti bank tradisional, lembaga keuangan, kreditor ingin memeriksa
kemampuan perusahaan untuk membayar utang. Dengan demikian, mereka membaca
laporan keuangan perusahaan dan melihat apakah mereka akan memberikan pinjaman.

Biasanya, para pemberi pinjaman atau kreditur ini melihat likuiditas perusahaan –
kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek.

 Lembaga Pemeringkat
Lembaga pemeringkat kredit meninjau laporan keuangan perusahaan untuk memberikan
peringkat kredit atas instrumen utang perusahaan. Perusahaan penerbit harus memberikan
semua informasi kepada lembaga pemeringkat kredit.

Investor dari sekuritas ini dapat membuat keputusan berdasarkan informasi setelah lembaga
pemeringkat memberikan peringkat yang jelas berdasarkan atas kondisi keuangan
perusahaan.

 Pelanggan

Sebagian pelanggan perlu melihat laporan keuangan perusahaan tempat mereka membeli
barang atau jasa. Klien besar ingin memiliki kemitraan jangka panjang atau kontrak dengan
perusahaan sehingga mereka ingin bekerja dengan perusahaan yang stabil secara finansial. 

Lebih lanjut, biasanya perusahaan yang kuat secara finansial dapat menyediakan pelanggan
dengan penjualan kredit dan dapat memberikan produk dan layanan dengan harga diskon
dibanding.

 Kompetitor

Kompetitor ingin mengetahui status keuangan perusahaan yang bersaing. Mereka ingin
mempertahankan keunggulan kompetitif pada pesaing mereka dan karenanya, ingin
mengetahui kesehatan keuangan perusahaan lain. 

 Pemasok

Pemasok, seperti pelanggan ingin berurusan dengan perusahaan yang memiliki kesehatan
keuangan yang baik. Dengan demikian, mereka juga menjadi bagian dari pengguna laporan
keuangan dan membuat keputusan dalam pemberian kredit kepada perusahaan.

 Otoritas Pajak dan Pemerintah

Instansi pemerintah yang memantau dan mengurus perpajakan tertarik pada kisah
keuangan suatu bisnis. Mereka ingin tahu apakah bisnis membayar pajak sesuai dengan
undang-undang perpajakan saat ini.

Instansi pemerintah juga ingin melakukan prediksi pajak masa depan berdasarkan kinerja
perusahaan dan praktik industri.

 Serikat Pekerja

Serikat pekerja membutuhkan laporan keuangan untuk mengevaluasi kemampuan bisnis


untuk membayar kompensasi dan manfaat kepada anggota serikat yang diwakilinya.
 Masyarakat Umum

Siapa pun di luar perusahaan seperti peneliti, siswa, analis, dan lainnya tertarik pada laporan
keuangan perusahaan dengan alasan valid tertentu.

Laporan keuangan perusahaan adalah informasi terpenting tentang perusahaan. Laporan


keuangan memberikan gambaran yang jelas tentang urusan keuangan perusahaan,
kinerjanya yang dapat dibandingkan dengan kompetitor dan mitra. Dengan demikian,
berbagai pengguna dapat membaca dan memahami laporan keuangan perusahaan untuk
tujuan mereka sendiri

Pervedaan Antara Akuntansi Keuangan dengan Akunntansi


Manajemen

PERIHAL Akuntansi Keuangan Akuntansi Manajeme


Bidang akuntansi yan
Bidang akuntansi yang membahas penyusunan laporan
Definisi untuk tujuan internal
keuangan untuk pengguna eksternal
disebut akuntansi man
PSAK (Indonesia)
Standar Masing-masing perus
IFRS atau standar lain
Tujuan Berbagai tujuan (general purpose) Pengendalian dan per
üData historis üData historis
Sumber Informasi üData Proyeksi üData Proyeksi
üInformasi Non-Keuangan üAnalisis detil
Gambar diatas merupakan perbedaan antara akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen

1. akuntansi keuangan tujuan laporan keuangan untuk pengguna eksternal dan akuntansi
manajemen untuk pengguna internal perusahaan

2. Akuntansi keuangan mempunyai  standar penyusunan laporan keuangan yaitu PSAK Dan
IFRS, Sedangkan akuntansi manajemen tergantung dari masing-masing perusahaan.

3. akuntansi keuangan tujuan banyak bisa unuk pinjaman, investasi sedangkan akuntansi
manajemen untuk pengendalian dan perencanaan.

4, sumber informasi dari akuntansi keuanagan data historis, data proyeksi dan informasi non
keuangan, sedangkan informasi akuntansi manajemen data historis, data proyeksi dan
analisa detail manajer

Tujuan Pelaporan Keuangan


Menurut PSAK No. 1 Tujuan Pelaporan keuangan

1. Memberikan informasi mengenai posisi keuangan, kinerja keuangan, dan arus kas entitas yang
bermanfaat bagi sebagian besar kalangan pengguna laporan dalam pembuatan keputusan
ekonomi
2. Menunjukan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) dan pertanggungjawaban
sumber daya yang dipercayakan kepadanya.
3. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besar pemakai. Menyediakan pengaruh keuangan dari
kejadian di masa lalu

Perkembangan IFRS dan IASB


PERKEMBANGAN IFRS DAN IASB

Standar akuntansi keuangan internasional atau international financial


reporting standards(IFRS) sebelumnya bernama international accounting standards ( IAS ).
IAS disusun oleh international accounting standard commite ( IASC ) , organisasi pendahulu
dari IASB.

IASC didirikan pada juni 1973 . Pada tahun 2001, IASC berganti menjadi IASB . semua IAS
yang telah di terbitkan diadopsi IASB . standar baru yang diterbitkan oleh IASB diberi nama
IFRS  dengan demikian IFRS meliputi semua IAS termasuk juga interpretasi yang dikeluarkan
oleh standing interpretation committe ( SIC ) dan international financial reporting
interpretation committe ( IFRIC ). Standar akuntansi disusun melalui proses yang
dilaksanakan secara transparan dan akuntabel.

Proses tersebut disebut dengan due procces yang memiliki komponen :

1. Dewan standar yang independen.


2. Proses pengembangan standar yang teliti dan sistematis.
3. Bekerja sama dengan investor , regulator , pelaku bisnis utama, profesi akuntan global di
setiap tahapan proses , dan 

4. Berusaha untuk melakukan kolaborasi dengan komunitas dewan penyusun standar.

PERKEMBANGAN DSAK DAN PSAK


Profesi akuntan di indonesia terhimpun dalam ikatan akuntan indonesia yang berdiri pada
23 desember 1957. Kebutuhan standar akuntansi keuangan dirasakan perlu
sejak diaktifkannya kembali pasar modal pada tahun 1973. Tahun 1994, komite PAI
membentuk tim kerja untuk melakukan revisi standar akuntansi dengan dana dari bank
dunia. Tahun 1994 diterbitkan standar akuntansi keuangan ( SAK ) PSAK 1994 sebagian
besar merupakan hasil terjamahan dan adaptasi IAS. Dalam proses adaptasinya , DSAK tidak
menyebutkan secara eksplisit dalam setiap standar rujukan IAS yang
diadaptasi. DSAK dalam menyusun standar mengikuti prosedur baku yang disebut due
procces.
Proses tersebut meliputi tahapan berikut :

1. Identifikasi permasalahan untuk dikembangkan menjadi standar.


2. Konsultasikan permasalahan dengan DKSAK.

3. Melakukan riset terbatas.

4. Membentuk tim kecil dalam DSAK.


5. Melakukan penulisan awal draf.
6. Pembahasan dalam DSAK.

7. Peluncuran draf sebagai exposure draf ( ED ) dan pengedarannya.


8. Public hearing.

9. Pembahasan tanggapan atas ED dari masukan public hearing.


10. Final checking.
11. Persetujuan / pengesahan ED PSAK menjadi PSAK.

12. Sosialisasi standar.

Proses konvergensi tahun 2008 lebih ketat karena standar yang diterbitkan benar-
benar mengacu pada IFRS . jika ada pengecualian , DSAK harus mengkaji dan memberikan
alasan mengapa pengecualiaan tersebut di perlukan.

Proses konvergensi itu mengharuskan DSAK melakukan proses pengembangan dengan tiga


kategori yaitu :

1. Merevisi standar akuntansi yang telah ada untuk di sesuaikan dengan pengaturan sesuai
IFRS terbaru.
2. Menambahkan standar baru yang sebelumnya belum di atur dalam PSAK.

3. Mencabut PSAK yang tidak ada standarnya dalam IFRS.

Kerangka Dasar Penyajian dan Penyusunan Laporan


Keuangan
Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan (KDPPLK) merupakan
konsep-konsep dasar yang menjadia pedoman dalam penyusunan laporan keuangan untuk
tujuan umum dan menjadi pedoman bagi penyusun standar akuntansi untuk
mengembangkan standar akuntansi di masa yang akan datang dan sebagai pedoman
dalam menyelesaikan permasalahan yang belum diatur secara khusus di dalam pernyataan
standar akuntansi. KDPPLK disebut dengan kerangka konseptual yang diadopsi secara
langsung dari conceptual framework IAS.

KDPPLK (Kerangka Dasar Penyajian dan Pelaporan Laporan Keiangan)  ini ditujukan untuk:

1. Penyusun standar akuntansi dalam menyusun dan mengembangkan standar


akuntansi
2. Penyusun laporan keuangan dalam mengatasi masalah yang belum diatur dalam
standar
3. Para pemakai dalam menafsirkan informasi yang disajikan dalam laporan keuangan

KDPPLK bukanlah standar akuntansi. Bilamana terjadi pertentangan antara standar


akuntansi dengan kerangka konseptual maka standar akuntansi lebih diunggulkan.

KDPPLK secara umum berisikan:

 Tujuan dan Pengguna Laporan Keuangan

Pengguna laporan keuangan meliputi investor, calon investor, kreditor, karyawan,


pemasok dan kreditor lainnya, pemerintah, dan masyarakat. Pengguna tersebut
menggunakan laporan keuangan untuk memenuhi kebutuhan informasi yang
berbeda, diantaranya sebagai berikut:

o Investor dan calon investor: menilai entitas dan kemampuan membayar


deviden di masa mendatang, investor dapat memutuskan untuk membeli atau
menjual saham entitas.
o Kreditor: menilai kemampuan bank dalam membayang utang dan bunga
o Karyawan: menilai kemampuan membayar balas jasa, manfaat pensiun, dan
kesempatan kerja.
o Pemasok dan kreditor lainnya: kemampuan entitas membayar liabilitasnya
yang akan jatuh tempo
o Pemerintah: menilai bagaimana alokasi sumber daya
o Masyarakat: menilai tren dan perkembangan kemakmuran entitas

 Asumsi Dasar
 Asumsi dasar yang digunakan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan
berdasarkan kerangka konseptual adalah asumsi going concern dan asumsi dasar
akrual. Going concern (kelangsungan usaha) menganggap bahwa perusahaan akan
terus beroperasi di masa-masa yang akan datang, tidak ada asumsi bahwa entitas
akan bubar. Yang menjadi fokus bukan keterus menerusannya, tetapi asumsi ini
menjadi dasar bagi kewajaran nilai yang dicantumkan dalam informasi keuangan. 
Asumsi dasar lainnya adalah basis akrual, dalam basis akrual pengaruh transaksi dan
peristiwa lainnya diakui pada saat terjadinya bukan pada saat kas diterima atau
dibayarkan. Penentuan pendapatan dan biaya dari posisi harta dan kewajiban
ditetapkan tanpa melihat apakah transaksi kas telah dilakukan atau tidak.
Penentuannya bukan keterlibatan kas, tetapi didasarkan kepada faktor legalnya
apakah memang sudah merupakan hak (pendapatan) atau kewajiban (beban)
perusahaan atau belum. Kalau sudah, harus dicatat tanpa menunggu penerimaan
atau pembayaran kas.
 Karakteristik Kualitatif
 Agar laporan keuangan dapat menyediakan informasi yang berguna dalam
pengambilan keputusan ekonomi bagi para pengguna laporan, KDPPLK
mensyaratkan informasi yang dimuat dalam dalam laporan keuangan agar dapat
memenuhi empat karakteristik kualitatif yakni: dapat difahami, relevan, keandalan,
dan dapat diperbandingkan (paragraf 24).

Laporan keuangan harus dapat difahami oleh para pemakai agar dapat digunakan
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Untuk dapat difahami, pengguna laporan
keuangan diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai mengenai aktivitas
ekonomi, bisnis, akuntansi, serta memiliki kemauan untuk mempelajari informasi.

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus relevan.
Relevan berhubungan dengan kegunaan informasi tersebut dalam pengambilan
keputusan. Informasi dikatakan relevan jika informasi tersebut dapat memengaruhi
keputusan ekonomi pengguna sehingga dapat membantu dalam mengevaluasi
peristiwa masa lalu, masa kini, atau masa yang akan datang. Di samping itu,
informasi yang dicantumkan dalam laporan keuangan juga harus dapat diandalkan.
Informasi yang andal adalah informasi yang bebas dari pengertian yang
menyesatkan, bebas dari salah saji material, dan dapat diandalkan pengguna sebagai
penyajian yang tulus dan jujur dari yang seharusnya disajikan. Keandalan laporan
keuangan meliputi ciri-ciri:

o Penyajian yang jujur


o Netralitas
o Substansi mengungguli bentuk
o Pertimbangan sehat, dan
o Kelengkapan

Laporan keuangan harus dapat diperbandingkan dengan waktu dan tempat tertentu
agar dapat bermanfaat bagi pengguna.
 Unsur-unsur yang terkandung dalam laporan keuangan
 Unsur-unsur dalam laporan keuangan terbagi ke dalam kelompok yang
menggambarkan karakateristik ekonominya. Unsur-unsur yang berkaitan dengan
posisi keuangan perusahaan adalah aset, liabilitas, dan ekuitas. Unsur-unsur yang
berkaitan dengan kinerja perusahaan adalah penghasilan dan beban. Aset
didefinisikan sebagai sumber daya yang dikuasai oleh entitas sebagai akibat dari
peristiwa masa lalu yang diharapkan dapat mengalirkan manfaat di masa yang akan
datang bagi entitas tersebut. Yang perlu digaris bawahi di sini adalah “penguasaan”,
entitas mengakui sejumlah sumber daya sebagai aset apabila entitas memiliki kendali
dan kuasa atas sumber daya tersebut meski tidak dimiliki. liabilitas adalah kewajiban
masa kini entitas yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya diharapkan
akan menyebabkan arus keluar sejumlah sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi. Sedangkan ekuitas adalah hak residual atas aset entitas setelah
dikurangi seluruh liabilitas. Dapat dilihat bahwa ekuitas tidak didefinisikan jenisnya
dan hanya diungkapkan sebagai persamaan matematis:

Ekuitas = Aset – Liabilitas

Penghasilan merupakan kenaikan manfaat ekonomi selama satu periode berupa


pemasukan atau penambahan aset perusahaan atau penurunan liabilitas yang
mengakibatkan kenaikan ekuitas yang bukan berasal dari kontribusi pemilik.
Penghasilan meliputi pendapatan dan keuntungan. Pendapatan timbul dari aktivitas
operasi normal perusahaan sedangkan keuntungan merupakan pos lain yang
memenuhi definisi penghasilan dan mungkin timbul atau tidak timbul dalam
pelaksanaan aktivitas entitas yang biasa.

Beban merupakan penurunan manfaat ekonomi selama satu periode berupa


pengurangan aset atau penambahan liabilitas yang mengakibatkan penurunan
ekuitas yang bukan merupakan disrtribusi kepada pemilik.  Beban mencakup beban
yang timbul dari aktivitas operasi normal perusahaan dan kerugian yang merupakan
pos lain yang memenuhi definisi beban. kerugian mencerminkan penurunan manfaat
ekonomi. Kerugian ini mungkin timbul atau mungkin tidak timbul dari pelaksanaan
aktivitas operasi normal perusahaan.

 Konsep pemeliharaan modal

Konsep pemeliharaan modal dalam kerangka konseptual terdiri dari konsep pemeliharan
modal keuangan dan konsep pemeliharaan modal fisik. Konsep pemeliharan modal penting
artinya dalam mengukur laba yang diperoleh perusahaan. Menurut Hicks, seorang ekonom,
laba adalah jumlah maksimum yang dapat dikonsumsi oleh sebuah perusahaan dalam suatu
periode, namun kekayaan awal periode perusahaan sama dengan kekayaan akhir periode
perusahaan. Oleh karena itu laba adalah kelebihan setelah posisi awal dipelihara
Standar Akuntansi Indonesia
1. PSAK-IFRS

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan-International Financial Report Standard (PSAK)


adalah nama lain sari SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang diterapkan Ikatan Akuntansi
Indonesia (IAI) pada Tahun 2012 lalu. Standar ini digunakan untuk badan atau bisnis yang
memiliki akuntabilitas publik, yaitu badan yang terdaftar atau masih dalam proses
pendaftaran di pasar modal seperti perusahaan publik, asuransi, perbankan, BUMN, ataupun
perusahaan dana pensiun).

PSAK sama dengan SAK, sama-sama bertujuan untuk memberikan informasi yang relevan
bagi pengguna laporan keuangan. Sedangkan penggunaan IFRS sendiri ditentukan karena
Indonesia merupakan anggota IFAC (Internatinal Federation of Accountants) yang
menjadikan IFRS sebagai standar akuntansi mereka.

2. SAK-ETAP

Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (SAK-ETAP) digunakan
untuk entitas yang akuntabilitas publiknya tidak signifikan dan laporan keuangannya hanya
untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal. ETAP merupakan hasil penyederhanaan
standar akuntansi IFRS yang meliputi tidak adanya laporan laba/rugi komprehensif,
penilaian untuk aset tetap, aset tidak berwujud, dan properti investasi setelah tanggal
perolehan hanya menggunakan harga perolehan, tidak ada pilihan menggunakan nilai
revaluasi atau nilai wajar, serta tidak ada pengakuan liabilitas dan aset pajak tangguhan
karena beban pajak diakui sebesar jumlah pajak menurut ketentuan pajak.

Jika hal ini diterapkan dengan tepat, unit bisnis kecil dan menengah dapat membuat
laporan keuangan tanpa harus dibantu oleh pihak lain dan dapat dilakukan audit terhadap
laporannya tersebut.

3. PSAK-Syariah

PSAK-Syariah merupakan pedoman yang dapat digunakan untuk lembaga-


lembaga kebijakan syariah seperti bank syariah, pegadaian syariah, badan zakat, dan lain
sebagainya. Pengembangan standar akuntansi ini dibuat berdasarkan acuan dari fatwa yang
dikeluarkan oleh MUI (Majelis Ulama Indonesia).

Standar ini terdiri atas kerangka konseptual penyusunan dan pengungkapan laporan,
standar penyajian laporan keuangan, dan standar khusus transaksi syariah seperti
mudharabah, murabahah, salam, ijarah, dan istishna.

4. SAP
Standar Akuntansi Pemerintah (SAP) telah ditetapkan sebagai peraturan pemerintah yang
diterapkan untuk entitas pemeritah dalam menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat
(LKPP) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD). SAP dibuat untuk menjadmin
transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara demi terwujudnya
pemerintahan yang baik dan bersih.
TOPIK 2 : SISTEM INFORMASI AKUNTANSI
Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem Informasi Akuntansi (SIA) membantu manajemen perusahaan untuk mengumpulkan


data-data keuangan, mengolahnya menjadi informasi yang bermanfaat bagi pengguna, dan
menghasilkan laporan keuangan.

§SIA yang baik dan efektif memampukan manajemen perusahaan dan para pihak yang
berkepentingan mendapatkan informasi secara cepat dan akurat mengenai perusahaan,
seperti dalam hal:
  a. besarnya kas yang dimiliki perusahaan;

  b. besar saldo utang yang harus dilunasi perusahaan;

      (poin a dan b adalah informasi untuk menjawab aspek likuiditas   perusahaan)

  c. banyaknya aset yang dimiliki perusahaan;

  d. besarnya laba yang dihasilkan perusahaan;

      (poin c dan d adalah informasi untuk utilisasi dan profitabilitas  perusahaan)

  e. besarnya dividen yang bisa dibagikan kepada perusahaan;

   f. kinerja operasional perusahaan

Akun Pencatatan Transaksi


Akun adalah klasifikasi umum yang digunakan dalam sistem akuntansi untuk merujuk pada
sifat yang sama.

Akun-akun tersebut bisa dikelompokkan menjadi lima bagian besar


aset;
liabilitas;
ekuitas;
pendapatan;
beban.

Sistem pencatatan akuntansi yang digunakan secara umum oleh perusahaan adalah sistem
pembukuan ganda (double-entry system) yaitu §suatu pencatatan yang dibuat perusahaan
berdampak ganda, yaitu minimal satu pencatatan di sisi debit dan minimal satu pencatatan
di sisi kredit.

Persamaan Akuntansi
Pengertian persamaan akuntansi adalah hubungan dari harta, hutang, dan modal yang
sudah di miliki oleh perusahaan. Persamaan dari dasar akuntansi akan di gunakan sebagai
dasar dari pencatatan sistem akuntansi, jadi setiap transaksi akuntansi yang terjadi pada
perusahaan harus di catat pada dua aspek. Transaksi yang akan merubah aktiva akan di
imbangi oleh perusahaan pada kewajibannya.
Persamaan Akuntansi

Aset = Utang + Modal

Persamaan Dasar Akuntansi dan Elemen Dasar Posisi Keuangan

Setiap perusahaan pasti memiliki posisi dan kondisi keuangan yang berbeda-beda, di dalam
akuntansi sudah sangat umum dengan sebutan “Neraca”, dalam neraca bisa sering di
tunjukkan dengan sebuah formula atau rumus yang sering di sebut dengan Persamaan
Dasar Akuntansi. Rumus dasar ini salah satu rumus yang memiliki hubungan yang saling
berkaitan antara : Aset (Aktiva) dengan Kewajiban atau Hutang (Liability) dan Modal
(Capital).

Unsur- Unsur Persamaan Akuntansi

1. Aset (Aktiva) : adalah sumber daya yang sudah dikuasai oleh pihak perusahaan
sebagai akobat dari sebuah peristiwa yang terjadi di masalalu dan di masa depan
akan memanfaatkan ekonomi dari sumber haraoan yang akan di peroleh
perusahaan.
2. Hutang (Kewajiban) : adalah tanggung jawab perusahaan yang akan terjadi pada
saat ini dan yang timbul dari sebuah peristiwa di masa lalu, dan proses
penyelesaiannya akan membutuhkan sumber daya perusahaan.
3. Ekuitas (Modal) : adalah sisa dari kepentingan yang ada di dalam aktiva yang sudah
sesuai dengan perusahaat setelah di kurangi dengan kewajiban.
4. Pendapatan (Revenue) : adalahaliran yang masuk atau peningkatan lain atas aktiva
atau penurunan dari kewajiban perusahaan sebagai akibat yang terjadi dari aktivitas
penyerahan, penjualan dan pembuatan barag, jasa atau aktivitas yang lainnya dan
yang juga merupakan kegiatan utama yang secara terus menerus di lakukan oleh
perusahaan.
5. Beban (Expenses) : adalah arus keluar atau penggunaan lain dari aktiva atau
penungkatan kewajiban karena ada penyerahan atau pembuatan barang, jasa atu
juga melakukan aktivitas lain yang juga merupakan kegiatan utama yang di lakukan
secara terus menerus oleh perusahaan.

6. Prive : adalah pengambilan aset dari perusahaan yang di lakukan oleh pemilik nya
yang akan di gunakan untuk kepentingan pribadinya.

Saldo Normal Akun

Debit Kredit
Aset + -
Liabilitas - +
Ekuitas - +
Pendapatan - +
Beban + _

Jenis Laporan Keuangan


1. Laporan Laba/Rugi

Laporan ini biasa dikenal dengan nama lain seperti income statement  atau profit loss
statement.  Fungsi utamanya untuk menilai kinerja keuangan suatu perusahaan dilihat dari
kerugian atau keuntungan yang diperoleh di periode tersebut.

laporan laba rugi juga bisa menyediakan informasi tentang pajak perusahaan hingga
menjadi bahan evaluasi manajemen. Beberapa hal yang harus ada dalam laporan laba rugi
adalah pendapatan, harga pokok produksi, beban, beban pajak hingga laba atau rugi
perusahaan. Laporan laba rugi terdiri dari dua bentuk yaitu single step  dan multiple step.
Berikut contoh tampilan Laporan

Laba/Rugi  

2. Laporan Perubahan Modal

laporan perubahan modal yang akan menggambarkan perubahan aktiva bersih selama satu
periode, perubahan ini bisa berupa peningkatan ataupun penurunan. Laporan perubahan
modal hanya bisa dibuat setelah laporan laba/rugi karena membutuhkan jumlah kerugian
atau keuntungan yang diperoleh perusahaan.
Berikut contoh tampilan Laporan Perubahan atau Pergerakan

Modal: 

3.Laporan Neraca

Laporan Neraca atau yang biasa dikenal dengan nama balance sheet  ini dibuat untuk
menunjukkan posisi dan informasi keuangan dari suatu perusahaan. Elemen-elemen yang
ada dalam laporan ini adalah aset, kewajiban dan modal. Neraca bisa dibuat dengan
persamaan akuntansi:

Aset = Kewajiban + Modal.

Sisi aset dan pasiva (kewajiban+modal) harus seimbang untuk membuat neraca degan
benar. Neraca biasa dibuat dalam bentuk skontro ataupun vertikal. Setiap perusahaan bisa
memilih bentuk neraca ini sesuai dengan kebutuhan.

Berikut contoh tampilan Laporan Neraca


4. Laporan Arus Kas

 Istilah ini untuk menunjukan betapa cash flow sangat penting dalam suatu usaha . Laporan
arus kas (cash flow statement)  memberikan informasi tentang aliran kas perusahaan.
Laporan ini juga bisa difungsikan sebagai indikator untuk memprediksi arus kas di periode
selanjutnya. Cash flow statement memiliki 3 aktivitas utama yaitu aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan.

Berikut contoh tampilan Laporan Arus Kas


5. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan Atas Laporan Keuangan pada dasarnya merupakan bagian dari laporan-laporan
keuangan yang disajikan oleh suatu perusahaan meskipun keberadaannya tidak diwajibkan.
Mayoritas perusahaan yang membuat laporan ini adalah perusahaan skala besar ataupun
perusahaan yang sudah go public.

Laporan ini dibuat untuk memberikan penjelasan yang lebih rinci mengenai beberapa hal
yang ada pada laporan-laporan keuangan sebelumnya.

Letak Catatan Atas Laporan Keuangan biasanya ada di bagian paling belakang. Meski
sebenarnya ini merupakan hal yang biasa terjadi yaitu bahwa laporan ini dibuat di akhir
periode, tapi bisa dilihat bahwa beberapa perusahaan terkadang mengalami kesulitan dalam
membuatnya.

Siklus Akuntansi
Siklus Akuntansi dimulai dari transaksi, transaksi yang dimaksud adalah kegiatan yang
mempengaruhi posisi keuangan. setiap transaksi harus mempunyai bukti seperti faktur,bon
dsb.
Tabel ini dibawah  ini  menjelaskan perbedaan antara transaksi atau peristiwa

Tanggal Peristiwa Kategori


a.Penerbitan SK Promosi Bapak Adi sebagai Asisten Manajer Akuntansi Peristiwa Inter
b.Melakukan pembayaran sewa ruangan untuk 2 tahun di Gedung Raja Agung,
1 Jakarta Selatan dengan nilai total Rp 120.000.000,00 Transaksi
c.Menerbitkan surat permohonan penambahan jatah tempat parkir kepada
manajemen gedung Peristiwa Ekst
Menerima informasi bahwa salah satu pemegang saham, Bapak Jamal menambah
setoran kepemilikan senilai Rp 100.000.000,00. Perusahaan menerbitkan 10.000
3 Transaksi
lembar saham biasa yang memiliki nilai pari Rp2.000 per lembar. kepada Bapak
Jamal
a.Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000.
Transaksi
PT DS baru membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan
dibayar dalam dua tahap masing-masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni
8
dan tanggal 25 Juli.
b.Mengirimkan dokumen tender pengerjaan renovasi ruangan kantor kepada 3 (tiga)
Peristiwa Ekst
perusahaan vendor. Nilai prakiraan renovasi adalah Rp 350.000.000
Setelah dari transaksi, siklus akuntansi selanjutnya adalah jurnal umum. setiap transaksi yang
mempunyai faktur diproses /dicatat kedalam jurnal umum.

contoh Jurnal Umum

1.  Melakukan pembayaran sewa ruangan untuk 2 tahun di Gedung Raja Agung, Jakarta
Selatan dengan nilai total Rp 120.000.000,

   Jurnal Umum :

Ref Debit Kredit


Beban Sewa   Rp120.000.000  
        Kas     Rp120.000.000
2.  Menerima informasi bahwa salah satu pemegang saham, Bapak Jamal menambah
setoran kepemilikan senilai Rp 100.000.000,00. Perusahaan menerbitkan 10.000 lembar
saham biasa dengan nilai pari Rp 2.000,00 kepada Bapak Jamal
Jurnal Umum

Ref Debit Kredit


Kas   Rp100.000.000  
       Modal Saham     Rp20.000.000
       Agio Saham     Rp80.000.000
3. Melakukan pembelian peralatan kantor dari PT Guna Adi senilai Rp 100.000.000. PT DS
baru membayarkan uang muka senilai Rp 20.000.000, dan sisanya akan dibayar dalam dua
tahap masing-masing senilai Rp 40.000.000 pada tanggal 25 Juni dan tanggal 25 Juli.

Ref Debit Kredit


Peralatan Kantor   Rp100.000.000  
     Kas     Rp20.000.000
     Utang Usaha     Rp80.000.000
4. Melakukan penagihan atas jasa konsultasi yang diberikan kepada PT Sejati senilai Rp
300.000.000, yang jatuh temponya 14 hari setelahnya
Ref Debit Kredit

Piutang Usaha   Rp300.000.000  

     Pendapatan Jasa     Rp300.000.000


5. Melakukan peminjaman modal kerja senilai Rp 1.000.000.000 dari sebuah lembaga
pendanaan, PT Sehat Finansial.
Ref Debit Kredit
Kas   Rp1.000.000.000  
      Utang Modal Kerja     Rp1.000.000
6. Membeli perlengkapan kantor senilai Rp 50.000.000 yang dibayarkan secara tunai

Ref Debit Kredit

Perlengkapan Kantor   Rp50.000.000  


     Kas     Rp50.000.000
7. Menerima uang muka untuk jasa konsultasi yang akan diberikan kepada PT Permai senilai
Rp 300.000.000. Jasa konsultasi itu dilakukan pada bulan Juli 2011 mendatang.

Ref Debit Kredit


Kas   Rp300.000.000  
     Pendapatan Jasa Diterima di Muka     Rp300.000.000
8.  Melakukan pembayaran pemasangan iklan melalui PT Advertasia senilai Rp 50.000.000

Ref Debit Kredit


Beban Iklan   Rp50.000.000  
     Kas     Rp50.000.000
9.  Menerima pelunasan sebagian tagihan jasa konsultasi PT Sejati, dengan nilai Rp
150.000.000
Ref Debit Kredit
Kas   Rp150.000.000  
      Piutang Usaha     Rp150.000.000
10.  Membayar utang pembelian peralatan kantor senilai Rp 40.000.000 kepada PT GA

Ref Debit Kredit


Utang Usaha   Rp40.000.000  
    Kas     Rp40.000.000
11. Membayar gaji karyawan senilai Rp 100.000.000,
Akun dan Penjelasan Ref Debit Kredit
Beban Gaji   Rp100.000.000  
    Kas     Rp100.000.000
12. Mengumumkan dan membayarkan dividen senilai Rp 100,00 per lembar kepada
pemegang saham.  Jumlah saham yang beredar adalah sebanyak 40.000 lembar
Ref Debit Kredit
Dividen Tunai   Rp4.000.000  
    Kas     Rp4.000.000
Buku Besar

Buku Besar dibuat ketika sudah selesai membuat jurnal umum.

Buku Besar dari transaksi jurnal umum diatas

   
  Kas                      101   Utang Usaha
20
01-
01-Jun       200.000.000      120.000.000 25-Jun    40.000.000 08-Jun   
Jun
08-
03-Jun       100.000.000        20.000.000        
Jun
16-
14-Jun    1.000.000.000        50.000.000 Balance    
Jun
21-
17-Jun       300.000.000        50.000.000  
Jun
25-
24-Jun       150.000.000        40.000.000
Jun
28-
     100.000.000
Jun
30-
         4.000.000
Jun
   
          Pend Jasa di Muka
21
Balance     1.366.000.000   17-Jun   
       
Balance    
  Piutang Usaha                      102  
10-Jun       300.000.000 24-     150.000.000
Jun
 
       
Balance        150.000.000  

   
  Utang Modal Kerja
23
  Perlengkapan Kantor                      111 14-Jun   
16-Jun          50.000.000          
        Balance    
Balance           50.000.000    
 

  Peralatan Kantor                      151


01-Jun          70.000.000  
08-Jun       100.000.000  
       
Balance        170.000.000  

Neraca Saldo dibuat ketika sudah selesai dari jurnal umum dan buku besar.

PT Damai
Sejahtera
Neraca Saldo
31 Juni 2011
Debit   Kredit

Kas         1.366.000.000


Piutang Usaha             150.000.000
Perlengkapan
              50.000.000
Kantor
Peralatan Kantor             170.000.000
Utang Usaha                 40.000.000
Pendapatan Jasa Diterima di Muka               300.000.000
Utang Modal Kerja           1.000.000.000
Saham Biasa                 80.000.000
Agio Saham               290.000.000
Dividen Tunai                 4.000.000
Pendapatan Jasa               300.000.000
Beban Gaji             100.000.000
Beban Sewa             120.000.000
Beban Iklan               50.000.000
     
        2.010.000.000           2.010.000.000

Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian (Adjusting Journal Entry) adalah jurnal yang digunakan untuk
menyesuaikan saldo-saldo rekening yang ada di Neraca Saldo menjadi saldo yang
sebenarnya sampai dengan akhir periode akuntansi,  dengan tujuan akan mencerminkan
keadaan aktiva, utang, modal, pendapatan dan biaya yang sebenarnya (Sujarweni, 2016:44).

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk penyesuaikan atas saldo-saldo akun
dibuku besar (Jusup, 2011:189).

Tujuan Penyesuaian Pembukuan

Jurnal penyesuaian dilakukan karena (Warrren et al,  2017:111):

1. Beberapa beban tidak dicatat secara harian. Sebagai contoh


perlengkapan (supplies) akan memerlukan banyak ayat jurnal dengan jumlah yang
kecil-kecil. Selain itu jumlah nilai perlengkapan umumnya tidak diperlukan.
2. Beberapa pendapatan dan beban direalisasi dengan berlalunya waktu dan bukan
transaksi yang terjadi secara khusus. Contoh: pendapatan sewa yang diterima
dimuka menjadi pendapatan dengan berlalunya masa sewa.
3. Beberapa pendapatan dan beban mungkin belum dicatat. Contoh perusahaan telah
melakukan penyerahan jasa kepada pelanggan tetapi belum ditagih atau dicatat
pada akhir periode.

 Dasar Akrual dan Dasar Cash

Dasar akrual merupakan dasar pengakuan akuntansi tentang pengaruh transaksi pada saat
transaksi itu terjadi atau transaksi-transaksi akan dicatat dalam pembukuan sebagai
pendapatan atau beban tanpa memandang apakah kas sudah diterima atau dikeluarkan.

Dasar Cash merupakan dasar pengakuan akuntansi dalam membukukan pendapatan atau
beban hanya akan dicatat apabila terjadi penerimaan atau pengeluaran kas.

Dua Kategori Jurnal Penyesuaian

Sebagian besar penyesuaian dapat digolongkan menjadi 2 kelompok yaitu (Jusup,


2011:187-188):
1.         Kelompok deferal

Kelompok ini timbul dari pencatatan akuntansi yang dilakukan sedemikian rupa sehingga
terjadi penundaan pengakuan suatu beban atau suatu pendapatan. Deferal atau penundaan
bisa berupa:

a.         Beban ditunda  (deferred expenses)

Beban ditunda adalah pos-pos yang pada awal terjadi dicatat sebagai aset, tetapi
diharapkan akan menjadi beban untuk kurun waktu tertentu atau melalui operasi normal
perusahaan. Contoh: pembelian perlengkapan dan asuransi dibayar dimuka. Dengan
berlalunya waktu maka sebagian demi sebagian aset beruban menjadi beban. Beban
ditunda sering disebut juga beban dibayar dimuka.

b.        Pendapatan ditunda (deferred revenue)

      Pendapatan ditunda adalah pos-pos yang pada awal terjadi dicatat sebagai kewajiban,
tetapi diharapkan akan menjadi pendapatan untuk kurun waktu tertentu atau melalui
operasi normal perusahaan. Contoh: pendapatan sewa diterima dimuka.

2.        Kelompok akrual

Kelompok ini timbul dari keterlambatan pencatatan akuntansi yang terjadi sedemikian rupa
sehingga perusahaan belum mencatat beban yang sudah terjadi serta pendapatan yang
telah menjadi hak perusahaan. Akrual bisa berupa:

a.         Beban masih harus dibayar

Beban masih harus dibayar adalah beban yang telah terjadi dan sudah menjadi kewajiban
perusahaan, tetapi belum dibayar dan dicatat. Contoh gaji karyawan, bunga pinjaman.
Beban masih harus dibayar disebut juga utang beban.

b.        Pendapatan yang masih akan diterima

            Pendapatan yang masih akan diterima adalah pendapatan yang telah menjadi hak
perusahaan, tetapi belum dicatat dalam pembukuan. Contoh pendapatan yang sudah
menjadi hak perusahaan, tetapi sampai akhir periode belum dicatat. Pendapatan yang masih
akan diterima disebut juga piutang pendapatan.

Jenis Akun yang Memerlukan Jurnal Penyesuaian


Jenis akun yang memerlukan jurnal penyesuaian antara lain:

1.         Beban dibayar dimuka

Beban dibayar dimuka menurut Sujarweni (2016:46) adalah beban yang sudah dikeluarkan
lebih dahulu, namun haknya belum diterima. Misalnya pembayaran asuransi satu tahun ke
depan, sewa dibayar dimuka, bunga dibayar dimuka.

Beban dibayar dimuka (prepaid expense)  menurut Warrren et al  (2017:112) adalah beban
yang akan datang yang awalnya dicatat sebagai aset karena kasnya telah dibayarkan,
padahal jasa atau barangnya belum diterima. Beban dibayar dimuka antara lain: Asuransi
dibayar dimuka, perlengkapan, iklan dibayar dimuka, bunga dibayar dimuka.

Perlengkapan (supplies) adalah aset yang digunakan untuk membantu kelancaran operasi


perusahaan. Perlengkapan bisa di kantor administrasi (office supplies), bisa juga
dipabrik (factory supplies),   atau juga dibagian pemasaran (store supplies)(Jusup, 2011:192).

Perlengkapan menurut Sujarweni (2106:48) adalah bahan-bahan yang dibeli dengan


maksud untuk digunakan dalam operasi perusahaan (tidak untuk dijual kembali.
Perlengkapan yang sudah terpakai perlu disesuaikan.

Kas dibayarkan sebagai uang muka beban, pembayaran dimuka dianggap sebagai aset dan
akan menjadi beban untuk masa mendatang. Ayat jurnal penyesuaian  pada akhir periode
sebagai berikut:

a.      Beban…                                                 xxx

                  …dibayar dimuka                                        xxx     

b.      Beban pemakaian perlengkapan      xxx

                  Perlengkapan                                               xxx    

2.        Beban masih harus dibayar atau utang beban

Beban yang masih harus dibayar (accrued expenses) adalah beban yang telah terjadi, tetapi
belum dicatat dan belum dibayarkan.  Misalnya upah karwayan yang seharusnya sudah
dibayar pada akhir periode, tetapi belum dibayarkan (Warrren et al,  2017:115). Contoh lain
misalnya utang bunga. Ayat jurnal penyesuain pada akhir periode :

Beban                      xxx

          Utang                                     xxx
3.        Pendapatan masih akan diterima

Pendapatan yang masih akan diterima (accrued revenues) adalah pendapatan yang telah


dihasilkan, tetapi kas belum diterima (Warrren et al,  2017:114). Contoh jasa hukum atau
konsultan.

Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) adalah pendapatan yang
sudah menjadi hak perusahaan tapi belum dicatat (Sujarweni, 2016:44). Jurnal
penyesuaiannya  adalah sebagai berikut:

Piutang                    xx

          Pendapatan               xx

4.        Pendapatan diterima dimuka

Pendapatan yang diterima dimuka (unearned revenues) adalah penerimaan awal atas


pendapatan masa depan dan dicatat sebagai liabilitas ketika kas diterima (Warrren et
al,  2017:113).

Pendapatan diterima dimuka adalah pendapatan yang telah dierima namum belum menjadi
hak pada periode tersebut (Sujarweni, 2016:45). Jurnal penyesuaiannya sebagai berikut:

Pendapatan diterima dimuka       xx

            Pendapatan                                       xx

5.        Penyusutan

Aset tetap (fixed assets/plant assets) adalah sumber daya fisik yang dimiliki dan digunakan
oleh perusahaan dan bersifat permanen atau memiliki umur manfaat yang panjang. Aset
tetap kecuali tanah digunakan untuk menghasilkan pendapatan, penurunan manfaat tidak
terlihat jelas oleh kasat mata hanya akan kehilangan  kemampuan untuk memberikan
manfaat bagi penggunanya.

Penurunan manfaat ini disebut dengan penyusutan atau depresiasi. Contoh aset tetap
adalah tanah, bangunan, peralatan. Sebenarnya aset tetap adalah jenis beban yang dibayar
dimuka jangka panjang (Warrren et al,  2017:124).

Depresiasi (penyusutan) digunakan untuk mengalokasikan dana yang dikeluarkan untuk


pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun (Sujarweni,
2016:48)
Ayat jurnal penyesuaian untuk mencatat penyusutan sama dengan ayat jurnal untuk
penggunaan perlengkapan, akan tetapi akun peralatan tidak dikredit karena harga
perolehan aset tetap berikut akumulasi jumlah penyusutan telah dicatat sejak pembelian.
Ayat jurnal penyusutan adalah:

Beban penyusutan                        xx

        Akumulasi penyusutan                    xx

Akun akumulasi penyusutan disebut akun kontra (contra accounts) atau aset kontra karena
akun tersebut dikurangi dari akun aset pasangannya di laporan posisi keuangan. Saldo
normal akumulasi penyusutan adalah kredit.

Contoh Transaksi penyesuaian sebagai berikut:

Berdasarkan transaksi Percetakan Quick, buatlah jurnal penyesuaian yang diperlukan


tanggal 31 Desember 2017, apabila pada tanggal tersebut terdapat hal-hal berikut: 

 31 Desember 2017 jumlah sisa perlengkapan 2.500. saldo awal perlengkapan Rp.
6.500

                   Beban perlengkapan           4.000


                          Perlengkapan                       4.000

          

                   Perlengkapan  yang tersedia selama desember (saldo akun)                     6.500

                   Sisa perlengkapan                                                                                  2.500

                   Perlengkapan yang digunakan                                                                 4.000

 31 Desember berutang upah kepada karyawannya sebesar 1.000 untuk hari senin
dan selasa, 30 dan 31 Desember.

                  Beban gaji karyawan                       1.000


                               Utang gaji karyawan                       1.000

  31 Desember telah menyelesaikan pesanan namun belum dicatat sebesar 10.000

                     Piutang                                  10.000


                            Pendapatan                                       10.000
  Mesin diperkirakan memiliki umur ekonomis 4 tahun. Pada saldo akun mesin
sebesar 750.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya
depresiasi 750.000/48 bulan = 15.625/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:

      Beban depresiasi mesin        15.625


                 Akumulasi depr. Mesin                 15.625

 Gedung diperkirakan memiliki umur ekonomis 5 tahun. Pada saldo akun gedung
sebesar 3.000.000. Tn Adi menyerahkan tanggal 1 desember 2017. Maka besarnya
depresiasi 3.000.000/60 bulan = 50.000/bulan. Sehingga jurnal depresiasinya:     

            Beban depresiasi gedung        50.000


                      Akumulasi depr. gedung                 50.000

Neraca Saldo yang disesuaiakan

Langkah siklus akuntansi antara lain:

1. Mencatat transaksi dalam jurnal


2. Posting dalam buku besar
3. Menyusun neraca saldo yaitu membuat daftar saldo-saldo yang ada di akun buku
besar
4. Membuat jurnal penyesuaian dan membukuan ke buku besar
5. Menyusun neraca saldo yang disesuaikan
6. Membuat laporan keuangan

Neraca saldo setelah disesuaikan dapat dikerjakan langsung dari buku besar setelah jurnal
penyesuaian sudah dibukukan. Apabila buku besar terdiri dari banyak akun, maka proses
posting jurnal penyesuaian dan penyusunan neraca saldo yang baru akan memerlukan
waktu yang panjang. Oleh karena itu kita dapat menggunakan bantuan kertas kerja yang
terdiri atas 3 kolom. Berikut contohnya:
Neraca Saldo dan Laporan Keuangan
Setelah dari jurnal penyesuaian maka dibuat neraca saldo setelah disesuaiakan

PT Damai
Sejahtera
Neraca Saldo
30 Juni 2011
Debit   Kredit

Kas    1.366.000.000
Piutang Usaha        155.000.000
Perlengkapan Kantor          20.000.000
Peralatan Kantor        170.000.000
Utang Usaha          40.000.000
Pendapatan Jasa Diterima di Muka        255.000.000
Beban Upah yg Hrs
           4.000.000
Dibayar
Utang Modal Kerja    1.000.000.000
Saham Biasa          80.000.000
Agio Saham        290.000.000
Dividen Tunai            4.000.000
Pendapatan Jasa        350.000.000
Beban Gaji        100.000.000
Beban Sewa        120.000.000
Beban Iklan          50.000.000
Beban Upah            4.000.000
Beban Perlengkapan Kantor         30.000.000
     
   2.019.000.000    2.019.000.000
Laporan Keuangan
laporan keuangan yang dibuat pertama kali adalah laporan laba rugi, laporan perubahan
modal dan laporan posisi keuangan
TOPIK 3 : LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF
Pengertian Laba Rugi Komprehensif
Laporan laba rugi komperhensif ini metode untuk evaluasi tingkat kinerja perusahaan
menghasilkan laba dalam periode tertentu. Sehingga anda dapat cepat mengambil
keputusan ketika kondisi perusahaan mengalami keuntungan maupun kerugian. Laporan
laba rugi ini juga dapat memberikan informasi mengenai jumlah total pajak yang harus
dibayar sebagai acuan bagi para investor untuk mengetahui perkembangan perusahaan.

Adapun fungsi dari Laporan Laba Rugi bagi perusahaan anda, antara lain:

1. Modal investor dapat dinilai dengan laporan laba rugi tingkat profitabilitas-nya

2. Manajemen perusahan dalam mengolah kegiatan operasional dapat dinilai tingkat efektif
dan efisien-nya.

3. Membuat perencanaan profit dimasa yang akan datang.

Komponen Laba Rugi Komprehensif


Sebagian besar perusahaan menggunakan konsep pemeliharaan modal keuangan dalam
penyusunan laporan keuangan. Dalam konsep ini terlihat komponen yang terlibat dalam
laporan laba rugi Komperhensif, antara lain:

1. Penghasilan, ini menyebabkan adanya kenaikan dari segi modal, dalam penambahan aset
atau penurunan hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik modal. Adapun unsur-
unsur dalam penghasilan, yaitu pendapatan (revenue) dan keuntungan (gain). Pendapatan
merupakan penghasilan yang berasal dari aktivitas operasi utama perusahaan, Sedangkan
keuntungan merupakan kenaikan aset neto yang berasal dari transaksi insidental di luar
transaksi perusahaan yang menghasilkan pendapatan.

2. Beban malah menyebabkan adanya penurunan dalam bentuk arus keluar atau


berkurangnya aset atau bertambahnya hutang tetapi tidak berasal dari kontribusi pemilik
modal. Beban juga bisa dikelompokkan lagi menjadi dua unsur, yaitu beban (expense) dan
kerugian (loss). Beban merupakan beban yang berasal dari aktivitas operasi utama
perusahaan, misalnya aktivitas penjualan barang dagang bagi perusahaan dagang.
Sementara kerugian merupakan beban yang berasal dari transaksi insidental.

3. Adanya komponen pendapatan komperhensif lain berisi pos-pos pendapatan dan beban
yang tidak diakui dalam laba rugi.
Komponen pendapatan komperhensif lain-nya, antara lain sebagai berikut :

a. Perubahan dalam surplus revaluasi aset tetap dan aset tak berwujud. Surplus revaluasi
adalah selisih antara nilai revaluasi dengan nilai tercatat aset tetap dan aset tak berwujud
yang diukur menggunakan model revaluasi.

b. Keuntungan dan kerugian akturial atas program manfaat pasti yang diakui.

c. Keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari entitas
asing.

d. Keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali aset keuangan yang dikategorikan
sebagai tersedia untuk dijual.

e. Bagian afektif dari keuntungan dan kerugian instrumen lindung nilai dalam rangka
lindung nilai arus kas.

Jenis Jenis Penyajian Laporan Laba Rugi Komprehensif


Dalam penyajian laporan laba rugi komprehensif terdapat 2 jenis penyajian, antara lain:

1. Dalam bentuk satu laporan laba rugi komperhensif, di mana semua pos penghasilan dan
beban yang diakui dalam satu periode (pendekatan satu laporan – the single statement
approach).

2. Dalam bentuk dua laporan (pendekatan dua laporan – the two statement approach)
dinyatakan jika:

a. Laporan yang menunjukkan komponen laba rugi (laporan laba rugi terpisah)

b. Laporan yang dimulai dengan laba rugi dan menunjukkan komponen pendapatan
komperhensif lain (dalam laporan laba rugi komperhensif).

Total laba rugi komperhensif (total comprehensive income) yang dilaporkan dalam laporan
laba rugi komperhensif adalah total semua pos penghasilan dan beban yang diakui selama
satu periode (termasuk komponen laba atau rugi dan pendapatan komperhensif lain).

Format Laporan Laba Rugi Komprehensif


Format laporan laba rugi
Laporan Laba Rugi Bentuk Tunggal

(PSAK 1 Revisi 2009), pos minimum yang disajikan:

•Pendapatan
•Biaya keuangan
•Bagian laba rugi entitas asosiasi /ventura (metode ekuitas)
•Beban pajak
•Laba/Rugi setelah pajak dari perasi yg dihentikan dan keuntungan kerugian pelepasan aset
atas operasi yg dihentikan
•Laba rugi
•Pendapatan komprehensif lain
•Bagian pendapatan komprehensif lain entitas asosiasi dan ventura (metode ekuitas)
total laba rugi komprehensi

Laporan Perubahan Ekuitas


Unsur Laporan Perubahan Modal
Berdasarkan PSAK 1 (revisi 2009) tentang Penyajian Laporan Keuangan, dijelaskan bahwa
laporan perubahan ekuitas untuk suatu periode berisikan informasi atau berunsurkan
sebagai berikut.

1. Total laba rugi, dengan penyajian yang terpisah untuk jumlah yang dialokasikan
untuk pemilik induk suatu perusahaan dan alokasi untuk kepentingan non-
pengendali.
2. Dampak pada setiap pengaruh penerapan retrospektif atau penyajian kembali untuk
setiap komponen modal. Pada umumnya ditunjukkan dengan penyesuaian terhadap
saldo laba awal periode.
3. Rekonsiliasi atas perubahan selama periode berjalan untuk semua komponen modal
yang dihasilkan dari laba / rugi setiap pos dari pendapatan komprehensif lain, serta
transaksi dengan pemilik perusahaan. Misalnya seperti tambahan modal atau
penarikan modal.
4. Dividen yang diakui dan jumlah dividen per lembar saham. Pos tersebut bisa juga
disajikan dalam catatan atas laporan keuangan

Komponen-komponen laporan perubahan ekuitas

1. Modal Awal

Modal awal yang dimaksud disini adalah saldo awal pada awal periode pelaporan
komparatif yang terdapat pada laporan posisi keuangan pada periode sebelumnya.

2. Laba atau Rugi

Laba perusahaan akan menambah modal perusahaan begitu pula sebaliknya rugi
perusahaan akan mengurangi modal perusahaan.

3. Penarikan Pemilik Perusahaan (Prive) / Dividen


Jika sebagian laba diambil oleh pemilik untuk kepentingan pribadi di luar kepentingan
perusahaan, maka peristiwa tersebut akan mengurangi modal si pemilik perusahaan.

Apabila bentuk perusahaannya adalah perseorangan atau firma, maka penarikan tersebut
disebut dengan prive. Sedangkan perusahaan berbentuk Perseroan terbatas (PT) penarikan
disebut dengan dividen.

Jika laba lebih besar dibandingkan dengan penarikan, maka akan terdapat kenaikan modal.
Begitu pula sebaliknya, jika laba lebih kecil dibandingkan dengan penarikan maka akan
terjadi penurunan modal perusahaan.
4. Modal Akhir

Modal akhir adalah saldo modal awal ditambahkan dengan laba atau dikurangi dengan rugi
dan dikurangi dengan penarikan. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa hal – hal yang
dapat mempengaruhi perubahan modal adalah sebagai berikut.

 Terdapat setoran tambahan modal yang dilakukan oleh pemilik perusahaan.


 Terdapat laba atau kerugian yang menyebabkan modal bertambah atau berkurang.
 Penarikan yang dilakukan oleh pemilik perusahaan yang disebut dengan istilah prive
atau dividen.
 Format Laporan Laba Rugi Komprehensif

Latihan Laporan Laba Rugi
Tugas ini dikerjakan dalam waktu seminggu. Dan silahkan diupload jwabanya dalam btk pdf
ataupun word. 

1.    Saldo-saldo berikut diambil dari pembukuan PT. Delima Jaya pada tanggal 31 desember
2018.

Kas  Rp  12,000,000 Utang usaha  Rp  25,000,000


Piutang usaha  Rp  15,000,000 Utang bunga  Rp  20,000,000
Persediaan  Rp  25,000,000 Utang obligasi  Rp  10,200,000
Penyshn piutang tak tertagih  Rp    4,000,000 Saham biasa  Rp  100,000,000
Asuransi dibayar dimuka  Rp    5,200,000 Laba ditahan awal  Rp  27,000,000
Retur penjualan  Rp  10,000,000 Tanah  Rp  40,000,000
Diskon penjualan  Rp    5,000,000 Peralatan  Rp  35,000,000
Penjualan  Rp  135,000,000 Akm. Penyusutan peralatan  Rp    3,500,000
Pendapatan sewa  Rp  15,000,000 Bangunan  Rp  75,000,000
Beban penjualan  Rp  12,000,000 Akm. Penyusutan bangunan  Rp     7,500,000
Beban administrasi  Rp  10,000,000 Kerugian akibat gempa bumi  Rp   15,000,000
Beban bunga  Rp  12,000,000 Pajak  Rp  25,000,000
Harga pokok penjualan  Rp  56,000,000 Dividen Tunai  Rp  20,000,000
Pendapatan bunga  Rp  25,000,000 Goodwill  Rp  10,000,000
Wesel bayar  Rp  10,000,000  
 

 Diminta :

1. Buatlah Laporan Laba Rugi Komprehensif bentuk ganda

2. Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas 

3. Buatlah Laporan Posisi Keuangan


TOPIK 4 : LAPORAN POSISI KEUANGAN DAN LAPORAN ARUS
KAS
Pengertian Laporan Posisi Keuangan
"Laporan posisi keuangan adalah laporan tentang kekayaan, kewajiban, dan modal pemilik
pada suatu periode tertentu.”

Fungsi Laporan Posisi Keuangan


Terdapat beberapa fungsi dari laporan posisi keuangan, yaitu sebagai berikut.

1. laporan ini berfungsi sebagai dasar perhitungan tingkat pengembalian dan dasar
evaluasi struktur modal perusahaan.
2. Untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas di masa yang akan datang.
3. Untuk menganalisis likuiditas, solvabilitas,  dan fleksibilitas  keuangan pada
perusahaan

Dalam topik ini akan membahas fungsi dari laporan posisi keuangan

1. Likuiditas

Likuiditas  ini bisa dikatakan sebagai acuan atau tolak ukur dalam mencerminkan jumlah
waktu yang diperlukan sampai kewajiban bisa dilunasi atau dibayar.

Rasio ini bisa membantu para investor dan juga kreditor untuk menilai seberapa besar
kemampuan dari perusahaan dalam melunasi utang jangka pendeknya.

2. Solvabilitas

Solvabilitas  adalah adalah rasio yang beracuan pada kemampuan suatu perusahaan dalam
membayar semua utangnya ketika jatuh tempo.

Dengan kata lain suatu perusahaan dikatakan beresiko jika perusahaan yang mempunyai
utang (jangka pendek / panjang), dan utang tersebut dilunasi dengan aktiva yang dimiliki
oleh perusahaan.

3. Fleksibilitas

Fleksibilitas   adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
hal mengambil berbagai keputusan yang efektif.. Keputusan efektif tersebut adalah dalam
hal pengembangan perusahaan terkait dengan kondisi keuangan perusahaan.
Jika kondisi keuangan suatu perusahaan dikatakan tidak sehat, maka berbagai keputusan
yang dapat diambil ini akan sangat terbatas. Hal tersebut dikarenakan terbatasnya aktiva
yang dimiliki pada saat ini.

Dalam laporan posisi keuangan ada kelemahan dari laporan posisi keuangan

1.  Hampir semua aset dan juga liabilitas diukur dan disajikan sebesar nilai historis-nya atau
berdasarkan harga perolehan, bukan pada nilai saat ini. Hal tersebut berakibat pada
informasi yang diungkapkan mempunyai tingkat realibilitas yang lebih tinggi. Realibilitas
yang tinggi artinya informasi yang diungkapkan konsisten. Sementara pemakaian prinsip
nilai wajar yang dianggap suatu pilihan yang lebih relevan tidak dilaporkan

2. Dalam menentukan nilai dari berbagai pos (aset, liabilitas, dan modal) melibatkan
penggunaan estimasi dan pertimbangan. Misalnya estimasi masa manfaat dari suatu aktiva
tetap dan estimasi dari hutang garansi

3. Dalam menyampaikan laporan posisi keuangan, seringkali terdapat banyak pos yang
mempunyai nilai finansial atau merupakan material bagi perusahaan, tapi diabaikan. Hal
tersebut diabaikan dengan alasan tidak bisa dicatat secara objektif. Misalnya adalah
ketika aktiva tetap tidak berwujud yang merupakan harta paling berharga bagi perusahaan,
tapi tidak dilaporkan karena ukuran objektifitasnya sulit untuk dinilai. Dalam beberapa
kasusu yang terjadi, terdapat banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan akibat dari
ketidak patuhannya pada prinsip pengungkapan penuh (full disclosure principle).

Klasifikasi laporan posisi keuangan


Neraca  atau laporan poisisi keuangan adalah laporan yang melaporkan atau menyajikan
tentang ringkasan aset (aktiva), liabilitas (kewajiban), dan ekuitas suatu perusahaan secara
sistematis.

Dalam laporan posisi keuangan Aset *keywordpresensi dan liabilitas disajikan dengan


pengklasifikasian berdasarkan karakteristik operasi perusahaan.

Berikut merupakan pengklasifikasiannya.

1. Aset Lancar (Current Assets)

Aset lancar adalah harta yang secara normal bisa dikonfersikan atau diubah menjadi kas
dalam jangka waktu maksimal 1 tahun atau dalam siklus kegiatan perusahaan yang normal.

Aset lancar ini disajikan pada laporan neraca berdasarkan urutan likuiditasnya, yaitu dimulai
dari akun yang paling likuid. Yang termasuk dalam aktiva lancar adalah sebagai berikut.
1. Kas.
2. Kas kecil.
3. Piutang usaha.
4. Piutang wesel.
5. Persediaan barang dagangan.
6. Perlengkapan.
7. Premi asuransi.
8. Sewa dibayar dimuka.
9. Investasi jangka pendek.
10. Dan lain sebagainya.

2. Aset Tetap (Fixed Assets)

Aset tetap adalah harta yang dipakai dalam suatu perusahaan dan memiliki fungsi yang
melebihi satu masa pembukuan atau melebihi 1 tahun, digunakan untuk kegiatan
operasional perusahaan bukan untuk dijual, dan memiliki nilai material tinggi. Yang
termasuk ke dalam aset tetap adalah sebagai berikut.

1. Bangunan.
2. Tanah.
3. Peralatan.
4. Kendaraan.
5. Goodwill.
6. Hak paten.
7. Hak cipta.
8. Merek dagang.
9. Franchise.
10. Dan lain sebagainya.

3. Aset Lain – Lain (Other Assets)

Aset lain – lain adalah aktiva yang tidak termasuk ke dalam kategori aset lancar ataupun
aset tetap. Contohnya adalah mesin yang sudah tidak digunakan dalam kegiatan operasi
perusahaan.

4. Liabilitas Lancar (Current Liability)

Liabilitas lancar atau hutang jangka pendek adalah kewajiban yang diharapkan bisa dilunasi
dalam siklus operasi normal atau maksimal 1 tahun. Yang termasuk kedalam kelompok
kewajiban lancar adalah sebagai berikut.

1. Utang usaha.
2. Utang wesel.
3. Utang pajak.
4. Beban yang masih harus dibayar (utang beban).
5. Hutang jangka panjang yang akan jatuh tempo.
6. Pendapatan diterima dimuka.
7. Dan lain sebagainya.

5. Liabilitas Jangaka Panjang (Long Term Liability)

Liabilitas jangka panjang adalah hutang yang jatuh temponya atau pelunasannya dalam
jangka waktu lebih dari 1 tahun. Yang termasuk kedalah kewajiban jangka panjang adalah
sebagai berikut.

1. Utang obligasi.
2. Utang hipotek.
3. Dan hutang jangka panjang lainnya.

6. Modal (Equity)

Dalam neraca perusahaan berbentuk Perseroan Terbatas (PT), kategori ekuitas mencakup 2
komponen utama yaitu:

1. Modal disetor.
2. Laba ditahan / saldo laba / cadangan.

Modal disetor adalah modal yang didapatkan pada saat pemilik atau pemegang saham
menyetorkan uang dan/atau aset lainnya kepada perusahaan. komponen dari modal disetor
terdiri dari:

 Modal saham, adalah bagian dari saham yang diterbitkan untuk menggambarkan
suatu kepemilikan.
 Agio saham, adalah kelebihan jumlah yang disetorkan oleh para pemegang saham.

Laba ditahan adalah komponen dari modal yang menggambarkan kelebihan laba yang
diinvestasikan kembali ke dalam perusahaan setelah adanya pembayaran dividen kepada
para pemegang saham.

Untuk perusahaan yang berbentuk perseorangan, modal hanya terdiri dari modal pemilik
perusahaan. Sedangkan pengambilan modal oleh pemilik yang dimiliki perusahaan disebut
dengan prive.

Sedangkan untuk perusahaan yang berbentuk persekutuan, modal terdiri dari modal sekutu.
Dan untuk perusahaan yang berbentuk koperasi modal terdiri dari simpanan pokok
anggota, simpanan lain, dan cadangan.
Bentuk Laporan Posisi Keuangan

Standar akuntansi keuangan sebenarnya tidak mengatur ketentuan bentuk atau format dari
laporan neraca.

Terdapat perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan meletakkan aktiva terlebih
dahulu selanjutnya diikuti dengan ekuitas dan yang terakhir adalah utang.

Pada umumnya praktek penyajian laporan neraca seperti itu dilakukan di daerah Eropa.

Ada juga perusahaan yang menyajikan laporan neraca dengan cara meletakkan aktiva lancar
di-awal kelompok aktiva dan hutang lancar di-awal kelompok hutang. Pada umumnya
praktek tersebut dilakukan di Indonesia dan juga di Amerika Serikat.

Namun pada umumnya terdapat 2 bentuk / format laporan neraca yang dapat dijumpai
dalam praktek-nya, yaitu:

1. Bentuk perkiraan / skontro / T / Akun (account form).


2. Bentuk laporan / stafel (report form).

Bentuk perkiraan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara


berdampingan atau bersebelahan. Sebelah kiri menyajikan pos aktiva dan sebelah kanan
menyajikan kewajiban dan modal. Berikut merupakan contoh laporan posisi keuangan
bentuk perkiraan.
Bentuk laporan ini menyajikan berbagai unsur laporan neraca dengan cara berurutan ke
bawah atau secara portrait. Berikut merupakan contoh laporan neraca bentuk laporan.
Pengungkapan laporan posisi keuangan
Rincian subklasifikasi bergantung pada ketentuan di PSAK, misalnya:

1.Piutang à piutang usaha pihak ketiga dan piutang usaha dengan pihak berelasi;
2.Persediaan àpersediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang jadi;
3.Aset tetap à disubklasifikasi terpisah menurut kelompok aset tetap, misalnya tanah,
bangunan, dan peralatan.
Pengungkapan yang juga dapat disajikan pada laporan posisi keuangan (atau dapat juga di
laporan perubahan ekuitas atau catatan atas laporan keuangan) misalnya informasi
mengenai jenis saham à jumlah saham modal dasar dan jumlah saham yang diterbitkan dan
disetor penuh serta nilai nominal saham.

Pengertian Laporan Arus Kas


Laporan yang menyajikan informasi tentang arus kas masuk dan arus kas keluar dan setara
Rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam hal mengambil
berbagai keputusan yang efektif adalah rasio likuiditaskas suatu entitas untuk suatu periode
tertentu.

Melalui laporan arus kas, pengguna laporan keuangan ingin mengetahui bagaimana entitas
menghasilkan dan menggunakan kas dan setara kas.

Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan utama laporan arus kas adalah untuk menyajikan informasi tentang perubahan arus
kas dan setara kas entitas selama satu periode yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas
operasi, investasi, dan pendanaan.

1. Mengevaluasi kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas, waktu dan
kepastian dalam menghasilkannya

2. Mengevaluasi struktur keuangan entitas (termasuk likuiditas dan solvabilitas) dan


kemampuannya dalam memenuhi kewajiban dan membayar dividen

3. Memahami pos yang menjadi selisih antara laba rugi periode berjalan dengan arus kas
neto dari kegiatan operasi (akrual)

4. Membandingkan kinerja operasi antar-entitas yang berbeda; arus kas neto dari laporan
arus kas tidak dipengaruhi oleh perbedaan pilihan metode akuntansi dan pertimbangan
manajemen, tidak seperti basis akrual yang digunakan dalam menentukan laba rugi entitas
5. Memudahkan pengguna laporan untuk mengembangkan model untuk menilai dan
membandingkan nilai kini arus kas masa depan antar-entitas yang berbeda.

Klasifikasi Laporan Arus Kas


Ada 3 komponen laporan arus kas yang didasarkan pada 3 aktivitas laporan arus kas, yaitu:

 Aktivitas 1: Arus kas dari kegiatan operasi (cash flows from operating activities)
 Aktivitas 2: Arus kas dari kegiatan investasi (cash flows from investing activities)
 Aktivitas 3: Arus kas dari kegiatan pendanaan (cash flow from financing activities)

Arus Kas Operasi

Arus Kas dari aktivitas operasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang
memengaruhi laba bersih. Contohnya adalah transaksi yang mencakup pembelian dan
penjualan barang oleh peritel.

Aktivitas paling penting dari sebuah perusahaan seringkali berkaitan dengan kegiatan
operasi.

Ada 2 metode untuk melaporkan arus kas dari kegiatan operasi, yaitu:

1. Laporan arus kas metode langsung (direct method)

laporan arus kas metode langsung, Melaporkan sumber dan penggunaan kas operasi.
Sumber utama dari kas operasi adalah kas yang diterima dari pelanggan. Sumber utama
dari penggunaan kas operasi adalah kas yang dibayarkan kepada supplier barang dan jasa.
Dan kas yang dibayarkan kepada karyawan sebagai gaji.

Selisih antara penerimaan dan pembayaran kas operasi adalah arus kas bersih dari kegiatan
operasi.

2. Laporan arus kas metode tidak langsung (indirect method)

Melaporkan arus kas dimulai dari laba bersih dan menyesuaikannya untuk pendapatan dan
beban yang tidak melibatkan penerimaan dan pembayaran kas.

Dengan kata lain, laba bersih akrual disesuaikan untuk menentukan jumlah bersih arus
kasdari kegitan operasi.

arus kas investasi


Arus kas dari aktivitas investasi adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang
memengaruhi investasi dalam aset non-lancar. Misalnya adalah transaksi yang mencakup
penjualan dan pembelian aset tetap seperti peralatan dan gedung.

Arus kas masuk dari kegiatan investasi biasanya berasal dari penjualan aset tetap, investasi,
dan aset tak berwujud.

Arus kas keluar keluar biasanya meliputi pembayaran untuk memperoleh aset tetap,
investasi, dan aset tak berwujud.

Arus kas dari kegiatan investasi disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus kas
masukterlebih dahulu. Arus kas keluar disajikan kemudian.

Jika arus kas masuk lebih tinggi dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas
bersih yang disediakan oleh kegiatan investasi.

Jika arus kas masuk lebih rendah dar arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas
bersih yang digunakan oleh kegiatan investasi.

Contoh penyajian arus kas dari kegiatan investasi di laporan arus kas:

Arus kas dari kegiatan investasi     Rp 20.000.000


Pembayaran kas untuk pembayaran tanah ………………. Rp 20.000.000

arus kas pendanaan

Arus kas dari aktivitas pendanaan adalah arus kas yang berasal dari transaksi yang
memengaruhi utang dan ekuitas perusahaan. Misalnya adalah transaksi yang mencakup
penerbitan atau penghentian surat berharga ekuitas dan utang.

Arus kas masuk dari kegiatan pendanaan biasanya berasal dari penerbitan surat berharga
utang atau ekuitas.

Contohnya, penerbitan obligasi, surat utang, dan saham.

Arus kas keluar dari kegiatan pendanaan mencakup pembayaran dividen tunai, pembayaran
kembali utang dan pembelian saham treasuri.

Arus kas dari kegiatan pendanaan disajikan di laporan arus kas dengan menyebutkan arus
kas masuk terlebih dahulu, dan dilanjutkan dengan arus kas keluar.

Jika arus kas masuk lebih tinggi dan arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas
bersih yang dihasilkan dari kegiatan pendanaan.
Jika arus kas lebih rendah dari arus kas keluar, maka yang dilaporkan adalah arus kas bersih
yang digunakan untuk kegiatan pendanaan.

contoh neraca
contoh soal

1.    Saldo-saldo berikut diambil dari pembukuan PT. Delima Jaya pada tanggal 31 desember
2018.

Kas  Rp  12,000,000 Utang usaha  Rp  25,000,000


Piutang usaha  Rp  15,000,000 Utang bunga  Rp  20,000,000
Persediaan  Rp  25,000,000 Utang obligasi  Rp  10,200,000
Penyshn piutang tak tertagih  Rp    4,000,000 Saham biasa  Rp  100,000,000
Asuransi dibayar dimuka  Rp    5,200,000 Laba ditahan awal  Rp  27,000,000
Retur penjualan  Rp  10,000,000 Tanah  Rp  40,000,000
Diskon penjualan  Rp    5,000,000 Peralatan  Rp  35,000,000
Penjualan  Rp  135,000,000 Akm. Penyusutan peralatan  Rp    3,500,000
Pendapatan sewa  Rp  15,000,000 Bangunan  Rp  75,000,000
Beban penjualan  Rp  12,000,000 Akm. Penyusutan bangunan  Rp     7,500,000
Kerugian akibat gempa
Beban administrasi  Rp  10,000,000 bumi  Rp   15,000,000
Beban bunga  Rp  12,000,000 Pajak  Rp  25,000,000
Harga pokok penjualan  Rp  56,000,000 Dividen Tunai  Rp  20,000,000
Pendapatan bunga  Rp  25,000,000 Goodwill  Rp  10,000,000
Wesel bayar  Rp  10,000,000  
 

 Diminta :

1. Buatlah Laporan Laba Rugi Komprehensif bentuk ganda

2. Buatlah Laporan Perubahan Ekuitas 

3. Buatlah Laporan Posisi Keuangan

penyelesaian :

1. laporan laba rugi

PT DELIMA JAYA
LAPORAN LABA RUGI KOMPREHESIF

PER 31 DESEMBER 2018

Pendapatan dari penjualan

     Penjualan                                                                   Rp 135.000.000

     Retur penjualan                    Rp 10.000.000

     Diskon penjualan                 Rp   5.000.000          ( Rp  15.000.000)

     Penjualan bersih                                                                                 Rp 120.000.000

Harga pokok penjualan                                                                       (Rp   56.000.000)

Laba kotor                                                                                                Rp. 64.000.000

Beban operasi

        Beban penjualan                                                    Rp 12.000.000

        Beban bunga                                                          Rp 12.000.000

        Beban admintrasi                                                  Rp 10.000.000

        Kerugian atas bencana                                         Rp 15.000.000

Total beban operasi                                                                               (Rp 49.000.000)

Laba kotor sesudah beban                                                                      Rp 15.000.000

       Pendapatan lainnya

       Pendapatan sewa                                                   Rp 15.000.000

       Pendapatan bunga                                                 RP 25.000.000

Total pendapatan lainnya                                                                   Rp  (40.000.000 )

Laba kotor sebelum pajak                                                                   Rp 55.000.000


Pajak                                                                                                    (Rp  25.000.000)

Laba bersih                                                                                           Rp 30.000.000 

2. Laporan Perubahan Ekuitas

                                                            PT. Delima Jaya


                                                Laporan Perubahan Ekuitas
                                    Untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018
  Modal Saham Saldo Laba Jumlah Ekuitas
100.000.000 27.000.000 127.000.000
Saldo 1 Januari 2018
          - 30.000.000   30.000.000
Laba Komprehensif
          - (20.000.000) (20.000.000)
Dividen
137.000.000
Saldo 31 Desember
2018
 

3. Laporan  Posisi Keuangan

PT. Delima Jaya


Laporan Posisi Keuangan
Untuk Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2018
AKTIVA PASSIVA
Aset lancar Kewajiban
Kas                          12.000.000
Piutang Usaha         15.000.000 Utang usaha              25.000.000
Persediaan               25.000.000 Utang bunga             20.000.000
Penyisihan Utang   ( 4.000.000) Utang obligasi          10.200.000
Asuransi                   5.200.000 Wesel bayar              10.000.000
Jumlah Aset lancar                           53.200.000 Jumlah kewajiban                               65.200.000
Aset tetap
Peralatan                 35.000.000  
Akm. Peralatan       (3.500.000)
Bangunan               75.000.000 Ekuitas
Akm. Bangunan     (7.500.000)
Tanah                     40.000.000
Total asset tetap                              139.000.000 Modal                                               137.000.000

Aset lidak lancar Jumlah kewajiban dan ekuitas          202.200.000


Goodwill                                          10.000.000

Jumlah Aktiva                                 202.200.000


TOPIK 5 : LAPORAN ARUS KAS
Pengertian Arus Kas
Demi menjaga stabilitas keuangan, sebuah perusahaan barang dan jasa pasti memiliki
sistem akuntansi atau pencatatan laporan dari semua kegiatan transaksi. Berdasarkan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK), selain neraca dan ekuitas/laporan perubahan modal,
terdapat laporan arus kas yang harus senantiasa dibuat per periode.

Laporan arus kas atau yang biasa disebut dengan cashflow  ini sendiri
dapat diartikan sebagai catatan keuangan yang berisi informasi tentang pemasukan dan
pengeluaran selama satu periode. Laporan ini akan sangat berguna ketika Anda akan
mengevaluasi struktur keuangan (likuiditas dan solvabilitas), serta aktiva bersih perusahaan.
Tak hanya itu, Anda pun bisa memanfaatkannya sebagai strategi adaptif menghadapi
perubahan keadaan dan peluang.

Tujuan Laporan Arus Kas


Tujuan dari laporan arus kas adalah menyajikan informasi mengenai penerimaan dan
pengeluaran kas dalam suatu periode akuntansi.

Selain bermanfaat bagi perusahaan, laporan ini juga memiliki manfaat untuk investor,
kreditor, dan lainnya.

Komponen dalam Laporan Arus Kas


Ada tiga  komponen dalam Laporan Arus Kas yaitu

1. Arus Kas dari Aktivitas  Operasi

2. Arus Kas dari Aktivitas  Investasi 

3. Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan

Arus Kas dari Aktivitas Operasi


1. Aktivitas Operasi

Laporan arus kas dimulai dengan Arus Kas dari Aktivitas Operasi. Ini dimulai dengan laba
atau rugi bersih, diikuti dengan penambahan atau pengurangan dari jumlah tersebut untuk
menyesuaikan laba bersih ke angka arus kas total.
Apa yang ditambahkan atau dikurangkan adalah perubahan saldo akun item yang
ditemukan dalam aset lancar dan kewajiban lancar di neraca, serta akun non-tunai
(misalnya, kompensasi berbasis saham). Kemudian Anda akan mengetahui pendapatan
bersih perusahaan.

Pendapatan Bersih

Jumlah ini adalah inti dari laporan laba rugi. Penghasilan atau pendapatan bersih
menunjukkan profitabilitas perusahaan selama periode waktu tertentu. Ini dihitung dengan
mengambil total pendapatan dan mengurangkan dari mereka HPP dan total biaya, yang
meliputi SG&A (Biaya Penjualan, Umum dan Administrasi), Depresiasi dan Amortisasi,
bunga, dll.

Ditambah: Depresiasi dan Amortisasi (D&A)

Nilai berbagai aset menurun seiring waktu saat digunakan dalam bisnis. Akibatnya, D&A
adalah biaya yang mengalokasikan biaya aset selama masa manfaatnya.

Penyusutan melibatkan aset berwujud seperti bangunan, mesin, dan peralatan, sedangkan
amortisasi melibatkan aset tidak berwujud seperti paten, hak cipta, niat baik, dan perangkat
lunak. D&A mengurangi laba bersih dalam laporan laba rugi.

Namun, kami menambahkannya kembali ke laporan arus kas untuk menyesuaikan laba
bersih karena ini adalah biaya non tunai. Dengan kata lain, tidak ada transaksi tunai.

Dikurangi: Perubahan modal kerja

Modal kerja mewakili perbedaan antara aset lancar dan kewajiban lancar perusahaan. Setiap
perubahan dalam aset lancar (selain kas) dan kewajiban lancar mempengaruhi saldo kas
dalam aktivitas operasi.

Misalnya, ketika perusahaan membeli lebih banyak persediaan, aset lancar meningkat.
Perubahan positif dalam persediaan ini dikurangkan dari laba bersih karena dilihat sebagai
arus kas keluar.

Ini kasus yang sama untuk piutang. Kalau naik berarti perusahaan menjual barangnya secara
kredit. Tidak ada transaksi tunai, sehingga piutang juga dikurangkan dari laba bersih.

Di sisi lain, jika item kewajiban lancar seperti hutang meningkat, ini dianggap arus kas
masuk karena perusahaan memiliki lebih banyak kas untuk disimpan dalam bisnisnya. Ini
kemudian ditambahkan ke laba bersih.

Kas dari operasi


Ketika semua penyesuaian telah dilakukan, kami sampai pada kas bersih yang disediakan
oleh aktivitas operasi perusahaan. Ini bukan pengganti laba bersih, melainkan ringkasan
berapa banyak uang tunai yang dihasilkan dari bisnis inti perusahaan.

Arus Kas dari Aktivitas Investasi


2. Aktivitas dari Investasi

Kategori pada laporan arus kas ini disebut sebagai Arus Kas dari Aktivitas Investasi dan
laporan perubahan belanja modal atau capital expediture (CapEx) dan investasi jangka
panjang.

CapEx mengacu pada pembelian aset properti, pabrik, atau peralatan. Investasi jangka
panjang dapat mencakup instrumen hutang dan ekuitas perusahaan lain. Item penting
lainnya yang ditemukan di sini adalah akuisisi bisnis lain. Kunci yang perlu diingat adalah
bahwa perubahan aset jangka panjang di neraca dilaporkan dalam laporan arus kas aktivitas
investasi.

Investasi dalam Properti dan Peralatan

Investasi Belanja Modal ini dapat berarti pembelian peralatan kantor baru seperti komputer
dan printer untuk semakin banyak karyawan, atau pembelian tanah dan bangunan baru
untuk operasi bisnis dan logistik perusahaan.

Barang-barang ini diperlukan untuk menjaga perusahaan tetap berjalan. Investasi ini adalah
arus kas keluar, dan oleh karena itu akan berdampak negatif ketika kami menghitung
kenaikan kas bersih dari semua aktivitas. 

Kas dari investasi

Ini adalah jumlah total kas yang disediakan oleh (digunakan untuk) aktivitas investasi. Dalam
contoh kami, kami memiliki arus keluar bersih untuk setiap tahun.

Arus Kas dari aktivitas Pendanaan


3. Aktivitas dari Pendanaan

Kategori ini juga disebut Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan dan melaporkan setiap
penerbitan atau pembelian kembali saham dan obligasi perusahaan, serta pembayaran
dividen yang dilakukannya. Perubahan kewajiban jangka panjang dan ekuitas pemegang
saham di neraca dilaporkan dalam aktivitas pendanaan.
Penerbitan (pembayaran kembali) hutang

Perusahaan mengeluarkan hutang sebagai cara untuk membiayai operasinya. Semakin


banyak uang tunai yang dimilikinya, semakin baik, karena dapat berkembang pesat.

Tidak seperti ekuitas, menerbitkan utang tidak memberikan hak kepemilikan apa pun di
perusahaan, sehingga tidak mengurangi kepemilikan pemegang saham yang ada.
Penerbitan hutang adalah arus kas masuk, karena perusahaan menemukan investor yang
bersedia bertindak sebagai pemberi pinjaman. Namun, ketika investor ini dibayar kembali,
maka pembayaran hutang tersebut adalah arus kas keluar.

Penerbitan (pembayaran kembali) ekuitas

Ini adalah cara lain untuk mendanai operasi perusahaan. Tidak seperti hutang, pemegang
ekuitas memiliki beberapa kepemilikan dalam bisnis dengan imbalan uang yang diberikan
kepada perusahaan untuk digunakan.

Pendapatan masa depan harus dibagi dengan pemegang ekuitas atau investor ini.
Penerbitan ekuitas adalah sumber tambahan uang tunai, jadi ini adalah arus kas masuk.
Sebaliknya, pembayaran ekuitas adalah arus kas keluar. Ini adalah pembelian kembali,
melalui pembayaran tunai, ekuitas dari investornya dan dengan demikian meningkatkan
kepemilikan perusahaan itu sendiri.

Kas dari pembiayaan

Ini juga disebut kas bersih yang disediakan oleh (digunakan dalam) aktivitas pendanaan.
Uang tunai dari pembiayaan dihitung dengan menjumlahkan semua arus masuk dan arus
kas keluar yang terkait dengan perubahan kewajiban jangka panjang dan akun ekuitas
pemegang saham.

Cara Menyusun Laporan Arus Kas


Catatan keuangan ini bisa dibuat dengan berpatokan pada dua sumber data, yakni; neraca
periode berjalan dan sebelumnya, serta laporan laba/rugi pada periode ini. Untuk
penyajiannya pun bisa dibuat dengan dua cara, yakni direct method (langsung) dan indirect
method (tidak langsung).

Perbedaan keduanya hanya terletak pada penyajian data yang berasal dari aktivitas operasi.
Pada penyajian langsung, kegiatan operasional dikelompokkan ke dalam berbagai kategori,
termasuk diperinci ke dalam dua jenis arus kas; arus masuk atau keluar.
Sedangkan pada penyajian tidak langsung, arus kas pada aktivitas operasi ditentukan
dengan mengoreksi laba bersih yang telah ada di laporan laba rugi. Jadi, indirect
method lebih memusatkan diri pada data yang sudah ada di neraca dan laporan laba rugi.

Secara general, ada lima langkah untuk membuat laporan ini, yaitu;

 Menghitung kenaikan atau penurunan kas


 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas operasi, baik dengan cara langsung
maupun tidak langsung.
 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas investasi
 Menghitung kas bersih (netto) pada aktivitas pendanaan
 Hitung jumlah kas bersih dari ketiga aktivitas tersebut beserta saldo awal kas.

Metode Laporan Arus Kas & Contoh


Contoh : Laporan keuangan PT. Karya Abadi untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31
Desember 2009 :

Laba bersih …………………………………………………..   Rp. 150.000.000

Penjualan …………………………………………………….   Rp. 750.000.000

Harga Pokok Penjualan ………………………………………   Rp. 450.000.000

Beban Penyusutan …………………………………………...   Rp.   80.000.000

Beban Operasi ……………………………………………….   Rp.   62.000.000

Beban Bunga …………………………………………………  Rp.     8.000.000

Pengumuman Dividen dan dibayar …………………………..  Rp. 60.000.000

Penjualan mesin yang sudah tdk dipakai                                    Rp. 10.000.000

Penjualan Saham ke Investor                                                     Rp. 140.000.000

Pembayaran Hutang Bank                                                          Rp. 20.000.000

 
Neraca komperatif untuk beberapa akun tertentu menunjukkan saldo sebagai berikut :

Keterangan 31 Desember 2009 31 desember 2008


Piutang Usaha Rp. 30.000.000 Rp. 55.000.000
Persediaan Rp. 70.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Usaha Rp.25.000.000 Rp. 40.000.000
Utang Bunga Rp. 0 Rp. 2.000.000
 

Diminta : Hitunglah jumlah kas bersih yang dihasilkan / digunakan dalam aktivitas operasi
untuk tahun 2009 baik menggunakan metode langsung maupun tidak langsung !

Jawab :

   Metode Langsung/ Direct Method

PT KARYA ABADI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009

Arus kas dari  Aktivitas Operasi :

Kas diterima dari pelanggan ……………………………………                  Rp. 775.000.000

( Berasal dari Penjualan + Piutang yang dibayar )

Kas dibayar untuk Persediaan ………………………………….                (Rp. 495.000.000 )

 ( Berasal dari HPP + Penambahan persedian + Pen.Utang )

Kas dibayar untuk Beban Operasi                                                                (Rp.    62.000.000)

Kas dibayar untuk bayar bunga                                                                    (Rp.    10.000.000)


(berasal dari beban bunga+utang bunga yg telah di byr)

 Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi                                                    Rp. 208.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi :

Penjualan Mesin                                                                                              Rp. 10.000.000

Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi                                                    Rp. 10.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :

Penjualan saham ke investor                                                                           Rp.140.000.000

Pembayaran HUtang Bank                                                                          (  Rp.  20.000.000)

Pembayaran Deviden                                                                                  (   Rp.  60.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Pendanaan                                               Rp. 60.000.000

2.Metode Tidak Langsung/ Indirect Method


 

PT KARYA ABADI

LAPORAN ARUS KAS

Untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2009

Arusk Kas dari Kegiatan Operasi :

Laba bersih                                                                                                      Rp. 150.000.000;

Arus Kas dari Kegiatan Operasi :

Laba Bersih                                                                                                     Rp. 150.000.000

Penyusutan                                                                                                      Rp.   80.000.000

Penurunan dari Akun Piutang                                                                         Rp,   25.000.000

Peningkatan Persediaan                                                                                 ( Rp.  30.000.000 )

Penurunan dari Akun Utang                                                                          ( Rp.  15.000.000)

Penurunan dari Utang Bunga                                                                         ( Rp.    2.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi                                                     Rp. 208.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Investasi :

Penjualan Mesin                                                                                              Rp. 10.000.000

Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi                                                    Rp. 10.000.000

Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan :


Penjualan saham ke investor                                                                           Rp.140.000.000

Pembayaran HUtang Bank                                                                          (  Rp.  20.000.000)

Pembayaran Deviden                                                                                  (   Rp.  60.000.000)

Arus Kas bersih dari Aktivitas Pendanaan                                               Rp. 60.000.000

 
TOPIK 6 : KAS DAN PIUTANG
Pengertian Kas
Kas adalah aktiva yang paling likuid dan merupakan dasar pengukuran akuntansi untuk pos-
pos lainnya. Kas diklasifikasikan sebagai aktiva lancar. Pada umumnya kas terdiri dari uang
logam, kertas, dan deposito yang tersedia di bank. Kas dapat dikatakan sebagai instrument
keuangan yang dapat dinegosiasikan atau tertera perjanjian di dalamnya seperti cek pribadi,
cek yang disahkan, cek kasir, wesel dan rekening tabungan bank. Diantara pos-pos tersebut,
ada juga beberapa pos-pos yang diperdebatkan dalam klasifikasi kas atau tidak, seperti
uang-muka perjalanan dan perangko pos. sedangkan dana kas kecil dan uang kembalian
diklasifikasikan sebagai kas karena digunakan untuk melikuidasi kewajiban lancar dan
memenuhi beban operasi berjalan.

Kas adalah aktiva yang paling rentan untuk disalahgunakan. Dua masalah akuntansi yang
paling umum dihadapi manajemen dalam hal transaksi kas adalah pengendalian yang tepat
harus ditetapkan untuk menjamin bahwa tidak ada transaksi yang tidak diotorisasi dicatat
oleh pejabat atau karyawan, dan menyediakan informasi yang diperlukan untuk mengelola
kas yang ada di tangan dan transaksi kas dengan tepat. Untuk itu, diperlukan pengendalian
internal guna melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan akuntansi untuk kas.

Masalah-masalah yang berhubungan dengan Pelaporan


Kas
Meskipun pelaporan kas secara umum bersifat langsung, akan tetapi terdapat beberapa
masalah yang perlu diperhatikan. Masalah-masalah ini berhubungan dengan pelaporan :

1.      Kas yang dibatasi atau Restriktif

Contoh-contoh kas yang disisihkan untuk tujuan tertentu meliputi kas kecil, penggajian, dan
dana dividen. Dalam situasi tertentu, saldo dan ini tidak material dan oleh karena itu tidak
dipisahkan dari kas pada saat dilaporkan di dalam laporan keuangan. Apabila jumlahnya
material, maka kas yang dibatasi tersebut dipisahkan dari kas biasa untuk tujuan pelaporan.
Kas yang dibatasi dikelompokkan dalam kelompok aktiva lancar atau aktiva jangka panjang,
sesuai dengan tanggal pengeluaran atau ketersediaannya. Klasifikasi dalam kelompok aktiva
lancar adalah tepat apabila kas akan digunakan untuk membayar kewajiban yang ada atau
jatuh tempo. Pada sisi lain, apabila kas dipegang untuk periode waktu yang lama, maka kas
yang dibatasi ditampilkan dalam kelompok jangka panjang dari neraca.
 

2.      Overdraft bank

Overdraft bank terjadi apabila sebuah cek ditulis dengan nilai yang melebihi rekening kas.
Hal tersebut harus dilaporkan sebagai kewajiban lancar dan secara umum ditambahkan dan
dilaporkan sebagai utang usaha. Apabila jumlah tersebut material, maka pengungkapan pos
tersebut harus dipisah pada bagian depan neraca atau dalam catatan yang bersangkutan.
Overdraft bank umumnya tidak dioffset terhadap akun kas. Pengecualian utamanya adalah
apabila kas tersedia pada akun lainnya di bank yang sama dimana overdraft tersebut terjadi.
Maka dalam kasus tersebut dibutuhkan pengoffsetan.

3.      Ekuivalen kas

Ekuivalen kas merupakan investasi jangka pendek yang sangat likuid, yang dapat segera
dikonversi menjadi sejumlah kas yang diketahui dan mendekati tanggal jatuh temponya,
sehingga resiko perubahan tingkat bunga tidak signifikan. Secara umum, investasi dengan
jatuh tempo 90 hari atau kurang yang hanya memenuhi definisi ini. Contoh-contoh dari
ekuivalen kas adalah treasury bill, commercial paper, dan dana pasar uang. Sejumlah entitas
bisnis menggabungkan kas dengan investasi sementara di dalam neraca. Dalam kasus ini,
jumlah investasi sementara dijelaskan dalam tanda kurung atau dalam catatan.

Klasifikasi Kas
Ringkasan mengenai klasifikasi kas adalah sebagai berikut :

POS KLASIFIKASI KETERANGAN


Kas Kas Apabila tidak dibatasi, maka dilaporkan
sebagai kas. Apabila dibatasi, maka
diklasifikasikan dan dilaporkan sebagai
aktiva lancar.
Kas kecil dan uang Kas Dilaporkan sebagai kas.
kembalian
Surat berharga jangka Ekuivalen kas Investasi dengan jatuh tempo kurang
pendek dari 3 bulan, umumnya digabungkan
  dengan kas.

  Investasi dengan jatuh tempo 3 hingga


12 bulan.
Investasi sementara
Cek mundur dan IOU Piutang Diasumsikan dapat tertagih.
Uang muka perjalanan Piutang Diasumsikan dapat tertagih dari
karyawan atau dikurangi dari gaji
mereka.
Perangko Beban dibayar di Dapat diklasifikasikan sebagai
muka persediaan perlengkapan kantor.
Overdraft Bank Kewajiban lancar Jika ada hak untuk mengoffset, kurangi
kas.
Saldo kompensasi Kas didefinisikan Diklasifikasikan sebagai aktiva lancar
secara terpisah atau tidak lancar dalam. Diungkapkan
sebagai deposito secara terpisah dalam catatan yang
yang disimpan merinci kesepakatan tersebut.
sebagai saldo
kompensasi
Pengertian Piutang
Piutang memiliki definisi sebagai bentuk dari klaim baik barang, jasa, maupun uang kepada
konsumen khususnya dan pihak lainnya. Piutang diklasifikasikan sebagai piutang lancar atau
tidak lancar dalam pelaporan keuangan. Piutang lancar adalah piutang yang diharapkan
dapat tertagih dalam satu periode atau satu siklus operasi, tergantung yang jangka
waktunya lebih panjang dan sesuai dengan kebijakan perusahaan. Dan piutang lainnya
diklasifikasikan sebagai piutang tidak lancar. Piutang selanjutnya diklasifikasikan dalam
neraca baik secara piutang dagang atau piutang nondagang.

Piutang dagang merupakan jumlah yang terutang oleh konsumen untuk barang atau jasa
yang telah diberikan sebagai bagian dari operasional perusahaan. Piutang usaha dapat
dibedakan menjadi piutang usaha dan wesel tagih. Piutang usaha adalah perjanjian dimana
pembeli akan melunasi utangnya dalam waktu 30 sampai 60 hari. Sedangkan wesel tagih
adalah perjanjian tertulis untuk membayar sejumlah uang tertentu pada waktu tertentu di
masa depan. Sementara piutang nondagang berasal dari berbagai transaksi, seperti uang
muka kepada karyawan dan staff, uang muka kepada anak perusahaan, dan piutang dividen
dan bunga.

Pengakuan Piutang Usaha


Dalam sebagian besar transaksi piutang, jumlah yang harus diakui adalah harga pertukaran
di antara kedua belah pihak. Harga pertukaran merupakan jumlah yang terutang dari
debitor dan perlu dibuktikan dengan dokumen-dokumen yang legal, seperti contohnya
adalah faktur. Dua faktor yang dapat memperumit pengukuran harga pertukaran adalah
adanya diskon dagang maupun diskon tunai. Diskon dagang digunakan untuk untuk
mengutip harga yang berbeda dari pembelian dalam kuantitas yang berbeda pula atau
untuk menyembunyikan harga faktur yang sebenarnya dari competitor perusahaan.
Sementara itu, diskon tunai diberikan sebagai pstimulus sehingga pembeli membayar
hutang secepatnya. Perusahaan biasa mencatat transaksi penjualan terkait dengan
pencatatan piutang dan penjualan dalam jumlah kotor, begitu juga dengan diskon tunai.
Menurut metode ini, diskon penjualan hanya diakui dalam akun apabila pembayaran
diterima dalam periode diskon. Kemudian diskon penjualan ditunjukkan dalam laporan laba
rugi sebagai pengurang atas penjualan untuk mendapatkan penjualan bersih. Sementara
pendapatan bunga yang berhubungan dengan piutang usaha diabaikan karena jumlah
diskon biasanya tidak material dengan laba bersih periode bersangkutan.

Penilaian Piutang
Pelaporan piutang melibatkan klasifikasi dan penilaian dalam neraca. Klasifikasi melibatkan
penentuan lamanya waktu setiap piutang akan beredar. Piutang yang diperkirakan akan
tertagih dalam satu tahun atau satu siklus operasi tergantung mana yang lebih panjang
diklasifikasikan sebagai piutang lancar. Sementara itu, piutang lainnya diklasifikasikan
sebagai piutang jangka panjang. Piutang jangka pendek dinilai dan juga dilaporkan pada
nilai realisasi bersih jumlah bersih yang diestimasi akan diterima berupa kas. Penentuan nilai
realisasi bersih tersebut memerlukan perhitungan atas piutang yang tak tertagih dan juga
retur penjualan serta pengurangan harga yang diberikan.

Penjualan atas dasar selain penjualan tunai berisiko menimbulkan kegagalan dalam
menagih piutang. Piutang usaha tak tertagih adalah kerugian pendapatan, yang
memerlukan, melalui ayat jurnal pencatatan yang tepat dalam akun, penurunan aktiva
piutang usaha serta penurunan yang berkaitan dengan laba dan ekuitas pemegang saham.
Kerugian pendapatan dan penurunan laba diakui dengan mencatat beban piutang tak
tertagih.
Metode Pencatatan Piutang tak tertagih
Terdapat dua metode dalam pencatatan piutang tak tertagih, yaitu :

1.      Metode penghapusan langsung

Tidak ada ayat jurnal yang dibuat sampai suatu akun khusus telah ditetapknan secara pasti
sebagai piutang tak tertagih. Kemudian kerugian tersebut dicatat dengan mengkreditkan
piutang usaha dan mendebit beban piutang tak tertagih. Meskipun terlihat sederhana dan
mudah diaplikasikan, namun metode ini memiliki kelemahan karena biasanya gagal
menandingkan biaya terhadap pendapatan pada periode yang bersangkutan, atau dengan
menghasilkan piutang yang merupakan nilai estimasi yang dapat direalisasi dalam neraca.

 
Piutang tak tertagih tersebut akan dihapus dan dicatatkan serta dibebankan pada perkiraan
kerugian piutang. Penghapusan piutang akan dicatatkan pada kolom debet dan piutang
pada bagian kredit.

                                                                                 Debit           Kredit

Beban penghapusan piutang                                   xxxxx

Piutang                                                                                         xxxxx

Ketika terjadi pelunasan terhadap piutang tersebut, maka akan dicatatkan sebagai berikut
dengan

                                                                                 Debit           Kredit

Piutang                                                                     xxxxx

Beban penghapusan piutang                                                        xxxxx

Proses pelunasan piutang tersebut akan dicatatkan pada kas perusahaan yang semakin
bertambah. Berikut pencatatannya

                                                                                 Debit           Kredit

Kas                                                                             xxxxx

Piutang                                                                                          xxxxx

2.      Metode penyisihan atau Metode Cadangan

Merupakan estimasi yang dibuat terkait dengan estimasi piutang tak tertagih dari penjualan
kredit atau dari total piutang yang beredar. Estimasi tersebut dicatat sebagai beban dan
pengurang tidak langsung atas piutang usaha dalam periode dicatatnya penjualan tersebut.
Metode ini tepat apabila digunakan pada situasi dimana terdapat probabilitas bahwa nilai
aktiva telah menurun dan dapat diestimasi secara rasional.

Pencatatan beban kerugian piutang diletakkan pada bagian debit sementara cadangan
kerugian piutang dicatat pada bagian kredit. Berikut ilustrasinya

                                                                             Debit           Kredit

Beban kerugian piutang                                       xxxxx


Cadangan kerugian piutang                                                      xxxxx

Perusahaan dapat melakukan penghapusan pada jurnal penghapusan piutang tersebut


apabila pihak debitur benar-benar tidak bisa melunasi utangnya. Berikut pencatatannya

                                                                             Debit           Kredit

Cadangan kerugian piutang                                  xxxxx

Piutang                                                                                      xxxxx

Ketika terjadi kondisi tertentu seperti pihak debitur dapat melunasi piutang yang ada, maka
cadangan kerugian piutan akan dihapuskan. Berikut pencatatannya.

                                                                             Debit           Kredit

Piutang                                                                 xxxxx

Cadangan kerugian piutang                                                     xxxxx

Setelah proses pelunasan piutang dilakukan, jumlah kas perusahaan akan bertambah dan
dicatat dalam pembukuan. Berikut pencatatannya.

                                                                             Debit           Kredit

Kas                                                                        xxxxx

Piutang                                                                                       xxxxx

Contoh Kasus
gar lebih memahami bagaimana cara melakukan penghapusan piutang, berikut contoh kasusnya.

PT X merupakan perusahaan manufaktur di bidang peralatan dapur. PT X memiliki piutang


usaha sebesar Rp. 100.000.000 yang sudah jatuh tempo. PT W sebagai pihak debitur tidak dapat
melunasi utang tersebut pada jangka waktu yang telah disepakati. Berikut ilustrasi PT X untuk
menghapus piutang tersebut.

Beban penghapusan piutang: Rp. 100.000.000

Piutang usaha Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang: Rp. 100.000.000


Jurnal penghapusan piutang metode direct

PT X mencatatkan jumlah tersebut seperti berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Beban penghapusan piutang                            Rp. 100.000.000

Piutang usaha                                                                                 Rp. 100.000.000

Pada saat terjadi pelunasan piutang dari PT W, PT X mencatatkan pelunasannya sebagai berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Piutang                                                                  Rp. 100.000.000

Beban penghapusan piutang                                                        Rp. 100.000.000

PT X pun mencatatkan penghapusan piutang tersebut setelah terjadinya pelunasan oleh PT W.


Berikut pencatatannya yang menambahkan kas perusahaan.

                                                                                 Debit                   Kredit

Kas                                                                     Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                         Rp. 100.000.000

Jurnal penghapusan piutang metode allowance

Pencatatan beban kerugian piutang PT X dicatatkan sebagai berikut

                                                                                 Debit                   Kredit

Beban kerugian piutang                                 Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang                                                      Rp. 100.000.000

PT X menghapus piutang yang didapatkan dari PT W saat memperkirakan utang tidak mampu
dibayar oleh PT W. Berikut pencatatannya

                                                                             Debit                   Kredit

Cadangan kerugian piutang                              Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                      Rp. 100.000.000


Setelah selang beberapa waktu, PT W berniat dan melunasi utangnya terhadap PT X. PT X
mencatat pelunasan tersebut sebagai berikut.

                                                                             Debit                   Kredit

Piutang                                                          Rp. 100.000.000

Cadangan kerugian piutang                                                  Rp. 100.000.000

Proses pelunasan piutang tersebut diartikan sebagai penghapusan piutang PT W, sehingga akan
menambah kas PT X dan dicatatkan seperti berikut ini.

                                                                             Debit                   Kredit

Kas                                                                 Rp. 100.000.000

Piutang                                                                                  Rp. 100.000.000

Kesimpulan
Melalui penjelasan di atas, kita dapat mengetahui bahwa piutang dapat menjadi piutang
yang tidak tertagih atau dalam bahasa Inggrisnya disebut uncollectible accounts yang
merupakan salah satu bentuk kerugian bagi perusahaan.

Perusahaan akan mendapatkan satu kondisi tertentu yang menyebabkan piutang tersebut
tidak dapat dibayar atau ditagihkan kepada pihak penghutang. Hal ini menyebabkan
perusahaan harus melakukan penyesuaian terhadap kondisi tersebut.

Ada beberapa jenis kategori piutang yang dapat dicatatkan dalam jurnal penghapusan
piutang, yaitu piutang sudah dalam masa tertentu yang ditetapkan berdasarkan kebijakan
perusahaan, piutang sudah mengalami proses penagihan sesuai kebijakan perusahaan
secara langsung maupun tertulis, piutang yang dicatatkan berasal dari pihak pembeli atau
pelanggan yang mengalami tak mampu bayar atau bangkrut, dan piutang yang tak bisa
ditagihkan kepada debitur akibat suatu kejadian yang menyebabkan kondisi tersebut,
seperti bencana alam dan lainnya.

Untuk melakukan pencatatan jurnal penghapusan piutang dikenal dua metode, yaitu direct
method  dan allowance method.

Utang dan piutang harus dicatat jelas dalam laporan keuangan agar bisnis dapat terus
berjalan lancar dan kondisi keuangan sehat. Supplier Anda perlu dilunasi tepat waktu demi
menjaga relasi yang baik dengan perusahaan, sementara customer terkadang lupa
membayar utang apabila telat ditagih.
TOPIK 7 : PIUTANG WESEL (NOTES RECEIVABLE)
Pengertian Piutang Wesel
Bicara tentang piutang wesel, tentu harus dipahami dulu, apa itu piutang wesel? Piutang
wesel dalam istilah asing disebut sebagai notes receivable atau promissory notes receivable.
Definisi dari piutang wesel adalah aset bagi perusahaan pemegang yang memberinya hak
untuk menerima sejumlah pembayaran atas penjualan barang atau jasa dengan perjanjian
tertulis kepada perusahaan lain yang belum memiliki ketersediaan kas saat melakukan
transaksi.

Dokumen piutang ini disebut dengan wesel yang di dalamnya mencantumkan informasi
tentang nominal dan jatuh tempo pembayaran yang disepakati oleh kedua belah pihak.
Piutang wesel dibubuhi materai dengan tanda tangan pembuat wesel sehingga memiliki
kekuatan hukum yang mengikat. Oleh sebab itu, piutang wesel tergolong sebagai piutang
yang cukup aman.

Perlu diketahui bahwa piutang wesel tidak selalu muncul dalam transaksi jual beli biasa,
tetapi timbul dengan beberapa sebab, seperti perubahan dari piutang dagang menjadi
piutang wesel, adanya pemberian pinjaman uang, atau transaksi jual beli secara kredit.
Terkait dengan timbulnya piutang wesel ini, ada dua pihak yang berkepentingan, yakni
pembuat dan penerima wesel. Pembuat wesel adalah perusahaan yang menerima pinjaman
atau membeli barang atau jasa secara kredit yang sanggup melakukan pembayaran pada
tanggal yang telah ditentukan (jatuh tempo). Sementara penerima wesel adalah perusahaan
yang memberi pinjaman atau menjual barang atau jasa secara kredit yang berhak untuk
menerima pembayaran pada tanggal yang telah ditentukan.

Dokumen berupa wesel dalam piutang wesel ini terdiri dari dua, yaitu wesel bayar dan wesel
tagih. Apa perbedaannya? Secara substansi keduanya tidak memiliki perbedaan signifikan.
Perbedaan hanya pada pemilik atau pemegang kedua jenis dokumen tersebut. Wesel bayar
dipegang atau diberikan kepada pembuat wesel sebagai pihak yang berutang. Sementara
wesel tagih dipegang atau diberikan kepada penerima wesel selaku pihak yang berpiutang.
Masa pembayaran wesel umumnya kurang dari satu tahun. Oleh sebab itu, pada laporan
keuangan perusahaan yang berutang, piutang wesel dicatat dalam neraca saldo dengan
nama akun kewajiban lancar. Namun, apabila masa pelunasan wesel lebih dari satu tahun,
maka dicatatkan sebagai kewajiban jangka panjang.

Komponen Piutang Wesel


Komponen utama dari Piutang Wesel adalah sebagai berikut :
 Nilai pokok: Nilai nominal wesel
 Pembuat: Orang yang membuat catatan dan oleh karena itu berjanji untuk
membayar pemegang catatan. Bagi pembuatnya, wesel tersebut diklasifikasikan
sebagai wesel bayar.
 Penerima Pembayaran: Orang yang memegang wesel dan karena itu akan menerima
pembayaran dari pembuatnya. Bagi penerima pembayaran, wesel tersebut
diklasifikasikan sebagai wesel tagih
 Bunga yang dinyatakan: Wesel tagih biasanya mencakup tingkat bunga yang telah
ditentukan sebelumnya; pembuat wesel wajib membayar jumlah bunga yang jatuh
tempo, selain jumlah pokok, pada saat yang sama mereka membayar jumlah pokok.
 Jangka waktu: Lamanya waktu pembayaran wesel. Piutang wesel biasanya tidak
dikenakan denda pembayaran di muka, sehingga pembuat wesel bebas untuk
melunasi wesel pada atau sebelum wesel jatuh tempo, atau jatuh tempo, tanggal.

Jenis-jenis Piutang Wesel


Pada prinsipnya piutang wesel dibuat tanpa syarat. Meski demikian, piutang wesel bisa
berbunga. Bunga bukanlah syarat dari piutang wesel, melainkan sebagai tambahan atas
kemungkinan adanya risiko atas pinjaman yang diberikan atau transaksi jual beli yang tidak
langsung dibayar. Berkenaan dengan hal tersebut, jenis piutang wesel dibedakan menjadi
dua, yakni:

1. Piutang wesel dengan bunga

Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel membayar sebesar nominal pinjaman
atau harga atas transaksi jual beli ditambah dengan bunga yang ditentukan pada saat jatuh
tempo pada penerima wesel.

2. Piutang wesel tanpa bunga

Jenis piutang wesel ini mewajibkan pembuat wesel hanya membayar nominal sebesar
pinjaman atau harga atas transaksi jual beli saja pada saat jatuh tempo kepada penerima
wesel.

Bicara tentang bunga, berapa besaran bunga yang diberlakukan dalam piutang wesel?
Penentuan bunga tentu tidak bisa sembarangan, karena harus kesepakatan antara kedua
belah pihak, yakni pembuat dan penerima wesel, dengan maksud agar tidak memberatkan
pembuat wesel sebagai pihak yang berutang. Untuk memberikan rasa keadilan bagi kedua
belah pihak, bunga yang dibebankan pada piutang wesel umumnya mengacu pada tingkat
suku bunga bank yang berlaku. Adapun perhitungan bunga piutang wesel menggunakan
rumus berikut.

Bunga wesel = nilai nominal x tingkat bunga x jangka waktu

Contoh Kasus
Untuk lebih memahami Topik Materi hari ini , berikut beberapa Contoh Kasus

Contoh Kasus 1.

Berikut ini adalah transaksi yang terjadi pada PT Semarang selama tahun 2019:

a.  Januari 1, Dijual barang dagang kepada Tuan Gani sebesar Rp18.000.000 secara kredit
dengan termin n/30.

b.  Maret 3, Diterima sebuah wesel 9% dengan jangka waktu 90 hari dengan nilai
Rp18.000.000 dari Tuan Gani.

c. April 2, Didiskontokan wesel dari Tuan Gani kepada bank dengan tarif diskonto sebesar
10%.

d.  Juni 1, Diterima pemberitahuan bahwa ternyata Tuan Gani tidak mampu untuk melunasi
wesel tersebut. Akhirnya perusahaan terpaksa untuk melunasi wesel tersebut kepada bank
sebesar nilai jatuh temponya ditambah dengan biaya protes seharga Rp20.000.

e.  Juni 15, Diterima pelunasan piutang dari Tuan Gani.

Diminta:

Catatlah transaksi-transaksi tersebut ke dalam jurnal umum!

Penyelesaian:
Contoh Kasus 2: 
Informasi yang berhubungan dengan piutang wesel yang dimiliki oleh PT Medan pada
tahun 2019 adalah sebagai berikut:

Tanggal Nilai Nominal Jangka Waktu Tanggal Tarif


Bunga
Penerimaan Wesel Wesel Pendiskontoan Diskonto
15 Juli Rp5.000.000 180 hari 10% 15 September 12%
1 Agustus Rp16.000.000 30 hari 12%    
6 September Rp15.000.000 60 hari 12% 16 Oktober 15%
9 November Rp18.000.000 60 hari 9% 19 Desember 10%
21 Desember Rp4.000.000 30 hari 6%    
Diminta:

1.    Untuk setiap piutang wesel di atas, tentukanlah (a) Tanggal jatuh temponya, (b) Bunga
yang harus dibayar pada tanggal jatuh tempo, dan (c) Nilai jatuh tempo.

2.    Buatlah jurnal yang diperlukan untuk mencatat pendiskontoan piutang wesel a,c, dan d!

3.    Apabila pada saat tanggal jatuh tempo debitur untuk piutang wesel b dan c tidak
mampu untuk melunasi kewajibannya, maka buatlah jurnal yang harus dicatat oleh
perusahaan!

4.    Buatlah jurnal penyesuaian pada tanggal 31 Desember 2019 yang digunakan untuk
mencatat hak atas pendapatan bunga untuk piutang wesel tersebut!

Penyelesaian :
 

Kesimpulan
Piutang wesel juga dikenal sebagai wesel bayar. Ketika wesel jatuh tempo dalam waktu
kurang dari satu tahun, itu dianggap sebagai aset lancar di neraca perusahaan wesel
tersebut berhutang.

Jika jatuh tempo lebih dari satu tahun ke depan, itu dianggap sebagai aset tidak lancar.
Pendapatan bunga atas wesel tagih diakui pada laporan laba rugi. Oleh karena itu, ketika
pembayaran dilakukan atas wesel tagih, baik neraca maupun laporan laba rugi terpengaruh.
TOPIK 9 : PERSEDIAAN BARANG DAGANG
PERSEDIAAN
Persediaan merupakan salah satu asset yang sangat penting bagi entitas baik bagi
perusahaan ritel, manufaktur, jasa maupun entitas lainnya. PSAK (revisi 2008) mendefinisikan
persediaan sebagai asset yaitu:

            1. Tersedia untuk dijual dalam kegiatan usaha biasa

            2. Dalam proses produksi untuk penjualan tersebut

            3. Dalam bentuk bahan atau perlengkapan untuk digunakan


              dalam proses produksi atau pemberian jasa

Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa suatu asset diklasifikasikan sebagai
persediaan tergantung pada nature business suatu entitas.

KLASIFIKASI PERSEDIAAN
Klasifikasi persediaan antara satu perusahaan dengan perusahaan lain dapat berbeda.
Perusahaan ritel maupun perusahaan grosir mencatat persediaan sebagai persediaan
barang dagang (merchandise inventory).  Perusahaan barang dagang ini merupakan barang
yang dibeli oleh perusahaan untuk dijual Kembali dalam usaha normalnya.

Persediaan hanya diakui dalam pembukuan perusahaan dagang. Pada perusahaan dagang
yang memproduksi sendiri barang yang dijual. Persediaan diklasifikasi menjadi 3, yaitu:

            1. Persediaan bahan mentah (raw material)

                        2. Barang dalam proses (work in process)

            3. Barang jadi (finished good)

Arus persediaan pada perusahaan dagang adalah

a. Pembelian, yang dilakukan secara kredit yang berkaitan dengan utang usaha atau utang
dagang.

b. Penjualan, yang mengharuskan transfer harga beli barang tersebut ke harga pokok
penjualan (cost of good sold).
c. Persediaan dalam perjalanan (good in transit), seharusnya dimasukkan dalam persediaan
berdasarkan syarat pengiriman yaitu
            *FOB Shipping point  (kepemilikan barang diakui Ketika pembeli menerima
                barang di gudang penjual sehingga biaya transportasi dan resiko
                perjalanan ditanggung oleh pembeli ,dan
            FOB Destination  ( pengakuan transaksi jual beli diakui ketika sampai pada
              gudang pembeli sehingga biaya transportasi dan risiko pengiriman
              ditanggung oleh penjual.

d. Persediaan yang titip jualkan atau konsinyasi.

Sebelum menghitung nilai persediaan, bagian pembukuan atau akuntan harus memiliki
keyakinan bahwa persediaan barang dagang benar-benar milik perusahaan atau tidak.

Bagi perusahaan jasa, biaya jasa yang belum diakui pendapatannya diklasifikasikan sebagai
persediaan. Biaya persediaan pemberi jasa meliputi biaya tenaga kerja dan biaya personalia
lainnya yang secara langsung menanggani pemberian jasa, termasuk personalia penyedia
dan overhead.

SISTEM PENCATATAN PERSEDIAAN


Terdapat 2 metode pencatatan transaksi persediaan barang dagang yaitu
a. metode physical,   sistem pencatatan persediaan dimana kuantitas persediaan ditentukan
secara stock opname dan

b. metode perpetual,  sistem pencatatan persediaan dimana pencatatan yang up-to-date


terhadap barang persediaan selalu dilakukan setiap terjadi perubahan    nilai pesediaan.

Metode Physical Metode Perpetual


1. Terdapat perkiraan pembelian, retur 1. Tidak terdapat perkiraan pembelian, retur
pembelian, potongan pembelian dan biaya pembelian, potongan pembelian dan biaya
angkut pembelian. angkut
2. Transaski pembelian, retur pembelian, 2. Transaski pembelian, retur pembelian,
potongan pembelian dan biaya angkut potongan pembelian dan biaya angkut
pembelian dicatat dalam perkiraan masing- pembelian dicatat dalam perkiraan barang
masing. dagang.
3. Setiap terjadi penjualan tidak perlu dilakukan 3. Setiap terjadi penjualan harus diikuti adanya
pencatatan harga pokok penjualan. Hpp pencatatan harga pokok penjualan
dihitung pada setiap akhir periode akuntansi
dan dikapitalisasi melalui jurnal penyesuaian.
4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan 4. Lebih sesuai digunakan pada perusahaan
ritel/eceran yang mempunyai banyak macam dagang yang mempunyai relative sedikit
persediaan dan sulit untuk dapat ditentukan macam barang yang diperdagangkan dan relatif
harga pokok untuk setiap transaksi penjualan. mudah untuk menetukan besarnya hpp untuk
setiap transaksi penjualan barang dagangan,
misalnya: grosir, agen khusus atau distributor.
 

Contoh

Perpetual Physical
Persediaan awal, 100 unit pada harga 12.000
Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan sebesar Rp Akun persediaan menunjukkan saldo persediaan seb
1.200.000 1.200.000
Pembelian 900 unit pada harga Rp 12.000
Persediaan               Rp 10.800.000              Pembelian                       Rp 10.800.000
            Utang Dagang                        Rp 10.800.000
            Utang Dagang                      Rp 10.800.000    
Penjualan 600 unit pada harga Rp 24.000
Piutang Dagang          Rp 14.400.000 Piutang Dagang          Rp 14.400.000
                     Penjualan                       Rp 14.400.000                      Penjualan                       Rp 14.400.000

   

Beban Pokok Penjualan       Rp 7.200.000 (Tidak ada penjurnalan)


                     Persediaan                       Rp 7.200.000
Penjurnalan pada akhir periode, saldo akhir persediaan 400 unit pada harga Rp 12.000
(Tidak ada penjurnalan) Persediaan (akhir)            Rp 4.800.000
Beban Pokok Penjualan  Rp 7.200.000
          Pembelian                                   Rp 10.800.000
        Persediaan (Awal)                      Rp   1.200.000
Akun persediaan menunjukkan saldo akhir sebesar Rp
4.800.000 (400 unit x Rp. 12.000)
METODE PENILAIAN PERSEDIAAN
Phyisical Perpetual
1. Masuk pertama keluar pertama (first in first 1. Masuk pertama keluar pertama (first in first
out/FIFO), out/FIFO

 
2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first 2. Masuk terakhir keluar pertama (last in first
out/ LIFO), tiap-tiap jenis persediaan harus
out/ LIFO) dibuatkan kartu persediaan.

 
3. Rata-rata sederhana (simple average) 3. Rata-rata bergerak (moving average)

   
4.  Identifikasi khusus  

 
 

FIFO: persediaan barang dagangan yang pertama dibeli adalah persediaan yang pertama
harus dijual.

LIFO  : barang dagangan terakhir dibeli adalah barang dagangan yang pertama dijual.

AVARAGE : tidak didasarkan pada harga persediaan yang pertama atau terakhir melainkan
diantara keduanya.

WEIGHTED AVERAGE:  harga perolehan persediaan barang dagangan akhir dan hpp
dihitung pada akhir periode berdasarkan harga rata-rata persediaan barang dagangan siap
dijual. (physical)

MOVING AVERAGE: setiap terjadi transaksi pembelian atau masuknya persediaan maka
harus dihitung harga perolehan rata-rata yang baru.
TOPIK 10 : PERSEDIAAN (LANJUTAN)
Penilaian Persediaan
METODE NILAI REALISASI NETO (LCNRV) DAN PENURUNAN NILAI PERSEDIAAN 

Persediaan diukur berdasarkan nilai yang lebih rendah antara nilai yang berdasarkan biaya
dan nilai realisasi neto (net realizable value  – NRV) . nilai realisasi neto merupakan estimasi
harga jual dalam kegiatan usaha biasa dikurangi estimasi biaya penyelesaian dan estimasi
biaya yang diperlukan untuk membuat penjualan. Penurunan Nilai Persediaan menjadi
sebesar nilai bersih terealisasikan:

Ø  Persediaan rusak

Ø  Persediaan telah using

Ø  Harga jual menurun

NRV = Taksiran Harga Jual – Taksiran Biaya Penyelesaian –  Taksiran biaya penjualan

Persediaan akan dinilai pada nilai realisasi netonya apabila biaya persediaan (yang dapat
dari penggunaan metode identifikasi khusus, MPKP, atau rata rata) lebih tinggi dari estimasi
nilai yang akan diperoleh kembali. Nilai persediaan biasanya diturunkan kenilai realisasi neto
secara terpisah untuk setiap unit, kelompok, atau keseluruhan  dalam persediaan. 

Sebagai ilustrasi, misalkan PT Merdeka memiliki persediaan barang belum jadi dengan biaya
sebesar Rp. 19.000.000 dan harga jual sebesar Rp. 20.000.000. untuk menyelesaiakan barang
tersebut dibutuhkan biaya sebesar Rp 1.000.000 dan biaya penjualan sebesar Rp. 4.000.000.
Maka perhitungan adalah sebagai berikut.

 
Nilai jual persediaan                                                                                                              
Rp. 20.000.000
              Dikurangi: Estimasi biaya penyelesaian                 Rp. 1.000.000
                                  Estimasi biaya penjualan                       Rp. 4.000.000
         
Rp. 5.000.000
              NRV                                                                                                                           
Rp. 15.000.000
              Nilai persediaan (NRV)                                                                                               
Rp. 15.000.000
              Biaya                                                                                                                    
Rp. 19.000.000
              Kerugian penurunan nilai persediaan                                                                        
Rp. (4.000.000)
Penurunan nilai menjadi nilai realisasi neto ini mungkin saja terjadi apabila barang
persediaan mengalami kerusakaan seluruh atau sebagian persediaan telah using, atau harga
jual telah turun. Persediaan akan mengalami penurunan nilai ketika estimasi biaya
penyelesaian atau estimasi biaya untuk membuat penjualan telah meningkat.

Nilai Perediaan adalah nilai terendah antara cost  dan NRV. Cost/ biaya adalah pengorbanan
sumber ekonomi (Aset) untuk memperoleh persediaan tertentu. Jadi, utuk menentukan
persediaan menggunakan metode LCNRV dilakukan dengan cara
menntukan cost persediaan dan menetukan taksiran nilai realisasi neto (NRV).

Kemugkinan penerapan metode LCNRV menyebabkan cost persediaan dilaporkan kurang


dari cost  actual persediaan atau sebaliknya. Jika penerapan metode LCNRV menunjuukan
NRV lebih rendah dibandingkan dengan cost  persediaa, maka kerugian harus diakui.

Ada 2 metode untuk mencatat jurnal penyesuaian atas penerapan metode LCNRV yaitu:

1. Metode langsung/ metode cost  barang terjual/ metode beban pokok penjualan ( direct
method)

2. Metode tak langsung/ metode kerugian (indirect method)

Sebagai ilustrasi PT Indonesiaku mencatat nilai beban pokok pokok penjualan (sebelum
penyesuaian ke NRV) sebesar Rp 190.000.000. Sedangkan nilai saldo akhir persediaan
adalah sebesar Rp 150.000.000 berdasarkan nilai biaya dan Rp 140.000.000 berdasarkan
NRV. Maka perbedaan pencatatan penyesuaian antara kedua metode tersebut adalah
sebagai berikut.

    Metode Beban Pokok Penjualan                         Metode Kerugian


                     Penurunan nilai persediaan dari  nilai biaya menjadi NRV

COGS                 Rp 10.000.000                    Kerugian penurunan Nilai Persediaan    Rp


10.000.000
      Persediaan       Rp 10.000.000                            Persediaan                                               
Rp. 10.000.000
Dengan menggunakan metode kerugian, entitas dapat pula menggunakan akun
penyisihan-penyisihan penurunan nilai persediaan pada NRV. Dengan menggunakan akun
penyisihan ini makan nilai persediaan yang diajikan pada neraca adalah nilai persediaan
yang berasarkan NRV yaitu nilai persediaan berdasarkan cost/biaya penyisihan.

Penilaian terhadap nilai realisasi neto suatu entitas harus dilakukan secara berkala.
Dimungkinkan terjadi kondisi dimana terdapat peningkatan nilai realisasi neto. Apabila
suatu entitas telah melaukan penurunan nilai persediaan, dan pada periode selanjutnya
terdapat peningkatan nilai realisasi neto, maka jumlah penurunan nilai dibalik..

Apabila entitas menjual persediaannya, maka nilai tercatat dari persediaan harus diakui
sebagai beban pada periode diakuinya pendapatan atas penjualan tersebut.

METODE NILAI PENJUALAN


Penilaian menggnakan nilai penjualan relative (Relative Sales Value)
    Apabila perusahaan membeli beberapa produk dengan satu harga (basket purchase),
maka biaya untuk setiap produk harus dialokasi berdasar nilai penjualan relative.

Purchase Commitmens
              Komitmen pembeli terjadi ketika perusahaan memiliki komitmen menjual periodic.
Komitmen pembelian selalu dibuat dimuka. Apabila komitmen pembelian dilakukan secara
formal, pembeli wajib mengungkapkan komitmen pembelian dalam laporan keuangan.
GROSS PROFIT METHOD OF ESTIMATING INVENTORY
GROSS PROFIT METHOD OF ESTIMATING INVENTORY

Metode laba kotor sering digunakan untuk menaksir persediaan akhir dalam kondisi catatan
persediaan tidak dapat digunakan karena rusak atau hilang. Metode ini dibutuhkan untk
menentukan taksiran nilai persediaan yang ada di gudang perusahaan. Metode laba kotor
didasarkan pada asumsi:

1. Persediaan awal + pembelian = total barang

2. Barang tidak terjual berada di perusahaan

3. Barang tersedia dijual-penjualan = taksiran persediaan akhir.

Langkah yang dilakukan dalam mengitung nilai persediaan akhir menggunakan metode
laba kotor adalah:
1. Menentukan nilai penjualan bersih

2. Menetukan besarnya laba kotor

3. Menentukan barang tersedia untuk dijual

4. Menentukan cost   barang terjual

5. Menentukan taksiran nilai persediaan

Sebagai ilustrasi, PT Merdeka memiliki persediaan awal sebesar Rp 30.000.000 dan


pembelian sebesar Rp 120.000.000 yang keduanya pada nilai biaya. Penjualan pada harga
penjualan adalah sebesar Rp 180.000.000. Margin perusahaan dari harga penjualan adalah
sebesar 30%.

Berikut perhitungan persediaan berdasarkan metode laba bruto.

Persediaan awal (pada nilai biaya)                                                                                   Rp


30.000.000
Pembelian (pada nilai biaya)                                                                                             Rp
120.000.000
      Barang tersedia untuk dijual (pada nilai biaya)                                                       Rp
150.000.000
Penjualan (pada harga penjualan)                                        Rp 180.000.000
Dikurangi: laba neto (30% x Rp 180.000.000)                      Rp   54.000.000
     Penjualan (pada nilai biaya)                                                                                         Rp
126.000.000
         Perkiraan nilai persediaan (pada nilai biaya)                                                           Rp   
24.000.000
 

Metode laba kotor untuk menaksir cost persediaan yang hilang disebabkan oleh kebakaran
atau bencana lainnya. Informasi yang dibutuhkan untuk menerapkan metode ini diperoleh
dari catatan akuntansi. Metode laba kotor digunakan untuk menguji keandalan penentuan
nilai sedian yang ditentukan oleh sistem periodik  atau perpetual yang lain.

Kelemahan Metode Laba kotor:

1. Metode ini hanya memberikan suatu taksiran nilai persediaan


2. Menggunakan persentase masa lalu untuk menentukan kenaikan atas cost (mark up)

3. informasi yang salah akan dihasilkan, jika metode ini diterapkan dalam perusahaan  yang
memiliki barang dengan tingkat laba kotor bervariasi.

METODE HARGA JUAL ECERAN (RETAIL INVENTORY


METHOD)
Metode ritel merupakan metode pengukuran nilai persediaan dengan menggunakan rasio
( rasio merupakan  biaya untuuk menurunkan nilai persediaan akhir yang dinilai berdasarkan
nilai ritelnya menjadi nilai biaya.  Metode ini dipakai oleh bisnis eceran seperti department
store   untuk menentukan nilai persediaan yang relative kecil, namun kuantitasnya banyak.
Metode ini digunakan untuk:

1. Menilai persediaan yang volumenya besar dan biaya per unitnya rendah.

2. Menentukan nilai persediaan tanpa menghitung fisik persediaan yag ada, metode ini
sering digunakan untuk menyusun laporan keuangan interim.

3. Menentukan penyelesaian asuransi.

Langkah untuk menghitung nilai persediaan dengan metode harga jual eceran:

1. Menghitung biaya barang tersedia dijual sebesar cost dan sebesar harga jual eceran

2. Menghitung rasio biaya terhadap harga jual eceran

3. Menghirung penjualan bersih

4. Menghitung nilai persediaan sebesar harga jual eceran.

5. Mengkonversi nilai persediaan sebesar harga jual eceran menjadi sebesar biaya dengan
rumus:

     Taksiran nilai persediaan (cost) = Nilai persediaan * rasio biaya / harga jual eceran
TOPIK 11 : ASET TETAP (PROPERTI, PABRIK, DAN
PERALATAN)
Aset Tetap (Properti, Pabrik, dan Peralatan)
Aset tetap adalah sumber daya yang memiliki karakteristik:

1. Memiliki bentuk fisik berwujud karena bentuk dan ukurannya jelas (seperti tanah,
bangunan), berbeda dengan paten atau merek dagang yang tidak mempunyai bentuk fisik.

2. Digunakan dalam produksi atau pemasok barang atau jasa, untuk disewakan kepada
pihak lain atau untuk tujuan administrative dan tidak untuk dijual kembali.

3. Aset tetap termasuk kedalam asset tidak lancer, karena diharapkan akan digunakan untuk
lebih dari 1 periode akuntansi. Atau sering dikatakan bersifat jangka panjang dan
merupakan subjek penyusutan.

Asset ini juga dikategorikan sebagai Properti, Pabrik, dan Peralatan (PPP) yang biasa
disebut fixed assets.

 Beberapa definisi yang berkaitan dengan Properti, Pabrik, dan Peralatan sebagai Aset Tetap
sebagai berikut:

1. Harga Perolehan (Cost), adalah jumlah kas dan setara kas yang dibayarkan atau nilai
wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh asset pada saat perolehan (atau
konstruksi) sampai asset tersebutbsiap digunakan.

2. Umur Ekonomis atau masa manfaat (usefull life) aadalah periode asset diharapkan
digunakan oleh peruahaan. Umur ekonomis dapat ditaksir dalam kondisi yang didasarkan
pada waktu (time factor),   aktivitas (unit of activity) atau jumlah output (unit of output).

3. Nilai Residu (salvage value)    yaitu jumlah bersihbyang diharapkan dapat diperoleh
pada akhir masa manfaat sebuah asset setelah dikurangi taksiran biaya pelepasan

4. Penyusutan (depreciation) yaitu alokasi sistematik dan rasional jumlah yang dapat


disusutkan sebagai beban dari suatu asset selama masa manfaat.

5. Jumlah yang dapat disusutkan (depreciable amount)  yaitu harga perolehan sebuah


asset dikurangi nilai sisia.

6. Nilai Buku (book value) atau jumlah tercatat ( carrying value)   yaitu jumlah


pelepasan asset dalam prinsip transaksi wajar (arm’s legth transaction).
7. Nilai Buku (Book Value) atau jumlah tercatat adalah harga perolehan sebuah asset
dikurangi akumulasi penyusutannya.

8. Nilai Wajar ( fair value)  yaitu jumlah pelepasan asset dalam prinsip transaksi
wajar ( arm’s legth transaction).

Akuisisi dan Penilaian Properti, Pabrik, dan Peralatan


Kebanyakan perusahaan menggunakan biaya historis sebagai dasar untuk menilai Properti,
Pabrik dan Peralatan. Biaya Hostoris diukur oleh kas atau harga ekuivalen kas untuk
memperoleh asset dan membawanya ke lokasi serta kondisi yang diperlukan untuk tujuan
pengguanaanya.

Ketidaksepakatan setelah akuisisi berkenaan dengan perbedaan antara biaya historis dan
metode penilaian lainnya (seperti biaya pengganti atau nilai pasar wajar) akan selalu terjadi.
Alasan utama yang menujukkan bahwa penyimpangan dari biaya historis jarang terjadi
adalah:

1. Pada tanggal akuisisi, biaya merefleksikan nilai wajar

2. Biaya historis melibatkan biaya actual, bukan transaksi hipotesis sehingga merupakan hal
penting dapat diandalkan; dan

3. Keuntungan serta kerugian sebaiknya tidak diadaptasi tetapi harus diakui ketika asset
dijual.

Berikut merupakan identifikasi biaya-biaya dalam penilaian awal terhadap property, pabrik
dan perlengkapan.

1. Biaya Tanah
     Semua pengeluaran untuk mendapatkan tanah dan membuatnya siap digunakan
dianggap sebagai bagian dari biaya tanah.

2. Biaya Bangunan
     Biaya bangunan harus melibatkan semua pengeluaran yang berhubungan langsung
dengan akuisisi atau kontruksinya.

3. Biaya Peralatan
     Peralatan dalam akuntansi meliputi peralatan pengiriman, peralatan kantor, mesin,
perabotan dan perkakas, peralatan tetap, peralatan pabrik dan aktiva tetap sejenis
4. Aset yang Dibuat Sendiri  
    Meliputi bahan baku langsung, biaya tenaga kerja langsung dan biaya-
biaya overhead   terkait pembuatan asset(biaya listrik, pemanas, lampu, asuransi, pajak
kekayaan atas bangunan pabrik dan peralatan, tenaga pengawas pabrik, penyusutan aktiva
tetap dan perlengkapan).
Kapitalisasi Bunga
Awal tanggal kapitalisasi bunga pinjaman adalah tanggal ketika entitas pertama kali
memenuhi semua kondisi berikut:

1. Terjadinya pengeluaran untuk asset

2. Terjadinya biaya pinjaman

3. Entitas telah melakukan aktivitas yang diperlukan untuk menyiapkan asset untuk
digunakan atau dijual sesuai dengan maksudnya.

Biaya pinjaman yang dapat dikapitalisasi dari dua jenis sumber pinjaman tersebut adalah:

1. Dana yang secara spesifik untuk tujuan pembangunan asset tetap

2. Dana secara umum yang digunakannya untuk tujuan pembangunan asset tetap.

Tingkat kapitalisasi adalah rata-rata tertimbang biaya pinjaman atas saldo pinjaman periiode
berjalan dari dana secara umum tersdebut. Jumlah biaya yang dikapitalisasikan selama satu
periode tidak boleh melebihi jumlah biaya pinjaman yang terjadi.

Perolehan Aset Tetap


Pencatatan harga perolehan aset tetap adalah semua biaya yang dikeluarkan untuk
memperoleh asset tetap tersebut sampai dengan asset tersebut beroperasional sesuai
dengan mestinya. Aset tetap dapat diperoleh dengan berbagai cara, yaitu:

1. Dibeli secara tunai


     a. Pembelian tunai asset tetap melalui harga pembelian pada tanah dan gedung bila
harga pasar salah satu asset diketahui

     b. Pembelian tunai asset melalui alokasi harga pembelian pada tanah dan gedung bila
harga pasar kedua asset diketahui
2. Dibeli secara cicilan
     jika asset tetap diperoleh dengan cara pemabayaran cicilan/angsuran, maka asset
tersebut dicatat sebesar harga tunai asettersebut, bukan jumlah dari pembayaran angsuran
dan uang muka asset tersebut.

3. Dibeli secara gabungan (Lupsum)


    Jika yang diketahui hanya harga pasar satu asset saja, maka pasar asset tersebut
dianggap sebagai harga perolehannya.

4. Dibeli dengan cara ditukar dengan surat berharga


     Aset tetap dapat diperoleh dengan menukarkan surat berharga yang dikeluarkan
perusahaan misalnya saham dan obligasi, harga perolehan asset tetap adalah sebesar harga
pasar surat berharga yang digunakan sebagai penukar.

5. Diperoleh dari sumbangan atau donasi


     PSAK No 16 paragraf 22 menyatakan asset tetap yang diperoleh dari sumbangan harus
dicatat sebesar harga taksiran atau harga pasar yang layak dengan mengkredit akun modal
donasi.

6. Diperoleh dengan cara tukar-menukar


      a. Tukar menukar asset tidak sejenis
      b. Tukar menukar asset sejenis
      c. Pertukaran asset tetap sejenis tanpa melibatkan kas
      d. Pertukaran asset tetap sejenis dengan pembayaran kas
      e. Pertukaran asset tetap sejenis dengan menerima kas

7. Diperoleh dengan membangun sendiri 


     Jika perusahaan membangun sendiri pabrik atau gedung, maka harga perolehan asset
diakui sebesar seluruh pengeluaran atas pembangunan gedung atau pabrik tersebut.

Pengakuan dan Pengukuran awal Aset Tetap


Suatu barang dalam kelompok Properti, Pabrik, dan Peralatan diakui, apabila
berkemungkinan memiliki manfaat ekonomis dimasa mendatang yang terkait dengan pos
yang akan mengalir ke entitas dan biaya asset yang dapat diukur secara andal.

Suatu asset dalam kelompok PPP harus dukur atas dasar biaya pada pengakuan awal. Biaya
dari PPP adalah harga setara kas pada tanggal pengakuan.

Unsur Biaya yang mewakili biaya asset Unsur Biaya yang tidak mewakili biaya asset
1. Harga belinya, termasuk imbalan konsultan 1. Biaya yang terkait dengan pengenalan
hokum dan broker, bea masuk impor, dan pajak produk baru dari suatu fasilitas yang selesai,
pembelian yang tidak dapat dikreditkan, setelah seperti promosi
pengurangan diskon dan rabat.
 
 
2. Biaya pengenalan suatu produk dan jasa
2. Biaya yang dapat diatribusikan secara baru, seperti biaya iklan dan aktivasi promosi
langsung untuk membawa asset ke lokasi dan
kondisi yang diperlukan.  

  3. Biaya pelaksanaan bisnis pada suatu lokasi


baru, seperti biaya pelatihan staff
3. Estimasi awal atas biaya pelepasan dan
pemindahan barang dan pemulihan lapangan  
dimana lapagan itu berlokasi.
4. Biaya administrasi dan overhead  umum lain

5. Biaya pinjaman (borrowing cost)

Anda mungkin juga menyukai