Anda di halaman 1dari 40

Makalah laporan

keuangan

Oleh:
Mustika Dwi. S:21020094
Ainun karima: 21020085
Pera inda sari: 21020092

Dosen pengampu:
Jimmi Satria Wiratama SE, MM

ADMINISTRASI BISNIS
SEKOLAH TINGGI ILMU
ADMINISTRASI
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyusunan laporan keuangan memiliki peranan yang sangat penting

dalam suatu perusahaan. Sebab laporan keuangan merupakan dasar

dalam menentukan atau menilai posisi keuangan perusahaan. Darmawan

(2012:1) mengemukakan bahwa laporan keuangan tersebut bertujuan

sebagai laporan yang ditujukan kepada berbagai pengguna laporan

keuangan yang memiliki kebutuhan informasi tentang keuangan secara

umum yang tidak memiliki hak untuk meminta laporan keuangan tersebut

dan disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan informasi tertentu. Nantinya

informasi tersebut digunakan sebagai acuan dalam pertimbangan dan

pengambilan keputusan baik untuk pihak

internal perusahaan maupun pihak eksternal perusahaan.

Darmawan (2012:7) mengemukakan bahwa tujuan yang dinyatakan pada

laporan keuangan usaha kecil menengah atau entitas tanpa akuntabilitas publik

(SME), yaitu menghasilkan infomasi mengenai posisi keuangan, kinerja,

dan arus kas dari entitas yang bermanfaat, guna pengambilan keputusan

ekonomi oleh berbagai pengguna luas, beberapa pengguna laporan

mungkin tidak memiliki hak untuk meminta laporan keuangan terkait

untuk memenuhi kebutuhan tertentunya. Jika tujuan dasar laporan

keuangan adalah sebagai informasi keuangan perusahaan, maka hendaknya


penyajian laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang nantinya

akan mempermudah manajemen perusahaan dalam pengambilan

keputusan. Untuk itu Ikatan Akuntansi

Indonesia pada tanggal 17 Juli 2009 menerbitkan Standar


Akuntansi

2.Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP). Terbitnya

SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (ETAP) tersebut merupakan bukti

nyata dukungan IAI terhadap usaha kecil dan menengah (UKM). Standar

Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP) dimaksudkan digunakan oleh Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (ETAP) yaitu entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik

signifikan; dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general

purpose financial statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna

eksternal adalah pemilik yang tidak terlibat langsung dalam pengelolaan

usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit. SAK ETAP bertujuan

untuk menciptakan fleksibilitas dalam penerapannya dan diharapkan

memberi kemudahan bagi penggunanya untuk mengakses pendanaan

dari perbankan. SAK ETAP merupakan SAK yang berdiri sendiri dan

tidak mengacu pada SAK Umum. sebagian besar menggunakan konsep

biaya historis; mengatur transaksi yang dilakukan oleh ETAP; bentuk

pengaturan yang lebih sederhana dalam hal perlakuan akuntansi dan relatif

tidak berubah selama beberapa tahun (Ikatan

Akuntan Indonesia, 2016)

CV X merupakan perusahaan yang bergerak di bidang petelur. Laporan

keuangan yang disusun oleh CV X meliputi laporan laba rugi dan

laporan posisi keuangan (neraca) saja. Padahal jika dilihat pada Standar

Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

laporan keuangan

terdiri dari 5 komponen laporan keuangan (Darmawan, 2012:23), yaitu :


1. Neraca

2. Laporan Laba Rugi

3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

4. Laporan Arus Kas

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Penyusunan laporan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP) ini diharapkan akan

mempermudah perusahaan untuk mengembangkan usahanya contohnya untuk

mempermudah perusahaan dalam memperoleh pinjaman dari bank.

Jika perusahaan menyajikan laporan keuangan sesuai dengan stan dar maka

laporan keuangan tersebut dapat dikatakan relevan dan dapat

diperbandingkan guna membantu

pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan.

1.2 Tujuan Studi Lapang

1. Untuk mengetahui apakah laporan keuangan pada CV X telah sesuai

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK-ETAP)

2. Untuk mengetahui bagaimana penyusunan laporan keuangan yang sesuai

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK-ETAP)

1.3 Manfaat Studi Lapang

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam penyusunan laporan keuangan yang

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Tanpa Akuntabilitas Publik

(SAK ETAP)
2. Sebagai referensi dalam menambah wawasan perihal penyusunan laporan

keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

1.4 Ruang Lingkup Studi Lapang

Penulis menetapkan ruang lingkup studi lapang yaitu membahas

perihal susunan laporan keuangan pada CV X tahun 2019

1.5 Metode Pengumpulan Data

Dalam hal ini metode pengumpulan data yan g dilakukan oleh penulis

adalah:

1. Metode Dokumentasi

Dokumentasi merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Penulis

melakukan dokumentasi berbentuk gambar dari laporan

keuangan yang digunakan oleh CV X

2. Observasi

Observasi merupakan pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

peristiwa-peristiwa yang diteliti. Dalam hal ini penulis

melakukan observasi mengenai laporan keuangan CV X


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Laporan Keuangan

1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 (2015:1) laporan

keuangan adalah “Laporan keuangan adalah penyajian terstruktur

dari posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas.”

1.1.2 Jenis Laporan Keuangan

Menurut Muawanah dan Fahmi (2008:207) terdapat lima jenis laporan


keuangan,

antara lain:

1. Laporan Laba Rugi

Laporan laba rugi adalah laporan keuangan yang berisi mengenai aktivitas

operasional perusahaan atau suatu entitas dengan

memperhitungkan pendapatan dan beban-beban selama satu periode.

2. Laporan Perubahan Ekuitas

Laporan perubahan ekuitas adalah laporan keuangan yang

menunjukan perubahan ekuitas selama satu periode .

3. Neraca
Neraca yaitu laporan keuangan yang melaporkan posisi aset,

kewajiban dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu.

4. Laporan Arus Kas

Laporan arus kas adalah laporan yang menunjukkan sumber

pemasukan dan penggunaan kas selama satu periode sehingga saldo

5
kas nampak seperti di neraca. Laporan arus kas tersebut membutuhkan data atau
informasi dari neraca periode sebelumnya dan periode yang bersangkutan dan
laporan laba rugi pada periode yang
kebersangkutan.

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan adalah laporan keuangan yang menunjukkan

penjelasan secara naratif atau rincian dalam laporan keuangan perusahaan yaitu

neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan arus kas

serta informasi-informasi tambahan lainnya yang tidak disajikan dalam laporan

keuangan

namun diperlukan dalam rangka penyajian laporan secara wajar.

1.1.3 Tujuan Laporan Keuangan

Tujuan dalam membuat laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting untuk

diterapkan perusahaan sebelum pembuatan laporan keuangan. Menurut

Muawanah dan Fahmi (2008:400) Penetapan tujuan laporan keuangan meliputi

kegiatan seperti mengidentifaksi pemakai laporan keuangan, mengidentifikasi

keputusan apa saja yang dilakukan

oleh pemakai laporan keuangan tersebut dan keperluan informasi lainnya.

Dengan mengetahui tujuan laporan keuangan, seorang akuntan dapat menentukan

kriteria yang diperlukan untuk menghasilkan cara-cara terbaik dalam melaporkan

informasi yang di sajikan dalam laporan keuangan tersebut. Dengan demikian

laporan keuangan akan dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan

para pemakainya. IAI (2016 :1)

menyebutkan bahwa tujuan rangkaian dasar penyajian dan penyusunan


laporan keuangan adalah untuk digunakan sebagai acuan bagi:

1. Komite penyusun standar akuntansi laporan keuangan dalam

pelakasanaan profesinya atau tugas-tugasnya

2. Penyusun laporan keuangan, untuk menyelesaikan permasalahan

akuntansi yang belum diatur dan tertulis dalam standar akuntansi.

3. Auditor, dalam memberikan pendapat mengenai laporan keuangan


tersebut sudah disusun sesuai dengan prinsip akuntansi.

4. Para pemakai laporan keuangan, dalam menafsirkan informasi yang disajikan

dalam laporan keuangan yang disusun sesuai dengan standar

akuntansi keuangan

1.1.4 Pemakai Laporan Keuangan

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK No. 1 menyatakan

bahwa penggunaan laporan keuangan meliputi investor sekarang dan investor

potensial, karyawan, pemberi pinjaman, pemasok, dan usaha kreditor lainnya,

pelanggan, pemerintah serta lembaga-lembaga lainnya dan masyarakat. Pemakai

laporan keuangan dibagi menjadi dua Bagian yaitu pihak internal dan pihak

eksternal.

1. Pihak Internal

Yang dimaksud pihak internal adalah pihak yang berada dalam ruang lingkup

perusahaan. Pihak tersebut memerlukan laporan keuangan untuk mengambil

keputusan dan kebijkan-kebijakan yang dibutuhkan

oleh perusahaan di masa mendatang.

2. Pihak Eksternal
Yang dimaksud pihak eksternal yaitu pihak yang berada diluar

lingkup perusahaan, yaitu:

1. Investor

Sebagai penanam modal perlu untuk mengetahui hasil dan posisi keuangan

perusahaan dimana ia menanamkan modalnya. Dari melihat laporan keuangan

perusahaan tersebut seorang investor dapat menentukan kebijakan untuk

menanamkan modalnya kembali,

mengurangi modalnya atau bahkan berhenti menanamkan modalnya.

2. Kreditur
Kreditur merupakan pihak yang menyediakan atau menjamin keuangan

perusahaan dengan memberikan pinjaman atau kredit perusahaan. Dengan melihat

laporan keuangan, pihak kreditur dapat melihat dan memberikan keputusan

apakah perusahaan tersebut

dapat membayar pinjamannya atau tidak dimasa mendatang.

3. Pemasok

Pemasok menggunakan laporan keuangan untuk mengambil keputusan apakah

jumlah yang terutang akan dapat terbayar saat

jatuh tempo nanti atau tidak.

4. Masyarakat

Perusahaan mempengaruhi anggota masyarakat dalam berbagai cara. Misalnya

perusahaan dapat memberikan kontribusi yang berarti pada perekonomian nasional,

contohnya jumlah orang yang dipekerjakan atau perlindungan yang diberikan

kepada penanam modal domestik. Laporan keuangan dapat membantu masyarak

at dengan menyediakan informasi perusahaan dan perkembangan terakhir

perusahaan serta rangkaian aktivitasnya.

2.2 Laporan Keuangan Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa


Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP)

2.2.1 Ruang Lingkup SAK ETAP


Standar Akuntansi Keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAKETAP)

dimaksudkan untuk digunakan entitas tanpa akuntabilitas publik. Entitas tanpa

akuntabilitas publik adalah entitas yang:

(a) Tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan; dan

(b) Menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum (general purpose financial

statement) bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah

pemilik yang tidak terlibat langsung dalam

pengelolaan usaha, kreditur, dan lembaga pemeringkat kredit.

Entitas memiliki akuntabilitas publik signifikan jika:


(a) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses

pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar

modal atau regulator lain.

(b) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompokan

besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek,

dana pensiun, reksa dana dan

bank investasi. Entitas yang memiliki akuntabilitas publik

signifikan dapat menggunakan SAK ETAP jika otoritas berwenang

membuat regulasi mengizinkan penggunaan SAKETAP.

Jika dilihat dari standar tersebut, Mackenzie (2011:3) memberi contoh megenai

entitas yang tidak termasuk dalam ruang lingkup standar entitas tanpa

akuntabilitas publik karena memiliki aset di

dalam suatu kapasitas sebagai fidusia:

1. Bank

2. Asosiasi Kredit

3. Perusahaan Asuransi

4. Dealer Sekuritas

5. Reksadana

6. Bank Investasi

1.2.2 Tujuan Laporan Keuangan berdasarkan SAK ETAP

Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi po sisi keuangan,

kinerja keuangan dan laporan arus kas suatu entitas yang bermanfaat bagi

sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun

yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi

kebutuhan informasi tertentu. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga

menunjukkan apa yang telah dilakukan manajemen (stewardship) atau

pertanggungjawaban manajemen

atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya.


11

1.2.3 Karakteristik Kualitatif Informasi Dalam Laporan Keuangan

1. Dapat Dipahami

Kualitas yang sangat penting dalam informasi yang disajikan laporan keuangan

adalah kemudahan agar segera dapat dipahami oleh pemakainya. Untuk

maksud ini ialah pemakai diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai

tentang aktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk

mempelajari informasi-informasi

dengan ketekunan yang wajar.

2. Relevan
Agar bermanfaat, informasi harus relevan dengan kebutuhan

pemakainya untuk proses pengembalian keputusan.

3. Materialitas

Informasi dianggap material jika ke lalaian dalam mencantumkan kesalahan

dalam pencatatan informasi tersebut dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi oleh penggunanya

4. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi yang disajikan dalam laporan keuangan harus andal.

Informasi yang memiliki kualitas andal jika bebas dari kesalahan material dan

bias, dan penyajian secara jujur apa yang

seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat di sajikan.

5. Substansi Mengungguli Bentuk

Transaksi, peristiwa dan kondisi lain dicatat dan disajikan atau yang

secara wajar diharapkan dapat disajikan

6. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian yan tidak dapat diabaikan meliputi berbagai peristiwa
Dan keadaan yang dipahami berdasarkan pengungkapan sifat dan penjelasan

peristiwa dan keadaan tersebut dan melalui penggunaan pertimbangan sehat dalam

menyusun laporan keuangan.

7. Kelengkapan

Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam

batasan materialitas dan biaya. Kesengajaan untuk tidak mengungkapkan dapat

mengakibatkan informasi menjadi tidak benar atau menyesatkan dan karena itu

tidak dapat diandalkan dan kurang

mencukupi ditinjau dari segi relevansi.

8. Dapat Dibandingkan

Pengguna dapat membandingkan laporan keuangan entitas

antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan posisi.

9. Tepat Waktu

Agar relevan, informasi dalam laporan keuangan harus dapat mempengaruhi

keputusan ekonomi para penggunanya. Tepat waktu meliputi penyediaan

informasi laporan keuangan dalam jangka waktu pengambilan keputusan. Jika

terdapat penundaan yang tidak semestinya dalam pelaporan, maka informasi yang

dihasilkan akan kehilangan

relevansinya.

10. Keseimbangan antara Biaya dan Manfaat

Manfaat informasi seharusnya melebihi biaya penyediaannya. Namun

demikian, evaluasi biaya dan manfaat merupakan proses

pertimbangan yang substansial.


13
1.2.4 Penyajian Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)

1. Neraca

Menurut SAK ETAP bab 4 Laporan posisi keuangan menyajikan aset, kewajiban,

dan ekuitas suatu entitas pada suatu periode tertentu sampai akhir periode

pelaporan. Informasi yang disajikan dalam

laporan posisi keuangan minimal mencakup pos-pos berikut:

(a) Kas dan setara kas

(b) Piutang usaha dan piutang lainnya

(C) Persediaan

(d) Properti investasi

(e) Aset tetap

(f) Aset tidak berwujud

(g) Utang usaha dan utang lainnya

(h) Aset dan kewajiban pajak

(i) Kewajiban diestimasi

(j) Ekuitas

Entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu

klasifikasi yang terpisah dalam neraca.

Berikut ini adalah klasifikasi akun yang disajikan dalam Neraca,

yaitu sebagai berikut:

A. Aset
1.1 Aset Lancar

1.1.1 Kas

1.1.1.1 Kas Ngembal

1.1.1.2 Kas Surabaya

1.1.1.3 Bank BCA

1.1.2 Piutang Dagang


1.1.2.1 Piutang CV Y

1.1.2.2 Piutang Ayam Afkir

1.1.3 Persediaan

1.1.3.1 Persediaan Pakan Ternak

1.1.3.2 Persediaan Obat-obatan

1.1.3.3 Persediaan Jagung

1.1.3.4 Persediaan Katul

1.1.3.5 Persediaan Ayam Grower

1.1.3.6 Persediaan Ayam Produksi

1.2 Aset Tetap Berwujud

1.2.1 Aset Tetap

1.2.1.1 Bangunan Kandang

1.2.1.2 Kendaraan

1.2.1.3 Peralatan Kandang

1.2.2 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap

1.2.2.1 Akumulasi Penyusutan Bangunan Kandang

1.2.2.2 Akumulasi Penyusutan Kendaraan

1.2.2.3 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kanda


1.2.2.4 Akumulasi Penyusutan Ayam

B. Kewajiban

2.1 Kewajiban Jangka Pendek

2.1.1 Hutang

2.1.1.1 Hutang Pakan Ternak

2.1.1.2 Hutang Obat-obatan

2.1.1.3 Hutang Jagung / Katul

C. Ekuitas

3.1 Modal

3.2 Saldo Laba


2. Laporan Laba Rugi

Menurut SAK ETAP pada bab 5 menyatakan bahwa entitas menyajikan

laporan laba rugi untuk suatu periode yang merupakan kinerja keuangannya

selama periode tersebut (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016). Laporan laba rugi

minimal mencakup pos-pos sebagai

berikut:

(a) Pendapatan

(b) Beban keuangan

(c) Bagian laba atau rugi dari investasi yang menggunakan metode

ekuitas

(d) Beban pajak

(e) Laba atau rugi netto


Berikut ini adalah klasifikasi akun yang disajikan dalam Laporan

Laba Rugi CV X, yaitu sebagai berikut:

A. Pendapatan

1.1 Penjualan Telur

B. Beban

2.1 Beban Pokok Penjualan Barang Dagangan

2.1.1 Beban Pemakaian Pakan Ternak

2.1.2 Beban Pemakaian Obat

2.1.3 Beban Pemakaian Jagung

2.1.4 Beban Pemakaian Katul

2.2 Beban Administrasi dan Umum

2.2.1 Gaji Karyawan

2.2.2 Lembur Karyawan

2.2.3 Uang Makan Karyawan

2.2.4 Bonus Karyawan

2.2.5 Beban Listrik

2.2.6 Beban Bahan Bakar


2.2.7 Beban Perawatan Kandang

2.2.8 Beban Perawatan Peralatan

2.2.9 Beban Penyusutan Kandang

2.3.0 Beban Penyusutan Ayam

2.3.1 Beban Penyusutan Kendaraan

2.3.2 Beban Kerugian Ayam Mati

2.3 Pendapatan / Beban Di Luar Usaha

2.3.1 Pendapatan Bunga

Penjelasan dari analisis beban dalam laporan keuangan yang

diklasifikasi berdasarkan beban atau fungsi beban adalah sebagai

berikut:

2.1 Analisis Beban Menggunakan Sifat Beban

Beban dikumpulkan dalam laporan laba rugi berdasarkan

sifatnya yaitu beban dan biaya contohnya biaya gaji karyawan.

2.2 Analisis Beban Menggunakan Fungsi Beban


Beban dikumpulkan sesuai dengan fungsinya sebagai bagian

dari biaya penjualan, biaya distribusi dan biaya administrasi/umum.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2016) dalam SAK ETAP, berikut

ini adalah contoh format laporan laba rugi yang diklasifikasi

menurut sifat beban dan fungsi beban.

Tabel 1
Contoh laporan laba rugi yang diklasifikasi menurut sifat beban dan fungsi beban
Analisis Menggunakan Sifat Beban: Analisis Menggunakan Fungsi Beban:

PT X PT X
Laporan Laba Rugi Laporan Laba Rugi
31 Desember 20xx 31 Desember 20xx

Pendapatan x Pendapatan x
Pendapatan operasi lain x Beban pokok penjualan (x)
Perubahan Persediaan barang jadi Laba bruto x
dan barang dalam proses x Pendapatan operasi lainnya x
Bahan baku yang digunakan x Beban pemasaran (x)
Beban pegawai x Beban umum dan administrasi (x)
Beban penyusutan dan x Beban operasi lain (x)
amortisasi Beban operasi lainnya x
Jumlah beban operasi (x)
Laba operasi x Laba operasi x

Sumber: SAK ETAP oleh Ikatan Akuntan Indonesia, 2016

3. Laporan Perubahan Ekuitas dan Laporan Laba Rugi dan Saldo Laba

3.1 Laporan Perubahan Ekuitas

Menurut SAK ETAP bab 6 laporan perubahan ekuitas

menyajikan laba atau rugi suatu perusahaan untuk suatu periode,

pendapatan dan beban diakui secara langsung dalam ekuitas dalam periode

tersebut. Pengaruh perubahan kebijakan akuntansi dan koreksi

kesalahan yang diakui dalam periode tersebut, dan (bergantung

pada format laporan keuangan yang dipilih oleh entitas) jumlah

investasi oleh, dan dividen dan distribusi lain ke, pemilik ekuitas

selama periode tersebut. Entitas menyajikan laporan perubahan ekuitas

yang menunjukkan adanya :

(a) Laba atau rugi untuk suatu periode

(b) Pendapatan dan beban diakui secara langsung dalam ekuitas

(c) Untuk tiap komponen ekuitas, pengaruh perubahan kebijakan

akuntansi dan koreksi kesalahan diakui sesuai Bab 9 Kebijakan

Akuntansi, Estimasi dan Kesalahan


(d) Untuk setiap komponen ekuitas, suatu rekonsiliasi antara jumlah

tercatat pada awal dan pada akhir periode, diungkapkan

secara terpisah perubahan yang berasal dari:

(i) Laba atau rugi

(ii) Pendapatan dan beban yang diakui langsung dalam ekuitas

(iii) Jumlah investasi, dividen dan distribusi lainnya ke pemilik

ekuitas, yang menunjukkan secara terpisah modal saham,


transaksi saham treasuri, dan dividen serta distribusi lainnya ke pemilik
ekuitas, dan perubahan kepemilikan dalam entitas anak yang tidak mengakibatkan
kehilangan pengendalian.
Laporan laba rugi dan saldo laba menyajikan laba atau rugi entitas dan perubahan

saldo laba untuk suatu periode pelaporan. Entitas menyajikan di laporan laba rugi

dan saldo laba pos-pos berikut

sebagai tambahan atas informasi yang disyaratk an dalam Bab 5

Laporan Laba Rugi.

(a) Saldo laba pada awal periode

(b) Dividen yang diumumkan dan dibayarkan untuk terutang

selama periode

(c) Penyajian kembali saldo laba setelah koreksi kesalahan periode

lalu
(d) Penyajian kembali saldo laba setelah perubahan kebijakan

akuntansi; dan

(e) Saldo laba pada akhir periode pelaporan

4. Laporan Arus Kas

Menurut SAK ETAP bab 7 laporan arus kas menyajikan informasi perubahan historis

atas kas dan setara kas entitas, yang menunjukkan secara terpisah perubahan yang

terjadi selama satu periode dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan.

1. Aktivitas Operasi
Arus kas dari aktivitas operasi terutama diperoleh dari aktivitas penghasil utama
pendapatan entitas. Oleh karena itu, arus kas tersebut pada umumnya berasal
dari transaksi dan peristiwa dan kondisi lain yang mempengaruhi penetapan laba
atau rugi. Contoh
arus kas dari aktivitas operasi adalah:

(a) Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa


(b) Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapatan lain

(c) Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa

(d) Pembayaran kas kepada dan atas nama karyawan

(e) Pembayaran kas atau restitusi pajak penghasilan kecuali jika dapat

diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian dari

aktivitas pendanaan dan investasi

(f) Penerimaan dan pembayaran kas dari investasi, pinjaman, dan kontrak lainnya

yang dimiliki untuk tujuan perdagangan, yang sejenis dengan persediaan yang

dimaksudkan untuk dijual

kembali.
2. Aktivitas Investasi

Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan pengeluaran kas sehubungan

dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan

arus kas masa depan. Contoh arus kas

yang berasal dari aktivitas investasi adalah :

(a) Pembayaran kas untuk memperoleh aset tetap (termasuk aset tetap yang

dibangun sendiri), aset tidak berwujud dan aset

jangka panjang lainnya.


(b) Penerimaan kas dari penjualan aset tetap, aset tidak berwujud,

dan aset jangka panjang lainnya

(c) Pembayaran kas untuk perolehan efek ekuitas atau efek utang entitas lain dan

bunga dalam joint venture (selain pembayaran untuk efek yang diklasifikasikan

sebagai kas atau setara kas atau

dimiliki untuk diperdagangkan)

(d) Penerimaan kas dari penjualan efek ekuitas atau efek utang dari entitas lain dan

bunga dari joint venture (selain penerimaan dari efek yang diklasifikasikan sebagai

setara kas atau dimiliki untuk diperdagangkan)

(e) Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

(f) Penerimaan kas dari pembayaran kembali uang muka dan


pinjaman yang diberikan kepada pihak lain

3. Aktivitas Pendanaan

Contoh arus kas yang berasal dari aktivitas pendanaan adalah:

(a) Penerimaan kas dari penerbitan saham atau efek ekuitas lain

(b) Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik

atau menebus saham entitas


(c) Penerimaan kas dari penerbitan pinjaman, wesel, dan pinjaman

jangka pendek atau jangka panjang lainnya

(d) Pelunasan pinjaman;

(e) Pembayaran kas oleh lessee untuk mengurangi saldo kewajiban

yang berkaitan dengan sewa pembiayaan

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Menurut SAK ETAP bab 8 Catatan atas laporan keuangan berisi informasi sebagai

tambahan inform asi yang disajikan dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan

keuangan memberikan penjelasan naratif atau rincian jumlah yang disajikan dalam

laporan keuangan dan informasi pos-pos yang tidak memenuhi kriteria

pengakuan

dalam laporan keuangan. Catatan atas laporan keuangan harus:

(a) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan

keuangan dan kebijakan akuntansi tertentu

(b) Mengungkapkan informasi yang disyaratkan dalam SAK ETAP

tetapi tidak disajikan dalam laporan keuangan; dan

(c) Memberikan informasi tambahan yang tidak disajikan dalam


laporan keuangan, tetapi relevan untuk memahami laporan keuangan
BAB 3

HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Gambaran Objek Studi

3.1.1 Gambaran Umum CV X

Pertumbuhan penduduk di Indonesia semakin meningkat dari tahun

ke tahun. Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk, kebutuhan

akan protein hewani sangatlah penting. Untuk memenuhi kebutuhan

pangan domestik, maka mulai tahun 1998 CV X memulai

usahanya untuk menghasilkan telur premium guna memenuhi kebutuhan

masyarakat akan

protein hewani.

CV X merupakan perusahaan ayam petelur yang memulai usahanya

sejak tahun 1998 hingga sekarang. Lokasi CV X berpusat di kota

Surabaya dan lokasi perkandangan unit pemeliharaan ayam petelur

terletak di Kabupaten Mojokerto. CV X merupakan perusahaan yang

menjual telur

ayam yang berasal dari peternakan sendiri.

Pada tahun 1998 sampai 2009 CV X menditribusikan hasil

telurnya hanya ke wilayah Provinsi Jawa Timur dan Madura, tetapi mulai

tahun 2010 hingga sekarang CV X mulai mendistribusikan telurnya

hingga ke Kota

Banjarmasin, Maumere, Ternate hingga Jayapura.


3.1.2 Visi dan Misi CV X

Visi dan misi yang dimiliki CV X adalah sebagai berikut:

1. Visi Menjadi pelopor penghasil telur premium di Indonesia


2. Misi
1. Memperkenalkan telur premium yang memiliki banyak manfaat

bagi masyarakat

2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang petelur

3. Membangun kemitraan guna perkembangan petelur dalam

pemasaran produk dalam tingkat nasional

4. Menggunakan teknologi tingkat guna yang berwawasan

lingkungan
3.1.3 Struktur Organisasi CV X

PERSEROAN
PASIF
DIREKTUR
KEUANGAN
DIREKTUR

GENERAL
MANAGER

FINANCE AND
MARKETING ADMINISTRASI
ACCOUNTING

FINANCIAL
IT TAX DIVISION
REPORTING

SUPERVISOR
KANDANG

DIVISI
KANDANG

DIVISI
GUDANG

LSumber: CV X
Gambar 1
Struktur Organisasi Pada CV X

Setiap peusahaan pada umumnya memiliki struktur organisasi yang


menggambarkan susunan atau komponen yang berhubungan antara fungsi dan
bagian. Adanya struktur organisasi tersebut sangat diperlukan oleh perusahaan
dengan maksud untuk mencapai kesepakatan bersama. Selain itu bertujuan agar
setiap komponen dalam perusahaan bisa berfungsi secara optimal dan pergerakan
perusahaan dapat berjalan secara efektif dan efisien. Berikut ini adalah penjabaran
mengenai tugas pokok dan wewenang dari masing- masing jabatan di CV X yaitu:

1. Perseroan Pasif
Tugas dari Perseroan Pasif adalah :

1. Mengeluarkan kebijakan-kebijakan yang dibutuhkan oleh perusahaan

2. Mengawasi langsung jalannya proses produksi telur di kandang perusahaan

3. Melakukan pemeriksaan laporan keuangan setiap bulannya

4. Melakukan hubungan langsung dengan konsumen yang berasal dari luar

Pulau Jawa

5. Menetapkan harga telur per hari nya bersama dengan direktur perusahaan

2. Direktur

Tugas dari Direktur adalah :

1. Bertanggungjawab atas pelaksanaan manajemen dalam perusahaan

2. Melakukan pengawasan terhadap kinerja karyawan

3. Menyetujui anggaran yang sudah dibuat oleh general manajer

4. Mewakili perusahaan untuk melakukan hubungan langsung dengan

konsumen yang berasal dari Pulau Jawa

5. Mengawasi naik dan turunnya harga telur di pasaran

6. Memimpin perusahaan dengan menerbitkan kebijakan-kebijakan

perusahaan

7. Menyetujui anggaran tahunan perusahaan

3. Direktur Keuangan

Tugas dari Direktur Keuangan adalah:

1. Mengawasi aktivitas keluar dan masuknya keuangan perusahaan dari bagian

accounting dan melakukan pengecekan secara fisik atas jumlah kas yang ada di

brankas perusahaan dan saldo bank untuk mengetahui

kesesuaian antara saldo catatan dengan jumlah uang secara fisiknya.

2. Bertanggungjawab atas pengkoordinasian dan pengawasan terhadap

keuangan perusahaan.

3. Memiliki wewenang melakukan pembayaran hutang kepada supplier

dibantu dengan Accounting


4. Melakukan penggajian terhadap karyawan perusahaan

5. Mengambil keputusan yang berkaitan dengan pembelanjaan perusahaan

6. Merencanakan, mengatur, dan mengontrol perencanaan, laporan keuangan

Dan pembiayaan perusahaan.

4. General Manajer

1. Melakukan pengawasan dalam pelaksanaan pembukuan dan penyusunan

laporan keuangan

2. Mengatur, menyusun dan mengawasi jalannya pelaksanaan kebijakan-

kebijakan karyawan

3. Memiliki wewenang untuk mengeluarkan uang atau menandatangani cek

sebesar yang telah ditentukan oleh Direktur untuk keperluan perusahaan.

4. Melakukan pemeriksaan terhadap kas perusahaan

5. Melakukan pemeriksaan terhadap laporan produksi telur p er hari

6. Melakukan pengecekan terhadap penjualan telur luar pulau jawa


7. Membantu tugas administrasi dalam melakukan pemesanan bahan baku

kepada supplier

8. Menginformasikan harga bahan baku kepada administrasi jika terjadi

perubahan harga

5. Accounting
Tugas Accounting antara lain :

1. Memiliki wewenang untuk melakukan semua proses penerimaan dan

pengeluaran uang perusahaan

2. Melakukan penagihan piutang kepada customer perusahaan

3. Melakukan pengecekan keluar masuk dari bank, deposito dan beberapa

investasi keuangan lain.

4. Bertanggung jawab secara penuh atas pemasukan dan pengeluaran uang

perusahaan

5. Memeriksa dan meneliti semua bukti penerimaan dan pengeluaran kas atau
bank

6. Melakukan pembayaran operasional harian


7. Memastikan rekonsiliasi dan penyesuaian data finansial l ain perihal buku

kas dan rekening bank terlaksana dengan baik

6. Marketing

Tugas dari Marketing antara lain :

1. Memiliki tugas utama dalam hal pelayanan konsumen

2. Berinteraksi langsung kepada konsumen dengan cara menawarkan produk-


produk perusahaan sesuai dengan daerah yang sudah disepakat oleh Direktur

3. Melakukan penagihan kepada konsumen sesuai dengan daerah-daerah

yang sudah ditetapkan sebelumnya

7. Tax Division

Tugas Tax Division antara lain :


1. Mengatur keperluan serta biaya dalam melakukan pembayaran pajak
2. Menyusun rencana perpajakan untuk optimalisasi pajak.
3. Berhubungan langsung dengan pihak luar yang menyangkut tentang pajak

8. Administrasi
Tugas Administrasi antara lain :

1. Melakukan pencatatan terhadap hasil produksi telur yang diperoleh dari


pervisor

kandang

2. Mengatur jadwal supir yang digunakan untuk mengirim telur ke customer

3. Bertanggungjawab dalam perhitungan absensi karyawan kandang

9. Financial Reporting
Tugas Financial Reporting antara lain :

1. Melakukan input data ke program akuntansi perusahaan sehingga

menghasilkan laporan keuangan yang berguna bagi Direktur dalam membuat

keputusan. Data-data yang dibutuhkan untuk membuat laporan keuangan didapat

dari karyawan yang berada di kandang peternakan yang

sudah direkap oleh Supervisor Kandang


2. Memiliki tanggung jawab atas pengawasan dan pelaksanaan kegiatan

pencatatan, pengikhtisaran, pengelompokan dan pelaporan dari data-data yang

dimiliki perusahaan serta melakukan sistem akuntansi atau

pembukuan akuntansi secara tepat

3. Melakukan penjurnalan dan pembukuan terhadap laporan keuangan

4. Mengarsip laporan-laporan dan data-data yang dikirim oleh supervisor

kandang

10. Supervisor Kandang

Tugas dari Supervisor Kandang antara lain :

1. Bertanggungjawab secara langsung atas produksi telur dan pemeliharaan

ayam dalam kandang

2. Melakukan pencatatan masuk dan keluarnya barang dalam kartu stok barang

dan melakukan stok opname dengan mencocokkan stok menurut

komputer dan jumlah fisiknya

3. Bertanggungjawab terhadap peralatan-peralatan atan alat operasional yang

dipakai dalam kandang

11. Divisi Kandang


Divisi Kandang memilki tugas antara lain :
1. Bertanggungjawab atas jumlah butir telur dan ayam dalam kandang
2. Bertugas untuk memberikan pakan seluruh kandang ayam
3. Bertugas melakukan vaksinasi dan memberi obat kepada seluruh ayam
4. Melakukan perawatan kandang ayam dan melakukan perbaikan jika terjadi
kerusakan

12. Divisi Gudang


Divisi Gudang memiliki tugas antara lain :
1. Menimbang butir telur dari divisi kandang
2. Melakukan sortir telur dan meletakkan telur ke dalam egg trey
3. Melakukan penalian terhadap telur sesuai dengan pesanan konsumen
31

3.2 Pembahasan

Dalam pembahasan ini, penulis akan menyajikan laporan keuangan CV X

dengan menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas

Tanpa

Akuntabilitas (SAK ETAP).

1. Neraca

Berikut ini adalah neraca yang disusun oleh CV X:

Gambar 2
Neraca pada CV X Bulan Januari 2019

Neraca CV X yang disajikan dalam gambar 2 belum sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP). Menurut SAK ETAP bab 4 mengenai neraca,

entitas harus menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban

jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam


neraca. Sehingga neraca yang disusun oleh CV X terdapat ketidaksesuaian dengan
standar yang ada. Yang dimaksud ketidaksesuaian tersebut akan
dijelaskan secara lebih lengkap sebagai berikut:
1. Pengklasifikasian dalam neraca tersebut belum tepat. Piutang dan

persediaan disajikan kedalam nomor akun yang berbeda dengan aset lancar.

Seharusnya piutang dan persediaan juga merupakan akun aset

lancar sehingga tidak perlu ada pemisahan nomor akun.

2. Akun akumulasi penyusutan aktiva tidak perlu dibuatkan nomor akun

tersendiri. Karena akun akumulasi penyusutan sudah termasuk kedalam aset tetap.

Seharusnya akun akumulasi penyusutan aktiva dijadikan satu

dengan aset tetap.

3. Akun modal dan laba ditahan/saldo laba merupakan ekuitas. Sehingga

akun tersebut tidak perlu dipisah dalam nomor akun yang berbeda.

Neraca CV X Bulan Januari 2019 yang di sajikan dalam gambar 3

merupakan susunan neraca yang sesuai dengan SAK ETAP. Penulis

menyajikan neraca menggunakan bentuk laporan / stafel (report form) yaitu neraca

bentuk laporan yang disusun dengan meletakkan aset di atas serta

kewajiban dan ekuitas di bawahnya (Bahri, 2016:149).

Dalam neraca sudah disajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka

pendek dan kewajiban jangka panjang, sebagai suatu klasifikasi yang terpisah.

Berikut adalah penyajian neraca CV X bulan Januari 2019 yang sesuai dengan

Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik (SAK ETAP) :


33

Gambar 3
Neraca pada CV X Bulan Januari 2019
34

2. Laporan Laba Rugi

Berikut ini adalah laporan laba rugi yang disusun oleh CV X:

Gambar 4
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang

disajikan dalam gambar 4, laporan laba rugi yang disusun oleh CV X

diklasifikasi ke dalam akun pendapatan usaha, pendapatan lain-lain dan

biaya operasi yang terdiri dari biaya administrasi dan umum. Laporan laba

rugi tersebut belum sesuai dengan SAK ETAP karena tidak ada keterangan

secara terp erinci dalam akun pendapatan maupun beban. Seharusnya di

dalam laporan tersebut disebutkan beban apa saja yang masuk ke dal am

biaya administrasi dan umum sehingga beban-beban terebut dapat dituliskan

dengan lengkap dalam laporan keuangan. Berikut ini adalah contoh laporan

laba rugi dari CV X yang sesuai

dengan SAK ETAP:


35

Gambar 5
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

yang disajikan dalam gambar 5, laporan tersebut merupakan laporan

laba rugi dengan metode sifat beban. Laporan tersebut mengklasifikasi

pendapatan

maupun beban dan dikelompokkan sesuai dengan sifatnya.

Selain menggunakan metode sifat beban, penulis juga akan

menyajikan laporan laba rugi dengan metode fungsi beban. Dalam

menggunakan metode

fungsi beban, akun pendapatan dan beban dikelompokkan sesuai dengan


fungsinya. Contohnya dalam akun pendapatan diklasifikasi menjadi dua bagian
yaitu pendapatan usaha dan pendapatan di luar u saha. Pendapatan usaha adalah
pendapatan yang diperoleh dari k egiatan pokok perusahaan. Sedangkan pendapatan
di luar usaha adalah pendapatan yang diperoleh bukan
dari hasil kegiatan pokok (Bahri, 2016:137).
Akun beban dibagi ke dalam kelompok biaya produksi, biaya administrasi

dan umum dan biaya pemasaran (Bahri, 20 16:137). Yang termasuk dalam biaya

produksi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan kegiatan produksi terhadap

produk yang akan dijual. Yang termasuk dalam biaya administrasi dan umum adalah

biaya yang dikeluarkan untuk keperluan perusahaan sehingga perusahaan dapat

mengoperasionalkan kegiatan usahanya dengan baik. Lalu yang termasuk biaya

pemasaran yaitu mencakup beban-beban yang digunakan untuk

menyelenggarakan pemasaran atau penjualan barang/jasa dan pengangkutan

(Bahri, 2016:137). C ontohnya

adalah biaya gaji karyawan bagian pemasaran, biaya iklan dan lain-lain.

Berdasarkan Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019 yang disajikan

dalam gambar 6, Beban dibagi kedalam dua fungsi yaitu beban produksi dan

beban administrasi dan umum. Penyajian dalam metode fungsi beban tersebut akan

memberikan informasi yang relevan dan akurat bagi pengguna laporan keuangan

karena dijelaskan dengan lebih terperinci . Dalam laporan ini, terdapat informasi

tentang penjualan telur bulan Januari 2019 yaitu senilai Rp1.181.993770. Akun

beban dibagi menjadi dua yaitu beban produksi senilai Rp843.656.441,92 dan beban

administrasi dan umum senilai

Rp218.012.292,24.
37

Berikut adalah laporan laba rugi CV X menggunakan metode fungsi beban:

Gambar 6
Laporan Laba Rugi CV X Bulan Januari 2019

3. Laporan Perubahan Ekuitas

Dalam laporan keuangannya, CV X tidak menyajikan laporan perubahan

ekuitas. Karena CV X menyajikan laporan keuangan bulanan s

ehingga informasi mengenai saldo laba awal dan akhir periode tidak

diketahui nominalnya. Hal tersebut menyebabkan CV X tidak

menyajikan laporan

perubahan ekuitas dalam laporan keuangannya. Untuk itu penulis akan


38

menyajikan format laporan perubahan ekuitas berdasarkan Standar Akuntansi

Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP):

Gambar 8
Format Laporan Perubahan Ekuitas CV X Bulan Januari 2019

4. Laporan Arus Kas

Penyajian laporan arus kas sebagai berikut:

Sumber: CV X, Januari 2019.

Gambar 9
Laporan Arus Kas CV X Bulan Januari 2019
Dalam laporan keuangannya CV X tidak menyajikan laporan arus kas. Untuk ituu
penulis menyusun laporan arus kas yang sesuai dengan SAK ETAP berdasarkan data
yang berasal dari buku besar CV X pada gambar 9. Penulis menyajikan laporan arus
kas menggunakan metode langsung yaitu penyajian laporan arus kas menggunakan
sumber data yang berasal dari akun kas di dalam buku besar. Jika menggunakan
sumber data dari buku besar akun kas, harus diklasifikasi antara aktivitas investasi,
aktivitas operasi dan aktivitas
pendanaan.

Berikut adalah rincian dari tiap aktivitas yang disajikan dalam laporan arus

kas:

1. Arus Kas dari Aktivitas Operasi

Arus kas dari aktivitas operasi terdiri dari penerimaan piutang,

pembayaran hutang dan pengeluaran untuk beban-beban.

1. Penerimaan Piutang

Data tersebut bersumber pada kolom debit akun Bank BCA senilai

Rp1.724.122.807,71. Karena CV X menjurnal seluruh penerimaan piutang

dagang pada akun “Bank BCA”

2. Pembayaran Hutang

Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun Bank BCA senilai

Rp1.226.965.839,54. Karena CV X menjurnal pembayaran hutang pada

akun “Bank BCA” .

3. Pengeluaran Beban-beban

Data tersebut bersumber pada kolom kredit akun kas ngembal dan kas

surabaya. Karena kas ngembal dan kas surabaya digunakan oleh CV X untuk
membayar beban operasional kandang. Berikut rincian pengeluaran

beban oleh CV X:

1. Beban Gaji Karyawan = Rp96.700.816,95

2. Beban Listrik = Rp6.476.660,00

3. Beban Bahan Bakar = Rp700.000,00

4. Beban Perawatan Kandang = Rp65.477.500,00

5. Beban Perawatan Peralatan Kandang = Rp759.000,00

6. Beban Perawatan Kandang = Rp15.000,00

Jadi CV X mengalami kenaikan arus kas dari aktivitas operasi senilai


Rp327.027.991,22.

2. Saldo awal senilai Rp82.623.363,00. Informasi tersebut di dapat dari


saldo

awal dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank BCA.

Kas Ngembal = Rp2.368.000,00

Kas Surabaya = Rp27.310.800,00

Bank BCA = Rp52.944.563,00

3. Saldo akhir senilai Rp409.651.354,22. Informasi tersebut di dapat


dari

saldo akhir dari akun kas ngembal, kas ngembal dan bank BCA

Kas Ngembal = Rp3.918.907,71

Kas Surabaya = Rp38.671.400,00

Bank BCA = Rp367.061.046,51

5. Catatan atas Laporan Keuangan

Berdasarkan informasi yang diperoleh, CV X tidak menyajikan

catatan atas laporan keuangan. Sehingga tidak bisa menyajikan secara

terperinci

mengenai akun-akun yang ada dalam laporan keuangan


BAB 4

PENUTUP

4.1 Simpulan

Berdasarkan hasil analisis yang telah disampaikan diatas, dapat

disimpulkan bahwa laporan keuangan yang berlaku pada CV X belum sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik atau

SAK-ETAP. Dapat dilihat dari laporan laba rugi CV X terdapat kesalahan dalam

pengurutan akun dan tidak terdapat keterangan secara terperinci dalam akun

pendapatan maupun akun beban. Jika akun tersebut tidak dijelaskan secara

rinci, maka pengguna laporan keuangan akan kesulitan dalam mengevaluasi

pendapatan apa saja yang sudah masuk dan biaya apa saja yang sudah

dikeluarkan oleh perusahaan. Laporan laba rugi yang disajikan secara lengkap

dan terperinci akan memudahkan perusahaan dalam mengidentifikasi aktivitas

perusahaan dan melakukan pegawasan untuk mencegah terjadinya kecurangan

atau fraud. Begitu juga dengan penyajian neraca bahwa CV X belum

menyajikan aset lancar dan aset tidak lancar, kewajiban jangka pendek dan

kewajiban jangka panjang sebagai suatu klasifikasi yang terpisah dalam

neraca. Hal tersebut mengakibatkan laporan keuangan tersebut

sulit untuk dipahami oleh pengguna laporan keuangan.

Selain itu CV X belum menyajikan tiga laporan keuangan lainnya

yaitu laporan perubahan ekuitas, laporan perubahan modal dan catatan ata s

laporan keuangan. Hal itu dapat mengakibatkan pengguna laporan keuangan

sulit untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dan pihak yang berwenang juga

akan sulit untuk

melakukan pengambilan keputusan yang berguna bagi perusahaan di


masa
sekarang maupun dimasa mendatang. Sehingga laporan keuangan yang

disajikan CV X belum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan

Entitas Tanpa

Akuntabilitas Publik atau SAK-ETAP.

4.2 Saran
Berdasarkan simpulan yang sudah disampaikan diatas, maka penulis akan

memberikan saran yang mungkin nantinya akan bermanfaat bagi CV X


untuk

kedepannya diantaranya:

1. Menyarankan agar CV X melakukan pengklasifikasian akun sesuai

dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik

atau SAK- ETAP pada susunan laporan keuangan perusahaan baik dalam

laporan laba

rugi maupun neraca.

2. Menyarankan agar CV X mulai menyajikan laporan keuangan yang

sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas

Publik atau SAK-ETAP di masa yang akan datang dengan

menambahkan Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas dan Catatan

atas Laporan Keuangan. Karena laporan keuangan yang di buat secara

lengkap dan terperinci akan mempermudah pengguna laporan keuangan

dalam mengevaluasi bisnisnya dan dapat digunakan sebagai acuan pihak

manajemen dalam melakukan

pengambilan keputusan yang berguna bagi perusahaan.


DAFTAR PUSTAKA

Bahri, S. 2016. Pengantar Akuntansi Berdasarkan SAK ETAP dan IFRS. CV Andi
Offset. Yogyakarta.

Ikatan Akuntan Indonesia. 2016. Standar Akuntansi Keuangan Entitas


Tanpa Akuntabilitas Publik. Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik. Cetakan 5. DSAK-IAI. Jakarta.

Marckenzie, B. Applying IFRS® for SMEs. John Wiley & Sons, Inc. New Jersey.
Terjemahan D. Priyo. 2012. Cetakan 1. PT Indeks. Jakarta.

Muawanah, U dan F. Poernawati. 2008. Konsep Dasar Akuntansi Dan


Pelaporan Keuangan. Edisi Ketiga. Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah
Kejuruan. Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai